Anda di halaman 1dari 35

PESAWAT ATWOOD

I.

DASAR TEORI
Pesawat atwood adalah suatu system mekanika yang terdiri dari
dua massa yang dihubungkan dengan tali melalui katrol. Peristiwa ini
sangatlah erat kaitannya dengan Hukum Newton, Momen Inersia dan
Momen Gaya yang bekerja pada benda dalam system tersebut.

II.

Hukum Newton
Hukum gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi
dasar mekanika

klasik.

antara gaya yang

Hukum

bekerja

pada

ini

menggambarkan

suatu

benda

hubungan

dan gerak yang

disebabkannya. Hukum ini telah dituliskan dengan pembahasaan yang


berbeda-beda selama hampir 3 abad, dan dapat dirangkum sebagai
berikut:
1. Hukum Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang
konstan kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada
benda

tersebut. Berarti

massa dari

suatu

jika resultan

benda

tetap

gaya nol,
diam,

makapusat

atau

bergerak

dengan kecepatan konstan (tidak mengalami percepatan).


2. Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya
resultan

sebesar

akan

mengalami percepatan a

yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding


lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma.
Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
sama

dengan turunan dari momentum

linear benda

tersebut

terhadap waktu.
3. Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki
besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika
ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka
benda B akan memberi gaya sebesar F kepada benda A. F dan F
memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga

terkenal

sebagai

hukum

aksi-reaksi,

dengan

disebut

sebagai aksi dan F adalah reaksinya.


Ketiga

hukum

Newton dalam

gerak

ini

karyanya

pertama

dirangkum

Philosophi

oleh Isaac

Naturalis

Principia

Mathematica, pertama kali diterbitkan pada 5 Juli 1687. Newton


menggunakan karyanya untuk menjelaskan dan meniliti gerak dari
bermacam-macam benda fisik maupun sistem. Contohnya dalam jilid
tiga dari naskah tersebut, Newton menunjukkan bahwa dengan
menggabungkan antara hukum gerak dengan hukum gravitasi umum,
ia dapat menjelaskan hukum pergerakan planet milik Kepler.
Hukum Newton diterapkan pada benda yang dianggap sebagai
partikel, dalam evaluasi pergerakan misalnya, panjang benda tidak
dihiraukan, karena obyek yang dihitung dapat dianggap kecil, relatif
terhadap jarak yang ditempuh. Perubahan bentuk (deformasi) dan
rotasi dari suatu obyek juga tidak diperhitungkan dalam analisisnya.
Maka sebuah planet dapat dianggap sebagai suatu titik atau partikel
untuk dianalisa gerakan orbitnya mengelilingi sebuah bintang.
Dalam bentuk aslinya, hukum gerak Newton tidaklah cukup untuk
menghitung gerakan dari obyek yang bisa berubah bentuk (benda
tidak

padat). Leonard

generalisasi

hukum

Euler pada
gerak

tahun

Newton

1750

untuk

memperkenalkan

benda

padat

yang

disebut hukum gerak Euler, yang dalam perkembangannya juga dapat


digunakan untuk benda tidak padat. Jika setiap benda dapat
direpresentasikan sebagai sekumpulan partikel-partikel yang berbeda,
dan tiap-tiap partikel mengikuti hukum gerak Newton, maka hukumhukum Euler dapat diturunkan dari hukum-hukum Newton. Hukum
Euler dapat dianggap sebagai aksioma dalam menjelaskan gerakan
dari

benda

yang

mendekati kecepatan
diperhitungkan.

memiliki
cahaya,

dimensi.

efek

Ketika

dari relativitas

kecepatan
khusus harus

Pada pembahasan mengenai hukum Newton pada bidang datar


dan bidang miring, kita telah menganalisis komponen-komponen gaya
yang bekerja pada benda dan yang mempengaruhi gerakan benda
pada permukaan bidang datar dan bidang miring. Kali ini kita
mencoba mempelajari penerapan hukum Newton pada benda-benda
yang dihubungkan dengan tali, misalnya benda yang digantung pada
katrol. Sebelum membahas lebih jauh, terlebih dahulu kita berkenalan
dengan konsep tegangan tali. Tegangan tali akan selalu dijumpai
dalam setiap analisis mengenai komponen-komponen gaya yang
bekerja pada benda yang dihubungkan dengan tali. Oleh karena itu,
alangkah baiknya jika kosep tegangan tali dipahami secara baik dan
benar sehingga memudahkan dirimu dalam memahami penjelasan
selanjutnya.

Tegangan Tali
Untuk membantu dirimu memahami konsep tegangan tali, pahami
ilustrasi berikut ini. Misalnya kita letakan 3 benda pada permukaan
bidang datar, di mana ketiga benda tersebut dihubungkan dengan tali
( Terlampir Gambar 1.1 ).
Ketika kita menarik benda A ke kiri dengan gaya F, benda B dan C
juga ikut tertarik karena ketiga benda tersebut dihubungkan dengan
tali. Pada saat benda A ditarik, tali 1 dan tali 2 tegang sehingga pada
kedua ujung tali tersebut timbul tegangan tali (T). Benda A dan B
dihubungkan dengan tali yang sama sehingga gaya tegangan tali
pada kedua ujung tali 1 sama besar (T1). Demikian juga, besar gaya
tegangan tali pada kedua ujung tali 2 (T2) sama besar, karena benda
B dan C dihubungkan dengan tali yang sama. Ingat bahwa gaya
tegangan tali pada tali 1 (T1) berbeda dengan gaya tegangan tali
pada tali 2 (T2), karena tali 1 bekerja pada benda A dan B sedangkan
tali 2 bekerja pada benda B dan C. Inti penjelasan ini adalah gaya
tegangan tali (T) sama besar apabila tali bekerja pada benda yang
sama, dang besar gaya tegangan tali berbeda apabila bekerja pada
benda yang berbeda.

Tegangan Tali pada Katrol


Agar dirimu semakin memahami gaya tegangan tali, mari kita
tinjau gaya tegangan tali katrol. Permukaan katrol dianggap licin
sempurna sehingga tidak ada gaya gesek dan massa tali sangat
ringan sehingga kita abaikan dalam analisis ini.
Contoh:
Pada

katrol

digantungkan

tali

dan

pada

kedua

ujung

tali

digantungkan dua benda, masing-masing bermasa m1 dan m2. m1


lebih besar dari m2 (gaya berat pada benda bermassa m1 lebih besar
dari gaya berat pada benda bermassa m2) sehingga katrol berputar
ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam). Benda bermassa m1
bergerak turun sedangkan benda bermassa m2 bergerak naik.
( Terlampir Gambar 1.2 )

Hukum Newton pada Bidang Datar


Hukum-hukum Newton yang telah kita pelajari sebelumnya dapat
digunakan untuk memecahkan berbagai persoalan mekanika. Sebagai
contoh, kita dapat menentukan percepatan gerak sebuah benda
dengan mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Atau sebaliknya, kita juga bisa menentukan gaya-gaya yang bekerja
pada sebuah benda yang bergerak, apabila diketahui percepatannya.
Mari kita mulai dengan persoalan mekanika yang sangat sederhana
Catatan :
Dengan berpedoman pada koordinat x dan y, kita tetapkan arah ke
kanan dan ke atas sebagai arah positif sedangkan ke bawah dan ke
kiri sebagai arah negatif. Benda yang diletakan pada bidang datar dan
ditarik dengan gaya konstan. Permukaan bidang datar sangat licin
(gesekan nol)
( Terlampir Gambar 1.3 ) Pada gambar a, benda di tarik ke kanan
dengan konstan F yang sejajar horisontal, sedangkan pada gambar b,
benda ditarik ke kanan dengan gaya konstan F yang membentuk

sudut terhadap horisontal. Apakah pada benda hanya bekerja gaya


tarik F ? mari kita tinjau gaya-gaya yang bekerja pada benda di atas.
( Terlampir Gambar 1.4 ) Karena permukaan bidang datar sangat
licin,

maka

kita

mengandaikan

gaya

gesekan

nol.

Dalam

kenyataannya gaya gesek tidak pernah bernilai nol. Ini hanya model
ideal. Selain gaya tarik F yang arahnya ke kanan, pada benda juga
bekerja gaya berat (w) dan gaya normal (N). Pasangan gaya berat w
dan gaya normal N bukan pasangan gaya aksi-reaksi. Ingat bahwa
gaya aksi-reaksi bekerja pada benda yang berbeda, sedangkan kedua
gaya di atas (Gaya berat dan Gaya Normal) bekerja pada benda yang
sama. Disebut gaya normal karena arah gaya tersebut tegak lurus
bidang di mana benda berada besar gaya normal sama dengan
gaya berat (N = w). Karena gaya normal (N) dan gaya berat (w)
memiliki gaya berat yang sama dan arahnya berlawanan maka kedua
gaya tersebut saling menghilangkan. Pada gambar a, benda bergerak
karena adanya gaya tarik (F), sedangkan pada gambar b, benda
bergerak karena komponen gaya tarik pada arah horisontal (Fx).
Gambar a
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :

Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah :

Gambar b

Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :

Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah :

Permukaan bidang datar kasar (ada gaya gesekan)


Sekarang mari kita tinjau benda yang diletakan pada bidang datar
yang kasar. Selain ketiga gaya seperti yang telah diuraikan di atas, pada
benda juga bekerja gaya gesekan (Fg) lihat gambar 1.4.
Gambar a
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :

Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah :

Gambar b
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :

Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah :

Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang


bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek
statik (lambangnya fs). Gaya gesek statis yang maksimum sama dengan
gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda
telah bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan biasanya berkurang
sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan
laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan masih bekerja
pada permukaan benda yang bersentuhan tersebut. Gaya gesekan yang
bekerja ketika benda bergerak disebut gaya gesekan kinetik (lambangnya
fk) (kinetik berasal dari bahasa yunani yang berarti bergerak. Ketika
sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan
bekerja berlawanan arah terhadap kecepatan benda.

Permukaan bidang miring sangat licin (gesekan nol)

Terdapat tiga kondisi yang berbeda, sebagaimana ditunjukkan


pada gambar di bawah. Pada gambar a, benda meluncur pada bidang
miring yang licin (gaya gesekan = 0) tanpa ada gaya tarik. Jadi benda
bergerak akibat adanya komponen gaya berat yang sejajar bidang miring
(w sin teta). Pada gambar b, benda meluncur pada bidang miring yang
licin (gaya gesekan = 0) akibat adanya gaya tarik (F) dan komponen gaya
berat yang sejajar bidang miring (w sin teta). Pada gambar c, benda
bergerak akibat adanya komponen gaya tarik yang sejajar permukaan
bidang miring (F cos teta) dan komponen gaya berat yang sejajar bidang
miring (w sin teta). Sekarang mari kita tinjau satu persatu. ( Terlampir
Gambar 1.5 )
Benda bergerak akibat adanya komponen gaya berat yang sejajar
permukaan bidang miring. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan
gerak benda adalah :

Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah :

Pada ( Terlampir Gambar 1.6 ), benda bergerak akibat adanya gaya


tarik F dan komponen gaya berat (w sin teta) yang sejajar permukaan
bidang miring.
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :

Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah :

Pada ( Terlampir Gambar 1.7 ), benda bergerak akibat adanya


komponen gaya tarik F yang sejajar permukaan bidang miring (F cos teta)
dan komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring (w sin
teta).
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :

Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah :

Permukaan bidang miring kasar (ada gaya gesekan)


Pertama, benda bergerak pada bidang miring akibat adanya
komponen

gaya

berat

yang

sejajar

permukaan

bidang

miring,

sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Karena permukaan bidang


miring kasar, maka terdapat gaya gesekan yang arahnya berlawanan
dengan arah gerakan benda. ( Terlampir Gambar 1.8 )
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :

Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah :

Kedua, benda bergerak pada bidang miring akibat adanya gaya


tarik (F) dan komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring
(w sin teta), sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Karena
permukaan bidang miring kasar, maka terdapat gaya gesekan (fg) yang
arahnya berlawanan dengan arah gerakan benda. ( Terlampir Gambar 1.9
)
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :

Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah :

Ketiga, benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik yang


sejajar permukaan bidang miring (F cos teta) dan komponen gaya berat

yang sejajar bidang miring (w sin teta). Karena permukaan bidang miring
kasar, maka terdapat gaya gesekan (fg) yang arahnya berlawanan
dengan arah gerakan benda. ( Terlampir Gambar 1.10)
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :

Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah :

III.

1. Hukum Newton 1
Bagaimana hubungan yang tepat antara Gaya dan Gerak ? Untuk
mengawalinya, mari kita bayangkan apa yang terjadi ketika gaya total
pada sebuah benda sama dengan nol atau dengan kata lain tidak ada
gaya yang bekerja pada benda. Anda pasti akan setuju bahwa benda
tersebut dalam keadaan diam, dan jika tidak ada gaya yang bekerja
padanya, yaitu tidak ada tarikan atau dorongan, maka benda itu akan
tetap diam. Nah, bagaimana jika terdapat gaya total nol yang bekerja
pada benda yang sedang bergerak ?
Untuk memperjelas permasalahan ini, anggap saja anda sedang
mendorong sekeping uang logam pada permukaan lantai kasar.
Setelah anda berhenti mendorong, keping uang logam tersebut tidak
akan terus bergerak, namun melambat kemudian berhenti. Untuk
menjaganya agar tetap bergerak, kita harus tetap mendorong
(memberikan gaya). Jika dicermati dengan saksama, anda akan

menyimpulkan bahwa benda-benda yang bergerak secara alami akan


berhenti dan sebuah gaya diperlukan agar untuk mempertahankannya
agar tetap bergerak. Pada abad ketiga Sebelum Masehi, Aristoteles,
seorang filsuf Yunani pernah menyatakan bahwa diperlukan sebuah
gaya agar benda tetap bergerak pada bidang datar. Menurut
Aristoteles, keadaan alami dari sebuah benda adalah diam. Oleh
karena itu perlu ada gaya untuk menjaga agar benda tetap bergerak.
Ia juga mengatakan bahwa laju benda sebanding dengan besar gaya,
di mana makin besar gaya, makin besar laju gerak benda tersebut.
Setelah 2000 tahun kemudian, Galileo Galilei mempersoalkan
pandangan Aristoteles. Galileo mengatakan bahwa sama alaminya
bagi sebuah benda untuk bergerak mendatar dengan kecepatan
tetap, seperti ketika benda tersebut berada dalam keadaan diam.
Untuk memahami pandangan galileo, bayangkan anda mendorong
sekeping uang logam pada permukaan lantai yang sangat licin.
Setelah anda berhenti mendorong, keping uang logam tersebut akan
meluncur jauh lebih panjang (dibandingkan ketika mendorong di atas
permukaan lantai kasar). Jika dituangkan minyak pelumas atau pelicin
lainnya pada permukaan lantai tersebut, maka keping uang logam
akan bergerak lebih jauh, dibandingkan dengan percobaan pertama.
Untuk mendorong sebuah benda yang mempunyai permukaan
kasar di permukaan lantai dengan laju tetap, dibutuhkan gaya dengan
besar tertentu. Untuk mendorong sebuah benda lain yang sama
beratnya tetapi mempunyai permukaan yang licin di atas lantai
dengan laju yang sama, akan diperlukan gaya yang lebih kecil. Jika
dituangkan pelumas pada permukaan benda dan lantai, maka hampir
tidak diperlukan gaya sama sekali untuk menggerakan benda.
Perhatikan bahwa pada percobaan di atas, besarnya gaya dorong
semakin kecil akibat permukaan benda semakin licin. Selanjutnya, kita
dapat membayangkan sebuah keadaan di mana keping uang logam
tersebut tidak bersentuhan dengan lantai sama sekali atau ada pelicin
sempurna antara permukaan bawah keping uang logam dengan

lantai.

Anggapan

mengenai

adanya

pelicin

sempurna

tersebut

membuat uang logam bergerak dengan laju tetap tanpa ada gaya
yang diberikan. Ini adalah gagasan Galileo yang membayangkan
dunia

tanpa

gesekan.

Pemikiran

ini

kemudian

membuatnya

menyimpulkan bahwa jika tidak ada gaya yang diberikan kepada


benda yang bergerak, maka benda tersebut terus bergerak lurus
dengan laju tetap. Benda yang sedang bergerak akan melambat
apabila pada benda bekerja gaya total. Dengan demikian, Galileo
menganggap bahwa gesekan merupakan gaya yang sama dengan
tarikan atau dorongan biasa.
Untuk mendorong keping uang logam untuk bergerak pada
permukaan lantai, dibutuhkan gaya dari tangan kita, hanya untuk
mengimbangi gaya gesekan. Jika benda tersebut bergerak dengan laju
tetap, gaya dorongan kita sama besar dengan gaya gesek; tetapi
kedua gaya ini memiliki arah yang berbeda sehingga gaya total pada
benda adalah nol. Hal ini sesuai dengan pendapat Galileo karena
benda bergerak dengan laju tetap apabila pada benda tidak bekerja
gaya total.
Hukum I Newton menyatakan bahwa :
Setiap

benda

tetap

berada

dalam

keadaan

diam

atau

bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus (percepatan


nol), kecuali terdapat gaya total pada benda tersebut.
Kecenderungan
mempertahankan
hukum

suatu

keadaan

Newton

benda
diam

dikenal

untuk

tetap

dinamakan
juga

bergerak

inersia.

dengan

atau

Karenanya,

julukan Hukum

Inersia alias Hukum Kelembaman.


Sifat lembam ini dapat kita amati, misalnya ketika mengeluarkan
saus tomat dari botol dengan mengguncangnya. Pertama, kita
memulai dengan menggerakan botol ke bawah; pada saat kita
mendorong botol ke atas, saus akan tetap bergerak ke bawah dan
jatuh pada makanan. Kecenderungan sebuah benda yang diam untuk

tetap diam juga diakibatkan oleh inersia alias kelembaman. Misalnya


ketika kita menarik selembar kertas yang ditindih oleh tumpukan buku
tebal dan berat. Jika lembar kertas tadi ditarik dengan cepat, maka
tumpukan buku tersebut tidak bergerak.
Contoh lain yang sering kita alami adalah ketika berada di dalam
mobil. Apabila mobil bergerak maju secara tiba-tiba, maka tubuh kita
akan sempoyongan ke belakang, demikian juga ketika mobil tiba-tiba
direm, tubuh kita akan sempoyongan ke depan. Hal ini diakibatkan
karena tubuh kita memiliki kecenderungan untuk tetap diam jika kita
diam dan juga memiliki kecenderungan untuk terus bergerak jika kita
telah bergerak.
Perlu diingat bahwa yang terjadi pada Hukum Pertama Newton
adalah gaya total. Sebagai contoh , sebuah kotak yang diam di atas
meja datar akan memiliki dua gaya yang bekerja padanya, yakni :
gaya ke bawah akibat gaya gravitasi dan gaya dorong ke atas oleh
permukaan meja. Dorongan ke atas dari permukaan meja, hanyalah
sebesar gaya tarik ke bawah akibat gravitasi, jadi gaya total yang
dialami buku adalah nol. Ingat bahwa besarnya gaya tersebut sama
namun

memiliki

arah

yang

berlawanan

sehingga

saling

menghilangkan. Karena besarnya gaya total = 0, buku tersebut


berada dalam kesetimbangan, yang membuatnya diam alias tidak
bergerak (benda bergerak dari keadaan diam jika gaya total tidak
nol/jika ada gaya total. Pada kasus benda yang sedang bergerak,
apabila gaya total nol maka benda bergerak dengan laju tetap). Gaya
ke atas dari permukaan disebut Gaya Normal (N), karena arahnya
normal atau tegak lurus terhadap permukaan yang bersentuhan.
Mengenai akan kita bahas pada topik khusus.
Hukum Pertama Newton telah dibuktikan oleh para astronout pada
saat berada di luar angkasa. Ketika seorang astronout mendorong
sebuah

pensil

(pensil

mengambang

karena

tidak

ada

gaya

gravitasi),pensil tersebut bergerak lurus dengan laju tetap dan baru


berhenti setelah menabrak dinding pesawat luar angkasa. Hal ini

disebabkan karena di luar angkasa tidak ada udara, sehingga tidak


ada gaya gesek yang menghambat gerak pensil tersebut.
Berdasarkan hukum I Newton, dapatlah Anda pahami bahwa suatu
benda cenderung mempertahankan keadaannya. Benda yang mulamuladiam akan mempertahankan keadaan diamnya, dan benda yang
mula-mula bergerak akan mempertahankan geraknya. Oleh karena
itu, hukumI Newton juga sering disebut sebagai hukum kelembaman
atau hukum inersia.
Ukuran kuantitas kelembaman suatu benda adalah massa. Setiap
benda memiliki tingkat kelembaman yang berbeda-beda. Makin
besarmassa

suatu

benda,

makin

besar

kelembamannya.

Saat

mengendaraisepeda motor Anda bisa langsung memperoleh kelajuan


besar dalamwaktu singkat. Namun, saat Anda naik kereta, tentu
memerlukan waktuyang lebih lama untuk mencapai kelajuan yang
besar. Hal itu terjadi karenakereta api memiliki massa yang jauh lebih
besar daripada massa sepedamotor.Setiap hari Anda mengalami
hukum I Newton. Misalnya, saatkendaraan yang Anda naiki direm
secara mendadak, maka Anda akanterdorong ke depan dan saat
kendaraan yang Anda naiki tiba-tiba bergerak, maka Anda akan
terdorong ke belakang.
III.

2. Hukum Newton 2
Hukum II Newton kita telah mempelajari tentang resultan gaya.
Masih ingatkah kamu apa yang dimaksud dengan resultan gaya?
Resultan gaya yang bekerja pada lemari merupakan penjumlahan dari
gaya yang diberikan oleh masing-masing orang. Resultan gaya yang
dialami lemari lebih besar daripada gaya yang diberikan oleh masingmasing orang, sehingga lemari lebih mudah digeser. Jikalemari
tersebut hanya didorong oleh salah satu orang dengan gaya yang
lebih kecil daripada resultan gaya kedua orang tersebut maka lemari
akan lebih sulit digeser. Dengan demikian, semakin besar gaya yang
bekerja pada benda, benda akan bergerak semakin cepat. Jika kamu

mendorong sebuah meja dengan gaya yang besarnya sama dengan


besar gaya yang digunakan untuk menggeser lemari maka meja
tersebut akan bergeser lebih cepat. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa
semakin kecil massa suatu benda, benda akan lebih cepat bergerak.
Peristiwa-peristiwa di atas sesuai dengan Hukum II Newton yang
berbunyi:
Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada
benda berbanding

lurus dengan besargayanya dan

berbanding terbalik dengan massa benda. Contoh penerapan


hukum II Newton adalah pada gerakan di dalam lift. Ketika kita berada
di dalam lift yang sedang bergerak, gaya berat kita akan berubah
sesuai pergerakan lift. Saat lift bergerak ke atas, kita akan merasakan
gaya berat yang lebih besar dibandingkan saat lift dalam keadaan
diam. Hal yang sebaliknya terjadi ketika lift yang kita tumpangi
bergerak ke bawah. Saat lift bergerak kebawah, kita akan merasakan
gaya berat yang lebih kecil daripada saat lift dalam keadaan diam.
Sekarang kita kembali ke pertanyaan awal pada bagian pengantar.
Apa yang terjadi jika gaya total yang bekerja pada benda tidak sama
dengan nol ? Newton mengatakan bahwa jika pada sebuah benda
diberikan gaya total atau dengan kata lain, terdapat gaya total yang
bekerja pada sebuah benda, maka benda yang diam akan bergerak,
demikian juga benda yang sedang bergerak bertambah kelajuannya.
Apabila arah gaya total berlawanan dengan arah gerak benda, maka
gaya tersebut akan mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya
total berbeda dengan arah gerak benda maka arah kecepatan benda
tersebut berubah dan mungkin besarnya juga berubah. Karena
perubahan

kecepatan

merupakan

menyimpulkan

bahwa

gaya

menyebabkan

benda

tersebut

percepatan

total

yang

maka

bekerja

mengalami

kita

pada

percepatan.

dapat
benda
Arah

percepatan tersebut sama dengan arah gaya total. Jika besar gaya
total tetap atau tidak berubah, maka besar percepatan yang dialami
benda juga tetap alias tidak berubah.

Bagaimana hubungan antara Percepatan dan Gaya ? Pernahkah


anda mendorong sesuatu ? mungkin motor yang mogok atau gerobak
sampah jika belum pernah mendorong sesuatu seumur hidup anda,
gurumuda menyarankan agar sebaiknya anda berlatih mendorong.
Tapi jangan mendorong mobil orang lain yang sedang diparkir, apalagi
mendorong teman anda hingga jatuh. Ok, kembali ke dorong.
Bayangkanlah anda mendorong sebuah gerobak sampah yang baunya menyengat. Usahakan sampai gerobak tersebut bergerak. Nah,
ketika gerobak bergerak, kita dapat mengatakan bahwa terdapat gaya
total yang bekerja pada gerobak itu. Silahkan dorong gerobak sampah
itu dengan gaya tetap selama 30 detik. Ketika anda mendorong
gerobak tersebut dengan gaya tetap selama 30 menit, tampak bahwa
gerobak yang tadinya diam, sekarang bergerak dengan laju tertentu,
anggap saja 4 km/jam. Sekarang, doronglah gerobak tersebut dengan
gaya dua kali lebih besar (gerobaknya didiamin dulu). Apa yang anda
amati ? Jika anda mendorong gerobak sampah dengan gaya dua kali
lipat, maka gerobak tersebut bergerak dengan laju 4 km/jam dua kali
lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Percepatan gerak gerobak dua
kali lebih besar. Apabila anda mendorong gerobak dengan gaya lima
kali lebih besar, maka percepatan gerobak juga bertambah lima kali
lipat.

Demikian

seterusnya.

Kita

bisa

menyimpulkan

bahwa

percepatan berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja pada


benda.
Seandainya percobaan mendorong gerobak sampah diulangi.
Percobaan pertama, kita menggunakan gerobak yang terbuat dari
kayu, sedangkan percobaan kedua kita menggunakan gerobak yang
terbuat dari besi dan lebih berat. Jika anda mendorong gerobak besi
dengan gaya dua kali lipat, apakah gerobak tersebut bergerak dengan
laju 4 km/jam dua kali lebih cepat dibandingkan gerobak sebelumnya
yang terbuat dari kayu ?
Tentu saja tidak karena percepatan juga bergantung pada massa
benda. Anda dapat membuktikannya sendiri dengan melakukan

percobaan di atas. Jika anda mendorong gerobak sampah yang


terbuat dari sampah dengan gaya yang sama ketika anda mendorong
gerobak yang terbuat dari kayu, makaakan terlihat bahwa percepatan
gerobak besi lebih kecil. Apabila gaya total yang bekerja pada benda
tersebut sama, maka makin besar massa benda, makin kecil
percepatannya, sebaliknya makin kecil massa benda makin besar
percepatannya.
Hubungan ini dikemas oleh Newton dalam Hukum-nya, yakni
Hukum II Newton tentang Gerak :
Jika suatu gaya total bekerja pada benda, maka benda
akan mengalami

percepatan, di mana arah percepatan sama

dengan arah gaya total yang bekerja


total

sama

dengan

massa

benda

padanya. Vektor gaya


dikalikan

dengan

percepatan benda.
Jadi apabila tidak ada gaya total alias resultan gaya yang bekerja
pada benda maka benda akan diam apabila benda tersebut sedang
diam; atau benda tersebut bergerak dengan kecepatan tetap, jika
benda sedang bergerak. Ini merupakan bunyi Hukum I Newton. Setiap
gaya F merupakan vektor yang memiliki besar dan arah. Persamaan
hukum II Newton di atas dapat ditulis dalam bentuk komponen pada
koordinat xyz atau koordinat tiga dimensi.
Satuan massa adalah kilogram, satuan percepatan adalah kilogram
meter per sekon kuadrat (kg m/s2). Satuan Gaya dalam Sistem
Internasional adalah kg m/s2. Nama lain satuan ini adalah Newton;
diberikan

untuk

menghargai

jasa

Isaac

Newton.

Satuan-satuan

tersebut merupaka satuan Sistem Internasional (SI). Dengan kata lain,


satu Newton adalah gaya total yang diperlukan untuk memberikan
percepatan sebesar 1 m/s2 kepada massa 1 kg. Hal ini berarti 1
Newton = 1 kg m/s2.
Dalam satuan CGS (centimeter, gram, sekon), satuan massa adalah
gram (g), gaya adalah dyne. Satu dyne didefinisikan sebagai gaya

total yang diperlukan untuk memberi percepatan sebesar 1 cm/s2


untuk benda bermassa 1 gram. Jadi 1 dyne = 1 gr cm/s2.
Kedua jenis satuan yang kita bahas di atas adalah satuan Sistem
Internasional (SI). Untuk satuan Sistem Inggris (British Sistem), satuan
gaya adalah pound (lb). 1 lb = 4,45 N. Satuan massa = slug. Dengan
demikian, 1 pound didefinisikan sebagai gaya total yang diperlukan
untuk memberi percepatan sebesar 1 ft/s2 kepada benda bermassa 1
slug. Dalam perhitungan, sebaiknya anda menggunakan satuan MKS
(meter, kilogram, sekon) SI. Jadi jika diketahui satuan dalam CGS atau
sistem British, terlebih dahulu anda konversi.
III.

3. Hukum Newton 3

Pada

Hukum

II

Newton,

kita

belajar

bahwa

gaya-gaya

mempengaruhi gerakan benda. Dari manakah gaya tersebut datang ?


dalam kehidupan sehari-hari, kita mengamati bahwa gaya yang
diberikan kepada sebuah benda, selalu berasal dari benda lain.
gerobak bergerak karena kita yang mendorong, paku dapat tertanam
karena dipukul dengan martil, buah mangga yang lezat jatuh karena
ditarik oleh gravitasi bumi, demikian juga benda yang terbuat dari
besi ditarik oleh magnet. Apakah semua benda bergerak karena
diberikan gaya oleh benda lain ?
Newton mengatakan bahwa kenyataan dalam kehidupan seharihari tidak semuanya seperti itu. Ketika sebuah benda memberikan
gaya kepada benda lain maka benda kedua tersebut membalas
dengan memberikan gaya kepada benda pertama, di mana gaya yang
diberikan sama besar tetapi berlawanan arah. Jadi gaya yang bekerja
pada sebuah benda merupakan hasil interaksi dengan benda lain.
Anda dapat melakukan percobaan untuk membuktikan hal ini.
Tendanglah batu atau tembok dengan keras, maka kaki anda akan
terasa sakit. Mengapa kaki terasa sakit ? hal ini disebabkan karena
ketika kita menendang tembok atau batu, tembok atau batu
membalas memberikan gaya kepada kaki kita, di mana besar gaya

tersebut sama, hanya berlawanan arah. Gaya yang kita berikan


arahnya menuju batu atau tembok, sedangkan gaya yang diberikan
oleh batu atau tembok arahnya menuju kaki kita. Ketika kita
menendang bola, gaya yang kita berikan tersebut menggerakan bola.
Pada saat yang sama, kita merasa gaya dari bola menekan kaki kita.
Jika anda punya skate board, lakukanlah percobaan berikut ini
sehingga semakin menambah pemahaman anda. letakan papan
luncur alias skate board di dekat sebuah tembok. Berdirilah di atas
skate board (papan luncur) tersebut dan doronglah tembok dihadapan
anda. Apa yang anda alami ? skate board tersebut meluncur ke
belakang. Aneh bukan ? Padahal anda tidak mendorong skate board
ke belakang. Skate board meluncur ke belakang karena tembok yang
anda dorong membalas memberikan gaya dorong kepada anda, di
mana arah gaya yang diberikan tembok berlawanan arah dengan arah
dorongan anda. Anda mendorong tembok ke depan, sedangkan
tembok

mendorong

anda

ke

belakang

sehingga

skate

board

kesayangan anda meluncur ke belakang. Jika anda tinggal di tepi


pantai dan termasuk anak pantai, lakukanlah percobaan dengan
menaiki perahu dan melemparkan sesuatu, entah batu atau benda
lain ke luar dari perahu. Lakukanlah hal ini ketika perahu sedang diam.
Amati bahwa perahu akan bergerak ke belakang jika anda melempar
ke depan, dan sebaliknya. Nah, semua penjelasan panjang lebar ini
adalah inti Hukum III Newton.
Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka
benda kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua
gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah.
Secara matematis Hukum III Newton dapat ditulis sebagai berikut :
F A ke B = - F B ke A
F A ke B adalah gaya yang diberikan oleh benda A kepada benda B,
sedangkan F B ke A adalah gaya yang yang diberikan benda B kepada
benda A. Misalnya ketika anda menendang sebuah batu, maka gaya

yang anda berikan adalah F A ke B, dan gaya ini bekerja pada batu.
Gaya yang diberikan oleh batu kepada kaki anda adalah - F B ke A.
Tanda

negatif

berlawanan

menunjukkan

dengan

gaya

bahwa

aksi

arah

yang

gaya

anda

reaksi

berikan.

tersebut

Jika

anda

menggambar tanda panah yang melambangkan interaksi kedua gaya


ini, maka gaya F A ke B digambar pada batu, sedangkan gaya yang
diberikan batu kepada kaki anda, - F B ke A, digambarkan pada kaki
anda.
Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita tulis sebagai
berikut :
Faksi = -Freaksi
Hukum warisan Newton ini dikenal dengan julukan hukum aksireaksi. Ada aksi maka ada reaksi, yang besarnya sama dan
berlawanan arah. Kadang-kadang kedua gaya tersebut disebut
pasangan aksi-reaksi. Ingat bahwa kedua gaya tersebut (gaya aksigaya reaksi) bekerja pada benda yang berbeda. Berbeda dengan
Hukum I Newton dan Hukum II Newton yang menjelaskan gaya yang
bekerja pada benda yang sama.
Gaya aksi dan reaksi adalah gaya kontak yang terjadi ketika kedua
benda bersentuhan. Walaupun demikian, Hukum III Newton juga
berlaku untuk gaya tak sentuh, seperti gaya gravitasi yang menarik
buah mangga kesayangan anda. Ketika kita menjatuhkan batu,
misalnya, antara bumi dan batu saling dipercepat satu dengan lain.
batu bergerak menuju ke permukaan bumi, bumi juga bergerak
menuju batu. Gaya total yang bekerja pada bumi dan batu besarnya
sama. Bumi bergerak ke arah batu yang jatuh ? Karena massa bumi
sangat besar maka percepatan yang dialami bumi sangat kecil (Ingat
hubungan antara massa dan percepatan pada persamaan hukum II
Newton). Walaupun secara makroskopis tidak tampak, tetapi bumi
juga bergerak menuju batu atau benda yang jatuh akibat gravitasi.

Bumi menarik batu, batu juga membalas gaya tarik bumi, di mana
besar gaya tersebut sama namun arahnya berlawanan.

IV.

Momen Inersia
Pada gerak rotasi ini, dikenalkan besaran baru lagi yang dinamakan
momen inersia. Inersia berarti lembam atau mempertahankan diri.
Momen inersia berarti besaran yang nilainya tetap pada suatu gerak
rotasi. Besaran ini analog dengan massa pada gerak translasi atau
lurus. Besarnya momen inersia sebuah partikel yang berotasi dengan
jari-jari R seperti pada ( Terlampir Gambar 1.11 ). Didefinisikan
sebagai hasil kali massa dengan kuadrat jari-jarinya. I = m R2. Untuk
sistem partikel atau benda tegar memenuhi hubungan berikut.

k adalah nilai konstanta inersia yang besarnya tergantung pada suhu


dan bentuk bendanya.
Torsi berpengaruh terhadap gerakan benda yang berotasi. semakin
besar torsi, semakin besar pengaruhnya terhadap gerakan benda
yang berotasi. dalam hal ini, semakin besar torsi, semakin besar
perubahan

kecepatan

sudut

yang

dialami

benda.

Perubahan

kecepatan sudut = percepatan sudut. Jadi kita bisa mengatakan


bahwa torsi sebanding alias berbanding lurus dengan percepatan
sudut benda. Perlu diketahui bahwa benda yang berotasi juga
memiliki massa.
Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda.
Massa

bisa

diartikan

sebagai

kemampuan

suatu

benda

untuk

mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila benda sudah bergerak


lurus dengan kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan jika massa
benda itu besar. Sebuah truk gandeng yang sedang bergerak lebih
sulit dihentikan dibandingkan dengan sebuah taxi. Sebaliknya jika

benda sedang diam (kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit


digerakan jika massanya besar. Misalnya jika kita menendang bola
tenis meja dan bola sepak dengan gaya yang sama, maka tentu saja
bola sepak akan bergerak lebih lambat.
Dalam gerak rotasi, massa benda tegar dikenal dengan julukan
Momen Inersia alias MI. Momen Inersia dalam Gerak Rotasi tuh mirip
dengan massa dalam gerak lurus. Kalau massa dalam gerak lurus
menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan
kecepatan linear (kecepatan linear = kecepatan gerak benda pada
lintasan lurus), maka Momen Inersia dalam gerak rotasi menyatakan
ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan sudut
(kecepatan sudut = kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak
rotasi. Disebut sudut karena dalam gerak rotasi, benda bergerak
mengitari sudut). Makin besar Momen inersia suatu benda, semakin
sulit membuat benda itu berputar alias berotasi. sebaliknya, benda
yang berputar juga sulit dihentikan jika momen inersianya besar.
Momen Inersia Partikel
Sebelum kita membahas momen inersia benda tegar, terlebih
dahulu kita pelajari Momen inersia partikel.Konsep partikel ini yang
kita gunakan dalam membahas gerak benda pada Topik Kinematika
(Gerak Lurus, Gerak Parabola, Gerak Melingkar) dan Dinamika (Hukum
Newton). Jadi benda-benda dianggap seperti partikel.
Konsep partikel itu berbeda dengan konsep benda tegar. Dalam
gerak lurus dan gerak parabola, misalnya, kita menganggap benda
sebagai partikel, karena ketika bergerak, setiap bagian benda itu
memiliki kecepatan (maksudnya kecepatan linear) yang sama. Ketika
sebuah mobil bergerak, misalnya, bagian depan dan bagian belakang
mobil mempunyai kecepatan yang sama. Jadi kita bisa mengganggap
mobil seperti partikel alias titik.

Ketika sebuah benda melakukan gerak rotasi, kecepatan linear


setiap bagian benda berbeda-beda. Bagian benda yang ada di dekat
sumbu rotasi bergerak lebih pelan (kecepatan linearnya kecil),
sedangkan bagian benda yang ada di tepi bergerak lebih cepat
(kecepatan linear lebih besar). Jadi , kita tidak bisa menganggap
benda sebagai partikel karena kecepatan linear setiap bagian benda
berbeda-beda ketika ia berotasi. Btw, kecepatan sudut semua bagian
benda itu sama. Mengenai hal ini sudah dijelaskan dalam Kinematika
Rotasi.
Terlebih dahulu kita tinjau Momen Inersia sebuah partikel yang
melakukan gerak rotasi. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kita
memahami konsep momen inersia. Setelah membahas Momen Inersia
Partikel, kita akan berkenalan dengan momen inersia benda tegar.
( Terlampir Gambar 1.12 )
Misalnya sebuah partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga ia
melakukan gerak rotasi terhadap sumbu O. Partikel itu berjarak r dari
sumbu rotasi. mula-mula partikel itu diam (kecepatan = 0). Setelah
diberikan gaya F, partikel itu bergerak dengan kecepatan linear
tertentu.

Mula-mula

partikel

diam,

lalu

bergerak

(mengalami

perubahan kecepatan linear) setelah diberikan gaya. Dalam hal ini


benda mengalami percepatan tangensial. Percepatan tagensial =
percepatan linear partikel ketika berotasi. Kita bisa menyatakan
hubungan antara gaya (F), massa (m) dan percepatan tangensial (at),
dengan persamaan Hukum II Newton :

Karena partikel itu melakukan gerak rotasi, maka ia pasti


mempunyai percepatan sudut. Hubungan antara percepatan
tangensial dengan percepatan sudut dinyatakan dengan persamaan :

Sekarang kita masukan a tangensial ke dalam persamaan di atas :

Kita kalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan r :

Perhatikan ruas kiri. rF = Torsi, untuk gaya yang arahnya tegak lurus
sumbu (bandingan dengan gambar di atas). Persamaan ini bisa ditulis
menjadi :

mr2 adalah momen inersia partikel bermassa m, yang berotasi sejauh


r dari sumbu rotasi. persamaan ini juga menyatakan hubungan antara
torsi, momen inersia dan percepatan sudut partikel yang melakukan
gerak rotasi. Istilah kerennya, ini adalah persamaan Hukum II Newton
untuk partikel yang berotasi.
Jadi Momen Inersia partikel merupakan hasil kali antara massa
partikel itu (m) dengan kuadrat jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke
partikel (r2). Untuk mudahnya, bandingkan dengan gambar di atas.
Secara matematis, momen inersia partikel dirumuskan sebagai berikut
:

Momen Inersia Benda Tegar


Benda tegar adalah benda padat yang tidak berubah bentuk apabila
dikenai gaya luar. Dalam dinamika, bila suatu benda tegar berotasi,

maka semua partikel di dalam benda tegar tersebut memiliki


percepatan sudut yang sama. Momen gaya atau gaya resultan
gerak rotasi didefinisikan sebagai berikut.
Apabila sebuah benda tegar diputar terhadap suatu sumbu tetap,
maka resultan gaya putar (torque, baca torsi) luar terhadap sumbu itu
sama dengan hasil kali momen inersia benda itu terhadap sumbu
dengan percepatan sudut.
Secara umum, Momen Inersia setiap benda tegar bisa dinyatakan
sebagai berikut :

Benda tegar bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel yang
tersebar di seluruh bagian benda itu. Setiap partikel-partikel itu punya
massa dan tentu saja memiliki jarak r dari sumbu rotasi. jadi momen
inersia dari setiap benda merupakan jumlah total momen inersia
setiap partikel yang menyusun benda itu.
Ini

cuma

persamaan

umum

saja.

Bagaimanapun

untuk

menentukan Momen Inersia suatu benda tegar, kita perlu meninjau


benda tegar itu ketika ia berotasi. Walaupun bentuk dan ukuran dua
benda sama, tetapi jika kedua benda itu berotasi pada sumbu alias
poros yang berbeda, maka Momen Inersia-nya juga berbeda.
Dalam gerak rotasi, massa benda tegar dikenal dengan julukan
Momen Inersia alias MI. Momen Inersia dalam Gerak Rotasi sama
dengan massa dalam gerak lurus. Bila massa dalam gerak lurus
menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan
kecepatan linear (kecepatan linear = kecepatan gerak benda pada
lintasan lurus), maka Momen Inersia dalam gerak rotasi menyatakan
ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan sudut

(kecepatan sudut = kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak


rotasi. Disebut sudut karena dalam gerak rotasi, benda bergerak
mengitari sudut). Makin besar Momen inersia suatu benda, semakin
sulit membuat benda itu berputar alias berotasi. sebaliknya, benda
yang berputar juga sulit dihentikan jika momen inersianya besar.

V.

Momen Gaya
Pada gerak lurus atau gerak translasi, faktor yang menyebabkan
adanya gerak adalah gaya (F). Sedangkan pada gerak rotasi atau
gerak melingkar, selain gaya (F), ada faktor lain yang menyebabkan
benda itu bergerak rotasi yaitu lengan gaya (l) yang tegak lurus
dengan gaya. Secara matematis, momen gaya dirumuskan:
=Fxl
=F.l
Jika antara lengan gaya l dan gaya F tidak tegak lurus maka:
= F . l sin
dimana adalah sudut antara lengan gaya l dengan gaya F.
Lengan gaya merupakan jarak antara titik tumpuan atau poros ke titik
dimana gaya itu bekerja. Jika gaya dikenakan berada di ujung lengan
maka bisa kita katakan lengan gaya ( l ) sama dengan jari-jari
lingkaran (r).
Sehingga momen gaya dapat juga kita tulis
=F.r
Momen gaya terhadap suatu titik didefisinikan sebagai hasil kali
antara gaya dengan jaraknya ke titik tersebut. Jarak yang dimaksud
adalah jarak tegak lurus dengan gaya tersebut. Momen dapat diberi
tanda positif atau negatif bergantung dari perjanjian

yang umum, tetapi dapat juga tidak memakai perjanjian umum, yang
penting bila arah momen gaya itu berbeda tandanya harus berbada.
Pada gambar 11 diperlihatkan momen gaya terhadap suatu titik.
( Terlampir Gambar 1. 13 )
Di samping momen terhadap suatu titik ada juga momen kopel
yang didefinisikan sebagai momen akibat adanya dua buah gaya yang
sejajar dengan besar sama tetapi arahnya berlawanan. ( Terlampir
Gambar 1. 14 menunjukkan momen kopel tersebut)
Momen dapat digambar dalam bentuk vektor momen dengan
aturan bahwa arah vektor momen merupakan arah bergeraknya
sekrup yang diputar oleh momen. (Terlampir Gambar 1. 15). Pada
gerak lurus, gaya merupakan penyebab benda bergerak lurus
sedangkan dalam gerak rotasi momen gaya merupakan penyebab
benda bergerak rotasi. Ini berarti makin besar momen gaya makin
mudah suatu benda dapat berotasi.
Gerak yang bekerja dalam Pesawat Atwood
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus pada arah mendatar
dengan kocepatan v tetap (percepatan a = 0), sehingga jarakyang
ditempuh S hanya ditentukan oleh kecepatan yang tetap dalam waktu
tertentu. Pada umumnya GLB didasari oleh Hukum Newton I ( S F =
0 ).
S=v.t
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah
mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena
adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang
melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan
awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau
perlambatan (a=-). Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton
II ( S F = m . a ).

vt = v0 + a.t
vt2 = v02 + 2 a S
S = v0 t + 1/2 a t2

Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan yang harus dijalankan pada praktikum ini
adalah:
1. Pasang modul pesawat atwood dalam kondisi benar - benar tegak
lurus, sehingga nanti-

nya anak timbangan yang dijatuhkan tidak

terhambat, dan yang perlu diperhatikan

sebelum

anak

timbangan terpasang pada pesawat atwood, anak-anak timbangan harus


diketahui massanya terlebih dahulu, dengan menggunakan neraca analitis
ukur massa

anak timbangan yang akan digunakan tadi.

2. Setelah modul pesawat atwood sudah yakin lurus maka selanjutnya


atur jarak terminal-

terminal beban, sesuai dengan intruksi yang

diberikan oleh asisten pendamping.


3. Pasang beban tambahan yang sebelumnya sudah ditimbang massanya
menggunakan

neraca analitis. Pada salah satu anak

timbangan yang terpasang pada katrol pesawat

atwood.

4. Setelah beban terpasang pada salah satu anak timbangan tadi maka
tempatkan, anak

timbangan tadi pada terminal paling atas

(selanjutnya disebut terminal A) dengan cara

menarik tali anak

timbangan yang satunya lagi.


Catatan: Pada saat menarik tali tadi, beban yang diangat hanya
menyentuh terminal A,

tidak memberikan gaya tambahan pada beban

tersebut, sehingga nantinya beban

bergerak hanya karena

pengaruh gaya beratnya saja, tanpa ada gaya tambahan lainnya.


5. Ukur waktu yang diperlukan oleh bandul untuk menempuh jarak
dariterminal A (atas)

ke terminal tengah (selanjutnya disebut

terminal B) SAB, kemudian waktu yang diperlu-

kan oleh bandul dari

terminal B ke terminal paling bawah (selanjutnya disebut terminal

C)

SBC.
6.

Ulangi beberapa kali untuk masing-masing beban, jalankan sesuai

dengan prosedur

diatas, ubah jarak AB (SAB), dengan jarak BC

(SBC) tetap.
7. Dengan cara yang sama lakukan percobaan dengan membuat jarak
AB (SAB) tetap,

TERLAMPIR

Gambar 1.1

Gambar 1. 2

namun jarak BC (SBC) berubah.

Gambar 1. 3

Gambar 1. 4

Gambar 1. 5

Gambar 1. 6

Gambar 1. 7

Gambar 1. 8

Gambar 1. 9

Gambar 1. 10

Gambar 1. 11

Gambar 1. 12

Gambar 1. 13

Gambar 1. 14

Gambar 1. 15

Anda mungkin juga menyukai