BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PROTEKSI PADA PEMBANGKIT
Bagian hulu dari sistem tenaga listrik adalah generator yang terdapat dipusat listrik
dan digerakkan oleh mesin penggerak mula (prime mover). Mesin penggerak dalam pusat
listrik berkaitan erat dengan instalasi mekanis dan instalasi listrik dari pusat
listrik. Generator sebagai sumber energi listrik dalam sistem perlu diamankan jangan
sampai mengalami kerusakan karena kerusakan generator akan sangat menggangu
jalannya operasi system tenaga listrik. Oleh karenanya generator sedapat mungkin harus
dilindungi terhadap semua gangguan yang dapat merusak generator. Tetapi dilain pihak
dari segi selektifitas pengaman sistem diharapkan agar PMT generator tidak mudah trip
terhadap gangguan dalam system, karena lepasnya generator dari sistem akan mempersulit
jalannya operasi sistem tenaga listrik.PMT generator hanya boleh bekerja apabila ada
gangguan yang tepat ada didepan generator, didalam generator atau pada mesin penggerak
generator. Juga apabila terjadi kegagalan dari PMT yang ada di depan PMT generator, baru
PMT generator boleh bekerja. Mengingat generator merupakan peralatan yang penting dan
nilainya juga cukup mahal, maka diusahakan pengaruh gangguan dibatasi sampai sekecil
mungkin. Antara lain dengan menditeksi keadaan gangguan secara tepat dan
mengisolasikan mesin terhadap sistem yang sehat secara cepat. Gangguan pada generator
antara lain dapat disebabkan oleh:
a) Beban lebih (overload).
b) Panas lebih (overheating) pada lilitan dan bearing.
c) Tegangan lebih (overvoltage) dan kecepatan lebih.
d) Kehilangan medan penguat (loss of field).
e) Daya balik (motoring).
f) Arus tidak seimbang (unbalance current) pada stator.
g) Out of step.
Sebagian besar gangguan di atas perlu dihilangkan dengan cara melepaskan generator
terhadap sistem melalui pemutus tenaga utama (main circuit breaker) dan bila
memungkinkan melepas pemutus tenaga medan penguat.
Untuk jenis gangguan tertentu selain cara di atas, mesin penggerak dihentikan beroperasi.
Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya sistem hanya
memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan seperti yang disebutkan di atas harus
dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam menentukan dapat
mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik.
2.1.1. SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR
Macam-macam gangguan pada generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Gangguan listrik/electrical fault
Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian listrik dari
generator.
Gangguan-gangguan tersebut antara lain :
1. Hubung singkat 3 phasa
Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat
terjadinya hubungan singkat 3 phasa/ 3 phase fault. Gangguan ini akan menimbulkan
loncatan bunga api dengan suhu yang tinggi yang akan melelehkan belitan dengan resiko
terjadinya kebakaran, jika isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api /nonflammable.
2. Hubung singkat 2 phasa
Gangguan hubung singkat 2 phasa/unbalance fault lebih berbahaya dibanding gangguan
hubung singkat 3 phasa/balance fault, karena disamping akan terjadi kerusakan pada
belitan akan timbul pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah
pada poros/shaft dan kopling turbin akibat adanya momen puntir yang besar.
3. Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah/stator ground fault
Kerusakan akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat
diperbaiki dengan menyambung taping atau mengganti sebagian konduktor, tetapi
kerusakan laminasi besi (iron lamination) akibat gangguan 1 phasa ke tanah yang
menimbulkan bunga api dan merusak isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang
perbaikannya dilakukan secara total. Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segera
diproteksi.
4. Rotor hubung tanah/field ground
Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan oleh tanah (ungrounded system).
Bila salah satu sisi terhubung ke tanah belum menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi
lainnya terhubung ke tanah, sementara sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan
terjadi kehilangan arus pada sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah.
Akibatnya terjadi ketidakseimbangan fluksi yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan
serta kerusakan fatal pada rotor.
5. Kehilangan medan penguat/Loss of excitation
Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi sebagai
generator induksi. Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak/slot wedges, akibat arus
induksi yang bersirkulasi pada rotor. Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan
oleh : a)
Jatuhnya/trip saklar penguat (41AC)
b)
Hubung singkat pada belitan penguat
c)
Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat
d)
Kerusakan pada sistem AVR
6. Tegangan lebih/Over voltage
Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat
tembusnya (breakdown) design insulasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan
singkat antara belitan. Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran
lebih/overspeed atau kerusakan pada pengatur tegangan otomatis/AVR.
b. Gangguan mekanis/panas (mechanical/thermal fault)
Jenis-jenis gangguan mekanik/panas antara lain :
1. Generator berfungsi sebagai motor (motoring)
Motoring adalah peristiwa berubah fungsi generator menjadi motor akibat daya balik
(reverse power).
Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukkan dari penggerak utama (prime
mover). Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada penggerak
utama itu sendiri. Pada turbin uap, peristiwa motoring akan mengakibatkan pemanasan
lebih pada sudu-sudunya, kavitasi pada sudu-sudu turbin air, dan ketidakstabilan pada sudu
turbin gas.
2. Pemanasan lebih setempat
Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh :
Kerusakan laminasi
Fungsi Relai
Untuk mendeteksi gangguan 2 phasa/ 3 phasa di muka
generator sampai batas jangkauannya
Relai
periksa
sinkron Pengaman bantu generator untuk mendeteksi persyaratan
(synchron check relay)
sinkronisasi atau paralel
Relai
tegangan
kurang Untuk mendeteksi turunnya tegangan sampai di bawah harga
(undervoltage relay)
yang diijinkan
Relai daya balik (reverse Untuk mendeteksi daya balik sehingga mencegah generator
power relay)
bekerja sebagai motor
Relai kehilangan medan Untuk mendeteksi kehilangan arus penguat pada rotor
penguat (loss of excita-tion
relay)
Relai phasa urutan negatif Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan oleh
(negative phase sequence beban tidak seimbang dari batas-batas yang diijinkan
relay)
Relai arus lebih seketika Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas yang
(instantaneous over cur-rent ditentukan dalam waktu seketika
relay)
Relai arus lebih dengan Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam
waktu tunda (time over waktu yang ditentukan
current relay)
Relai penguat lebih (over Untuk mendeteksi penguat lebih pada generator
excitation relay)
Relai tegangan lebih (over1. Bila terpasang di titik netral generator atau trafo tegangan
voltage relay)
yang dihubungkan segitiga, untuk mendeteksi gangguan
stator hubung tanah
2. Bila terpasang pada terminal generator : untuk mendeteksi
tegangan lebih
Relai keseimbangan te- Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan ke
gangan (voltage balance pengatur tegangan otomatis (AVR) dan ke relay
relay)
Relai waktu
Untuk memperlambat/mempercepat waktu
Relai
stator
gangguan Untuk mendeteksi gangguan hubung tanah pada stator
tanah(stator ground fault
relay)
Relai kehilangan sinkroni- Untuk mendeteksi kondisi asinkron pada generator yang
sasi (out of step relay)
sudah paralel dengan sistem
9
10
11
12
13
14
15
Relai pengunci (lock out Untuk menerima signal trip dari relai-relai proteksi dan
relay)
kemudian meneruskan signal trip ke PMT, alarm, dan
peralatan lain serta penguncinya
16
17
Relai differensial
rential relay)
2. Gangguan awal
Gangguan ini sering diistilahkan incipient fault yaitu gangguan yang tergolong ringan dan
berawal dari gangguan kecil namun kemudian secara perlahan-lahan berkembang menjadi
gangguan besar/berat dan mengakibatkan kerusakan, apabila tidak segera terdeteksi.
Keadaan gangguan seperti ini tidak dapat terdeteksi oleh relai-relai arus dan tegangan.
Gangguan tersebut antara lain :
Kendornya baut-baut / ring pada terminal konduktor
Gangguan pada inti besi akibat kerusakan laminasi isolasi yang menimbulkan
percikan bunga api di bawah minyak
Gangguan di sistem pendingin, seperti kerusakan pada pompa sirkulasi minyak,
kipas pendingin dan bagian-bagian dari sistem pendingin lainnya yang dapat
menyebabkan kenaikan suhu operasi yang tinggi sementara transformator masih
beroperasi di bawah beban penuh
Adanya kemungkinan pengentalan minyak atau kebuntuan pada bagian-bagian
tertentu, sehingga sirkulasi minyak menjadi terganggu yang dapat mengakibatkan
pemanasan setempat atau lokal hot spot pada sebagian belitan.
Gangguan atau tidak berfungsinya bagian-bagian mekanik dari tap perubahan
pembebanan atau load tap changer akibat pemasangan yang kurang sempurna (loss
contact, getaran, dsb)
Kebocoran minyak dari bagian las-lasan, perapat packing, dsb.
Gangguan pada terminal bushing akibat adanya kontaminasi, keretakan, penuaan,
binatang, dsb.
Relai ini adalah relai mekanis yang berfungsi mendeteksi suhu minyak dan kumparan
secara langsung yang akan membunyikan alarm serta mengeluarkan/mentripkan PMT.
Relai suhu ini dipasang pada semua transformator
2
Relai beban lebih
Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap suhu yang berlebihan
akibat beban lebih
3
Relai Bucholz
Relai ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh loncatan bunga api
dan pemanasan setempat dalam minyak transformator
4
Relai tekanan lebih (sudden pressure relay)
Bagi transformator tanpa konservator, dipasang relai tekanan mendadak yang dipasang
pada tangki, dan bekerja dengan pertolongan membran.
Relai ini dipasang pada semua transformator.
5
Relai arus lebih
Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat
antar phasa di dalam maupun di luar daerah pengamanan transformator. Relai ini juga
diharapkan mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih. Relai ini berfungsi
juga sebagai pengaman cadangan bagi bagian instalasi lainnya
6
Relai gangguan tanah
Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap hubung tanah, di dalam
dan di luar daerah pengamanan.
7
Relai differensial
Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat
yang terjadi di dalam daerah pengamanan transformator
8
Relai gangguan tanah terbatas (Restricted earth fault relay)
Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan tanah dalam
daerah pengamanan transformator khususnya untuk gangguan di dekat titik netral yang
tidak dapat dirasakan oleh relai differensial
9
Relai fluksi lebih
Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator generator. Relai ini mendeteksi
besaran fluksi /perbandingan tegangan dan frekuensi
diamankan. Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu
lama. Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :
a. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
b. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
c. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri
oleh manusia.
bekerja.
Gangguan dibelakang relai tidak boleh bekerja Dapat menentukan letak
gangguan.
Gangguan di dalam daerahnya relai harus bekerja.
Gangguan diluar daerahnya relai tidak boleh bekerja.
Dapat membedakan gangguan dan ayunan daya.
e. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya
ground wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50,
tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN. Dalam melindungi kawat
phasa tersebut.
Misalkan groundwire diletakkan setinggi h meter dari tanah. Dengan menggunakan
nilai-nilai yang terdapat pada gambar tersebut, titik b dapat ditentukan sebesar
2/3h. Sedangkan zona proteksi groundwire terletak di dalam daerah yang diarsir. Di
dalam zona tersebut, diharapkan tidak terjadi sambaran petir langsung sehingga di
daerah tersebut pula kawat phasa dibentangkan.
f. Pemutus Tenaga ( PMT )
Adalah untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan bagian
instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan
terganggu. Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT
atau lebih.
2.2.2 CARA KERJA RELAI PROTEKSI PADA SALURAN TRANSMISI
a. Rele arus lebih
Jika dalam suatu transmisi terdapat gangguan yang berupa atus lebih, maka dalam
waktu yagn singkat rele arus lebih akan bekerja sehingga jaringan transmisi akan
tidak terhubung sementara. Jika gangguan telah hilang, maka jaringan transmisi
akan terhubung kembali.
b. Rele hubung tanah
Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat antara kabel fasa dengan
tanah, maka rele hubung tanah akan langsung bekerja dalam waktu yang sangat
singkat, sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi kerusakan yang sangat
banyak.
c. Rele Diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan
sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang
mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus,
yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara
terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus yang mengalir
melaluinya.
Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan
(external fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi
sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay
pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi
didalam (internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik,
menyebabkan keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID
akan mengalir melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2.
Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada
arus yang mengalir melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi
setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem
keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil
relay pengaman, maka relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah
putus (tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik
yang terganggu dapat diisolir dari sistem tenaga listrik.
d. Rele jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Rele
jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan impedansi
saluran yang harus diamankan. Jika impdansi yang terukur didalam batas
settingnya, maka rele akan bekerja. Di sebut rele karena jarak, karena impedansi
pada saluran bersarnya akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu,
rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi
tergangung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi. Impedansi
yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja. Tergantung rele yang dipakai.
e. Kawat Tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Kawat ini
merupakan proteksi transmisi tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika terjadi
sambaran petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus petir langsung ketanah.
Sehingga sistem transmisi aman dari gangguan. Kawat yang bagus adalah yang
memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4 ohm, maka arus yang
mengalir tidak bisa cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau terjadinya
flashover antara kawat dasa dengan kawat tanah.
f. Pemutus Tenaga ( PMT )
PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka dan
menutup baik secara otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika transmisi
sedang dalam pemeliharaan, maka jaringan transmisi dapat diputus sementara.
Relay suhu
Relay Bucholz
Relay Jansen
Lightning arrester
Rellay differensial
Normal Inverse
b.
Very Inverse
c.
Extremely Inverse
d.
Pada kondisi normal, arus beban (Ib) oleh trafo arus ini ditransformasikan ke
besaran sekunder (Ir). Arus Ir mengalir pada kumparan rele. Karena arus itu
masih kecil daripada harga yang ditetapkan (setting), rele tidak akan bekerja.
2.
Bila terjadi gangguan hubung singkat, arus Ib akan naik dan menyebabkan arus
Ir naik pula. Jika arus Ir ini melebihi suatu harga setting-nya, maka rele akan
bekerja dan memberikan perintah trip ke PMT, sehingga gangguan dapat diisolir.
3.
- Ip = arus kerja (arus Pick-up), yaitu arus minimum yang menyebabkan rele
bekerja.
- Id = Ir = arus kembali (arus drop-off/ Id, arus reset/ Ir), yaitu arus maksimum
yang menyebabkan rele kembali tidak bekerja.
- Perbandingan Id/ Ip, adalah suatu harga perbandingan antara arus kembali
dengan arus kerja.
-
Time delay, yaitu periode waktu yang sengaja diberikan pada rele untuk
memperlambat trip ke PMT sejak rele itu Pick-up.
Hampir semua peralatan listrik mengguanakan rele ini sebagai pengaman, yang
Rele ini dipasang pada trafo yang titik netralnya di tanahkan langsung, yang
berfungsi untuk membantu rele differensial dalam mengamankan trafo dari
gangguan hubung tanah dalam kumparan trafo.
Rele ini dipasang karena sensitivitas rele differensial sangat terbatas,terutama
dalam mendeteksi terjadinya hubung singkat di titik netral
Sama pada rele pengaman tekanan lebih jenis rele tekanan lebih kedua jenis
pengaman ini mempunyai prinsip kerja dan fungsi yang sama yaitu rele bekerja
dengan adanya tekanan yang diakibatkan gas dalam tangki trafo.
vi. Rele tangki tanah
Rele tangki tanah berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi hubung
singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan
pada trafo.
Sebelum tahun 1990 rele jenis ini di pasang karena sesuai perkembangan
teknologi maka fungsi rele ini sudah digantikan oleh rele gangguan tanah terbatas (
Resisted Earth Faulth Relay / REF ) yang lebih efektif dan efisien.
vii. Rele Jansen
Berfungsi untuk mengamankan pengubah tap ( Tap Changer) pada trafo. Rele
ini dipasang sedekat mungkin pada tap changer, dan di sisipkan pada pipa yang
menghubungkan pengubah tap dengan konservator. Katup ( Valve) rele menutup
pipa seakan masuk, cukup untuk gas-gas yang dihasikan selama pengubah tap
nominal.
Bila terjadi gangguan maka minyak akan bertekanan tinggi, katup akan ditekan dan
menggerakan tuas, dan pada saat ini tuas akan menggerakan kontak mercuri
( Menutup kontak ).
Rele jansen adalah tipe rele yang khusus dipasang pada center tap trafo dan
berungsi sebagai pengaman tap changer , jadi rele ini tidak terdapat pada
pengaman trafo.
vii. Rele termis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi
kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran
yang diukur didalam rele ini adalah kenaikkan temperatur.
Secara khusus rele ini dapat juga berfungsi untuk memperpanjang usia trafo
yang mungkin rusak akibat adanya pemanasan, rele termis bekerja jika terjadi
pemanasan lebih pada trafo maka rele akan menyalakan pendingin berupa kipas
yang putarannya sesuai dengan kenaikan panas trafo.
ix. Arrester
Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan lebih,
yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat
sebagai by-pass disekitar isolasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus
kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan yang lebih tinggi
dan tidak merusak isolasi peralatan listrik. By-pass ini harus sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu aliran daya sistem frekuensi 50 Hz.
Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul
tegangan surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah,
sehingga dapat melakukan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester
harus dapat dengan cepat kembali menjadi isolasi.
Sesuai dengan fungsinya, yaitu arrester melindungi peralatan listrik pada
sistem jaringan terhadap tegangan lebih yang disebabkan petir atau surja hubung,
maka pada umumnya arrester dipasang pada setiap ujung SUTT yang memasuki
gardu induk yang langsung dihubungkan dengan transformator.
x. Rele Differensial
Pada trafo daya, rele diferensial merupakan rele utama yang ditujukan
untuk mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat dan rele ini dipakai pada
setiap disemua trafo sebagai alat proteksinya, baik hubung singkat antara fasa atau
hubung singkat antara fasa dengan tanah.kekurangan dari sifat alam ini adalah
kurang sensitivnya terhadap gangguan hubung singkat
prinsip kerja dari rele ini adalah membandingkan arus-arus yang masuk dan
keluar. Pada kondisi normal atau gangguan di luar trafo, arus akan bersirkulasi
pada rangkaian sekunder trafo arus tanpa melewati rele ( Gambar.1 ). Bila terjadi
gangguan dalam trafo ( internal ), maka I2 akan berbalik arah, sehingga arus
sekunder dari kedua trafo akan saling mentripkan dan masuk ke rele dan rele
bekerja ( gambar.2 )
Salah satu cara untuk mengatasi keadaan ini adalah dengan memasang unit
penahan harmonisa (harmonik unit) yang dipasang seri dengan kumparan kerja
melalui sebuah trafo arus.
2.3.2. PEMUTUS TENAGA
Pemutus tenaga (PMT) adalah suatu alat otomatis yang mampumemutus/menutup
rangkaian pada semua kondisi yaitu kondisi gangguan maupun kondisi normal, atau dapat
juga sebagai alat yang dibutuhkan untuk mengontrol jaringan tenaga listrik dengan
membuka circuit dengan menutup circuit (sebagai sakelar) dengan membawa beban secara
pengawasan manual atau otomatis, sedangkan jika dalam keadaan gangguan atau keadaan
tidak normal PMT dapat membuka dengan bantuan rele yang mendeteksi, sehingga
gangguan dapat dipisahkan.
Selama beroperasi pada keadaan normal PMT dapat dibuka dan ditutup tanpa
menimbulkan akibat yang merugikan. Dalam keadaan gangguan atau keadaan yang tidak
normal relay akan mendeteksi dan menutup rangkaian tripping dari PMT maka akan
menggerakkan mekanisme penggerak untuk membuka kontak-kontak PMT.
sedangkan relai REF umumnya digunakan pada reaktor tegangan tinggi dan
tegangan menengah dimana konstruksi reaktornya 3 fasa dalam 1 tangki utama seperti
gambar berikut.
2.
3.
4.
5.
(resonant
ARRESTER
Surge Arrester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi peralatan lain
dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow current.
Sebuah arrester harus mampu bertindak sebagai insulator, mengalirkan beberapa
miliampere arus bocor ke tanah pada tegangan sistem dan berubah menjadi konduktor
yang sangat baik, mengalirkan ribuan ampere arus surja ke tanah, memiliki tegangan yang
lebih rendah daripada tegangan withstand dari peralatan ketika terjadi tegangan lebih, dan
menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui arrester (power follow current)
setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan.
Lightning Arrester/ Arrester/ Surge Arrester memiliki peran penting di dalam
koordinasi isolasi peralatan di gardu induk. Fungsi utama dari Lightning Arrester adalah
melakukan pembatasan nilai tegangan pada peralatan gardu induk yang dilindunginya.
Panjang lead yang menghubungkan arrester pun perlu diperhitungkan, karena inductive
voltage pada lead ini ketika terjadi surge akan mempengaruhi nilai tegangan total paralel
terhadap peralatan yang dilindungi.
2.3.7.
PROTEKSI PETIR
Tujuan dari proteksi petir pada serandang adalah untuk mengamankan peralatan
dan instalasi dari sambaran langsung surja petir. Ada beberapa model pengaman petir
antara lain Kawat pentanahan/ Earth Wire/ GSW (Galvanized Steel Wire) yang
direntangkan pada serandang, pemasangan Franklin Rod atau Early Streamer pada bagian
atas serandang.
Kawat Pentanahan atau Earth Wire/ GSW adalah peralatan untuk melindungi
peralatan utama dari sambaran surja petir. Kawat tanah terbuat dari baja yang sudah
digalvanis, maupun sudah dilapisi dengan aluminium. Jumlah Kawat Pentanahan/ EW/
GSW pada serandang diletakkan pada posisi tertinggi pada serandang tersebut sehinggga
mempunyai sudut perlindungan yang aman (minimum 30 drajat) terhadap peralatan di
bawahnya. Pemasangannya dengan cara menggunakan klem penegang yang dipress atau
klem penegang dengan mur baut.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Proteksi transmisi tenaga listrik adalah adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses
penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant)
hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) dapat disalurkan sampai
DAFTAR PUSTAKA