Anda di halaman 1dari 7

7.

Gaya Sentripetal

Pernakah Anda menaiki ontang-anting atau pernahkah Anda merasakan


gerakan yang sama seperti ontang-anting tersebut? Saat ontang-anting berputar
orang-orang yang ikut bermain merasakan seakan-akan terlempar keluar lintasan
lingkaran. Namun, orang-orang tersebut akan merasakan pula adanya gaya yang
menahan mereka yang berasal dari tarikan tali. Selain itu, anda juga dapat
membuktikannya dengan mengikat sebuah benda pada salah satu ujung tali.
Setelah itu putarlah tali tersebut, sehingga benda tersebut ikut berputar. Jika anda
menghentikan putaran, maka benda tersebut perlahan-lahan berhenti. Hal ini
dikarenakan tidak ada gaya yang diberikan. Agar benda tetap berputar maka harus
diberikan gaya secara terus menerus, yang dalam hal ini adalah tangan anda yang
memutar tali.

Besarnya gaya tersebut, dapat dihitung dengan Hukum II Newton untuk


komponen radial :
ar adalah percepatan sentripetal (percepatan radial) yang arahnya menuju
pusat lingkaran. Persamaan di atas menunjukan hubungan antara gaya dan
percepatan sentripetal. Karena gaya memiliki hubungan dengan percepatan
sentripetal, maka arah gaya total yang diberikan harus menuju ke pusat lingkaran.
Jika tidak ada gaya total yang diberikan, maka benda tersebut akan bergerak lurus
alias bergerak keluar dari lingkaran. Anda dapat membuktikannya dengan
melepaskan tali dari tangan anda. Untuk menarik sebuah benda dari jalur
“normal”-nya, diperlukan gaya total ke samping. Karena arah percepatan
sentripetal selalu menuju pusat lingkaran, maka gaya total ke samping tersebut
harus selalu diarahkan menuju pusat lingkaran. Gaya ini disebut gaya sentripetal.
Gaya sentripetal adalah gaya yang menyebabkan benda dapat bergerak melingkar
beraturan yang arahnya selalu menuju pusat lingkaran. Gaya sentripetal bukan
jenis gaya baru, tetapi merupakan gaya total yang arahnya menuju pusat
lingkaran. Gaya sentripetal harus diberikan oleh benda lain. misalnya, ketika kita
memutar bola yang terikat pada salah satu ujung tali, kita menarik tali tersebut dan
tali memberikan gaya pada bola sehingga bola berputar.

Percepatan sentripetal (arad) dapat dinyatakan dalam periode T (waktu yang


dibutuhkan untuk melakukan putaran).

Hubungan antara periode dan kecepatan linear dalam Gerak Melingkar Beraturan
dinyatakan pada persamaan berikut :

Sekarang kita masukan nilai v ke dalam persamaan percepatan sentripetal :


A. Benda Yang Berputar Horisontal
Misalnya kita tinjau sebuah benda yang diputar menggunakan tali pada
bidang horisontal, sebagaimana tampak pada gambar di bawah :

Amati bahwa pada benda tersebut bekerja gaya berat (mg) yang arahnya ke bawah
dan gaya tegangan tali (FT) yang bekerja horisontal. Tegangan tali timbul karena
kita memberikan gaya tarik pada tali ketika memutar benda. Gaya tegangan tali ini
berfungsi untuk memberikan percepatan sentripetal. Berpedoman pada koordinat
bidang xy, kita tetapkan komponen horisontal sebagai sumbu x. Dengan
demikian, berdasarkan hukum II Newton, kita dapat menurunkan persamaan gaya
sentripetal untuk benda yang berputar horisontal :

B. Benda Yang Berputar Vertikal


Misalnya kita tinjau sebuah benda yang diputar menggunakan tali pada
bidang vertikal, sebagaimana tampak pada gambar di bawah :

Ketika benda berada di titik A, pada benda bekerja gaya berat (mg) dan
gaya tegangan tali (FTA) yang arahnya ke bawah (menuju pusat lingkaran). Kedua
gaya ini memberikan percepatan sentripetal pada benda. Ketika benda berada pada
titik A’, pada benda bekerja gaya berat yang arahnya ke bawah dan gaya tegangan
tali (FTA‘) yang arahnya ke atas (menuju pusat lingkaran). Dengan menggunakan
hukum II Newton, kita dapat menurunkan persamaan gaya sentripetal untuk benda
yang berputar vertikal. Terlebih dahulu kita tetapkan arah menuju ke pusat
sebagai arah positif.

Gaya Sentripetal di titik A


Terlebih dahulu kita tinjau komponen gaya yang bekerja ketika benda
berada di titik A. Ketika berada pada titik A, hubungan antara gaya sentripetal,
gaya berat, massa benda, jari-jari dan percepatan sentripetal dinyatakan dengan
persamaan di bawah ini :

Keterangan :
FTA = gaya tegangan tali di titik A, Fs = gaya sentripetal, as = percepatan
sentripetal, vA = kecepatan gerak benda di titik A, r = jari-jari lingkaran (panjang
tali)
Berdasarkan persamaan di atas, tampak bahwa ketika benda berada di titik
A (puncak lintasan), benda masih bisa berputar walaupun tidak ada gaya tegangan
tali yang bekerja pada benda tersebut. Untuk membuktikan hal ini, mari kita
analisis persamaan di atas :
Jika FTA = 0, maka persamaan di atas akan menjadi :
Jadi ketika berada di titik A, benda tersebut masih bisa berputar dengan
kecepatan linear vA, meskipun tidak ada gaya tegangan tali (Gaya tegangan tali
pada kasus ini = gaya sentripetal). Besar kecepatan dinyatakan pada persamaan
2. Karena percepatan gravitasi (g) tetap maka besar kecepatan linear bergantung
pada jari-jari lingkaran / panjang tali). Semakin panjang tali (semakin besar jari-
jari lingkaran), semakin besar laju linear benda.

Gaya Sentripetal di titik A’


Sekarang kita tinjau gaya sentripetal apabila benda berada di titik A’.
Ketika benda berada di titik A’, pada benda bekerja gaya berat (mg) yang arahnya
ke bawah dan gaya tegangan tali (FTA‘) yang arahnya ke atas. Menggunakan
hukum II Newton, mari kita turunkan persamaan yang menyatakan hubungan
antara gaya sentripetal, gaya berat, massa benda, jari-jari dan percepatan
sentripetal :

Berdasarkan persamaan, tampak bahwa ketika berada di titik A’, besar


gaya sentripetal (dalam kasus ini gaya sentripetal = gaya tegangan tali) lebih
besar dibandingkan dengan ketika benda berada di titik A’. Dengan demikian,
ketika benda berada di titik A’ kita harus memberikan gaya putar yang lebih besar
untuk mengimbangi gaya berat benda.

8. Gaya Gravitasi

Pernahkah anda berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau


meninggalkan bumi? Mengapa jika ada benda yang dilepaskan akan jatuh ke
bawah dan mengapa satelit tidak jatuh? Lebih jauh anda dapat berfikir tentang
gerak pada Tata Surya kita, planet-planet dapat bergerak dengan teraturnya.
Senada dengan pemikiran-pemikiran tersebut, Newton pada saat melihat buah
apel jatuh juga berfikir yang sama. Mengapa apel bisa jatuh? Kemudian Newton
dapat menjelaskan bahwa bulan juga mendapatkan pengaruh yang sama seperti
buah apel itu.

1. Hukum Newton tentang Gravitasi


Pernahkah kita berfikir, mengapa apel bisa jatuh dari pohonnya dan
orang yang ada di atas bangunan bisa jatuh ke bawah? Ternyata fenomena ini
sudah dijelaskan oleh Newton dalam hukumnya tentang gravitasi. Menurut
Newton jika ada dua benda bermassa didekatkan maka antara keduanya itu akan
timbul gaya gravitasi atau gaya tarik menarik antar massa. Besar gaya gravitasi
ini sesuai dengan Hukum Newton yang bunyinya sebagai berikut.
“Semua benda di alam akan menarik benda lain dengan gaya yang
besarnya sebanding dengan hasil kali massa partikel tersebut dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jaraknya.”

Gambar. Gaya gravitasi bekerja pada garis hubung kedua benda.

Secara matematis hukum Newton tentang gravitasi tersebut dapat dirumuskan


sebagai berikut.

Keterangan :
F = gaya gravitasi (N)
G = konstanta gravitasi = G = 6,672 x 10-11 N.m2/kg2.
m1 = besar massa titik pertama (kg)
m2 = besar massa titik kedua (kg)
r = jarak antara kedua massa titik,
Dari persamaan ini dapat diturunkan persamaan untuk menghitung Berat.
Berat suatu benda adalah hasil kali massa benda tersebut dengan percepatan
gravitasi bumi. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: W = mg.
Dengan W adalah gaya berat benda tersebut, m adalah massa dan g adalah
percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi ini berbeda-beda dari satu tempat ke
tempat lain.

2. Medan Gravitasi
Di samping gaya gravitasi, hukum gravitasi Newton juga menetapkan
tentang medan gravitasi disekitar suatu benda atau umumnya sebuah planet.
Medan gravitasi ini akan menunjukkan percepatan gravitasi dari suatu benda di
sekitar suatu benda atau planet. Adapun besar medan gravitasi atau percepatan
gravitasi dirumuskan :

𝑀
𝑔=𝐺
𝑟2

Keterangan :
g = percepatan gravitasi (m/s2)
G = konstanta gravitasi = G = 6,672 x 10-11 N.m2/kg2.
M = besar massa (kg)
r = jarak antara kedua massa titik

Anda mungkin juga menyukai