A. Masalah Penelitian
1. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, penilaian merupakan salah satu hal yang
sangat penting untuk dilakukan dan berperan sebagai evaluasi dari proses
belajar. Hasil penilaian dalam pendidikan menunjukkan kualitas dari
pengetahuan maupun kecakapan yang telah dicapai peserta didik selama
proses pembelajaran. Penilaian tidak hanya dilakukan sebatas dalam lingkup
lembaga pendidikan secara nasional, namun juga dalam skala internasional,
dimana hasil penilaian tersebut menunjukkan kualitas pendidikan dari negara
yang bersangkutan. Salah satu organisasi internasional yang secara berkala
melakukan hal tersebut adalah OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development). OECD melakukan penilaian pendidikan untuk negara anggotanya
menggunakan survei PISA (Program for Internasional Student Assesment). Salah
satu kemampuan yang diujikan dalam survei PISA adalah literasi sains.
Indonesia telah mengikuti survei PISA sejak 2000 hingga 2015, namun Indonesia
selalu berada pada posisi sepuluh terbawah (Rusilowati, et al: 2016). Keadaan
ini sangat memprihatinkan mengingat literasi sains sebagai tujuan utama dari
pendidikan sains sangat diperlukan dalam menghadapi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Literasi sains didefiniskan
sebagai kemampuan untuk terlibat dengan isu-isu terkait sains dan gagasan-
gagasan sains sebagai seorang warga yang reflektif (OECD, 2013). Penilaian
PISA yang dilakukan oleh OECD hanya dikenakan pada pelajar dengan usia
tidak lebih dari 15 tahun. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
menilai kemampuan literasi sains pada pelajar Indonesia dengan usia di atas 15
tahun yaitu peserta didik pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan
demikian, perlu adanya pengembangan instrumen penilaian untuk mengukur
literasi sains pelajar tingkat SMA di Indonesia.
Salah satu penelitian asesmen literasi sains yang telah dilakukan Diana,
dkk. (2015) menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains pelajar, yakni
peserta didik pada tingkat Sekolah Menengah Atas maupun mahasiswa masih
cukup rendah. Hal ini disebabkan oleh belum terbiasanya pelajar dalam
menghadapi soal-soal yang berwacana dan memuat grafik, yang juga
memerlukan keahlian untuk mencermatinya. Karena itu, diharapkan
pembelajaran beserta alat evaluasi yang digunakan memuat aspek-aspek literasi
sains. Terlebih lagi, hal yang demikian sesuai dengan kurikulum nasional yang
menghendaki tambahan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran, termasuk
di dalamnya adalah literasi sains. Kemampuan literasi sains juga mencakup
ilmu Fisika. Fisika sebagai salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam
dipandang sebagai ilmu yang mempelajari fenomema alam dan interaksi yang
ada di dalamnya. Pengembangan kemampuan peserta didik dalam bidang
Fisika merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam upaya penyesuaian
dengan perkembangan zaman yang telah memasuki era teknologi.
Salah satu materi yang harus dikaji dalam mata pelajaran Fisika pada
tingkat SMA adalah Fluida Dinamik. Fenomena alam maupun penerapan dari
konsep-konsep terkait Fluida Dinamik dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus kurikulum
nasional yaitu “ Menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi ” juga
sangat sesuai dengan literasi sains. Hal ini mendukung penilaian literasi sains
yang erat hubungannya dengan pengamatan terhadap fenomena alam juga
teknologi dan kaitannya dengan sains, serta penggunaan konsep sains untuk
menjelaskan suatu fenomena maupun teknologi. Dengan demikian, materi
Fluida Dinamik dapat digunakan dalam pengembangan instrumen penilaian
yang ditujukan untuk membuat peserta didik lebih terbiasa dengan soal-soal
literasi sains dan kedepannya dapat melatihkan kemampuan literasi sains pada
peserta didik secara luas. Oleh karena itu dilakukan penelitian berjudul
Pengembangan Instrumen Penilaian Literasi Sains Fisika Peserta Didik Tingkat
Sekolah Menengah Atas pada Materi Fluida Dinamik.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah kelayakan secara teori dari Instrumen Penilaian Literasi Sains
Fisika yang telah dikembangkan?
b. Bagaimanakah kelayakan secara empiris dari Instrumen Penilaian Literasi
Sains Fisika yang telah dikembangkan?
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
a. Mendeskripsikan kelayakan secara teori dari Instrumen Penilaian Literasi Sains
Fisika yang telah dikembangkan.
b. Mendeskripsikan kelayakan secara empiris dari Instrumen Penilaian Literasi
Sains Fisika yang telah dikembangkan.
C. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian pengembangan dengan model
penelitian yang digunakan yakni Research and Development (R&D).
b. Prosedur Penelitian
Prosedur dari penelitian ini mengikuti alur pengembangan model Research and
Development (R&D). Langkah-langkah pengembangan yang digunakan
diadaptasi dari Sugiyono (2013) yang telah disesuaikan dengan penelitian yang
dilakukan. Berikut ini adalah rancangan langkah-langkah pengembangannya.
Potensi dan Pengumpul- Desain Validasi
Masalah an Data Produk Desain
Laporan