Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran dalam fisika yang memuat materi berbasis konsep dan matematik,
mulai dari materi yang bersifat abstrak atau konkret maupun dari materi yang bersifat makro
hingga mikro. Sifat materi fisika yang abstrak dan kompleks mengakibatkan sulitnya
visualisasi konsep oleh siswa dalam gambar dan angka yang berakhir pada miskonsepsi pada
materi fisika. Eksperimen, praktikum atau observasi fenomena fisika merupakan jantungnya
mata pelajaran fisika (Qusthalani, 2019). Praktikum menjadi salah satu cara agar siswa dapat
terlibat langsung dalam penentuan fakta yang ingin dia ketahui. Pelaksanaan praktikum
sangat bermanfaat dalam pembentukan keterampilan proses yang dibutuhkan siswa untuk
memecahkan masalah fisika yang bersifat abstrak dan kontekstual. Hal ini sejalan dengan
amanat kurikukulum 2013 bahwa menurut Permendikbud No.22 Tahun 2016 sasaran
pembelajaran itu mencakup tiga ranah, salah satunya keterampilan yang diperoleh dari
aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta serta
digunakannya pendekatan ilmiah yang diperkuat dengan pendekatan metode penelitian.
Pemanfaatan media pembelajaran secara insentif dapat mengembangkan proses sains
dalam meningkatkan proses belajar siswa (Wahyuningtyas, 2020). Media juga dapat
menjadi sumber belajar untuk melakukan percobaaan yang kemudian dapat
diimplementasikan dalam konsep fisika.. Ketersediaan laboratorium dalam kegiatan
praktikum, merupakan salah satu ketersediaan media yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran untuk menemukan fakta dan konsep ilmiah yang ingin diteliti (Ramdani,
2018).
Saat ini realita di lapangan, proses pembelajaran fisika di beberapa sekolah masih
dihadapkan dengan minimnya sarana dan prasarana yang tersedia di laboratorium
(Qusthalani, 2019). Tentu bagi sekolah favorit ataupun unggul, ini bukan menjadi suatu
masalah. Namun, akan sangat berbeda dengan apa yang dialami oleh sekolah yang berada
pada daerah 3T (Terluar, Terpencil dan Tertinggal). Pemanfaatan komputer sebagai alat
bantu untuk manganalisis eksperimen fisika dapat menjadi alternatif dalam memecahkan
masalah tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Hendrian tahun 2021 bahwa pembelajaran berbantuan
software Excel dapat menjadi salah satu alternatif dalam menciptakan proses pembelajaran
yang efektif. Pemanfaatan aplikasi Ms. Excel diperlukan karena dapat memberikan
pengalaman belajar yang menarik dan interakif bagi peserta didik. Software Ms. Excel dapat
digunakan untuk mengolah data secara otomatis yang meliputi perhitungan dasar,
penggunaan fungsi dan formula, pembuatan grafik, serta manajemen data. Ms. Excel adalah
salah satu paket program Microsoft Office yang berfungsi untuk pengelolaan angka dalam
penulisan aritmetika dan statistika sehingga dapat membantu menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang berbentuk logika dan matematika (Odja, 2021).
Ms. Excel merupakan program spreadsheet pertama yang mengizinkan tiap pengguna
untuk medesain sendiri bagaimana tampilan spreadsheet yang disunting: font, atribut
karakter dan tampilan setiap sel. Spreadsheet adalah suatu program untuk mengorganisasi
suatu dalam bentuk tabel. Setiap aplikasi memiliki bentuk yang bermaca-macam dan
penggunaan serta memiliki konten yang berbeda-beda sesuai kebutuhan namun
menampilkan hasil yang sama (Mariam, 2018). Ms. Excel menawarkan perhitungan kembali
secara otomatis, di mana hanya sel yang berkaitan dengan sel tersebut saja yang akan
diperbarui nilainya (di mana program-program spreadsheet lainnya akan menghitung ulang
keseluruhan data atau menunggu perintah khusus dari pengguna). Selain itu, Ms. Excel
menawarkan fitur pengaturan dan tampilan grafik yang sangat menarik yang dapat mengolah
data menjadi informasi (Idayat, 2021).
Berdasarkan masalah diatas maka perlunya penggunaan multimedia pembelajaran
yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran fisika agar lebih efektif. Pembelajaran
berbasis multimedia memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan memvisualisasikan
konten fisika yang terkait erat dengan beberapa bentuk teori pembelajaran konstruktivis. Ini
menjembatani kesenjangan antara ekspresi verbal dan ilmiah, dan membantu siswa
mengembangkan gambar yang memberikan makna ilmiah dan simbol matematika sehingga
tidak berakhir pada miskonsepsi sehingga diperlukan suati media pembelajaran yang mampu
memvisualisasikan fenomena fisika di dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk
memfasilitasi sekolah dan guru dalam memberikan pemahaman konsep bagi siswa Sekolah
Menengah Atas pada materi optik sifatsifat bayangan pada lensa dan cermin dengan
menggunakan media interaktif berbantuan Excel spreadsheet yang memuat gambar dan
grafik secara otomatis sesuai dengan persamaan rumus konsep fisika.

BAB II
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Pengembangan atau Research and Development
(R&D). R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, mengembangkan produk yang sudah ada secara akuntabel serta menguji keefektifan
dan kelayakan produk tersebut. Dalam dunia pendidikan, metode R& D merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran (Ikhbal and Musril, 2020). Model penelitian
mengadopsi model four-D Thiagarajan yang terdiri dari: 1) tahap define,yakni proses
analisis siswa dan materi belajar, 2) tahap design, adalah proses perancangan media
pembelajaran, 3) tahap develop, adalah proses validasi oleh ahli, dan 4) tahap disseminate,
sebagai uji efektivitas dan praktikalitas oleh siswa dan guru. Jenis penelitian ini penelitian
kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Dasar pemilihan model penelitian ini dikarenakan
langkah pada model peneltian ini mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
penelitian yaitu untuk mengungkap tingkat validitas, praktikalitas dan efektifitas media
pembelajaran berbasis Excell spereadseet setelah proses uji coba.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Kendari Tahun ajaran 2021/2022.
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret 2022.
3. Subjek Penelitian
Subjek uji coba pada penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 5 Kendari. Uji coba
dilakukan melalui kelompok kecil dengan siswa SMA kelas XI SMA Negeri 5 Kendari
sebanyak 30 orang.
4. Instrumen Penilitian
a. Observasi
Metode observasi ini merupakan teknik pengumpulan data yang biasa digunakan
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan dengan tujuan mengetahui
permasalahan-permasalahan yang muncul serta dapat mengatuhi hal-hal yang mendalam
dengan responden tebatas (Masyruhan, 2020). Jenis observasi yang digunakan berupa
observasi terbuka dengan melakukan pengamatan yang terfokus pada keterlaksanaan
pembelajaran peserta didik sekaligus mengamati kendala yang ditemui selama proses
pembelajaran berlangsung yang menerapkan media pembelajaran berbasis Excell
spereadseet. Penilaian dan penguatan dilakukan terhadap kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, penutup, pengelolaan waktu dan suasana kelas.
b. Tes
Pemberian tes meliputi pretest dan posttest sesuai dengan indikator dan tujuan
yang dikembangkan oleh peneliti. Pada penelitian ini terdapat pretest, sebelum
pemberian perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat. Pemberian
pretest ini dilakukan dengan tujuan lebih memudahkan dalam membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan (Yuliana, 2020). Setelah diberi perlakuan selama
beberapa pertemuan, objek penelitian diberikan posttest dengan bentuk soal esai
sebanyak 7 nomor yang berdasarkan indikator pemahaman konsep fisika pada materi
sifat-sifat lensa dan cermin.
c. Angket
Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket lembar validasi dan
angket respon peserta didik. Angket lembar validasi diberikan kepada pakar/ahli untuk
mengatahui kefektifan dan kelayakan media yang akan digunakan. Sedangkan, angket
respon peserta didik digunakan untuk mengetahui respon pesertaa didik terhadap
penggunaan media pembelajaran.
5. Teknik Analisis Data
a. Analisis Validitas
Uji validitas media dilakukan oleh 3 validator. Validitas media pembelajaran
meliputi empat aspek yaitu desain media, isi, tampilan media,dan kualitas teknis. Tabel 1
menunjukkan kriteria validitas media pembelajaran. Kriteria penilaian pada lembar
validasi menggunakan skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: 1) Sangat Baik (SB) = 4; 2) Baik
(B) = 3; 3) Tidak Baik (TB) = 2 ; 4) Sangat Tidak Baik (STB) = 1.
Sebelumnya dicari terlebih dahulu nilai rata-rata dari lembar validasi tersebut,
rumus untuk mencari nilai rata-rata adalah sebagai berikut:

Mx = x
N
Keterangan: Mx = Mean (Rata-rata)
x = Jumlah seluruh skor
N = Banyaknya skor

Kemudian menentukan presentasi nilai validasi menggunakan rumus:


Total skor valid asi
Validasi (v) = 100%
Total skor maksimal
Hasil validitas yang telah diketahui presentasinya dapat dicocokkan dengan kriteria
validitas yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Kriteria Validitas Media Pembelajaran
No. Presentase Kategori Validitas
1. 85,1%-100% Sangat Vald
2. 70,01%-85,00% Valid
3. 50,01%-70,00% TidakValid
4. 1,00%-50,00% Sangat Tidak Valid

Tabel 2. Rentang Kategori Nilai Hasil Validsi Ahli


No. Presentase Kategori Validitas
1. 76-100 Sangat Baik
2. 51-75 Baik
3. 26-50 Cukup Baik
4. 0-25 Kurang Baik
(Wulandari, 2020).
b. Analisis Praktikalisasi
Data yang digunakan untuk menguji praktikalisasi media pembelajaran diperoleh
melalui hasil validasi dari lembar angket validitas tim ahli/dosen serta pernyataan guru
dan siswa dari lembaran angket respon peserta didik yang dikumpulkan peneliti.
Pengujian dan analisis menggunakan skala Likert dengan perhitungan sebagai berikut: 1)
Sangat Setuju (SS) = 5; 2) Setuju (S) = 4; 3) Netral (N) = 3 ; 4) Tidak Setuju (TS) = 2; 5)
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Pemberian nilai presentase kepraktisan menggunakan
rumus:
f
P=  100%
N
Keterangan : P = Nilai akhir
f = Skor penilaian
N = Skor total

Tabel 3. Kriteria Kepraktisan Media Pembelajaran


Nilai Kriteria
80%<x  100% Sangat Praktis
60%<x  80% Praktis
40%<x  60% Cukup Praktis
20%<x  40% Kurang Praktis
0%<x  20% Tidak Praktis
(Fitra dan Maksum, 2021).
c. Analisis Efektivitas
Analisis tes keterampilan penguasaan konsep peserta didik menggunakan butir
soal pretest dan posttest. Peningkatan dari hasil pembelajaran diperoleh dengan
menggunakan kriteria N − gain . Pengujian hipotesis dengan uji-t independent
bertujuan mengetahui ada tidaknya pengaruh yang dilihat dari perbedaan hasil pretest
dan posttest sebelum dan sesudah digunakannya media pembelajaran Excel
spreadseheet. Sebelum dilakukan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk
mengetahui data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan
SPSS 23 for windows (Yuliana, 2020).
Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menggunakan persamaan gain
ternormalisasi sebagai berikut: dimana < sf > = Skor dari post-test dan < si > = Skor
dari pre-test. Analisi data efeketifnya media pembelajaran ini dapat dicari dengan
rumus berikut persamaan N-gain:

(g) =
(X − X awal
akhir )
100% − X awal
Keterangan :
(g ) = Tingkat efektivitas
X awal = Nilai rata-rata tes awal
X akhir = Nilai rata-rata tes akhir

Tabel 4. Kriteria Efektivitas untuk Pre-Test dan Post-Test


<g> % Kriteria
(<g>)>0.7 Tinggi
0.3%  (<g>)  0,70 Sedang
(<g>)< 0,3 Rendah
(Syefrinando, 2020).

Anda mungkin juga menyukai