Anda di halaman 1dari 7

ISSN: 2338-1027 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2017) Vol.2 No.

1 73-79
Februari 2017

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS DISCOVERY


LEARNING BERBANTUAN PhET INTERACTIVE SIMULATIONS
PADA MATERI HUKUM NEWTON

Akbar Perdana1*, Siswoyo1, Sunaryo1


1
Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda Rawamangun No.10, Jakarta Timur, Indonesia
e-mail: ackbar.perdana@yahoo.com

ABSTRAK

Fisika merupakan pelajaran yang harus seimbang antara teori dan eksperimen. Untuk eksperimen salah
satu yang dapat digunakan adalah dengan virtual laboratorium, khususnya simulasi PhET. Dalam
menggunakan PhET tentunya diperlukan sebuah penuntun ataupun lembar kerja siswa (LKS). Tujuan dari
penelitian ini adalah mengembangkan dan menghasilkan lembar kerja siswa berbasis discovery learning
berbantuan PhET Interactive Simulations pada materi Hukum Newton. Penelitian ini dilakukan di Jurusan
Fisika FMIPA UNJ dan uji coba terbatas dilakukan terhadap siswa SMAN 15 Bekasi kelas X. Penelitian ini
menggunakan pendekatan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation) untuk
menganalisis, mendesain, mengembangkan, mengimplementasikan dan mengevaluasi LKS. Data diperoleh
melalui angket analisis kebutuhan, hasil validasi ahli, hasil pretest dan postest, dan dokumentasi.

ABSTRACT

Physics is the lesson that should be balanced between theory and experiment. For one of the experiments
that can be used is with virtual labs, particularly simulation PhET. In using PhET certainly needed a guide or
a student worksheet (categorized). The purpose of this research is to develop and produce student
worksheet based learning assisted discovery PhET Interactive Simulations on the material law of Newton.
This research was conducted at the Department of Physics of State University of Jakarta and limited testing
UNJ committed against students SMAN 15 Bekasi class X. This research use approach ADDIE (Analyze,
Design, Development, Implementation, Evaluation) for analyzing, designing, developing, implementing and
evaluating is categorized. The data obtained through the now needs analysis, results validation expert,
pretest and outcome postest, and documentation.

© 2017 Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung

Keywords: Student’s Work Sheet, Discovery Learning, ADDIE, PhET Simulations, Newton's Laws

PENDAHULUAN ketersediaan alat praktikum yang terbatas


sebanyak 42%.
Fisika merupakan salah satu cabang dari Dalam proses pembelajaran fisika, siswa
ilmu sains. Fisika merupakan hasil kegiatan tidak hanya sekadar menghafal teori dan
manusia berupa pengetahuan, gagasan dan rumus, akan tetapi lebih ditekankan pada
konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar terbentuknya proses pengetahuan dan
yang diperoleh dari serangkaian pengalaman penguasaan konsep [3]. Proses pembelajaran
melalui proses ilmiah [1]. Mata pelajaran fisika merupakan proses komunikasi. Yang menjadi
merupakan mata pelajaran yang berkaitan erat masalah bagaimana agar proses komunikasi
dengan cara mencari tahu tentang gejala- itu berjalan dengan efektif agar pesan yang
gejala alam secara sistematis sehingga ingin disampaikan dapat diterima secara utuh
menjadikan peserta didik lebih berpikir kritis [2]. [4]. Untuk kepentingan tersebut, guru perlu
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menggunakan variasi dalam penggunaan
peneliti di SMAN 15 Bekasi melalui angket media dan alat pembelajaran. Salah satu
siswa, sebanyak 69 siswa yang terbagi dalam media pembelajaran yang dapat digunakan
dua kelas, menunjukkan bahwa 56,5% siswa adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).
merasa kesulitan dalam memahami pelajaran Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti
fisika. Dengan alasan tertentu banyak simbol, terdorong untuk mengembangkan LKS dengan
rumus, dan istilah yang digunakan sebanyak pendekatan discovery yang diharapkan
28,9%, alasan kurangnya praktikum karena nantinya siswa dapat terlibat, terutama dalam
proses mentalnya untuk menemukan beberapa
74 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2017) Vol.2 No.1 73-79

konsep dan prinsip. LKS yang dikembangkan pembelajaran yang harus dikerjakan siswa
dalam praktikumnya menggunakan simulasi yang mengacu pada kompetensi yang akan
PhET. Simulasi PhET disini sebagai pengganti dicapai [6].
alat-alat praktikum yang jumlahnya minim Langkah-langkah aplikatif membuat LKS yaitu:
sehingga praktikum tetap bisa dilaksanakan. 1) Melakukan analisis kurikulum
Dengan jumlah komputer yang memadai 2) Menyusun peta kebutuhan LKS
diharapkan praktikum dengan bantuan simulasi 3) Menentukan judul-judul LKS
PhET ini mampu menambah pemahaman 4) Penulisan LKS
konsep dan mengembangkan motivasi serta Dalam proses pembelajaran fisika, LKS
sikap ilmiah siswa pada materi Hukum Newton. bertujuan untuk menemukan konsep atau
Manfaat penelitian ini sebagai pengabdian prinsip dan aplikasi dari suatu konsep,
peneliti yang dapat dijadikan refleksi untuk sehingga mampu mengembangkan aspek
terus mencari dan mengembangkan inovasi kognitif, afektif dan psikomotor dalam
dalam hal pengembangan perangkat bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.
pembelajaran menuju lebih baik lagi serta
dapat menjadi bahan rujukan untuk 3. Discovery Learning
pengembangan LKS dengan pendekatan yang Metode discovery (dalam bahasa Indonesia
berbeda. sering disebut metode penyingkapan)
didefinisikan sebagai proses pembelajaran
METODE yang terjadi bila siswa disajikan materi
pembelajaran yang masih bersifat belum
1. Pengembangan Model ADDIE tuntas atau belum lengkap sehingga menuntut
ADDIE merupakan kependekan dari siswa menyingkapkan beberapa
Analysis (analisis), Design (desain), informasi yang diperlukan untuk melengkapi
Development (pengembangan), materi ajar tersebut [7]. Adapun menurut
Implementation (implementasi), Evaluation Syah (2004) dalam mengaplikasikan model
(evaluasi). Beberapa tahapan ADDIE Discovery Learning di kelas tahapan atau
adalah sebagai berikut [5]: prosedur yangharus dilaksanakan dalam
a) Tahap analisis (analysis); Tahap analisis kegiatan belajar mengajar secara umum
adalah tahap pendefinisian apa yang akan adalah sebagai berikut [8]:
dipelajari peserta didik. 1) Stimulasi, Pada tahap ini siswa dihadapkan
b) Tahap desain (Design); tahap ini adalah pada sesuatu yang menimbulkan
pembuatan rancangan atau penyusunan kebingungan dan dirangsang untuk
kerangka dengan cara merumuskan tujuan melakukan kegiatan penyelidikan guna
pembelajaran yang spesifik, terukur, menjawab kebingungan tersebut.
realistis, dan dapat diaplikasikan. 2) Menyatakan masalah, Pada tahap ini siswa
c) Tahap pengembangan (Development); diarahkan untuk mengidentifikasi sebanyak
tahap ini adalah kegiatan realisasi mungkin masalah yang relevan dengan
rancangan produk. bahan pelajaran, kemudian salah satunya
d) Tahap implementasi (Implementation); dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
implementasi adalah langkah menerapkan hipotesis.
media pembelajaran yang dibuat sesuai 3) Pengumpulan data, Pada tahap ini siswa
dengan desain awal. ditugaskan untuk melakukan kegiatan
e) Tahap evaluasi (Evaluation); yaitu tahap eksplorasi, pencarian, dan penelurusan
meninjau dan menilai apakah media yang dalam rangka mengumpulkan informasi
diimplementasikan berjalan sesuai harapan sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
awal atau tidak dan layak digunakan atau membuktikan benar hipotesis yang telah
tidak. diajukannya.
4) Pengolahan data, Pada tahap ini siswa
2. Lembar Kerja Siswa mengolah data dan informasi yang telah
Lembar Kerja Siswa merupakan suatu diperolehnya baik melalui wawancara,
bahan ajar cetak berupa lembaran- lembaran observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
kertas yang berisi materi, ringkasan, dan 5) Pembuktian, Pada tahap ini siswa
petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas melakukan pemeriksaan secara cermat
Akbar P., dkk. – LKS Berbasis Discovery Learning Berbantuan PhET Interactive 7

untuk membuktikan benar atau tidaknya gaya yang bekerja pada benda itu atau
hipotesis yang ditetapkan tadi dengan resultan gaya yang bekerja pada
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil benda tersebut sama dengan nol.”
pengolahan data. (1)
6) Menarik kesimpulan, Pada tahap ini siswa Sifat kelembaman itu terasa pada kita
menarik sebuah kesimpulan yang dapat sendiri pada waktu kita naik kendaraan,
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk misalnya mobil, bis, kereta api dan
semua kejadian atau masalah yang sama, sebagainya. Bila mobil yang kita
dengan memperhatikan hasil verifikasi. tumpangi direm, tubuh kita akan
terdorong ke depan. Pada waktu kita
4. PhET Simulation berdiri di dalam kereta api, tubuh kita
PhET Simulation (Physic Education akan terdorong ke belakang bila kereta
Technology) adalah sebuah simulasi yang itu bergerak maju [12].
dibuat untuk membantu proses
pembelajaran fisika, dan dirancang b. Hukum II Newton
sedemikian rupa agar terlihat Massa adalah ukuran inersia atau
menarik dan terbuka untuk semua pelajar benda. Makin besar massa yang dimiliki
yang memberikan umpan balik dari animasi sebuah benda, makin sulit merubah
kepada para siswa [9]. PhET Simulation ini keadaan geraknya. Lebih sulit
telah dikembangkan sebanyak lebih dari 80 menggerakannya dari keadaan diam,
simulasi, PhET Simulation dapat diunduh atau memberhentikannya waktu sedang
bebas biaya disitus http://phet.colorado.edu. bergerak, atau merubah gerakannya
Manfaat dari PhET Simulation adalah keluar dari lintasannya yang lurus.
sebagai berikut [10]: Dalam satuan SI, satuan massa adalah
1) Dapat dijadikan suatu pendekatan yang kilogram (kg) [13].
membutuhkan keterlibatan dan interaksi Gaya adalah suatu pengaruh pada
dengan siswa. sebuah benda yang menyebabkan benda
2) Memberi feedback yang dinamis. mengubah kecepatannya, artinya,
3) Mendidik siswa agar memiliki pola berpikir dipercepat [11]. Jika sebuah gaya total
konstruktivisme. diberikan pada benda yang
4) Membuat pembelajaran lebih menarik bermassa, Newton berpendapat bahwa
karena siswa dapat belajar sekaligus kecepatan akan berubah. Karena
bermain pada simulasi tersebut. perubahan laju atau kecepatan
5) Memvisualisasikan konsep-konsep fisika merupakan percepatan, dapat dikatakan
dalam model, seperti gelombang radio dan bahwa gaya total menyebabkan
medan listrik. percepatan.
Hukum kedua Newton yaitu:
5. Hukum Newton “Percepatan sebuah benda berbanding
lurus dengan gaya total yang bekerja
a. Hukum I Newton padanya dan berbanding terbalik dengan
Hukum pertama Newton menyatakan massanya” [13]. Bentuk persamaannya
bahwa sebuah benda dalam keadaan dapat dituliskan
diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan akan tetap diam atau akan terus (2)
bergerak dengan kecepatan konstan Dimana a adalah percepatan, m
kecuali ada gaya eksternal yang bekerja adalah massa, dan ∑F berarti jumlah
pada benda itu. Kecenderungan ini vektor dari semua gaya yang
digambarkan dengan mengatakan bahwa bekerja pada benda tersebut, yang
benda mempunyai kelembaman. didefinisikan sebagai gaya total.
Sehubungan dengan itu, Hukum pertama ∑F = ma (3)
Newton seringkali dinamakan hukum
kelembaman (inersia) [11]. “Setiap c. Hukum III Newton
benda akan bergerak lurus beraturan Dalam pembahasan tentang hukum
atau diam, jika tidak ada resultan ketiga Newton, kata “aksi” dan “reaksi”
76 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2017) Vol.2 No.1 73-79

seringkali digunakan. Jika gaya yang pengembangan ADDIE yang meliputi lima
dikerjakan pada benda A dinamakan aksi tahap, yaitu Analysis, Design,
benda B pada A, maka gaya A yang Development, Implementation, dan
dikerjakan balik pada B dinamakan reaksi Evaluation.
A pada B [11]. Tidaklah menjadi
persoalan gaya mana dalam pasangan e. Desain Penelitian dan Pengembangan
semacam itu dinamakan aksi dan yang Penelitian dan pengembangan akan
mana reaksi. Yang penting adalah bahwa dilakukan mengacu pada tahapan-
gaya-gaya selalu terjadi dalam pasangan tahapan sesuai model Pengembangan
aksi-reaksi, dan bahwa gaya reaksi ADDIE. Berikut ini alur penelitian yang
adalah sama besar dan berlawanan arah akan digunakan untuk melaksanakan
dengan gaya aksi. penelitian.
Hukum III Newton menyatakan bahwa
gaya aksi dan reaksi bekerja pada dua
benda yang berbeda. Konsep ini sangat
penting dan paling banyak disalahartikan.
Dua gaya yang bekerja pada satu benda
meskipun besarnya sama dan arahnya
berlawanan, bukanlah pasangan gaya
aksi-reaksi. Secara matematis dituliskan:
(4)

6. Metode Penelitian

a. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan bahan ajar yang layak
berupa lembar kerja siswa berbasis
discovery learning berbantuan PhET
materi pokok hukum newton bagi siswa
SMA.

b. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilaksanakan di Gambar 1. Desain Penelitian
Universitas Negeri Jakarta dan
diujicobakan pada siswa kelas X SMA f. Teknik Pengumpulan Data
Negeri 15 Bekasi. Waktu uji coba Pada penelitian pengembangan ini
pengembangan media dilakukan pada data yang digunakan adalah berupa hasil
bulan Desember-Januari 2017. uji coba ahli, guru, dan kinerja dan
pengetahuan siswa/i. Data diperoleh
c. Responden dengan menggunakan instrumen ujicoba
Uji kelayakan dan keterbacaan lembar berupa angket rating scale dan lembar
kerja siswa yang dikembangkan penilaian keterampilan (psikomotorik) dan
melibatkan ahli dan pengguna produk, pengetahuan (kognitif) dengan rubrik
antara lain: Ahli materi, ahli media, guru penilaiannya. Produk yang telah
fisika, dan siswa SMAN 15 Kelas X dalam dihasilkan akan diperlihatkan kepada
jumlah terbatas. responden, yaitu ahli materi, ahli media,
ahli bahasa, siswa dan guru Fisika SMA
d. Metode Penelitian kelas X. Setelah mencermati produk,
Metode penelitian yang digunakan responden kemudian mengisi angket
pada penelitian ini adalah metode yang telah diberikan. Data yang diperoleh
penelitian dan pengembangan (Research berupa angket yang telah diisi oleh
and Development) yaitu model responden.
Akbar P., dkk. – LKS Berbasis Discovery Learning Berbantuan PhET Interactive 7

belajar siswa dilakukan dengan cara


g. Instrumen Penelitian menghitung skor pre test dan post test siswa
Instumen yang digunakan dalam kemudian menghitung rata-rata indeks gain
penelitian ini terdiri dari: (N-gain) tersebut secara umum.
 Analisis kebutuhan untuk guru dan siswa Teknik normalized gain (N-gain) yang
 Analisis butir soal tes sumatif yang dapat dihitung dengan menggunakan
meliputi validitas, reliabilitas, tingkat persamaan N-gain dari persamaan Meltzer
kesukaran, dan daya pembeda (Selvianti, dkk, 2013:61) sebagai berikut.
 Kuisioner evaluasi untuk ahli materi fisika,
ahli media pembelajaran, dan guru fisika
 Kuisioner uji coba lapangan
Dengan:
h. Teknik Analisis Data
<g> = Nilai normalized gain
Data yang diperoleh dianalisis dengan S post = Skor post test
melakukan perhitungan menggunakan S pre = Skor pre test
skala Likert. Skala likert adalah skala S maks = Skor maksimum ideal
yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau Dengan kategori perolehan skor N-gain
sekelompok orang tentang fenomena seperti pada Tabel 3.
sosial. Data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan perhitungan skala
Tabel 3. Kategori Perolehan Skor N-Gain
likert dengan poin 1 sampai 4.
Batasan Kategori
Tabel 1. Skala Likert g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
Bobot
No Alternatif Jawaban g < 0,3 Rendah
Skor
Tidak bagus / tidak
1 1 HASIL DAN PEMBAHASAN
jelas
Kurang bagus /
2 2 Bahan ajar fisika untuk pendukung
kurang jelas
3 Baik / jelas 3 kurikulum 2013 yang telah dikembangkan
dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS).
Sangat bagus /
4 sangat jelas 4 Lembar kerja siswa ini digunakan sebagai
bahan ajar siswa yang berbasis
discovery learning. LKS tersebut dapat
Data yang diperoleh selanjutnya dihitung digunakan saat proses pembelajaran
interpretasi skornya sebagai berikut: dengan metode demonstrasi di dalam kelas
atau di luar kegiatan belajar mengajar
sebagai tugas kelompok saat pembelajaran
Hasil akhir penilaian kemudian telah selesai.
dicocokkan pada tabel 2.
Tabel 2. Interpretasi Skor 1. Uji Validitas oleh Ahli Materi
LKS discovery learning ini diuji
kelayakannya kepada dua orang ahli materi
dari jurusan fisika FMIPA UNJ. Kuisioner uji
ahli materi terdiri dari 12 pertanyaan dengan
dua indikator. Skala likert dari 1-4 dengan
rentang sangat tidak setuju sampai sangat
setuju. Interpretasi skor menggunakan skala
Likert yaitu 0%-100% dengan rentang dari
sangat tidak baik hingga sangat baik. Hasil
Untuk mengetahui efektivitas penggunaan validitas disajikan dalam tabel 4.
LKS discovery learning terhadap hasil
78 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2017) Vol.2 No.1 73-79

Tabel 4. Interpretasi hasil uji kelayakan oleh Tabel 5. Interpretasi hasil uji kelayakan oleh
ahli materi ahli media
Uji Kelayakan Ahli
Materi Uji Kelayakan Ahli Materi
No Aspek
Presentase Interpretasi No Aspek Presentase Interpretasi
(%) (%)
1 Kesesuaian 91,70 Sangat 1 Penyajian 88 Sangat
materi dengan Baik Tampilan Baik
KI dan KD 2 Bahasa 88 Sangat
2 Kesesuaian 95,80 Sangat Baik
materi dalam Baik Rata-rata 87,50 Sangat
strategi Baik
pembelajaran
Rata-rata 93,70 Sangat
Baik

Gambar 2. Diagram Hasil Uji Kelayakan Oleh


Ahli Materi
Gambar 2. Diagram Hasil Uji Kelayakan
Oleh Ahli Materi Dari tabel dan grafik yang disajikan di
atas terlihat bahwa indikator penyajian
Dari Tabel 4 dan grafik pada Gambar 2 tampilan dan bahasa rata-rata keseluruhan
terlihat bahwa skor rata-rata untuk indikator indikator adalah 87,50%.
kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar yaitu kesesuaian materi SIMPULAN
dalam pembelajaran, teknik penyajian dengan
rata-rata keseluruhan indikator yaitu 93,75%. Hasil validasi ketepatan dan kesesuaian
Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dibuat materi pada LKS discovery learning fisika yang
sangat baik untuk dijadikan sebagai media dilakukan kepada dua ahli materi mendapatkan
pembelajaran fisika. interpretasi pada semua indikator, untuk dua
indikator yang dinilai oleh dua ahli materi
2. Uji Kelayakan Oleh Ahli dengan 12 pertanyaan didapat nilai rata-rata
Media Pembelajaran 93,75%. Hal ini menunjukkan bahwa dari
Kuisioner uji ahli media terdiri dari 12 strategi pembelajaran dan isi materi LKS
pertanyaan dengan dua indikator. Skala discovery learning fisika sudah sangat baik dan
likert dari 1-4 dengan rentang sangat tidak layak untuk digunakan sebagai salah satu
setuju sampai sangat setuju. Interpretasi sumber belajar dalam pembelajaran fisika.
skor menggunakan skala likert yaitu 0%- Hasil validasi LKS discovery learning yang
100% dengan rentang dari sangat tidak baik dilakukan kepada ahli media mendapatkan
hingga sangat baik. Hasil validitas disajikan interpretasi sangat baik pada semua indikator,
dalam Tabel 5. untuk dua indikator yang dinilai oleh dua ahli
media pembelajaran dengan 8 pertanyaan
didapat nilai rata-rata 87,50%. Hal ini
Akbar P., dkk. – LKS Berbasis Discovery Learning Berbantuan PhET Interactive 7

menunjukkan bahwa dari segi tampilan dan PhET dan Kit Sederhana Untuk
bahasa, LKS discovery learning fisika sudah Mengajarkan Keterampilan Psikomotor
sangat baik dan layak digunakan sebagai salah Siswa Pada Pokok Bahasan Alat
satu sumber belajar dalam pembelajaran. Optik . Jurnal Pendidikan IPA Indonesia ,
Untuk uji coba lapangan, peneliti sedang 18-22.
melakukan penelitian di SMAN 15 Bekasi [2] Damayanti, D. S., Ngazizah, N., & K, E. S.
sehingga hasil uji coba lapangan masih dalam (2013). Pengembangan Lembar Kerja
proses Siswa (LKS) dengan Pendekatan Inkuiri
Terbimbing Untuk Mengoptimalkan
UCAPAN TERIMAKASIH Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3
Peneliti mengucapkan terimakasih atas Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran
kontribusi dari pihak pihak yang telah 2012/2013. Radiasi. Vol. 3. No. 1 , 58-62.
membantu dalam menyelesaikan [3] Setiyawan, R. T., Sutarto, & Subiki.
penelitian pengembangan media (2012). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
pembelajaran berbentuk lembar kerja siswa, Belajar Fisika Dengan Metode
antara lain: Demonstrasi Yang Dilengkapi Media
1) Dr. Esmar Budi, M. Si selaku Ketua Lingkungan Pada Siswa Kelas VIIIB SMP
Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Negeri 13 Jember. Jurnal Pembelajaran
Universitas Negeri Jakarta. Fisika (JPF), Volume 1, Nomor 2 ,
2) Drs. Siswoyo, M. Si selaku dosen 206-211.
pembimbing yang telah bersedia [4] Sanjaya, W. (2013). Perencanaan dan
memberikan pikiran, tenaga dan waktunya Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
untuk mengoreksi, membimbing, dan Kencana Prenada Group.
mengarahkan peneliti dalam penyusunan [5] Rohman, M., & Amri, S. (2013). Strategi
skripsi. dan Desain Pengembangan Sistem
3) Drs. Sunaryo, M. Si selaku dosen Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Raya.
pembimbing yang telah bersedia [6] Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif
memberikan pikiran, tenaga dan waktunya Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
untuk mengoreksi, membimbing, dan Diva Press.
mengarahkan peneliti dalam penyusunan [7] Abidin, Y. (2014). Desain Sistem
skripsi. Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum
4) Keluarga besar, khususnya Ibu 2013. Bandung: Refika Aditama.
Isminawansih dan Bapak Agus Madiyanto [8] Abidin, Y. (2014). Desain Sistem
selaku orang tua peneliti yang telah Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum
memberikan dukungan dalam 2013. Bandung: Refika Aditama.
menyelesaikan penelitian. [9] Finkelstein, N., Adams, W., Keller, C.,
5) Pendidik fisika di SMAN 15 Bekasi (Elizar Perkins, K., Wieman, C., & P. E. (2006).
Utomo, S. Pd, Asep Supriyatna, S. Pd, dan High-Tech Tools for Teaching Physics: the
Teguh Handoko, S.Pd) terimakasih atas Physics Education Technology Project.
bimbingannya dalam melaksanakan MERLOT Journal of Online Learning and
penelitian dan saran yang sangat Teaching , 111.
membantu. [10] Perkins, K., Adams, W., & Dubson, M.
6) Teman-teman Pendidikan Fisika (2004). PhET : Interactive Simulations for
Universitas Negeri Jakarta 2012, Teaching and Learning Physics. Physics
Khususnya Astrid Sutejo, dan Aditya Pajar Teacher , 1-8.
Sidik yang telah membantu, terimakasih [11] Achmadi, H. R. (2004). Kode Fis.07
atas kerjasamanya. Hukum Newton. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA [12] Tipler, P. A. (1998). Fisika. Jakarta:
Erlangga.
[1] Prihatiningtyas, S., Prastowo, T., & [13] Giancoli. (2001). Fisika Edisi kelima Jilid I.
Jatmiko, B. (2013). Implementasi Simulasi Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai