Anda di halaman 1dari 37

KARTU BIMBINGAN PROPOSAL

NAMA: CUT ROZA MAIZALIANI


NIM : 150204021
PEMBIMBING: FERA ANNISA, M. Sc

No Hari/ Tanggal Bimbingan Paraf

7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika adalah bidang studi yang biasanya dianggap sulit, tetapi apa sumber

kesulitan dalam belajar fisika jarang diselidiki.1 Fisika merupakan bagian dari

sains (IPA), fisika pada hakikatnya merupakan kumpulan pengetahuan, cara

berpikir, dan penyelidikan, IPA sebagai kumpulan pengetahuan dapat berupa

fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model.2 Dengan demikian dapat

dipahami bahwa pengertian fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) yang ada pengumpulan data yang akan dihitung

menggunakan rumus, yang mana data diperoleh dari hasil eksperimen,

pengamatan, dan lain sebagainya.

Kemampuan-kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran aktif

tidak mungkin dapat berkembang dengan sendirinya tanpa adanya bimbingan dan

arahan dari guru melalui pembelajaran sains secara intensif, inovatif dan

akomodatif. Jadi, sebelum mengajar guru harus mempersiapkan terlebih dahulu

perangkat pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

1
Mukarramah lestari, “Pengaruh Penggunaan Media Gambar terhadap Komputer
terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa kelas X SMA Negeri 3 Makassar”. ISSN: 2303-1832,
diakses pada Oktober 2015
2
Siwi Puji Astuti, “Pengaruh Kemampuan Awal dan Minat Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Fisika”. ISSN: 2088-351X, diakses pada Tahun 2015

1
2

Berdasarkan hasil observasi di SMA Inshafuddin Banda Aceh bahwa

proses pembelajaran guru hanya memberikan soal-soal kepada peserta didik yang

ada dibuku cetak. Jadi, setiap materi yang diajarkan tidak ada diberikan Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD).

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi

tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran, yang

didalamnya mmuat petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas

yng tercantum didalamnya sebagai alat bantu untuk mengembangkan kemampuan

berfikir peserta didik dan keterampilan, serta melibatkan peserta didik secara aktif

ketika proses belajar berlangsung.3 Jadi menurut penelitian ini Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) adalah salah satu sarana untuk membantu dan

mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interkasi

yang efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan

aktivitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar.

Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, apabila bahan ajar yang

tersedia disekolah telah mendukung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,

salah satunya seperti Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dapat membantu

peserta didik lebih aktif sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru

namun berpusat pada peserta didik. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat

membantu peserta didik lebih mandiri sehingga pembelajaran didalam kelas lebih

menarik. Oleh karena itu, perlu adanya LKPD yang berbasis POE (Predict,

3
Majid A, Perencanaan Pembelajaran. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011)
3

Observe, Explain). Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis POE (Predict,

Observe, Explain) ini sangat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran

yang sedang berlangsung.

Teknik pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) merupakan teknik

pembelajaran yang banyak dikembangkan dalam pendidikan sains, termasuk

fisika. Model pembelajaran POE(Predict, Observe, Explain) juga dikenal sebagai

salah satu model pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik dalam

mengembangkan mental dan fisik secara optimal, serta dapat meningkatkan

pemahaman peserta didik (Dian, dkk., 2014).

Berdasarkan penelitian terdahulu pengembangan Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) berbasis POE (Predict, Observe, Explain) yang dilakukan

Damayanti (2013) menyatakan bahwa “ pembelajaran menggunakan Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) memiliki kemampuan berpikir kritis sebesar 78,78%

yang masuk kategori kritis”. Penelitian yang dilakukan oleh Mukarram (2014)

menyatakan bahwa “Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis POE (Predict,

Observe, Explain) yang digunakan memiliki kemampuan berpikir kritis sebesar

93,32% hal tersebut membuktikan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

tersebut dalam kategori sangat kritis”. Penelitian yang dilakukan oleh Restami

(2013) menyatakan bahwa “model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)

dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika peserta didik daripada model

pembelajaran konvensional”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengembangan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis POE (Predict, Observe, Explain)

dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada pelajaran fisika.


4

Berdasarkan landasan teoritis dan empiris dapat disimpulkan bahwa

penulis tertarik untuk mengambil judul “ Pengembangan LKPD berbasis POE

(Predict, Observe, Explain) pada Materi Usaha dan Energi Kelas X di SMA

Inshafuddin Banda Aceh”.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengembangan dan hasil pengembangan LKPD berbasis

POE (Predict, Observe, Explain) pada Materi Usaha dan Energi Kelas X

di SMA Inshafuddin Banda Aceh?

2. Bagaimanakah hasil belajar peserta didik pada materi Usaha dan Energi

dengan menggunakan LKPD berbasis POE (Predict, Observe, Explain)?

3. Bagaimanakah respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan

menggunakan LKPD berbasis POE (Predict, Observe, Explain)?

C. Tujuan Penelitian

Dengan setiap kegiatan atau perbuatan yang akan dilakukan mempunyai

sasaran atau tujuan tertentu yang harus dicapai. Demikian pula penelitian yang

akan dilakukan nanti, adapun tujuan yang harus dicapai adalah untuk:
5

1. Untuk mengetahui pengembangan dan hasil pengembangan LKPD

berbasis POE (Predict, Observe, Explain) pada Materi Usaha dan Energi

Kelas X di SMA Inshafuddin Banda Aceh.

2. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada materi Usaha dan

Energi dengan menggunakan LKPD berbasis POE (Predict, Observe,

Explain).

3. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan

menggunakan LKPD berbasis POE (Predict, Observe, Explain).

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan tujuan diadakannya

penelitian ini, maka manfaat yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi

tambahan bagi peneliti berikutnya dan memberikan sumbangan terhadap

pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya.

b. Secara Praktis

a) Bagi Peserta Didik

Agar dapat memberikan pengalaman baru bagi peserta didik dalam

memperoleh pengetahuan dan juga pemahaman yang lebih lengkap dari suatu

materi yang diajarkan serta menjadikan peserta didik menjadi lebih aktif.
6

b) Bagi Pendidik

Memberikan informasi tambahan terhadap suatu model pembelajaran

yang dapat diterapkan dalam menyampaikan suatu materi kepada siswa.

c) Bagi Sekolah atau Lembaga

Agar dapat merekomendasikan pengembangan LKPD berbasis POE

(Predict, Observe, Explain) baik digunakan sebagai suatu sarana dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

d) Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan baru dalam menggunakan suatu model

pembelajaran yang nantinya akan sangat membantu peneliti dimasa yang akan

datang.

E. Definisi Operasional

Beberapa istilah yang didefinisikan dalam penelitian adalah:

1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam proses

pembelajaran, yang didalamnya mmuat petunjuk, langkah-langkah untuk

menyelesaikan suatu tugas yng tercantum didalamnya sebagai alat bantu untuk

mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik dan keterampilan, serta


7

melibatkan peserta didik secara aktif ketika proses belajar berlangsung. 4 Jadi

menurut penelitian ini Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah salah satu

sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar

sehingga akan terbentuk interkasi yang efektif antara peserta didik dengan

pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam

peningkatan prestasi belajar.

2. POE (Predict, Observe, Explain)

POE ini juga dikenal sebagai salah satu model pembelajaran yang

mampu memfasilitasi peserta didik untuk meengembangkan aktivitas mental

dan fisik secara optimal, serta dapat meningkatkan pemahaman peserta didik.5

Jadi menurut penelitian ini model POE (Predict, Observe, Explain) adalah

suatu model pembelajaran yang sangat baik digunakan untuk menciptakan

diskusi yang akan dilakukan oleh peserta didik dengan peserta didik lainnya

untuk mengetahui suaatu ilmu pengetahuan.

3. Usaha

Usaha merupakan proses perubahan energi.6 Jadi menurut penelitian

ini usaha yaitu sesuatu yang memerlukan energi dalam melakukan suatu hal.

4
Majid A, Perencanaan Pembelajaran. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011)
5
Dian, L., Kus, W., & Suryadi, “Pengaruh Model POE Menggunakan Metode
Eksperimen dan Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Pokok Bahasan Larutan
Penyangga Kelas XI SMA Al-Islam Surakarta”. ISSN 2337-9995, diakses pada 2014
6
Bambang Haryadi, “Fisika”, (Jakarta: Teguh Karya) hal. 82.
8

4. Energi

Energi adalah kemampuan melakukan usaha.7 Jadi menurut penelitian

ini energi yaitu kemampuan atau kesanggupan benda untuk melakukan usaha

atau melakukan kerja.

7
Surhayanto, Karyono, “ Fisika”, (Jakarta: CV. Sahabat) hal. 111.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

1. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan suatu bahan ajar

cetak yang berupa lembaran-lembaran yang berisi materi, ringkasan dan

petunjuk yang harus dilaksanakan oleh peserta didik.8

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam proses

pembelajaran, yang didalamnya memuat petunjuk, langkah-langkah untuk

menyelesaikan suatu tugas yang tercantum didalamnya sebagai alat bantu

untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dan

keterampilan, serta melibatkan peserta didik secara aktif proses belajar

berlangsung.9

LKPD ( Lembar Kerja Peserta Didik) merupakan salah satu bentuk

panduan belajar digunakan dalam pembelajaran yang berfungsi sebagai

panduan belajar siswa dan memudahkan peserta didik dalam melakukan

kegiatan belajar mengajar. Selain itu, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas yang nyata dengan

8
Prastowo, “Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif”, (Yogyakarta: Diva Press)
hal .204.
9
Majid A, “ Perencanaan Pembelajaran”, (Bandung: Remaja Rosdakarya)

9
10

objek dan persoalan yang akan dipelajarinya. Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) itu memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan

oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya

pembentukan kemampuan dasar. Tugas-tugas tersebut harus disesuaikan

dengan KD (Kompetensi Dasar) yang harus dicapai.10

Jadi menurut penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) adalah salah satu sarana untuk membantu dan

mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk

interaksi yang efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat

meningkatkan aktivitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar.

Yang mana dalam penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) itu

harus sesuai dengan KD (Kompetensi Dasar), indikator-indikator yang

harus dicapai dalam KD (Kompetensi Dasar) tersebut serta tujuan

pembelajaran yang harus dicapai dalam KD (Kompetensi Dasar) tersebut.

2. Tujuan Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Ada 4 tujuan penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD),

antara lain yaitu:

1) Menyajikan salah satu bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

berinteraksi dengan materi yang diberikan,

10
Damayanti, D. S., Ngazizah, N., & Setyadi, K. E, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir
Kritis Peserta Didik pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 13 Purworejo Kelas X Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Diakses pada tanggal 20 Desember 2017
11

2) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik

terhadap materi yang diberikan,

3) Melatih kemandirian belajar peserta didik,

4) Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada peserta didik.11

Selanjutnya, menurut Tim Instruktur Pemantapan Kerja Guru

(PKG), tujuan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) antara lain yaitu:

untuk melatih peserta didik berfikir lebih mantap dalam kegiatan

pembelajaran, dan memperbaiki minat peserta didikuntuk belajar,

misalnya guru membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) lebih

sistematis, berwarna serta bergambar sehingga dapat menarik perhatian

peserta didik untuk mempelajari Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).12

Jadi menurut penelitian ini tujuan daripada Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD), yaitu: Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) itu dapat

membantu peserta didik dalam belajar yang dijadikan sebagai bahan ajar

yang bisa meminimalkan peran pendidik yang dapat mengaktifkan peserta

didik dan dapat memudahkan pendidik dalam menyampaikan materinya

kepada peserta didik. Dengan adanya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

maka pembelajaran akan menjadi lebih mudah diajarkan dan peserta didik

juga mudah memahami materi yang akan diajarkan.

11
Prastowo, “Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif”, (Yogyakarta: Diva Press)

12
Fitriyah, “ Hubungan Kreativitas Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di SMK Profita” Bandung.
12

3. Komponen-Komponen Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut Depdiknas (2008), secara umum struktur Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) terdiri dari:

1) Judul,

2) Petunjuk belajar (petunjuk peserta didik),

3) Kompetensi yang akan dicapai,

4) Informasi pendukung,

5) Tugas-tugaas dan langkah-langkah kerja, dan

6) Penilaian.13

Penyusunan dan pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) ada beberapa komponen yang harus diperhatikan, yaitu: judul,

teori singkat mengenai materi yang diajarkan, alat dan bahan, prosedur

kerja, data pengamatan, butir soal, dan kesimpulan dari hasil diskusi.14

Adapun menurut penelitian ini komponen-komponen Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD), yaitu:

1) Lembar kerja yang berisi nama siswa, kelas, materi, tujuan pembelajaran,

dan langkah-langkah kerjanya.

2) Lembar jawaban.

3) Penilaian.

13
Depdiknas, “Standar Penilaian Buku Pelajaran Sains”, (Jakarta: Pusat Perbukuan)
14
Trianto, “Model Pembelajaran Terpadu”, (Jakarta: Bumi Aksara)
13

4. Langkah-Langkah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Langkah-langkah yang dapat diikuti untuk mengembangkan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), yaitu:

1) Persiapan pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) meliputi:

a. Mengkaji materi yang akan dipelajari peserta didik yaitu dari

kompetensi dasar, indikator hasil belajarnya dan sistematika

keilmuannya.

b. Menentukan tujuan pseserta didik mempelajari materi dalam Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD).

c. Mengidentifikasi jenis keterampilan proses yang akan dikembangkan

pada saat mempelajari materi tersebut.

d. Menentukan bentuk (model) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

2) Mengembangkan isi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) meliputi:

a. Menuliskan judul dengan singkat dan tepat.

b. Menuliskan tujuan yang diharapkan sesuai dengan indikator hasil

belajar yang telah ditentukan pada silabus.

c. Menyusun kegiatan atau tugas yang mengarahkan peserta didik

mendapatkan sumber informasi dan data-data yang dapat diolah sesuai

dengan keterampilan proses yang akan dikembangkan.15

15
Devi, R & Syarif, A, “Pengembangan LKS dengan Pendekatan Inkuiri Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Kota Baru” Jurnal Pendidikan Fisika, II(3):
67-74
14

Berikut ini merupakan langkah-langkah penulisan Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) yang dapat dikembangkan oleh guru secara mandiri

dalam pembelajaran IPA disekolah adalah (Laila Katriani, 2014):

a. Melakukan analisis kurikulum: KI (Kompetensi Inti), KD (Kompetensi

Dasar), indikator, dan materi pembelajaran.

b. Menyusun peta kebutuhan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

c. Menentukan judul Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

d. Menulis Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

e. Menentukan alat penilaian.

Jadi menurut penilitian ini langkah-langkah dalam membuat

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) harus dianalisis kurikulum, disusun

peta kebutuhan yang akan diperlukan oleh Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD), ditentukan judul-judul Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan

dilihat cara penulisan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut.

5. Syarat-Syarat Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang disusun harus

memenuhi persyaratan-persyaratan berikut ini, yaitu:

1. Syarat-syarat dikdatik

a. Mengajak peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.

b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep.

c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta

didik sesuai dengan ciri kurikulum.


15

d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,

moral, dan estetika pada diri peserta didik.

e. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.

2. Syarat-syarat konstruksi

a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.

b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas.

3. Syarat-syarat teknik

a. Tulisan

1) Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau

romawi.

2) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf

biasa yang diberi garis bawah.

3) Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari satu kata dalam

satu baris.

4) Gunakan bingkai untuk menentukan kalimat perintah dan jawaban

peserta didik..

5) Usahakan agar besarnya huruf dan gambar sesuai.

b. Gambar

Gambar yang baik dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah

gambar yang dapat menyampaikan isi dari materi pelajaran yang

disampaikan atau sedang dipelajari. Agar peserta didik lebih

memahami matri yang disampaikan.


16

c. Penampilan

Penampilan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) harus semenarik

mungkin.16

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang disajikan seecara

tercetak harus memenuhi format. Format Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) dimaksudkan agar siswa mengetahui apa yang hendak dipelajari,

bagaimana ia harus memulai belajar, apa yang ia lakukan saat belajar dan

tujuan yang harus dicapai setelah belajar, sehingga penyusunan Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) harus memuat judul, tujuan pembelajaran,

penyajian topik utama atau tugas-tugas laboratoris, prosedur

pralaboratorium, dan kegiatan laboratorium (prosedur ilmiah).17

6. Kelebihan dan Kelemahan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

a. Kelebihan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Kelebihan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah sebagai

berikut:

1) Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat mengarahkan

peserta didik untuk melakukan percobaan dan menemukan konsep

sendiri,

2) Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat membantu

guru ketika pengelolaan kelas, guru tidak harus memberikan arahan

16
Rohaeti, E. E, “ Critical and Creative Mathematical Thinking of Junior High School
Students” diakses pada tanggal 30 Oktober 2017
17
Ambarwati, D, Nyeneng, I. D. P., & Suana, W, “ Pengembangan LKS Model Inkuiri
Terbimbing Berbasis Pendekatan Konstekstual Materi Gaya dan Penerapannya” diakses pada
tanggal 3 Mei 2018
17

yang begitu rumit, Karenna telah tercantum dalam Lembar Kerja

Peserta Didik( LKPD),

3) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) juga dapat meningkatkan minat

peserta didik dan rasa ingin tahu untuk memahami konsep dengan

caranya sendiri.

b. Kelemahan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Kekurangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah sebagai

berikut:

1) Bahan ajar ini tidak dapat digunakan terlalu sering, karena jika

digunakan terlalu sering fungsi dari Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) ini akan menjaadi buruk, peserta didik akan merasa bosan dan

dapat menurunkan motivasi serta minat dalam belajar,

2) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kurang cocok apabila digunakan

untuk peserta didik yang memiliki daya serap dn analisis yang rendah,

3) Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikembangkan

kurang baik dan tidak memenuhi standar yang akan mengakibatkan

peserta didik tidak tertantang dalam menemukan konsep pelajaran

secara mandiri.18

18
Arsyad, A., Media Pembelajaran, (Jakarta: Grafindo Persada)
18

B. Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)

1. Pengertian Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)

Model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) dikenalkan

pertama kali oleh White and Gustone pada tahun 1995 dalam bukunya

Probing Understanding. Model ini merupakan salah satu model pembelajaran

yang mengacu pada teori belajar konstruktivis, dimana esensi dari model

pembelajaran ini adalah peserta didik membangun pengetahuan awalnya

sendiri dan dengan bantuan guru dalam pembelajaran mereka berusaha

menentukan hal baru dan akhirnya mampu mengkonstruksi pengetahuan

sesuai dengan hasil pembelajaran yang diperoleh.19

Indrawati & Setiawan dalam Dian, dkk, (2014) menyatakan bahwa

model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang menggunakan

3 langkah utama dari metode ilmiah, yaitu:

1) Prediction, merupakan suatu proses membuat dugaan terhadap suatu

peristiwa,

2) Observation yaitu melakukan pengamatan apa yang terjadi, dengan kata

lain peserta didik diajak untuk melakukan percobaan, untuk menguji

kebenaran prediksi peserta didik yang disampaikan, dan

19
Fathonah, F. S, “ Penerapan Model POE (Predict-Observe-Explain) Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, diakses pada
tanggal 20 Desember 2017
19

3) Explanation yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian

antara dugaan dengan hasil eksperimen dari tahap observasi.20

Model pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) merupakan

suatu model yang efisien untuk menciptakan diskusi para siswa mengenai

konsep ilmu pengetahuan. Model pembelajaran ini melibatkan siswa dalam

meramalkan suatu fenomena, melakukan observasi melalui demonstrasi, dan

akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi dan ramalan mereka sebelumnya.

Tahapan pembelajaran POE terdiri atas tiga bagian, pertama predict, kemudian

observe, dan yang terakhir adalah explain.21

Jadi dapat disimpulkan bahwa model POE (Predict, Observe, Explain)

merupakan suatu model pembelajaran yang sangat baik digunakan untuk

menciptakan diskusi yang akan dilakukan oleh peserta didik dengan peserta

didik lainnya untuk mengetahui suaatu ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)

Pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang mencakup

konsteks yang dapat menimbulkan motivasi belajar bagi peserta didik.

Haryanto (2014) memaparkan manfaat yang dapat diperoleh dari

implementasi pembelajaran POE antara lain yaitu dapat digunakan untuk

mengungkapkan gagasan awal peserta didik, memberikan informasi kepada

20
Dian, L., Kus, W., & Suryadi, “ Pengaruh Model POE Menggunakan Metode
Eksperimen dan Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Pokok Bahasan
Larutan Penyangga Kelas XI SMA Al-Islam Surakarta”, ISSN 2337-9995 Vol 3 No.3 Tahun 2014
21
Risky, D, F., & Rohati, “ Pengembangan LKS Berbasis POE Pada Materi Program
Linear Kelas XII SMA”, diakses pada 2014
20

guru tentang pemikiran peserta didik, membangkitkan diskusi, memotivasi

peserta didik agar berkeinginan untuk melakukan eksplorasi konsep, dan

membangkitkan keinginan untuk menyelidiki.

Model pembelajaran POE dapat meningkatkan pemahaman konsep

sains peserta didik. Model ini dapat digunakan untuk menggali pengetahuan

awal peserta didik, memberikan informasi pada pendidik mengenai

kemampuan berpikir peserta didik, mengkondisikan peserta didik untuk

melakukan diskusi, memotivasi peserta didik untuk mengeksplorasi konsep

yang dimiliki, dan membangkitkan peserta didik untuk melakukan

investigasi.22

Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat model pembelajaran POE

(Predict, Observe, Explain) itu sangat banyak. Yang mana model

pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) itu akan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam proses belajarnya

dan akan membangun pengetahuan yang akan didapatkan oleh peserta didik

berdasarkan pengalaman yang didapatkannya.

3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran POE (Predict, Observe,


Explain)
Langkah-langkah model pembelajaran POE (Predict, Observe,

Explain) menurut Indrawati dan Setiawan (2009), yaitu:

22
Ratna. W, Sarwanto & Puguh, “Pengembangan Modul Berorientasi POE Pada Materi
Pencemaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, ISSN: 2252-7893, diakses pada tahun
2014
21

Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran POE (Predict, Observe,


Explain)

Langkah-langkah Aktivitas
Prediction (prediksi) pada tahap ini peserta didik diajak
menduga apa yang akan terjadi
terhadap suatu fenomena yang akan
dipelajari
Observation (observasi) pada tahap ini guru meminta peserta
didik untuk melakukan kegiatan,
menunjukan proses atau
demonstrasi dan peserta didik
diminta untuk mencatat apa yang
akan terjadi
Explanation (eksplanasi) pada tahap ini guru meminta
peserta didik untuk menjelaskan
perbedaan antara prediksi yang
dibuat dengan hasil observasinya
(Sumber: Indrawati dan Setiawan., 2009)23
Sedangkan langkah-langkah model pembelajaran POE (Predict,

Observe, Explain) menurut Hakim (2012), yaitu:

Tabel 2.2 Langkah-langkah model pembelajaran POE (Predict, Observe,


Explain)

Langkah-langkah Aktivitas
Membuat prediksi atau a. guru menyajikan suatu
dugaan (P) permasalahan atau persoalan;
b. siswa diminta untuk membuat
dugaan (prediksi). Dalam
membuat dugaan siswa di minta
untuk berfikir tentang alasan
mengapa ia membuat dugaan
seperti itu.

Melakukan observasi (O) a. siswa diajak oleh guru melakukan


eksperimen berkaitan dengan
permasalahan yang disajikan di
awal;
b. siswa di minta mengamati apa

23
Indrawati dan Setiawan, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan untuk
Guru SD, (Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) hal. 45.
22

yang terjadi;
c. lalu siswa menguji apakah dugaan
mereka benar atau salah.
Menjelaskan (E) a. bila dugaan siswa ternyata terjadi
dalam eksperimen, guru dapat
merangkum dan memberi
penjelasan untuk menguatkan hasil
eksperimen yang dilakukan;
b. bila dugaan siswa tidak terjadi
dalam eksperimen yang di lakukan
maka guru membantu siswa
mancari penjela san mengapa
dugaannnya tidak benar;
c. guru dapat membantu siswa untuk
mengubah dugaanya dan
membenarkan dugaan yang semula
tidak benar.

(Sumber:Hakim., 2012)

Aktivitas pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran POE

secara singkat dapat dilihat pada Tabel 2.1.24

Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran POE

Tahap Aktivitas Pendidik Aktivitas Peserta didik


Pembelajaran
Memprediksi Menjelaskan tujuan, alat Orientasi peserta didik
(Predict) dan bahan yang kepada fenomena yang
diperlukan, memotivasi akan terjadi
peserta didik agar dapat
menduga apa yang akan
terjadi terhadap kegiatan
yang akan dilakukan
pendidik
Pengamatan Pendidik membimbing Peserta didik melakukan
(Observasi) peserta didik dalam percobaan dan
melakukan kegiatan mengamati hasil
percobaan percobaan yang
dilakukan
24
Liew, C. W., & Treagust, D,”The Effectiveness Predict – Observe – Explain (POE)
Technique in Diagnosing Studen’s Understanding of Science and Identifying Their Level of
Achievement”, diakses pada tanggal 10 November 2017
23

Menjelaskan Pendidik membimbing Peserta didik


(Explain) peserta didik dalam menjelaskan apa yang
mengemukakan hasil terjadi selama percobaan
percobaan yang berlangsung dan
dilakukan mengemukakan hasilnya
(Sumber: Liew., 2017)

Jadi dari ketiga langkah tersebut, penulis tertarik mengambil

langkah dari Liew. Karena langkah yang dijelaskan oleh Liew sangat jelas

memaparkan yang harus dilakukan oleh guru dan peserta didiknya.

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran POE (Predict,


Observe, Explain)

a. Kelebihan Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)

Kelebihan Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain),

yaitu:

1) Merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya dalam

mengajukan prediksi,

2) Menjadikan pembelajaran lebih menarik sebab peserta didik tidak

hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi

melalui eksperimen,

3) Peserta didik memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori

(dugaan) dengan kenyataan).

b. Kelemahan Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)

Kelemahan Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain),

yaitu:
24

1) Memerlukan persiapan yang lebih matang terutama berkaitan

penyajian persoalan IPA dan kegiatan yang akan dilakukan untuk

membuktikan prediksi yang akan diajukan kepada peserta didik,

2) Memerlukan alat, bahan, dan tempat yang memadai,

3) Memerlukan kemampuan dan keterampilan yang khusus bagi pendidik

sehingga dituntuk untuk kerja lebih professional,

4) Memerlukan kemauan dan motivasi pendidiknyang bagus untuk

keberhasilan proses pembelajaran peserta didik.25

C. LKPD Berbasis POE (Predict, Observe, Explain)

Penggunaan LKPD berbasis POE (Predict, Observe, Explain)

menjadikan pengajaran didalam kelas menjadi lebih efektif. Pengajaran efektif

adalah pengajaran dimana peserta didik mampu mengembangkan potensi yang

ada didalam dirinya, peserta didik lebih aktif saat melakukan aktivitas didalam

kelas.26

Pengembangan kemampuan kognitif dan psikomotorik peserta didik

dapat ditingkatkan dengan menyusun berbagai macam perangkat

pembelajaran. Menurut Uno (2011) penyusunan perangkat kegiatan adalah

sebagai berikut:

25
Evi, Y., Gaminah., & Mahadewi, P, “ Pengaruh Model Pembelajaran POE Berbantuan
Materi Bermuatan Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV”, diakses pada
tahun 2013
26
Hamalik, O , Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Sinar Grafika)
25

1) Kegiatan dasar, yaitu mencatat pokok bahasan yang akan diajarkan dan

mencari literatur relevan yang dapat membantu atau mendukung materi.

Kemudian semua literature dikumpul dan dicetak sesuai dengan seberapa

banyak yang dibutuhkan oleh peserta didik,

2) Kegiatan penerapan, yaitu kegiatan yang mana semua bahan telah dicetak,

kemudian dibagikan kepada setiap peserta didik agar meningkatkan

pemahaman konsep,

3) Kegiatan menantang, yaitu peserta didik mampu melakukan pembelajaran

lebih baik dari konsep-konsep yang didapat sebelumnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar LKPD berbasis

POE (Predict, Observe, Explain) ini harus berisi dengan KD (Kompetensi

Dasar), indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, judul, ringkasan materi,

langkah kerja yang harus dianalisis oleh peserta didik untuk menemukan

konsep, dan butir-butir soal sebagai alat evaluasi pencapaian nilai hasil

belajar, yang harus dibuat sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

D. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ifrokhatul Jannah (2013)

menyatakan bahwa pengembangan LKPD berbasis POE pada materi

pengelolahan lingkungan tergolong tinggi dengan skor (30,55) dan

menunjukkan LKPD yang dikembangkan sangat layak. Penelitian serupa juga

dilakukan oleh Efrina Silvina Santoso (2015) yang memperoleh hasil validasi
26

sebesar 94,65% yang menunjukkan bahwa LKPD yang dikembangkan sangat

layak secara teoritis.

E. Usaha dan Energi

Usaha dan energi meteri kelas X SMA di semester 2. Kompetensi

Dasar (KD) pada materi usaha dan energi adalah untuk Kompetensi Dasar 3.9

menganalisis konsep energi, usaha (kerja), hubungan usaha (kerja) dan

perubahan energi, hukum kekekalan energi, serta penerapannya dalam

peristiwa sehari-hari, sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) 4.9

mengajukan gagasan penyelesaian masalah gerak dalam kehidupan sehari-hari

dengan menerapkan metode ilmiah, konsep energi, usaha (kerja), dan hukum

kekekalan energi. Indikator yang harus dicapai yaitu: untuk Kompetensi Dasar

(KD) 3.9.1 Menjelaskan pengertian usaha, 3.9.2 menjelaskan pengertian

energi, 3.9.3 menyebutkan bunyi hukum kekelan energi, 3.9.4 memberikan

contoh dalam kehidupan sehari-hari. Untuk Kompetensi Dasar (KD) 4.9

indikator yang harus dicapai adalah 4.9.1 mempraktekkan tentang usaha, 4.9.2

mempresentasikan hasil praktikum, 4.9.3 mempraktekkan tentang energi, 4.9.4

membuat laporan hasil praktikum.

1. Usaha

Dalam fisika, usaha memiliki pengertian khusus untuk

mendeskripsikan apa yang dihasilkan oleh gaya ketika bekerja pada benda

sehingga benda bergerak pada jarak tertentu. Usaha yang dilakukan oleh gaya
27

didefinisikan sebagai hasil kali komponen gaya yang segaris dengan

perpindahan dengan besarnya perpindahan.

Besarnya komponen gaya yang segaris atau searah dengan

perpindahan adalah F = F.cos α, sehingga besarnya usaha dirumuskan:

W = F.s

W = F.cos α.s = F.s.cos α

Keterangan:

W = usaha (J)
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
α = sudut antara F dengan s

Berdasarkan persamaan tersebut, besarnya usaha yang dilakukan oleh

gaya ditentukan oleh besarnya sudut antara arah gaya dengan perpindahan

benda. Berikut ini beberapa keadaan istimewa yang berhubungan dengan arah

gaya dan perpindahan benda.

a. Jika α = 0° , berarti gaya F searah dengan arah perpindahan.

Karena cos 0° = 1, maka usaha yang dilakukan: W = F.s.

b. Jika α = 90° , berarti gaya F tegak lurus dengan arah perpindahan.

Karena cos 90° = 0, maka: W = 0.


28

Dikatakan bahwa gaya tidak menghasilkan usaha.

a. Jika α = 180° , berarti gaya F berlawanan dengan arah perpindahan.

Karena cos 180° = -1, maka: W = -F.S.


b. Jika s = 0, berarti gaya tidak menyebabkan benda berpindah, maka:
W= 0.

2. Energi

Kata energi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergon yang berarti

“kerja”. Jadi, energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja

atau usaha.

Energi di alam ini tersedia dalam berbagai bentuk, misalnya energi

kimia, energi listrik, energi kalor, dan energi cahaya. Energi akan bermanfaat

jika terjadi perubahan bentuk dari suatu bentuk energi ke bentuk lain. Sebagai

contoh setrika listrik akan bermanfaat jika terjadi perubahan energi listrik

menjadi energi kalor.

a. Energi Potensial

Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki oleh benda

karena kedudukan atau ketinggiannya. Energi potensial merupakan energi

yang masih tersimpan atau tersembunyi pada benda, sehingga mempunyai

potensi untuk melakukan usaha.

Dengan demikian, energi potensial dapat dinyatakan:

Ep = m.g.h
29

Keterangan:

Ep = energi potensial gravitasi ( J)


m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian benda (m)

b. Energi Kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda karena

geraknya. Semakin cepat benda bergerak, maka semakin besar energi

kinetik yang dimilikinya.

Dengan demikian, energi kinetik dapat dinyatakan:

1
Ek = m𝑣 2
2

Keterangan:
Ek = energi kinetik ( J)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)27

27
Bambang Haryadi, “Fisika”, (Jakarta: Teguh Karya) hal. 70-82.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian pengembangan adalah suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yag sudah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Borg and Gall educational research and development is a process used

to develop and validate educational product atau dapat diartikan bahwa penelitian

pengembangan pendidikan adalah sebuah proses yang digunakan untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.28

Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan sebuah

produk yang sudah ada melainkan juga untuk menemukan pengetahuan atau

jawaban atas permasalahan praktis. Metode penelitian dan pengembangan juga

didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.29

Selanjutnya, penelitian pengembangan atau research and development (R&D)

adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk

memperbaiki praktik.30

28
Metode-Penelitian-Research-And-Development, diakses dari
file:///D:/bahanskripsipengembangan. 30 September 2013.
29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabet,
2011), hal. 297.
30
Sukmadinata, N. S, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2009), hal.
33.

30
31

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat dipahami bahwa penelitian

pengembangan adalah suatu usaha untuk menghasilkan produk, yang mana

produk tersebut akan diuji kepada peserta didik disekolah tersebut.

B. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian dengan menggunakan metode R&D

ditunjukkan pada gambar berikut:

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4


Potensi dan Pengumpulan Desain Validasi
masalah Data produk desain

Langkah 8 Langkah 7 Langkah 6 Langkah 5


Uji coba Revisi produk Uji coba Revisi
pemakaian produk desain

Langkah 9 Langkah 10
Revisi Produksi
produk massal

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode R&D (Sugiyono, 2010)

Langkah pertama yang dilakukan yaitu melihat potensi dan masalah.

Potensi adalah segala sesuatu yang bila dimanfaatkan akan memiliki nilai tambah,

sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan apa

yang terjadi. Berdasarkan masalah yang ada maka akan dikembangkan Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis POE (Predict, Observe Explain) melalui
32

metode R&D untuk mengatasi masalah tersebut, dan potensi yang tersedia akan

dimanfaatkan untuk menunjang keefektivan produk yang akan dikembangkan.

Tahap kedua dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data. Pada tahap ini

dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai

acuan perencanaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diharapkan dapat

mengatasi permasalahan. Informasi yang dikumpulkan adalah informasi yang

berkaitan dengan penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) materi usaha

dan energi kelas X SMA. Informasi ini akan menjadi acuan dalam mendesain

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

peserta didik maupun guru fisika.

Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah desain produk. Pada tahap desain

produk yang dimaksud adalah rancangan awal Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) pada materi usaha dan energi. Desain produk ini baru bisa dikembangkan

setelah peneliti mengidentifikasi masalah dan potensi, serta mengumpulkan

informasi seperti apa yang sekiranya dan menjawab permasalahan.

Tahap berikutnya yaitu tahap validasi desain. Tahap ini merupakan proses

kegiatan untuk menilai hasil rancangan produk apakah akan fektif atau tidak.

Desain produk yang telah dikembangkan selanjutnya divalidasi oleh validator.

Setelah desain produk divalidasi oleh tim ahli maka akan diketahui kelemahannya.

Langkah selanjutnya ialah memperbaiki desain Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) tersebut berdasarkan saran atau masukan dari validator ahli.


33

Selanjutnya, yaitu tahap uji coba produk. Tahap ini merupakan proses

kegiatan uji coba produk yang telah dirancang pada kelompok yang terbatas.

Kemudian membandingkan keefektifan keadaan sebelum dan sesudah memakai

produk. Dalam bidang pendidikan, desain produk dapat langsung diuji coba

setelah divalidasi dan diperbaiki.

Langkah berikutnya, yaitu revisi produk. Pada tahap ini apabila hasil

pengujian terlihat bahwa aktivitas peserta didik mendapatkan nilai 60% dari yang

diharapkan, maka desain produk perlu direvisi kembali agar aktivitas peserta didik

dalam belajar dapat meningkat. Langkah-langkah dalam penelitian ini hanya

dilakukan sampai langkah ke 7 (revisi produk), karena produk Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) yang dikembangkan hanya diuji pada kelas yang kecil.31

C. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik

kelas X IPA1 di SMA Inshafuddin Banda Aceh.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah identifikasi kesulitan-kesulitan peserta

didik dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes dan angket.

31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabet,
2011), hal. 298.
34

1. Tes

Data tentang hasil belajar dikumpulkan dengan cara melakukan tes hasil

belajar. Lembar evaluasi peserta didik ini berbentuk soal tes menggunakan pre test

dan post test. Pra tes (pre test) adalah tes yang diberikan sebelum proses

pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana materi yang akan

diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Post test adalah tes yang

diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk

mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta

didik. Soal tes diberikan dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 10 soal,

setiap soal terdiri dari empat pilihan jawaban a, b, c, dan d. untuk menentukan

skor soal tes yang diberikan kepada peserta didik melalui lembaran evaluasi

dianalisis dengan mengggunakan rumus:

𝐵
S= x 100
𝑁

Keterangan:

S = Skor
B = Jumlah soal yang dijawab benar
N = Jumlah soal pilihan ganda.32

32
Jamaluddin Idris, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan dan Pembelajaran, (Bandung:
Cita Pustaka Media Perintis, 2011), hal. 177.
35

2. Angket

Angket respon siswa bertujuan untuk mengetahui tanggapan peserta didik

terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan LKPD

berbasis POE (Predict, Observe, Explain) pada materi Usaha dan Energi. Angket

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu angket skala likert, responden diminta

untuk membaca setiap pernyataan dengan seksama lalu menjawab pertanyaan

tersebut dengan pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS),

sangat tidak setuju (STJ).

E. Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh persentase ketuntasan dari suatu nilai dapat dicari

dengan menggunakan rumus persentase menurut Anas Sudjono:

𝐵
S= x 100
𝑁

Keterangan:

P = Angka persentase
F = Frekuensi peserta didik yang menjawab benar
N = Jumlah siswa seluruhnya

Rumus diatas digunakan untuk menentukan persentase ketercapaian

ketuntasan belajar.

Data respon siswa diperoleh dari angket yang telah diberikan kepada

seluruh peserta didik setelah proses penggunaan LKPD selesai. Tujuannya untuk
36

mengetahui respon peserta didik terhadap penggunaan LKD dalam proses

pembelajaran.

Adapun klasifikasi nilai menurut Anas Sudjono adalah sebagai berikut.33

Angka Angka Kriteria


80-100 8,0-10,00 Baik sekali
66-75 6,6-7,5 Baik
50-65 5,0-6,5 Cukup
36-49 3,6-4,9 Kurang
0-35 0,0-3,5 Gagal

33
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press) hal. 40-43.

Anda mungkin juga menyukai