Anda di halaman 1dari 14

“Pengembangan Instrumen Non Tes ”

DESAIN PRODUKSI PERANGKAT PENILAIAN


PEMBELAJARAN FISIKA

DISUSUN
OLEH :

MUHAMMAD RIZKI AFIF BATUBARA

4161121016

FISIKA DIK B 2016

PRODI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelaesaikan tugas mata
kuliah Dasar- Dasar Evaluasi Program Pembelajaran Fisika  ini yang berjudul
“Pengembangan Instrumen Non Tes”. Penulis berterima kasih kepada Bapak
dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

            Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan
bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 9 Oktober 2019

Muhammad Rizki Afif batubara

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………… i


Daftar Isi ……………………………………………………………… ii
Daftar Tabel ………………………………………………………….. iii
Bab I Pendahuluan …………………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang ………………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………... 2
1.3. Tujuan ………………………………………………………. 2
1.4. Manfaat ……………………………………………………... 3
Bab II Pembahasan ……………………………………………….. 4
2.1. Jenis-Jenis Instrumen Non Tes …………………………….. 4
A. Angket ………………………………………………. 4
B. Wawancara ………………………………………….. 8
2.2. Pengembangan Instrumen Non Tes ……………………….. 20
2.2.1. Memahami Langkah-Langkah Mengembangkan
Instrumen Non Tes …………………………………… 20
2.2.2. Mengembangkan Instrumen Non Tes yang Sesuai
Dengan Tujuan Pembelajaran ………………………… 23
A. Angket ………………………………………………. 23
B. Wawancara ………………………………………….. 29
Bab III Penutup ………………………………………………. 39
3.1. Kesimpulan ……………………………………………. 39
3.2. Saran …………………………………………………... 39
Daftar Pustaka ………………………………………………… iii

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengajaran merupakan upaya guru secara konkret dilakukan untuk
menyampaikan bahankurikulum agar dapat diserap oleh murid. Pengajaran sebagai suatu
sistem terdiri dari berbagaikomponen berupa tujuan, bahan, metode, dan alat serta
penilaian. Dalam hubungan itu, tujuanmenempati posisi kunci. Bahan adalah isi
pengajaran yang apabila dipelajari siswa diharapkantujuan akan tercapai. Metode dan
alat berperan sebagai alat pembantu untuk memudahkan gurudalam mengajar dan murid
dalam belajar. Sedangkan penilain dimaksudkan untuk mengetahuisejauh mana murid
telah mengalami proses pembelajaran yang ditujukan oleh perubahanperilakunya.
Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi juga harus
dinilai oleh alat-alat non tes. Tehnik ini berguna untuk mengukur keberhasilan siswa
dalam proses belajar-mengajar yang tidak dapat diukur dengan alat tes. Penggunaan
tehnik ini dalam evaluasi pembelajaran terutama karena banyak aspek kemampuan siswa
yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini adalah
perbuatan, ucapan, kegiatan, pengalaman,tingkah laku, riwayat hidup, dan lain-lain.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) kata instrumen dapat
diartikan sebagai: (1) alat yang digunakan dalam suatu kegiatan, atau (2) sarana untuk
mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Jadi instrumen penilaian pembelajaran
matematika dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penilaian pembelajaran matematika.
Menurut Hasyim (1997;9) ”penilaian non test adalah penilaian yang mengukur
kemampuan siswa-siswa secara langsung dengan tugas-tugas yang riil”.Adapun
menurut Sudjana (1986;67), kelebihan non test dari test adalah sifatnya lebih
komprehensif, artinya dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu
sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek efektif dan
psikomotorik, yang dinilai saat proses pelajaran berlangsung.Instrumen non tes
merupakan suatu alat penilaian yang biasanya dipergunakan untuk memperoleh
gambaranterutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian dengan tidak
menggunakan tes.

5
Saat ini penggunaan nontes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat
terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan alat melalui tes dalam menilai hasil dan
proses belajar. Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa terukur secara “realtime” dengan
hanya menggunakan tes, seperti pada mata pelajaran matematika. Pada tes siswa dapat
menjawab dengan tepat saat diberi pertanyaan tentang langkah-langkah melukis sudut
menggunakan jangka tanpa busur, tetapi waktu diminta melukis secara langsung di kertas
atau papan tulis ternyata cara menggunakan jangka saja mereka tidak bisa. Jadi dengan
menggunakan nontes guru bisa menilai siswa secara komprehensif, bukan hanya dari
aspek kognitif saja, tapi juga afektif dan psikomotornya.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka
diperlukan suatu langkah-langkah untuk penyusunan dan pengembangan instrumen
nontes. Hal ini juga dapat digunakan untuk memperoleh tes yang valid, sehingga hasil
ukurnya dapat mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai
oleh masing-masing individu peserta tes setelah selesai mengikuti kegiatan
pembelajaran.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Apa saja jenis-jenis instrumen non tes?
2. Bagaimana cara pengembangan instrumen non tes yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka penulisan makalah ini memiliki
tujuansebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis instrument non tes.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengembangan instrumen non tes yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah kita dapat memahami, mengetahui dan
menganalisis bagaimana jenis-jenis dan pengembangan instrumen evaluasi pembelajaran
non tes dari mata kuliah Evaluasi Pembelajaran ini.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Jenis-Jenis Instrumen Non Tes


Ada beberapa macam instrumen non tes yang dapat digunakan dalam penilaian
pembelajaran matematika, antara lain:
A. Angket (Quetioner)
Angket adalah alat penilaian berupa daftar pertanyaan/pernyataan tertulis
untuk menjaring informasi tentang sesuatu. Angket dapat digunakan untuk
memperoleh informasi kognitif maupun afektif. Angket berfungsi sebagai alat
pengumpul data. Data tersebut berupa keadaan atau data diri, pengalaman,
pengetahuan, sikap, pendapat mengenai suatu hal. Angket dapat disajikan dalam
bentuk pilihan ganda atau bentuk sekala sikap, misalnya skala likert yang biasanya
digunakan untuk menilai aspek-aspek psikologis yang diduga berpengaruh terhadap
proses belajar mengajar.
Data yang dihimpun melalui angket biasanya adalah data yang berkenaan
dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti pelajaran,
antara lain: cara belajar, fasilitas belajar yang tersedia, bimbingan guru dan orang tua,
sikap terhadap mata pelajaran tertentu, dan pandangan siswa terhadap proses
pembelajaran, serta sikap siswa terhadap gurunya.
Angket sebagai alat penilaian nontes dapat dilaksanakan secara langsung
maupun secara tidak langsung. Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu
diberikan kepada anak yang dinilai atau dimintai keterangan sedangkan dilaksanakan
secara tidak langsung apabila angket itu diberikan kepada orang untuk dimintai
keterangan tentang keadaan orang lain. Misalnya diberikan kepada orangtuanya, atau
diberikan kepada temannya.
Angket adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari
segi yang memberikan jawaban, angket dibagi menjadi angket langsung dan angket
tidak langsung. Angket langsung adalah angket yang dijawab langsung oleh orang
yang diminta jawabannya. Sedangkan angket tidak langsung dijawab oleh secara
tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh,
apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat
dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara

7
menjawab maka angket terbagi menjadi angket tertutup dan angket terbuka. Angket
tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si
penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada jawaban yang ia
anggap sesuai. Sedangkan angket terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si
penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapatnya secara terperinci
sesuai dengan apa yang ia ketahui.
Ditinjau dari strukturnya, angket dapat dibagi menadi 2 macam, yaitu angket
berstuktur dan angket tidak berstuktur. Angket berstuktur adalah angket yang bersifat
tegas, jelas, dengan model pertanyan yang terbatas, singkat dan membutuhkan
jawaban tegas dan terbatas pula. Sedangkan angket tidak berstruktur adalah angket
yang membutuhkan jawaban uraian panjang, dari anak, dan bebas. Yang biasanya
anak dituntut untuk memberi penjelasan- penjelasan, alasan-alasan terbuka.
Angket sebagai alat penilaian terhadap sikap tingkah laku, bakat, kemampuan,
minat anak, mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan angket antara
lain:
 Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang
hanya membutuhkan waktu yang sigkat.
 Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama.
 Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan.
Sedangkan kelemahan angket, antara lain:
 Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada
hal-hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali.
 Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau
mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena
anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail.
 Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab
banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga
tidak memberikan kembali angketnya.

8
Contoh angket:
ANGKET MINAT SISWA
TERHADAP PEMBELAJARAN

Petunjuk
1. Pada angket ini terdapat 34 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan
dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan
tentukan kebenarannya.
2. Berilah jawaban yang benar sesuai dengan pilihanmu dengan cara memberikan tanda
checklist (contreng) pada kolom nomor.
3. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.
Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
4. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-petunjuk lain
yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Terima kasih.
Keterangan Pilihan jawaban:
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu
4 = setuju
5 = sangat setuju

Tabel 1. Pertanyaan Format Penilaian Jenis Angket


No Pertanyaan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
1. Guru benar-benar mengetahui bagaimana
membuat kami menjadi antuasias terhadap materi
pelajaran.
2. Hal-hal yang saya pelajari dalam pembelajaran
ini akan bermanfaat bagi saya
3. Saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam
pembelajaran ini
4. Pembelajaran ini kurang menarik bagi saya
5. Guru membuat materi pelajaran ini menjadi

9
penting
6. Saya perlu beruntung agar mendapat nilai yang
baik dalam pembelajaran ini
7. Saya harus bekerja sangat keras agar berhasil
dalam pembelajaran ini.
8. Saya tidak melihat bagaimana hubungan antara
isi pelajaran ini dengan sesuatu yang telah saya
ketahui
9. Guru membuat suasana menjadi tegang apabila
membangun sesuatu pengertian
10 Materi pembelajaran ini terlalu sulit bagi saya
.
11 Apakah saya akan berhasil/tidak berhasil dalam
pembelajaran ini, hal itu tergantung pada saya
.
12 Saya merasa bahwa pembelajaran ini
memberikan banyak kepuasan kepada saya
.
13 Dalam pembelajaran ini, saya mencoba
menentukan standar keberhasilan yang sempurna
.
14 Saya berpendapat bahwa nilai dan penghargaan
lain yang saya terima adalah adil jika
.
dibandingkan dengan yang diterima oleh siswa
lain
15 Siswa di dalam pembelajaran ini tampak rasa
ingin tahunya terhadap materi pelajaran
.
16 Saya senang bekerja dalam pembelajaran ini
.
17 Sulit untuk memprediksi berapa nilai yang akan
diberikan oleh guru untuk tugas-tugas yang
.
diberikan kepada saya
18 Saya puas dengan evaluasi yang dilakukan oleh
guru dibandingkan dengan penilaian saya sendiri
.
terhadap kinerja saya
19 Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh
dari pembelajaran ini
.
20 Isi pembelajaran ini sesuai dengan harapan dan
tujuan saya
.
21 Guru melakukan hal-hal yang tidak lazim dan
menakjubkan yang menarik
.
22 Para siswa berperan aktif di dalam pembelajaran
.
23 Untuk mencapai tujuan saya, penting bagi saya
untuk berhasil dalam pembelajaran ini
.
24 Guru menggunakan bermacam-macam teknik
mengajar yang menarik

10
.
25 Saya tidak berpendapat bahwa saya akan
memperoleh banyak keuntungan dari
.
pembelajaran ini
26 Saya sering melamun di dalam kelas
.
27 Pada saat saya mengikuti pembelajaran ini, saya
percaya bahwa saya dapat berhasil jika saya
.
berupaya cukup keras
28 Manfaat pribadi dari pembelajaran ini jelas bagi
saya
.
29 Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh
pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang
.
diberikan guru pada materi pembelajaran ini
30 Saya berpendapat bahwa tingkat tantangan dalam
pembelajaran ini tepat, tidak terlalu gampang dan
.
tidak terlalu sulit
31 Saya merasa agak kecewa dengan pembelajaran
ini
.
32 Saya merasa memperoleh cukup penghargaan
terhadap hasil kerja saya dalam pembelajaran ini,
.
baik dalam bentuk nilai, komentar atau masukan
lain
33 Jumlah tugas yang harus saya lakukan adalah
memadai untuk pembelajaran semacam ini
.
34 Saya memperoleh masukan yang cukup untuk
mengetahui tingkat keberhasilan kinerja saya
.

B. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik penilaian yang dilakukan dengan jalan
percakapan (dialog) baik secara langsung (face to pace relition) secara langsung
apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada orang tuannya
atau kepada temannya.
Keberhasilan wawancara sebagai alat penilaian sangat dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu:
 Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai,
 Keterampilan pewawancara,
 Pedoman wawancara.
Ada dua jenis wawancara yang dapat pergunakan sebagai alat penilaian ,
yaitu:

11
1. Wawancara terpimpin (Guided Interview) yang juga sering dikenal dengan istilah
wawancara berstruktur (Structured Interview) atau wawancara sistematis
(Systematic Interview).
2. Wawancara tidak terpimpin (Un-Guided Interview) yang sering dikenal dengan
istilah wawancata sederhana (Simple Interview) atau wawancara tidak sistematis
(Non-Systematic Interview), atau wawancara bebas.
Wawancara sebagai alat penilaian non tes memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan wawancara antara lain :
1. Wawancara dapat memberikan keterangan keadaan pribadi hal ini tergantung
pada hubungan baik antara pewawancara dengan objek.
2. Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam
pelaksaannya
3. Wawancara dapat dilaksanakan serempak dengan observasi.
4. Data tentang keadaan individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat
dibandingkan dengan observasi dan angket.
5. Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik antara si pewawancara
dengan objek.
Sedangkan kelemahan wawancara antara lain:
1. Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu
yang diwawancarai.
2. Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi oleh keadaan sekitar pelaksanaan
wawancara.
3. Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari
pewawancara.
4.

Adanya pengaruh subjektif dari pewawancara dapat mempengaruhi hasil


wawancara.
Pedoman wawancara disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara.
2. Berdasarkan tujuan di atas tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dari
wawancara tersebut. Aspek-aspek tersebut dijadikan dasar dalam menyusun
materi pertanyaan wawancara.

12
3. Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, yakni bentuk berstruktur atau
bentuk terbuka.
4. Buatlah pertanyaan wawancara yang berstruktur atau yang bebas.
5. Ada baiknya apabila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil
wawancara.

Contoh pedoman wawancara terbuka:


Memperoleh informasi mengenai cara belajar yang dilakukan oleh siswa di rumahnya
Bentuk : Wawancara bebas
Responden : Siswa yang memperoleh prestasi belajar cukup tinggi.
Nama siswa : ……………………………………………………
Kelas/semester : ……………………………………………………
Jenis kelamin : ……………………………………………………
Pertanyaan Guru Jawaban Komentar dan kesimpulan
Siswa hasil wawancara
1. Kapan dan berapa lama anda belajar
di rumah?
2. Bagaimana cara anda mempersiapkan
diri untuk belajar secara efektif?
3. Kegiatan apa yang anda lakukan pada
waktu mempelajari bahan pelajaran?
4. Seandainya anda mengalami kesulitan
dalam mempelajarinya, usaha apa
yang anda lakukan untuk mengatasi
kesulitan tersebut?
5. Bagaimana cara yang anda lakukan
untuk mengetahui tingkat penguasaan
belajar yang telah anda capai?
6. dst.

Tanggal, bulan, tahun


Pewawancara
……………………………….

Contoh wawancara

13
Pewawancara : Apakah anda mengalami kejenuhan dalam belajar Fisika?
Siswa : Ya
Pewawancara : Mengapa anda mengalami kejenuhan dalam belajar Fisika?
Siswa : Karena gurunya tidak bisa menyampaikan materi matematika secara
menarik.
Pewawancara : Bagaimana menurut anda agar guru Fisika bisa menarik dalam
menyampaikan materi?
Siswa : Tidak monoton dalam menyampaikan materi dan guru jangan galak.
Pewawancara : Tidak monoton yang sepertiapa?
Siswa : Dalam menjelaskan materi sebaiknya menggunakan alat peraga sehingga
membuat siswa tertarik dan tidak mengantuk.
Pewawancara : Apakah anda mengikuti les pelajaran Fisika di luar sekolah?
Siswa : Ya
Pewawancara : Mengapa?
Siswa : Karena saya tidak memahami materi matematika yang disampaikan guru di
kelas.
Pewawancara : Apa harapan anda terhadap pembelajaran matematika di kelas?
Siswa : Sebaiknya guru matematikanya diganti karena guru matematika yang
mengajar di kelas tidak enak, galak dan monoton.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penilaian non test adalah “penilaian pengamatan perubahan tingkah laku yang
berhubungan dengan apa yang dapat diperbuat atau dikerjakan oleh peserta didik
dibandingkan dengan apa yang diketahui atau dipahaminya”. Dengan kata lain penilaian non
test behubungan dengan penampilan yang dapat diamati dibandingkan dengan pengetahuan
dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati oleh indera.
Bermacam-macam jenis penilaian bentuk non tes bentuk tulis dalam rangka menilai
keberhasilan belajar siswa. Di antara non tes bentuk tulis adalah angket, skala sikap dan
observasi. Pengembangan Instrumen Penilaian yang dikembangkan perlu memperhatikan hal-
hal berikut: Berhubungan dengan kondisi pembelajaran di kelas dan / atau di luar kelas,

14
relevan dengan proses pembelajaran, materi, kompetensi dan kegiatan pembelajaran,
menuntut kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan bermakna dengan
mengacu pada aspek berpikir Taksonomi Bloom (aspek kognitif, afektif dan psikomotor),
mengembangkan kemampuan berpikir kritis seperti: mendeskripsikan, menganalisis, menarik
kesimpulan, menilai, melakukan penelitian, memecahkan masalah, mengukur berbagai
kemampuan yang sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik dan
mengikuti kaidah penulisan soal.

3.2. Saran

Semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan sehingga dalam


pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat menerapkan bermacam-macam penilaian bentuk
non tes tersebut . Dan semoga dengan makalah ini dapat pula menjadikan salah satu
penunjang terwujudnya pembelajaran yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

PPPPTK Matematika.

Kemendiknas. 2013. Penilaian dan Model Rapor

Permendikbud Nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Priatna, Bambang Avip. 2008. Instrumen Penelitian.

15

Anda mungkin juga menyukai