Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


(RINGKASAN FILSAFAT ILMU)

Oleh :

Putra Stevano Frima Yudha

Dosen Pengampu Mata kuliah :

Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D

PROGRAM STUDI S2-FISIKA

PASCASARJANA - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

DESEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat
Umum.

Kami berterimakasih kepada dosen matakuliah Filsafat Ilmu, yaitu bapak


Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D. yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk mengerjakan tugas makalah ini.

Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan sederhana dan jelas,


supaya mudah di pahami oleh para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Medan, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................2
1.3 TUJUAN........................................................................................2
1.4 MANFAAT....................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................3
2.1 Pengertian Filsafat..........................................................................3
2.2 Objek studi filsafat.........................................................................3
2.3 Metode filsafat................................................................................4
2.4 Perbedaan Tiga bidang dalam filsafat............................................5
2.5 Aliran-aliran dalam filsafat............................................................6
2.6 Cabang-cabang dalam filsafat........................................................7
BAB 3 PENUTUP......................................................................................9
3.1 KESIMPULAN..............................................................................9
BAB 4 DAFTAR PUSTAKA...................................................................10

ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertama-tama filsafat dapat dikatakan sebagai suatu sikap: sikap
mempertanyakan, sikap bertanya, yaitu bertanya dan mempertanyakan segala
sesuatu. Filsafat dapat dipahami sebagai upaya, proses, metode, cara, dambaan
untuk terus mencari kebenaran. Ini muncul dalam sikap kritis manusia yang selalu
mempersoalkan apa saja, selalu bertanya mengapa dan mengapa (mengapa ini
terjadi, mengapa ini ada, dsb). Dengan bertanya orang berusaha menemukan
jawaban atas apa yang ditanyakan. Maka, muncullah ide tertentu yang dapat
menjawab pertanyaan tadi. Tetapi filsafat sebagai sebuah sikap yang terus
mencari, akan selalu mempertanyakan kembali konsep atau ide tadi untuk lebih
memahaminya.

Dalam mencari keterangan tentang alam semesta, manusia melepaskan diri


dari hal-hal mitis yang secara turun-temurun diwariskan oleh tradisi. Dan
selanjutnya mereka mulai berpikir sendiri. Di balik aneka kejadian yang diamati
secara umum, mereka mulai mencari suatu keterangan yang memungkinkan
mereka mampu mengerti kejadian-kejadian itu. Dalam artian inilah, mulai ada
kesadaran untuk mendekati problem dan kejadian alam semesta secara logis dan
rasional.

Perkembangan ilmu pengetahuan tidak pernah terlepas dari sejarah


peradaban manusia. Ia selalu terkait berkelindan satu sama lainnya. Tidak
terkecuali sejarah filsafat ilmu. Filsafat itu sendiri telah muncul sejak ribuan tahun
yang lalu di mana akal manusia masih dihadapkan pada ruang dinamika pemikiran
yang sederhana dan permasalahan yang tidak begitu komplek seperti saat ini.
Sejarah ilmu pengetahuan mencatat bahwa perkembangan awal yang signifikan
dalam ilmu pengetahuan dimulai sejak zaman Yunani Kuno. Di mana periode ini
ditandai oleh pergeseran gugusan pemikiran dari hal-hal yang berbau mistis ke
yang logis. Dari kepercayaan mistis yang irrasional terhadap fenomena alam
menuju ke arah penjelasan logis yang berdasar pada rasio. Dan persoalan sejarah
ilmu pengetahuan tidak berhenti di situ saja, selanjutnya terjadi semacam saling
tarik-menarik yang saling mendominasi antar berbagai ide pemikiran dalam
memperjuangkan eksistensi ilmu pengetahuannya.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan tentang filsafat dan filsafat ilmu?
2. Bagaimana penjelasan landasan ontologi Ilmu Pengetahuan?
3. Bagaimana penjelasan landasan epistemologi ilmu pengetahuan?
4. Bagaimana penjelasan landasan aksiologi ilmu pengetahuan ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan paham tentang filsafat dan filsafat ilmu.
2. Untuk tahu dan paham landasan ontologi Ilmu Pengetahuan.
3. Untuk tahu dan paham landasan epistemologi Ilmu Pengetahuan.
4. Untuk tahu dan paham landasan aksiologi Ilmu Pengetahuan.

1.4 MANFAAT
1. Membiasakan diri utk bersikap kritis.
2. Membiasakan diri utk bersikap logis-rasional Opini & argumentasi.
3. Mengembangkan semangat toleransi dlm perbedaan pandangan
(pluralitas).
4. Mengajarkan cara berpikir yg cermat dan tdk kenal lelah.

2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat
- Dari sisi kebahasaan

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Philo = cinta
Sophia = kebijaksanaan/kebenaran. Jadi philosophia adalah orang yang
mencintai kebenaran, sehingga berupaya memperoleh dan memilikinya.
Kata philosophia ditransformasikan ke berbagai bahasa. Dalam bahsa arab
disebut falsafah. Dalam bahsa Indonesia disebut falsafat/filsafat. Dalam
bahsa Belanda dan Jerman disebut Philosophie.

- Dari sisi filsafat sebagai ilmu

Filsafat adalah ‘ilmu istimewa’ yang mencoba menjawab masalah-masalah


yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah-
masalah tersebut di luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.

- Dari sisi filsafat dari sisi benda

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Philo = cinta
Sophia = kebijaksanaan/kebenaran. Jadi philosophia adalah orang yang
mencintai kebenaran, sehingga berupaya memperoleh dan memilikinya.
Kata philosophia ditransformasikan ke berbagai bahasa. Dalam bahsa arab
disebut falsafah. Dalam bahsa Indonesia disebut falsafat/filsafat. Dalam
bahsa Belanda dan Jerman disebut Philosophie.

- Dari sisi filsafat sebagai suatu aktifitas

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Philo = cinta
Sophia = kebijaksanaan/kebenaran. Jadi philosophia adalah orang yang
mencintai kebenaran, sehingga berupaya memperoleh dan memilikinya.
Kata philosophia ditransformasikan ke berbagai bahasa. Dalam bahsa arab
disebut falsafah. Dalam bahsa Indonesia disebut falsafat/filsafat. Dalam
bahsa Belanda dan Jerman disebut Philosophie.

2.2 Objek studi filsafat


Obyek studi dari Filsafat yaitu terdiri atas obyek formal dan obyek
material.

3
- Objek formal filsafat adalah obyek yang diperhatikan atau obyek yang
diselidiki secara menyeluruh oleh filsafat yaitu “ada”, maksudnya segala
sesuatu yang bersifat formal kongkrit, manusia, benda yang dapat dilihat,
dirasa dan diraba maupun yang wujud lain yang bersifat immaterial seperti
hal – hal yang tidak tampak / ghoib, semuanya itu menjadi kajian filsafat.

- Objek material filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal


dan rasional tentang segala yang ada dengan pembahasan pada tingkat
hakikat (essensi).

2.3 Metode filsafat


Metode-metode filsafat yang diungkapkan oleh beberapa ahli :

- Metode Kritis

Metode ini bersifat analisis istilah dan pendapat atau aturan-aturan yang di
kemukakan orang yang menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan
pertentangan. Dengan jalan bertanya (berdialog), membedakan,
membersihkan, menyisihkan dan menolak yang akhirnya di temukan
hakikat.

- Metode Intuitif

Dengan jalan metode intropeksi intuitif dan dengan pemakaian simbol-


simbol di usahakan membersihkan intelektual (bersama dengan pencucian
moral), sehingga tercapai suatu penerangan pemikiran.

- Metode Skolastik

Metode ini bersifat sintetis-deduktif dengan bertitik tolak dari defenisi-


defenisi atau prinsip-prinsip yang jelas dengan sendirinya di tarik
kesimpulan-kesimpulan.

- Metode Geometris

Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks di capai intiuisi akan hakikat-


hakikat sederhana (ide terang dan berbeda dari yang lain), dari hakikat-
hakikat itu di dedukasikan secara matematis segala pengertian lainnya.

- Metode Empiris

Hanya pengalamanlah menyajikan pengertian benar, maka semua


pengertian (ide-ide) dalam intropeksi di bandingkan dengan cerapan-
cerapan (impresi) dan kemudian di susun bersama secara geometris.

4
- Metode Transendental

Metode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan
analisis di selidiki

syarat-syarat apriori bagi pengertian demikian.

- Metode fenomenologis

Fenomelogi adalah suatu aliran yang membicarakan tentang segala sesuatu


yang menampakkan diri, atau yang membicarakan gejala

- Metode Dialektis

Dialektis itu di ungkapkan sebagai tiga langkah, yaitu dua pengertian yang
bertentangan kemudian di damaikan (tesis-antitesis-sintesis).

- Metode Non-positivistis

Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan


mempergunakan aturanaturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan
positif (eksakta).

- Metode analitika bahasa

Metode ini di nilai cukup netral sebab tidak sama sekali mengendalikan
salah satu filsafat.Keistimewaannya adalah semua kesimpulan dan
hasilnya senantiasa di dasarkan kepada penelitian bahasa yang logis.

2.4 Perbedaan Tiga bidang dalam filsafat


Dalam filsafat terdapat tiga bidang kajian yaitu ontologi, epistemologi dan
aksiologi.

a. Ontologi

Kata Ontologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu onto yang artinya ada dan
logos yang artinya ilmu. Dengan demikian, ontologi dapat diartikan
sebagai bidang filsafat yang lebih mengkaji atau membahas tentang
keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.

b. Epistemologi

Kata Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme yang artinya
cara dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian, epistemologi dapat
diartikan sebagai bidang filsafat yang lebih mengkaji tentang asal mula
atau sumber, syarat, struktur, metode dan sahnya (validitas) pengetahuan,
serta proses terjadinya pengetahuan.

5
c. Aksiologi

Kata Aksiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu axios yang berarti nilai
dan logos yang berarti teori. Dengan demikian, Aksiologi dapat diartikan
sebagai bidang filsafat yang lebih mengkaji tentang hakikat nilai-nilai
etika yang dimiliki oleh seseorang.

2.5 Aliran-aliran dalam filsafat


- Utilitarianisme

Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna,


bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Utilitarianisme merupakan
suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna,
berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah
yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan.

- Idealisme

Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa
(Plato), jadi pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan
merendahkan hal-hal yang materi dan fisik. Istilah Idealisme adalah aliran
filsafat yang memandang mental dan ideasional sebagai kunci ke hakikat
realitas

- Rasionalisme

Rasionalisme adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran


haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang
berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.

- Pragmatisme

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar


adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan
melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.

- Empirisme

Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa


semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.

- Positivisme

positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan


berdasarkan sains.

6
- Materialisme

Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat dipahami
sebagai bahan; benda; segala sesuatu yang tampak. Materialisme adalah
pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk
kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan
mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.

- Humanisme

Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang


berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-
masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia.

- Feminisme

Tokoh feminisme disebut Feminis adalah sebuah gerakan perempuan yang


menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria.

- Eksistensialisme

Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada


manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas
tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak
benar.

2.6 Cabang-cabang dalam filsafat


a. Epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang bersangkut paut dengan
dengan teori pengetahuan. Istilah epistemologi berasal dari bahasa Yunani,
yaitu berakar dari kata episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu, pendapat
atau pikiran). Jadi epistemologi adalah pikiran atau percakapan tentang
ilmu pengetahuan.

b. Metafisika berasal dari bahasa Yunani yaitu meta Physhika (sesudah


fisika). Kata metafisika ini juga memiliki berbagai arti. Metafisika dapat
berarti upaya untuk mengkarakteristikkan eksistensi atau realita sebagai
suatu keseluruhan. Namun secara umum metafisika adalah suatu
pembahasan filsafat yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau
tentang segala sesuatu yang ada.

c. Logika, secara epistemologi adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran


yang dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika juga disebut logike
episteme atau logica scientica yang berarti ilmu logika dan sekarang hanya
disebut logika saja.

7
d. Etika, berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos. Ethos
berarti sifat, watak, kebiasaan atau tempat yang biasa. Sedangkan ethikos
berarti susila, keadaban, atau kelakuan yang berbuat baik. Etika sering
disebut sebagai filsafat moral karena di dalamnya membicarakan tentang
sifat dan kelakuan berbuat baik, membahas tentang adab dan susila.

e. Estetika adalah cabang filsafat yang membahas tentang seni dan


keindahan. Istilah ini berasal dari kata aisthesis, yang berarti pemahaman
intelektual atau pengamatan intelektual atau pengamatan spiritual. Adapun
art (seni) berasal dari bahasa latin yaitu ars, yang berarti seni,
keterampilan, ilmu, kecakapan.

8
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Perubahan yang didapat dari perkuliahan filsafat ilmu
2. Lebih kritis dalam menanggapi suatu hal.
3. Dalam beropini dan berargumentasi lebih berfikir rasional dan realistis
4. Lebih bisa menerima perbedaan pebdapat.
5. Dalam menjalankan sesuatu lebih cermat dan teliti.

9
BAB 4 DAFTAR PUSTAKA
Keraf, A. Sonny dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan, sebuah tinjauan
filosofis, Kanisius: Yogyakarta, 2001

Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka


Sinar Harapan, Jakarta, 1996,

www.scribd.com/doc/50336767/2/B-Rumusan-Masalah

arfiasta.wordpress.com/2010/05/24/konsep-dasar-filsafat-ilmu/

10

Anda mungkin juga menyukai