Anda di halaman 1dari 4

Nama : Khusnul Hotimah

Nim : 2031719023

Prodi : Pendidikan Matematika

Evaluasi

1. Apakah yang dimaksud dengan validitas suatu pengukuran?

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1986). Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Prinsip validitas adalah
pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan
data.

2. Sebutkan tipe-tipe validitas pengukuran, dan jelaskan cara menentukan koefisien validitas
masing-masing tipe tersebut.
a). Validitas Isi

Salah satu cara praktis untuk melihat apakah validitas isi telah terpenuhi adalah dengan melihat
apakah butir-butir tes yang telah ditulis sesuai dengan blue-print (tabel spesifikasi)nya; yaitu
kesesuaian dengan batasan domain ukur yang telah ditetapkan semula dan memeriksa apakah
masing-masing butir telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak dicapainya.

b). Validitas Konstruksi

Suatu tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila tes tersebut


mempunyaikesejajaran/korelasi yang positif dengan kriteria luar (nilai abstrak). Misalnya:
korelasi antara bakat dan hasil pembelajaran, korelasi antara minat dan hasil pembelajaran,
korelasi antara perkembangan sosial dengan hasil belajamya. Prosedur pengujian validitas
konstruksi adalah dengan analisis statistika korelasional.

c).Validitas kriteria
Validitas kriteria mengacu pada dua jenis korelasi:

1) korelasi suatu kumpulan pengukuran dengan kriteria luar yang diukur pada waktu yang
bersamaan (validitas konkuren).

Contoh validitas konkuren:


a) mengkorelasikan nilai-nilai yang dicapai oleh siswa kelompok atas dengan siswa kelompok
bawah.
b) mengkorelasikan nilai-nilai yang dicapai oleh siswa yang malas dengan kelompok siswa yang
rajin belajar.
2) korelasi suatu kumpulan hasil pengukuran dengan kriteria luar yang diukur pada waktu yang
tidak bersamaan (validitas prediktif).
Contoh validitas prediktif:
a) mengorelasikan nilai formatif deagan nilai sumatif

b) mengorelasikan nilai tes masuk dengan nilai hasil belajar


c) mengorelasikan nilai pada ijazah SMA dengan nilai ujian perguruan tinggi.

3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi validitas perangkat tes!

a. Faktor dari dalam tes atau penilaian itu sendiri, misalnya:

1) petunjuk yang tidak jelas


2) terlalu sukar membaca struktur kata dan kalimat.
3) tingkat kesukaran/kemudahan tidak tepat/cocok dengan butir-butir soal.
4) butir-butir tes yang tidak baik susunannya.
5) kalimat-kalimat dalam tes ambigius (membingungkan)
6) butir-butir tes tidak cocok dengan hasil-hasil yang diukur.
7) waktu tes terlalu singkat
8) susunan butir-butir tidak sewajarnya
9) pola jawab yang dapat diidentifikasi, misalnya B, B, S, S, atau A, B, C, D, A, B, C, D.

b. Isi butir-butir tes lain yang dapat berfungsi atau petunjuk untuk menjawab suatu butir
tertentu.

c. Faktor-faktor dalam respon siswa

d. Hakikat kelompok peserta tes dan kriteria keberhasilan hasil belajar.

4. Apa yang dimaksud dengan reliabilitas tes?

Reliabilitas suatu tes adalah tingkat keajegan atau kestabilan dart hasil pengukuran. Reliabilitas
suatu tes pada umumnya dinyatakan dengan koefisien reliabilitas atau kesalahan pengukuran
standard yang dihitung berdasarkan koefisien reliabilitas.

5. Sebutkan cara-cara mencari besarnya koefisien reliabilitas tes dan jelaskan masing-masing!
Cara-cara mencari besarnya koefisien reliabilitas.

1) Metode test-retest (metode tes ulang)


Metode tes ini dilakukan untuk menghindari penyusunan dua macam tes. Jadi dalam
menggunakan metode ini pengetes hanya memiliki satu macam tes yang diujikan dua kali. Hasil
dari dua kali tes tersebut kemudian dihitung koefisien korelasinya.

2) Metode bentuk paralel (tanpa interval tertentu)


Metode ini dilakukan dengan jalan memberikan dua macam tes yang paralel. (tujuan dan
materi tesnya sama, tingkat kesukaran dan susunannya sama, tetapi butir-butir soalnya
berbeda) kepada sekelompok siswa yang sama dalam waktu yang sama. Hasil dari kedua tes
tersebut kemudian dikorelasikan, maka diperoleh koefisien reliabilitas yang dicari.

3) Metode bentuk paralel (dengan interval tertentu)

Metode ini dilakukan dengan jalan memberikan dua macam tes yang paralel kepada
sekelompok siswa yang sama dalam waktu yang berlainan. Hasil dari kedua tes tersebut
kemudian dikorelasikan, maka diperoleh koefisien reliabllitas yang dicari.

4) Metode belah dua

Pada metode ini hanya diperlukan sekali pelaksanaan tes. Pada metode ini kcefisien reliabilitas
tes dapat dicari dengan cars sebagai berikut.

a) Hasil tes belah menjadi dua, yakni belahan pertamaadalah skor siswa untuk butirbutir soal
nomor ganjil, sedangkan belahan kedua adalah skor siswa untuk butir-buflr soal nomor genap.
b) Kedua belahan skor tersebut kemudian dikorelasikan, dan diperoleh reliabilitas separoh tes.

c) Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman-Brown.

5) Metode Kuder Richardson


Untuk menentukan koefisien reliabilitas tes, KuderRichadson menggunakan dua macam rumus
yang dikenal dengan rumus KR-20 dan KR-21.

6. Sebutkan cara-cara untuk meningkatkan reliabilitas suatu tes!

1) Kembangkan butir-butir tes yang mengukur sifat atau kemampuan yang sama pada
setiap tes yang diberikan.
2) Usahakan dengan sungguh-sungguh bahwa skomya jelas clan instruksinya tidak
meragukan.

3) Tambahkan banyaknya butir tes pada suatu tes karena varians yang sebenarnya lebih
cepat bertambah . daripada varians kesalahan jika tes itu banyaknya bertambah.
4) Usahakan agar tingkat kesukaran tes itu sedang untuk semua butir soal.
7. Diketahui suatu hasil tes mendapatkan simpangan baku s= 5,6 dan reliabilitas tes r=0,875.
Tentukan kesalahan bakunya!

S = 5,6
r = 0,875
Kesalahan Pengukuran baku = s. √ 1−r
= 5,6 √ 1−0,875
= 1,9

8. Misalkan dari dua macam tes yang beracuan kriteria dilakukan pengamatan, dan diperoleh
data sebagai berikut.

Data tersebut didasarkan pada dua tes paralel yang terdiri atas 30 soal dan diberikan kepada
40 siswa. Angka batas tingkat penguasaan adalah ditetapkan 80% jawabanyang benar.

Dari tabel di atas temyata ads 30 orang siswa yang bisa menguasai tes I dan II, dan 8 orang
tidak menguasai tes I dan II. Berarti ada (30+8) dari 40 orang siswa yang klasifikasinya
tetap pada kedua tes, berarti hasil tes ini cukup konsisten.

Persentasi konsistensinya dapat dihitung sebagai berikut.

Jadi % konsistensi =(30+8)/40×100% = 95%

Anda mungkin juga menyukai