Anda di halaman 1dari 17

INSTRUMEN BENTUK NON-TES

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. MARTIN FAMATORO GULO


2. NOTARIUS HALAWA
3. MONIKA ZEBUA
4. ELIS FEBRIANA HAREFA
5. ANASTASIA APRILIANIS GULO
6. TIAR NISANNA HANDAYANI LAIA
7. IKHLAS AGEN MUNASABAH TELAUMBANUA

MATA KULIAH :

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DOSEN PENGAMPU :

RATNA NATALIA MENDROFA, S.Pd., M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM (FPMIPA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan dan penulisan Makalah tentang Instrumen Bentuk
NonTes dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika pada tahun
akademik 2020/2021.

Pada kesempatan ini penulis sangat mengucapkan banyak terima kasih yang
tak terhingga atas bimbingan dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Matematika, teman-teman mahasiswa/i yang telah memberikan ide dan gagasannya serta
penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam penulisan
makalah ini sehingga dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan
kelemahan, baik dari segi pemakaian tanda baca, penulisan huruf, penulisan kalimat, dan
penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembaca, sehingga
penulis sangat mengharapkan sumbangan pemikiran, baik itu kritik dan saran dari berbagai
pihak yang bersifat membangun, sehingga dimasa yang akan datang penulis dapat
memperbaikinya kembali sesuai dengan yang diharapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita dalam mempelajari materi Instrumen Bentuk
Non-tes pada mata kuliah Evaluasi pembelajaran Matematika.

Penulis

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

A. Latar belakang ............................................................................................................1


B. Rumusan masalah ......................................................................................................2
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3

A. Pengertian Non-Tes ...................................................................................................3


B. Fungsi Non-Tes ..........................................................................................................3
C. Penggolongan Non-Tes .............................................................................................. 4
1. Pengamatan atau observasi (observation) ............................................................ 4
a. Daftar Cek (Check List) ................................................................................5
b. Catatan Anekdota (Anecdotal Record) ......................................................... 7
2. Angket atau Kuesoner (Questionnaire) ................................................................ 8
3. Wawancara (Interrview) ......................................................................................11

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................13


A. Kesimpulan ................................................................................................................13
B. Saran .......................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengajaran merupakan upaya guru secara konkret dilakukan untuk menyampaikan


bahan kurikulum agar dapat diserap oleh murid. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri dari
berbagai komponen berupa tujuan, bahan, metode, dan alat serta penilaian. Dalam hubungan
itu, tujuan menempati posisi kunci. Bahan adalah isi pengajaran yang apabila dipelajari siswa
diharapkan tujuan akan tercapai. Metode dan alat berperan sebagai alat pembantu untuk
memudahkan guru dalam mengajar dan murid dalam belajar. Sedangkan penilain
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana murid telah mengalami proses pembelajaran
yang ditujukan oleh perubahan perilakunya.

Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh test, tetapi juga harus dinilai
oleh alat-alat non test atau bukan test. Tehnik ini berguna untuk mengukur keberhasilan siswa
dalam proses belajar-mengajar yang tidak dapat diukur dengan alat tes. Penggunaan tehnik
ini dalam evaluasi pembelajaran terutama karena banyak aspek kemampuan siswa yang sulit
diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini adalah perbuatan,
ucapan, kegiatan, pengalaman,tingkah laku, riwayat hidup, dan lain-lain. Menurut Hasyim
(1997;9) ”penilaian non test adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa-siswa
secara langsung dengan tugastugas yang riil”. Adapun menurut Sudjana
(1986;67), kelebihan non test dari test adalah sifatnya lebih komprehensif, artinya dapat
digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu sehingga tidak hanya untuk menilai
aspek kognitif, tetapi juga aspek efektif dan psikomotorik, yang dinilai saat proses pelajaran
berlangsung.

Saat ini penggunaan nontes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat
terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan alat melalui tes dalam menilai hasil dan
proses belajar. Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa terukur secara “realtime” dengan
hanya menggunakan test, seperti pada mata pelajaran matematika. Pada tes siswa dapat
menjawab dengan tepat saat diberi pertanyaan tentang langkah-langkah melukis sudut
menggunakan jangka tanpa busur, tetapi waktu diminta melukis secara langsung di kertas
atau papan tulis ternyata cara menggunakan jangka saja mereka tidak bisa. Jadi dengan
menggunakan nontes guru bisa menilai siswa secara komprehensif, bukan hanya dari aspek
kognitif saja, tapi juga afektif dan psikomotornya.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka


diperlukan suatu langkah-langkah untuk penyusunan dan pengembangan instrument nontes.
Hal ini juga dapat digunakan untuk memperoleh tes yang valid, sehingga hasil ukurnya dapat
mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai oleh masing-
masing individu peserta tes setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu masalah. Berikut adalah
beberapa rumusan masalah :
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Instrumen Non-Tes?
2. Apa Saja Fungsi Dari Instrumen Non-Tes?
3. Apa Saja Penggolongan Dari Instrumen Non-Tes?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Untuk Mengetahui Dan Memahami Apa Pengertian Instrumen Non-Tes.


2. Untuk Mengetahui Dan Memahami Fungsi Dari Instrumen Non-Tes.
3. Untuk Mengetahui Dan Memahami Penggolongan Dari Istrumen Non-Tes.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Non-Tes
Teknik evaluasi non-tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes.
Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi
sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan
dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Evaluasi non-tes adalah merupakan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
yang dilakukan dengan tanpa ”menguji” peserta didik, melainkan dilakukan dengan
menggunakan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara
(interview), menyebarkan angket (questionnaire) dan memeriksa atau meneliti dokumen-
dokumen (documentary analysis) serta dengan yang lainnya.

B. Fungsi Non-Tes
Salah satu tujuan dan kegunaan Instrument Non-tes, menurut Eko Putra Widoyoko,
(2009: 104), antara lain:
a. Instrument non-tes merupakan bagian dari alat ukur hasil peserta didik.
b. Untuk memperoleh hasil belajar non-tes terutama dilakukan untuk mengukur hasil
belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa
yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau
dipahaminya.
c. Instrument seperti itu terutama berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati
dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan
panca indra.
d. Instrument non-tes merupakan satu kesatuan dengan instrument lainnya, karena tes
pada umumnya mengukur apa yang diketahui, dipahami atau yang dapat dikuasai oleh
peserta didik dalam tingkatan proses mental yang lebih tinggi. Akan tetapi, belum ada
jaminan bahwa mereka memiliki mental itu dalam mendemonstrasikan dalam tingkah
lakunya.

3
C. Penggolongan Non-Tes
Berikut adalah beberapa instrumen non-tes yang sering digunakan dalam evaluasi di
bidang pendidikan. Beberapa alat ukur yang hendak diuraikan pada bagian ini adalah
observasi, angket, wawancara.

1. Pengamatan atau Observasi (observation)


a) Pengertian
Secara garis besar terdapat dua rumusan tentang pengertian observasi, yaitu pengertian
secara sempit dan luas. Dalam arti sempit, observasi berarti pengamatan secara langsung
terhadap apa yang diteliti, Dalam arti luas observasi meliputi pengamatan yang dilakukan
secara langsung mau pun tidak langsung terhadap objek yang diteliti.

b) Jenis dan Bentuk


Menurut Susilo Surya dan Natawidjaja (Susilo Rahardjo & Gudnanto, 2011: 48-49),
membedakan observasi menjadi:
 Observasi partisipatif dan non-partisipatif
Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi/pengamat
ikut ambil bagian dalam kegiatan uang dilakukan oleh objek yang diamati. Sedangkan
observasi non-partisipatif, observer tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan
oleh objeknya atau observer berada diluar garis seolah-olah sebagai penonton.
 Observasi sistematis dan non-sistematis
Observasi sistematis adalah pengamatan yang terlebih dahulu direncanakan segala
sesuatu dengan teliti (observer sudah mengatur struktur yang berisi kategori atau kriteria dan
masalah yang akan diamati). Sedangkan observasi non-sistematis yaitu observer atau
evaluator dalam melakukan pengamatan dan pencatatan tidak dibatasi oleh kerangka kerja
yang pasti, maka kegiatan observasi hanya dibatasi oleh tujuan dari observasi itu sendiri.
 Observasi eksperimental dan non-eksperimental
Observasi eksperimental yang dilakukan dalam situasi buatan. Pada observasi
eksperimental, peserta didik dikenai perlakuan (treatment) atau suatu kondisi tertentu, maka
diperlukan perencanaan dan persiapan yang benar-benar matang. Sedangkan observasi non-
eksperimental dilakukan dalam situasi yang wajar, pelaksanaannya jauh lebih sederhana.

4
c) Langkah-Langkah Penyusunan Pedoman Observasi
Adapaun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi, antara lain:

 Merumuskan tujuan observasi


 Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi
 Menyusun pedoman observasi
 Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar
peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran
 Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman
observasi
 Merefisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba
 Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung
 Mengolah dan menafsirkan hasil observasi

Contoh :
Mata Kuliah : Trigonometri
Topik : membuat grafik Fungsi Trigonometri
Kelas : …….
Nama siswa : …….
Hari/Tanggal : …….

No Kegiatan yang dinilai Skor Keterangan


1 Persiapan bahan dan alat … …
2 Penguasaan materi fungsi trigonometri … …
3 Kecepatan menyelesaikan … …
4 Kerapian dan kebersihan pekerjaan … …
5 Ketepatan hasil … …
6 … … …
7 … … …
8 …. … …
Jumlah … …

5
Hasil penilaian dengan menggunakan instrumen tersebut diatas sifatnya adalah
individual. Setelah selesai, nilai-nilai individual itu dimasukkan ke dalam daftar nilai yang
sifatnya kolektif, seperti contoh berikut ini:

Mata Kuliah : Trigonometri


Topik : membuat grafik Fungsi Trigonometri
Kelas : …….
Semester : ……

No Nama siswa Skor untuk tiap-tiap kegiatan Jumlah Rata-rata


1 2 3 4 5 6 7 8
1 ….
2 ….
3 ….

4 dan seterusnya

Pada pembahasan ini juga akan membahas tentang daftar cek (Check List) dan
Catatan Anekdota (Anecdotal Record). Berikut pembahasannya :

a) Daftar cek (Check List)

Daftar cek adalah sebuah daftar yang memuat sejumlah pernyataan singkat , tertulis
tentang berbagai gejala yang dimaksudkan sebagai pendorong pencatatan ada tidaknya
sesuatu gejala dengan cara memberi tanda cek pada setiap gejala pemunculan gejala yang
dimaksud. Daftar cek bertujuan untuk mengetahui apakah gejala yang berupa pernyataan
yang tercantum dalam daftar cek ada atau tidak ada pada seorang individu atau kelompok.
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya - tidak).
Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai
apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai.
6
Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini
adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat
diamatitidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah.. Berikut contoh
daftar cek :
Format Penilaian Siswa Dalam Menghitung :
Nama : ……………. Kelas : ……………..
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Mampu menjumlahkan bilangan
2 Mampu mengurangkan bilangan
3 Mampu mengalikan bilangan
4 Mampu membagikan bilangan
5 Mampu mencabut akar bilangan
6 Mampu memangkatkan bilangan
7 Mampu menjumlahkan pecahan
Skor yang dicapai
Skor maksimum 7

b) Catatan Anekdota (Anecdotal Record)


Catatan anekdota (catatan kejadian khusus) merupakan uraian tertulis mengenal
perilaku yang ditampilkan oleh anak dalam situasi khusus. Catatan anekdota ditulis dengan
singkat. Catatan anekdota ini menjelaskan sesuatu yang terjadi secara faktual (sesuai apa
yang dilihat dan didengar), dengan cara yang objektif (tidak berprasangka, tidak menduga-
duga), menceritakan bagaimana, kapan dan dimana terjadi peristiwa itu, serta apa yang
dikatakan dan dikerjakan oleh si anak.
Observasi dapat bersifat terbuka. Pengamat dapat menangkap hal-hal yang tak
terduga pada saat kejadian dan pengamat dapat melihat dan mencatat tingkah laku khusus dan
mengabikan perilaku yang lain.

7
Contoh :
Catatan Anekdota
Nama anak : Udil
Usia : 6 tahun
Pengamat : Andy Jaya
Hari/Tanggal/Waktu Peristiwa Evaluasi
Rabu, 22 September 2020 Udil menangis ketika di Mungkin udil takut di Tanya
Pukul 10.25 dalam kelas, dalam proses mengenai tugas sekolah yang
belajar mengajar belum ia kerjakan.

2. Angket atau Kuesioner (Questionnaire)


a) Pengertian
Menurut Ign Masidjo (1995: 70), angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang
terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang
diketahuinya.
Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011: 92), berpendapat angket atau kuesioner adalah
merupakan suatu teknik atau cara memahami siswa dengan mengadakan komunikasi tertulis,
dengan memberikan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh resonden
secara tertulis juga.
Angket merupakan kegiatan penilaian non-tes yang dilaksanakan melalui pemberian
serangkaian pertanyaan atau pertanyaan secara tertulis. Pada dasarnya angket adalah alat
penilaian hasil belajar yang berupa daftar p[ertanyaan tertulis untuk menjaring informasi
tentang sesuatu, misalnya tentnag latar belakang keluarga siswa, kesehatan siswa, tanggapan
siswa terhadap metode pembelajaran, media dan lain-lain.

b) Bentuk Angket
Pada pokoknya angket dibagi menjadi dua, berdasarkan cara menjawab pertanyaan dan
bagaimana jawaban diberikan.
 Ditinjau dari segi yang memberikan jawaban
 Angket langsung, apabila angket itu diberikan kepada anak yang dinilai atau
diminta keterangan.

8
 Angket tak langsung, apabila angket diberikan kepada orang/siswa lain untuk
dimintai keterangan tentang keadaan orang lain.
 Ditinjau dari segi cara menjawab
 Angket tertutup adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih
jawaban dan si penjawab hanya memberikan jawaban-jawaban yang sudah
disediakan.
 Angket terbuka, daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan
memberikan jawaban dan pendapatnya secara terperinci sesuai dengan apa
yang dia ketahui.
 Ditinjau dari segi strukturnya
 Angket berstruktur adalah angket yang bersifat tegas dan jelas dengan model
pertanyaan yang terbatas, singkat dan membutuhkan jawaban tegas dan
terbatas pula.
 Angket tidak berstruktur adalah angket yang membutuhkan jawaban uraian
panjang dari anak dan bebas, biasanya anak dituntut untuk memberikan
penjelasan-penjelasan atau alasan-alasan.

c) Petunjuk Pembuatan Angket


Petunjuk yang lebih teknis dalam membuat kuesioner antara lain, adalah sebagai berikut:
 Mulai dengan pengantar yang isinya permohonan mengisi kuesioner sambil dijelaskan
maksud dan tujuannya
 Jelaskan petunjuk atau cara mengisinya supaya tidak salah
 Mulai dengan pertanyaan untuk mengungkapkan responden
 Isi pertanyaan sebaiknya dibuat beberapa kategori atau bagian sesuai dengan variabel
yang diungkapkan sehingga mudah mengolahnya
 Rumusan pertanyaan dibuat singkat, tetapi jelas sehingga tidak membingungkan dan
mengakibatkan salah penafsiran
 Hubungan antara pertanyaan yang satu dengan yang lain harus dijaga sehingga tampak
logikanya dalam satu rangkaian yang sistematis.
 Usahakan kemungkinan agar jawaban, kalimat, atau rumusannya tidak lebih panjang
dari pertanyaan

9
 Kuesioner yang terlalu banyak atau terlalu panjang akan melelahkan dan membosankan
responden sehingga pengisiannya tidak akan objektif lagi.
 Ada baiknya kuesioner diakhiri dengan tanda tangan si pengisi untuk menjamin
keabsahan jawabannya.

Kuesioner sebagai alat evaluasi juga sangat berguna untuk mengungkap latar belakang
orang tua peserta didik maupun peserta didik itu sendiri, dimana data yang berhasil diperoleh
melalui kuesioner itu pada suatu saat akan diperlukan, terutama apabila terjadi kasus-kasus
tertentu yang menyangkut diri peserta didik.
Contoh dari kuesioner, dimaksud diatas adalah sebagai berikut:

I. Orang Tua Siswa


A. Ayah
Nama lengkap ayah : ….
Tempat dan tanggal lahir : ….
Jenjang pendidikan : ….
Jenis pekerjaan : ….
B. Ibu
Nama lengkap ibu : ….
Tempat dan tanggal lahir : ….
Jenjang pendidikan : ….
Jenis pekerjaan : ….

II. Siswa
Nama lengkap : ….
Tempat dan tanggal lahir : ….
Jenis kelamin : ….
Jumlah saudara kandung : … orang
Tinggal bersama orang tua : ( ) ya ( ) tidak
Pernah dirawat dirumah sakit : ….

10
3. Wawancara (Interview)
a) Pengertian
Kompetensi evaluasi lain yang juga perlu dimiliki oleh para guru sebagai evaluator di
bidang pendidikan adalah penggunaan evaluasi non tes dengan menggunakan tehnik
wawancara/interview. Wawancara adalah interaksi pribadi antara pewawancara (guru)
dengan yang diwawancarai (siswa) di mana pertanyaan verbal diajukan kepada mereka.

b) Persyaratan Wawancara
Dalam wawancara ada beberapa persyaratan penting yang perlu diperhatikan:
 Adanya interaksi atau tatap muka guru dengan siswa.
 Adanya percakapan verbal di antara mereka dan memiliki tujuan tertentu.
Dalam konteks evaluasi pendidikan, wawancara dapat dilakukan secara individual
maupun secara berkelompok, di mana seorang guru bertatap muka dan melakukan tanya
jawab terhadap siswanya. Di samping itu wawancara dapat dilakukan baik sebelum, selama
dan sesudah proses belajar mengajar berlangsung.

c) Mempersiapkan Wawancara
Sebelum melaksanakan wawancara, perlu dirancang pedoman wawancara. Pedoman ini
disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara.
 Berdasarkan tujuan di atas tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dari
wawancara tersebut. Aspek-aspek tersebut dijadikan dasar dalam menyusun materi
pertanyaan wawancara.
 Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, yakni bentuk berstruktur atau
bentuk terbuka.
 Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis butir ketiga di atas, yakni
membuat pertanyaan yang berstruktur atau yang bebas.
 Ada baiknya apabila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil
wawancara.

11
Contoh :

Tujuan wawancara : untuk mengetahui cara belajar siswa dalam memahami persamaan

kuadrat

Responden : siswa yang mampu memahami materi persamaan kuadrat

Nama siswa : Angga Candra

Kelas : IX-A

Jenis kelamin : Laki – laki

Pertanyaan Guru Jawaban siswa Komentar dan kesimpulan


wawancara

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknik evaluasi non-tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan


tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh
meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang
berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara
kelompok.
Penggolongan instrumen Non-Tes diantaranya, adalah:
a. Pengamatan/Observasi : Secara garis besar terdapat dua rumusan tentang
pengertian observasi, yaitu pengertian secara sempit dan luas. Dalam arti sempit,
observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap apa yang diteliti, Dalam
arti luas observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung mau pun
tidak langsung terhadap objek yang diteliti.

b. Angket/Kuisioner : angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan
lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang
diketahuinya.

c. Wawancara : Kompetensi evaluasi lain yang juga perlu dimiliki oleh para guru
sebagai evaluator di bidang pendidikan adalah penggunaan evaluasi non tes
dengan menggunakan tehnik wawancara/interview. Wawancara adalah interaksi
pribadi antara pewawancara (guru) dengan yang diwawancarai (siswa) di mana
pertanyaan verbal diajukan kepada mereka.

B. Saran

Semoga dengan pembuatan makalah mengenai Instrumen Bentuk Non-Tes ini dapat
menambah wawasan kita dan pemahaman kita dalam melakuakan evaluasi pembelajaran
matematika dalam bentuk non-tes, sehingga kita mampu menerapkannya dalam mengikuti
proses pembelajaran mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika.

13
DAFTAR PUSTAKA

Asrul, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Medan : Citapustaka Media.

Ratnawulan, Elis, 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Pustaka Setia.

Uno, Hamzah B., Koni, Satria. 2016. Assessment Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai