Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Identitas Buku (I)


1. Judul buku : Ejaan yang disempurnakan (EYD)
2. Pengarang : Agus Dwi Cahyo
3. Penerbit : “TERBIT TERANG” Surabaya
4. Tahun terbit : -
5. Cetakan : -
6. Kota atau lembaga penerbit : Surabaya
7. Tebal buku : 0,5 cm
8. Harga buku : Rp. 10.000 di UD. HARAPAN-Gunungsitoli
9. Garis besar isi buku :
Membahas tentang membandingkan dua buku yang berisi ejaan yaitu ketepan
penulisan huruf baik huruf kapital maupun huruf miring, ketepatan penulisan kata,
dan pembentukan istilah.

Identitas Buku (II)


1. Judul buku : Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (EYD)
2. Pengarang :
3. Penerbit : “Nidya Pustaka” Surabaya
4. Tahun terbit : -
5. Cetakan : -
6. Kota atau lembaga penerbit : Surabaya
7. Tebal buku : 56 hal, dan 2 cover
8. Harga buku : Rp. 10.000 di UD. HARAPAN-Gunungsitoli
9. Garis besar isi buku :
Membahas tentang pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital serta huruf miring,
penulisan kata, penulisan unsur serapan, pemakain tanda baca, yang memiliki patokan
dalam (EYD).

1
BAB II
ISI

A. Mengenal Huruf
Menurut artikel leksikal (kamus) bahwa huruf adalah aksara, gambar bunyi bahasa.
Macam-macam huruf yaitu;
1 Huruf Abjad
Abjad adalah sekumpulan aksara yang berurutan mulai dari a berakhir z.
Berikut huruf abjad :
Huruf kapital / huruf Nama
kecil
A/a A
B/b Be
C/c Ce
D/d De
E/e E
F/f Ef
G/g Ge
H/h Ha
I/i I
J/j Je
K/k Ka
L/l El
M/m Em
N/n En
O/o O
P/p Pe
Q/q Ki
R/r Er
S/s Es
T/t Te
U/u U
V/v V
W/w We
X/x Eks
Y/y Ye
Z /z Zet

2
2. Huruf Vokal
Arti vokal menurut kamus adalah suara, bunyi hidup yang berupa huruf a, e, i, o, u.
Contoh letak huruf vokal pada kata.

Huruf vokal Awal Tengah Akhir


A/a Alamat Pahat Kota
E/e Esok Belajar Sore
I/i Ibu Kita tetapi
O/o Orang Padepokan Radio
U/u Uang Kulit ibu

3. Huruf Konsonan
Arti konsonan menurut kamus adalah bunyi bahasa yang di hasilkan dengan
hambatan, sehingga bunyi tidak nyaring.
Contoh letak huruf konsonan ;
Huruf Awal Tengah Akhir
konsonan
B/b Babi Abjad Sebab
C/c Cacing Becak -
D/d Desa Tidak Jasad
F/f Fakta Kafir Maaf
G/g Galon Tiga Katalog
4. Huruf Diftong
Menurut KBBI arti diftong adalah vokal rangkap atau gabungan dua vokal
yang membentuk satu fonem.

Contoh letak huruf diftong ;


Huruf diftong Awal Tengah Akhir
Ai Aib Kain Pandai
Au Aula Saudara Pulau
Oi Oikumene Koin Sepoi

5. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap adalah gabungan huruf konsonan.
Contoh huruf konsonan rangkap ;
Konsonan rangkap Awal Tengah Akhir
Kh Khiamat Akhir Tarikh
Ng Ngilu Jangan Senang

3
B. Mengenal Huruf Kapital
Huruf kapital adalah huruf besar dalam sebuah kalimat. Macam-macam pemakaian
huruf kapital sebagai berikut.
1. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat. Contohnya: Bapak pergi ke kantor.
2. Huruf kapital dipakai pada tanda petikan langsung. Contohnya: “Ibu sudah
berangkat.” Ujar anaknya.
3. Huruf kapital dipakai pada nama Tuhan, kata gantinya dan kitab suci. Contohnya:
Allah Maha Kuasa.
4. Huruf kapital dipakai pada huruf pertama pada nama gelar kehormatan, keturunan
dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contohnya: Sultan Ternate.
5. Huruf kapital dipakai pada orang yang memiliki jabatan pangkat dan nama instansi
atau tempat. Contohnya: Presiden Abdulrahman Wahid.
6. Huruf kapital dipakai untuk nama orang. Contohnya: Megawati Sukarnoputri.
7. Huruf kapital dipakai untuk nama suku, bangsa dan bahasa. Contohnya: Suku
Jawa, Batak, Dll.
8. Huruf kapital dipakai untuk huruf awal nama hari, bulan, tahun, peristiwa sejarah,
hari besar. Contohnya: Pada hari Selasa paman pasti datang.
9. Huruf kapital dipakai untuk huruf awal nama geografi. Contohnya: Banyak turis
berkunjung ke Danau Toba.
10. Huruf kapital dipakai untuk huruf awal pada nama negara, lembaga pemerintahan
dan dokumen penting, nama resmi. Contohnya: Ketua Dewan Perwakilan Daerah
adalah Akbar Tanjung.
11. Huruf kapital dipakai pada awal kata ulangan untuk nama lembaga dan dokumen.
Contohnya: Undang-Undang Dasar.
12. Huruf kapital dipakai pada judul buku, koran, majalah, makalah. Contohnya: Aku
suka baca harian Jawa Pos.
13. Huruf kapital dipakai pada nama gelar, pangkat dan sapaan. Cantohnya: Dr.
Sutanto .

C. Mengenal Huruf Miring


1. Huruf miring dapat di pakai untuk nama majalah, surat kabar, buku. Contohnya:
Aku suka baca buku pelajaran Ekonomi.
2. Huruf miring di pakai untuk menegaskan bagian kata, kata atau frase. Contohnya:
Dia bukan seorang pembunuh saja. Melinkan seorang perampok.

4
3. Huruf miring di pakai untuk penulisan ilmih atau ungkapan. Contohnya: politik
dumping senjata ampuh ekonomi jepang.

D. Penulisan Kata
Menurut kamus arti kata adalah kesatuan bunyi terkecil yang memiliki arti yang
merupakan unsur kalimat.
1. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mendapat imbuhan.
Contohnya:
Kata dasar; makan Berimbuhan; makanan
Kata dasar dengan kalimat. Contohnya; aku suka makan pisang.
2. Kata Turunan
1) Imbuhan (awalan dan akhiran) ditulis serang kaian dengan kata dasar.
2) Jika kata dasar berbentuk kata gabungan mendapat awalan dan akhiran,
maka penulisannya dirangkai.
3) Gabungan kata yang dirangkai untuk kombinasi, maka penulisan nya
dirangkai.
3. Penulisan Kata Salah dan Betul
Salah Benar
Aktifitas Aktivitas
Bur Bor
Cabe Cabai
Cidera Cedera
Fikir Pikir

4. Kata Ganti
1) Kata ganti Ku
Kata ganti Ku di tulis serangkaian dengan kata yang mengikuti dan
mendahului. Contohnya: Kumakan saja buah apel diatas meja milikku.
2) Kata ganti Mu, Nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahului.
Contohnya: wajahmu, kesedihanmu, dll.
5. Kata Depan di, ke, dari.
1) Kata depan ditulis terpisah. Contohnya;
 Paman jatuh dari pohon cemera.
 Letakan buku itu di atas meja.
5
 Ibu pergi kepasar.
2) Kata depan ditulis serangkaian. Contohnya;
 Gunung semeru lebih tinggi daripada gunung Wilis.
 Kepada yang terhormat tuan Sinambela
 Gedung itu mengalami kerugian besar akibat kerusuhan massa.

6. Partikel
Partikel lah, kah ditulis serangkaian dengan kata yang mendahului. Contohnya:
pergilalah, apakah, dll.
Partikel pun ditulis terpisah dan serangkaian. Contohnya; Engkau pun, adapun, dll.

Lampiran I

Pedoman Umum Pembentukan Istilah

Berdasarkan Keputusan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Repoblik Indonesia, Nomor


0389/1988 Tanggal 11 Agustus 1988 Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendudikan Dan Kebudayaan Repoblik Indonesia.

A. Beberapa Konsep Dasar


1. Definisi Istilah
Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
2. Tata Istilah dan Tata Nama
Tata istilah ialah perangkat peraturan pembentukan istilah dan kumpulan istilah
yang di hasilkan, seperti kimia dan biologi, beserta kumpulan nama yang
dihasilkan. Contohnya; Istilah: anabolisme. Nama: aldehida
3. Istilah Khusus dan Istilah Umum
Istilah khusus ialah istilah yang pemakaiannya atau maknanya terbatas pada suatu
bidang tertentu, sedangkan istilah umum adalah istilah yang menjadi unsur bahasa
yang digunakan secara umum. Contohnya: Istilah Khusus; diagnosa
4. Kata Dasar Peristilahan

6
Kata dasar peristilahan ialah bentuk bahasa yang di pakai sebagai istilah dengan
tidak mengalami penurunan bentuk atau yang dipakai sebagai alas istilah yang
berbentuk turunan. Contohnya: Kata Dasar; impor. Bentuk Turunan; pengimpor.
5. Imbuhan Peristilahan
Imbuhan peristilahan ialah bentuk yang ditambahkan pada bentuk dasar sehingga
menghasilkan bentuk turunan yang di pakai sebagai istilah. Imbuhan berupa
awalan. Akhiran dan sisipan atau gabungannya. Contohnya: Pen+Cacah. Pencacah.
6. Kata Berimbuhan Peristilahan
Kata berimbuhan peristilahan ialah istilah (berbentuk turunan) yang terdiri atas
dasar dan imbuhan. Contohnya: Beristem.
7. Kata Ulang Peristilahan
Kata ulang peristilahan ialah istilah yang berupa ulangan kata dasar seutuhnya atau
sebagaimana dengan atau tanpa pengimbuhan dan perubahan bunyi. Contohnya:
jari jejari
kuning kekuning-kuningan

8. Gabungan Kata Peristilahan


Gabungan kata peristilahan ialah istilah yang berbentuk dari beberapa kata.
Contohnya: Angkatan bersenjata, daya angkut, dll.
9. Perangkat Kata Peristilahan
Perangkat kata peristilahan ialah kumpulan istilah yang dijabarkan dari bentuk yang
sama, baik dengan proses penambahan pengurangan maupun dengan proses
penurunan kata. Contihnya: -sorb, absorb, absorbate.

B. Sumber Istilah
1. Kosakata Bahasa Indonesia
Kata indonesia yang dapat dijadikan bahan istilah ialah kata umum, baik yang
lazim maupun yang tidak lazim yang memenuhi salah satu syarat atau lebih berikut
ini.
a) Kata yang dengan tempat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan
atau sifat yang dimaksud seperti tunak ( steady ), telus ( percolate ), imak (
simulate ).
b) Kata yang lebih singkat dari pada yang lain yang berujukan sama seperti gulma
jika dibandingkan degan tumbuhan pengganggu. Suaka (politik ) dibandingkan
degan perlindungan (politik ).

7
c) Kata yang tidak bernilai rasa ( konotasi ) buruk dan yang sedap di dengar
(eufonik ), seperti pramuria jika dibandingkan dengan hostes. Kata tukarnya
dibandingkan dengan pengangguran.

Disamping itu, istila dapat berupa kata umum yang diberi makna baru atau
makna khusus dengan jalan menyem pitkan atau meluaskan makna asalnya.
Contohnya: Berumah dua

2. Kosakata Bahasa Serumpun


Jika didalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang dengan tepat dapat
mengukapkan konsep, proses, kedaan atau sifat yang dimaksutkan, maka istilah di
cari dalam bahasa serumpun, baik yang lazim maupun yang tidak lazim yang
memenuhi ketiga syarat. Contohnya: gambut (bahasa Banjar)
3. Kosakata Bahasa Asing
Jika dalam bahasa serumpun tidak ditemukan istilah yang tepat, maka bahasa asing
dapat dijadikan sumber peristilah Indonesia. Macam-macam bentuk kosakata dalam
bahasa asing:
a) Penerjemah istilah asing. Contohnya: samenwerking kerjasama.
b) Penyerapan istilah asing. Dalam penyerapan ini memiliki persyaratan sebagai
berikut.
 Istilah serapan yang di pilih lebih cocok karena konotasinya.
 Istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika dibanding dengan terjemahan
indonesianya.
 Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya keseakatan
jika istilah indonesia terlalu banyak sinonimnya.

c) Penyerapan dan penerjemah sekaligus.


Contohnya: bount morpheme morfem terikat
d) Macam dan bentuk serapan
Pemilihan bentuk dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
 Konteks situasi dan ikatan kalimat
 Kemudahan belajar bahasa
 Kepraktisan

8
C. Aspek Tata Bahasa Dalam Peristilahan

1. Penggunaan Kata Dasar


Istilah dapat berbentuknkata dasar. Contohnya : asam gaya rumput
Jika bentuk dapat dipilih antara kata dasardan kata turunan, bentuk kata dasarlah
yang diprioritaskan dengan syarat bahwa konsep dasarnya tidak berubah.
Contohnya : gulma lebih baik dari tumbuhn pengganggu.
2. Proses Pengimbuhan
Perangkat istilah berimbuhan menunjukkan pertalian yang ter-atur antara bentuk
dan maknanya. Keterngan itu hendaknya di-manfaatkan dalam pengungkapan
makna konsep yang berbeda-beda.
3. Proses Pengulangan
Istilah yang mengngkapkankonsep keanakaan, kemiripan, kumpulan, pengaburan
atau perampatan (generalisasi) dapat dibentuk dengan reduplikasi.
Contohnya : baris baris-berbaris
4. Proses Penggabungan
Istilah yang berupa gabungan kata sedapat-dapatnya berbentuk singkat.
Contoh : meja tulis, kerja sama, sekolah menengah.
Gabungan kata yang mewujudkan istilah dapat ditulis menurut tiga cara yang
berikut, sesuai dengan aturan ejaan yang berlaku.
a) Gabungan kata ditulis terpisah. Contohnya : model linear
b) Gbungan kta ditulis dengan menggunakan tanda hubung jika dirasa perlu
menegaskan pengertian diantara dua unsurnya. Contohnya : dua-sendi
c) Gabungan kata ditulis serangkai. Contohnya : bumiputra

D. Aspek Semantik Peristilahan

1. Perangkat Istilah yang Bersistem


Dalam bidang tertentu deretkonsep yang berkitan dinyatakan denganperangkat
stilah yang strukturnya juga mencerminkan bentuk yang berkaitan dengan
komsisten. Contohnya : morphme morfem
2. Sinonim dan Kesinoniman

9
Dua kata atau lebih yang ada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi
berlainan bentuk luarnya disebut sinonim. Jika terdapat istilah yang sinonim, maka
perlu diadakan seleksi berdasarkan ketiga golongan istilah berikut.
a) Istilah yang diutamakan yakni istilah yang pemakaiannya ianjurkan sebagai
istilah baku. Contohnya : hutan bakau (mngrove forest) lebih baik daripada
hutan payau
b) Istilah yang diizinkan yakni istilah yang diakui di samping istilah yang
diutamakan.
c) Istilah yang diajukan yakni sinonim istilah yang menyalahi asas penamaan dan
pengistilahan. Oleh karena itu, perlu ditinggalkan. Contonya: zat lemas harus
diganti dengan nitrogen
Sinonim asing yang benar-benar sama diterjemahkan dengan satu istilah
Indonesia. Contohnya : average, mean rata-rata
Sinonim asing yang hampir bersamaan sedapat-dapatnya diterjemahkan
dengan istilah yang berlainan. Contohnya : axiom aksioma
3. Homonim dan Kehomoniman
Homonim ialah bentuk (istilah) yang sama ejaan atau lafalnya, tetpai yang
mengungkapkan makna yang berbeda karena berasal dari asal yang berlaianan.
Ada dua jenis hmonim yaitu homograf dan homofon.
a) Homograf
Homograf ialah bentuk (istilah) yang sama ejaannya, tetapi mungkin lain
lafalnya.
Contohnya : pedologi paedo dengan pedologi pedon
b) Homofon
Homofon ialah bentuk (istilah) yang sama lafalnya, tetapi berlainan ejaannya.
Contohnya : bank dengan bang
4. Hiponim dan Kehiponoman
Hionim ialah bentuk (istilah) yang maknanya terangkum leh bentuk
superordinatnya yang empunyai makna yang lebih luas. Contohnya : mawar,
melati, cempaka, masing-masing disebut hiponim terhadap kata bunga yang
menjadi superorsinatnya.
Di dalam terjemahan, istilah superordinat pada umumnya tidak disalin dengan
salah stu hiponimnya, kecuali jika dalam bahasa Indonesia tidak terdapat istilah
superorsinatnya. Contonya : kata poultry diterjemahkan dengan unggas dan tidak
dengan ayam atau bebek.
10
Jika tidak ada pesanan istilah superordinatnya dalam bahasa Indonesia, aka
konteks situasi atau ikatan kalimat suatu superordinat asing akan menentukan
hiponim Indonesia mana yang harus dipilih. Contohnya : kata rice dapat
diterjemhkan dengan padi, beras, atau nasi, bergantung pada konteksnya.
5. Kepoliseman
Kepoliseman ialah gejala keanakaan makna yang dimiliki oleh bentuk (istilah).
Kepoliseman itu timbul karena pergeseran makna atau tafsiran yang berbeda-beda.
Contohnya : kepala (jawatan), kepala (orang), kepala (sarung).
Bentuk asig yang sifatnya polisem harus diterjemahkan sesuai dengan arti
dalam konteksnya. Karena medan makna yang berbeda, satu kata asing tidak selaku
berpadanan dengan kata Indonesia yang sama.
Contohnya : (Cushion)head topi(tiang-pancang)

E. Istilah Singkatan

1. Istilah Singkatan
Istilah singkatan ialah bentuk istilah yang tulisannya dipendekkan menurut tiga cara
yang berikut.
a) Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih, tetapi yang
bentuk lisannya sesuai dengan bentuk istilah lengkapnya. Contohnya : cm yang
dilisankan sentimeter.
b) Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih yang lazim
dilisankan huruf demi huruf. Contohnya : DDT (diklorodifniltrikloroetana) yang
dilisankan d-d-t.
c) Istilah yang dibentuk dengan menanggalkan sebagian unsurnya. Contohnya :
ekspres (yang berasal dari kereta api ekspres).
2. Istilah Akronim
Istilah akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata. Contohnya: laser (light amplification by simulate
emission of radiation).
3. Huruf Lambang
Huruf lambang ialah suatu huruf atau lebih yang melambangkan konsep dasar
ilmiah seperti kuantitas satuan dan unsur. Huruf lambang tidak diberi titik di
belakangnya. Contohnya : F gaya
11
4. Gambar Lambang
Gambar lambang ialah gambar atau tanda lain yang melambangkan konsep ilmiah
menurut konvensi bidang ilmu yang bersangkutan. Contohnya : kongruen
(matematika).
5. Satuan Dasar Sistem Internasional (SI)
Satuan dasar systeme internasional d’Unites yang diperjanjikan secara internasional
dinyatakan dengan huruf lambang.
Besaran dasar Lambang Satuan dasar
arus listrik A ampere.
6. Kelipatan dan Fraksi Satuan Dasar
Untuk menyatakan kelipatan dan fraksi satuan dasar atau turunan digunakan nama
dan lambang bentuk berikut.
Faktor Lambang Bentuk Teikat Misal
1012 T tera- terahertz.
7. Sisem Bilangan Besar
Sistem bilangan dasar diatas satu juta yang dianjurkan berikut ini.
109 biliun jumlah nol 9.
8. Tanda Desimal
Sistem SI (Satuan Internasional) menetukan bahwa tanda desimal dapat dinyatakan
dengan koma atau titik. Contohnya : 3,05 atau 3.05
Bilangan desimal tidak dimuali dengan tanda desimal, tetapi selalu dimulai dengan
angka. Contohnya : 0,52 bukan ,52 0.52 bukan .52

F. Ejaan Dalam Peristilahan

1. Ejaan Fonemik
Penulisan istilah pada umumnya berdasarkan ejaan fonemik; artinya hanya satuan
bunyiyang berfungsi dalam bahasa Indonesia yang dilambangkan dengan huruf.
Contohnya : standar bukan standart.
2. Ejaan Etimologi
Untuk menegaskan makna yang berbeda, istilah yang homonim dengan kata lain
dapat ditulis denga mempertimbangkan etimologinya, yakni sejarahnya, sehingga
bentuknya berlainan walaupun lafalnya mungkin sama. Contohnya : sanksi dengan
sangsi.

12
3. Transliterasi
Pengejaan istilah dapat juga dilakukan menurut aturan transliterasi, yakni
penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain lepas dari
bunyi lafal yang sebenarnya. Hal itu diterapkan menurut njuran International
Organization for Standarization (ISO) pada huruf Arab (rekomendasi (ISO-R 233),
Yunani(rekomendasi (ISO-R 315), Kiril (Rusia) (rekomendasi (ISO-R 9) yang
dialihkan ke huruf latin. Contohnya : yaum ul-adha (hari kurban).
4. Ejaan Nama Diri
Ejaan nama diri termasuk merek dagang yang di dalam bahasa aslinya ditulis
dengan huruf latin tidak diubah. Contohnya : Baekelund Cannizaro.
5. Penyesuaian Ejaan
Dalam perkembangan bahasa Indonesia menyerap unsur pelbagai bahasa lain, baik
dari bahas daerah maupun bahasa asing, seperti Amerika, Arab, Portugis, Belanda
dan Inggris. Berdasrkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam nbahasa Indonesia
dapat dibagi atas tiga golongan besar.
a) Unsur-unsur yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang tidak
perlu lagi diubah ejaannya. Contohnya : sirsak, iklan, otonomi.
b) Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia .
Contohnya : shuttle cock, real estate.
c) Unsur yang pngucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia.
6. Penyesuaian Huruf Gugus Konsonan Asing
Huruf gugus konsonan pada istilah asing yang tidak diterjemahkan danditerima
kedalam bahasa Indonesia sedapat-dapat nya dipertahan kan bentuk visualnya.
a) Huruf gugus konsonan di awal atau di tengah.
Contohnya: bd- : bdellium (menjadi) bd : bdelium
b) Huruf gugus konsonan akhir.
Contohnya: ck : block (menjadi) –k : blok
7. Penyesuain Imbuhan Akhir
a) Penyesuain akhiran
Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisiasi,
implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata standar,
implemen dan opjek.
Contohnya: aan menjadi at
-advocaat advokat -plaat pelat
13
b) Penyesuaian Awalan
Awalan asing yang bersumber dari bahasa Indo-Eropa dapat dipertimbangkan
pemakaiannya didalam peristilahan Indoneia setelah di sesuaikan ejaannya.
Contohnya:-abs
aberration aberasi
abstract abstrak

LAMPIRA II

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Di Sempurnakan

Keputusan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Repoblik Indonesia, Nomor 0543a


Tanggal 9 Sebtember 1987

A. Pemakaian Huruf

1. Huruf Abjad
Abjad adalah sekumpulan aksara yang berurutan mulai dari a berakhir z.
Berikut huruf abjad :
Huruf kapital / huruf kecil Nama

A/a A
B/b Be
C/c Ce
D/d De
E/e E
F/f Ef
G/g Ge
H/h Ha
I/i I
J/j Je
K/k Ka
L/l El
M/m Em
N/n En
O/o O
P/p Pe
Q/q Ki
R/r Er
14
S/s Es
T/t Te
U/u U
V/v V
W/w We
X/x Eks
Y/y Ye
Z /z Zet

2. Huruf vokal
Arti vokal menurut kamus adalah suara, bunyi hidup yang berupa huruf a, e, i, o, u.
Contoh letak huruf vokal pada kata.
Huruf vokal Awal Tengah Akhir
A/a Alamat Pahat Kota
E/e Esok Belajar Sore
I/i Ibu Kita tetapi
O/o Orang Padepokan Radio
U/u Uang Kulit ibu

3. Huruf Konsonan
Arti konsonan menurut kamus adalah bunyi bahasa yang di hasilkan dengan
hambatan, sehingga bunyi tidak nyaring.
Contoh letak huruf konsonan ;
Huruf konsonan Awal Tengah Akhir

B/b Babi Abjad Sebab


C/c Cacing Becak -
D/d Desa Tidak Jasad
F/f Fakta Kafir Maaf
G/g Galon Tiga Katalog
H/h Hilang Sahabat Pasrah
J/j Janji Manja bajaj
K/k Kamu Aku Otak
L/l Lupa Alas Nakal
M/m Makan Perempuan Padam
N/n Nama Pantas Makan
P/p Pandai Api uap
Q/q Quran Furqan Sidik

15
4. Huruf Diftong
Menurut KBBI arti diftong adalah vokal rangkap atau gabungan dua vokal
yang membentuk satu fonem.
Contoh letak huruf diftong ;
Huruf diftong Awal Tengah Akhir
Ai Aib Kain Pandai
Au Aula Saudara Pulau
Oi Oikumene Koin Sepoi

5. Gabungan Huruf Konsonan


Dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan
konsonan yaitu kh, ng, ny, dan sy.

6. Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata biasanya dilakukan sebagai berikut.
 Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di
antara kedua huruf vokal itu.
 Jika ditengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan,
diantara dua buah huruf vokal, pemenggalan di lakukan sebelum huruf
konsonan.
 Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu.
 Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan atau lebih, pemenggalan
dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
ke dua.

B. Pemakaian Huruf Kapital Dan Huruf Miring

1. Huruf Kapital Atau Huruf Besar


a) Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
c) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan kitab suci.
d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar ke-hormatan, keturunan
dan keagamaan yang diikuti nama orang.

16
e) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat diikuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganting nama orang tertentu.
f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.
g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan
bahasa
h) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama Tuhan, bulan, hari raya dan
peristiwah sejarah.
i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
j) Huruf kapital dipaki sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah, dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti
dan.
k) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketata negaraan, serta
dokumen resmi.
l) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
kata ulangan sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak
pada posisi awal.
m) Huruf kapital dipakai untuk huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat
dan sapaan.
n) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, adik, kakak, abang, dan paman yang dipakai
dalam penyapaan dan pengacuan.
o) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
p)
2. Huruf Miring
a) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
b) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf bagian kata, kata atu kelompok kata.
c) Huruf miring dalam ctakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

17
C. Penulisan Kata

1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis satu kesatua. Contohnya: Ibu percaya bahwa
engkau tahu

2. Kata Keturunan
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkaian dengan kata dasarnya.
Contuhnya: bergetar, dikelola, dll.
b) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkaian
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Contohnya:
bertepuk tangan, garis bawahi, dll.
c) Jika bentuk dsar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Contohnya:
menggarisbawahi, menyebarluaskan, dll.
d) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya di pakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu di tulis serangkai. Contohnya: adipati, antarkota, dll.

3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda gubung.
Contohnya: anak-anak, laba-laba, dst.

4. Gabungan Kata
a) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur-unsurnya ditulis terpisah. Contohnya: duta besar, kambing hitam, dll.
b) Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan kesalahan
pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur
yang bersangkutan.
c) Gabungan kata yang ditulis serangkaian. Contohnya: acapkali, adakalanya, dll.

5. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya


Kata ganti ku dan kau ditulis serangkaian dengan kata yang mengikutinya
sedangkan ku, mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contohnya: apa yang kumiliki boleh kauambil.

18
6. Kata depan di, ke, dari.
Contohnya: kain itu terlihat di dalam lemari.

7. Kata si dan sang


Kata si dan sang di tulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Contohnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang kancil.

8. Partikel
a) Partikel –lah, -kah, -lah, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contohnya: bacalah buku itu baik-baik.
b) Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya.
Contohnya: apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus
c) Partikel per yang berarati mulai, demi, tiap ditulis terpisah dan bagian kalimat
yang mendahuluinya atau mengikutinya.
Contohnya: harga kain itu Rp. 20.000 per helai.

9. Singkatan dan Akronim


a) Singkatan adalah bentuk yang di pendekan terdiri atas satu huruf atau lebih.
 Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik. Contohnya: Suman Hs., Sukanto, S.pd., dll.
 Ingkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan tau
organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contohnya: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), dll.
 Singkatan umum yang terdiriatas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Contohnya: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan seterusnya), dll.
 Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti dengan tanda titik. Contohnya: Cu (kuprum), kg (kilogram), dll.
b) Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf dan suku kata ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deretkata yang diperlukan sebagai kata.
 Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari dekat kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
Contohnya: ABRI (Angkatan Bersenjata Repoblik Indonesia), dst.
 Akronim nama diri yang berupa gabungan suku atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan awal huruf kapital.
19
Contohnya: Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Repoblik Indonesia), dst.
 Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabuang huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruh ditulis dengan
huruf kecil. Contohnya: pemilu (pemilihan umum), tilang (bukti
pelanggaran), dst.
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat- syarat
berikut:
 Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim
pada kata Indonesia.
 Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan
konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.

10. Angka dan Lambang bilangan


a) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Didalam
tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
 Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
 Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, IX, X
b) Angaka digunakan untuk menyatakan –ukuran panjang, berat, luas, dan isi.,
-satuan waktu., -nilai uang., -kuantitas.
c) Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, dll.
d) Angka digunakan untuk penulisan lambang bilangan yang dengan huruf.
e) Angka digunakan dalam penulisan lambang bilangan tingkat.
f) Penulisan lambang bilangan yang mendapatkan akhiran –an. Contohnya: tahun
50-an.
g) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf kecuali jika beberapa lmbang bilangan dipakai secara berurutan,
seperti dalam perincian dan pemaparan.
h) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu susunan
kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
i) Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagai supayah
lebih mudah dibaca.
j) Bila tidak perlu ditulis dengan angka atau huruf sekaligus dalam teks kecuali
didalam dokumen resmi seperti akta dan kuintasi.
k) Jika bilangan dilambangkan dengan angaka dan huruf, penulis harus tepat.
20
D. Penulisan Unsur Serapan

Dalam perkembangan bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain,
baik dalam bahasa daerah maupun dalam bahasa asing, seperti bahasa Sansekerta, Arab,
Portugis, Belanda atau Inggris. Berdasarkan taraf integritasnya, unsur pinjaman dalam bahasa
Indonesi dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur pinjaman yang belum
sepenuhnya terserap kedalam bahasa indonesia, seperti: reshufle, shttle, cock, I’exploitation
de I’home par I’homme. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
pengucapan nya masih mengikuti bahasa asing. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan
penulisannya di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini disesuaikan ejaan
nya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan
dengan bentuk asalnya.

 Unsur pungutan yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi diubah.
Contohnya: kabar, iklan, dll.
 Sekalipun dalam ejaan yang disempurnakan huruf q dan x diterima sebagai abjad
bahasa Indonesia, unsur yang mengandung kedua huruf itu diIndonesiakan menurut
kaidah yang terurai diatas. Kedua huruf itu dipergunakan dalam pergunaan tertentu
saja seperti dalam perbedaan nama dan istilah khusus.

E. Pemakaian Tanda Baca

1. Tanda titik (.)


a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contohnya: Ayahku tinggal di Solo.
b) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisaari,
dan daftar.
c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukan
jangka waktu.
d) Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
e) Tanda titik dipakai untuk memishakan bilangan ribuan atau kelipatan.
f) Tanda titik dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau
kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
g) Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat atau
nama dan alamat penerima surat.

21
2. Tanda koma (,)
a) Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat seraya yang stu dengan kaliamt
seraya berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melaikan.
c) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kaliamat dari induk kalimat
jika kalimat itu mengiringi kalimatnya.
d) Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat
yang terdapat pada awal kalimat. Trmasuk didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
pula, meskipun begitu, akan tetapi.
e) Tanda koma dipakai untuk emishakan kaliamat seperti o, ya, wah, aduh, kasihan
dari kata yang lain terdapat didalam kalimat.
f) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
g) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
h) Tanda koma dipakai diantara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat
dan tanggal, dan nama tempat wilayah atau negri yang ditulis berurutan.
i) Tanda koma dipakai di antara bagaian-bagian catatan kaki.
j) Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakan dari nama singkatan, keluarga atau marga.
k) Tanda koma dipakai dimuka angka persepuluhan atau diantara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka.
l) Tanda koma dipakai untuk mengapait keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
m) Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang keterangan
yang terdapat pada awal kaliamat.
n) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru.

3. Tanda titik koma (;)


a) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kaliamt yanga
sejenis atau setara.

22
b) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganting kata penghubung untuk
memisahkan kaliamat yang setara didalam kalimat majemuk.

4. Tanda titik dua


a) Tanda titik dua dpat dipakai pada akhirnsuatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
b) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang meerlukan pemerian.
c) Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, diantara bab dan
ayat dalam kitab suci, diantara judul dn anak judul suatu karangan, serta nama
kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
d) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan
pelaku dalam percakapan.

5. Tanda hubung (-)


a) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
baris.
b) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau
akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
c) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
d) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tunggal.
e) Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas hubungan bagan kata atau
ungkapan dan penghilangan bagian kelompok kata.
f) Tanda hubung dipakai untuk merangkai se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital, ke-dengan angka, angka dengan –an, singkatan berhuruf
kapital dengan imbuhan atau kata dan nama jabatan rangkap.
g) Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.

6. Tanda pisah (-)


a) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan
di luar bangun kalimat.
b) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain
sehingga kaliamat menjadi jelas.

23
c) Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan atau tunggal dengan arti ‘sampai’ ke
atau’ sampai dengan’.

7. Tanda elipsis (...)


a) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
b) Tanda elipsis menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian
yang dihilangkan.

8. Tanda tanya (?)


a) Tanda tanya dipakai pada akhir kaliamat tanya.
b) Tanda tanya dipakai didalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

9. Tanda seru (!)


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percyaan, ataupaun rasa
emosi yng kuat.
10. Tanda kurung
a) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
b) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian itergral
pokok pembicaraan.
c) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
di hilangkan.
d) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.

11. Tanda kurung siku ([...])


a) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
atau tambahan pada kaliamat atau bagian kaliamata yang di tulis orang laian.
Tanda itu menyatakan bahwakesalahan atau kekurangan itu memang terdapat
didalam naskah asli.
b) Tanda kurun siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
betanda kurung.

24
12. Tanda petik (“...”)
a) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
b) Tanda petik mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
c) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
d) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
e) Tanda baca penutup kalamat atau bagian kaliamat ditempatkan dibelakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

13. Tanda petik tunggal (‘...’)


a) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun didalam petikan lain.
b) Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.

14. Tanda garis miring (/)


a) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surst dan nomor pada alamat dan
penandasan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.
b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganting kata atau,tiap.

15. Tanda pengikat atau aptrostrof (‘)


Tanda penyingkat menunjukan penghilang bagian kata atau bagian angka tahun.
Contohnya: Ali kan kusurati (‘kan=akan)

25

Anda mungkin juga menyukai