Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ARTI, TUJUAN, DAN FUNGSI TEKNIK NON TES


MATA KULIAH “ASESMEN TEKNIK NON TES”

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Risaniatin Ningsih, S.Pd., M.Psi.

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3
1. Tias Tara Dwiva
NPM : 19.1.01.01.0003
2. Adistiya Rahma Lucia P.
NPM : 19.1.01.01.0017
3. Zein Kholishotul Maghfiroh
NPM : 19.1.01.01.0027

KELAS 2A
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Arti, Tujuan, dan Fungsi teknik non tes” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Ibu Dr. Risaniatin Ningsih, S.Pd., M.Psi. pada mata kuliah Asesmen
Teknik Non Tes. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagaimana “Arti, Tujuan dan Fungsi Teknik Non Tes” bagi
para pembaca dan juga bagi penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Risaniatin Ningsih,
S.Pd., M.Psi. selaku dosen pengampu mata kuliah Asesmen Teknik Non Tes yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat
bermanfaat dan dapat menambah wawasan untuk kita semua.

Kediri, 29 September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................... I
KATA PENGANTAR....................................................................................... II
DAFTAR ISI...................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Tujuan BK Karier....................................................................................3
2. Fungsi BK Karier....................................................................................4
3. Prinsip Prinsip BK Karier.......................................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengajaran merupakan upaya guru secara konkret dilakukan untuk menyampaikan


bahan kurikulum agar dapat diserap oleh murid. Pengajaran sebagai suatu sistem
terdiri dari berbagai komponen berupa tujuan, bahan, metode, dan alat serta
penilaian. Dalam hubungan itu, tujuan menempati posisi kunci. Bahan adalah isi
pengajaran yang apabila dipelajari siswa diharapkan tujuan akan tercapai. Metode
dan alat berperan sebagai alat pembantu untuk memudahkan guru dalam mengajar
dan murid dalam belajar. Sedangkan penilain dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana murid telah mengalami proses pembelajaran yang ditujukan oleh
perubahan perilakunya.
Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh test, tetapi juga
harus dinilai oleh alat-alat non test atau bukan test. Tehnik ini berguna untuk
mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar yang tidak dapat
diukur dengan alat tes. Penggunaan tehnik ini dalam evaluasi pembelajaran
terutama karena banyak aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara
kuantitatif dan mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini adalah perbuatan,
ucapan, kegiatan, pengalaman,tingkah laku, riwayat hidup, dan lain-lain. Menurut
Hasyim (1997;9) ”penilaian non test adalah penilaian yang mengukur
kemampuan siswa-siswa secara langsung dengan tugastugas yang riil”. Adapun
menurut Sudjana (1986;67), kelebihan non test dari test adalah sifatnya lebih
komprehensif, artinya dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek dari
individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek
efektif dan psikomotorik, yang dinilai saat proses pelajaran berlangsung.

1
B. Rumusan Masalah
Beberapa pokok yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain sebagai
berikut :
1. Apa Arti Dari Teknik Non Tes?
2. Apa Saja Tujuan Teknik Non Tes?
3. Bagaimana Fungsi Teknik Non Tes?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Arti Teknik Non Tes.
2. Mengetahui Tujuan Teknik Non Tes.
3. Mengetahui Fungsi Teknik Non Tes.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti Teknik Non Tes


Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa
menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.
Teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilain dengan tidak menggunakan
tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara
menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial dan lain- lain. Yang
berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu
maupun secara kelompok.
Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan
wawancara (interview) dan menyebar angket (quistionnaire).
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:20-21) mengatakan bahawa Teknik non tes
adalah teknik evaluasi yang menggunakan alat dan atau instrument non tes dalam
mengumpulkan data, seperti observasi, wawancara, kuesioner, inventori, skala
sikap, cek, dan sejenisnya. Ditinjau dari cara atau metode pengambilan datanya,
bisa dibedakan atas teknik pengamatan (observation), wawancarra (interview),
angket (questionnaire)  dan analisis dokumen(documentary analysis). Ditinjau
dari instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data, ada berbagai macam,
antara lain lembar pengamatan (observation form), lembar interview (interview
form), angket atau kuesioner (questionnaire), catatan anekdot (anecdotal
record)¸daftar riwayat hidup , instrument sosiometri (sociometry), skala penilaian
(rating scale), dan daftar cek (check list).
Dalam melaksanakan suatu teknik, bisa menggunakan beberapa alternative
instrument pengumpulan data. Yang penting sasaran data yang diinginkan bisa
diperoleh. Berhubung, luasnya pembahasan mengenai teknik non tes, berikut ini
hanya akan dibahas lima jenis teknik, yaitu obsercasi, wawancara, kueesioner,
analisis dokumen, dan sosiometri.

3
B. Tujuan dan fungsi teknik non tes
Teknik non tes pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka hasil
belajar peserta didik dari segi ranah sikap (ranah afektif ) dan ranah ketrampilan
(ranah psikomotorik ), sedangkan teknik tes lebih banyak digunakan untuk hasil
belajar peserta didik dari segi ranah proses berfikirnya ( kognitif domain ).
Dengan tujuan evaluasi hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan
observasi , observasi , wawancara ( interview ), menyebar angket ( quistionnaire ),
dan memeriksa dokumen-dokumen ( documentary analysis ) .
1. Pengamatan (observasi / al-Ta-ammul)
Observasi suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan
memperhatikan tingkah lakuya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengamati dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran
pengamatan. Observasi dapat dilakukan pada berbagi tempat misalnya kelas pada
waktu pelajaran, dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu
murid olah raga, upacara dan lain-lain.
Sebuah Cara dan Tujuan Observasi
Menurut cara dan observasi yang dapat dipengaruhi oleh menjadi 3 macam:
a) Observasi partisipatif dan non partisipatif
Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi
(pengamat ) ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang
iamatinya. Sedangkan observasi nonpartisipatif, observasi tidak mengambil
bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya. Atau evaluator berada di
luar garis seolah-olah sebagai penonton belaka. Contoh observasi partisipatif:
Misalnya guru pengamatan setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru
hanya sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.
b) Observasi sistematis dan observasi non sistematis
Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, pengamat
sudah pembantuan sruktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan
diamati Sedangkan observasi nonsistematis yaitu observasi tidak ada stuktur
ketegori yang akan diamati. Contoh observasi sistematis misalnya guru yang
sedang mngamati anak-anak menanam bunga. Disini sebelum guru observasi

4
melaksanakan kategori-kategori yang akan diamati, misalnya: kerajinan, kesiapan,
kedisiplinan, ketangkasan, kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-kategori
itu dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam menanam bunga. Kalau
observasi non sistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori diatas, tetapi
lansia anak yang sedang menanam bunga.
c) Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara
nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk melihat atau melihat perubahan,
gejala-gejala akibat sebagai situasi yang sengaja dibuat.
Sebagai alat evaluasi, observasi digunakan untuk:
 Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.
 Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.
 Suatu tes esai / obyektif tidak dapat menunjukan apapun kemampuan
siswa dapat menjelaskannya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan
kemampuan siswa dalam mengumpulkan data.
1. Sifat Observasi
Observasi yang baik dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:
 Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan
 Direncanakan secara sistematis
 Hasil Penilaian dan diolah sesuai dengan tujuan
 Dapat diperika validitas, rehabilitas dan ketelitiaanya.
 Kelebihan dan Kelemahan Observasi
Observasi sebagai alat penilain nontes, mempunyai beberapa kelebihan, antara
lain:
 Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak.
 Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak kejadian suatu
kejadian atau kejadian yang penting
 Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang
diperoleh dari teknik lain, wawancara atau angket
 Pengamat tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan
objek yang diamati, meskipun menggunakan, hanya sebentar dan tidak
langsung memegang peran.

5
Selain keuntungan diatas, pengamat juga mempunyai beberapa kelemahan, antara
lain:
a. Observasi tidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang
sangat dirahasiakan. Apabila seseorang yang diamati sengaja
merahasiakan Kehidupannya, maka tidak dapat diketahui dengan
observasi. Misalnya pertolongan anak yang menyayi, dia kelihatan
gembira, lincah. Tetapi belum tentu hatinya gembira, dan bahagia.
Mungkin Agak, dia sedih dan duka tetapi dirahasiakan.
b. Apabila objek yang diobservasikan, kalau kalau sedang diobservasi maka
tidak mustahil tingkah lakunya dibuat-buat, agar pengamat merasa senang.
c. Pengamat banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat
dikontrol sebelumya.
2. Wawancara (wawancara / al-Hiwar)
Wawancara merupakan suatu cara yang dilakukan secara lisan yang
berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informasi yang digali.
wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu wawancara pertama, wawancara bebas
yaitu responden yang tidak memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang
diketahui tanpa batasan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara
terpimpin sehingga pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih
dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informasi-informasi yang
diperlukan saja.
Wawancara adalah suatu tehnik penilain yang dilakukan dengan jalan
percakapan (dialog) baik secara langsung (tatap muka) secara langsung
wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada orang tuannya atau
kepada temanya. Keberhasilan sebagai alat pengukuran sangat dapat diandalkan
oleh beberapa hal:
a. Sebuah hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai.
Wawancara dapat dilakukan dengan pewawancara dapat menyesuikan diri dengan
orang yang diwawancarai
b. Keterampilan pewawancara

6
Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap wawancara yang
dilakukan, karena guru melatih diri agar saya memiliki keterampilan dalam
wawancara.
c. Pedoman wawancara
Keberhasilan wawancara juga sangat, sangat, sangat, baru, yang dibuat oleh guru
sebelum guru mewawancarai harus terbaru secara terperinci, tentang pertanyaan
yang akan diajukan.

Langkah-langkah penyusunan wawancara:


1. Perumusan tujuan
2. Perumusan kegiatan atau aspek-aspek yang menguasai
3. Penyusunan kisi-kisi
4. Penyusunan wawancara baru
5. Lembaran Produk

Kelebihan dan kelemahan wawancara


Kelebihan yaitu:
1. Wawancara dapat memberikan keterangan keadan pribadi hal ini
tergantung pada hubungan baik antara pewawancara dengan objek
2. Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam
pelaksaannya
3. Wawancara dapat dilaksanakan serempak dengan observasi
Data tentang keadaan individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat
dibandingkan dengan observasi dan angket.
4. Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik antara pewawancara
dengan objek.
Sedangkan Kelemahan wawancara:
1. Keberhasilan dapat diperoleh oleh kesediaan, kemampuan individu yang
diwawancarai
2. Kelancaran wawancara dapat mengungkapkan keadaan sekitar pelaksaan
wawancara

7
3. Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari
pewawancara
4. Adanya pengaruh subjektif dari wawancara dapat mempengaruhi
wawancara
Ada dua jenis wawancara yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
a. Wawancara terpimpin ( Guided Interview ) yang juga dikenal dengan
istilah wawancara berstruktur ( Structured Interview ) atau wawancara sistematis (
Systematic Interview ).
b. Wawancara tidak terpimpin ( Un-Guided Interview ) yang sering dikenal
dengan istilah wawancata sederhana ( Simple Interview ) atau wawancara tidak
sistematis ( Non-Systematic Interview ), atau wawancara bebas.

3. Angket (Angket / Istifta)


Angket juga dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam rangka hasil
belajar. Berbeda dengan wawancara di mana penilai secara langsung dengan
peserta didik atau dengan pihak lain, maka dengan menggunakan angket, belajar
data sebagai bahan hasil yang lebih praktis, waktu dan tenaga. Hanya saja,
jawaban-jawaban yang diberikan acapkali tidak sesuai dengan yang sebenarnya;
apalagi jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket itu kurang tepat,
sehingga memungkinkan bagi responden untuk memberikan jawaban yang
diperkirakan akan melegakan atau memberikan kepuasan kepada pihak penilai.
Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula
diberikan kepada para tua mereka. Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau
kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data
mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan menganalisis
tingkah laku dan proses belajar mereka.

4. Pemeriksaan Dokumen
Mengenai kemajuan, perkembangan atau belajar peserta didik tanpa tes
(teknik non tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan melakukan
pemeriksaan dokumen-dokumen, misalnya dokumen yang memuat informasi
mengenai daftar pribadi ( infentory kepribadian ); Seperti kapan peserta didik,

8
agama yang dianut dan lain-lain, dan juga mengenai riwayat hidup (auto biografi)
seperti: apakah ia pernah tinggal kelas, apakah ia pernah meraih penghargaan atau
mendapatkan penghargaan dan masih banyak lagi yang lainya. Informasi
tersebut dapat diperoleh melalui sebuah dokumen berbentuk formulir atau blanko
isian yang harus diisi pada saat peserta didik untuk pertama kali diterima sebagai
siswa di sekolah yang bertanggung jawab.
Berbagai informasi, baik mengenai peserta didik orang tua dan
lingkunganya pada saat tertentu akan sangat dibutuhkan sebagai bahan pelengkap
bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didiknya.
Melalui analisis dokumen data pribadi dapat memberikan sumber informasi untuk
penyediaan layanan tentang data pribadi siswa, memberikan bimbingan belajar
secara optimal dan mengarahkan pilihan karir jabatan dimasa mendatang .

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang
ditunjukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu.
Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya akor dalam bentuk
kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk
ditarik kesimpulan yang bersifat kuantitatif.
Teknik non tes pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap (affective domain)
dan ranah ketrampilan (Psychomotoric domain), dengan tenik non tes maka
penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan
pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan wawancara (interview),
menyebar angket (quistionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen
(documentary analysis).

10
DAFTAR PUSTAKA

 Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi


Pendidikan di Sekolah” , (Malang:UIN-Maliki Press, 2010)
 http://yurnaswaraj.blogspot.com/2015/11/teknik-tes-dan-nontes.html?m=1
 Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
 Purwanto, Ngalim. 1988. Prisip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remadja Karya Anggota IKAPI.
 Wiyono, Bambang, Budi., & Sunarni. 2009. Evaluasi Program Pendidikan
dan Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang.

11

Anda mungkin juga menyukai