Anda di halaman 1dari 23

EVALUASI PEMBELAJARAN

Diajukan untuk Memenuhi Nilai UAS Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD


Dosen Pengampu : Dr. Tita Mulyani, M.Pd.

Oleh:
Aulia Nisa Asyani
1905268

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS CIBIRU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga kami dapat menyusun laporan berbentuk makalah yang
berjudul “Uji Instrumen Penilaian”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpah kepada
junjungan besar kita yakni Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang lurus
kepada kita selaku umat akhir zaman.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Tita Mulyani,M, Pd. selaku dosen yang
telah membimbing penulis dalam pengerjaan makalah ini dan juga kepada teman-teman
semua yang telah mendukung penulis. Harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan pembaca mengenai uji instrument penilaian. Penulis ucapkan terima
kasih kepada pihak pihak terkait yang telah membantu proses pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena
itu penulis harapkan kepada pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Januari 2022


Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….1
C. Tujuan………………………………………………………………………………...1
BAB II INTI DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrumen Penilaian………………………………………………………2
B. Bentuk Instrumen Penilaian………………………………………………………….3
C. Uji Instrumen Penilaian………………………………………………………………4
D. Pengolahan Data Hasil Belajar Peserta Didik………………………………………..7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..14
LAMPIRAN………………………………………………………………………………….15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswadengan
memperhatikan tingkah lakunya. Hasil belajar dan proses belajartidak hanya dinilai
oleh tes, baik melalui bentuk tes uraian maupun tes objektif, Kegiatan mengukur,
menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak
terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk
mengetahui sejauh mana pencapaian pendidikan telah terlaksana. 
Evaluasi adalah kegiatan penilaian dan pengukuran yang berupa kegiatan 
mengumpulkan dan mengolah informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil suatu keputusan untuk langkah berikutnya.Menurut PP No. 19 Tahun
2005 Tentang standar Nasional Pendidikan, penilaian hasil belajar oleh pendidik
dilakukan
secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas. Penilaian ini digunakan untuk: menilai pencapaian
kompetensi peserta didik; bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan
memperbaiki proses pembelajaran.Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai
oleh tes, baik melalui bentuk tes uraian maupun tes objektif, tetapi juga dapat dinilai
dengan alat non tes atau bukan tes. Alat-alat bukan tes yang seringdigunakan antara
lain ialah kuesioner dan wawancara, unjuk kerja, skala (penilaian, sikap, minat),
observasi atau pengamatan, study kasus, dansosiometri. Penggunaan nontes untuk
menilai hasil dan proses belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan
menggunakan alatmelalui tes dalam meniali hasil dan proses belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk instrumen?
2. Apakah jenis instrument penilaian yang diujicobakan layak untuk digunakan?
C. Tujuan
1. Mengetahui bentuk instrumen penilaian
2. Mengetahui kelayakan penggunaan instrument penilaian
BAB II
INTI DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrumen Penilaian
Menurut Arikunto instrumen merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data
atau informasi. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Nitko dan Brookhart
mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan
kinerja dan hasil karya para peserta didik. Evaluasi merupakan proses penentuan
informasi yang diperlukan, pengumpulan serta informasi tersebut untuk melakukan
pertimbangan sebelum keputusan. Berdasarkan pengertian instrumen dan evaluasi
tersebut maka instrumen penilaian dapat disebut sebagai alat penilaian atau alat
evaluasi yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi. Berdasarkan
lampiran Permendikbud No 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian, instrumen
penilaian harus memenui persyaratan antara lain yaitu:
 Subtansi yang merepresentasika kompetensi yang dinilai
 Konstruksi yang emenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan
 Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikastif sesuai dengan
tingkat perkembangan para peserta didik.
Dalam pensdidikan terdapat bermacam-macam instrumen atau alat evaluasi yang
dapat dipergunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan.
Menurut Firman instrumen penilaian dikelompokkan dalam dua macam yaitu tes, dan
non tes. Tes merupakan sebuah kumpulan petanyaan, atau soal yang harus dijawab
oleh peserta didik dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan
penalarannya. Arikunto berpendapat bahwa tes adalah serentekan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Menurut Sudjono tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian yang termasuk dalam kelompok tes adalah tes prestasi
belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes keterampilan. Sedangkan yang termasuk
dalam kelompok non-tes merupakan skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi,
pedoman wawancara, angket, pemeriksaan dokumen, dan sebagainya. Menurut
Arikunto, angket atau kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui. Jadi instrumen penilaian adalah alat yang digunakan
untuk melakukan penilaian atau avaluasi, instrumen penilaian dapat berupa tes
maupun non-tes dan observasinya dapat dilakukan dengan cara observasi sistematis
dan non-sistematis.
B. Bentuk Instrumen Penilaian
1. Instrumen Kompetensi Kognitif Instrumen kompetensi kognitif terbagi menjadi
beberapa tingkatan yaitu:
1) Pengetahuan: berkenaan dengan kompetensi kemapuan ini berupa hafalan dan
ingatan. Misalnya hafal tentang simbol, fakta, definisi, dalil, prosedur,
pendekatan, metode. Contohnya diberikan sebuah pecahan dan siswa dapat
menyebabkan penyebutnya.
2) Pemahaman: yaitu mengubah informasi ke dalam bentuk pararel yang lebih
bermakna dan member interprestasi. Dalam matapelajaran matematika
misalnya mengubah soal kata-kata menjadi simbul atau sebaliknya, mampu
mengartikan suatu kesamaan dan mampu memperkirakan suatu
kecenderungan dari diagram.
3) Aplikasi: Berkenaan dengan seseorang dengan apa yang telah diperolehnya di
situasi yang baru dan konkret.
4) Analisis: Berkiatan dengan memisahkan informasi kedalam bagian-bagian
yang perlu, mencari hubungan dari bagian-bagian, mampu mengenal
komponennya,, dan bagaimana komponen-komponen itu berhubungan dan
teroganisasikan, membedakan fakta dan khayalan.
5) Sintesis: Mampu menyusun dan bekerja dengan bagian-bagiannya, unsur-
unsurnya menjadi suatu hubungan seperti pola yang terstruktur.
6) Evaluasi: Ketika siswa mampu untuk memberikan kesimpulan dan penilaian
terhadap suatu keilmuan.
2. Instrumen Kompetensi Afektif
Untuk mengetahui apa itu komponen afektif sehingga lebih jelas apa yang
harus dinilai maka ada beberapa komponen afektif yang penting untuk diukur,
meliputi sikap,minat,konsep diri dan nilai. Sikap siswa terhadap pelajaran meliputi
perbuatan dan perasaan siswa saat mereka mengikuti pembelajaran, apakah siswa
tersebut mengikuti hal tersebut berdasarkan keinginan pribadi atau yang lainnya.
Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berhubungan dengan keingintahuan,
kecenderungan hati yang tinggi, gairah terhadap masalah yang ada didalamnya.
Siswa yang memiliki minat yang tinggi maka akan berdampak pada hasil prestasi
belajar yang meningkat dan bagi siswa yang memiliki minat yang rendah juga
akan berdampak pada rendahnya prestasi belajar yang akn diperoleh oleh siswa.
Konsep diri siswa terhadap pelajaran berhubungan dengan keyakinan siswa
terhadap kamampuan diri.
3. Instrumen Kompetensi Psikomotor
Ranah psikomotor merupakan penilaian yang mengarah kepada keterampilan
sisw atau kemampuan betindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Ranah psikomotor merupakan penilaian yang mengarah kepada ativitas
fisik, misalnya lari,lompat, melukis, menari, dll. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif. Hasil kognitif dan
afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik mampu
menunjukkan prilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang
tergantung dalam ranah kognitif dan ranah afektif. Maka wujud nyata dari hasil
psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif
adalah:
1) Peserta didik bertanya kepada guru tentang contoh-contoh kedisplinan
kepribadian seseorang.
2) Peserta didik memncari dan membaca buku-buku atau yang lainya tentang
kedisiplinan.
3) Peserta didik mampu memberikan penjelasan kepada temennnya tentang
kedisiplinan baik di sekolah , dirumah atau di tengah-tengah kehidupan
masyarakat.
4) Peserta didik mampu mengajarkan kedisplinan kepada orang lain.
5) Peserta didik mampu mencontohkan kedipsiplinan.
C. Uji Instrumen Tes
Instrumen penelitian memegang peran penting dalam penelitian kuantitatif
karena kualitas data yang digunakan dalam banyak hal ditentukan oleh kualitas
instrument yang dipergunakan. Artinya, data yang bersangkutan dapat mewakili dan
atau mencerminkan keadaan sesuatu yang diukur pada diri subjek penelitian dan si
pemilik data. Untuk itu peneliti kuantitatif harus berfikir bagaimana memperoleh data
seakurat mungkin dari subjek penelitian sehingga data-data itu dapat dipertangung
jawabkan dari pada berfikir teknik statistic apa yang akan dipergunakan untuk
mengolahnya. Intrumen tersebut haruslah memiliki kualifikasi tertwntu yang
memenuhi persyaratan ilmiah. Untuk instrument seperti berbagai alat tes keberhasilan
belajar, misalnya yang berkaitan dengan ranah kognitif dan pertanyaan-pertanyaan
untuk angket, misalnya yang berhubungan dengan masalah afeksi, nilai-nilai, dan
kecenderungan-kecenderungan, persyaratan kualifikasi itu paling tidak meliputi aspek
validitas, reliabilitas dan efektivitas butir pertanyaan.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes.
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yanghendak diukur.
Tes m emilikivaliditas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti
memiliki kesej ajaran antara tes dan kriteria.Untuk menguji val iditas setiap butir
soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan
skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan
sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat
diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilih at dari indeks
validitasnya. Ada sejumlah cara mempertimbangkan kadar validitas sebuah
instrumen yang secara garis besar dap[at dibedakan kedalam dua kategori.
Kategori pertama yang pertimbangannya lewat analisis rasional yaitu content
validity (validitas isi) dan construct validity (validitas konstruk). Sedangkan
validitas kategori kedua misalnya adalah validitas sejalan, validitas kriteria dan
validitas ramalan. Validitas isi merupakan validitas yang diperhitumgkan melalui
pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari
jawabannya dalam validasi ini adalah "sejauh mana item-item dalam suatu alat
ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat ukur
yang bersangkutan?" atau berhubungan dengan representasi dari keseluruhan
kawasan.
2. Realibilitas
Reabilitas tes adalah tingkat keajega n (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh
mana suatu tes dapat dipercaya untuk m enghasilkan skor yang relative tidak
berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Reliabilitas suatu tes
adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsisten hasil
pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil.
Reliabel tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Secara garis besar terdapat 3
macam cara atau prosedur mempertimbangkan kualifikasi instrument penelitian
yang dimaksud yaitu dengan teknik 1. Stabilitas, 2. Konsistensi instrument, 3.
Equivalensi. Teknik Stabilitas. Suatu penelitian yang menggunakan data primer,
setidaknya berkaitan dengan emoat hal: 1. Subyek penelitian, 2. Construct yang
diukur, 3. Instrument pengukur dan 4. Saat pengukuran. Penelitian kemungkinan
bermaksud untuk menggunakan instrument pengukur construct yang sama
terhadap subyek penelitian tertentu sebanyak dua kali pada saa yang berbeda.
Perbedaan waktu antara pengukuran yang satu dengan pengukuran yang lain dapat
berupa bilangan hari, minggu, bulan atau bahkan tahun. Penelitian ini bermaksud
untuk menguji stabilitas jawaban responden dari suatu waktu ke waktu berikutnya
dngan cara menghitung koefisien korelasi dan skor jawaban responden yang dikur
dengan instrument yang sama pada saat berbeda. Proses pengujian stabilitas yang
dikenal juga dengan test-retesr reability pada dasarnya untuk mrngetahi realibilitas
data berdasarkan stabilitas responden. Salah satu metode statistic yang diugunkan
koefisien stabilitas adalah Pearson correlation.
Teknik Ekuivalensi Pengukuran realibilitas dapat juga dilakukan dengan
menggunakan instrument pengukur yang berbeda untuk mengukur suatu custruct
terhadap subyek penelitian tertentu pada saat yang sama. Pendekatan yang juga
disebut dengan alternative form reliability ini lebih menekankan pada perbedaan
bentuk instrument, sedang subyek penelitian, construct dan saaat pengukurannya
adalah sama. Penelitian melalui penekatan ini menguji korelasi skor jawaban
responden untuk mengetahui koefisien ekuivalensi antara skor jawaban dengan
menggunakan instrument pengukuran yang berbeda. Teknik Konsistensi Internal
Pengujian terhadap konsistensi internal yang dimiliki oleh suatu instrument
merupakan alternative lain yang dapat dilakukan oleh penelitian untuk menguji
reliabilitas, disamping pengukuran koefisien stabilitas dan ekuivalensi,. Konsep
reliablitas menurut pendekatan ini adalah konsistensi diantara butir-butir
pertanyaan suatu instrument. Tingkat keterkaitan antara butir pertanyaan atau
pernyataan dalam suatu instrument untuk mengukur construct tertentu
menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal instrume yang berangkutan.
Untuk mengukur konsistensi internal, peneliti hanya memerlukan sekali pengujian
dengan menggunakan teknik statistic tertentu terhadap skor jawaban responden
yang dihasilkan dari penggunaan instrument yang bersangkutan. Ada 3 teknik
yang dapat digunakan untuk mengukur konsistensi internal yaitu: (1) Split-half
reliability, (2) Kuder-Richardson #20 dan (3) Cronbach’s alpa.

3. Taraf Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas yang baik, disamping
memenuhi validitas dan reliabilitas adalah daya keseimbangan dari tingkat
kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksutkan adalah adanya soal-soal
yang termasuk mudah sedang dan sukar secara porposional. Tingkat kesukaran
soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya,
bukan dilihat dari segi guru dalam melakukan analisis pembuat soal. Ada
beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah soal kategori
mudah sedang dan sukar. Pertimbangan pertama adalah adanya keseimbangan,
yakni jumlah soal sama untuk ke tiga kategori tersebut. dan ke dua proposi jumlah
soal untuk ke tiga kategori tersebut artinya sebagian besar soal berada dalam
kategori sedang sebagian lagi termasuk kategori mudah dan sukar dengan proporsi
yang seimbang. Perbandingan antara soal mudah sedang sukar bisa di buat 3-4-3.
Artinya, 30% soal kategori mudah 40% soal kategori sedang dan 30% lagi soal
kategori sukar. Di samping itu oleh karena suatu tes dimaksudkan untuk
memisahkan antara murid-murid yang betul-betul mempelajari suatu pelajaran
dengan murid-murid yang tidak mempelajari pelajaran itu, maka tes atau item
yang baik adalah tes atau item yang betul-betul dapat memisahkan ke dua
golongan murid tadi. Jadi setiap item disamping harus mempunyai derajat
kesukaran tertentu, juga harus mampu membedakan antara murid yang pandai
dengan murid yang kurang pandai.
4. Analisis Daya Pembeda
Salah satu tujuan analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat
tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang di ukur sesuai
dengan perbedaan yang ada dlam kelompok itu. Indeks yang di gunakan dalam
membedakan peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang
berkemampuan rendah adalah indeks daya pembeda. Indeks ini menunjukkan
kesesuaian antara fungsi soal dengan fungsi tes secara keseluruhan. Dengan
demikian validitas soal ini sama dengan daya pembeda soal yaitu daya yang
membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes
yang berkemampuan rendah.
D. Pelaporan Data Hasil Belajar Peserta Didik
Penguji melakukan uji coba instrumen penilaian pengetahuan dengan soal pilihan
ganda dan uraian. Uji coba ini dilakukan di SDN Cikapundung II dengan responden
siswa kelas 4. Berdasarkan instrumen yang diberikan berupa 15 soal PG dan 5 soal
uraian, penulis telah melakukan uji instrument dengan uji validitas, realibilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda.
1. Uji Instrumen Soal Pilihan Ganda
A. Uji Validitas

B. Uji Realibilitas
C. Tingkat Kesukaran

D. Daya Pembeda
2. Uji Instrumen Soal Uraian
A. Uji Validitas

B. Uji realibilitas
C. Tingkat Kesukaran
D. Daya Pembeda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengembangan instrumen penilaian


pengetahuan peserta didik kelas IV SDN Cikapundung II telah memenuhi aspek
validitas realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Oleh karena itu,
instrumen pengetahuan yang di ujicobakan layak untuk digunakan bagi para tenaga
pendidik dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya guru dalam menilai peserta didik dengan menggunakan ketiga
instrumen penilaian: kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian kognitif yaitu
penilaian yang mengukur kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki oleh peserta
didik. Penilaian afektif yaitu penilaian yang mengukur sikap peserta didik dan
penilaian psikomotorik merupakan penilaian yang mengukur keterampilan yang
dimiliki oleh siswa. Guru haru menyertakan ketiga komponen penilaian tersebut agar
penilaian seimbang dan bisa menyeluruh dalam menilai hal-hal yang dimilki oleh
peserta didik. instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk
melakukan penilaian atau evaluasi, instrumen penilaian dapat berupa tes maupun non
tes dan observasinya dapat dilakukan dengan cara observasi sistematis dan non-
sistematis. Untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien instrumen harus baik
sebagai alat ukur.
DAFTAR PUSTAKA
ASNAWI, A. (2015). Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Menulis Laporan
Pengamatan Peserta Didik Kelas V di Sekolah Dasar (Doctoral dissertation,
Universitas Negeri Makassar).
Bariah, S. K. (2019). Rancangan Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Berbasis
Daring. Jurnal Petik, 5(1), 31-47.
Hanifah, N. (2019). Pengembangan instrumen penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS)
di sekolah dasar. In Current Research in Education: Conference Series Journal (Vol. 1,
No. 1, p. 005).
Sani, R. A. (2016). Penilaian autentik.
Yusup, F. (2018). Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kuantitatif. Tarbiyah:
Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1).
Zuliani, D., Florentinus, T. S., & Ridlo, S. (2017). Pengembangan Instrumen Penilaian
Karakter pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Journal of Research and Educational
Research Evaluation, 6(1), 46-54.
LAMPIRAN I
LEMBAR EVALUASI

Nama Satuan Pendidikan :

Nama Siswa :

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

A. Evaluasi Diri Peserta Didik

No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh
2 Saya mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian
3 Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu
4 Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak
dipahami
5 Saya berperan aktif dalam kelompok
6 Saya menyerahkan tugas tepat waktu
7 Saya selalu membuat catatan hal-hal yang saya anggap
penting
8 Saya merasa menguasai dan dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik
9 Saya menghormati dan menghargai orang tua
10 Saya menghormati dan menghargai teman
11 Saya menghormati dan menghargai guru

B. Evaluasi Pembelajaran Peserta Didik


Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1. Indonesia mempunyai sumber daya alam yang melimpah karena...
a. Tanahnya sangat tandus c. Tanahnya yang subur
b. Tanahnya yang luas d. Banyaknya penduduk

2. Sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk membuat kursi dan meja
adalah...

a. Bunga c. Sayuran
b. Pepohonan d. Batu bara

3. Berikut ini adalah penyebab dari tanah yang tandus, kecuali...

a. Banyaknya pohon c. Kurangnya organik tanah


b. Tidak ada tanaman d. Faktor cuaca

4. Salah satu cara agar tanah tidak tandus yaitu..

a. Reboisasi c. Siram Pestisida


b. Penebangan pohon d. Mengurangi resapan air

5. Kegiatan manusia yang berdampak positif pada tanah yang tandus adalah...

a. Membuat jalan raya c. Menanam pohon


b. Pembuatan waduk d. Membuat selokan

6. Tanah yang gundul harus segera...

a. Dibakar saja c. Dihijaukan kembali


b. Dibuat perumahan d. Ditinggalkan saja

7. Dibawah ini yang merupakan contoh dari penghijauan adalah...

a. Menebang pohon c. Menanami tanah dengan


b. Membuang sampah di pohon
sungai d. Membuat taman wisata

8. Berikut ini adalah hal yang diperlukan untuk kegiatan menanam, kecuali...

a. Tanah c. Sekop
b. Pohon/tanaman d. Piring

9. Salah satu cara merawat tumbuhan yang baik yaitu dengan...


a. Membiarkannya c. Memberikan pestisida
kekeringan yang sangat banyak
b. Menyiramnya dengan air d. Menebangnya ketika
sudah besar

10. Salah satu ciri tumbuhan yang baik yaitu...

a. Terlihat subur
b. Terlihat layu
c. Terlihat kering
d. Terlihat gundul
Isilah pertanyaan ini dengan singkat dan tepat!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Sumber Daya Alam!
Jawab:

2. Sumber Daya Alam terbagi menjadi dua, yaitu?


Jawab:

3. Jelaskan apa yang disebut dengan Sumber Daya Alam Hayati?


Jawab:

4. Jelaskan apa yang disebut dengan sumber daya alam non hayati atau sumber
daya alam abiotik!
Jawab:

5. Sebutkan 3 upaya pelestarian sumber daya alam!


Jawab:
LAMPIRAN II
HASIL JAWABAN PESERTA DIDIK
LAMPIRAN III
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai