MAKALAH
ALAT UKUR (BENTUK TES DAN NON TES) DAN KARAKTERISTINYA
(Mata Kuliah Evaluasi dan Asesmen Pendidikan IPA)
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Alat Ukur (Bentuk Tes
dan Non Tes) dan Karakteristiknya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, mahasisiwa dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Teknik Tes..................................................................................................6
B. Teknik Non Tes..........................................................................................10
C. Penilaian Sikap dan Keterampilan..............................................................14
D. Karakteristik Alat Ukur..............................................................................23
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, kita mengetahui bahwa setiap jenis atau bentuk
pendidikan pada waktu-waktu tertentu selalu mengadakan evaluasi. Artinya pada
waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan penilaian
terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.
Evaluasi pendidikan bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak
lanjutnya dalam bentuk fungsi evaluasi. Evaluasi dalam pendidikan dimaksudkan untuk
mengukur proses belajar yangtelah dilakukan. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi
kapan saja dan di mana saja. Salah satu indikator bahwa seseorang itu telah belajar
adalah adanya suatu perubahan tingkah laku pada orang itu yang mungkin disebabkan
oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya
Mengetahui karakteristik alat ukur adalah penting agar pekerjaan pengukuran
secara menyeluruh (persiapan, pelaksanaan dan analisis) dapat diandalkan
keberhasilannya. Seseorang tidak akan dapat merancang pengukuran dengan benar
tanpa mengetahui arti karakteristik dari alat ukur.
Banyaknya kesalahan dalam mempraktekan prosedur pengukuran dengan
menggunakan alat ukur yang baik dan benar menyebabkan berbagai kesalahan kecil
tentang pengukuran di berbagai bidang seperti bidang teknik, bidang pendidikan,dsb.
Sehingga membuat hasil pengukuran tidak sesuai dari apa yang menjadi tujuan
pengukuran sebenarnya.
Terkait dengan hal tersebut maka akan diterangkan dalam makalah ini tentang
alat ukur (bentuk tes dan non tes) dan karakteristik alat ukur.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan teknik tes?
2. Apa yang dimaksud dengan teknik non tes?
3. Bagaimana karakteristik alat ukur?
4
5
C. Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian teknik tes dan jenis-jenis tes
2. Untuk mengetahui pengertian teknik non tes dan jenis-jenis non tes
3. Untuk mengetahui karakteristik alat ukur.
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan mengukur atau melakukan pengukuran merupakan kegiatan awal yang paling
umum dilakukan pada kegiatan evaluasi hasil belajar. Dalam melakukan suatu
pengukuran, kita membutuhkan alat ukur yang tepat. Kegiatan mengukur pada umumnya
dilaksanakan dalam bentuk tes dengan berbagai variasinya. Dalam praktek evaluasi hasil
belajar, teknik ini yang lebih sering digunakan walaupun teknik/bentuk non tes saat ini
mulai digalakan untuk digunakan. Hasil pembelajaran dapat berupa pengetahuan,
ketrampilan serta nilai dan sikap. Pengetahuan toeritik dapat diukur dengan bentuk
instrumen evaluasi soal tertulis dan lisan. Keterampilan dapat diukur dengan soal
perbuatan. Sedangkan perubahan sikap dan pertumbuhan siswa hanya dapat diukur
dengan teknik evaluasi non-tes. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, terdapat
dua macam alat ukur yang digunakan, yaitu teknik tes dan teknik non tes.
A. Teknik Tes
Tes Merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau
tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di tes. Tes digunakan untuk mengukur
sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan, terutama
meliputi aspek pengetahuan dan ketrampilan.
Alat penilaian teknis tes, yaitu : a). Tes tertulis, merupakan tes atau soal yang
harus diselesaikan oleh siswa secara tertulis. b). Tes Lisan, merupakan sekumpulan tes
atau soal atau tugas pertanyaan yang diberikan kepada siswa dan dilaksanakan dengan
cara tanya jawab; c). Tes Perbuatan, merupakan tugas yang pada umumnya berupa
kegiatan praktik atau melakukan kegiatan yang mengukur ketrampilan.
Bentuk penilaian tes tertulis terdiri atas bentuk objektif dan bentuk uraian. Bentuk
objektif meliputi pilihan ganda, isian,benar salah, menjodohkan, serta jawaban singkat.
Bentuk uraian meliputi uraian terbatas dan uraian bebas;
6
7
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah “ujian ringan” atau ‘ujian masuk”. Tes
ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, hasil tes akan
digunakan untuk memilih calon siswa yang tergolong paling baik dari banyaknya
calon siswa yang mengikuti seleksi.
2. Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah “pretest”. Tes jenis ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui perkembangan materi atau bahan ajar yang akan
diajarkan telah dikuasai oleh siswa. Jadi tes awal dilaksanakan sebelum bahan
pelajaran diberikan kepada siswa. Oleh karena itu, sebaiknya butir-butir soal pada
tes awal dibuat dengan kategori mudah.
3. Tes Akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah “posttest” . Tes akhir dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran siswa.
4. Tes Diagnostik
Tes Diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat
terhadap jenis kesulitan yang dihadapi siswa dalam suatu mata pelajaran tertentu.
Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang dihadapi siswa maka secara lebih
lanjut dapat dilakukan berbagai upaya tepat dalam menyelesaikan permasalahan.
Tes Diagnostik juga bertujuan untukmenemukan jawaban atas pertanyaan “
apakah siswa sudah dapat menguasai pengetahuan yang menjadi dasar atau
landasan untuk dapat menerima atau melanjutkan kepengetahuan berikutnya ?”
5. Tes Formatif
Tes formatif merupakan tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui
perkembangan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran setelah mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu yang ditentukan. Tes formatif biasanya
dilaksanakan pada pertengahan program pembelajaran. Tes ini sering disebut
dengan “Ulangan harian”. Materi tes formatif adalah materi yang telah
disampaikan kepada siswa sebelumnya. Soal yang diberikan kepada siswa dapat
termasuk soal berkategori mudah maupun sulit. Dalam tes ini, jika siswa telah
menguasai materi yang telah diajarkan dengan baik, maka guru akan
menyampaikan materi selanjutnya. Apabila materi belum dapat dikuasai secara
menyeluruh oleh siswa, maka guru harus mengajarkan bagian materi yang belum
dipahami tersebut.
7
8
6. Tes Sumatif
Tes sumatif merupakan tes akhir dari program pembelajaran. Tes ini juga bisa
disebut Ujian Akhir semester (UAS), Ulangan Umum dan Evaluasi Belajar Tahap
Akhir (EBTA). Materi dalam tes sumatif adalah materi yang telah diajarkan
selama satu semester. Tes sumatif biasanya dilakukan dengan cara tulisan dan
biasanya siswa memperoleh soal yang sama. Tes ini memiliki tingkat kesulitan
yang lebih tinggi dibandingkan tes formatif. Dengan tes sumatif, maka guru dapat
menentukan peringkat atau rangking siswa selama program pembelajaran dan
menentukan kelayakan seorang siswa untuk mengikuti program pembelajaran
selanjutnya.
8
9
Dalam tes individual, pihak penguji hanya berhadapan dengan satu orang yang
mengikuti tes.
2. Tes Kelompok
Pihak penguji berhadapan dengan lebih dari satu orang yang mengikuti tes.
9
10
2. Tes Lisan
Pihak penguji dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan tes dilakukan secara
lisan dan peserta tes juga memberikan jawaban tes secara lisan.
B. Teknik Non Tes
Penilaian non tes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran
mengenai karakteristik minat, sifat, dan kepribadian, melalui :
a. Pengamatan (observation), yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh
guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik secara perorangan maupun
kelompok, dikelas maupun diluar kelas. Sebagai alat evaluasi, observasi digunakan
untuk :
1. Menilai minat, sikap dan nilai dalam diri yang terkandung dalam diri seorang
siswa.
2. Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa, baik secara individual
maupun kelompok.
3. Suatu bentuk tes essay atau objektif tidak dapat menunjukan perkembangan
kemampuan siswa dalam menjelaskan pendapat siswa secara lisan, bekerja
kelompok dan kemamapuan siswa dalam mengumpulkan data.Namun, melalui
observasi kegiatan ini mungkin untuk diamati
10
11
Sifat Observasi
Pengamatan atau observasi yang baik memiliki beberapa sifat sifat tertentu, antara
lain:
1. Hanya dilakukan sesuai tujuan pengajaran
2. Perencanaan secara sistematis
3. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
4. Dapat diperiksa validalitas,reliabilita,dan ketelitiannya
11
12
2. Apabila objek yang di observasi telah mengatahui jika sedang diobservasi, maka
mustahil tingkah lakunya akan dibuat buat, agar observer merasa senang
b. Skala sikap, yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mengungkapsikap siswa
melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal soal yang lebih mengukur daya nalar
atau pendapat siswa.
c. Angket, yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas tugas atau mengerjakan dengan
cara tertulis. Dengan menggunakan angket, pengumpulan data sebagai bahan
penilaian hasil belajar lebih praktis menghemat waktu dan tenaga. Namun, jawaban
yang diberikan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, terlebih
lagi jika pertanyaan pertanyaan yang diajukan dalam angket kurang tajam sehingga
memungkinkan bagi responden untuk memberika jawaba yang diperkirakan akan
melegakan atau memberikan kepuasan kepada pihak penilai.angket dapat diberikan
secara langsung kepada siswa atau dapat pula diberikan kepada orang tua siswa.
Pada umumnya, tujuan penggunaan angket dalam proses pembelajaran terutama
adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai salah satu
bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar siswa.
d. Catatan harian , yaitu suatu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang
mempunyai dengan perkembangan pribadinya
e. Daftar cek, yaitu suatu daftar yang digunakan untuk mengecek terhadap perilaku
siswa telah sesuai dengan yng diharapkan atau belum
f. Wawancara, dapat diartikan sebagai cara untuk mendapatkan informasi atau bahan
bahan keterangan yang dilakukan melalui proses tanya jawab lisan secara sepihak
berdasarkan tujuan yang telah ditentukan .
Pengelompokan Wawancara
Wawancara dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Wawancara bebas, yaitu penjawab {responden} diperkenankan untuk
memberikan jawaban secara sesuai dengan diketahui tanpa diberikan oleh
wawancara.
2. Wawancara terpimpin, yaitu pewawancara telah Menyusun pertanyaan
pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab
{responden} pada informasi informasi yang diperlukan saja.
12
13
13
14
g. Sosiometri adalah suatu penilaian untuk menentukan pola pertalian dan kedudukan
seseorang dalam kelompok.
14
15
15
16
3. Skala sikap
Ada beberapa model skala yang dikembangkan oleh para pakar untuk
mengukur sikap.
4. Pertanyaan langsung
Guru juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap siswa berkaitan
dengan sesuatu hal.
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Tahun Pelajaran :
Waktu Pengamatan :
Kompetensi Dasar :
Indikator
1. Sikap Aktif
2. Sikap Kerja Sama
3. Sikap Toleransi
Rubrik
16
17
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pemebelajaran,
tetapi belum ajeg/konsisten.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pemebelajaran tetapi
belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus-menerus dan ajeg/konsisten.
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak berusaha untuk bekerja sama
dalam kegiatan kelompok.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok , tetapi belum ajeg/konsisten.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkkan adanya usaha bekerja sama dalam kegiatan
kelompok secara terus-menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif :
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif, tetapi belum ajeg/konsisten.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif, tetapi belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus-menerus dan
ajeg/konsisten.
Kelas :
Materi :
17
18
2. Penilaian Ketrampilan
a. Pengertian Penilaian Kompetensi Ketrampilan
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu. Psikomotorik berhubung dengan hasil belajar yang
mencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil dan tercapainya
kompetensi pengetahuan. Hasil belajar psikomotorik sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat).
Kompetensi peserta didik dalam ranah psikomorotik menyangkut
kemampuan gerakan refleks,gerakan dasar,gerakan persepsi,gerakan
berkemampuan,gerakan terampil,gerakan indah dan kreatif. Jadi,penilaian
kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi dari keterampilan peserta didik yang meliputi
aspek imitasi,manipulasi,presisi,artikulasi,dan naturalisasi (Kunandar. 2013).
Dalam struktur kurikulum 2013, kompetensi inti dirancang seiring dengan
meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti,
integrai vertical berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut :
1. Kompetensi Inti -1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual
2. Kompetensi Inti -2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap social
3. Kompetensi Inti -3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan
4. Kompetensi Inti -4 (KI-4) untuk kompetensi inti ketrampilan
18
19
19
20
1. Tes Praktik
Tes praktik merupakan penilaian yang menuntut respons berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Tes
praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang
menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti praktik di laboratorium,
praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat music, bernyanyi,
membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. Untuk dapat memenuhi kualitas
perencanaan dan pelaksanaan tes praktik, berikut ini petunjuk teknis dan acuan
dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian tes praktik.
Tabel Contoh Penilaian Praktik
KD 4.1. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan
20
21
Soal : Ukurlah diameter uang logam Rp. 1.000,- dengan jangka sorong !
2. Projek
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tetentu. Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut
diselesaikan melalui tahapan-tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penyajian
produk. Pada penilaian projek, setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan :
a. Kemampuan pengelolaan : kemampuan peserta didik dalam memilih
indicator/topik, mecari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data
serta penulisan laporan.
b. Relevansi, kesesuaian dengan mata pelajaran dan indicator.topik,ketrampilan
dalam pembelajaran.
c. Keaslian : projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasik
karyanya dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap projek peserta didik.
3. Portofolio
21
22
22
23
e. Error
23
24
Error dalam pengukuran dapat diartikan sebagai beda aljabar antara nilai
ukuran yang terbaca dengan nilai“sebenarnya “ dari obyek yang diukur. Tidak ada
komponen atau alat ukur yang sempurna, semuanya mempunyai kesalahan atau
ketidak-telitian. Setiap hasil pengukuran selalu mengandung error. Tidak ada
pengukuran yang bebas error, ini merupakan sifat alamiah, kecuali jika yang
diukur/dihitung adalah jumlah barang atau jumlah kejadian. Error dalam
pengukuran dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu spurious error, systematic error
dan random error.
f. Validity
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Terkandung di sini pengertian bahwa ketepatan validitas pada suatu alat ukur
tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang
dikehendaki dengan tepat.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu
alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi
juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
g. Reliability
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali
untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative
konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama.
Reliabilitas atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran
atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang
sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk
pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang
mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya
pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum
tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
24
25
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes
tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi
yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang
konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang
berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda
BAB III
KESIMPULAN
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013). Jakarta: PT. Graha Grafindo Persada.
Rosidin, Undang. 2017. Evaluasi dan Asesmen Pembelajaran. Yogyakarta : Media Akademi.
26