1.

Berdasarkan jumlah ATP yang dihasilkan maka yang menguntungkan pada tumbuhan
yaitu respirasi aerob. Karena proses respirasi menghasilkan energi yang jauh lebih banyak
dari pada respirasi anaerob. Energi yang diperoleh berupa energi kimia (ATP) yang
digunakan untuk berbagai aktivitas fisiologi dalam tubuh tumbuhan. Berikut ini
merupakan gambar perbedaan respirasi aerob dan respirasi anaerob:

Respirasi aerob merupakan pembongkaran yang jauh lebih efisien, karena : 

1) dapat membongkar jauh lebih sempurna dengan zat sisa berupa molekul kecil, yaitu
CO2 dan H2O 
2) Dapat menghasilkan 36 ATP dari setiap pembakaran 1 mol glukosa 
3) Energi yang terbuang dalam bentuk panas sangat kecil
Pemecahan gula yang tidak sempurna membuat respirasi anaerob hanya menghasilkan
energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan hasil respirasi aerob. Sehingga kurang
menguntungkan bagi tumbuhan.
2. Dari keempat pot tersebut. Pot yang harus dipilih jan adalah pot C. Karena sama-sama
menggunakan media tanah sehingga proses pertumbuhannya bisa dibandingkan, yang
membedakan pot Jan dan pot C adalah penyinarannya. dimana pot Jan menggunakan
cahaya sedangkan pot C tidak membutuhkan cahaya (gelap). Cahaya matahari merupakan
faktor yang dapat mengambat pertumbuhan karena cahaya dapat menyebabkan translokasi
(perpindahan lokasi) hormon. Sedangkan pot yang tidak dipilih oleh Jan adalah pot A, pot
B, dan Pot D. Pot A tidak menggunakan media tanah sehingga tidak bisa dijadikan
pembanding, pot B tidak menggunakan media tanah dan cahaya sehingga tidak perlu
dipilih jan. Pot D menggunakan cahaya sehingga akan menghambat
pertumbuhan. Berdasarkan pot Jan dan pot Cyang dipilih. Pot yang mengasilkan
perkecambahan paling cepat adalah pot C. 
3. Fungsi hormon sitokinin yang pertama ialah sebagai pembelahan sel tanaman.
Sitokinin mampu meningkatkan pembelahan, pertumbuhan, dan perkembangan kultur
sel tanaman. Dengan begitu, tanaman akan cepat tumbuh dan
berkembang.Pemberian hormon sitokinin pada tanaman akan menyebabkan
perbesaran ukuran sel dengan pembelahan. Dalam proses pertumbuhan hormon
sitokinin seringkali membutuhkan kehadiran auksin. Fungsi hormon sitokinin yang
bercampur dengan auksin akan menumbuhkan sel baru dengan pembelahan.
Pemberian hormon sitokinin yang lebih banyak dari jumlah auksin akan memicu kalus
berkembang dari pucuk dan daun. Apabila kadar auksin lebih banyak, kalus akan
berkembang menjadi akar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wareing dan Phillips
(1981) yang menyatakan bahwa sitokini yang dikombinasian dengan auksin mampu
menstimulasi pembelahan sel tanaman dan mendorong sel-sel berdiferensiasi. 
4. Tumbuhan membutuhkan cahaya untuk fotosintesis dan tumbuhan yang tumbuh
di tempat teduh atau dibawah naungan tumbuhan lain dapat menyesuaikan
kesediaan cahaya yang telah dikurangi dengan dua cara. Tumbuhan dapat (1)
menyesuaikan kemampuan mengumpulkan cahaya dengan meningkatkan
spesifik area daun dan jumlah klorofil a/b yang mampu mengumpulkan cahaya
atau (2) menyesuaikan morfologi agar daun dapat menjauh dari
naungan. Berdasarkan ketiga percobaan tersebut akan dihasilkan tanaman yang
memiliki respon cahaya yangberbeda-beda atau dikenal dengan
fotomorfogenesis. Fotomorfogenesis adalah istilah yang digunakan untuk tanggapan
tanaman terhadap rangsang cahaya, yang arah dan waktunya tidak spesifik. Pada
kardus I tanaman akan tumbuh memanjang keatas sesuai dengan arah cahaya yang
diberikan, sedangkan gambar II arah pertumbuhan tanaman akan memanjang
kesamping kanan, sedangkan gambar III arah pertumbuhan tanaman akan
memanjang ke arah samping kiri.
5. Berdasarkan gambar A, B dan C merupakan jenis-jenis tumbuhan. Yaitu
tumbuhan hari pendek, tumbuhan hari panjang, dan tumbuhan normal.
Tumbuhan A merupakan tumbuhan hari pendek ( malam panjang) Berbunga
ketika panjang malam hari melebihi periode gelap kritis. Tumbuhan B merupakan
tumbuhan haru panjang (malam pendek) berbunga hanya jika malam hari lebih
pendek dari pada periode gelap kritis. Sedangkan tumbuhan C adalah tumbuhan
yang tidak dipengaruhi oleh cahaya.