Anda di halaman 1dari 14

Asesmen berbAsis kompetensi

pembelAjrAn ipA kelAs rendAh

disUsUn oleh:
NAMA : ELIZA PUTRI TAMBUNAN

NPM : 2101010180

GRUP : PG A4

PRODI : PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

MATA KULIAH : PEMBELAJARAN IPA KELAS AWAL

DOSEN PENGAMPU :IBU MARIA BARUS,M.Pd

JADWAL : RABU,13:00 - 15:30

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANG SIANTAR

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPA Kelas Awal.

Dalam kesempatan ini saya selaku penulis mengucapkan terima kasih

kepada Maria Barus,M.Pd selaku dosen pengampu yang telah meluangkan waktu

dan kesempatannya untuk menyelesaikan makalah saya ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh sebab itu

saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pematangsiantar, 28 April 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................I

DAFTAR ISI ................................................................................................ II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................1

1.3 Tujuan Makalah ........................................................................ 2

1.4 Manfaat Makalah ...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI ................... 3

2.1.1 Pengertian assesmen dikemukakan beberapa ahli ..................... 4

2.2 PROSEDUR BERBASIS KOMPETENSI .......................................... 4

2.3 RUMUSAN ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI ........................ 5

2.4 STRATEGI ASESMEN DI IPA SD KELAS RENDAH ..................... 7

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ....................................................................................10

3.2 SARAN ................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11

II
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Setiap kegiatan pastilah memerlukan suatu bentuk penilaian yang tepat,


sehingga dapat diketahui kegiatan tersebut mencapai keberhasilan yang
diinginkan atau tidak. Penilaian atau assessmen yang digunakan disesuaikan
dengan bentuk kegiatan serta tujuan diadakannya kegiatan tersebut.Banyak
metode yang bisa diterapkan untuk mengadakan asessmen terhadap suatu objek,
diantaranya: penilaian fortofolio, penilaian diri, penilaian sikap, penilaian formatif,
penilaian sumatif, dan sebagainya sesuai dengan tujuan diadakannya kegiatan
tersebut. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan suatu bidang studi yang tidak
hanya menuntut hasil dari pembelajaran, namun juga memperhatikan proses
tercapainya hasil tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa semua aspek dalam pendidikan haruslah


dilibatkan dengan baik. Aspek kognitif akan terlihat dari hasil belajar siswa,
sedangkan aspek afektif dan aspek psikomotor secara tidak langsung akan terlibat
dan terlihat guna mencapai hasil yang diinginkan. Maka dari itu setiap proses
belajar siswa hendaknya selalu diperhatikan. Keterampilan-keterampilan siswa
dalam belajarpun harus selalau mendapatkan perhatian dari guru selaku penilai
dalam proses pembelajaran. Keterampilan tersebut akan menunjukkan bagaimana
siswa tersebut dapat melakukan proses belajar secara benar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka diambillah topik yang


akan dibahas dalam makalah ini adalah asessmen dalam pembelajaran IPA
khususnya di tingkat SD.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.Apa pengertian Asesmen berbasis kompetensi

2.Bagaimana prosedur Asesmen berbasis kompetensi

3.Rumusan yang digunakan Asesmen berbasis kompetensi

4.Bagaimana strategi asesmen di bidang IPA SD Kelas rendah

1
1.3 TUJUAN MAKALAH

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang ingin dicapai


adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian assesmen.

2. Untuk mengetahui tujuan diadakannya assesmen.

3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip assesmen.

4. Untuk mengetahui fungsi dan peranan assesmen dalam pembelajaran IPA.

5. Untuk mengetahui jenis-jenis assesmen yang digunakan dalam pembelajaran


IPA.

1.4 MANFAAT MAKALAH

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah


sebagai berikut.

1) Bagi mahasiswa

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang assesmen yang digunakan dalam


pembelajaran IPA.

2) Bagi guru

Setelah mengetahui berbagai jenis assesmen, guru bisa memilih jenis assesmen
yang tepat untuk digunakan ketika mengadakan pembelajaran.

3) Bagi penulis

Melalui penulisan makalah ini, penulis mendapatkan wawasan tentang berbagai


jenis assesmen dan cara yang tepat untuk menggunakan assesmen tersebut ketika
penulis sudah mengajar nanti.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI

Asesmen adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi


tentang prestasi atau kinerja seseorang yang hasilnya akan digunakan untuk
evaluasi. Asesmen dilakukan untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja atau
prestasi seseorang. Informasi tersebut diperoleh dari hasil pengolahan data
pengukuran dan nonpengukuran. Informasi disajikan dalam bentuk profil peserta
didik untuk menetapkan apakah peserta didik dinyatakan sudah atau belum
menguasai kompetensi yang ditargetkan.Pengukuran dan nonpengukuran adalah
proses untuk memperoleh deskripsi tentang karakteristik seseorang dengan aturan
tertentu.

Hasil pengukuran berupa data numerik atau kuantitatif, sedangkan hasil


non pengukuran berupa data kualitatif. Contoh pengukuran antara lain
memberikan ulangan dan tugas,sedangkan contoh nonpengukuran antara lain
observasi terhadap tingkat aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran
atau terhadap minat peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.Pengukuran dapat
dilakukan melalui tes dan/atau nontes. Tes adalah pengukuran sampel tingkah
laku menggunakan satu set pertanyaan dan jawaban yang diberikan dapat
dikategorikan menjadi benar dan salah. Nontes adalah 2 pengukuran sampel
tingkah laku menggunakan satu set pertanyaan, tetapi jawaban yang diberikan
tidak dapat dikategorikan benar dan salah, misalnya kategori positif dan negatif,
setuju dan tak setuju, atau suka dan tidak suka.

Evaluasi merupakan tindakan untuk menetapkan keberhasilan suatu


program pendidikan, termasuk menetapkan keberhasilan peserta didik
dalamprogram pendidikan yang diikuti. Fokus evaluasi adalah keberhasilan
program atau kelompok peserta didik. Sebagai contoh guru harus mengevaluasi
apakah program pembelajaran yang dirancang sudah menunjukkan hasil yang
diharapkan. Demikian pula, suatu program studi harus mengevaluasi apakah
seluruh peserta didik yang menempuh suatu program berhasil atau gagal,sehingga
dapat untuk menyatakan tingkat keberhasilan program.Dalam proses asesmen,
bagi peserta didik yang belum menguasai kompetensi ditindak lanjuti dengan
program remedi atau mengulang, sedangkan yang sudah menguasai tetapi belum
maksimal diberi program pengayaan.

3
2.1.1 Menurut Pengertian assesmen dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya
sebagai berikut.

a. Menurut Suryanto (2009), assesmen adalah kegiatan untuk mengumpulkan


informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan
mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan
belajar siswa.

b. Menurut Linn dan Gronlund (dalam Koyan, 2007), assesmen adalah semua
rangkaian prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi hasil belajar
peserta didik (misalnya: observasi, skala bertingkat tentang kinerja, tes tertulis)
dan pelaksanaan penilaian mengenai kemajuan belajar peserta didik.

c. Menurut Robert M Smith (dalam Anonim, 2009), assesmen adalah suatu


penilaian yang komperehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk
layanan pendidikan yang dibutuhkan sebagai dasar untuk menyususn suatu
rancangan pembelajaran.

d. Menurut Mulyadi (2011), assesmen adalah cara untuk melakukan pengukuran


suatu kegiatan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan


bahwa assesmen adalah semua rangkaian prosedur pengukuran yang digunakan
untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa untuk menilai hasil belajar dan
perkembangan belajar siswa.

2.2 PROSEDUR BERBASIS KOMPETENSI

Prosedur asesmen berbasis kompetensi meliputi serangkaian kegiatan


sebagai berikut.
a. Menentukan kompetensi yang akan diases yang dijabarkan dari standar
kompetensi beserta kriterianya
b. Mengumpulkan data berupa bukti-bukti kinerja peserta didik yang berupa
nilai mata diklat yang dicapai.
c. Mencocokkan bukti kinerja dengan kriteria kompetensi sesuai dengan jenjang
pendidikannya.
d. Mengklasifikasikan peserta didik menjadi siap dan belum siap untuk
mengikuti ujian komprehensif yang dilaksanakan dalam bentuk tertulis atau
lisan.

4
e. Menyelenggarakan ujian komprehensif.
f. Memberi tanda lulus bagi yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti uji
sertifikasi.
Asesmen kompetensi ini dilakukan pada tingkat program studi dan sebagai
sasarannya adalah individu peserta didik. Bagi mereka yang kompeten diberi
sertifikat kompetensi sedangkan yang belum lulus dapat menempuh program
remediasi yang relevan.

Gambar di atas menujukkan Prosedur Asesmen Berbasis Kompetensi

2.3 RUMUSAN ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI

Kadang-kadang terjadi murid-murid yang nyata-nyata memahami konsep


dalam topik dan berperan serta secara aktif di dalam diskusi kelas ternyata gagal
dalam tes tertulis. Dalam kasus seperti ini, gambar dapat dipakai untuk menilai
aspek-aspek yang lebih luas daripada aspek pengetahuan. Kalsifikasi, prinsip-
prinsip dan teori-teori dapat dites mempergunakan gambar-gambar. Perlu diingat
bahwa pemilihan gambar yang komunikatif sesuai dengan kebutuhan akan sangat

5
bermanfaat sehingga tes tidak terlalu mengandalkan kata-kata atau terlalu banyak
tulisan.

Rumusan-rumusan asesmen berbasis kmpetensi yakni :

1) Kemampuan Observasi

Kemampuan observasi merupakan kemampuan mengumpulkan informasi


dengan mempergunakan semua indera atau memakai alat untuk membantu indera.

2) Kemampuan Mengklasifikasikan

Kemampuan mengklasifikasikan merupakan keterampilan untuk


menggolongkan objek pengamatan atas dasar perbedaan dan persamaan sifat yang
dimiliki. Kalsifikasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sesuai dengan tujuan
pengamatan. Bentuk yang paling sederhana adalah menggolongkan atas dasar
kriteria tertentu. Kriteria itu dapat berupa warna, bentuk, ukuran, bahan, jenis
kelamin dan sebagainya.

3. Keterampilan Memprediksi

Keterampilan memprediksi adalah suatu keterampilan untuk dapat


memperkirakan atau meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan
kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh.

4. Keterampilan Inferensi

Keterampilan inferensi disebut juga keterampilan menyimpulkan, yaitu


merupakan kemampuan untuk menarik kesimpulan dari data yang telah terkumpul
atau terdsedia.

5. Keterampilan Kuantifikasi

Keterampilan kuantifikasi adalah keterampilan mengolah data-data yang


telah ada menggunakan rumus-rumus dan penalaran yang sesuai dengan data yang
diperoleh. Keterampilan kuantifikasi ini merupakan keterampilan pengukuran
yang dimiliki siswa dalam mengolah datanya.

6. Keterampilan Komunikasi

Keterampilan Komunikasi adalah keterampilan untuk menyampaikan apa


yang ada dalam pikiran dan perasaan kepada orang lain, baik secara lisan maupun
secara tertulis. Keterampilan ini sangat penting dikembangkan pada siswa demi
hari ke depannya.

6
7. Keterampian Interpretasi

Keterampilan interpretasi adalah keterampilan untuk dapat menafsirkan


data. Keterampilan interpretasi ini berbeda dengan keterampilan memprediksi,
perbedaannya terletak pada pemberian makna pada data yang diperoleh.
Menginterpretasi yaitu menafsirkan hasil dari data yang telah ada dan dianalisis,
sedangkan memprediksi yaitu menafsirkan hasil di luar data yang ada (angan-
angan).

2.4 STRATEGI ASESMEN DI IPA SD KELAS RENDAH

Ada tiga jenis assesmen berdasarkan tujuan, yaitu assesmen diagnostik,


assesmen formatif, dan assesmen sumatif. Assesmen digunakan untuk mengetahui
hal-hal yang belum diketahui siswa, dan hal-hal yang telah diketahui siswa.
Dengan kata lain, assesmen diagnostik dalam pembelajaran IPA bertujuan untuk
melacak miskonsepsi IPA secara dini.

Assesmen formatif bertujuan untuk mengetahui hal yang dipelajari oleh


siswa, untuk mendapatkan balikan dari siswa-siswa apakah perlu mengadakan
modifikasi metode pembelajaran atau rancangan pembelajaran, memberikan
balikan dalam bimbingan kepada siswa dalam menyelesaikan tugasnya. Assesmen
formatif diberikan disetiap proses pembelajaran, dapat dilakukan pada setiap sub
pokok bahasan atau setiap pokok bahasan.

Strategi assesmen dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut.

a. Strategi assesmen diagnostik

Assesmen diagnostik dapat membantu guru mengidentifkasi minat


kelebihan dan kelemahan siswa dalam bidang studi IPA. Data diagnostik juga
dapat membantu guru untuk melihat apakah seorang siswa memerlukan bantuan
dalam belajar atau tidak. Disamping itu data diagnostik dapat juga memberi
informasi tentang perbedaan-perbedaan cara belajar siswa. Hasil tes diagnostik
dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan motivasi anak untuk belajar.
Minat dan motivasi siswa dapat ditingkatkan dengan cara sebagai berikut.

1) Mengajak siswa menjadi rekan yang aktif dalam proses pembelajaran dan
mulai membiasakan sedikit demi sedikit melepaskan mereka dari situasi dimana
mereka hanya sebagai pendengar yang aktif.

7
2) Mengajak siswa menetapkan tujuan pembelajaran yang realistis bagi dirinya
dan selalu menginformasikan kemajuan mereka dalam pencapaian tujuan
pembelajaran tersebut.

3) Membimbing siswa agar menjadi mandiri dalam belajar dan dapat melihat
dimana atau bagaimana prestasi akademis pada saat ini dan masa mendatang.

4) Menunjukkan bahwa kita benar-benar perduli akan keberhasilan mereka.

b. Strategi assesmen formatif

Kadang-kadang diperlukan assesmen ditengah-tengah pembelajaran bila


guru merasakan bahwa murid-murid mendapat kesulitan, maka sebaiknya
diadakan assesmen mendapatkan data bagaimana caranya untuk memodifikasi
sebagian atau keseluruhan pembelajaran. Assesmen formatif juga dapat
dilaksanakan bila murid-murid kehilangan arah dalam menyelesaikan tugas.
Teknik assesmen sangat tergantung kepada kebutuhan murid dan pertimbangan
guru. Assesmen dapat dilaksanakan untuk perorangan atau kelompok. Jenis tesnya
dapat berbentuk lisan atau tulisan, atau dapat juga berbentuk unjuk kerja murid
terutama untuk penguasaan keterampilan proses IPA.

c. Strategi assesmen sumatif

Assesmen ini dilakukan terutama untuk mendapatkan nilai akhir, untuk


menjaring data seberapa banyak dari bahan pelajaran yang dapat dipahami oleh
murid-murid, sebelum beralih ke pokok bahasan berikutnya. Dalam hal ini
peranan assesmen sumatif erat hubungannya dengan tujuan pembelajaran, tujuan
pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting. Dari tujuan umum
pembelajaran ini dapat dirumuskan tujuan khusus pembelajaran. Tujuan
pembelajaran yang jelas akan memudahkan perancangan assesmen.

Ranah kognitif masih tetap mendapat penekanan khusus dalam tujuan


pembelajaran meskipun pakar-pakar pendidikan IPA memasukkan ranah afektif
dan psikomotor. Menurut Bloom ada enam tingkat intelegensia dalam ranah
kognitif yaitu:

1) pengetahuan tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip,

2) pemahaman (memahami fakta-fakta dan ide-ide),

3) penerapan (menerapkan fakta-fakta dan ide pada situasi baru),

8
4) analisa (memecahkan/membagi konsep dalam bagian-bagiannya kemudian
melihat hubungan satu sama lain),

5) sintesa (mengumpulkan fakta-fakta dan ide-ide),

6) evaluasi (menentukan nilai dari fakta-fakta dan ide-ide),

Dua tingkat intelegensia yang pertama yaitu pengetahuan dan pemahaman


dikategorikan ke dalam golongan berpikir tingkat rendah, sedangkan keempat
tingkat intelegensia berikutnya dikategorikan kedalam golongan berpikir tingkat
tinggi.

Menurut hasil penelitian, guru-guru hanya menuntut dari murid-muridnya


penguasaan berpikir tingkat rendah yaitu pengetahuan yang memerlukan hafalan
belaka. Aspek-aspek penerapan, analisa, sintesa dan evaluasi hamper selalu
diabaikan.

Assesmen dalam ranah kognitif dapat dilakukan melalui enam cara, yaitu
sebagai berikut.

a. Mempergunakan tes tertulis atau tes pensil dan kertas.

b. Mempergunakan observasi guru atas kinerja murid.

c. Mempergunakan tes gambar-gambar yang dibubuhi sedikit tulisan atau kata


kata.

d. Mempergunakan jurnal murid-murid.

e. Mempergunakan peta konsep.

f. Portofolio.

Contoh-contoh di atas merupakan panduan antara tes tulis dengan unjuk


kinerja sebab siswa diminta untuk melakukan kegiatan untuk menunjukkan
pengetahuannya. Cara lain untuk dapat menilai kemampuan siswa di dalam
pelajaran IPA adalah dari buku jurnal IPA. Dalam pembelajaran siswa bisa
diminta untuk membuat jurnal yang berupa catatan-catatan, pengamatan selama
melakukan percobaan-percobaan. Siswa dapat diminta untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam petunjuk percobaan secara tertulis. Tidak hanya
mengukur kemampuan siswa di bidang IPA, namun bermanfaat juga untuk
mengukur kemampuan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Assesmen adalah semua rangkaian prosedur pengukuran yang digunakan


untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa untuk menilai hasil belajar dan
perkembangan belajar siswa.Prinsip assesmen adalah a) proses yang transparan, b)
memiliki validitas, c) sahih, d) adil, e) terbuka, f) terpadu, g) menyeluruh dan
berkesinambungan, h) bermakna.

Fungsi assesmen adalah a) sebagai alat untuk merencanakan, pedoman,


dan memperkaya pembelajaran IPA di kelas, b) sebagai alat komunikasi dengan
murid-murid, administrator dan orang tua murid tentang pentingnya IPA, c)
sebagai alat untuk memonitor hasil belajar IPA dan perbaikan pembelajaran, d)
sebagai alat untuk memperbaiki kurikulum dan pengajaran IPA.

Ada tiga jenis assesmen berdasarkan tujuan, yaitu assesmen diagnostik,


assesmen formatif, dan assesmen sumatif. Peranan assesmen diagnostic adalah
membantu guru mengidentifkasi minat kelebihan dan kelemahan siswa dalam
bidang studi IPA, membantu guru untuk melihat apakah seorang siswa
memerlukan bantuan dalam belajar atau tidak, untuk meningkatkan minat dan
motivasi anak untuk belajar. Assesmen formatif dapat dilaksanakan bila murid-
murid kehilangan arah dalam menyelesaikan tugas. Peranan assesmen sumatif
adalah untuk menjaring data seberapa banyak dari bahan pelajaran yang dapat
dipahami oleh murid-murid, sebelum beralih ke pokok bahasan berikutnya.

3.2 SARAN

Sebagai guru dan calon guru sebaiknya memahami assesmen IPA dengan
baik agar dapat melakukan penilaian yang tepat sasaran.

10
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Toekiman. 1994. Teknologi Plambing. Yogyakarta: FPTK IKIP


Yogyakarta

A.L. Townsend. Plumbing 1. 1977. London : Hutchinson & Co (Publisher) Ltd.

Ichsan dan Muchin. 1979. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit P.T.Rora


Karya

Indan Entjang. 1980. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : P.T. Citra Aditya
Bakti

Ivor H Seeley. 1978. Building Technology. London : The Macmillan Press LTD

Sofyan M Noer Bambang dan Takoo Morimura. 1991. Perencanaan dan


Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta : PT Pradnya Paramida

Sudariyono. 1991. Sarasehan Pengelolaan Daerah Resapan tanggal 9 Maret 1991.


Yogyakarta : UGM

Sunar Rochmadi. 1995. Teknik Lingkungan. Yogyakarta :UPP IKIP Yogyakarta

Sunaryo. 1986. Plambing 1(Terjemahan). Semarang : IKIP Semarang Press

Tjaman Sukirna dan Muchidin Noor. 1980. Petunjuk Praktik Kerja Plat dan Pipa 1
& 2. Jakarta : Depdikbud.

11

Anda mungkin juga menyukai