Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI B

Nama : Anadia Rosaria


NPM : 2023025002
Prodi : Magister Pendidikan IPA

1. Mengapa ketika kita makan makanan yang masih panas, harus ditiup dulu? Apakah benar
udara yang kita tiupkan itu lebih dingin dibanding makanan tersebut atau dari suhu tubuh
kita? Coba Anda kemukakan pandangan Anda dari segi Termodinamika.
Jawab :
- Karena udara yang kita tiupkan ke makanan terasa dingin sehingga menyebabkan
makanan yang panas menjadi tidak panas lagi (dingin)
- Benar, ketika mulut terbuka sedikit, udara yang kita tiupkan lebih dingin dibandingkan
makanan tersebut atau dari suhu tubuh. Hal tersebut terjadi karena adanya penurunan
energi dalam (∆U). Menurut Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa :
“Jumlah kalor pada suatu sistem ialah sama dengan perubahan energi di dalam sistem
tersebut ditambah dengan usaha yang dilakukan oleh sistem.”

Dari bunyi hukum I Termodinamika, maka rumus Hukum I Termodinamika dapat


dituliskan sebagai berikut ini :
Q = ∆U + W ataupun ∆U = Q – W
Di mana :
∆U = Perubahan energi dalam sistem (J)
Q = Kalor yang diterima ataupun dilepas sistem (J)
W = Usaha (J)

Penurunan energi dalam terjadi karena udara/gas yang kita tiupkan melakukan usaha.

Usaha ketika gaya berubah-ubah


W =∫ F ∆ s .... (1)

Gaya terhadap tekanan


F=P × A .....(2)

Persamaan (1) dan (2) digabungkan menjadi


W =P× A ×∆ s
W =P× ∆ V
W =∫ P dV
Ketika meniup dengan mulut yang terbuka sedikit. Udara yang ditiup dari mulut sedikit
termampatkan. Sehingga ketika udaranya keluar dari mulut, udara tersebut
langsung mengembang atau volume gasnya membesar. Berdasarkan rumus diatas, dapat
dilihat bahwa jika volume membesar (ada  ), maka gas melakukan usaha yang besar
pula.

Selain dikarenakan udara yang ditiupkan melakukan usaha, penurunan energi dalam juga
terjadi karena udara tidak menerima kalor dari lingkungan. Hal tersebut dikarenakan
udara bersifat isolator, sehingga sulit untuk terjadi transfer kalor melalui udara. Selain itu
pula proses ini berlangsung sangat cepat, sehingga tidak ada perpindahan kalor. Oleh
karena itu, udara dikatakan tidak menerima kalor dari lingkungan, sehingga Q = 0. Proses
termodinamika ini disebut dengan proses adiabatik. Perubahan energi dalam pada proses
ini yaitu

∆U = Q – W
∆U = 0 – W
∆U = – W
W = – ∆U

Berdasarkan persamaan diatas menunjukkan bahwa terjadi penurunan energi dalam.


Penurunan energi dalam mengakibatkan suhu menjadi turun pula.

Hubungan antara energi dalam dengan suhu


Untuk gas monoatomik
3
U = NkT
2

Untuk gas diatomik


5
U = NkT
2

Berdasarkan persamaan diatas, dalam hal ini tidak terjadi perubahan jumlah partikel (N)
dan k merupakan konstanta Boltzmann, sehingga jika energi dalam turun maka suhu juga
akan turun. Oleh karena itu, udara yang ditiupkan terasa dingin (suhu turun).
2. Hitung Eº sel pada 25 ºC untuk reaksi Cu2+(aq)+ Cd(s) ==> Cu(s) + Cd2+(aq).  Jika
diketahui EºCu2+/Cu = + 0,34 Volt dan Eº Cd2+/Cd = –0,40 Volt. Berdasarkan
data tersebut jelaskan apakah reaksi redoks dapat menghasilkan arus listrik!

Analisis :
Kita harus membagi reaksi redoks tersebut menjadi dua reaksi paro dan menghitung nilai Eº
sel. Setelah itu menganalisis nilai Eº sel yang dihasilkan, apabila bernilai positif artinya
reaksi berjalan spontan dan dapat menghasilkan arus listrik, namun apabila bernilai negatif
artinya reaksi berjalan tidak spontan sehingga tidak menghasilkan arus listrik.

Penyelesaian :

(1) Reduksi : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) Eº = + 0,34 Volt


(2) Oksidasi: Cd2+(aq) + 2e- Cd(s) Eº = - 0,40 Volt

Persamaan 2 dibalik
(1)Reduksi : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) Eº = + 0,34 Volt
(2)Oksidasi: Cd(s) Cd2+(aq) + 2e- Eº = + 0,40 Volt
Redoks : Cu2+(aq) + Cd(s) Cu(s) + Cd2+(aq) Eº sel = + 0,78 Volt

Berdasarkan rumus matematis


Eº sel = Eº reduksi - Eº oksidasi
Eº sel = 0,34Volt - (- 0,40) Volt
Eº sel = + 0,78 Volt

Berdasarkan nilai Eº sel yang bernilai positif maka reaksi berjalan secara spontan sehingga
dapat menghasilkan arus listrik

Anda mungkin juga menyukai