Anda di halaman 1dari 11

Nama : Widiet Nurcahyo Ramadhana

NIM : 190220104008

Jawaban soal 1
a. Perbedaan classical conditioning dan operant conditioning
Classical conditioning adalah adalah suatu metode yang dikemukakan oleh ivan
pavlov, yang mana memiliki pengertian bahwa menggabungkan stimulus netral dengan
stimulus yang secara otomatis menciptakan suatu respon tertentu. Contoh yang
dilakukan oleh pavlov pada anjing ialah dimana anjing jika melihat makanan akan
mengeluarkan air liur ini merupakan netral stimulus, kemudian pavlov membunyikan
lonceng dan memberikan makanan kepada anjing secara berulang-ulang ini merupakan
unconditional stimulus. Penggabungan antara netral stimulus dengan unconditional
stimulus akan akan menghasiilkan respon baru yang berbeda dari sebelumya yakni
unconditional respon sehingga unconditional respon akan mengubah stimulus yang
netral menjadi conditional respons.
Operant conditioning yang dikemukakan Thorndike berbeda dengan classical
conditioning yang bersifat reflektif, karena pada dasarnya manusia tidak semuanya
reflektif berbeda dengan binatang, Operant conditioning lebih diarahkan kepada suatu
tujuan, law effect operant conditioning ada dua yakni tingkah laku yang mengarah pada
kondisi yang menyenangkan akan diperkuat, contohnya jika seorang anak mendapatkan
nilai bagus akan diberi hadiah kue maka menimbulkan respon baru yakni anak akan lebih
giat belajar untuk mendapatan hadiah itu. Sedangkan tingkah laku yang mengarah pada
kondisi yang tidak menyenangkan akan diperlemah, contohnya jika anak sering
terlambat maka akan dihukum lari keliling lapangan, hal tersebut akan memunculkan
suatu respon baru yang memperlemah tingkah laku sebelumnya, yakni anak akan datang
lebih awal karena takut diberi hukuman lari keliling lapangan.
b. Contoh penerapan classical conditioning di dalam kelas.
Ambil contoh pada pembelajaran Fisika, guru yang terlihat galak akan
menimbulkan unconditioning stimulus bahwa fisika itu sulit dan mustahil untuk
dipelajari. Namun apabila guru tidak terlihat galak namun ramah kepada anak- anak
kemudian guru memberi suatu pengalaman yang menyenangkan terkait fisika, semisal
anak-anak coba dorong meja kalian secara bersama-sama, nah meja itu terdorong
bukan?, itulah gaya, suatu benda tidak akan berpindah jika tidak diberi gaya. Guru
menyuruh anak untuk mendorong meja dan memahami fenomena terjadi merupakan
penguatan kinestetik, sehingga audio, visual, kinestetik terpenuhi semua. Anak-anak
akan merasa fisika tidak sesulit yang dibayangkan jika kita memahami kinerja alam.
Itulah unconditionin stimulus yang diberikan ke anak, yang menghasilkan condioting
response bahwa fisika itu mudah dan menyenangkan, asalkan kita memahami kinerjanya
di alam.
c. Contoh penerapan operant conditioning di kelas
Merupakan perubahan respon sebagai akibat dari konsekuensi yang diterima.
Ambil contoh pada pembelajaran biologi, pada bab tentang gerak tumbuh tanaman
terhadap arah datangnya cahaya yang jika dalam kondisi gelap akan terangsang untuk
menghasikan senyawa auksin. Misalnya saya Pak Widit memberi tugas ke anak-anak
untuk membuat suau eksperimen kecambah, satu ditaruh tempat gelap dan satunya
ditaruh tempat terang. Anak anak tolong dijaga airnya, karena jika satu kelas sukses
bapak akan memberikan hadiah bronis amanda yang bisa kebagian semua, sehingga
anak yang tadinya malas untuk perhatian ke eksperimennya menjadi semangat,
terjadilah law operant conditioning positive yakni sesuatu yang menyenangkan akan
dikuatkan.
Sedangkan pada law operant conditioning negative sesuatu yang tidak
menyenangkan akan dihillangkan. Contohnya Anak-anak tolong dijaga kecambahnya
karena jika kalian malas merawat, dan kecambahnya rusak satu kelas akan dapat
hukuman PR tambahan. Nah pemberian hukuman ini diharapkan akan menghilangkan
sifat malas anak karena memikirkan konsekuensi yang akan diterima.

Jawaban soal 2
a. Perbedaan reinforcement negative dan reinforcement positive
Reinforcement positive adalah suatu reward untuk meningkatkan perilaku positif
siswa secara berulang-ulang sehingga menguatkan perilaku positif contoh guru akan
tersenyum bila siswa menjawab pertanyaan yang diberikan, sehingga siswa akan lebih
semangat belajar akan mendapat senyuman guru. Sedangkan reinforcement negative
adalah suatu perlakuan untuk menghilangkan perilaku negatif siswa. Contoh tugas
mahasiswa S2 Pendidikan Ipa Unej masih banyak kemiripan jika dicek menggunakan
turnitin, sehingga pada uts ini ada peringatan bahwa jika terdapat kemiripan yang tinggi
dengan teman lainnya atau sumber lainnya tidak akan di nilai, hal tersebut membuat
saya yang dulu terbiasa copy paste sekarang tidak berani copy paste lagi, karena ada
peringatan tersebut, itulah contoh reinforcement negative.
b. Penerapan positive reinforcement di kelas
Ambil contoh pada saat saya mengajar, saya memberi pertanyaan semisal pada
pembelajaran inquiry. Anak-anak coba selidiki kenapa pada saat kita kepanasan itu
berkeringat, apa hubungannya dengan sistem eksresi kita?, yang cepat menemukan
jawabannya bapak kasih hadiah permen Milkita. Secara tidak langsung anak akan
termotivasi untuk menyelidiki permasalahan tersebut sehingga perlakuan yang
berulang-ulang akan meningkatkan hal positif, itulah positive reinforcement.
c. Penerapan negative reinforcement di kelas
Ambil contoh kasus pada saat siswa ujian, saya menemukan banyak sekali
kemiripan siswa satu dengan siswa lainnya, sehingga saya membuat pengumuman
bahwa siapa saja yang jawabannya mirip, maka nilainya akan saya bagi 2 dengan
pasangan yang mirip, jika yang mirip ada 10 anak maka nilainya akan saya bagi 10. Hal
tersebut membuat siswa takut dan menghilangkan sifat buruknya yakni bekerja sama di
dalam ujian kelas.

Jawaban soal 3
a. Fixed ratio
Merupakan penguatan positif untuk memperkuat perilaku siswa dengan respon
tetap didalam satu kejadian. Contohnya di dalam pembelajaran SAINS, saya pak Widiet
memberi sebuah tugas mata pelajaran IPA, saya memberi tahu siswa bahwa barang
siapa yang menjawab sebelum pelajaran dimulai akan di beri hadiah, sehingga hal
tersebut membuat siswa belajar dirumah sebelum pelajaran kelas dimulai. Selanjutnya
saya memberitahu siswa bahwa barangsiapa yang menjawab setelah pelajaran selesai
akan diberi hadiah, sehingga hal tersebut memotivasi siswa untuk serius belajar pada
saat pembelajaran yang saya lakukan dimulai dengan tujuan mendapatkan hadiah
tersebut.
b. Variabel ratio
Merupakan penguatan positif yang diberikan untuk memperkuat perilaku dengan
beberapa respon tidak tetap di dalam satu kejadian. Contohnya didalam pembelajaran
SAINS, saya pak Widiet memberi sebuah pertanyaan mengenai materi Biologi bab
Asimilasi. Murid saya burhan menjawab pertanyaan yang saya berikan, respon pertama
saya beri pujian, kemudian ganti respon ke 4 baru diberi pujian, kemudian respon ke 5
saya beri pujian begitu seterusnya secara acak. Sehingga hal tersebut akan bersifat
kejutan yang sewaktu-waktu datang, dan siswa termotivasi belajar untuk mendapat
kejutan itu, entah pada respon ke dua atau ke 5, secara acak.
c. Fixed interval
Merupakan penguatan positif untuk memperkuat perilaku siswa dengan respon
tetap didalam variasi waktu berlalu. Contohnya di dalam pembelajaran SAINS, di akhir
semester siswa yang mendapatkan nilai Biologi tertinggi akan diberi piagam dan hadiah,
hal tersebut akan memotivasi siswa untuk belajar, akan tetapi motivasi itu menurun
pada saat tengah semester, dan kembali meningkat menjelang akhir semester untuk
mendapatkan piagam dan hadiah dari saya.
d. Variabel interval
Merupakan penguatan positif untuk memperkuat perilaku siswa dengan respon
tidak tetap didalam variasi waktu berlalu. Contohnya di dalam pembelajaran SAINS di
setiap bab pelajaran saya beri hadiah bagi yang aktif bertanya. BAB 1 berhadiah bronis,
BAB2 tidak, BAB 3 Tidak, BAB 4 berhadiah kue, dan seterusnya secara acak, karena siswa
tidak tahu bab mana saja yang berhadiah, dan hadiah apa yang akan diberikan, maka
siswa termotivasi untuk belajar BAB semuanya untuk mendapatkan hadiah dari saya pak
Widiet.

Jawaban soal 4
a. Attention phase
Secara sederhana attention diartikan perhatian, dimana dalam penerapannya
anak-anak lebih tertarik terhadap suatu hal yang menarik dari pada yang lain. Pada
orang dewasa tidak hanya menarik tetapi juga mempertibangkan dari sisi rasionalitas.
Contoh penerapannya dalam pembelajaran SAINS. Ada 5 pintu masuk untuk menuju
long term memory, salah satunya adalah pengalaman pertama berkesan yang membuat
siswa tertarik terhadap materi tersebut.
Ambil contoh saya mengajar biologi mengenai bab jaringan tumbuhan.
Selanjutnya saya membawa tumbuhannya langsung kepada anak, dan menyuruh
mereka untuk melihat, mengamati, dan menyimpulkan tumbuhan yang saya berikan.
Secara tidak langsung perhatian anak akan fokus terhadap tumbuhan tersebut.
Kemudian saya berikan sebuah tebak-tebakan yang menyenangkan tentang jaringan
tumbuhan, yang bisa menjawab akan mendapatkan hadiah. Sehingga perhatian anak
terfokus pada tumbuhan yang menurutnya menyenangkan karena sebelumnya saya
memberikan motivasi sesuai dengan umur anak. Karena masih anak-anak yang lebih
senang melihat sesuatu hal yang menarik dari pada lingkungan sekitarnya. Maka saya
memvisualisasikan gambar jaringan tersebut ke dalam bentuk kartun.
b. Retention phase
Retention atau mengingat merupakan tahap selanjutnya setelah attention. Pada
tahap ini anak akan melakukan suatu pengkodean terhadap apa yang ia perhatikan
kemudian akan disimpan di dalam memory. Ambil contoh pada saat saya mengajar,
setelah anak-anak tertarik dan mefokuskan perhatiannya terhadap tumbuhan yang saya
berikan, kemudian untuk dapat tersimpan didalam memorinya saya mencontohkan
dengan suatu hal yang relevan.
Ambil contoh anak-anak pernah melihat bapak mencangkok pohon mangga?.
pernah pak!. Nah coba perhatikan nanti atau diingat lagi, yang dicangkok itu jaringan
bagian mana pada tumbuhan?. Burhan menjawab jaringan parenkim, siti menjawab
bukan bur, jaringan pelindung itu. Selanjutnya saya sebagi guru meluruskan jawaban
mereka, sehingga timbullah disekuilibrium, yang mana interaksi antara murid dan guru
akan menyebabkan mereka sadar bahwa apa yang dipahami selama ini sesuai atau tidak
sesuai dengan guru yang akan menimbulkan suatu pengetahuan baru terhadap anak.
Dan inshallah hal tersebut akan tersimpan didalam memory anak karena relevan dengan
kehidupannya sekarang. Terimakasih.
c. Reproduction phase
Reproduction phase merupakan pengulangan kembali apa yang anak pahami dan
bayangkan untuk mengetahui sejauh mana anak menguasai materi tersebut. Ambil
contoh setelah kegiatan pembelajaran selesai, saya menyuruh anak untuk menjelaskan
kembali di depan teman-temannya, sehingga saya paham seberapa besar materi
tersebut masuk kedalam memory anak, apakah tetap atau berubah karena suatu
rangsangan dari luar.
d. Motivational phase
Motivational phase merupakan motivasi berupa penguatan atau reinforcement
untuk membuat materi masuk ke dalam memori siswa. Ambil contoh jika materi yang
diberikan relevan dengan kehidupan anak, maka anak itu akan termotivasi untuk
menerapkannya atau bahkan membuat terobosan yang berbeda di lingkungannya,
contohnya setelah mengetahui jaringan-jaringan pada tumbuhan, anak tidak sabar
untuk menerapkannya. Karena pada dasarnya secara alamiah anak memiliki sifat rasa
ingin tahu yang kuat, tinggal bagaimana guru merangsang anak untuk mencari tahu.
Sedangkan pada anak yang motivasinya kurang saya akan memberi motivasi
tentang betapa pentingnya menguasai materi tersebut, karena didalam kehidupan ini
kita harus selalu belajar untuk bertahan di era persaingan yang sangat ketat. Dan jika
mereka mau berubah, saya akan memberinya hadiah sabagai motivasi untuk lebih baik.
Terimakasih.

Jawaban soal 5
a. schemas, assimilation and accommodation, organization, and equilibration
Schemas merupakan pengetahuan masa lalu untuk merencanakan tindakan di
masa depan. Contohnya seorang anak yang sudah mengerti cara mengayuh sepeda,
pengetahuan itu akan dipakai pada saat dia menggunakan sepeda yang sama, karena dia
memiliki pengetahuan sebelumnya tentang cara menggunakan sepeda.
Assimilation merupakan skema pengetahuan yang dia miliki diterapkan untuk
menangani objek atau sesuatu yang baru. Contohnya pada saat anak sudah memiliki
skema mengendarai sepeda, dan dihadapkan pada sepeda yang berbeda, maka anak
tersebut tetap akan menggunakan pengetahuan yang lama dalam menggunakan sepeda,
dan diterapkan pada sepeda yang berbeda itu.
Accomodation merupakan suatu tahap dimana seorang anak menyadari bahwa
skema atau pengetahuan yang dia punyai tidak sesuai dengan objek yang baru dan perlu
dirubah agar dapat berfungsi. Contohnya pada saat anak mendapat sepeda yang
berbeda dan dia menyadari bahwa skema atau pengetahuan sebelumnya tentang
menggunakan sepeda tidak cocok atau tidak berfungsi diterapkan pada sepeda baru,
maka dia akan berfikir untuk mengubah skema itu supaya dia dapat menggunakan
sepeda baru.
Organization merupakan sifat dasar untuk memahami dunia. Ambil contoh ketika
anak menyadari bahwa pengetahuan lamanya tidak berlaku pada objek yang baru, maka
anak tersebut menyadari untuk memahami dunia dia harus belajar banyak hal, tidak
hanya beberapa hal yang tidak semuanya cocok diterapkan pada objek baru, contohnya
sepeda tadi. Terimakasih.
Equilibration merupakan gabungan anatara asimilasi dan accomodation, pada
saat anak memahami bahwa permasalahan di alam sangat kompleks sehingga
menyebabkan disequilibration. Anak memahami bahwa pengetahuannya tidak sesuai
dengan pengetahuan yang baru, selanjutnya setelah anak memahaminya maka akan
kembali ke equilibration. Terimakasih.
b. Proses kognitif yang digunakan oleh peserta didik dalam mengkonstruksi
pengetahuan tersebut dalam pembelajaran IPA.
Ambil contoh pada pembelajaran IPA mengenai sistem klasifikasi, pertama saya
akan melakukan skema berupa apersepsi kemudian menggali pengetahuan anak tentang
mahluk hidup dan ciri-cirinya, kemudian saya memberi pertanyaan, anak-anak paus itu
termasuk ikan apa mamalia?, beberapa anak akan menjawab ikan. Itu merupakan
schemas pengetahuan dia sebelumnya. Lalu saya memberi gambar ikan hiu dan paus
kemudian anak menerapkan pengetahuannya ini merupakan tahap asimilasi, dan
kemudian memahami bahwa apa yang dia pahami selama ini ternyata salah,
sesungguhnya paus bukanlah ikan, ini merupakan tahap akomodasi. Sehingga
menimbulkan disequillibrium pada anak, pengetahuannya dahulu mengenai yang
mempunyai sirip semuanya ikan ternyata berbeda dengan fakta yang ada.
Selanjutnya dari tahap disequlibrium anak memahami bahwa pengetahuan
sebelumnya salah, dan mendapatkan ilmu baru kemudian setelah mendapatkan
pengetahuan yang baru tersimpan ke dalam memori anak dan akan kembali ke tahap
Equilibration. Terimakasih.
Jawaban soal 6
a. Contoh kemudahan retroaktif dalam pembelajaran SAINS
Kemudahan retroaktif merupakan kebalikan dari hambatan retroaktif. Dimana
kemudahan retroaktif adalah pengetahuan baru mendukung meningkatkan pemahaman
sebelumnya. Ambil contoh dalam pembelajaran SAINS yakni pada saat saya
mengajarkan tentang bab mahluk hidup berdasarkan cara mendapatkan sumber
makanan ada dua yakni heterotrof dan autotrof. Autrotof adalah mahluk hidup yang
mampu mengolah sendiri bahan yang tersedia menjadi sumber makanannya. Keesokan
harinya saya mengajaarkan tentang bab fotosintesis, mengenai tahapan-tahapan, atau
proses tumbuhan dalam mengolah bahan disekitar semisal air, karbondioksida, cahaya
dll menjadi makanan. Nah pembelajaran tersebut linier dengan pembelajaran
sebelumnya, dimana sebelumnya siswa tau tentang mahluk hidup autotrof, dan
selanjutnya siswa tau mengenai cara mahluk hidup autotrof memperoleh/membuat
makanannya sendiri dengan memanfaatkan bahan alam disekitarnya. Terimakasih.
b. Contoh kemudahan proaktif dalam pembelajaran SAINS
Kemudahan proaktif merupakan kebalikan dari hambatan proaktif. Dimana
kemudahan proaktif adalah meningkatnya kemampuan mempelajari informasi yang
baru sebagai akibat dari informasi yang diperoleh sebelumnya. Ambil contoh dalam
pembelajaran IPA hari ini saya mengajar tentang bab mengenai sitem klasifikasi mahluk
hidup berdasarkan karakteristik masing-masing mahluk hidup, kemudian minggu
depannya saya mengajar tentang taksonomi mahluk hidup. Nah pemahaman
sebelumnya mengenai klasifikasi berdasarkan karakteristik individu minggu depannya
diterapkan dalam sistem taksonomi mahluk hidup, dimana dalam taksonomi mahluk
hidup memasukkan karakteristik mahluk hidup pada tingkatan-tingkatan taksonnya.
Terimakasih.
c. Metode David ausubel tentang pembelajaran bermakna dan penerapannya di SAINS
Yakni pengetahuan sebelumnya dimasukkan kedalam pengetahuan berikutnya,
sehingga lebih mudah memahaminya. Contoh implementasinya di dalam kelas SAINS
yakni pada saat saya memberi pelajaran mengenai bab klasifikasi mahluk hidup saya
memberi materi sesuai KD, keesokan harinya pada saat saya memberi pelajaran tentang
taksonomi mahluk hidup, saya menyuruh siswa untuk mengingat kembali pengetahuan
sebelumnya tentang klasifikasi berdasarkan karakteristik mahluk hidup, kemudian
menyuruh mereka untuk menerapkannya pada sistem taksonomi mahluk hidup.
Sehingga mempermudah mereka memahami materi selanjutnya, yakni tentang
taksonomi mahluk hidup. Terimakasih.

Jawaban soal 7
a. Pembelajaran bermakna meaningfull learning
Yakni pembelajaran yang menghubungkan antara pengetahuan sebelumnya
dengan pengetahuan sekarang. Ambil contoh dalam pembelajaran SAINS pada
klasifikasi dan taksonomi, pertama saya memberikan apersepsi mengenai pentingnya
pembelajaran ini, kemudian saya mengukur tingkat kesiapan siswa terhadap materi.
Kemudian memilih materi materi dan cara menyampaikan materi tersebut, membuat
prinsip-prinsip yang harus dikuasai siswa, kemudian menyajikan pandangan tentang apa
yang harus dipelajari, kemudian saya memberikan rangkuman tentang bab klasifikasi
dan taksonomi supaya siswa tau keterkaitan antara bab tersebut, setelah itu saya akan
mengajari siswa sesuai dengan kd yang sekarang diajarkan menggunakan pemahaman
konsep, dan yang terakhir mengevalusi pemahaman siswa. Terimakasih.
b. Pembelajaran tidak bermakna
Yakni pembelajaran yang mana siswa menemukan sendiri tanpa menghubungkan
dengan pembelajaran sebelumnya. Ambil contoh dalam pembelajaran SAINS saya
sebagai guru mengajar bab selanjutnya tanpa perlu mengulas bab sebelumnya, model
pembelajaran seperti ini paling sering dilakukan oleh guru tradisional, seperti di SMA
saya dulu, di SMA saya semua guru mengajar dengan pembelajaran tidak bermakna.
Terimakasih.

Jawaban soal 8
Zona proximal development adalah Zona perkembangan proximal merupakan
zona jembatan antara perkembangan potensial dan perkembangan aktual, dimana siswa
mampu melakukan suatu pelajaran asal dibantu oleh guru. Ambil contoh pada saat awal
pembelajaran saya memberikan pengetahuan dasar atau scafolding. Setelah itu siswa
telah paham tentang pelajaran namun konsepnya belum matang dan harus dibantu atau
di arahkan guru sehingga pemahaman konsepnya tidak melenceng dari tujuan
pembelajaran. Contohnya setelah saya memberi pemahaman tentang klasifikasi mahluk
hidup. Setelah pemberian materi selesai, dan siswa sudah paham namun pemahaman
siswa terkadang berbeda dengan konsep yang diberikan. Sehingga Saya harus
membimbing siswa agar memahami konsep secara benar agar tidak melenceng dari KD.
Terimakasih.

Jawaban soal 9
Scafolding merupakan praktek yang didasarkan pada konsep Vgotsky. Dimana
dalam penerapannya siswa diberikan materi secara terstruktur, kemudian menuntun
siswa untuk ke arah kemandirian belajar secara berjenjang. Ambil contoh dalam
penerapan di bidang SAINS, Saya seorang guru IPA memberi materi berupa ciri-ciri
mahluk hidup, pada awanya saya memberi materi tentang ciri-ciri mahluk hidup secara
terstruktur. Setelah itu ketika materi yang diberikan sepenuhnya diterima, saya
menuntun siswa untuk menyelidiki sendiri ciri-ciri mahluk hidup yang ada disekitarnya,
sehingga siswa belajar dengan alam dan memahami sendiri konsep ciri-ciri mahluk
hidup. Terimakasih.

Jawaban soal 10
Cognitive apprenticeship merupakan konsep albert bandura, dimana siswa
mengamati suatu keterampilan yang dilakukan oleh ahlinya sambil mendengarkan
penjelasan dari guru, kemudian siswa. Kemudian siswa melakukan atau meniru apa yang
dilakukan oleh guru dengan bimbingan dan arahan dari guru sehingga guru akan
memberikan koreksi jika ada kesalahan yang dilakukan. Ada 3 tahap yang harus dilalui
siswa selama mereka mempelajari suatu keterampilan.
a. Tahap kognitif, dimana siswa mengamati dan mempelajari materi yang diberikan
oleh guru.
b. Tahap asosiatif, dimana siswa memahami kesalahan-kesalahan setelah
mengamati guru, kemudian mengurangi kesalahan-kesalah itu dan hal yang
bersifat penting akan dilakukan penguatan.
c. Tahap otonom, pada tahap ini keterampilan akan lebih diasah dan dipertajam
supaya pemahaman lebih maksimal.
Contoh implementasinya dalam pembelajaran SAINS, pada saat melakukan
praktikum tentang klasifikasi pada mahluk hidup, saya akan menjelaskan dan
mencontohkan dengan praktek, kemudian siswa mengamati dan memahami materi
yang disampaikan ini merupakan tahap kognitif. Kemudian siswa disuruh
mempraktekkan yang telah saya contohkan untuk mengklasifikasi mahluk hidup, ada
siswa yang melakukan klasifikasi secara benar saya beri penguatan, sedangkan yang
salah saya luruskan supaya siswa sadar kesalahannya dalam mengklasifikasikan mahluk
hidup ini merupakan tahap asosiatif. Kemudian keterampilan siswa akan saya asah lagi
dengan cara menyuruh untuk mengkalsifikasikan lagi dan saya beri penguatan sehingga
pemahaman secara teori dan praktek siswa telah masimal, ini merupakan tahap
otonom. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai