Anda di halaman 1dari 11

Nama : Dwi Sulistiani

NIM : 220151610192
Offer : A5B
RANGKUMAN TEORI OPERANT CONDITIONING

Tokoh
Burrhus Frederic Skinner lahir pada 20 Maret 1904, di kota kecil
Susquechanna, Pennsytvania, Amerika serikat. Terkenal aliran
behaviorisme yang berate bahwa manusia bergerak dikarenakam adanya
stimulus (rangsangan) yang diperoleh dari lingkungan.

Pengertian
Teori operant kondisioning respom yang bersifat instrumental dalam menimbulkan akibat-
akibat teretentu, seperti hadiah makanan, Dengan kata lain, bahwa setiap proses pembelajaran
merupakan suatu oerubahan perilaku manusia. Dimana perilaku ini hasil dari reaksi individu
terhadap stimulus yang pernah dialami.
Komponen utama operant kondisioning
A. Reinforcement (penguatan)
 Reinforcement negative penguatan prinsip bahwa frekuensi respon meningkat
karena diidkuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan). Contoh enunda/tidak memberi penghargaan, memberikan
tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
 Reinforcement positif penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respon
meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).
Contoh berupa hadiah , perilaku (senyum, bertepuk tangan, mengacungkan
jempol), atau penghargaan (nilai A)
B. Punishment (hukuman)
 Punishment negative tindakan yang di lakukan dengan menyingkirkan benda
atau atau sesuatu yang memunculkan perilaku negatif. Contohnya: Melarang
anak bermain gadget dan menyimpan gadgetnya jika ia tidak mau belajar dan
membersihkan rumah.
 Punishment positif tindakan yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya
perilaku dengan melemahkan respon. Contohnya: Memukul ringan tubuh anak
yang membantah perintah orang tua.
Eksperimen dari Teori Operant Conditioning

Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner box”,
yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan,
penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.
Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama
tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol,
makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan
perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping. Berdasarkan percobaan inilah
Skinner berpendapat bahwa pola tingkah laku (operant) tikus dapat berubah sesuai dengan
penguatannya
Skinner membagi 2 macam conditioning dalam proses belajar
Respondent conditioning (Tipe S)
Karena menitik beratkan pada stimulus untuk mendapatkan atau memunculkan respon
yang diinginkan. Conditioning tipe S ini sama dengan conditioning klasik dari Pavlov.
Operant conditioning (Tipe R)
karena menitik beratkan pada pentingnya respon tanpa adanya stimulus yang menarik.
Tingkah laku (respon) dikontrol oleh efeknya atau pengaruh-pengaruhnya terhadap
lingkungan.
Prinsip-prinsip Operant Conditioning
1. Reinforcement (penguatan) berarti proses yang memperkuat perilaku yaitu,
memperbesar kesempatan supaya perilaku tersebut terjadi lagi. Ada dua kategori
umum reinforcement, yaitu positif dan negative.
2. Punishment (hukuman) ada dua macam hukuman, positif dan negative.
3. Pemebntukan merupakan teknik penguatan yang digunakan untuk mengajar perilaku
hewan atau manusia yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Dalam cara ini,
guru memulainya dengan penguatan kembali suatu respons yang dapat dilakukan oleh
pembelajar dengan mudah, dan secara berangsur-angsur ditambah tingkat kesulitan
respons yang dibutuhkan.
4. Eliminasi penguatan merupakan eliminasi dari perilaku yang dipelajari dengan
menghentikan penguat dari perilaku tersebut
5. Generalisasi dan Diskriminasi, generalisasi eseorang suatu perilaku yang telah
dipelajari dalam suatu situasi dilakukan dalam kesempatan lain namun situasinya
sama. Diskriminasi merupakan proses belajar bahwa suatu perilaku akan diperkuat
dalam suatu situasi namun tidak dalam situasi lain.
Sistem Pembentukan Perilaku
Prilaku yang diikuti oleh stimulan-stimulan penggugah memperbesar kemungkinan
dilakukannya lagi prilaku tersebut dimasa-masa selanjutnya.
Prilaku yang tidak lagi diikuti oleh stimulant-stimulan penggugah memperkecil
kemungkinan dilakukannya prilaku tersebut dimasa-masa selanjutnya
Kekurangan dan Kelebhan Teori Operant Conditioning
Kelebihan
1. Adanya penguatan yang dijadikan motivasi bagi para murid uantuk berperilaku yang
benar sesuai dengan keinginannya.
2. Guru lebih menghargai dan lebih mengapresiasi setiap peserta didiknya.
3. Siswa dapat menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam menjawab pertanyaan guru.
Kekurangan
1. Adanya kesalahan dalam reinforcement positif, yaitu dengan adanya peringatanm
juara kelas. Hal tersebut mengharuskan anak untuk dapat menguasai semua mata
pelajaran. Seharusnya setiap anak diberikan penguatan untuk mengembangkan
prestasinya sesuai kemampuan yang dimiliki. Misalnya penghargaan di bidan
matematika menyanyi, olahraga
2. Penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan peserta didik agar
mereka merasakan konsekuensi atas perbuatan yang dilakukan. Penggunaan hukuman
verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran. Hal itu
memberikan efek negatif dan justru berakibat buruk pada siswa baik dari segi jasmani
maupun mental.
3. Penerapan operant kondisioning tidak sepenuhnya berjalan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat oleh guru, karena beraneka ragamnya siswa didalam kelas.
Prinsip Belajar Skinner

Hasil belajar harus segera


diberitahukan kepada siswa,
jika salah dibetulkan, jika
benar
diberi penguat.
2. Proses belajar harus
mengikuti irama dari yang
belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan
sistem modul.
4. Dalam proses
pembelajaran, lebih
dipentingkan aktivitas sendiri.
5. Dalam proses
pembelajaran, tidak digunakan
hukuman. Namun ini
lingkungan perlu
diubah, untuk menghindari
adanya hukuman.
6. Tingkah laku yang
diinginkan pendidik, diberi
hadiah, dan sebagainya.
Hadiah
diberikan dengan
digunakannya jadwal variable
rasio reinforcement.
7. Dalam pembelajaran,
digunakan shaping.
Hasil belajar harus segera
diberitahukan kepada siswa,
jika salah dibetulkan, jika
benar
diberi penguat.
2. Proses belajar harus
mengikuti irama dari yang
belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan
sistem modul.
4. Dalam proses
pembelajaran, lebih
dipentingkan aktivitas sendiri.
5. Dalam proses
pembelajaran, tidak digunakan
hukuman. Namun ini
lingkungan perlu
diubah, untuk menghindari
adanya hukuman.
6. Tingkah laku yang
diinginkan pendidik, diberi
hadiah, dan sebagainya.
Hadiah
diberikan dengan
digunakannya jadwal variable
rasio reinforcement.
7. Dalam pembelajaran,
digunakan shaping.
Hasil belajar harus segera
diberitahukan kepada siswa,
jika salah dibetulkan, jika
benar
diberi penguat.
2. Proses belajar harus
mengikuti irama dari yang
belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan
sistem modul.
4. Dalam proses
pembelajaran, lebih
dipentingkan aktivitas sendiri.
5. Dalam proses
pembelajaran, tidak digunakan
hukuman. Namun ini
lingkungan perlu
diubah, untuk menghindari
adanya hukuman.
6. Tingkah laku yang
diinginkan pendidik, diberi
hadiah, dan sebagainya.
Hadiah
diberikan dengan
digunakannya jadwal variable
rasio reinforcement.
7. Dalam pembelajaran,
digunakan shaping.
1. Dalam pembelajaran, digunakan shaping
2. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
3. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu
diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
4. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika
benar diberi penguat.
5. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
6. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
7. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya
Nama : Dwi Sulistiani
NIM : 220151610192
Offer : A5B
Rangkuman Operant Conditioning Thorndike
Tokoh
Edward L.Thorndike lahir pada 31 Agustus 1874 di Williamsburg
(Massachusetts) di Amerika Serikat

Pengertian
Teori belajar Thorndike dikenal dengan “Connectionism” (Slavin, 2000). Hal ini terjadi
karena menurut pandangan Thorndike bahwa belajar merupakan proses interaksi antara
stimulus dan respon. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud
konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Teori dari
Thorndike dikenal pula dengan sebutan “Trial and error” dalam menilai respon-respon yang
terdapat bagi stimulus tertentu.
Eksperimen Thorndike

a. Keadaan kucing yang lapar


Seandainya kucing itu kenyang, sudah tentu tidak akan berusaha keras untuk keluar,
barangkali dia akan tidur saja dalam kurungan itu atau dengan kata lain, kucing itu
tidak akan menampakan gejala belajar untuk keluar, berhubung dengan hal ini dapat
dipastikan bahwa motivasi dan respons (sepeti rasa lapar) merupakan hal yang sangat
vital dalam belajar.
b. Tersedianya makanan di depan pintu kurungan. Makanan ini merupakan efek positif
atau memuaskan yang dicapai oleh respons dan kemudian menjadi dasar timbulnya
hukum belajar yang disebut law of effect, Artinya jika sebuah respons menghasilkan
efek yang memuaskan, maka hubungan antara stimulus dengan respons akan semakin
kuat. Begitu juga sebaliknya, semakin tidak memuaskan (mengganggu) efek yang
dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan stimulus dengan respons
tersebut. Hukum belajar inilah yang mengilhami munculnya konsep Reinforcer dalam
teori operant conditioning hasil penemuan B.F Skinner.
Teori Belajar Thorndike
1. Hukum Reaksi Bervariasi (Multiple Response)
Hukum ini mengatakan bahwa pada individu diawali oleh proses trial dan error yang
menunjukkan adanya bermacam-macam respon sebelum.memperoleh respon yang tepat
dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Hokum Sikap (Set/Attitude)
Hukum ini menjelaskan bahwa perilaku belajar seseorang tidak hanya di tentukan oleh
hubungan stimulus dengan respon saja. Tetapi juga di tentukan keadaan yang ada dalam diri
individu baik kognitif, emosi, sosial, maupun psikomotornya.
3. Hokum Aktivitas Berat Sebelah (Prepotency of Element)
Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam proses belajar memberikan respon hanya pada
stimulus tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi.
4. Hukum Respon by Analogy
Hokum ini mengatakan bahwa individu dapat melakukan respon pada situasi yang belum
pernah di alami karena individu sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang belum
pernah di alami. Dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer atau
perpindahan unsur- unsur yang telah di kenal ke situasi baru. Makin banyak unsur yang
sama/identik, maka transfer akan makin mudah.
5. Hokum perpindahan asosiasi (Associative Shifting).
Hukum ini mengatakan bahwa proses peralihan dari situasi yang di kenal ke situasi yang
belum di kenal di lakukan secara. tertahap dengan cara
Ciri Hukum Belajar
1. Hukum latihan di tinggalkan karena di temukan pengulangan, saja tidak cukup untuk
memperkuat hubungan stimulus respon. Sebaliknya tanpa pengulanganpun hubungan
stimulus respon belum tentu diperlemah.
2. Hokum akibat di revisi. Di katakan oleh Teori Belajar Thorndike bahwa yang berakibat
positif untuk perubahan tingkah laku adalah hadiah, sedangkan hukuman tidak berakibat apa-
apa.
3. Syarat utama terjadinya hubungan stimulus respon bukan kedekatan, tetapi adanya saling
sesuai antara stimulus dan respon.
4. Akibat suatu perbuatan dapat menular (spread of effect) baik pada bidang lain maupun pada
individu lain.
Impelmentasi Teori Belajar
Adapun Langkah-langkah pelaksanaan teknik yaitu dengan menggunakan metode Inquiri
sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
a. Persiapkan ruangan tempat belajar yang nyaman dan variatif sehingga peserta didik tidak
merasa.
b. Tentukan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran yang akan.
c. Perhatikan perbedaan individual dan kelompok 4. Persiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan yang dapat menunjang motivasi siswa untuk melaksanakan proses belajar.
2) Tahap Pelaksanaan
a. Guru memperlihatkan gambar secara individual atau kelompok, Apabila dilakukan secara
kelompok, maka buatlah menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.
b. Selama belajar itu berlangsung perhatikan minat, keseriusan, ketekunan, keaktifan, kerja
samanya dalam mengamati dan merespons gambar yang diperlihatkan, Teliti kesukaran yang
dialami siswa, serta mengadakan variasi belajar sehingga timbul respons yang berbeda untuk
peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau keterampilan berbahasa, baik keterampilan
berbicara, menulis, menyimak, ataupun keterampilan.

Menurut kesimpulan saya teori operant conditioning adalah suatu teori yang
mengemukakan bahwa tingkah laku seseorang dapat terbentuk dari konsekuensi
(penguatan) sebagai imbalan atas perilaku-perilaku tertentu akan meningkatkan
frekuensi pelakunya. Sebaliknya pemberian konsekuensi yang tidak menyenangkan
(negative) akan cenderung dihilangkan. Hal ini dapat dianalogikan bahwa orang pada
umumnya akan melakukan perilaku-perilaku yang diinginkan jika mereka
mendapatkan penguatan positif atas apa yang dilakukannya, dikarenakan penghargaan.
Sedangkan perilaku yang tidak dihargai atau bahkan dihukum cenderung untuk tidak
diulangi lagi.
Thorndike adalah seorang pendidik dan sekaligus psikolog berkebangsaan Amerika.
Menurutnya, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi (koneksi) antara
peristiwa yang disebut dengan Stimulus (S) dengan Respon (R). Stimulus adalah
perubahan dari lingkungan exsternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan
organisme untuk beraksi/berbuat. Sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku
yang dimunculkan karena adanya perangsang.

Jawaban Menurut kesimpulan saya teori operant conditioning yaitu teori yang mengemukakan
bahwa tingkah laku seseorang dapat terbentuk dari penguatan (positif) sebagai imbalan atas perilaku-
perilaku tertentu akan meningkatkan frekuensi pelakunya. Sebaliknya pemberian konsekuensi yang
tidak menyenangkan (negatf) akan cenderung dihilangkan. Hal ini dapat dianalogikan bahwa orang
pada umumnya akan melakukan perilaku-perilaku yang diinginkan jika mereka mendapatkan
penguatan positif atas apa yang dilakukannya, dikarenakan penghargaan. Sedangkan perilaku yang
tidak dihargai atau bahkan dihukum cenderung untuk tidak diulangi lagi. Eksperimen yang di lakukan
Skinner berupa seekor tikus yang ingin mendapatkan makanan namun harus mencari letak tombal
yang mana yang dapat mengeluarkan makanan. Prinsip belajar Skinner menggunakan shaping, berupa
teknik yang digunakan untuk mengembangkan perilaku baru dengan cara menguatkan perilaku yang
mendekati target secara bertahap

Thorndike merupakan seorang pendidik dan sekaligus psikolog berkebangsaan Amerika. Menurutnya,
belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi (koneksi) antara peristiwa yang disebut dengan
Stimulus (S) dengan Respon (R). Stimulus adalah perubahan dari lingkungan exsternal yang menjadi
tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi/berbuat. Sedangkan respon adalah sembarang
tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Eksperimen yang dilakukan oleh
Thorndike berupa seekor kucing yang didepannya ada makanan. Prinsip belajar Thorndike
berupa  pembelajaran yang paling fundamental adalah pembentukan asosiasi-asosiasi (koneksi-
koneksi) antara pengalaman inderawi (persepsi terhadap stimulus atau peristiwa) dan implus-implus
saraf (respons-respons) yang memberikan manifestasinya dalam bentuk perilaku.

Anda mungkin juga menyukai