1
2
guru (stimulus) dan apa yamg diterima peserta didik (respon) harus dapat diamati
dan di ukur.
B. Konsep teori behavioristik
1. Ivan Petrovich Pavlov (Classical Conditioning)
Ivan pavlov terkenal dengan teori conditioning classsic yaitu sejenis belajar
dimana sebuah organisme belajar untuk menghubungkan atau
mengasosiasikan stimulus dengan respon. Dengan pengondisian classic,
sebuah stimulus netral menjadi diasosiasikan dengan stimulus yang
mempunyai makna dan mendatangkan kapasitas untuk mendatangkan respon
yang sama dalam hal ini terdapat 2 jenis stimulus yaitu stimulus yang tidak
terkondisi (secara otomatis menghasilkan respon tanpa didahului dengan
pembelajaran apapun) contohnya makanan, dan stimulus terkondisi
( sebelumnya bersifat netral akhirnya mendatangkan sebuah respon yang
terkondisi setelah diasosiasikan dengan stimulus tidak terkondisi) contohnya
suara bel sebelum makanan datang.
2. Burrhus Frederic Skinner (Operant Conditioning)
Konsep-konsep yang dikemukakan skinner tentang belajar lebih mengungguli
konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara
sederhana namun lebih konprehensif. Menurutnya respon yang diterima
seseorang tidak sesederhana itu, karna stimulus-stimulus yang diberikan akan
saling berinteraksi dan mempengaruhi respon yang dihasilkan
Prinsip teori skinner adalah hukum akibat, penguatan atau penghargaan ,
dan konsekuensi. Konsekuensi yang menyenangkan disebut tindakan
penguatan dan konsekuensi yang tidak menyenangkan disebut hukuman.
a) Penguatan ( reirforcement )
Ada 2 jenis penguatan yaitu penguatan positif dan negatif. Penguatan
positif didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat
karena diikuti oleh suatu stimulus yang mengandung penghargaan. Jadi
perilaku yang diharapkan akan meningkat karena diikuti oleh stimulus
yang menyenangkan, penguatan negatif didasari prinsip bahwa frekuensi
dari suatu respon akan meningkat karena diikuti dengan suatu stimulus
3
C.
D.
Komentar
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari adanya interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan
8
kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respons.
Sebagai contoh, anak belum dapat berhitung perkalian. Walaupun ia sudah
berusaha giat dan gurunya pun sudah mengajarkan dengan tekun, namun jika anak
tersebut belum dapat mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia belum
dianggap belajar. Karena ia belum dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagai
hasil belajar. Dalam contoh tersebut, stimulus adalah apa saja yang diberikan guru
kepada siswa misalnya daftar perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau cara-cara
tertentu, untuk membantu belajar siswa, sedangkan respons adalah reaksi atau
tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa
stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Sedangkan apa yang
terjadi di antara stimulus dan respons dianggap tidak penting diperhatikan karena
tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran
behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa saja
yang dapat memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respons akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan
dikurangi (negative reinforcement) respons pun akan tetap dikuatkan (Suryabrata,
1990).
Misalnya, ketika peserta didik di beri tugas oleh guru. Ketika tugasnya
ditambahkan, maka ia akan semakin giat belajarnya. Maka penambahan tugas
tersebut merupakan penguatan positif (positif reinforcement) dalam belajar. Bila
tugas-tugas dikurangi dan pengurangan ini justru meningkatkan aktifitas
belajarnya, maka pengurangan tugas merupakan penguatan negatif (negative
reinforcement) dalam belajar. Jadi penguatan merupakan suatu bentuk stimulus
yang penting diberikan atau dihilangkan untuk memungkinkan terjadinya
respons.
Terdapat beberapa pandangan tokoh-tokoh tentang pendekatan behaviorisme
yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Masing-masing tokoh memberikan
9
Skinner, hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi
dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah
laku, tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh para tokoh sebelumnya.
Oleh sebab itu, untuk memahami tingkah laku seseorang secara benar
perlu terlebih dahulu memahami hubungan antara stimulus satu dengan
lainnya, serta memahami respons yang mungkin dimunculkan dan berbagai
konsekuensi yang mungkin akan timbul sebagai akibat dari respons tersebut.
Skinner juga mengemukakan bahwa, dengan menggunakan perubahan-
perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan
menambah rumitnya masalah.
Sebab, setiap alat yang dipergunakan perlu penjelasan lagi,
demikia seterusnya. Dari semua pendukung Teori behavioristik, Teori
Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya. Program-program pembelajaran
seperti Teaching Machine, Pembelajaran berpogram, modul, dan program-
program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-
respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement),
merupakan program-program pembelajaran yang menerapkan teori belajar
yang dikemukakan oleh Skinner.
Daftar Pustaka
Karwono, dkk. 2017. Belajar dan pembelajaran serta pemanfaatan sumber belajar.
Depok : PT Rajagrafindo persada.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan psikologi proses pendidikan.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Alizamar. 2016. Teori belajar dan pembelajaran. Yogyakarta : Media Akademi
ss