Disusun oleh:
SEMARANG
2022
A. Pendahuluan
Behavioristik adalah aliran psikologi dimana memandang
individu lebih kepada sisi fenomena jasmani dengan mengabaikan
aspek-aspek mental seperti keverdasan, bakat, minat dan
perasaan individu dalam proses kegiatan belajar. 1 Behavioristik
hanya menganalisa perilaku yang nampak dan dapat diukur,
dilukiskan, dan diprediksi. Teori ini juga disebut dengan stimulus-
response theory (S-R). Kelompok orang yang mengembangkan
teori ini disebut dengan behaviorisme, karena menekankan pada
perlunya perilaku (behavior) yang bisa diamati. 2
Beberapa ahli telah berpandangan tentang teori ini diantaranya: (1)
Edward L Thorndike; (2) Clark Leonard Hull; (3) John Watson; (4)
Edwin Ray Guthrie.
B. Pandangan Ahli
1. Edward L. Thorndike
Edward Lee Thorndike merupakan seorang behavioris yang
berasal dari Amerika.3 Teori belajar Thorndike terkenal dengan
istilah koneksionisme (connectionism) yang memandang dasar
dari terjadinya proses belajar adalah adanya asosiasi atau
menghubungkan antara kesan indra (stimulus) dan dorongan
yang muncul untuk bertindak (respon). Asosiasi ini dinamakan
dengan connecting. Belajar merupakan proses pembentukan
hubungan antara stimulus dan respon, aksi dan reaksi. Stimulus
dan respon akan terjadi hubungan apabila sering dilatih. 4
Pandangan Hukum belajar menurut Thorndike, yaitu:
1) Law of readiness (Hukum kesiapan), yaitu semakin siap
seseorang memperoleh suatu perubahan tingkah laku,
maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan
1
Efendi, Konsep Pemikiran Edward L. Thorndike Behavioristik (Guepedia, 2016),
www.guepedia.com.
2
Ibid.
3
Kuntjojo, Psikologi Pendidikan (Guepedia, 2021), www.guepedia.com.
4
Muhamad Soleh Hapudin, Teori Belajar Dan Pembelajaran (Penerbit Kencana, 2021).
1
menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi
cenderung meningkat.5 Hubungan antara stimulus dan
respon mudah terbentuk jika ada kesiapan pada diri
seseorang, dengan penjabaran sebagai berikut: Jika
individu siap melakukan tindakan, maka melakukan
respon, dari respon akan menimbulkan kepuasan dan
berakibat individu tersebut akan melakukan tindakan lain.
Contoh: seorang murid merasa sangat siap menghadapi
ujian dengan belajar keras, maka mengikuti ujian
merupakan suatu tindakan yang menyenangkan karena
dapat mengerjakan dengan benar. Jika individu siap
melakukan tindakan, maka melakukan tindakan, tetapi
tidak dilakuan, maka hal itu akan menimbulkan
kekesalan. Contoh: murid mereasa sangat siap
menghadapi ujian dengan belajar keras, namun tidak
mengikuti ujian karena ujian dibatalkan, maka akan
menimbulkan ketidakpuasan, jengkel karena usahanya
percuma. Jika individu tidak siap melakukan tindakan
maka melakukan tindakan akan menimbulkan kekesalan.
Contoh: murid tidak siap untuk menghadapi ulangan
yang mendadak, maka tindakan mengikuti ujian akan
menimbulkan kekesalan karena merasa tidak
menyenangkan atau khawatir nilai nya jelek.
2) Law of exercise atau Law Ofe Use And Disuse (Hukum
latihan), yaitu semakin sering suatu tingkah laku
diulang/dilatih terus menerus, maka asosiasi tersebut
akan semakin kuat.6 Oleh karena itu diperlukan banyak
latihan, pengulangan, atau pembiasaan. Praktik ini akan
lebih efisien apabila disertai reward. Prinsip dari hukum
5
Dina Amsari, “Implikasi Teori Belajar E.Thorndike (Behavioristik) Dalam Pembelajaran
Matematika,” Jurnal Basicedu 2, no. 2 (2018): 52–60.
6
Ibid.
2
ini adalah koneksi antara kondisi (merupakan
perangsang) dan tindakan akan menjadi kuat karena
latihan-latihan, namun akan melemah jika koneksi antar
keduanya tidak dilakukan atau dihentikan. Aplikasi
hukum ini sebagai berikut: Makin sering hubungan antara
stimulus dan respon dilkukan makan akan semakin kuat
koneksinya (Law of use). Contoh : Guru olah raga
melempar bola dan murid harus menangkapnya. Bola (S)
dan menangkap(R) Jika sering dipraktekan hubungan
stimulus-respon semakin kuat, hingga akhirnya murid
akan terampil menangkap bola. Jika hubungan antara
stimulus dan respon dihentikn untuk periode tertentu,
maka koneksinya akan melemah (law of diuses). Contoh:
keterampilan murid menangkap bola dihentikan dalam
jangka waktu yang relative lama (tidak dilatih lagi), lama
kelamaan ketermpilan menangkap bola menjadi
berkurang atau bahkan hilang (hubungan S R melemah).
3) Law of effect (Hukum akibat), yaitu hubungan stimulus
respon cenderung diperkuat bila akibatnya
menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya
tidak memuaskan. Contoh : seorang murid membuat
prakarya dengan rapi, peserta didik merasa sangat puas
karena mendapat pujian. Tindakan membuat lampion
dengan rapi mengakibatkan suasana hati menyenangkan
karena merasa puas dan bahkan mendapat pujian dari
hasil prakarya tersebut. Tindakan tersebut akan diingat,
diulangi, dan dipelajari dengan sebaik-baiknya bahkan
berusaha menjadi lebih baik lagi.7
3
1.Hukum reaksi bervariasi (Multiple responses)
2.Hukum sikap (Attitude)
4
secara bertahap dengan cara menambahkan sedikit demi
sedikit unsur baru dan membuang sedikit demi sedikit unsur
lama.
5
memiliki sebuah pengalaman yang berharga. Selain itu
dengan adanya sistem pemberian hadiah, akan membuat
anak didik menjadi lebih memiliki kemauan dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
2) Teori ini sering juga disebut dengan teori trial dan
error dalam teori ini orang yang bisa menguasai
hubungan stimulus dan respon sebanyak- banyaknya
sehingga orang akan terbiasa berpikir dan terbiasa
mengembangkan pikirannya.
3) Teori ini mengarahkan anak untuk berfikir linier dan
konvergen. Belajar merupakan proses pembentukan atau
shapping yaitu membawa anak menuju atau mencapai
target tertentu.
6
4) Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka
antara stimulus dan respon. Sehingga yang dipentingkan
dalam belajar ialah memperkuat asosiasi tersebut
dengan latihan-latihan, atau ulangan- ulangan yang
terus- menerus.
5) Karena belajar berlangsung secara mekanistis, maka
pengertian tidak dipandang nya sebagai suatu yang
pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan pengertian
sebagai unsur yang pokok dalam belajar.
2. Clark Leonard Hull
Hull mengemukakan dasar stimulus-respon dan adanya
reinforcement.Dimana dalam teori ini juga lebih mementingkan
hasil yang berupa perubahan tingkah laku dari pada proses
yang telah dijalani.
Karakteristik lain dari teori Hull adalah Penguatan
(reinforcement) tingkah laku yang tetap harus dikaikan
menggunakan kondisi bilogis. Teori belajar Hull memakai
interaksi Stimulus-Respon (S-R) sama dengan para ahli
fungsionalis lainnya. Menurut pandangan ini, belajar terjadi
disebabkan adanya interaksi Stimulus-Respon (S-R).
Hypothetico-deductive theory adalah teori belajar yang
dikembangkan Hull dengan menggunakan metode deduktif.
Miller dan Dollard (1941) meringkaskan aplikasi teori Hull untuk
pendidikan sebagai berikut:
Driver: Pembelajaran harus menginginkan sesuatu.
Cue: Pembelajaran harus memerhatikan sesuatu.
Response: Pembelajaran harus melakukan sesuatu.
Reinforcement: Respons pembelajaran harus membuatnya
mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
Menurut teori Hull, kondis iyang disusun secara optimal akan
mempermudah siswa untuk belajar. Belajar di kelas dapat
7
diklasifikasikan dalam tiga tipe yaitu: stimulus discrimination,
respon differentions, dan reward/punishment konsequences.
Terdapat dua motivasi terhadap belajar siswa yaitu
dorongan atau kebutuhan siswa terhadap situasi belajar dan
harapan murid terhadap konsekuensi belajar. Adanya dorongan
belajar, maka belajar merupakan penguatan. Makin banyak
belajar, makin banyak reinforcement (penguatan) menjadi makin
besar motivasi untuk menggunakan respon yang menuju
keberhasilan belajar. Oleh karena itu guru atau kepala sekolah
harus merencanakan kegiatan belajar berdasarkan pengamatan
yang dilakukan terhadap dorongan yang mendasari siswa. 8
3. John Watson
Beberapa pandangan utama Watson:
8
https://nanopdf.com/download/teori-belajar-behaviorisme-clark-leonard-hull_pdf
8
besarnya koneksionisme juga dikenal dengan psikologi
behavioristik.
9
respons, dan penguatan (reinforcement). Unsur yang pertama,
dorongan, adalah suatu keinginan dalam diri seseorang untuk
memenuhi kebutuhan yang sedang dirasakannya.
Unsur berikutnya adalah rangsangan atau stimulus. Unsur ini
datang dari luar diri individu, dan tentu saja berbeda dengan
dorongan tadi yang datangnya dari dalam.
Respons ada yang positif, dan ada pula yang negatif. Yang
positif disebabkan oleh adanya ketepatan seseorang melakukan
respons terhadap stimulus yang ada, dan tentunya yang sesuai
dengan yang diharapkan. Sedangkan yang negatif adalah apabila
seseorang memberi reaksi justru sebaliknya dari yang diharapkan
oleh pemberi rangsangan.
10
Bahkan yang lebih dikhawatirkan lagi akibatnya adalah jika ia tidak
mau bermain dengan buku lagi atau alat tulis lainnya. Itu penguatan
yang salah dari seorang kakak terhadap adiknya yang masih kecil
ketika sedang mau memulai menulis buku.
11
eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan
respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik
terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi,
sifat dan kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon). Teori
Behavioristik mementingkan faktor lingkungan, menekankan
pada faktor bagian, menekankan pada tingkah laku yang
Nampak dengan mempergunakan metode obyektif, sifatnya
mekanis dan mementingkan masa lalu.
12
dapat diperlihatkan sebagai suatu yang menyebabkan
responsa tau respons dapat di telelusuri Kembali pada
stimulus. Pengondisian adalah proses belajar untuk bereaksi
terhadap lingkungan.
13
5. Sumbagan utama Watson adalah pendapat yang tegas,
yaitu bahwa tangka laku dapat dikontrol dan ada Hukum
yang mengaturnya. Jadi psikologi adalah ilmu yang
bertujuan memprediksi tingkah laku. 9
9
Fadi, Home,Teori belajar Behavioristik Watson, Behavioristik teori-teori kepribadian,
Justinus semiun, OFM, 72-75.
14
hukum belajar. Reinforcement dapat mengubah Kondisi yang
dengan sengaja imunculkan dan dapat menghambat subjek
untuk belajar meninggalkan
Forgetting One trial learning juga akan menghasilkan forgetting,
yang Muncul karena adanya alternatif Respon lain saat
kehadiran Stimulus. Jika pola stimulus sudah Dihasilkan dari
respon alternatif Tersebut maka akan muncul suatu respon baru
pula. Ingat teori kelupaan retroaktif dari Ebbinghaus.
How to break habits
Kebiasaan adalah respon yang berasosiasi dengan sejumlah
Stimulus. Semakin banyak stimulus yang muncul maka semakin
kuat Kebiasaan yang terbentuk.
Ada dua macam kebiasaan, yaitu Baik dan buruk. Kebiasaan
buruk harus dihilangkan dengan cara :
Treshold method/metode ambang batas
Fatigue method/metode kelelahan
• Incompatible respon method
Incompatible respon method Jika anak takut dengan boneka
Beruang maka saat dihadirkan Boneka beruang juga dihadirkan
Ibu (sosok yang memberikan Kehangatan). Jika hal itu
Dilakukan berulang-ulang maka rasa takut pada anak terhadap
Boneka akan hilang cara lain untuk menghilangkan Kebiasaan
buruk:
Sidetracking a habit
Cara ini dapat dilakukan dengan, cara menghindari tanda atau
isyarat yang dapat memunculkan respon yang tidak
dikehendaki. Bentuk konkritnya adalah Meninggalkan
lingkungan lama dan masuk ke lingkungan yang baru.
Mengapa? Karena di lingkungan yang baru tidak banyak
asosiasi yang terbentuk
15
Hukuman efektif jika apakah hukuman menyebabkan organisme
yang dihukum melakukan sesuatu
Hukuman dapat menghasilkan respon yang baru dengan
Stimulus yang sama hukuman dapat merubah kebiasaan yang
tidak diinginkan.
Hukuman
Hukuman dikatakan bekerja jika mampu merubah cara
Organisme dalam merespon suatu stimulus. Hukuman
dikatakan gagal jika tidak dapat merubah perilaku.
Hukuman
Menurut Guthrie, hukuman sejalan dengan hukum kontiguitas
Hukuman menurut Guthrie adalah: Dapat membuat organisme
Melakukan perilaku yang diinginkan
a. Agar efektif, hukuman harus dapat memunculkan perilaku
yang berlawanan dengan perilaku yang tidak diinginkan
b. Hukuman
c. Agar efektif, hukuman diberikan saat stimulus ada dan
sebelum muncul perilaku yang tidak dinginkan
d. Jika kondisi b dan c tidak tercipta maka hukuman menjadi
tidak efektif.
Dari penelitian Fowler & Miller (1963) tampak bahwa hukuman
Yang sama akan memunculkan Perilaku yang berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa efektivitas Hukuman bukan terletak dari
Jenis hukuman tetapi efek yang Ditimbulkan oleh hukuman
Tersebut.
Drives dan intentions
Drives disebut juga dengan dorongan yang dapat
Mempertahankan keberadaan Stimulus sehingga organisme
akan Tetap aktif sampai tujuannya Tercapai. Intentions yaitu
munculnya respon Yang terkondisikan karena stimulus Tetap
dipertahankan keberadaannya.
16
Transfer of training
Jika seorang siswa ingin Berhasil dalam studinya maka ia Harus
berada pada situasi yang Sama antara situasi latihan Dengan
situasi tes. Karena Semua stimulus yang ada di Dalam ruangan
tempat belajar Akan berasosiasi dengan Informasi-informasi
yang dipelajari.
Transfer of training
Guthrie menerima konsep Thorndike tentang identical Element
yang menekankan Pada proses transfer of learning. 10
Pendapat pribadi
Teori dari Edwin Ray Guthre mengemukakan mengenai one
trial learning. Di mana teori tersebut berkaitan dengan The
Recency Principle Stimulus, Movement produced stimulus,
Nature of reinforcement Reinforcement, Forgetting One trial
learning, drives dan intentions, serta transfer of training. Suatu
yang harus di ketahui seorang pengajar agar dapat mengetahui
potensi dan cara ajar yang tepat bagi setiap peserta didik
10
https://yizi.info/compress-pdf.html
17
Daftar Pustaka
https://yizi.info/compress-pdf.html
https://nanopdf.com/download/teori-belajar-behaviorisme-clark-
leonard-hull_pdf
18