Kajian Teori Pembelajaran Behavioristik Dan Kognitif
Disusun Untuk Memenuhi Ulangan Tengah Semester
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Muhammad Nur Wangid, M.Psi.
Oleh :
Nina Rahayu (23011040018)
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2023 TEORI CONNECTIONISME
1. Konsep Dasar Teori Connectionisme
Teori connectionisme merupakan salah satu teori dari aliran behaviorisme.
Teori ini dikembangkan oleh seorang psikolog Amerika Serikat, Edward L. Thorndike. Dalam teori ini, belajar adalah peristiwa terbentuknya asosiasi asosiasi (koneksi-koneksi) antara peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Respon yaitu reaksi yang dimunculkan siswa ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau tindakan.
Teori connectionisme didasarkan pada percobaan kucing lapar yang
dimasukkan ke dalam sangkar yang ditutup dan dapat dibuka otomatis. Di luar sangkar diberikan stimulus berupa makanan. Karena respon alami kucing yang lapar ingin makan, makan ia bergerak menuju makanan dengan menunjukan berbagai perilaku baik berjalan, menyakar, meloncat. Secara kebetulan pintu terbuka saat menginjak tombol. Sekali kucing tersebut menemukan jalan untuk menuju makanan tersebut, maka pada percobaan selanjutnya dia akan melalui jalan yang langsung menuju makanan. Kucing juga cenderung untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak mempunyai hasil dalam proses menemukan. Dari hal ini,teori ini sering juga disebut “trial and error” dalam rangka menilai respon yang terdapat bagi stimulus tertentu, jadi belajar mempunyai ciri-ciri; yaitu 1. Ada motif pendorong aktivitas 2. Ada berbagai respon terhadap situasi 3. Ada eliminasi respon-respon yang gagal atau salah 4. Menghindari yang gagal Berdasarkan hal tersebut, maka prinsip-prinsip dalam belajar memuat; 1. Hukum kesiapan ( law of readines). Dalam belajar seseorang harus dalam keadaan siap dalam artian seseorang yang belajar harus dalam keadaan yang baik dan siap, jadi seseorang yang hendak belajar agar dalam belajarnya menuai keberhasilan maka seseorang dituntut untuk memiliki kesiapan, baik fisik dan psikis. Contohnya: Ketika.mau ujian diberi tahu ada mau ulangan atau tidak diberi tahu maka akan ada persiapan yang berbeda 2. Hukum latihan(law of exercise). Prinsip ini menunjukkan bahwa prinsip utama belajar adalah pengulangan. Adapun latihan atau pengulangan prilaku yang cocok yang telah ditemukan dalam belajar, maka ini merupakan bentuk peningkatan existensi dari perilaku agar tindakan tersebut semakin kuat. Contoh : Sering ulangan akan memberi hasil belajar memuaskan. 3. Hukum akibat (low of effect) Tindakan yang melahirkan kesenangan dan kecocokan maka hal ini pasti akan di pegang dan dilakuakn sewaktu-waktu ia di hadapakan dengan situasi yang sama. Tingkah laku yang tidak melahirkan kepuasaan dalam menghadapi situasi sama maka respon yang seperti ini aka ditinggalkan. Belajar dan yang mencotontek mendapat nilai 100. Maka dari itu yang mencontek tidak akan belajar karena puas dengan nilainya. Sedangkan teman yang belajar kemudian mencontek ketahuan dan diberi hukuman maka dia tidak akan melakukan lagi. Otomatis yang mencontek tidak akan mencontek lagi.
2. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Connectionisme
Kelebihan Teori Koneksionisme adalah adanya pengulangan dalam memecahkan suatu permasalahan, anak didik akan memiliki sebuah pengalaman yang berharga melalui trial and error . Selain itu dengan adanya sistem pemberian feedback atau hadiah atau tercapainya tujuan, akan membuat anak didik menjadi lebih memiliki kemauan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.. Belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa anak menuju atau mencapai target tertentu.
Kekurangan Teori Koneksionisme adalah Terbatas situasi belajar yang kompleks,
sebab banyak hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan antara stimulus dan respo. Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang an hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya. Di sisi lain, teori memandang manusia sebagai mekanismus dan otomatisme belaka disamakan dengan hewan. Meskipun banyak tingkah laku manusia yang otomatis, tetapi tidak selalu bahwa tingkah laku manusia itu dapat dipengaruhi secara trial and error. Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon. Sehingga yang dipentingkan dalam belajar ialah memperkuat asosiasi tersebut dengan latihan – latihan, atau ulangan – ulangan yang terus – menerus
3. PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN
Teori belajar koneksionisme sangat berpengaruh penting dalam kualitas pendidikan. Guru mencoba menemukan dan mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif sebagai seorang pendidik. guru menerapkan tindakan kelas untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Guru akan menerapkan berbagai pendekatan, model, metode dalam pembelajaran melalui trial and error untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam pembelajaran, teori belajar koneksionisme banyak di gunakan dalam mata pelajaran yang membutuhkan latihan pengulangan seperti pada mata pelajaran pendidikan jasmani untuk mengolah k, matematika atau saat membantu anak membaca. Pada mata pelajaran tersebut, dibutuhkan prinsip mencoba-coba dan pengulangan secara terus menerus untuk dapat mengolah keterampilan dengan baik.. Untuk itu dalam pembelajaran harus memperhatikan hal-hal berikut: 1. Sebelum memulai proses belajar mengajar, pendidik harus memastikan siswanya siap mengikuti pembelajaran tersebut, setidaknya ada aktivitas yang dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. 2. pembelajaran yang diberikan sebaiknya berupa pembelajaran yang kontinu, hal ini dimaksudkan agar materi lampau dapat tetap diingat oleh siswa 3. Pengulangan terhadap penyampaian materi dan latihan, dapat membantu siswa mengingat materi terkait lebih lama. Hal ini sesuai dengan Teorema konektivitas yang menyatakan bahwa konsep tertentu harus dikaitkan dengan konsep- konsep lain yang relevan. 4. Siswa yang telah belajar dengan baik harus segera diberi hadiah, dan yang belum baik harus segera diperbaiki, dalam belajar. TEORI MEDAN (Cognitive-Field)
1. Konsep Dasar Teori medan
Teori Medan merupakan teori yang tergolong dalam kelompok bidang Cognitive-Gestalt-Field. Teori ini dikembangkan oleh seorang psikolog Kurt Lewin. Teori medan menekankan keutuhan dan kesatuan dalam proses kognitif seperti Gestald. Dalam pengembanganya, teori ini mempertimbangkan psikologi kepribadian dan sosial.. Teori medan masing-masing individu berada di dalam suatu medan kekuatan yang bersifat psikologis. Medan dimana individu bereaksi disebut life space. Life space mencakup perwujudan lingkungan di mana individu bereaksi,misalnya; orang orang yang dijumpainya, objek material yang ia hadapiserta fungsi kejiwaan yang ia miliki. Teori ini menganggap bahwa setiap individu ada lingkungan psikologi yang berada di area medan psikologi. Perilaku belajar adalah hasil hubungan antar kekuatan, , seperti: tujuan, kebutuhan, tekanan psikologis dan eksternal pada individu, seperti: tantangan dan permasalahan. Jadi menurut Lewin, belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif. Belajar dianggap merupakan fenomena kognisi yang penekanannya lebih tertuju pada proses mental dan bukan sekedar pengalaman empiris. Perubahan sruktu rkognitif itu adalah hasil dari dua macam kekuatan, satu dari stuktur medankognisi itu sendiri, yang lainya dari kebutuhan motivasi internal individu.
Berdasarkan hal tersebut, maka prinsip-prinsip dalam belajar memuat:
1. Belajar adalah perubahan kontruksi pengetahuan (kognitif) Peserta didik yang belajar pasti akan bertambah kognitifnya. Berarti peserta didik tahu lebih banyak pengetahuan daripada sebelum belajar. Peserta didik menghadapi masalah maka peserta didik itu dikatakan belajar. Dalam mengatasi masalah tersebut peserta didik harus melakukan perubahan struktur kognitifnya yang sudah ada. Dengan kata lain belajar adalah usaha mengontruksi Kembali atau mereorganisasi dari suatu masalah. 2. Peran hadiah dan hukuman Hukuman dan hadiah merupakan alat motivasi yang berguna, tetapi memerlukan pengawasan dalam penggunaannya. Bagi peserta didik hadiah merupakan hal umum yang diinginkan karena memiliki nilai yang baik. Tetapi terkadang masih ada sebagian peserta didik yang cenderung berbuat curang seperti: mencontek untuk memeperoleh nilai yang baik. Maka dari itu perlu adanya pengawasan untuk menghindari hal tersebut. 3. Masalah keberhasilan dan Kegagalan Peserta didik yang pernah berpengalaman sukses tentu akan merasa bangga, senang, puas dan bergairah. Pengalaman keberhasilan dan kegagalan seseorang itu bersifat individual. Pengalaman yang sama seorang individu sebagai keberhasilan mungkin menjadi pengalaman kegagalan bagi individu yang lain. 4. Tingkat Harapan Pengalaman keberhasilan dan kegagalan individu berhubungan dengan tingkat harapan. Oleh karena itu individu dikatakan berhasil dan gagal sangat bergantung pada tingkat harapannya. 5. Ulangan belajar yang pertama kali adalah memperoleh pencerahan (insight), sedangkan ulangan mempunyai kedudukan kedua. Pemberian ualangan yang terlalu banyak akan menimbulkan kejenuhan psikologis bagi peserta didik.
2. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Medan
Kelebihan Teori Belajar Medan : Teori medan dapat menganalisa tingkah laku dimulai dengan keseluruhan dari komponen-komponen tingkah laku yang terpisah dan berbeda. Teori belajar medan memberikan perhatian terhadap faktor lingkungan dalam proses belajar Teori belajar medan menjelaskan bahwa belajar dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di lingkungan sekitar. Kekurangan Teori Belajar Medan adalah teori medan tidak mengelaborasi pengaruh lingkungan luar atau lingkunganobyektif, memangil. Lewin kurang memperhatikan sejarah individu pada masa lalu sebagai penentu tingkah laku. Teori ini juga terlalu bersibukdiri dengan aspek-aspek yang mendalam dari kepribadian sehinggamengabaikan tingkah laku motoris yang nampak dari luar
3. Aplikasi Belajar dalam Teori Medan
Teori belajar medan juag sangat berpengaruh penting dalam kualitas pendidikan. Guru harus dapat memfasilitasi dan mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif untuk dapat memberikan tantangan dalam siswa belajar. Guru dapat menggunakan pendekatan yang dapat membangun pengetahuan peserta didik sendiri untuk mendapatkan pembahan menyeluruh, misalnya pembelajaran problem based learning, projecy based learning,dll. Untuk itu dalam pembelajaran harus memperhatikan hal-hal berikut:
a) Perlu adanya medan lingkungan yang mendukungterciptanya suasana psikologis
yang mendukung proses belajar. Jikamenjauh dari medan maka motivasi untuk belajarpun akan berkurang. b) Perlu adanya motivasi yang dikembangkan dengan reward dalam belajar. Yang dikembangkan bukan rewardnya tetapi motivasi darireward tersebut, yang secara esensial dapat berpengaruh terhadap proses belajar. c) Dalam belajar diperlukan keterlibatan kesadaran. Belajar akan bermakna apabila dalam prosesnya peserta belajar. Agar segala sesuatu yang pernah dialami di masa lalu bisa memengaruhi perilaku saat ini,seseorang harus lebih dahulu menyadarinya.d. d) Sebaik baiknya proses belajar adalah belajar yang dilakukan selaindengan kesadarn juga perlu diset dalam suasana kerjasama dalamkelompok, yang diupayakan semua anggota kelompok terlibat didalamnya.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita