Teori Behaviorisme
Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan
tersebut merupakan dampak dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Dapat diartikan bahwa belajar merupakan bentuk perubahan tingkah laku pada
siswa dari interaksi terhadap stimulus. Seseorang dikatakan sudah belajar jika
terdapat perubahan pada perilakunya.
Teori Kognitif
Teori kognitif memfokuskan perubahan proses mental dan struktur yang terjadi
sebagai hasil dari upaya untuk memahami sekitar. Teori kognitif dugunakan
untuk proses pembelajaran yang sederhana seperti mengingat nomor telepon
dan lainnya. Kemudian, teori kognitif memiliki empat pronsip dasar : (1) Siswa
aktif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang diberikan, (2)
Pengembangan pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka
pelajari, (3) belajar membangun pengalaman (4) belajar merupakan perubahan
struktur mental seseorang.
Koneksionisme
Teori koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1878- 1949)
dan dikenal dengan teori stimulus – respon. Menurutnya, dasar belajar
merupakan asosiasi dari stimulus dan respon. Stimulus akan memberikan pesan
pada panca indera lalu memberikan respon dengan perilaku. Asosiasi seperti hal
tersebut disebut koneksi. Prinsip itulah yang disebut koneksionisme.
Teori Gestalt
Gestalt merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui penataan
komponen sensasi yang memiliki hubungan atau pola menjadi kesatuan.
Disimpulkan bahwa, seseorang cenderung melihat sesuatu di sekitarnya sebagai
kesatuan yang utuh. Teori Gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa
terbentuk. Misalnya, ketika kita sedang melihat awan dan melihat suatu bentuk
yang mirip suatu objek.
1. Teori Behaviorisme
Dalam teori behaviorisme (perilaku), yang menjadi pembelajaran adalah
perubahan tingkah laku yang merupakan dampak dari interaksi antara
stimulus dan respon. Seseorang dapat dikatakan telah belajar jika terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut.
2. Teori Manajemen Operasional
Dalam teori manajemen operasional disebutkan bahwa tingkah laku
seseorang dikontrol oleh konsekuensi yang mungkin terjadi, baik itu
dukungan positif dan negatif maupun hukuman positif dan negatif.
4. Teori Kognitif
Teori kognitif (kesadaran) fokus terhadap perubahan proses dan struktur
mental yang terjadi sebagai hasil usaha untuk memahami lingkungan
sekitarnya.
5. Teori Koneksionisme
Teori koneksionisme (asosiasi) dikembangkan oleh Edward L. Thorndike
(1878-1949) yang dikenal dengan teori respon stimulus. Dalam teori ini
disebutkan bahwa stimulus akan mengirimkan pesan mengenai panca
indera dan merespons perilaku.
6. Teori Gestalt
Di dalam teori Gestalt dijelaskan bahwa proses kognitif terjadi melalui
pengaturan pesan atau pola yang saling terkait dengan komponen
sehingga menjadi satu kesatuan. Menurut teori ini, umumnya orang
cenderung melihat hal-hal di sekitarnya secara menyeluruh.
D.Kesimpulan
1. Psikologi pendidikan ialah disiplin psikologi yang menghubungkan dengan
masalah-masalah kependidikan.
2. Psikologi pendidikan mencakup semua hal yang bersifat kependidikan
terutama dalam hal belajar, mengajar, dan proses belajar-mengajar.
3. Manfaat psikologi pendidikan ialah untuk membantu para guru dalam
memahami proses dan masalah kependidikan serta mengatasi masalah tersebut
dengan metode saintifik psikologi.
4. Prinsip, konsep, dan metode psikologi pendidikan merupakan landasan
berfikir dan bertindak bagi guru dalam mengelola proses belajar-mengajar yang
selaras dengan keadaan dan kebutuhan siswa.
5. Guru seyogyanya memahami proses perkembangan dalam hubungannya
dengan belajar, mengajar, dan proses belajar-mengajar, cara belajar siswa, cara
menghubunkan mengajar dengan belajar, cara mengambil keputusan untuk
mengelola proses belajar-mengajar.