Anda di halaman 1dari 6

Teori Belajar dalam Psikologi Pendidikan

Terdapat beberapa terori – teori psikologi pendidikan yang menjadi konsep


dasar pelaksanaan psikologi dalam dunia pendidikan.

 Teori Behaviorisme
Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan
tersebut merupakan dampak  dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Dapat diartikan bahwa belajar merupakan bentuk perubahan tingkah laku pada
siswa dari interaksi terhadap stimulus. Seseorang dikatakan sudah belajar jika
terdapat perubahan pada perilakunya.

Kemudian, dalam teori ini, konsep yang diutamakan adalah input atau stimulus


yang diberikan seperti guru mengajarkan pada siswa cara membaca.
Kemudian output yang merupakan hasil atau respon akibat dari stimulus, seperti
siswa menjadi bisa membaca walaupun masih terbata- bata. Hal tersebutlah
yang dikatakan belajar. Namun apabila pada outputnya siswa masih belum bisa
membaca, maka proses tersebut belum dikatakan sebagai kegiatan belajar
karena tidak ada hasil dari stimulus yang diberikan.

 Operant conditioning Theory


Operant conditioning adalah tipe pembelajaran dimana perilaku dikontrol oleh
konsekuensi yang bisa diperoleh. Kunci dari operant conditioning ini adalah
dukungan positif dan negatif, hukuman positif dan negatif. Dukungan positif
adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan pada suatu perilaku.
Contohnya : guru yang memberikan pujian pada siswanya karena telah
menjawab dengan benar. Dukungan negatif adalah membuang sesuatu yang
tidak menyenangkan sebagai sikap yang bisa diterima. Contohnya : Di luar
sangat bising, sehingga menyalakan TV dengan keras membuat lebih nyaman
dan mengurangi suara bising yang tidak menyenangkan.
Kemudian, hukuman positif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak
menyenangkan. Contohnya : Ketika ada seorang anak yang nakal di kelas, dia
menerima hukuman berdiri di depan kelas. Hukuman negatif digunakan untuk
mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan dengan mengambil sesuatu
yang menyenangkan. Contoh : Kevin merusak boneka adiknya, sehingga dia
tidak diperbolehkan main di luar dengan temannya (Saul, 2015).

 Classical conditioning Theory


Classical conditioning merupakan teori dengan melibatkan pembelajaran pada
perilaku baru melalui suatu proses yang berkesinambungan. Terdapat tiga
tahapan pada teori ini dengan pemberian stimulus baru pada masing masing
tahapan.
1. Tahap 1 – Before Conditioning: pada tahap ini stimulus dari lingkungan
yang mengeluarkan respon yang belum dipelajari dan terdapat respon yang
tidak pernah terfikirkan. Contoh : Parfum dapat menimbulkan respon
kebahagiaan.
2. Tahap 2 – During Conditioning: Stimulus dari lingkungan tidak
berespon berhubungan dengan stimulus yang sudah diketahui. Contoh : parfum
mungkin berkaitan dengan seseorang.
3. Tahap 3 After Conditioning: terbentuknya respon yang baru. Contoh :
Seseorang yang sebelumnya berkaitan dengan parfum yang harum menjadi
sangat memikat (Mcleod, 2008).

 Teori Kognitif
Teori kognitif memfokuskan perubahan proses mental dan struktur yang terjadi
sebagai hasil dari upaya untuk memahami sekitar. Teori kognitif dugunakan
untuk proses pembelajaran yang sederhana seperti mengingat nomor telepon
dan lainnya. Kemudian, teori kognitif memiliki empat pronsip dasar : (1) Siswa
aktif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang diberikan, (2)
Pengembangan pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka
pelajari, (3) belajar membangun pengalaman (4) belajar merupakan perubahan
struktur mental seseorang.

 Koneksionisme
Teori koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1878- 1949)
dan dikenal dengan teori stimulus – respon. Menurutnya, dasar belajar
merupakan asosiasi dari stimulus dan respon. Stimulus akan memberikan pesan
pada panca indera lalu memberikan respon dengan perilaku. Asosiasi seperti hal
tersebut disebut koneksi. Prinsip itulah yang disebut koneksionisme.

 Teori Gestalt
Gestalt merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui penataan
komponen sensasi yang memiliki hubungan atau pola menjadi kesatuan.
Disimpulkan bahwa, seseorang cenderung melihat sesuatu di sekitarnya sebagai
kesatuan yang utuh. Teori Gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa
terbentuk. Misalnya, ketika kita sedang melihat awan dan melihat suatu bentuk
yang mirip suatu objek.

Teori Psikologi Pendidikan


Psikologi di bidang pendidikan memiliki beberapa dasar teori yang menjadi
landasan dan konsep dasar pelaksanaannya, diantaranya adalah:

1. Teori Behaviorisme
Dalam teori behaviorisme (perilaku), yang menjadi pembelajaran adalah
perubahan tingkah laku yang merupakan dampak dari interaksi antara
stimulus dan respon. Seseorang dapat dikatakan telah belajar jika terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut.
2. Teori Manajemen Operasional
Dalam teori manajemen operasional disebutkan bahwa tingkah laku
seseorang dikontrol oleh konsekuensi yang mungkin terjadi, baik itu
dukungan positif dan negatif maupun hukuman positif dan negatif.

Dukungan positif adalah sesuatu yang menyenangkan pada suatu tingkah


laku, dan dukungan negatif adalah menghapus hal yang tidak
menyenangkan sebagai sikap yang dapat diterima. Sedangkan hukuman
positif adalah hukuman untuk mengurangi perilaku tidak menyenangkan,
dan hukuman negatif adalah hukuman untuk mengurangi perilaku tidak
menyenangkan dengan mengambil sesuatu yang menyenangkan.
3. Teori Harmonik Klasik
Teori ini melibatkan pembelajaran perilaku baru melalui proses yang terus
menerus. Dalam teori harmonik klasik terdapat tiga tahap, yaitu;

 Tahap 1, Sebelum Kondisi; rangsangan dari lingkungan menghasilkan


respon yang belum dipelajari dan terdapat respon yang belum
pernah terpikirkan.
 Tahap 2, Selama Penyesuaian; rangsangan dari lingkungan tidak
menghasilkan respon terhadap rangsangan yang sudah diketahui.
 Tahap 3, Setelah Remediasi; proses terbentuknya respon baru.

4. Teori Kognitif
Teori kognitif (kesadaran) fokus terhadap perubahan proses dan struktur
mental yang terjadi sebagai hasil usaha untuk memahami lingkungan
sekitarnya.

5. Teori Koneksionisme
Teori koneksionisme (asosiasi) dikembangkan oleh Edward L. Thorndike
(1878-1949) yang dikenal dengan teori respon stimulus. Dalam teori ini
disebutkan bahwa stimulus akan mengirimkan pesan mengenai panca
indera dan merespons perilaku.

6. Teori Gestalt
Di dalam teori Gestalt dijelaskan bahwa proses kognitif terjadi melalui
pengaturan pesan atau pola yang saling terkait dengan komponen
sehingga menjadi satu kesatuan. Menurut teori ini, umumnya orang
cenderung melihat hal-hal di sekitarnya secara menyeluruh.

C. Implementasi Psikologi Pendidikan


Implementasi Psikologi Pendidikan dalam pembelajaran adalah yang
menyangkut dengan aspek-aspek perilaku dalam ruang lingkup belajar
mengajar. Secara psikologis, manusia adalah mahluk individual namun juga
sebagai makhluk sosial dengan kata lain manusia itu sebagai makhluk yang
unik. Maka dari itu kajian psikologi pendidikan dalam Kurikulum seharusnya
memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu baik ditinjau dari
segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaan serta
karakteristik-karakteristik individu lainnya.
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan-
pertimbangan psikologisnya dapat:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru
akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang
dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha
mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan
mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.

b. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.


Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru
dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan
mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis
belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami
siswanya.

c. Memberikan bimbingan dan konseling.


Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga
diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi
pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis
secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh
kehangatan dan keakraban.

d. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.


Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi
yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan
memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk
melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman
psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan
untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar
siswanya.

e. Menciptakan iklim belajar yang kondusif


Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang
kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai
memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif
di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan
menyenangkan.

f. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.


Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk
terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan
menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.

g. Menilai hasil pembelajaran yang adil.


Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru
dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik
dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun
menentukan hasil-hasil penilaian.

Intinya bahwa pengaplikasian psikologi pendidikan terhadap teknologi


pendidikan sangat erat karena dalam membuat strategi belajar dan untuk
mengetahui tehnik belajar yang baik maka terlabih dahulu kita harus mengerti
ilmu jiwa, dalam hal ini adalah psikologi pendidikan.

D.Kesimpulan
1. Psikologi pendidikan ialah disiplin psikologi yang menghubungkan dengan
masalah-masalah kependidikan.
2. Psikologi pendidikan mencakup semua hal yang bersifat kependidikan
terutama dalam hal belajar, mengajar, dan proses belajar-mengajar.
3. Manfaat psikologi pendidikan ialah untuk membantu para guru dalam
memahami proses dan masalah kependidikan serta mengatasi masalah tersebut
dengan metode saintifik psikologi.
4. Prinsip, konsep, dan metode psikologi pendidikan merupakan landasan
berfikir dan bertindak bagi guru dalam mengelola proses belajar-mengajar yang
selaras dengan keadaan dan kebutuhan siswa.
5. Guru seyogyanya memahami proses perkembangan dalam hubungannya
dengan belajar, mengajar, dan proses belajar-mengajar, cara belajar siswa, cara
menghubunkan mengajar dengan belajar, cara mengambil keputusan untuk
mengelola proses belajar-mengajar.

Anda mungkin juga menyukai