Kelompok 1
1. Rizqi Agustina Setyaningrum (2017402104)
2. Dea Syarifa Ulil Amalia (224110404009)
3. Fina Arta Fitriana (224110404020)
4. Hanan Amar Musanif (224110404022)
5. Septibinar Mahara Azani (224110404040)
6. Syifa Salsabilla (224110404042)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil
belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang
yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang membuthkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti : Kecepatan, spontanitas,
kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik,
menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok
diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa,
suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung seperti diberi permen atau puji.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah sebagai berikut :
➢ Apa pengertian Dari Teori Belajar Behaviorisme?
➢ Bagaimana pemikiran tokoh-tokoh terhadap teori belajar Behaviorisme?
➢ Bagaimana apklikasi teori behaviorisme terhadap pembelajaran siswa?
➢ Apa tujuan pembelajaran Behaviorisme?
➢ Apa prinsip-prinsip teori pembelajaran Behaviorisme?
➢ Apa kelebihan dan kekurangan dalam teori pembelajaran Behaviorisme?
➢ Bagaiman analisis dari teori behavirisme ?
2
C. TUJUAN
➢ Untuk mengetahui pengertian dari teori belajar behaviorisme
➢ Untuk mengetahui dan menjelaskan dari pemikiran berbagai tokoh-tokoh
terhadap teori belajar Behaviorisme
➢ Untuk mengetahui dan menjelaskan apklikasi teori behaviorisme terhadap
pembelajaran siswa
➢ Untuk menjelaskan tujuan pembelajaran Behaviorisme?
➢ Untuk mengetahui dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan dalam teori
pembelajaran Behaviorisme
➢ Untuk mengetahui dan menjelaskan dari analisis dari teori behavirisme
3
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI PEMBELAJARAN BEHAVIORISME
4
belajarnya, maka penambahan tugas tersebut merupakan penguatan positif dalam belajar,
begitu juga sebaliknya.
Prinsip-prinsip behaviorisme adalah :
1. Objek psikologi adalah tingkah laku
2. Semua bentuk tingkah laku dikemalikan kepada reflek
3. Mementingkan terbentuknya kebiasaan.[3]
Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimuus dan respon ini
mengikuti hukum-hukum berikut
5
1. Hukum kesiapan (Law of readiness)
Yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku,maka
pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasaan individu sehingga
asosiasi cenderung di perkuat.
2. Hukum Latihan (law of exercise)
Yaitu semakin sering suatu tingkah laku di ulang/di latih(digunakan) ,maka asosiasi
tersebut akan semakin kuat.
3. Hukum akibat (law of effect)
Yaitu hubungan stimulus respon cenderung di perkuat bila akibatnya menyenangkan
dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan
6
b. Burhus Fredederic Skinner (1904-1990)
7
3. Hukuman mendorong si terhukum mencari cara lain (meskipun salah dan buruk)
agar ia terbebas dari hukuman
4. Hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala
lebih buruk dari pada kesalahan pertama yang diperbuatnya. Skinner lebih percaya dengan
apa yang disebut penguatan baik negatif maupun positif.[6]
Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain :
1. Hasil belajar harus segera di beritahukan kepada siswa,jika salah dibetulkan,jika benar
diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar
3. Materi pelajaran digunakan sistem modul
4. Dalam proses pembelajaran ,lebih di pentingkan aktivitas sendiri
5. Dalam proses pembelajaran,tidak digunakan hukuman. Untuk ini,lingkungan perlu diubah
,untuk menghindari adanya hukuman.
6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik,diberi hadian,dan sebaiknya hadian diberikan
dengan jadwal variable rasio reinforcer
7. Dalam pembelajaran,digunakan shaping.
C. David Ausubel
Lahir pada 25 Oktober 1918 di Brooklyn New York.Belajar menurut Ausubel adalah
proses internal yang tidak dapat diamatisecara langsung. Perubahan terjadi dalam
kemampuan seseorang untuk bertingkahlaku dan berbuat dalam situasi tertentu, perubahan
dalam tingkah laku hanyalahsuatu reflek dari perubahan internal (berbeda dengan aliran
behaviorisme, alirankognitif mempelajari aspek-aspek yang tidak dapat diamati secara
langsungseperti, pengetahuan, arti, perasaan, keinginan, kreativitas, harapan dan pikiran).
8
Kedua pandangan tersebut sangat mirip yakni sebuah konstruksipengetahuan baru
yang sesungguhnya bergantung pada sistem pembelajaran yangbermakna. Hanya saja
discovery learning Burner menonjolkan corak berpikirinduktif sedangkan reception learning
Ausubel menonjolkan corak berpikirdeduktif. Sebagai konsekuensinya, Ausubel
mencanangkan mengajar yangdisebutkan “mengajar dengan menguraikan” (expository
teaching).Psikologi pendidikan yang diterapkan oleh Ausubel adalah bekerja untuk mencari
hukum belajar yang bermakna.
D. Robert Gagne
Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan Amerika yang terkenal dengan
penemuannya berupa Conditions of Learning. Ia lahir pada 21 Agustus 1918.
Teori Gagne banyak dipakai untuk mendesain software instruksional (program – program
berupa drill, tutorial atau simulasi). Kontribusi terbesar dari teori instruksional Gagne adalah
“9 kondisi Instruksional” yaitu :
1. Mendapatkan perhatian
2. Menginformasikan siswa mengenai tujuan yang akan dicapai
3. Stimulasi kemampuan dasar siswa untuk persiapan belajar
4. Penyajian materi baru
5. Menyediakan pembimbingan
6. Memunculkan tindakan
7. Siap memberikan umpan balik langsung terhadap hasil yang baik
8. Menilai hasil belajar yang ditunjukkan
9. Meningkatkan proses penyimpanan memori dan mengingat
Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam
pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan
kondisikondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang
diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu
dalam proses pembelajaran. Hal ini memunculkan pemikiran Gagne bahwa pembelajaran harus
dikondisikan untuk memunculkan respons yang diharapkan.
9
Gagne mencatat ada delapan tipe belajar :
Ivan Petrovich Pavlov lahir tanggal 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat
ayahnya Peter Dmitrievich Palvov. Ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke seminari.
Palvov lulus sebagai sarjana kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia
menjadi direktur departemen fisiologi dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan.
Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika.
Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dapat diketahui bahwa daging
yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus yang
dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang
dikondisikan.
Apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam kehidupan sehari-hari
ada situasi yang sama pada anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es creem Walls yang
berkeliling dari rumah kerumah. Awalnya mingkin suara itu asing, tetapi setelah si penjual es
creem sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata
individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat
untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari
bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
10
F. Albert Bandura
Bandura lahir tanggal 4 Desember 1925 di Mundare Alberta. Ia seorang psikolog yang
terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri. Teori belajar sosial
bandura menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan reaksi
emosi orang lain.
Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.
Secara umum langkah-langkah pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik yang
dikemukakan oleh Sociati dan Prasetya Irawan (2001) dapat digunakan dalam merancang
pembelajaran, langkah-langkah pembelajara tersebut antara lain :
1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi
pengetahuan awal siswa
3. Menentukan materi pembelajaran
4. Memecah materi pembelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokok bahasan sub
pokok bahasan, topik dsb
5. Menyajikan materi pembelajaran
6. Memberikan stimulus, dapat berupa, pertanyaan baik lisan maupu tertulis, tes atau kuis,
latihan atau tugas-tugas
7. Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan siswa
8. Memberikan penguatan atau reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun
penguatan negatif), ataupun hukuman
9. Memberikan stimulus baru
10. Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman
11. Evaluasi belajar
Demikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai objek pasif yang selalu
membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu, para pendidik
mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu
dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para pebelajar. Begitu juga dalam proses
12
evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga
hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi.
Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran
lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam
penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan
keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi
hadiah. Demikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar.
Pebelajar atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga
kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pebelajar.
13
E. Prinsip-prinsip teori Pembelajaran Behavioristik
4.
Sesuai dengan teori ini, guru dapat menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah
siap sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh
guru. Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi intruksi singkat yang diikuti
contohcontoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara
hirarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.
Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian
suatu ketrampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan.
a. Kelebihan :
14
2) Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang
menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan,
spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
3) Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika
menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan
4) Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi
peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus dibiasakan , suka meniru dan senang
dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
b. Kekurangan :
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan masalah yang kita bahas, dapat diambil kesimpulan:
1. Teori behavioristik merupakan teori belajar yang lebih menekankan pada perubahan
tingkah laku serta sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
2. Teori behaviristik terdiri dari dari 4 landasan: koneksionisme, pengkondisian,
penguatan, dan Operant conditioning.
3. Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah
belajar apabila ia bisa menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
4. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia. .
5. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas mimetic, yang menuntut pembelajar
16
untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk
laporan, kuis, atau tes.
6. Tokoh-Tokoh dan Pemikirannya terhadap Teori Belajar Behavioristik. :
B. Saran
Kita sebagai calon guru harusnya mampu mendidik para peserta didik kita dengan baik, dengan
metode serta teori yang tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Oleh
karena itu pelajarilah teori-teori pembelajaran yang ada agar kita mampu menemukan
kecocokan dalam metode mengajar yang tepat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Asdi Mahasatya, 2004
B. Uno, Hamzah, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara,
2006
Bambang warsita, Teknologi pembelajaran, Rineka cipta, 2008.
Budiningsih, C., Asri , Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005
Kamalfachri, “Teori Behavioristik”, dalam Websitefile:///H:/Teori behavioristik dan
Permaslahan/Kamalfachri. Weblog.htm, data diakses pada tanggal 2 Juni 2011.
Gage, N.L., & Berliner, D. Educational Psychology, 1979.
Hall S. Calvin & Lindzey, Gardner, Psikology kebribadian 3, Teori-Teori sifat dan
behavioristik(diterjemahkan dari bukuTheories of personality, New york, Santa barbara
Toronto, 1978) , yogyakarta: Kanisius, 1993.
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta : Pranada Media Group, 2009
Skinner, The Behavior of Organism, 1989.
Slavin, Belajar dan Pembelajaran, 2000.
17
Sukardjo, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2009
Yamin, Martinis, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta : Gaung Persada Press, 2011
Kamalfachri, “Teori Behavioristik”, dalam Websitefile:///H:/Teori behavioristik dan
Permaslahan/Kamalfachri. Weblog.htm, data diakses pada tanggal 2 Juni 2011.
Diposkan oleh Ismail M.Pd.I di 00.49
18