TEORI-TEORI BELAJAR
Dosen Pengempu :
Disusun oleh :
Subagus Putra Pratama
Dwi Melyyanah Putri
UNIVERSITAS BOROBUDUR
JAKARTA
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar Didalam masa perkembangan
psikologi pendidikan ini muncullah secara beruntun berupa aliran psikologi pendidikan,
humanistis. Ketiga aliran psikologi pendidikan tersebut tumbuh dan berkembang secara
beruntun, dari periode ke peride berikutnya. Dalam setiap periode perkembangan aliran
Uraian tentang teori-teori di atas perlu kita pahami dalam praktik pembelajaran.
Maka dari itu kami menyusun makalah dengan judul Teori-Teori Psikologi Belajar.
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
TEORI-TEORI BELAJAR
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan
kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat,minat dan perasaan
sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Dalam konsep
sangat menekankan perilakau atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori-teori dalam
rumpun ini sangat bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri
dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi didalam pikiran
karena tidak dapat dilihat. Skinner beranggapan bahwa perilaku manusia yang dapat
(Semiawan, 2002:3). Menurut aliran psikologi ini proses belajar lebih dianggap sebagai
suatu proses yang bersifat mekanistik dan otomatik tanpa membicarakan apa yang
juga melihat bahwa belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku. Ciri yang paling
mendasar dari aliran ini adalah bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi adalah
berdasarkan paradigma S-R (Stimulus Respon), yaitu suatu proses yang memberikan
Proses S-R ini terdiri dari dari beberapa unsur dorongan (drive). Pertama
seseorang merasakan adanya kebutuhan akan sesuatu dan terdorong untuk memenuhi
mana seseeorang akan memberikan reaksi atau respons terhadap stimulus yang
diterimanya dengan melakukan suatu tindakan yang dapat diamati. Keempat, unsur
penguatan atau reinforcement, yang perlu diberikan kepada seseorang agar ia
Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa
dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah belajar apabila. ia'telah dapat
menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Menurut teori ini yang terpenting adalah
masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa
yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Mengajar
menurut pandangan ini yaitu memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar bukan
menggali makna. Peserta didik diharapkan memiliki pemahaman yang sama dengan
Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang
dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara
Stimulus- Respons:
Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan
diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika
Jika dua macam stimulus dihadirkan secacra simultan (yang salah satunya
meningkat.
menurun.
c. Teori Belajar Menurut B.F. Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya
diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka
operant adalah sejumlah perilaku yangmembawa efek yang sama terhadap lingkungan.
Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan
oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah
tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical
conditioning.
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah
sebuah teori belajar yang elatif masig baru dibandingkan dengan teori-teori
(S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interkasi
antara lingkungan dengan skema kognitif individu sendiri. Prinsip dasar belajar
menurut teori ini, bahwa yang dipejari individu terutama dalam belajar sosial dan
dan orinsip kebaruan, Guthire dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory
(The Fatigue Method) dan metode rangsangan tak serasi (The Incompatible
1. Sensor motoric
2. Pra opersiional
3. Operasional konkret
4. Opersional formal
Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekontruksi pengetahuan individu yaitu
kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan
eksperimemn dengan dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interkasi dengan teman
sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan
rangsangan kepada peserta didik agar mau beriteraksi dengan lingkungan secara aktif,
1. Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena
itu guru mengajar dengan menggunakan bahsa yang sesuai dengan cara
berpikir anak
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinterkasi dengan
lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor
Kondisi internal yaitu keadaan dalam dalam diiri individu yang diperlakukan untuk
mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan
1. Motivasi
2. Pemahaman
3. Pemerolehan
4. Penyimpanan
5. Ingatan Kembali
6. Generalisasi
7. Perlakuan dan
8. Umpan balik
"bentuk atau konfigurasi". Pokok pandangan Gestalt adalahbahwa obyek atau peristiwa
Koffka dan Kohler (dalamNana 2008:76), ada 6 prinsip organisasi yang terpenting yaitu:
1. Hubunganbentukdan latar(figure and groundrelationship); yaitu menganggap
bahwa setiap bidangpengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan
dan figure.
yang berada dalam arah yang samacenderung akan dipersepsi sebagi suatu
keteraturan;dan
mempelajariperilakuialahmembedakanantaralingkungangeografisdenganling
suatu proses yang dinamis dan bukansebagai suatu reaksi yang statis.
Aplikasi
unsur yang terkait akan menunjang pembentukan dan dalam dalam proses
pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif
sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan
berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya.
Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas
4. Prinsip ruang hidup (life space): bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan
dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan
Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk
fisik, mental, serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, dmikian
sebagiannya
Dari uraian di atas dapat diketahui belajar adalah kegiatan manusia yang
sangat penting dan haus dilakukan selama hiidup, karena melalui belajar dapat
yang didambakan. Karena itu, tidak boleh lalai, jangan malas dabmembuang