DISUSUN OLEH
NIM. 13702251048
lindaluthfi@gmail.com
PTK VOKASI B
PROGRAM PASCASARJANA
2014
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
A. KONSEP BEHAVIORISME
Teori behaviorisme adalah suatu teori belajar yang memandang kehidupan
manusia terdiri atas unsur-unsur yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
Prinsip nya adalah stimulus-respons. Perubahan perilaku disebabkan oleh rangsangan
eksternal. Jadi peserta didik dianggap pasif, menunggu rangsangan eksternal (guru).
Teori ini sangat menekankan pada perilaku yang dapat diamati dan diukur. Adapun
ciri dari rumpun teori behaviorisme ini adalah:
1) Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil;
2) Lebih bersifat mekanistis;
3) Menekankan pentingnya latihan;
4) Mementingkan pembentukan reaksi atau respon; dan
5) Menekankan peranan lingkungan dalam proses pembelajaran.
Teori behaviorisme ini memiliki tiga rumpun yang terdiri atas :
1. Kondisioning klasik (conditioning classic) yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov;
Teori ini dipelopori oleh Ivan Pavlov seorang ahli fisiologi dari Rusia. Percobaan
yang dilakukan dengan menggunakan seekor anjing yang mengeluarkan air
liur”.Percobaan ini membuktikan bahwa suatu rangsangan tertentu (cahaya
merah) akan mengakibatkan suatu tindak balas tak terlazim yaitu keluar air
liur, karena bersamaan dengan rangsangan tak lazim (alami) yaitu makanan
(Mohamaa Surya: 2003,h.34). Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa respon yang dikondisikan sebagai tujuan. Penelitian ini menjelaskan
bahwa individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami
dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi
untuk membangun reaksi dan strimulus. Untuk melihat hubungan antara
rangsangan dengan respon. Menurut teori ini belajar merupakan suatu upaya
untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon terhadap
sesuatu. Sedangkan mengajar adalah membentuk kebiasaan dengan
mengulang-mengulang suatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan.
Artinya belajar merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu
perilaku atau respon terhadap sesuatu. contoh bentuk pengkondisian yang biasa
kita temukan di sekolah misalnya seperti lonceng berbunyi yang mengisyaratkan
mulai belajar atau selesai belajar. Contoh lainnya, guru saat mengajukan
pertanyaan kemudian langsung diikuti dengan acungan tangan anak yang
ingin menjawab, sebagai pertanda bahwa ana tersebut dapat menjawab
pertanyaan guru. Kondisi-kondisi tersebut diciptakan untuk memanggil suatu
respon dari stimulus yang diajukan. Contoh lain misalnya dengan
memberikan contoh-contoh gambar yang disertai dengan kata-kata pada saat
akan mengajarkan perbendaharaan kata kepada siswa.
2. Psikologi penguatan (operant conditioning) menurut B.F Skinner,
Asumsi dari teori ini adalah bahwa perubahan perilaku merupakan fungsi dari
pada kondisi atau peristiwa lingkungan. Tokoh teori ini salah satunya adalah
B.F. Skinner. Menurut Skinner dalam Surya (2003) bahwa respon individu
tidak hanya terjadi karena adanya rangsangan dari lingkungan, akan tetapi
dapat juga terjadi karena sesuatu di lingkungan yang tidak diketahui atau
tidak disadari. Menurut skinner bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah
penguatan (reinforcement). Penguatan tersebut terbagi menjadi dua yaitu bentuk
penguatan yang bersifat positif dan negatif. Penguatan yang bersifat positif dapat
berupa hadiah atau penghargaan (reward), sedangkan yang berupa penguatan
negatif antara lain menunda atau tidak memberikan penghargaan atau
memberikan hukuman (punishment), misalnya dengan memberikan tugas
tambahan.
Prinsip-prinsip belajar yang banyak digunakan pada teori ini menurut Harley
dan Davis dalam Sagala (2010) adalah:
Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila siswa ikut terlibat secara aktif
didalamnya;
Materi pelajaran diberikan dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur
sedemikian
rupa sehingga hanya perlu diberikan suatu respon tertentu saja;
Setiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga siswa
dapat
dengan segera mengetahui apakah respon yang diberikan betul atau tidak;
Perlu diberikan penguatan setiap kali siswa memberikan respon baik itu
postif
ataupun negative. Penguatan yang bersifat positif akan lebih baik karena dapat
memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa,s ehingga ia ingin
mengulang kembali respons yang telah diberikan.
Teori belajar Skinner ini banyak diterapkan dalam bidang pendidikan formal
terutama dalam penetapan model pembelajaran dan teknologi pembelajaran.
Memilih rangsangan dan memberikan peneguhan adalah merupakan unsur utama
dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran di kelas siswa perlu mendapat
perhatian terutama dalam aspek perbedaan individual, kesiapan untuk
pembelajaran, dan pemberian motivasi (Mohammad Surya:2003,h 44).
Program pembelajaran yang terkenal dariSkinner adalah “program Instruction”
yaitu suatu bahan belajar yang menggunakan media dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran berprogram ini bahan ajar disajikan dalam bentuk unit-
unit kecil yang diberikan ilustrasi dan pertanyaan, tujuannya adalah untuk
memberikan umpan balik dengan segera terhadap aktivitas belajar siswa.
Program Instruction yang dikembangkan Skinner ini menjadi cikal bakal
berkembangnya program pembelajaran berbasis komputer model tutorial,
drill, games, dan simulasi. Selain itu teori ini sangat menekankan pada
pembelajaran tuntas (mastery learning)