Anda di halaman 1dari 17

Teori behavioristik adalah teori yang menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses

perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk
merangsang individu dalam berperilaku. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang
memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk
perilaku mereka. Teori ini menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini
dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa
reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses
yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena
itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus
dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan
suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan,


sedangkan belajar sebagi aktivitas mimetic, yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan
kembali pengetahuan yang sudah dipelajari alam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi
atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta
mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara
ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan
penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut.
Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.

Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan
ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan
mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat
otomatis- mekanis dalam menghubungkan stimulus

dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pebelajar kurang
mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.

Teori behavioristik banyak dikritik karena seringkali tidak mampu menjelaskan situasi belajar
yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau
belajar yang dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak
mampu menjelaskan penyimpangan- Penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan
respon.
TEORI BEHAVIORISME

PRINSIP PRINSIP TEORI BEHAVIORISME

1. Obyek psikologi adalah tingkah laku

2. semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek

3. mementingkan pembentukan kebiasaan

ADA DUA ALIRAN BESAR DALAM TEORI BEHAVIORISME

1. reflek bersarat dari rusia di antaranya PAVLOV dkk

2. behaviorisme dari amerika di antaranya THORNDIKE dkk

A .Teori Belajar Behaviouristik

Pengertian

Adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu
sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan.Pengalaman dan
pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.

Kerangka Berfikir Teori

Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis,
menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,
menekankan pentingnya latihan,mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan
peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang
diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku
manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari
lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara
reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini
berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahllaku
adalah hasil belajar.

Tokoh-tokoh

Edward Lee Thorndike (1874-(((1874-1949)

Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi anatara


peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori belajar ini disebut teori connectionism.
Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup
yang apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam sangkar disentuh.
Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error. Ciri-ciri belajar dengan Trial dan Error
Yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai respon terhadap berbagai situasi, adal eliminasai
terhadap berbagai respon yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Thorndike
menemukan hukum-hukum.

1 Hukum kesiapan (Law of Readiness)

Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus maka
pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosaiasi cenderung
diperkuat.

2 Hukum latihan

Semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat.

3 Hukum akibat

Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat menyenangkan dan cenderung
diperlemah jika akibanya tidak memuaskan.
Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936) dan Watson

Pavlo mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing di beri
stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan
tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa disadari
menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang
makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata
individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat
untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar
dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan
yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam
belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah
belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.

Carlk L. Hull

Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi
reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor. Dalam
mempelajari hubungan S-R yang diperlu dikaji adalah peranan dari intervening variable (atau
yang juga dikenal sebagai unsur O (organisma). Faktor O adalah kondisi internal dan sesuatu
yang disimpulkan (inferred), efeknya dapat dilihat pada faktor R yang berupa output.

Skinner (1904-1990)

Skinner menganggap reward dan rierforcement merupakan factor penting dalan belajar.
Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pda
teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin.
Teori ini juga disebut dengan operant conditioning.
Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli.Bila tidak menunjukkan stimuli maka
guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan tingkah lakunya. Guru memiliki peran
dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan yang
diinginkan Skinner membagi menjadi 2 jenis respon.

1. Responden

Respon yang terjadi karena stimulus khusus misalnya Pavlo.

2. Operans

Respon yang terjadi karena situasi random. Operans conditioning adalah suatu proses
penguatan perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali
atau menghilang sesuai keinginan.

Prinsip belajar Skinners adalah :

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika benar diberi
penguat.

2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai
sistem modul.

3. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman.
Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.

4. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan
digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.

5. dalam pembelajaran digunakan shapping

Robert Gagne (1916-2002)


Teori gagne banyak dipakai untuk mendisain Software instructional (Program berupa Drill
Tutorial). Kontribusi terbesar dari teori instructional Gagne adalah 9 kondisi instructional:

1. Gaining attention = mendapatkan perhatian

2. intorm learner of objectives = menginformasikan siswa mengenai tujuan yang akan dicapai

3. stimulate recall of prerequisite learning = stimulasi kemampuan dasar siswa untuk persiapan
belajar.

4. Present new material = penyajian materi baru

5. Provide guidance = menyediakan pembimbingan

6. Elicit performance = memunculkan tindakan

7. Provide feedback about correctness = siap memberi umpan balik langsung terhadap hasil
yang baik

8. Assess performance = Menilai hasil belajar yang ditunjukkan

9. Enhance retention and recall = meningkatkan proses penyimpanan memori dan mengingat.

Gagne disebut sebagai modern noebehaviouristik mendorong guru untuk merencanakan


pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi.

Albert Bandura (1925-sekarang)


Teori belajar Bandura adalah teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri yang
menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain.
Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbale
balik yang berkesinambungan antara kognitine perilaku dan pengaruh lingkungan. Factor-
faktor yang berproses dalam observasi adalah perhatian, mengingat, produksi motorik,
motivasi.

Aplikasi teori behaviouristik terhadap pembelajaran siswa

Guru yang menggunakan paradigma behaviourisme akan menyusun bahan pelajaran yang
sudah siap sehingga tujuan npembelajaran yang dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh
guru. Guru tidak hanya memberi ceramah tetapi juga contoh-contoh. Bahan pelajaran disusun
hierarki dari yang sederhana sampai yang kompleks. Hasil dari pembelajaran dapat diukur dan
diamati, kesalahan dapat diperbaiki. Hasil yang diharapkan adalah terbentuknya suatu perilaku
yang diinginkan

Kekurangan dan kelebihan

Metode ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan
pembiasaan yang mengandung unsure kecepatan spontanitas kelenturan daya tahan dsb. Teori
ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan peran orang tua.
Kekurangan metode ini adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru bersifat mekanistis
dan hanya berorientasi pada hasil. Murid dipandang pasif, murid hanya mendengarkan,

menghafal penjelasan guru sehingga guru sebagai sentral dan bersifat otoriter.

TEORI BEHAVIORISME

Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori
belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku
organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau memperoalkan apakah
manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui
bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar
yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk
reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan
membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep manusia mesin (Homo
Mechanicus). Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,
menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan
peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang
diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku
manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari
lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara
reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini
berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku
adalah hasil belajar.

Prinsip-prinsip teori behaviorisme

Obyek psikologi adalah tingkah laku

semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek

mementingkan pembentukan kebiasaan


Aristoteles berpendapat bahwa pada watu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa, seperti
sebuah meja lilin yang siap dilukis oleh pengalaman. Menurut John Locke(1632-1704), salah
satu tokoh empiris, pada waktu lahir manusia tidak mempunyai warna mental. Warna ini
didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah satu-satunya jalan ke pemilikan pengetahuan.
Idea dan pengetahuan adalah produk dari pengalaman. Secara psikologis, seluruh perilaku
manusia, kepribadian, dan tempramen ditentukan oleh pengalaman inderawi (sensory
experience). Pikiran dan perasaan disebabkan oleh perilaku masa lalu.

Kesulitan empirisme dalam menjelaskan gejala psikologi timbul ketika orang membicarakan
apa yang mendorong manusia berperilaku tertentu. Hedonisme, memandang manusia sebagai
makhluk yang bergerak untuk memenuhi kepentingan dirinya, mencari kesenangan, dan
menghindari penderitaan. Dalam utilitarianismem perilaku anusia tunduk pada prinsip ganjaran
dan hukuman. Bila empirisme digabung dengan hedonisme dan utilitariansisme, maka itulah
yang disebut dengan behaviorisme.

Asumsi bahwa pengalaman adalah paling berpengaruh dala pembentukan perilaku,


menyiratkan betapa plastisnya manusia. Ia mudah dibentuk menjadi apa pun dengan
menciptakan lingkungan yang relevan.

Thorndike dan Watson, kaum behaviorisme berpendirian: organisme dilahirkan tanpa sifat-
sifat sosial atau psikologis; perilaku adalah hasil pengalaman dan prilaku digerakan atau
dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan.

Edward Edward Lee Thorndike (1874-(1874-1949))


Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi anatara
peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori belajar ini disebut teori connectionism.
Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup
yang apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam sangkar disentuh.
Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error. Ciri-ciri belajar dengan Trial dan Error
Yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai respon terhadap berbagai situasi, adal eliminasai
terhadap berbagai respon yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Thorndike
menemukan hukum-hukum.

Hukum kesiapan (Law of Readiness)

Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus maka
pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosaiasi cenderung
diperkuat.

Hukum latihan

Semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat.

Hukum akibat
Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat menyenangkan dan cenderung
diperlemah jika akibanya tidak memuaskan.

Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936)

Teori pelaziman klasik

Adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan stimuli tertentu
yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah pemasangan ini terjadi
berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respons terkondisikan.

Pavlo mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing di beri
stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan
tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa disadari
menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang
makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata
individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat
untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar
dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan
yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam
belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah
belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.

Skinner (1904-1990)
Skinner menganggap reward dan rierforcement merupakan factor penting dalan belajar.
Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pda
teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin.
Teori ini juga disebut dengan operant conditioning. . Operans conditioning adalah suatu proses
penguatan perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali
atau menghilang sesuai keinginan.

Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli.Bila tidak menunjukkan stimuli maka
guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan tingkah lakunya. Guru memiliki peran
dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan yang
diinginkan

Prinsip belajar Skinners adalah :


Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika benar diberi
penguat.
Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai
sistem modul.

Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman.
Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.

Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan
digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.
dalam pembelajaran digunakan shapping

Albert Bandura (1925-sekarang)

Ternyata tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan pelaziman. Bandura menambahkan
konsep belajar sosial (social learning). Ia mempermasalahkan peranan ganjaran dan hukuman
dalam proses belajar. Kaum behaviorisme tradisional menjelaskan bahwa kata-kata yang
semula tidak ada maknanya, dipasangkan dengan lambak atau obyek yang punya makna
(pelaziman klasik).

Teori belajar Bandura adalah teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri yang
menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain.
Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbale
balik yang berkesinambungan antara kognitine perilaku dan pengaruh lingkungan. Factor-
faktor yang berproses dalam observasi adalah perhatian, mengingat, produksi motorik,
motivasi.

Behaviorsime memang agak sukar menjelaskan motivasi. Motivasi terjadi dalam diri individu,
sedang kaum behavioris hanya melihat pada peristiwa-peristiwa eksternal. Perasaan dan
pikiran orang tidak menarik mereka. Behaviorisme muncul sebagai reaksi pada psikologi
mentalistik.
Kekurangan

Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik,
dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur

Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.Penggunaan hukuma sebagai salah
satu cara untuk mendisiplinkan

siswa ( tori skinner ) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata kata kasar , ejekan ,
jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.

Kelebihan

Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan
yang mengandung unsure-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya
tahan.

Contoh :

Percakapan bahasa asing,mengetik,menari,berenang,olahraga.

Cocok diterapkakn untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang
dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau pujian.

Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan stimulus yang
tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak
menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya

Aplikasi Teori Behavioristik Terhadap Pembelajaran Siswa


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori-teori behavioristik adalah ciri-ciri
kuat mendasarinya yaitu:

a. Mementingkan pengaruh lingkungan.

b. Mementingkan bagian-bagian (elementalistik).

c. Mementingkan peranan reaksi.

d. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon.

e. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya.

f. Mementingkan pembentukan kebiasan melalui latihan dan pengulangan.

g. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan

v Kelebihan Teori Belajar Behaviorisme

1. Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh
baik dilakukan sendiri maupun melalui stimulasi.

2. Bahan pelajaran disusun secara hirarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.

3. Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian
suatu ketrampilan tertentu.
4. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati dan jika terjadi
kesalahan harus segera diperbaiki.

5. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi
kebiasaan.

6. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas,
kelenturan, rafleks, daya tahan dan sebagainya contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik,
menari, menggunakan komputer, berenang, olahragam dan sebagainya. Teori ini juga cocok
diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa,
suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.

v Kekurangan Teori Belajar Behavioris

1. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat
mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur.

2. Mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa
sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan
menentukan apa yang harus dipelajari murid.

3. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang
diberikan guru.

4. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.

5. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh begavioristik justru dianggap
metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.

Anda mungkin juga menyukai