NIM
KELAS
NAMA
NIM
KELAS
c.
a.
b.
c.
d.
e.
4.
a.
c.
sebanyak-banyaknya dengan harapan pesan yang telah didapat tidak mudah hilang
dari benaknya.
Hukum Akibat (Law of Effect)
Hukum akibat Thorndike mengemukakan (Dahar, 2011: 18) jika suatu
tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan,
kemungkinan tindakan itu diulangi dalam situasi yang mirip akan meningkat.
Akan tetapi, bila suatu perilaku diikuti oleh suatu perubahan yang tidak
memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan perilaku itu diulangi akan menurun.
Jadi konsekuensi perilaku seseorang pada suatu waktu memegang peranan penting
dalam menentukan perilaku orang itu selanjutnya.
Selain hukum pokok belajar tersebut di atas, masih terdapat hukum
subside atau hukum-hukum minor lainnya, yaitu :
Law of Multiple Response
Supaya sesuatu respons itu memperoleh hadiah atau berhasil, maka
respons itu harus terjadi. Apabila individu dihadapkan pada sesuatu soal, maka dia
akan mencoba-coba berbagai cara, apabila tingkah laku yang tepat (yakni yang
membawa penyelesaian atau berhasil) dilakukan maka sukses terjadi, dan proses
belajar pun terjadi. Hal tersebut akan berlaku sebaliknya.
Law of Attitude (Law of Set, Law of Disposition)
Respons-respons apa yang dilakukan oleh individu itu ditentukan oleh cara
penyelesaian individu yang khas dalam menghadapi lingkungan kebudayaan
tertentu. Sikap (attitude) tidak hanya menentukan apa yang akan dikerjakan oleh
seseorang tetapi juga cara yang kiranya akan memuaskan atau tidak memuaskan
baginya. Proses belajar ini dapat berlangsung bila ada kesiapan mental yang
positif pada siswa
Law of Partial Activity (Law of Prepotency Element)
Pelajar dapat bereaksi secara selektif terhadap kemungkinan-kemungkinan
yang ada dalam situasi tertentu. Manusia dapat memilih hal-hal yang pokok dan
mendasarkan tingkah lakunya kepada hal-hal yang pokok itu serta meninggalkan
hal-hal yang kecil.
Law of Response by Analogy (Law of Assimilation)
Orang bereaksi terhadap situasi yang baru sebagaimana dia bereaksi
terhadap situasi yang mirip dengan itu yang dihadapinya diwaktu yang lalu, atau
dia bereaksi terhadap hal atau unsur tertentu dalam situasi yang telah berulang kali
dihadapinya. Jadi, respons-respons selalu dapat diterangkan dengan apa yang telah
pernah dikenalnya, dengan kecenderungan asli yang berespons.
Law of Assosiative Shifting
Bila suatu respons dapat dipertahankan berlaku dalam serangkaian
perubahan -perubahan bahan dalam situasi yang merangsang, maka respons itu
akhirnya dapat diberikan kepada situasi yang sama sekali baru.
Prinsip-prinsip Belajar yang Dikemukakan oleh Thorndike
Pada saat berhadapan dengan situasi yang baru, berbagai respon ia lakukan.
Adapun respon-respon tiap-tiap individu berbeda-beda tidak sama walaupun
menghadapi situasi yang sama hingga akhirnya tiap individu mendapatlan respon
atau tindakan yang cocok dan
Apa yang ada pada diri seseorang, baik itu berupa pengalaman, kepercayaan,
sikap dan hal-hal lain yang telah ada pada dirinya turut menentukan tercapainya
tujuan yang ingin dicapai.
NAMA
NIM
KELAS
d. Orang cenderung memberi respon yang sama terhadap situasi yang sama. Seperti
apabila seseorang dalam keadaan stress karena diputus oleh pacarnya dan ia
mengalami ini bukan hanya kali ini melainkan ia pernah mengalami kejadian yang
sama karena hal yang sama maka tentu ia akan merespon situasi tersebut seperti
yang ia lakuan seperti dahulu ia lakukan.
e. Orang cenderung menghubungkan respon yang ia kuasai dengan situasi tertentu
tatkala menyadari bahwa respon yang ia kuasai dengan situasi tersebut
mempunyai hubungan.
f. Manakala suatu respon cocok dengan situasinya maka relatif lebih mudah untuk
dipelajari.
5. Keunggulan-keunggulan Teori Belajar Koneksionisme Thorndike
1. Teori ini sering juga disebut dengan teori trial dan error dalam teori ini orang
bisa menguasai hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya sehingga
orang akan terbiasa berpikir dan terbiasa mengembangkan pikirannya.
2. Dengan sering melakukan pengulangan dalam memecahkan suatu permasalahan,
anak didik akan memiliki sebuah pengalaman yang berharga. Selain itu dengan
adanya sistem pemberian hadiah, akan membuat anak didik menjadi lebih
memiliki kemauan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
6. Kelemahan-kelemahan Teori Belajar Koneksionisme Thorndike
1. Terlalu memandang manusia sebagai mekanismus dan otomatisme belaka
disamakan dengan hewan. Meskipun banyak tingkah laku manusia yang otomatis,
tetapi tidak selalu bahwa tingkah laku manusia itu dapat dipengaruhi secara trial
and error. Trial and error tidak berlaku mutlak bagi manusia.
2. Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon.
Sehingga yang dipentingkan dalam belajar ialah memperkuat asosiasi tersebut
dengan latihan-latihan, atau ulangan-ulangan yang terus-menerus.
3.
Karena belajar berlangsung secara mekanistis, maka pengertian tidak
dipandangnya sebagai suatu yang pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan
pengertian sebagai unsur yang pokok dalam belajar.
Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan
kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pelajar untuk berkreasi,
bereksperimentasi dan mengembangkan kemempuannya sendiri. Karena sistem
pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus
dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pelajar
kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri
mereka.
2.2. Penerapan Teori Thorndike dalam Pembelajaran Matematika
Setiap pembelajaran yang berpegang pada teori belajar behavioristik telah
terstruktur
rapi,
dan
mengarah
pada
bertambahnya
pengetahuan
pada
NAMA
NIM
KELAS
a.
b.
c.
d.
e.
Supaya peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran, proses hars bertahap
dari yang sederhana hingga yang kompleks.
f.
Peserta didik yang telah belajar dengan baik harus segera diberi hadiah, dan yang
belum baik harus segera diperbaiki.
g.
Dalam belajar, motivasi tidak begitu penting, karena perilaku peserta didik
terutama ditentukan oleh penghargaan eksternal dan bukan oleh intrinsic
motivation. Yang lebih penting dari ini ialah adanya respon yang benar terhadap
stimulus.
h.
Materi yang diberikan kepada peserta didik harus ada manfaatnya untuk
kehidupan anak kelak setelah dari sekolah
i.
j.
Tujuan pendidikan harus masih dalam batas kemampuan belajar peserta didik dan
harus terbagi dalam unit unit sedemikian rupa sehingga guru dapat menerapkan
menurut bermacam macam situasi.
NAMA
NIM
KELAS
NAMA
NIM
KELAS
motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru.
Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai belajar yang efektif. Guru tidak
memperhatikan individual-differences.
f. Kelebihan
Cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan
pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti : kecepatan, spontanitas,
kelenturan, refleks, daya tahan dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan
untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa,
suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentukbentuk
penghargaan
langsung
seperti
diberi
permen
atau
pujian.
Pengkondisian
operan
adalah
sebentuk
pembelajaran
dimana
NAMA
NIM
KELAS
Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan,
jika benar diberi penguat.
NAMA
NIM
KELAS
Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan
NAMA
NIM
KELAS
mencapai tujuan.
-
NAMA
NIM
KELAS
keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran
peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan
dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang
sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajarmengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi
semakin berat.
NAMA
NIM
KELAS
1) Perhatian (Attention)
Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat mempelajarinya.
Subjek memberi perhatian tertuju kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain
yang dimiliki.
2) Mengingat (Retention)
Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam sistem
ingatannya.
3) Reproduksi gerak (Reproduction)
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku, subjek juga dapat
menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam
bentuk tingkah laku.
4) Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah
penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu.
4. Ciri ciri teori Pemodelan Bandura
a. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan
b. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain lain
c. Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru
sebagai model
d. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang
positif
e. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku
atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif
5. Eksperimen Albert Bandura
Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang
menunjukkan anak anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa
disekitarnya.
Eksperimen Pemodelan Bandura :
Kelompok A = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa memukul,
menumbuk, menendang, dan menjerit kearah patung besar Bobo.
NAMA
NIM
KELAS
Hasil = Meniru apa yang dilakukan orng dewasa malahan lebih agresif
Kelompok B = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa bermesra
dengan patung besar Bobo
Hasil = Tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif seperti kelompok A
Rumusan :
Tingkah laku anak anak dipelajari melalui peniruan / permodelan adalah hasil
dari penguatan.
Hasil Keseluruhan Eksperimen :
Kelompok A menunjukkan tingkah laku yang lebih agresif dari orang dewasa.
Kelompok B tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif
6. Jenis jenis Peniruan (modelling)
Jenis jenis Peniruan (modeling):
1. Peniruan Langsung
Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling , yaitu suatu fase dimana
seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi
bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan.
2. Peniruan Tak Langsung
Peniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian secara tidak
langsung.
3. Peniruan Gabungan
Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku yang
berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.
4. Peniruan Sesaat / seketika.
Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja.
5. Peniruan Berkelanjutan
Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun.
Hal lain yang harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai
prinsip prinsip sebagai berikut :
1.
Tingkat
tertinggi
belajar
dari
pengamatan
diperoleh
dengan
cara
NAMA
NIM
KELAS
melakukannya2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan
nilai yang dimilikinya.
3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model tersebut disukai dan
dihargai serta perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.
7. Aplikasi Teori Belajar Bandura dalam Pembelajaran
Proses belajar masih berpusat pada penguatan, hanya terjadi secara langsung
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Motivasi banyak ditentukan oleh
kesesuaian antara karakteristik pribadi pengamat dengan karakteristik modelnya.
8. Kelemahan Teori Albert Bandura
Teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan
adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami
sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan
hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang
menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative ,
termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
9. Kelebihan Teori Albert Bandura
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya ,
karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan
melalui system kognitif orang tersebut. Pendekatan teori belajar social lebih
ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation
( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya
penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak anak. Penelitian ini
berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak anak, faktor social
dan kognitif.
NAMA
NIM
KELAS
1.
Belajar Hafalan
Bila dalam struktur kognitif seseorang tidak terdapat konsep-konsep relevan
NAMA
NIM
KELAS
dimulainya
suatu
proses
belajar, maka
penting
untuk
memperhatikan apa-apa saja yang telah diketahui siswa, sebab ini merupakan
faktor dalam mempengaruhi keberhasilan belajar. Untuk itu perlu dibuat langkahlangkah pembelajaran agar tidak terjadi kerancuan dalam kegiatan belajar. Berikut
merupakan langkah-langkah pembelajaran menurut teori Ausubel:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
nyata/konkret.
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
IV. Kegiatan Pembelajaran
Hakikat belajar merupakan suatu aktivitas yang berkaitan dengan
penataan informasi, reorganisasi, perceptual, dan proses internal. Berikut
merupakan bentuk kegiatan kegiatan pembelajaran:
1.
2.
Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya.
Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,
3.
4.
pelajar.
5.
Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan
6.
NAMA
NIM
KELAS
7.
Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor
ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
V.
1.
2.
1.
2.
bermakna,yaitu:
1.
2.
NAMA
NIM
KELAS
NAMA
NIM
KELAS
NAMA
NIM
KELAS
Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum
3.
Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat
digunakan bila diperlukan.
4.
Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dsalam ingatan) dengan maksud
untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan.
5. Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran
1. Mengontrol perhatian siswa.
NAMA
NIM
KELAS
NAMA
NIM
KELAS
2. Isi (content)
Isi disebut juga dengan content, yaitu pola perilaku anak yang khas yang
tercermin pada respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi
yang dihadapi.
3.
Fungsi (function)
Fungsi adalah cara yang digunakan organisme dalam mencapai kemajuan
intelektual.
Menurut piaget perkembangan intelektual anak terdiri dari dua fungsi
yaitu
a.
NAMA
NIM
KELAS
B.
Sikus Belajar
Prinsip belajar piaget adalah kontruktivis yaitu pengajaran efektif yang
NAMA
NIM
KELAS
Yaitu, para siswa menemukan dan memberikan suatu pola empiris dalam
suatu konteks khusus (eksplorasi), tetapi mereka selanjutnya mengemukakan
sebab-sebab yang mungkin tentang terjadinya pola itu.
c.
Fase Hipotesis-Deduktif
salah.
d) Menekankan kepada para siswa agar mau menciptakan pertanyaa-pertanyaan dari
permasalahan yang ada serta pemecahan permasalahannya.
e) Tidak meninggalkan anak pada saat di beri tugas.
f)
j)
k) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
l)
m) Didalam kelas, anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan
berdiskusi dengan teman-temannya.
E. Inti dari implementasi teori Piaget dalam pembelajaran antara lain
sebagai berikut :
1.
Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada
produknya.
NAMA
NIM
KELAS
2. Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam
inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran.
3. Tidak menekankan pada praktek - praktek yang diarahkan untuk menjadikan anakanak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.