Anda di halaman 1dari 20

UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH
SIDOARJO

BEHAVIOURSM
LEARNING THEORY

Oleh:
Noly Shofiyah, M.Pd, M.Sc
KONSEP BELAJAR MENURUT TB BEHAVIORISTIK
• Pandangan tentang belajar :
Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma S-R (stimulus-
respon)
• Ciri-ciri teori belajar behavioristik :
1. Mementingkan pengaruh lingkungan
2. Mementingkan bagian-bagian ( elementalistik )
3. Mementingkan peranan reaksi.
4. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar.
5. Mementingkan sebab-sebab di waktu yang lalu,
6. Mementingkan pembentukan kebiasaan, dan
7. Dalam pemecahan problem, ciri khasnya “trial and error”.

2
Tokoh Teori Belajar Behavioristik
1. Teori belajar koneksionisme dengan tokoh
Edward Lee Thorndike.
2. Teori belajar classical conditioning dengan
tokoh Pavlov.
3. Teori belajar Descriptive behaviorism atau
operant conditioning dengan tokoh Skinner.

3
Teori Belajar Koneksionisme

• Belajar dapat terjadi dengan dibentuknya hubungan yang


kuat antara stimulus dan respons. Agar tercapai hubungan
antara stimulus dan respons, perlu adanya kemampuan
untuk memilih respons yang tepat serta melalui percobaan-
percobaan (trials) dan kegagalankegagalan (error) terlebih
dahulu.

4
Hukum-hukum Belajar dari Thorndike
Hukum Kesiapan (Law of Readiness)
a. Bila seseorang telah siap melakukan sesuatu tingkah laku, dan
memberi kepuasan baginya, maka ia tidak melakukan tingkah laku
lain.
b. Bila seseorang sudah siap melakukan suatu tingkah laku, maka tidak
dilakukannya tingkah laku itu akan menimbul kekecewaan.
c. Bila seseorang belum siap melakukan tingkah laku maka
dilaksanakannya tingkah laku tersebut akan menimbulkan ketidak
puasan.
d. Bila seseorang belum siap melakukan suatu tingkah laku maka tidak
dilakukannya tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan.
5
Hukum-hukum Belajar dari Thorndike
Hukum latihan ( the law of exercise )
• Prinsip utama belajar adalah ulangan. Makin sering suatu pelajaran diulangi, makin
dikuasailah pelajaran tersebut, dan makin tidak pernah diulangi, pelajaran tersebut
makin tidak dapat dikuasai.
A. Hukum penggunaan ( “the law of use” )
Dengan latihan berulang-ulang maka hubungan stimulus dan respons makin kuat.
B. Hukum tidak ada penggunaan ( “the law of disuse” )
Bahwa hubungan antara stimulus dan respon melemah bila latihan dihentikan
C. Hukum akibat ( the law of effect )
Hubungan stimulus respon diperkuat bila akibatnya memuaskan dan diperlemah
bila akibatnya tidak memuaskan.

6
Lima Hukum Tambahan Thorndike
1. Multiple Respons atau reaksi yang bervariasi. Melalui proses trial and error seseorang
akan terus melakukan respons sebelum memperoleh respon yang tepat dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Set atau attitude, situasi di dalam diri individu yang menentukan apakah sesuatu itu
menyenangkan atau tidak bagi individu tersebut. Proses belajar berlangsung dengan baik
bila situasi menyenangkan dan terganggu bila situasi tidak menyenangkan.
3. Prinsip aktivitas berat sebelah (partial activity/prepotency of elements) yaitu manusia
memberikan respons hanya pada aspek tertentu. Dalam belajar harus diperhatikan
lingkungan yang sangat komplek yang dapat memberi kesan berbeda untuk orang yang
berbeda.
4. Prinsip Response by analogy atau transfer of training. Yaitu manusia merespon situasi
yang belum pernah dialami melalui pemindahan ( transfer ) unsur-unsur yang telah mereka
kenal kepada situasi baru. Dikenal dengan theory of identical elements yang menyatakan
bahwa makin banyak unsur yang identik, maka proses transfer semakin mudah
5. Perpindahan asosiasi ( Associative Shifting ). Yaitu proses peralihan suatu situasi yang
telah dikenal ke situasi yang belum dikenal secara bertahap, dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit unsur-unsur ( elemen ) baru dan membuang unsur-unsur lama sedikit
demi sedikit sekali sehingga unsur baru dapat dikenal dengan mudah oleh individu.

7
Revisi Hukum Belajar dari Thorndike
1. Hukum latihan ditinggalkan, karena ditemukan bila pengulangan
saja tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus dengan
respons.
2. Hukum akibat (the law of effect) direvisi, ditemukan bahwa
hadiah (reward) akan meningkatkan hubungan, tetapi hukuman
(punisment) tidak mengakibatkan efek apa-apa.
3. Belongingness, yaitu terjadinya hubungan stimulus respon
bukannya kedekatan, tetapi adanya saling sesuai antara kedua
hal tersebut. Situasi belajar akan mempengaruhi hasil belajar.
4. Spread of effect, yaitu bahwa akibat dari suatu perbuatan dapat
menular.

8
Penerapan Teori Belajar Koneksionisme
1. Guru dalam proses pembelajaran harus tahu apa yang hendak diberikan kepada siswa.
2. Dalam proses pembelajaran, tujuan yang akan dicapai harus dirumuskan dengan jelas,
masih dalam jangkauan kemampuan siswa.
3. Motivasi dalam belajar tidak begitu penting, yang lebih penting ialah adanya respon-respons
yang benar terhadap stimuli.
4. Ulangan yang teratur perlu sebagai umpan balik bagi guru, apakah proses pembelajaran
sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau belum.
5. Siswa yang sudah belajar dengan baik segera diarahkan.
6. Situasi belajar dibuat mirip dengan kehidupan nyata, sehingga terjadi transfer dari kelas ke
lingkungan luar.
7. Materi pembelajaran yang diberikan harus dapatditerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
8. Tugas yang melebihi kemampuan peserta didik tidak akan meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan permasalahannya.

9
Teori belajar classical conditioning oleh Pavlov.

10
Eksperimen Pavlov
• US (unconditioned stimulus) : Stimulus tidak dikondisikan
yaitu stimulus yang langsung menimbulkan respon, misalnya
daging dapat merangsang anjing untuk mengeluarkan air
liur.
• UR (unconditioned respons) : respon tak bersyarat,yaitu
respon yang muncul dengan hadirnya US,misalnya air liur
anjing keluar karena anjing melihat daging.
• CS (conditioning stimulus) : stimulus bersyarat, yaitu
stimulus yang tidak dapat langsung menimbulkan respon,
agar dapat menimbulkan respon perlu dipasangkan dengan
US secara terus menerus agar menimbulkan respon.
Misalnya Bunyi bel akan menyebabkan anjing mengeluarkan
air liur jika selalu dipasangkan dengan daging.
• CR (conditioning respons) : respons bersyarat,yaitu
respon yang muncul dengan hadirnya CS. Misalnya : air liur
anjing keluar karena anjing mendengar bel.

11
Kemungkinan proses yang menyertai
• Proses extinction yaitu proses hilangnya respons yang diharapkan. Terjadi apabila
pemberian CS tanpa adanya US terus-menerus diberikan sehingga kadar CR makin
menurun, dan dapat hilang sama sekali.
• Spontaneous recovery, yaitu CR yang hilang setelah extinction akan muncul kembali
apabila US diberikan lagi.
• Asimtot kurve belajar, yaitu keadaan dimana pengulangan CS-US tidak menyebabkan
penambahan kekuatan CR (Tingkat CR stabil).

12
Kemungkinan proses yang menyertai (Cont.)
• Generalisasi, yaitu kecenderungan organisme memberi respon tidak hanya pada
stimulus yang dilatihkan, tetapi juga pada stimulus lain yang berhubungan, misalnya
anjing yang dilatih untuk mengeluarkan air liur dengan cara mendengar nada tertentu,
setelah berhasil dia juga mengeluarkan air liur kalau mendengarkan nada yang lebih
tinggi atau lebih rendah.
• Diskriminasi yaitu keadaan organisme hanya memberi respon pada stimulus tertentu,
sehingga tidak memberi respon pada stimulus yang lain, walaupun stimulus tersebut
berhubungan dangan stimulus sebelumnya.
• Conditioning tingkat tinggi (higher order conditioning), yaitu conditioning yang
sangat tinggi dimana CS dipasangkan dengan CS lain sudah menimbulkan respon yang
diinginkan.

13
Penerapan teori conditioning dalam belajar
Kalau mata pelajaran termasuk CS, sikap guru termasuk US, dan respon
siswa termasuk UR atau CR, maka akan terjadi hal sebagai berikut :
1. Mata pelajaran Matematika ( CS ) + guru yang baik (US)  siswa
mempunyai respon positif (UR), yang berarti siswa senang pada cara
guru mengajar matematika dengan baik. Kalau hal ini dilakukan
berkali-kali, maka akan terjadi : mata pelajaran Matematika (CS) 
siswa mempunyai respon positif terhadap mata pelajaran Matematika
(CR).
2. Matematika (CS) + guru otoriter (US)  respons siswa negatif (UR).
Kalau hal ini dilakukan berkalikali, maka akan terjadi hal sebagai
berikut : mata pelajaran matematika (CS)  `respons siswa terhadap
mata pelajaran matematika negatif (CR).
14
Teori belajar operant conditioning
(Skinner)
• Pengkondisian Operan
Penggunaan konsekuensi-konsekuensi
menyenangkan dan tidak
menyenangkan untuk mengubah
perilaku. Misalnya jika perilaku
seseorang segera diikuti oleh
konsekuensi yang menyenangkan,
maka orang tersebut cenderung akan
lebih sering mengulangi perilaku
tersebut. Eksperimen menggunakan
kotak skinner(skinner box).

15
Teori belajar operant conditioning
(Skinner)
1. Respondent respons, yaitu respons yang ditimbulkan oleh
perangsang tertentu. Respon ini timbul karena didahului perangsang
tertentu (eleciting stimuli),menimbulkan respons secara relatif
menetap. Misalnya makanan hanya dapat menyebabkan keluarnya air
liur.
2. Operant respons atau instrumental respons. Stimulusnya disebut
reinforcer yaitu respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh
perangsang-perangsang tertentu. Respons ini memperkuat respons
yang telah dilakukan oleh organisme.

16
Pengkondisian Operan Terdiri Dari Dua Konsep
Penguatan (reinforcement)
• Penguatan positif, adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa
frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang
mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah
berupa hadiah , perilaku (senyum, bertepuk tangan, mengacungkan
jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
• Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa
frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan
stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk
penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan,
memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang
(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
17
Pengkondisian Operan Terdiri Dari Dua Konsep
Hukuman (Punishment)
• Hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan
probabilitas terjadinya suatu perilaku atau apa saja yang
menyebabkan sesuatu respon atau tingkahlaku menjadi berkurang
atau bahkan langsung dihapuskan atau ditinggalkan.
• Namun menurut skinner hukuman tidak menurunkan probabilitas
respon, walaupun hukuman bisa menekan suatu respon selama
hukuman itu diterapkan, manun hukuman tidak akan melemahkan
kebiasaan. Skinner juga berpendapat bahwa hukuman dalam
jangka panjang tidak akan efektif, tampak bahwa hukuman hanya
menekan perilaku, dan ketika ancaman dihilangkan, tingkat
perilaku akan ke level semula.
18
Penerapan Teori Skinner dalam belajar
• Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit yang terkecil.
• Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah
dibetulkan dan jika benar diperkuat.
• Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
• Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk
mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.
• Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
• Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu).

19
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SIDOARJO

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai