1
Schunk, Dale.H., Learning Theories; An Educational Perspective Ed. Bahasa
Indonesia, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2012) 106
c. Ketika ketrampilan tersebut paling cocok dengan kemampuan siswa dalam hal
tingkat kesulitn.
d. Ketika ketrampilan tersebut paling selaras dengan level dan tipe emosi, selera,
serta kecenderungan naluriah dan kecenderungan yang didasarkan atas
kemauan sendiri yang paling aktif pada saat itu.
e. Ketika ketrampilan tersebut ditunjang secara optimal oleh pembelajaran-
pembelajaran yang diperoleh tepat sebelumnya dan ketika ketrampilan tersebut
akan dapat menunjang pembelajaran yang akan terjadi tak lama setelahnya
secara optimal.
Prinsip-prinsip ini bertentangan dengan enempatan materi ajar yang umum di
sekolah di mana materi pelajaran dipisah-pisahkan menurut bidang studi (misalnya;
IPS, matematika, IPA). Tetapi Thorndike dan Gates 2 sangat merekomendasikan
supaya pengetahuan dan ketrampilan diajarkan dalam bidang studi yang berbeda-
beda. Contohnya; bentuk-bentuk pemerintahan adalah topik yang sesuai bukan hanya
dalam bidang studi pendidikan kewargangaraan dan sejarah, tetapi juga dalam bidang
studi bahasa Inggris (bagaimana pemerintah dicerminkan dalam literatur) dan bahasa
asing (struktur pemerintahan di negara-negara lain).
Rangkuman
Thorndike telah mengemukakan hukum-hukum dalam teori belajarnya melalui
eksperimen yang longitudinal yakni setiap hasil eksperimennya yang terbaru
digunakan untuk mengoreksi hasil eksperimennya terdahuku. Perhatian utamanya
terletak pada situasi yang ada untuk mendapatkan respon-respon. Sedangkan
individu, khususnya dalam hal motivasi diabaikan. Teori belajar Thorndike ini lebih
cocok pada pendidikan ketrampilan pravokasional.