Latar Belakang:
Seorang dosen bernama Profesor Smith mengajar mata kuliah
Statistik di sebuah perguruan tinggi. Dia memiliki masalah dengan tingkat
kelulusan yang rendah dan kinerja yang kurang baik dari mahasiswanya
dalam ujian statistik. Profesor Smith ingin menggunakan pendekatan
behavioristik untuk meningkatkan kinerja mahasiswa.
Teori Behaviorisme dalam Studi Kasus: Teori behaviorisme mengklaim
bahwa perilaku dapat dipelajari melalui stimulus dan respons. Dalam
konteks ini, kinerja mahasiswa dapat ditingkatkan dengan mengatur
stimulus (materi kuliah, pengajaran, penguatan) dan respons (partisipasi,
belajar, ujian) yang sesuai.
Partisipasi Aktif:
Dia mendorong mahasiswanya untuk berpartisipasi aktif dalam
kelas. Setiap pertemuan, dia memberikan pertanyaan atau masalah statistik
yang harus dipecahkan bersama-sama dalam kelompok kecil. Ini adalah
contoh penguatan positif, di mana mahasiswa mendapatkan pengalaman
positif dari berpartisipasi dan berkontribusi dalam kelas.
Penguatan Positif untuk Pencapaian: Profesor Smith mengadakan ujian
berkala, tugas rumah, dan proyek statistik. Mahasiswa yang mencapai
hasil yang baik diberikan penguatan positif berupa pujian, penghargaan,
atau peringkat tertinggi dalam kelas.
Hasil:
Dengan menerapkan pendekatan behavioristik ini, kinerja
mahasiswa dalam mata kuliah Statistik meningkat secara signifikan.
Tingkat kelulusan naik, dan mahasiswa merasa lebih percaya diri dalam
menghadapi ujian statistik. Mereka juga mulai menghargai mata kuliah ini
sebagai sesuatu yang bermanfaat.
Kesimpulan:
Studi kasus ini menggambarkan bagaimana pendekatan
behavioristik dapat diterapkan dalam pengajaran di tingkat perguruan
tinggi. Dengan mengelola stimulus (materi, interaksi kelas) dan respons
(partisipasi, ujian) yang sesuai, Profesor Smith berhasil meningkatkan
kinerja mahasiswa dalam mata kuliah Statistiknya. Ini menunjukkan
bahwa prinsip-prinsip behaviorisme dapat digunakan untuk mengubah
perilaku dalam konteks pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Teori Belajar Behavioristik.pdf (unila.ac.id)