TEORI BELAJAR
BEHAVIORISME
KELOMP
OK 2 B
ANGGO
TA
KELOMP
OK:
02/04/2015
Tujuan Pembelajaran
Behaviorisme
Tujuan pembelajaran menurut teori
behaviorisme ditekankan pada
penambahan pengetahuan, yang di ukur
dengan tes dan evaluasi.
pembentukan kedisiplinan dan rasa
tanggung jawab siswa.
Pemahaman individu pada buku teks
kurikulum yang di sesuaikan oleh guru.
02/04/2015
Jhon B. Watson
Watson menekankan pada pentingnya pendidikan dalam
perkembangan tingkah laku,ia percaya bahwa seorang
manusia bisa dikondisikan dengan cara cara tertentu agar
mempunyai sifat tertentu pula.
Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk
memahami perilaku manusia.
Aliran behaviorisme menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar
Penerapa
n prinsipprinsip
kondisioni
ng klasik
dalam
kelas
antara
lain
Thorndike
dikemukakan
setelah
Metode Deduktif
Teori belajar ini dikembangkan Hull dengan menggunakan metode
deduktif. Hull percaya bahwa pengembangan ilmu psikologi harus
didasarkan pada teori dan tidak semata-mata berdasarkan fenomena
individual
Matematika Deduktif
Teori belajar ini merupakan satu perlakuan sistematis dari belajar
berdasarkan teori pengkondisian klasik dan dinyatakan dalam bentuk
postulat-postulat deduktif dan akibat-akibatnya yang bersifat wajar.
Menurat teori Hull, kondisi yang disusun secara optimal akan
mempermudah siswa untuk belajar. Belajar di kelas dapat diklasifikasikan
dalam tiga tipe yaitu: perbedaan stimulus (stimulus discrimination),
perbedaan rcspons (response differentiation), dan akibat dari
hadiah/hukuman (reward/punishment consequence).
Proses belajar dibedakan menjadi belajar tentang kebiasaan dan belajar
tentang dorongan atau perangsang (incentive).
Dengan adanya dorongan belajar, maka belajar merupakan penguatan.
Makin banyak belajar, makin banyak penguatan (reinforcement), maka
menjadi makin besar motivasi untuk menggunakan respons menuju
keberhasilan belajar. Belajar dipandang sangat erat dengan adaptasi
kelangsungan hidup (survival).
Kekurangan
Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru
(teachercenteredlearning), bersifat meanistik,
dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati
dan diukur. Murid tidak mampu berkembang
sesuai potensi yang dimiliki sendiri
Teori Behaviorisme juga cenderung
mengarahkan siswa untuk berpikir linier,
konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif
Proses belajar manusia dianalogikan dengan
hewan sangat sulit diterima, mengingat ada
perbedaan mencolok antara hewan dan
manusia.
TERIMA
KASIH