Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN

Operant Conditioning
(Pengkondisian Operan)

Ringkasan Ini Disusun Untuk Memenuhi


Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi belajar

Oleh :

Idyana Adha
Nim. 22151047

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
OPERANT CONDITIONING (Ringkasan Teori)

Skinner (1978) memperluas gagasan Thorndike dengan mengeksplorasi


jenis pembelajaran yang terjadi ketika perilaku sukarela dikendalikan oleh
manipulasi konsekuensi. Jadi, dia menggunakan paradigma penelitian berikut. Dia
menyajikan seekor tikus lapar di dalam sebuah kotak (disebut kotak Skinner) yang
berisi bar atau tuas dan nampan kecil. Mirip dengan paradigma Thorndike,
Skinner menempatkan makanan di luar kotak. Pasokan pelet makanan dapat
dijatuhkan ke dalam nampan setelah menekan palang dalam kondisi tertentu. Saat
tikus menekan tuas, ia diberi hadiah pelet makanan. Karena hukum efek, tikus
belajar untuk menekan tuas lebih sering setelah diberi hadiah. Dalam beberapa
kasus, Skinner memberikan pelet makanan hanya dalam kondisi tertentu (yaitu,
tikus akan mendapatkan pelet ketika bar didorong selama suara nada). Tikus
dengan cepat belajar bagaimana membedakan antara kondisi yang berbeda, karena
mereka akan mengurangi tingkat penekanan tuas ketika nada tidak terdengar.

A. Meningkatkan perilaku yang diinginkan


Skinner dan ahli teori belajar operan lainnya percaya bahwa guru dapat
menggunakan penguatan kontingen untuk mengubah perilaku apa pun yang
mereka inginkan di kelas. Menurut Skinner, guru adalah seorang insinyur
perilaku, yang tahu tentang berbagai jenis, tingkat, dan jadwal penguatan di kelas.
Penguat adalah konsekuensi yang meningkatkan kemungkinan terulangnya
kembali suatu perilaku, dan penguatan adalah proses penerapan penguat dengan
tujuan meningkatkan perilaku itu. Ketika seorang siswa mengangkat tangannya
untuk menjawab pertanyaan guru dan guru mengakui siswa tersebut,
mendengarkan dengan cermat jawabannya, dan memuji siswa atas partisipasinya,
siswa tersebut sedang diperkuat. Dia akan lebih cenderung mengangkat tangannya
di kelas di masa depan.
B. Jadwal penguatan
Jadwal penguatan adalah frekuensi pemberian penguatan. Jadwal yang
Anda pilih akan memengaruhi kecepatan, kontinuitas, dan persistensi perilaku
yang Anda coba modifikasi. Jadwal penguatan yang berbeda diperlukan ketika
perilaku pertama kali diperoleh dan ketika perilaku telah diperoleh tetapi Anda
ingin siswa Anda mempertahankannya.
C. Efektivitas jadwal penguatan yang berbeda
Tujuan sebagai guru adalah untuk meningkatkan ketekunan siswa pada
perilaku yang diinginkan yang telah diperoleh, jadwal interval variabel-selang-
seling adalah yang paling efektif.
D. Membentuk dan memudar
Tergantung pada kualitas kinerja siswa, orang tua kemudian dapat
memberikan penguatan atau hukuman yang sesuai, seperti menghapus tugas
rumah yang diwajibkan (penguatan negatif) atau mengambil ponsel siswa
(hukuman penghapusan).
E. Isyarat dan dorongan
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan petunjuk yang paling
efektif terdiri dari penyajian isyarat secara konsisten sebelum petunjuk dan
memudarkan petunjuk secara bertahap (Becker, Englemann, & Thomas,
1975). Metode ini meningkatkan kemungkinan siswa belajar merespons
isyarat dengan sendirinya setelah prompt dihilangkan.
F. Mengurangi perilaku yang tidak diinginkan
Seperti penguatan diferensial, kepunahan, kepuasan, penghapusan
hukuman, hukuman presentasi.
G. Bentuk hukuman yang tidak efektif
Penangguhan di luar sekolah. Meskipun metode ini mungkin menarik bagi
para guru dan administrator karena siswa yang bermasalah dikeluarkan dari
sekolah (kasus penguatan negatif bagi mereka), skorsing di luar sekolah tidak
efektif dalam mengubah perilaku siswa (Moles, 1990; Nichols, Ludwin, &
Iadicola, 1999; Pfiffner & Barkley, 1998).
H. Analisis perilaku terapan
Pada bagian ini kami mempertimbangkan pendekatan sistematis untuk
menerapkan prinsip-prinsip pengkondisian operan untuk memodifikasi perilaku
siswa yang dikenal sebagai analisis perilaku terapan (ABA). Tabel 5.7
menunjukkan tiga fase ABA: fase pra-modifikasi, fase modifikasi, dan fase pasca
modifikasi (Bergan & Caldwell, 1995).
OPERANT CONDITIONING (Komentar/pemahaman/analisis)

Operant Conditioning adalah metode pembelajaran yang menghubungkan


perilaku dan konsekuensi, menggunakan reward serta punishment. Mendidik anak
bisa dilakukan dengan metode ini. Operant conditioining adalah suatu metode
pembelajaran menggunakan reward (hadiah) dan punishment (hukuman) sebagai
konsekuensi perilaku. Teori ini dikembangkan oleh B.F Skinner dan sering juga
disebut teori Skinner maupun instrumental conditioning. Operant conditioning
bisa dipraktikkan dalam banyak aspek di kehidupan sehari-hari, terutama saat
kegiatan belajar di kelas. Dengan cara ini, banyak anak yang sudah belajar
perilaku baik ataupun positif hingga terbiasa melakukannya.
Operant conditioning adalah suatu metode pembelajaran yang
menggunakan hadiah dan hukuman sebagai konsekuensi dari sebuah perilaku.
Dengan metode ini, orang yang mempelajarinya akan mengerti hubungan yang
dibuat antara perilaku dan konsekuensi. Dalam dunia penelitian, konsep ini bisa
terlihat pada tikus-tikus dalam percobaan. Tikus tersebut ditempatkan di dalam
sebuah kandang, dengan 2 buah lampu, masing-masing berwarna hijau dan merah.
Lalu, di samping lampu tersebut ada sebuah tuas. Jika menggerakkan tuas di saat
lampu hijau menyala, maka tikus akan mendapatkan makanan. Namun jika
memindahkan tuas saat lampu merah yang menyala, maka tikus akan menerima
setruman ringan. Lama-kelamaan, tikus tersebut belajar bahwa tuas hanya boleh
ditarik saat lampu hijau yang menyala dan mengabaikan tuas saat lampu merah
menyala. Hal ini menandakan bahwa tikus tersebut sudah berhasil
menghubungkan antara perilaku dan konsekuensi melalui hadiah dan hukuman
yang diterimanya.
Skinner membedakan perilaku manusia ke dalam 2 kelompok besar, yaitu
perilaku responden dan perilaku operant. Masing-masingnya berhubungan dengan
teori operant conditioning yang dibuatnya.
A. Perilaku responden
Perilaku responden atau respondent behaviour adalah perilaku yang
muncul secara otomatis dan refleks, seperti menjauhkan tangan saat tidak
sengaja menyentuh benda panas atau menggerakkan kaki saat dokter
mengetuk lutut. Perilaku ini tidak perlu dipelajari dan akan dikuasai oleh
manusia dengan sendirinya secara otomatis.
B. Perilaku operant
Sementara itu, perilaku operant atau operant behaviour adalah perilaku
yang kita pelajari dan akan keluar, baik secara sengaja maupun tidak sengaja
saat ada suatu kejadian yang berhubungan. Perilaku operant inilah yang bisa
dibentuk melalui operant conditioning. Kita bisa melatih diri maupun orang
lain untuk melakukan hal-hal yang dianggap baik dan setelah terbiasa,
perilaku tersebut akan menjadi bagian dari perilaku sehari-hari.

Pada konsep operant conditioning, terdapat komponen kunci yang perlu


dipahami, yaitu reinforcement (dukungan atau hadiah) dan punishment
(hukuman).
1. Reinforcement (penguatan): Reinforcement adalah segala hal yang terjadi
yang dapat menguatkan suatu perilaku. Reinforcement bisa bersifat positif
maupun negatif.
2. Reinforcement positif (penguatan positif): Reinforcement positif adalah
hal yang menghasilkan atau menguatkan suatu perilaku positif. Misalnya,
setelah Anda bekerja dengan baik di kantor, perusahaan memberikan
pujian dan bonus gaji. Bonus gaji tersebut adalah reinforcement positif
yang dapat meningkatkan performa Anda selanjutnya di kantor. Sebab,
Anda akan belajar bahwa dengan menjalani pekerjaan dengan baik, akan
ada konsekuensi positif yang akan didapatkan.
3. Reinforcement negative (penguatan negatif): Reinforcement negatif adalah
suatu hal yang dilakukan untuk menghentikan perilaku negatif yang
dihadapi. Misalnya, anak berteriak di tengah keramaian dan teriakan
tersebut berhenti setelah Anda memberinya snack. Hal ini akan membuat
Anda berpikir bahwa dengan memberikan snack, maka akan ada sebuah
konsekuensi yaitu anak menjadi tenang. Namun, perilaku ini bukanlah
perilaku yang positif dan Anda akan terbiasa mengandalkan snack ketika
Si Kecil rewel.
4. Punishment (hukuman): Kebalikan dari reinforcement, punishment adalah
segala hal yang dapat mengurangi terjadinya suatu perilaku. Punishment
juga dibagi menjadi dua, yaitu punishment positif dan punishment negatif.
5. Punishment positif (hukuman positif): Punishment positif atau punishment
by application adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengurangi
terjadinya perilaku dengan melemahkan respons. Contohnya adalah
menghukum anak dengan memukul ringan tubuhnya karena ia berperilaku
tidak baik di depan umum.
6. Punishment negative (hukuman negatif): Punishment negatif juga dikenal
sebagai punishment by removal. Artinya, tindakan ini dilakukan dengan
menyingkirkan benda atau apapun yang bisa memicu perilaku negatif.
Contoh dari langkah ini adalah dengan melarang anak bermain gadget dan
menyimpan gadgetnya apabila ia berperilaku buruk di depan umum.

Contoh aplikasi operant conditioning pada kehidupan sehari-hari,


Operant conditioning bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, baik
untuk diri sendiri, anak, maupun orang lain. Berikut ini contohnya:
1. Memuji murid yang tenang di kelas di depan anak-anak lainnya, sehingga
yang lain ingin mendapatkan apresiasi yang sama. Cara ini biasanya
efektif dipraktikkan di kelas pendidikan anak usia dini (PAUD).
2. Saat ada murid yang aktif di kelas dan guru mengatakan bahwa murid
tersebut tidak perlu mengerjakan PR karena ia sudah berpartisipasi aktif,
maka murid akan belajar konsekuensi positif dari menjadi murid yang
aktif di kelas.
3. Melatih hewan peliharaan dengan memberikannya makanan setiap ia
menuruti perintah yang diberikan.
4. Menghukum anak dengan mengambil gadgetnya karena ia tidak juga
membersihkan kamarnya yang kotor dan berantakan.

Daftar Referensi
Roxana Moreno. 2010. Educational Pyschology. Mexico: John Willey &
Son, Inc.

Hasil diskusi
Penambahan Materi
A. Salsabila Nasution
Jika di ambil salah satu contoh masalah di sekolah terdapat
kelebihan dan kelemahan model operant conditioning dalam pembentukan
karakter diantaranya, dengan diterapkannya dalam pendidikan akan
memberikan semangat tersendiri bagi siswa karena adanya pemberian
hadiah sehingga mamacu semangat untuk belajar, siswa lebih aktif dan
semangat dalam menjawab pertanyaan dari guru dengan harapan akan
mendapat reward, dan memacu siswa untuk terus berprestasi di dalam
kelas. Sedangkan kelemahan model operant conditioning dalam
membentuk karakter yaitu, adanya pelaksanaan Mastery Learning, yaitu
siswa mempelajari materi secara tuntas menurut waktunya masing-masing,
karena setiap siswa berbeda-beda iramanya. Akibatnya siswa naik atau
lulus sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Adanya kecemburuan
antarsiswa. Bagi anak yang dapat menjawab pertanyaan guru, ia akan
mendominasi, sedangkan yang tidak bisa ia akan lebih banyak diam.
B. Rizki Kurniawan
Beberapa contoh pengkondisian operan dalam kehidupan sehari-
hari misalnya:
1. Anjing yang dilatih perilaku tertentu. Setiap dia berhasil melakukan
satu trik dengan benar, dia diberi reward berupa makanan.
2. Kalau bisa puasa penuh selama sebulan, nanti dibelikan sepeda.
3. Karyawan yang kerjanya lebih bagus kalo dijanjikan bonus.
4. Karyawan yang kerjanya lebih keras karena kalua tidak diancam bakal
dipecat.
5. Razia rambut di sekolah.
6. Kehadiran penuh di kelas bisa menambah nilai ujian.
7. Hadir terus bisa menghindari nilai yang jelek (reinforcement negatif).
8. Kalau sering datang telat, dosen mungkin melarang untuk ikut mata
kuliah lagi. Hukuman ini bisa jadi motivasi untuk menghilangkan
kebiasaan telat kuliah.
9. Imbalan surga bikin seseorang rajin berbuat baik.
C. Rahman hakim
Beberapa prinsip belajar yang di kembangkan oleh Skinner:
1. Hasil belajar harus langsung di beritahu kepada siswa
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari siswa
3. Tingkah laku siswa harus di berikan reward dan hukuman

Pertanyaan
1. Mezi Gunawan: Apa yang di lakukan guru BK jika ada siswa yang
menolak di beri penguatan dan bagaimana cara nya guru BK menghindari
pemberian hukuman ke siswa tersebut ?
Jawaban: tidak ada siswa yang menolak di beri penguatan, bahkan dengan
adanya penguatan tersebut siswa menjadi termotivasi untuk terus
melakukan hal baik dan berprestasi.
2. Rahman Hakim: Perilaku belajar siswa di pengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya peristiwa masalalu dan gaktor genetik, menurut Skinner mana
yang lebih kuat pengaruhnya peristiwa masalalu atau faktor genetik siswa?
Jawaban : yang lebih kuat pengaruhnya yaitu dari faktor genetik siswa.
3. Bapak Herman Nirwana: Apa itu operant ?
Jawaban: perilaku yang muncul tanpa adanya stimulus dari luar.
Pembahasan dari bapak Herman Nirwana

Apa yang di lakukan guru BK jika ada siswa yang menolak di beri
penguatan? Pembahasan dari Bapak: Tujuan reinforcement untuk
mengulang perilaku nya, tidak ada orang yang menolak reinforcement
(reinforcement diganti jika diberikan secara berulang-ulang agar siswa
tidak bosan atau disesuaikan dengan kebutuhannya) tidak ada yang
menolak reinforcement karena penguatan tersebut menyenangkan.
Perilaku belajar siswa di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
peristiwa masalalu dan gaktor genetik, menurut Skinner mana yang lebih
kuat pengaruhnya peristiwa masalalu atau faktor genetik siswa?
Pembahasan dari bapak: Memang ada faktor genetika tapi dipicu oleh
lingkungan. Contoh: Dia cerdas namun tidak berkembang, itu karena
faktor lingkungan. Yang tidak cerdas dari faktor genetika, bisa cerdas jika
lingkungannya mendukung. Diberikan stimulus-stimulus terus. Contoh
anak disabilitas, itu faktor bawaan namun bisa berkembang karena faktor
lingkungan. Jadi memang ada dari faktor bawaan genetika, namun dipicu
juga oleh lingkungan.
Apa itu operant? Pembahasan dari bapak: Operant adalah perilaku
yang muncul tanpa adanya stimulus. Perilaku yang muncul karena faktor
kematangan.
Penguatan (reinforcement): memberikan stimulus untuk memperkuat
(mempertahankan) atau mengulangi perilaku yang diinginkan/dikehendaki.

Consequence Effect

1. Memperkuat
Behavior reinforcement perilaku
2. Mengulangi
perilaku
Consequence Effect

3. Memperlemah
Behavior Punisher perilaku
4. Mengurangi
perilaku

Mendorong Perilaku Menekan Perilaku

Memberikan Stimulus Reinforcement Punishment I


(+) (Reward)
Ganjaran/hadiah
Menarik/ Reinforcement Punishment II
menghilangkan stimulus (-) (Escape)
Hiburan
Kesimpulannya : teori Pavlov di sempurnakan oleh Skinner, perilaku akan
bertahan jika diterapkan sesuai teori Skinner

Anda mungkin juga menyukai