Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH MUNCULNYA TEORI KONDISIONING OPERAN B.

F SKINNER
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori
S-R. Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan), purposive behavior(tingkah laku purposive)
dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus
untuk memunculkan atau memicu suatu respon tertentu. Skinner tidak sependapat dengan
pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat
kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan
tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan
lingkungannya.
Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov
dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup
kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab
atas munculnya respons atau tingkah laku operan.
B. KAJIAN UMUM TEORI B.F SKINNER
Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan) yaitu
sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan
dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk
kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai
berikut:

1. Belajar itu adalah tingkah laku.


2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam
kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau
sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di
observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat
di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

http://izzaucon.blog.uns.ac.id/2011/10/20/teori-belajar-kondisioning-operan-bf-skinner/

TEORI PENGUATAN OLEH SKINNER


A. Bentuk Teori Skinner
B.F. Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris
dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa
perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Gaya mengajar guru dilakukan dengan
beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill) dan
latihan (exercise).
Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku
(behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi
penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang
tidak tepat.
Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku
operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat
berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda
dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus
tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang
tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut
cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut.
Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: dalam laboratorium, Skinner memasukkan
tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi
dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu
yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.
Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari makanan.
Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol,
makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan
perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan
bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah
pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulu-respon akan semakin kuat bila diberi
penguatan.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif. Penguatan positif
sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan
penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk-bentuk
penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,
menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau
penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain:
menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan
perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain:
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi
penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah,
untuk menghindari adanya hukuman.
6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan
dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
7. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

B. Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran


1. Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
2. Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar
diperkuat.
3. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
4. Materi pelajaran digunakan sistem modul.
5. Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
6. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
7. Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
8. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar
tidak menghukum.
9. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
10. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
11. Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.
12. Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
13. Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
14. Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
15. Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya
masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah
dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi kompleks.

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Skinner


1. Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini
ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya
pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya
kesalahan.
2. Kekurangan
Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik
menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan
lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan
menjadi semakin berat.
Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman
sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik
adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu
mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman
verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk
pada siswa.
Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi pendidikan
seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata
pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang
diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi
yang ditunjukkan para siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika,
menyanyi, menari atau olahraga.

http://www.kosmaext2010.com/makalah-psikologi-belajar-teori-belajar-menurut-skinner.php

TEORI BELAJAR SKINNER


Jenis Perilaku dan Belajar
Menurut Skinner, hampir semua perilaku manusia diidentifikasi jatuh ke dalam dua
kategori yaitu perilaku responden dan perilaku operan. Perilaku respondenadalah
perilaku tanpa sengaja (refleks) dan hasil dari rangsangan lingkungan khusus. Agar perilaku
responden terjadi, pertama perlu bahwa stimulus diterapkan pada organisme. Stimulus
dari binatang kecil yang mengganggu terhadap mata Anda akan menyebabkan anda berkedip,
suatu peristiwa memalukan dapat menyebabkan anda bermuka merah, dan flash cahaya terang
akan mengakibatkan anda berkedip mata. Itu beberapa perilaku kita adalah perilaku responden.
Sebagian besar perilaku kita adalah perilaku operan, yang tidak otomatis, dapatdiprediksi,
atau terkait dalam setiap cara yang dikenal dengan mudah diidentifikasi
oleh rangsangan . Skinner percaya bahwa perilaku tertentu hanya terjadi, dan bahkan jika
disebabkan oleh tertentu (tapi sulit untuk mengidentifikasi) rangsangan, rangsangan ini adalah
tidak penting untuk mempelajari perilaku.
Kata "operan" menjelaskan seluruh sikap perilaku yang beroperasi pada lingkungan untuk
menghasilkan peristiwa atau tanggapan dalam lingkungan. Jika kejadian atau tanggapan yang
memuaskan, kemungkinan bahwa perilaku operant akan diulang biasanya meningkat.
Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku
(behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi
penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak
tepat.
Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku
operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat
berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda
dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus
tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum
mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung
mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum
adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
Baik perilaku responden dan operan bisa diajarkan dan dipelajari. Mengajar dan
belajar prilaku responden mensyaratkan penyajian stimulus yang akan menyebabkan perilaku
yang diinginkan terjadi, sedangkan perilaku operan adalah belajar melalui penguatan yang tepat
(baik penguatann positif atau penguatan negatif) yang diberikan segera atau terjadi secara
spontan perilaku operan. Pemberian penguatan kepada seseorang dari perilaku yang diinginkan
biasanya meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan mengulangi perilaku tersebut. Jika
penguatan berupa hukuman, diharapkan bahwa individu akan belajar untuk menahan diri dari hal
yang tidak diinginkan.
Pengkondisian operan, sebagaimana ditentukan oleh Skinner, dapat digunakan untuk
mempromosikan leaming oper-semut. Pengkondisian Operan untuk belajaroperan dikendalikan
dengan mengikuti suatu perilaku dengan suatu rangsangan. Rangsangan , yang disajikan
setelah adanta tanggapan biasanya disebut penguatan. Hal ini dapat berupa penguatan positif atau
negatif, karena baik positif maupun negatif dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan
bahwa perilaku akan diulang.
Penguatan
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan pengutan
negative. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan
tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau
menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan,
dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan,
mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk penguatan
negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau
menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).

Skinner mendefinisikan penguatan positif sebagai stimulus yang ketika disajikan


mengikuti perilaku oleh pelajar, cenderung meningkatkan kemungkinanbahwa prilaku
tertentu akan terulang, yaitu perilaku yang menguatkan. Siswa yangmenjawab dengan benar di
kelas, pujian guru meningkat kemungkinan bahwa siswamenanggapi pertanyaan guru, sehingga
reaksi yang menyenangkan guru berfungsi sebagai penguat positif bagi siswa. Pernyataan yang
tidak menyenangkan guru menyusul kegagalan siswa dalam menanggapi pertanyaan juga guru
bertindak sebagai penguat positif, karena diperkuat perilaku siswa yang tetap diam ketika ditanya
oleh guru. perilaku itu, adalah dianggap sebagai penguat positif oleh Skinner.
http://widomat.blogspot.com/2011/06/teori-belajar-skinner.html

Burrhus Frederic Skinner (1904-1990).


Burrhus Frederic Skinner lahir 20 Maret 1904, di kota kecil Pennsylvania Susquehanna.
Ayahnya adalah seorang pengacara, dan ibunya yang kuat dan cerdas ibu rumah
tangga. Asuhan-Nya telah tua dan bekerja keras.
Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan pendekatan
behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan
bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Dalam perkembangan psikologi
belajar, ia mengemukakan teori operant conditioning. Buku itu menjadi inspirasi
diadakannya konferensi tahunan yang dimulai tahun 1946 dalam masalah “The
Experimental an Analysis of Behavior”. Hasil konferensi dimuat dalam jurnal berjudul
Journal of the Experimental Behaviors yang disponsori oleh Asosiasi Psikologi di
Amerika (Sahakian,1970)
B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan
pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui
proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku
organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif
besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning
klasik.
Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah
dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan.
Menajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku
antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang
diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yanag tidak tepat. Operant
Conditioning adalah suatu proses perilaku operant ( penguatan positif atau negatif)
yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang
sesuai dengan keinginan.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut :
Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang
disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol,
alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yangdapat diatur nyalanya, dan
lantai yanga dapat dialir listrik. Karena dorongan lapar tikus beruasah keluar untuk
mencari makanan. Selam tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak
sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan
secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini
disebut shapping.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner
mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya
adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat
bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan
positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku,
atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak
memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak
senang.
Percobaan B. F. Skinner
Untuk menguraikan teori pengkondisian, B. F. Skinner memperkenalkan konsep
pengkondisian operan. Untuk memahami pengkondisian operan, perlu dibedakan apa
yang disebut Skinner sebagai perilaku respon dan perilaku operan. Perilaku respon
adalah respon langsung pasa stimulus, seperti pada respon yang tidak dikondisikan
dalam pengkondisiana klasik. Sebaliknya, perilaku operan dikendalikan oleh akibatnya.
Pada mulanya hal itu terjadi dengan sendirinya: yaitu munculnya lebih bersifat spontan
daripada merupakan respon stimulus tertentu.
Adapun percobaan Skinner untuk mendemonstrasikan pengkodisian operan adalah
sebagai berikut:
Seekor tikus yang lapar diletakan dalam sebuah kotak yang disebut “kotak Skinner”. Di
dalam kotak Skinner tersebut tidak terdapat apa-apa kecuali sebuah jeruji yang
menonjol di mana terdapat piring makanan di bawahnya. Sebuah lampu kecil di atas
jeruji dapat dinyalakan menurut kehendak perlaku eksperimen.
Tikus yang dibiarkan sendiri dalam kotak, berjalan kesana kemari menjelajahi keadaan
sekitar. Kadang-kadang tikus melihat jeruji tersebut dan menekannya. Lalu penekanan
tikus pertama terhadap jeruji merupakan peringkat dasar dasar penekanan jeruji.
Setelah menentukan peringkat dasar, pelaku eksperimen menggerakkan bubuk
makanan yang diletakkan di luar kotak Skinner. Setiap kali tikus menekan jeruji, butir-
butir halus makanan terluncut jatuh ke piring makanan. Tikus memakannya dan segera
menekan jeruji lagi. Makanan menguatkan (reinforce) penekann jeruji dan laju
penekanan meningkat secara drastic. Bila tempat makanan tidak dihubungkan dengan
jeruji sehingga penekanan jeruji tidak lagi mengeluarkn makanan, laju penekanan jeruji
akan berkurang. Berarti respon operan mengalami pemadaman (extinction) tanpa
adanya penguatan.
Pelaku eksperimen dapat menetapkan diskriminasi dengan menyediakan makanan jika
jeruji ditekan dan lampu menyala, tetapi tidak ada makanan bila lampu mati. Penguatan
selektif ini mengkondisikan tikus untuk menekan jeruji hanya pada saat lampu menyala.
Dalam hal ini, lampu berfungsi sebagai stimulus diskriminatif (discriminative stimulus)
yang mengendalikan respon.
Dengan demikian, pengkondisian operan meningkatkan kemungkinan adanya respon
dengan menertakan penguat (reinforce) setelah kejadiannya dan bisa bersaku
sebaliknya (extinction).

D. Pengaruh Teori Skinner dalam Kehidupan sehari-hari


Teori Skinner tentang pengkondisian ini sangat minati saat ini karena memang memiliki
fungsi ayng sangat membantu manusia. Melalui teori ini oran-orang dapat melatih
hewan peliharaan (kucing, anjing, burung dll.) maupun hewan-hewan yang berguna
dalam membantu manusia (merpati, anjing polisi dll.).
Dalam pengkondisian operan menurut Skinner ini, para pelaku eksperimen dapat
mendorong perilaku baru dengan mengambil manfaat dari perbedaan tindakan subyek.
Untuk melatih seekor anjing,agar bisa menekan bel dengan moncongnya, seorang
penyelidik dapat memberikan imbalan setiap kali anjing tersebut mendekati kawasan
bel, serta member isyarat bagi anjing untuk menyentuh bel. Dan jika akhirnya bel
tersentuh, kembali diberi imbalan (penguatan).
Dengan cara ini juga burung dara dapat dilatih dengan membentuk respon operan
untuk menemukan lokasi orang-orang yang hilang di laut; ikan lumba-lumba dilatih
untuk menarik peralatan di bawah air.
Teori Skinner ini juga sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan, dimana rata-rata
system pendidikan saat ini menerapkan system pengkondisian Skinner. Saat
sensitifnya masalah hak asasi manusia (HAM), maka penerapan hukuman di dunia
pendidikan mulai dikurangi dan beralih ke cara yang dperkenalkan Skinner yaitu bahwa
hukuman tidak perlu, yang diperlukan adalah member hadiah bagi yang berprestasi
untuk merangsang anak-anak yg tidak berprestasi untuk belajar lebih baik lagi.

http://athenlengkong.blogspot.com/2010/12/teori-psikologi-behaviorisme-menurut-b.html

Burrhus Frederic Skinner


Prinsip-prinsip utama pandangan Skinner:

1. Descriptive behaviorism, pendekatan eksperimental yang sistematis pada perilaku yang


spesifik untuk mendapatkan hubungan S-R. Pendekatannya induktif. Dalam hal ini
pengaruh Watson jelas terlihat.
2. Empty organism, menolak adanya proses internal pada individu.
3. Menolak menggunakan metode statistical, mendasarkan pengetahuannya pada subyek
tunggal atau subyek yang sedikit namun dengan manipulasi eksperimental yang
terkontrol dan sistematis.

Sumbangan Skinner sebagai seorang psikolog


1. Salah seorang psikolog yang pandangannya paling berpengaruh dan banyak dirujuk oleh
para psikolog lainnya
2. Mengembangkan sejumlah prinsip-prinsip psikologis yang cukup terbukti aplikatif
terhadap masalah-masalah perilaku yang nyata karena didukung oleh hasil-hasil
eksperimen yang jelas
3. Memberikan ide kreatif dan baru bagi metode dalam belajar dan terapi yang konvensional

Konsep-konsep utama yang dikembangkan oleh B. F Skinner adalah sebagai berikut:


Proses operant conditioning:

1. Perilaku namun dalam kadar peningkatan dan intensitas yang berbeda-beda.


2. Discrimination : organisma dapat diajarkan untuk berespon hanya pada suatu stimulus
dan tidak pada stimulus lainnya. Caranya adalah secara konsisten memberi reinforcement
hanya pada respon bagi stimulus yang diinginkan dan tidak pada respon terhadap
stimulus.

Memilah perilaku menjadi respondent behavior dan operant behavior. Respondent terjadi pada
kondisioning klasik, dimana reinforcement mendahului UCR/CR. Dalam kondisi sehari-hari
yang lebih sering terjadi adalah operant behavior dimana reinforcement terjadi setelah response.

3. Positive dan negative reinforcers [kehadirannya PR menguatkan perilaku yang muncul,


sedangkan justru ketidakhadiran NR yang akan menguatkan perilaku].
4. Extinction: hilangnya perilaku akibat dari dihilangkannya reinforcers
5. Schedules of reinforcement, berbagai variasi dalam penjadwalan pemberian
reinforcement dapat meningkatkan lainnya.
6. Secondary reinforcement, adalah stimulus yang sudah melalui proses
pemasangan/kondisioning dengan reinforcer asli sehingga akhirnya bisa mendapatkan
efek reinforcement sendiri. Dalam kenyataan riil kehidupan manusia, hampir semua yang
kita anggap sebagai reinforcement adalah secondary reinforcer.
7. Aversive conditioning, proses kondisioning dengan melibatkan suasana tidak
menyenangkan. Hal ini dilakukan dengan punishment. Reaksi organisme adalah escape
atau avoidance.

http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/burrhus-frederic-skinner

TEORI BELAJAR
KONDISIONING OPERAN B.F SKINNER
PENDAHULUAN
Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai sekarang ini. Pada
awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi banyak sumbangan terhadap
para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku (behaviorisme)yang awal mulanya
dikembangkan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlav (tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal
dengan istilah pengkondisian klasik (classical conditioning)dan kemudian teori belajar tingkah
laku ini dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F
Skinner dan Gestalt.
Teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.
Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku
yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang
sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau Penilaian didasari atas perilaku yang
tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan ceramah,tetapi instruksi singkat
yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi.
Di awal abad 20 sampai sekarang ini teori belajar behaviorisme mulai ditinggalkan dan banyak
ahli psikologi yang baru lebih mengembangkan teori belajar kognitif dengan asumsi dasar bahwa
kognisi mempengaruhi prilaku. Penekanan kognitif menjadi basis bagi pendekatan untuk
pembelajaran. Walaupun teori belajar tigkah laku mulai ditinggalkan diabad ini, namun
mengkolaborasikan teori ini dengan teori belajar kognitif dan teori belajar lainnya sangat penting
untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang cocok dan efektif, karena pada dasarnya tidak
ada satu pun teori belajar yang betul-betul cocok untuk menciptakan sebuah pendekatan
pembelajaran yang pas dan efektif.
Dalam makalah ini akan dibahas sebuah teori belajar dari aliran behaviorisme yaitu teori belajar
kondisioning operan B.F Skinner yang terdiri dari beberapa hal yaitu:

1. Sejarah munculnya teori kondisioning operan B.F Skinner.


2. Kajian umum teori B.F Skinner.
3. Aplikasi teori skinner terhadap pembelajaran.
4. Analisis perilaku terapan dalam pendidikan
5. Kelebihan dan kekurangan teori skinner

PEMBAHASAN

1. A. SEJARAH MUNCULNYA TEORI KONDISIONING OPERAN B.F SKINNER


Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori
S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu itu model kondisian klasik dari Pavlov
telah memberikan pengaruh yang kuat pada pelaksanaan penelitian. Istilah-istilah
seperti cues (pengisyratan), purposive behavior (tingkah laku purposive) dan drive
stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk
memunculkan atau memicu suatu respon tertentu.
Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana
stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan
S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana
organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu, banyak tingkah laku menghasilkan
perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme
dan dengan begitu mengubah kemungkinan organisme itu merespon nanti.
Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John Watson.
Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan fokus
penelitian psikologi. Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari
kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning
instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua jenis respon
itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya
respons atau tingkah laku operan.

B. KAJIAN UMUM TEORI B.F SKINNER


Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan).
Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari
prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang
membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-
asumsi itu adalah sebagai berikut:

1. Belajar itu adalah tingkah laku.


2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan
dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan
kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya
dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi
yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

Tabel Perbandingan Respons Elisit dan Tingkah-Laku Operan


Respons Elisit ( Refleks ) Respons Emisi atau Operan

Ada korelasi yang dapat diamati antara Ada respons bertindak mengenai lingkungan yang
stimulus dan respons; Respons yang menimbulkan konsekuensi yang berpengaruh pada
terpancing keluar terutama untuk menjaga organisasi, dan dengan demikian mengubah
kesejahteraan organisme. tingkah-laku yang akan datang; Tidak ada korelasi
nya dengan stimulus sebelumnya.

Di kondisikan dengan substitusi stimulus; Di kondisikan melalui konsekuensi respons yang


Kondisioning Tipe S memperbesar peluang merespons; Kondisioning
Tipe R.

1. Tingkah-laku organisme secara individual merupakan sumber data yang cocok.


2. Dinamika interaksi organisme dengan lingkungan itu sama untuk semua jenis mahkluk
hidup.

Berdasarkan asumsi dasar tersebut menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting
dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).

Penguatan dan Hukuman.


Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu
perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan
probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini
menjadi dua bagian:
- Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk
penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,
menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau
penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
- Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan).
Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan
tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka
kecewa dll).
Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatifadalah
dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif,
ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif
dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan
probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya
perilaku. Berikut ini disajikan contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W
Santrock, 274).

Penguatan positif

Perilaku Konsekuensi Prilaku kedepan

Murid mengajukan pertanyaan Guru menguji murid Murid mengajukan lebih banyak
yang bagus pertanyaan

Penguatan negatif

Perilaku Konsekuensi Prilaku kedepan

Murid menyerahkan PR tepat Guru berhenti menegur murid Murid makin sering
waktu menyerahkan PR tepat waktu

Hukuman

Perilaku Konsekuensi Prilaku kedepan

Murid menyela guru Guru mengajar murid langsung Murid berhenti menyela guru

Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu, konsekuensi
meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya berkurang.

Kupasan yang dilakukan Skinner menghasilkan suatu sistem ringkas yang dapat diterapkan pada
dinamika perubahan tingkah laku baik di laboratorium maupun di dalam kelas. Belajar, yang
digambarkan oleh makin tingginya angka keseringan respons, diberikan sebagai fungsi urutan
ketiga unsure (SD)-(R)-(R Reinsf). Skinner menyebutkan praktek khas menempatkan binatang
percobaan dalam “kontigensi terminal”. Maksudnya, binatang itu harus berusaha penuh resiko,
berhasil atau gagal, dalam mencari jalan lepas dari kurungan atau makanan. Bukannya demikian
itu prosedur yang mengena ialah membentuk tingkah-laku binatang itu melalui urutan Sitimulus-
respon-penguatan yang diatur secara seksama.
Dikelas, Skinner menggambarkan praktek “tugas dan ujian” sebagai suatu contoh menempatkan
pelajar yang manusia itu dalam kontigensi terminal juga. Skinner menyarankan penerapan cara
pemberian penguatan komponen tingkah laku seperti menunjukkan perhatian pada stimulus dan
melakukan studi yang cocok terhadap tingkah laku. Hukuman harus dihindari karena adanya
hasil sampingan yang bersifat emosional dan tidak menjamin timbulnya tingkah laku positif yang
diinginkan. Analisa yang dilakukan Skinner tersebut diatas meliputi peran penguat berkondisi
dan alami, penguat positif dan negative, dan penguat umum.
Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:
- Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar
diberi penguat.
- Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
- Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
- Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
- Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah,
untuk menghindari adanya hukuman.
- Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan
dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
- Dalam pembelajaran, digunakan shaping.
Disamping itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya
terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus
penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

b. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses
conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun
bahkan musnah.

C. APLIKASI TEORI SKINNER TERHADAP PEMBELAJARAN.


Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
- Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar
diperkuat.
- Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
- Materi pelajaran digunakan sistem modul.
- Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
- Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
- Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
- Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran
agar tidak menghukum.
- Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
- Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
- Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.
- Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
- Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Reinforcement

Dalam pergaulan sehari-hari, reinforcement kurang lebih berarti “hadiah”.


Dalam dunia psikologi, reinforcement adalah konsekuensi yang memperkuat
tingkah laku. Setiap konsekuensi itu adalah pemberi reinforcement (reinforcer)
kalau dia memperkuat tingkah laku berikutnya. Tingkah laku-tingakah laku
yang diikuti dengan reinforcement akan diulang-ulang di waktu yang akan
datang.

Reinforcement positif

Disebut reinforcement positif apabila suatu stimulus terentu


(menyenangkan) ditunjukkan atau diberikan sesudah suatu perbuatan
dilakukan. Misalnya, uang atau pujian diberikan kepada seorang anak yang
memperoleh nilai A pada mata pelajaran tertentu.

Reinforcement negative

Dinamakan reinforcement negative apabila suatu stimulus tertentu


(tidak menyenangkan) ditolak atau dihindari. Reinforcement negative
memperkuat tingkah laku dengan cara menghindari stimulus yang tidak
menyenangkan. Kalau suatu perbuatan tertentu menyebabkan seseorang
menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan, ayng bersangkutan
cenderung mengulangi perbuatan yang sama apabila pada suatu saat
menghadapi situasi yang serupa. Misalnya, murid yang berungkali dipanggil
menghadap Kepsek, pelanggaran disiplin yang dilakukannya itu menjadi
bertambah kuat karena dia tetap saja melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai