Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

(SKINNER)

Dosen:
Dr. Iswinarti, M.Si.

Mata Kuliah : Psikologi Kepribadian

Disusun oleh:

Thera Dwi Kurnia (202010230311349)

Delvita Dwi Sherlin (202010230311364)

Aulia Khairani (202010230311389)

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH MALANG 2021
A. SEJARAH SINGKAT BURRHUS FREDERIC SKINNER
Burrhus Frederic Skinner dilahirkan pada tanggal 20 Maret 1904 di
Susquehanna, Pensylvania, Amerika Serikat. Ayahnya adalah seorang pengacara yang
menjadi General Counsel di sebuah perusahaan batu bara besar, dan ibunya adalah
seorang ibu rumah tangga yang cerdas. Dia dididik oleh orang tuanya dengan didikan
model kuno dan disiplin.

Skinner merupakan anak yang kreatif dan ingin sekali menjadi seorang penulis
dan ia pun mencobanya dengan mengarang lalu mengirim puisi dan cerita pendek.
Skinner terus saja menulis dan selalu berkarya sampai akhir hayatnya. Skinner pun
meninggal pada tanggal 18 Agustus 1990, karena Leukimia. Ia telah berhasil menjadi
seorang tokoh psikologi yang paling terkenal sejak Sigmund Freud.

Setelah lulus dari sekolah menengah, ia pun melanjutkan belajarnya di


Hamilton College, di dekat Uthica. Setelah lulus dari Hamilton College Skinner masih
menulis. Skinner berhenti menulis dan mengikuti kuliah psikologi di Harvard pada
tahun 1928 dengan mengkhususkan diri pada bidang tingkah laku hewan. Sebelum
mengambil keputusan untuk kuliah jurusan psikologi. Skinner berhasil meraih gelar
doctor pada tahun 1931.

Beberapa tokoh yang mempengaruhi pemikiran Skinner yaitu Crozier, Jacques


Loeb, C.S. Sherington, Ivan Pavlov, J.B. Watson dan E.L. Thorndike. Skinner
menjalani karir sebagai pengajar Universitas Minnesota dan pernah ditunjuk sebagai
dekan Fakultas Psikologi Universitas Indiana. Setelah itu, ia kembali ke Harvard dan
di sana menerima jabatan guru besar psikologi di Universitas Harvard.

Selama tahun 1930-an dan 1940-an, Skinner mengembangkan teorinya dengan


melakukan eksperimen-eksperiman pengondisian operan (operant conditioning). Pada
tahun 1954, Skinner ikut serta dalam sebuah symposium tentang kecenderungan-
kecenderungan modern dalam psikologi. Skinner menggunakan media ketika proses
belajar mengajar Berdasarkan prinsip-prinsip yang mengaturnya. Presentasi tersebut
dipublikasikan dalam Harvard Educational Review pada tahun 1954 dan menobatkan
Skinner sebagai “pencipta teknologi pendidikan”.
B. PRINSIP-PRINSIP TEORI SKINNER
I. Teori Belajar Skinner (1904-1990)
B.F. Skinner melakukan eksperimen terhadap tikus dan selanjutnya terhadap
burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan
stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah
diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat,
maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu responding conditioning


dan operant conditioning.
1. Respondent conditioning (respondent response) adalah respon yang diperoleh
dari beberapa stimulus yang teridentifikasi. Stimulus yang teridentifikasi itu
menimbulkan respon yang secara relatif tetap. Belajar dengan respondent
conditioning ini hanya efektif bila suatu respon timbul karena kehadiran
stimulus tertentu. Misalnya, diberikan stimulus berupa masalah yang dapat
diselesaikan dengan konsep turunan fungsi, maka timbul respon untuk
mempelajari lebih lanjut dalil-dalil turunan fungsi, ibarat makanan yang
menimbulkan keluarnya air liur. Stimulus yang demikian, pada umumnya
mendahului respon yang dtimbulkan.
2. Operant conditioning adalah suatu respon terhadap lingkungannya. Respon
yang timbul ini diikuti oleh stimulus-stimulus tertentu. Stimulus yang
demikian itu disebut penguatan sebab stimulus-stimulus itu memperkuat
respon yang telah dilakukan seseorang. Misalnya seorang peserta didik
mengerjakan soal-soal matematika (telah melakukan perbuatan) lalu
mendapat nilai baik (ganjaran).

II. Kajian Umum Teori B.F Skinner


Ada asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret
E. Bell Gredler, halaman 122). Asumsi-asumsi itu diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Belajar itu adalah tingkah laku.
2. Perubahan tingkah laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan
adanya perubahan dalam kejadian-kejadian atau kondisi-kondisi di
lingkungan.
3. Hubungan yang berhukum antara tingkah laku dan lingkungan hanya dapat
di tentukan jika sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya
didefinisikan menurut fisiknya dan diobservasi di bawah kondisi-kondisi
yang di kontrol secara seksama.
4. Data dari studi eksperimental tingkah laku merupakan satu-satunya sumber
informasi yang dapat diterima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

III. Bentuk Teori Skinner


 Respons Elisit ( Refleks )
- Ada korelasi yang dapat diamati antara stimulus dan respons. Respons
yang terpancing keluar terutama untuk menjaga kesejahteraan
organisme.
- Dikondisikan dengan substitusi stimulus, yaitu kondisioning Tipe S.
 Respons Emisi atau Operan
- Ada respons yang bertindak mengenai lingkungan yang menimbulkan
konsekuensi yang berpengaruh pada organisasi.
- Dikondisikan melalui konsekuensi respons yang memperbesar
peluang merespons, yaitu kondisioning Tipe R.

IV. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif &
negatif
1. Penguatan positif sebagai stimulus dapat meningkatkan terjadinya
pengulangan tingkah laku. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa
hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan
kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau
penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
2. penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau
menghilang. Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain menunda/tidak
memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan, atau menunjukkan
perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Berikut ini contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W
Santrock, 274).

1. Penguatan positif
 Perilaku Murid mengajukan pertanyaan yang bagus
- Konsekuensi Guru menguji murid.
- Perilaku kedepan Murid mengajukan lebih banyak
pertanyaan.
2. Penguatan negatif
 Perilaku Murid menyerahkan PR tepat waktu
- Konsekuensi Guru berhenti menegur murid.
- Perilaku kedepan Murid makin sering menyerahkan PR
tepat waktu.
3. Hukuman
 Perilaku Murid menyela guru
- Konsekuensi Guru mengajar murid langsung.

- Perilaku kedepan Murid berhenti menyela guru.

V. Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain


1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa. Jika salah
dibetulkan, jika benar diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3. Materi pelajaran menggunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran lebih mementingkan aktivitas sendiri.
5. Dalam proses pembelajaran tidak menggunakan hukuman. Namun
lingkungan perlu diubah untuk menghindari adanya hukuman.
6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik dapat diberi hadiah dan
sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio
reinforcer.
7. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

C. KELEMAHAN TEORI SKINNER


1. Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan dapat membuat anak didik
menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. Hal tersebut akan
menyulitkan lancarnya kegiatan belajar mengajar.
2. Beberapa kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman
sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner, hukuman
yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya.
Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari
kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar,
ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.
3. Selain itu, kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi
pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak
menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai
dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak
penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya
penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau
olahraga.
4. Proses belajar ini dipandang bersifat otomatis-mekanis sehingga terkesan seperti
mesin dan robot. Padahal setiap siswa memiliki self-regulation (kemampuan
mengatur diri sendiri) dan self control (pengendalian diri) yang bersifat kognitif,
dan bisa menolak merespons jika tidak menghendaki, misalnya karena lelah atau
berlawanan dengan kata hati.
5. Proses belajar manusia dianalogikan dengan perilaku hewan sangat sulit diterima,
mengingat amat mencoloknya perbedaan antara karakter fisik dan psikis manusia
dengan karakter fisik dan psikis hewan.

D. IMPLIKASI TEORI SKINNER


 Teori Skinner tentang pengkondisian sangat diminati saat ini karena memang
memiliki fungsi yang sangat membantu manusia. Melalui teori ini, orang-orang
dapat melatih hewan peliharaan (kucing, anjing, burung, dll.) maupun hewan-
hewan yang berguna dalam membantu manusia (merpati, anjing polisi, dll.).
 Teori Skinner sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan, dimana rata-rata
sistem pendidikan saat ini menerapkan sistem pengkondisian Skinner. Saat
sensitifnya masalah Hak Asasi Manusia (HAM), maka penerapan hukuman di
dunia pendidikan mulai dikurangi dan beralih ke cara yang diperkenalkan
Skinner, yaitu bahwa hukuman tidak perlu. Yang diperlukan adalah memberi
hadiah bagi yang beprestasi untuk merangsang anak-anak yang tidak berprestasi
untuk belajar lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.referensimakalah.com/2013/01/biografi-burrhus-frederic-skinner.html

http://made82math.wordpress.com/2009/06/05/teori-belajar-b-f-skinner-dan-aplikasinya/

Baharudin dan Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta.

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. cet. ke-1. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Gredler, Margaret E. Bell. 1994. Belajar dan Membelajarkan. terj. Munandir. cet. ke-2.. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. cet. ke-6. Sinar Baru Algensindo.
Bandung.

Hill, Winfred F. 2011. Theories of Learning. terj. M. Khozim. cet. ke-6. Nusa Media. Bandung.

Seifert, Kelvin. 2010. Manajemen Pembelajaran dan Intruksi Pendidikan; Manajemen Mutu
Psikologi Pendidikan Para Pendidik. terj. Yusuf Anas. IRCiSoD. Yogyakarta.

Smith, Mark K. dkk. 2009. Teori Pembelajaran dan Pengajaran; Mengukur Kesuksesan Anda
dalam Peroses Belajar dan Mengajar Bersama Psikolog Pendidikan Dunia. terj. Abdul
Qodir Shaleh. Mirza Media Pustaka. Yogyakarta.

Sugihartono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. UNY Press. Yogyakarta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi Paikem. cet. ke-5. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.

Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. PT Logos Wacana Ilmu. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai