Anda di halaman 1dari 7

Tujuan Didirikan Koperasi Sekolah, Anggota serta Jenis Usahanya

Faqihah M Itsnaini - detikEdu

Senin, 29 Mar 2021 19:30 WIB

Koperasi terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya koperasi sekolah. Seperti apa pengertian,
anggota, jenis usaha, sumber modal, dan tujuan didirikannya koperasi sekolah?

Peran koperasi di Indonesia cukup kuat dalam memperkokoh perekonomian nasional. Hal ini
menjadi dasar pembentukan koperasi sekolah, agar generasi muda bisa belajar mandiri sejak dini.

Koperasi sekolah adalah koperasi yang dibentuk di lingkungan sekolah, baik lembaga pendidikan
formal maupun non formal. Anggota koperasi sekolah terdiri atas para siswa di sekolah
tersebut. Pada dasarnya, koperasi ini tidak berbadan hukum seperti koperasi lainnya.

Hal ini sesuai dengan SK Mentranskop No. 639/SKPTS/MEN/1974 yaitu "Koperasi siswa
adalah koperasi yang anggota-anggotanya adalah murid-murid/siswa-siswa Sekolah Dasar,
Sekolah Lanjutan Pertama, Sekolah Lanjutan Atas, dan sekolah-sekolah atau tempat-tempat
pendidikan lain yang setara".

Struktur organisasi koperasi sekolah biasanya terdiri dari anggota, pengurus, badan pemeriksa,


pembina dan pengawas, serta badan penasihat. Koperasi sekolah juga memiliki Rapat Anggota
Tahunan (RAT) sekurang-kurangnya 6 bulan sekali.

Ada beberapa tujuan didirikannya koperasi sekolah, diantaranya adalah:

1. Meningkatkan kesadaran siswa tentang fungsi dan peranan koperasi sebagai salah satu
wadah utama perekonomian rakyat
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa demokratis
3. Meningkatkan upaya pembinaan kelembagaan koperasi secara sistematis, terarah, dan
berkelanjutan
4. Memberikan siswa keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman praktis dalam hal
pengelolaan koperasi sekolah melalui latihan serta praktek kerja nyata
5. Menanamkan rasa tanggung jawab siswa dalam gotong royong di masyarakat
6. Menunjang program pembangunan pemerintah di sektor koperasi melalui program
pendidikan sekolah
7. Menunjang pendidikan sekolah ke arah kegiatan praktis, untuk memenuhi kebutuhan
siswa
8. Menumbuhkan aspirasi dan partisipasi masyarakat sekolah terhadap koperasi, dan untuk
menanamkan jiwa semangat dan sikap berkoperasi

Keanggotaan koperasi sekolah bersifat terbuka bagi seluruh siswa-siswi, dan keanggotaannya
akan berakhir saat sudah lulus. Ada beberapa macam jenis usaha yang dijalankan koperasi
sekolah agar dapat menunjang kebutuhan siswa, diantaranya seperti:
1. Unit usaha pertokoan, biasanya menjual berbagai keperluan siswa seperti alat tulis, buku
pelajaran, makanan, atau perlengkapan sekolah dengan harga yang lebih murah dibanding toko-
toko biasa

2. Unit usaha simpan pinjam, bertujuan melayani penyimpanan dan peminjaman uang secara
sederhana dan cepat. Usaha ini bisa membantu siswa untuk menabung dan mengatasi jika ada
masalah keuangan

3. Unit usaha kafetaria, biasanya menjual aneka makanan dan minuman bagi siswa, dan mungkin
saja menjalin kerjasama dengan produsen makanan atau minuman

4. Unit usaha pelayanan/jasa, berupa usaha fotokopi, pengetikan, penjilidan makalah, warnet,
wartel, dan sejenisnya. Di beberapa sekolah kejuruan juga biasanya membuka usaha jasa sesuai
dengan bidang keahlian siswa seperti usaha bengkel sepeda motor, salon, bengkel mobil, atau
penjahitan baju

Dari sisi modal, koperasi sekolah bisa mendapatkan modal utama dari pembayaran iuran,
simpanan wajib, simpanan sukarela, maupun sisa hasil usaha (SHU). Kemudian ada juga sumber
modal kedua yang berasal dari pinjaman seperti hibah, pinjaman dari koperasi sekolah lain,
bantuan komite sekolah, bantuan instansi pemerintah, atau sumber lainnya yang sah dan tidak
mengikat.

Dengan keberadaan koperasi sekolah, siswa dapat berlatih berwirausaha, mandiri, dan
bertanggung jawab sehingga nantinya dapat membangun perekonomian bangsa.
Bagaimana Tata Cara Mendirikan Koperasi di Sekolah?

Baca selengkapnya di artikel "Bagaimana Tata Cara Mendirikan Koperasi di Sekolah?"

Koperasi sekolah didirikan tidak hanya untuk mengejar manfaat ekonomi semata, tetapi juga
mendukung sisi pendidikan siswa Koperasi sebagai saka guru perekonomian Indonesia tidak
hanya diperutukkan bagi anggota usia dewasa saja. Namun, gerakan koperasi sudah mulai
diperkenalkan sejak dini di sekolah melalui koperasi sekolah. Koperasi sekolah adalah koperasi
yang didirikan di lingkungan sekolah, baik dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas,
atau yang sederajat. Anggota koperasi sekolah adalah semua siswa yang terdaftar di sekolah
tersebut. Terkadang, koperasi ini juga dinamakan dengan koperasi siswa. Ada sedikit perbedaan
antara koperasi sekolah dengan koperasi pada umumnya, terutama terkait aspek legalitas.
Koperasi sekolah tidak memiliki kewajiban untuk berbadan hukum. Pasalnya, koperasi tersebut
ditujukan untuk edukasi. Ciri khas lainnya adalah anggotanya hanya siswa di sekolah setempat
dan berlaku selama siswa tersebut masih bersekolah di sana. Jenis koperasi ini adalah koperasi
serba usaha yang nantinya memiliki manfaat dari sisi ekonomi dan pendidikan. Mengutip dari
modul pembelajaran Ekonomi Kelas X terbitan Kemendikbud (2020), keberadaan koperasi
sekolah mendapat payung hukum dari negara. Landasannya tertuang dalam: 1. Surat Keputusan
Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No. 638/AKPTS/Men/1974 tentang ketentuan
pokok mengenai Koperasi Sekolah. 2. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0158/P/1984 dan Menteri Koperasi nomor 51/M/KPTS/III/1984, tertanggal
22 Maret 1984. 3. Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5/U/1984, tentang
Pendidikan Perkoperasian. 4. UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Cara mendirikan
koperasi sekolah Untuk mendirikan koperasi sekolah perlu melewati sejumlah tahapan. Tahapan
tersebut terdiri dari persiapan, pembentukan, dan pengesahan. 1. Tahap persiapan Dalam tahap
persiapan pendirian koperasi sekolah, dilakukan pertemuan antara kepala sekolah, guru, dan para
siswa. Inti pertemuan yaitu membahas pembentukan koperasi dengan membuat kepanitiaan.
Nantinya panitia melakukan persiapan yang terdiri dari: Mengumpulkan informasi mengenai
koperasi sekolah dan berkoordinasi dengan kantor koperasi setempat; Menetapkan waktu, tempat
dan acara rapat pembentukan koperasi sekolah; Membuat rancangan AD /ART; Membuat
rancangan program; Mempersiapkan sistem pemilihan pengurus; Menyiapkan administrasi rapat
seperti undangan, daftar hadir, notulen, tata tertib, dan akta pendirian koperasi. 2. Tahap
pembentukan Setelah persiapan selesai, langkah selanjutnya membentuk koperasi sekolah. Pada
tahap ini dilakukan rapat pembentukan yang dihadiri kepala sekolah dan dewan guru, siswa
berjumlah minimal 20 orang, pejabat kantor koperasi, dan perwakilan orang tua siswa. Agenda
rapat setidaknya melakukan pembahasan mengenai hal berikut: pembentukan koperasi sekolah;
pemilihan pengurus dan pengawas koperasi; penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga; penetapan bidang usaha; dan penetapan rencana kerja dan rencana anggaran 3. Tahap
pengesahan Begitu tahap pembentukan selesai, dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya untuk
pengesahan koperasi sekolah. Dalam tahap terakhir ini, nantinya mengajukan pengesahan pada
kantor koperasi setempat. Dokumen yang perlu dilampirkan adalah: Anggaran Dasar/ Akta
pendirian koperasi rangkap tiga, yang asli diberi materai; Berita acara pembentukan koperasi;
Neraca awal koperasi. Kantor Dinas Koperasi akan memeriksa pengajuan tersebut. Selambat-
lambatnya dalam waktu tiga bulan sejak diterimanya berkas pengajuan, Dinas Koperasi akan
memberikan pengesahan. Apabila ditemukan persyaratan kurang lengkap, dimungkinkan untuk
dikembalikan berkasnya atau ditolak.
Jenis Organisasi di Lingkungan Sekolah
Secara umum, organisasi dapat diartikan dalam penyusunan atau penempatan orang-orang dalam
suatu kelompok kerja sama. Hal tersebut dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-
orang dalam suatu kelompok kewajiban, hak, dan tanggung jawab masing-masing. Dalam jurnal
Cakrawala Pendidikan (1984) karya Suryosubroto, organisasi adalah aktivitas dalam membagi-
bagi kerja, menggolongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah,
dan tanggung jawab di antara para pelaksana. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah
seharusnya memiliki organisasi yang baik. Sehingga tujuan pendidikan formal maupun informal
bisa tercapai dengan maksimal.

Jenis organisai di sekolah Dilansir dari Buku Ajar PKN dan Pancasila (2020) karya Ni Putu
Candra Prastya, dijelaskan ada organisasi yang diikuti oleh para siswa, guru, dan para orangtua
atau wali murid

Masing-masing organisasi di lingkungan sekolah memiliki tujuan, kegiatan, peraturan, dan


pengurus yang berbeda antara satu organisasi dengan lainya. Bentuk-bentuk organisasi di
lingkungan sekolah, di antaranya: Organisasi kelas
Organisasi kelas dibentuk di setiap kelas. Bertujuan untuk memudahkan para siswa dalam
melaksanakan tugas-tugas kelas bersama. Setiap organisasi kelas memiliki pengurus kelas yang
terdiri, dari ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris, bendahara, dan ditambah dengan seksi-
seksi sesuai kebutuhan. Organisasi kelas dibina langsung oleh salah satu guru sebagai wali kelas.
Masing-masing pengurus memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya.
Gugus Depan Pramuka Gugus Depan Pramuka merupkana organisai sekolah yang dibentuk
untuk melaksanakan salah satu kegiatan ekstra kulikuler Pramuka. Di setiap sekolah dibentuk
satu Gugus Depan Pramuka yang terdiri dari kelompok putra dan putri. Di mana masing-masing
kelompok memiliki kegiatan dan administrasi sendiri. Umumnya, setiap sekolah memiliki
kelompok Gugus Depan Pramuka sesuai dengan usia siswanya. Setiap Gugus Depan Pramuka
dibimbing oleh Majelis Pembimbing Gugus Depan dan dibina oleh seorang guru Pembina Gugus
Depan. Usaha kesehatan sekolah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dbentuk untuk megakomodir
masalah kesehatan yang muncul di sekolah. Misalnya, sering terjadi siswa yang jatuh saat
bermain di halaman atau salah satu siswa yang sakit saat belajar di sekolah. Baca juga: Dampak
Positif Pembangunan Sekolah di Masa Politik Etis bagi Indonesia Di sini, siswa dilatih untuk
melakukan kegiatan-kegiatan praktis yang berkaitan dengan kesehatan. Contohnya, penimbangan
berat badan, memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan, dan sebagainya. UKS pada
umumnya dibina oleh seorang guru yang telag berpengalaman dan pernah mengikuti pelatihan
khusus di bidang kesehatan. Siswa yang mengikuti kegiatan pelatihan khusus dan dianggap
mampu, bisa dijadikan Dokter Kecil di sekolah.

Koperasi sekolah Koperasi sekolah umumnya beranggotakan para siswa, guru, dan karyawan di
sekolah. Koperasi sekolah dibentuk untuk meningkatkan kesejahteraan para warga sekolah.
Koperasi sekolah biasanya menyediakan beberapa kebutuhan sekolah, seperti buku, pensil,
pakaian seragam, kebutuhan pramuka, dan sebagainya. Semua siswa dapat menjadi anggota dan
pengurus koperasi sekolah. Pada saat jam istirahat pengurus bergiliran menjaga koperasi sekolah
dan melayani anggota yang membutuhkan.

Komite sekolah terlibat dalam perencanaan dan pengembangan program peningkatan mutu
sekolah. Program dan kegiatan sekolah merupakan hasil kesepakatan bersama antara kepala
sekolah, guru, orangtua siswa, dan masyarakat sekitar sekolah. Selain organisasi yang di atas,
sekoklah bisa mendirikan organisasi-organisasi lain untuk mengembangkan minat dan bakat
siswa, misalnya organisai di bidang olahraga dan seni.

Anda mungkin juga menyukai