Anda di halaman 1dari 11

Implementasi Koperasi Sekolah Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Ekonomi Kerakyatan

Pada Siswa Di Sekolah


Laily Fitria Wati
Pendidikan Ekonomi, PPs-Universitas Negeri Malang
Abstrak
Artikel ini membahas implementasi koperasi sekolah dalam menanamkan nilainilai ekonomi kerakyatan terhadap siswa di Sekolah. Keberhasilan koperasi sekolah
dalam menanamkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan diperlukan dukungan dari semua
pihak yaitu dari pemerintah, sekolah dan siswa. Perwujudan dukungan dari pemerintah
melalui penetapan kurikulum pendidikan yang mendukung keberhasilan penanaman
nilai-nilai ekonomi kerakyatan pada siswa, dukungan dari sekolah yaitu adanya sinergi
antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan pihak-pihak lain yang ada di
sekolah dalam mengelola koperasi sekolah, memfasilitasi koperasi sekolah,
penganekaragaman jenis usaha koperasi sekolah, meningkatan sosialisasi tentang
koperasi sekolah, meningkatkan keterlibatan siswa dalam pengelolaan koperasi sekolah.
Pendekatan dan strategi yang dilakukan untuk mewujudkan penanaman nilai-nilai
ekonomi kerakyatan bagi siswa melalui koperasi sekolah adalah melakukan pengajaran
dengan metode yang kontekstual dan menarik, guru yang kompeten di bidangnya,
mengadakan kegiatan ekstrakurikuler, mengadakan pendidikan dan latihan.
Kata Kunci : Koperasi Sekolah, Nilai-Nilai Ekonomi Kerakyatan, Kurikulum
Pendahuluan
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal amandemen IV 33 ayat 1 diamanatkan
bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Dalam penjelasan pasal 33 tercantum dasar demokrasi, ekonomi produksi dikerjakan oleh semua,
untuk semua di bawah pimpinan angota-anggota masyarakat.
Sebagaimana teori neoklasik yang dibangun atas dasar paham libera dengan
mengedepankan nilai individualism dan kebebasan pasar (Mubyarto, 2002:28), Sistem ekonomi
pancasila juga di bangun atas dasar nilai-nilai hidup dalam masyarakat Indonesia, yang bisa
berasal dari nilai-nilai agama,kebudayaan, adat istiadat, atau norma-norma, yang membentuk
perilaku ekonomi masyarakat indonesia.
Seorang pakar senior lain mengatakan bahwa terdapat 5 ciri pokok dari system ekonomi
pancasila yaitu : (Mubyarto,1981).
1. Pengembangan koperasi penggunaan insentif social moral
2. Komitmen pada upaya pemerataan

3. Kebijakan ekonomi nasionalis


4. Keseimbangan antara perencanaan pusat
5. Pelaksanaan secara terdesentralisasi
Koperasi berasal dari kata ko/co dan operasi/operation, yang mengandung arti kata kerja
sama untuk mencapai tujuan. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orangorang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota,
dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniah para anggotanya. Definisi tersebut mengandung unsur-unsur bahwa :
a. Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal, akan tetapi persekutuan social.
b. Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama.
c. Tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggota dengan kerjasama secara
keseluruhan. (Nining Widyanti&Sunindhia, 2008:1)
Berangkat dari pengertian koperasi, di sekolah-sekolah terdapat koperasi sekolah yang
merupakan salah satu bentuk koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang beranggotakan
semua siswa yang ada di sekolah, selain itu usaha bersama berdasarkan kekeluargaan,
kegotongroyongan inilah yang akan menjadi nilai yang harus ditanamkan pada diri siswa di
sekolah-sekolah.
Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang anggotaanggotanya terdiri atas siswa sekolah. Koperasi sekolah dapat didirikan pada berbagai tingkatan
sesuai jenjang pendidikan, misalnya koperasi sekolah dasar, koperasi sekolah menengah
pertama, dan seterusnya. Tujuan koperasi sekolah adalah memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tata perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Sedangkan pembentukan koperasi
sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka menunjang pendidikan siswa dan latihan
berkoperasi serta penanaman nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Dengan demikian, tujuan
pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam
menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini.
Implementasi koperasi sekolah untuk menanamkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan pada
siswa perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak yaitu pemerintah, sekolah dan siswa,
bentuk dukungan dari pemerintah berupa penetapan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
siswa dalam menanamkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan sejak awal siswa menjadi anggota

koperasi sekolah yaitu pada awal siswa menjadi keluarga besar di sekolah. Dukungan dari
sekolah berupa pengadaan fasilitas untuk koperasi sekolah dan dukungan dari kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, serta guru dalam mendukung keberhasilan proses penanaman nilai-nilai
ekonomi kerakyatan. tanpa adanya dukungan dari ketiga pihak tersebut maka usaha untuk
memunculkan ekonomi kerakyatan di sekolah akan mengalami hambatan sehingga menimbulkan
penurunan kinerja koperasi sekolah dan tidak ada pengembangan dari usaha-usaha koperasi
sekolah dan yang terakhir adalah adanya dukungan dari siswa berupa keaktifan dalam menjadi
pengurus dan anggota.
Pembahasan
Landasan pokok dalam perkoperasian Indonesia bersumber pada UUD 1945 pasal 33
ayat (1). Pasal ini mengandung cita-cita untuk mengembangkan perekonomian yang berasas
kekeluargaan. Peraturan yang lebih terperinci tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992. Undang-undang ini berisi pedoman bagi pemerintah dan masyarakat mengenai cara-cara
menjalankan koperasi, termasuk koperasi sekolah. Koperasi tidak berbadan hukum. Pengurus
dan pengelola koperasi sekolah dilakukan oleh para siswa di bawah bimbingan kepala sekolah
dan guru-guru, terutama guru bidang studi ekonomi dan koperasi. Tanggung jawab ke luar
koperasi sekolah tidak dilakukan oleh pengurus koperasi sekolah, melainkan oleh kepala
sekolah. Pembinaan terhadap koperasi sekolah dilaksanakan bersama antara Kantor Menteri
Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, serta Departemen Pendidikan Nasional. Koperasi
sekolah tidak berbadan hukum seperti koperasi-koperasi lainnya karena siswa atau pelajar pada
umumnya belum mampu melakukan tindakan hukum. Status koperasi sekolah yang dibentuk di
sekolah merupakan koperasi terdaftar, tetapi tetap mendapat pengakuan sebagai perkumpulan
koperasi. Pendirian Koperasi Sekolah Koperasi sekolah diharapkan menjadi sarana bagi pelajar
untuk belajar melakukan usaha kecil-kecilan, mengembangkan kemampuan berorganisasi,
mendorong kebiasaan untuk berinovasi, belajar menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Untuk
itu dalam mendirikan koperasi sekolah diperlukan pertimbangan agar yang diharapkan. Untuk itu
dalam mendirikan koperasi sekolah, diperlukan pertimbangan-pertimbangan agar selaras dengan
apa yang diharapkan.
Koperasi Sekolah sebagai lembaga perekonomian milik sekolah yang mempunyai peranan
sangat penting dalam dunia pendidikan yaitu sebagai wadah pembelajaran ekonomi dan untuk

menanamkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan bagi siswa yang ada di sekolah (Hanafi,2013),
sesuai dengan hal tersebut pada kenyataannya selama ini koperasi sekolah hanya diketahui
sebagai usaha pertokoan dan kafetaria yang dijaga oleh penjaga koperasi sekolah. Realitanya
koperasi yang berada dilingkungan sekolah bisa berbentuk koperasi konsumsi yaitu kafetaria
maupun berbentuk koperasi simpan pinjam.
Keefektifan koperasi sekolah dalam menanamkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan perlu
mendapatkan dukungan dari permerintah, sekolah dan siswa. dari pemerintah bisa dalam bentuk
penetapan kurikulum pendidikan yang menjadikan bahasan koperasi sekolah di kelas X semester
Berikut tindak lanjut yang dilakukan oleh pemerintah dalam mendukung keberadaan koperasi
sekolah dapat dilihat dari penetapan kurikulum pendidikan yang di dalamnya mencantumka
kompetensi dasar tentang koperasi.
Kurikulum pendidikan 2013
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 yang diberlakukan
mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut. Kurikulum
yang digunakan dalam pendidikan tingkat SMA saat ini adalah kurikulum
2013 .
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 1)
mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik; 2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat
yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik
menerapkan

apa

yang

dipelajari

di

sekolah

ke

masyarakat

dan

memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3) mengembangkan


sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat; 4) memberi waktu yang cukup leluasa

untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5)


kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar Mata pelajaran; 6) kompetensi inti kelas
menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar,
dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan
untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; 7 7)
kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Kompetensi inti
dan kompetensi dasar, X untuk SMA Kelas berdasarkan lampiran I permen
Nomor 59 Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Ekonomi Kelas X
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Mensyukuri sumber daya sebagai karunia
ajaran agama yang dianutnya

Tuhan YME dala m rangka pemenuhan

kebutuhan
2. Menghayati dan mengamalkan 2.1 Bersikap jujur, disiplin, tanggung jawab,
perilaku

jujur,

tanggungjawab,

disiplin, peduli, kreatif, mandiri, kritis dan analitis

peduli

(gotong dalam

mengatasi

permasalahan

ekonomi

royong, kerjasama, toleran, damai), 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,


santun, responsif dan pro-aktif dan tanggung jawab, santun, responsif dan proaktif,
menunjukkan sikap sebagai bagian peduli dalam melakukan kegiatan ekonomi
dari

solusi

permasalahan

atas
dalam

berbagai
berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan


sosial

dan

alam

serta

dalam

menempatkan diri sebagai cerminan


bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami
,menerapkan, 3.1 Mendeskripsikan konsep ilmu ekonomi
menganalisis pengetahuan faktual, 3.2 Menganalisis masalah ekonomi dan cara
konseptual, prosedural berdasarkan mengatasinya
3.3 Menganalisis

peran

pelaku

kegiatan

ekonomi
3.4 Mendeskripsikan

konsep

pasar

dan

terbentuknya harga pasar dalam perekonomian


3.5 Mendeskripsikan bank, lembaga keuangan
bukan bank, bank sentral dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK)
rasa ingintahunya tentang ilmu 3.6 Mendeskripsikan sistem pembayaran dan
pengetahuan,
teknologi,
seni,, alat pembayaran
3.7 Mendeskripsikan konsep manajemen
budaya, dan humaniora dengan 3.8 Mendeskripsikan konsep koperasi dan
wawasan kemanusiaankebangsaan, pengelolaan koperasi
kenegaraan,

dan

peradaban

terkaitpenyebab
fenomena
dan
4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1 Menyajikan konsep ilmu ekonomi
4.2 Melaporkan hasil analisis masalah ekonomi
dalam ranah konkret dan ranah
dan cara mengatasinya
abstrak
4.3 Menyajikan peran pelaku kegiatan
terkait dengan pengembangan dari
ekonomi
yang dipelajarinya di sekolah 4.4 Melakukan penelitian tentang pasar dan
secara

mandiri,

dan

mampu terbentuknya harga pasar dalam perekonomian


menggunakan metoda sesuai kaidah 4.5 Menyajikan peran dan produk bank,
lembaga keuangan bukan bank, bank sentral
keilmuan
dan Otoritas Jasa Keuangan(OJK)
4.6 Menyimulasikan sistem pembayaran dan
alat pembayaran
4.7 Menerapkan konsep manajemen dalam
kegia tan sekolah
4.8 Menerapkan

konsep

koperasi

dan

pengelolaan koperasi sekolah


Berdasarkan rumusan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dijabarkan di atas
menunjukkan salah satu indicator perlunya penanaman nilai-nilai kerakyatan pada siswa sejak
dini di sekolah menengah atas (SMA) degan memasukkan kompetensi dasar tentang koperasi di
kelas X akan tetapi ini masih mengalami kendala sehingga rumusan permen no 59 tahun 2014
tentang komptensi inti(KI) dan kompetensi dasar (KD) perlu direvisi,seharusnya kompetensi
dasar Mendeskripsikan konsep koperasi dan pengelolaan koperasi diberikan di awal yaitu

semester pertama. karena konsep koperasi sekolah perlu ditekankan di awal semester agar siswa
memahami dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari.
Dukungan yang kedua dari pihak sekolah, sekolah memfasilitasi keberadaan koperasi
sekolah, misalkan dengan memberikan temapt untuk usaha koperasi sekolah dan ruang khusus
untuk kepengurusan koperasi sekolah yang akan memudahkan pengorganisasian kegiatan yang
akan dilakukan oleh para pengurus koperasi sekolah dalam menjalankan usaha koperasi sekolah
dan memperkenalkan koperasi sekolah kepada semua anggota koperasi sekolah yaitu siswa.
Kepala sekolah dan guru serta siswa yang menjadi pengurus koperasi sekolah bersinergi
untuk mengupayakan agar keberadaan koperasi sekolah di sekolah bisa dirasakan secara
langsung oleh siswa. salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru dan
siswa yang terlibat dalam kepengurusan koperasi adalah kepala sekolah memberikan kemudahan
perijinan untuk memberikan sarana untuk kantor kepengurusan koperasi, guru mengupayakan
memajukan usaha koperasi dan siswa terlibat aktif dalam kegiatan koperasi.
. Beberapa pendekatan dan strategi diperlukan untuk mewujudkan pelaksanaan koperasi
sekolah yang dapat menanamkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan, Pendekatan dan strategi yang
pertama adalah melakukan pengajaran dengan metode yang menarik dan guru yang kompeten di
bidangnya. Pengajaran tentang ekonomi koperasi dengan metode pembelajaran yang bersifat
siswa centris yang berdasarkan atas ketuntasan belajar dari setiap siswa, serta metode
pengajaran kontekstual yaitu langsung mengaitkan dengan kehidupan nyata siswa.
Dalam pelaksanaan pengajaran dibutuhkan kemampuan Guru dalam membangkitkan
daya kreativitas dan inovasi yang dimiliki siswa. penampilan, sikap kepribadian dan penguasaan
guru akan proses pembelajaran akan sangat menentukan keterlibatan dan keterikatan siswa
dalam kegiatan belajar, mengajar sebagai tahap dari penanaman nilai-nilai ekonomi kerakyatan
pada siswa. metode pembalajaran seharusnya disajikan dalam bentuk yang dapat dipahami,
diresapi dan dihayati siswa. guru hendaknya mampu mengubah konsep materi ke dalam bahasa
siswa atau dalam bentuk penerapan riilnya, sehinggadiharapkan materi sajian teoritik keilmuan
dapat dirubah menjadi stimulus yang merangsang aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
guru juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Penanaman sikap, penanaman sikap dilakukan melalui pembiasaan dan pemberanian
melakukan sesuatu. Contoh : pemberian batas waktu saat pengumpulan tugas baik tugas
yang berkaitan dengan teori atau pun tugas untuk praktek memproduksi makanan.

2) Pembukaan wawasan, hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan seperti : ceramah, diskusi
mengundang tokoh-tokoh koperasi, misalnya : mengundang kepala Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) yang ada di kota Malang. Yang bisa memberikan wawasan
tentang koperasi kepada siswa.
Pendekatan dan strategi yang kedua

mengadakan kegiatan ekstrakurikuler

yang

diadakan setiap minggu sekali, kegiatan ekstrakurikulernya berupa pemberian materi tentang
koperasi melalui kegiatan pembelajaran dan praktek dalam bentuk usaha yang ada di koperasi
yang dilakukan oleh guru yang kompeten di bidangnya serta di bantu siswa yang menjadi
pengurus koperasi. Kegiatan ekstrakurikuler di lakukan di luar jam pelajaran yaitu setelah siswa
pulang sekolah, kegiatan yang dilakukan ada dua cara yaitu pengajaran langsung di kela dan
praktek di lapangan. kegiatan pengajaran dilakukan dengan memberikan materi tentang koperasi
dan bagaimana kepengurusan koperasi dan penjelasan lain tentang keberadaan koperasi sekolah
di sekolah. Kegiatan praktek di lapangan dilakukan dengan melibatkan siswa untuk
memproduksi makanan kemudian di jual di koperasi, melibatkan siswa yang menjadi pengurus
untuk melayani kegiatan jual-beli di koperasi sekolah.
Pendekatan yang ketiga yaitu dengan menambah usaha koperasi, misalnya koperasi
sekolah dengan bentuk usaha simpan pinjam. koperasi simpan pinjam dilakukan dengan cara
mewajibkan para anggota (siswa di sekolah) untuk membayar simpanan wajib secara teratur dan
menggiatkan anggota untuk menabung atau menyimpan sukarela secara teratur agar mudah
pengelolaannya. Salah satu usaha yang dilakukan dalam koperasi simpan pinjam adalah :
1. Kegiatan simpanan di sekolah melatih siswa untuk menabung dengan
system kekeluargaan.
2. Pendanaan untuk acara-acara sekolah, pendanaan ini di ambilkan dari
uang simpanan siswa, jadi saat ada kegiatan sekolah tidak menarik iuran
lagi dari siswa.
3. Usaha pinjaman yang diberikan bisa dalam bentuk pemberian pinjaman
bagi siswa yang membutuhkan karena keterbatasan ekonomi yang

dimiliki oleh orang tua siswa. Misalnya : siswa yang membutuhkan dana
untuk membayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
4. Bagi sekolah yang menggunakan sistem full day, ini adalah salah satu
peluang untuk koperasi sekolah mengambil bagian berupa pengadaan
makan siang bersama yang bisa dijadikan bentuk usaha koperasi.
Usaha simpan pinjam di koperasi dilakukan dengan tujuan untuk
menaumbuhkan sikap menabung di koperasi yang tidak diadakan potongan
dan bunga seperti yang dilakukan di ban-bank konvensional.
Strategi keempat adalah mengadakan pendidikan dan latihan (diklat) bagi
beberapa siswa yang terpilih menjadi pengurus koperasi, diklat dilakukan
oleh dewan perkoperasian kota malang, jadi pihak sekolah mengirimkan
delegasinya untuk mengikuti diklat. Siswa yang sudah melakukan diklat,
mereka

ditugaskan mengurus

koperasi dan menyebarkan

ilmu

yang

diperolehnya kepada teman-temannya yang lain dengan cara mengadakan


pengenalan dan promosi koperasi sekolah kepada siswa yang lain dan
mengajak mereka untuk aktif dalam kegiatan koperasi.
Strategi yang terakhir untuk mendukung penenaman nilai-nilai ekonomi
kerakyatan dengan cara membuat program pengenalan koperasi sejak dini
kepada siswa baru yaitu melalui kegiatan masa orientasi siswa (MOS),
dengan cara melakukan pembelajaran tentang koperasi di kelas selama satu
pertemuan. Disini yang mengisi adalah guru dan siswa yang telah terpilih
menjadi pengurus koperasi, dengan harapan siswa mulai mengenal dari awal
sehingga menarik mereka untuk aktif dalam koperasi sehingga penanaman
nilai-nilai ekonomi kerakyatan menjadi lebih mudah dan merata bagi semua
siswa.

Penutup

Simpulan
Usaha untuk mewujudkan koperasi sekolah untuk menanamkan nilai-nilai ekonomi
kerakyatan diperlukan dukungan dari semu pihak yang ada di sekolah yaitu dimulai dengan
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan siswa dengan harapan adanya dukungan ini bisa
memperlancar kegiatan dan usaha koperasi sekolah, mempermudah pengelolaan koperasi
sekolah.
Bentuk dukungan dari pemerintah berupa penetapan kurikulum tentang koperasi sekolah
di kelas X semester 1. Dukungan dari sekolah yaitu memfasilitasi koperasi sekolah dan
kerjasama yang baik antara kepala sekolah, guru dan siswa yang terlibat dalam koperasi sekolah
Pendekatan dan strategi yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai kerakyatan pada
siswa yaitu pertama mengadakan kegiatan pengajaran yang kontekstual dan menarik dengan
guru yang kompeten di bidangnya, mengadakan ekstrakurikuler yang di dalamnya berisi tentang
pemberian materi dan terjun langsung dalam kegiatan usaha koperasi sekolah misalnya dalam
bentuk usaha kafetaria, siswa bisa membuat makanan yang di jual di kafetaria,
penganekaragaman jenis usaha koperasi sekolah yaitu mengadakan usaha simpan pinjam, siswa
diwajibkan menyetorkan simpanan pokok setiap bulannya, dari sini siswa belajar menabung di
koperasi sekolah dan salah satu penerapan sistem kekeluargaan, dimana tidak memberikan bunga
maupun potongan seperti ketika menabung di bank-bank konvensional. Mengirimkan siswa yang
terpilih untuk melakukan pendidikan dan latihan di dekopin, yang dijadikan kader pengurus yang
bertugas mengurus koperasi dan mensosialisasikan koperasi sekolah kepadan siswa yang lain.
Dan pendekatan dan strategi yang terakhir adalah melakuakan pengenalan koperasi sejak dini
kepada siswa dengan memasukkan pembelajaran tentang koperasi saat kegiatan masa orientasi
siswa (MOS).
Daftar Rujukan
Madjid, Abdul. 1981. Wawasan Ekonomi Pancasila (Makalah-Makalah Yang Diajukan Pada
Symposium System Ekonomi Pancasila Di Selenggarakan Oleh Dewan Pertahanan
Dan Keamanan Nasional/ Departemen Dalam Negeri). Jakarta
Permendikbud No.59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah .

Armiyati. 2011. Strategi Mewujudkan Sekolah Kejuruan Berbasis Kewirausahaan Dalam


Peningkatan Kemandirian Dan Kreatifitas Siswa Melalui Koperasi Sekolah. Tingkap :
VII (2).
Ninik Widiyanti & Suninndhia. 2008. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hanafi. 2013. Faktor-Faktor Keberhasilan Pengelolaan Koperasi Sekolah.

Anda mungkin juga menyukai