Anda di halaman 1dari 121

1

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 01/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
PENGESAHAN SIDANG PLENO I PP GMKI
MASA BAKTI 2012-2014
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

1. Bahwa pengesahan sidang pleno I adalah tuntutan organisasi untuk


memenuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GMKI
sebagai usaha mengambil keputusan yang menyangkut kehidupan
organisasi
2. Bahwa diperlukan kehadiran seluruh unsur PP GMKI dalam
pengambilan keputusan pada sidang pleno I PP GMKI

Mengingat

1.
2.
3.
4.
5.

Memperhatikan

Kehadiran 26 (dua puluh enam) orang PP GMKI dari 30 (tiga puluh


orang) orang PP GMKI Masa Bakti 2012-2014.

Anggaran Dasar GMKI Pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 7 tentang Sahnya Persidangan
Keputusan
Kongres
XXXIII
GMKI
Nomor:
012/KXXXIII/GMKI/X/2012 tentang Struktur Dan Uraian Tugas PP GMKI
Masa Bakti 2012-2014 pada angka romawi lima (V) Tentang
Persidangan-Persidangan PP GMKI

Memutuskan
Menetapkan

1. Sidang pleno I PP GMKI quorum dan sah untuk mengambil


keputusan;
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari keputusan ini;
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir setelah
selesainya persidangan ini.
Ditetapkandi: Cariu, Bogor.
Hari
: Kamis
Tanggal
: 16 November 2012
Jam
: 10.42 WIB
PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris

Lampiran Surat Keputusan Nomor : 01/SP-I/PP-GMKI/XI/2012 Tentang: Pengesahan Sidang Pleno I PP GMKI
Masa Bakti 2012-2014

DAFTAR HADIR
SIDANG PLENO I PENGURUS PUSAT GMKI
MASA BAKTI 2012-2014
NO
1
2
3

NAMA
Supriadi Narno
Laikmen Sipayung
Aryanto Mapada

JABATAN
KETUA UMUM
Ketua Bidang Organisasi
Ketua Bidang Pendidikan Kader
dan Kerohanian
Ketua
Bidang
Aksi
dan
Pelayanan
Ketua Bidang Komunikasi dan
Hubungan Internasional

KETERANGAN
Hadir
Hadir
Hadir

Kristison Towimba

Paulus Lubis

6
7

Tigor Gemdita Hutapea


Stepanus Wiwin

SEKRETARIS UMUM
Wakil Sekretaris Umum

Hadir
Hadir

8
9

Lisbeth Simanjuntak
Jesicha Helena Pesik

BENDAHARA UMUM
Wakil Bendahara Umum

Hadir
Hadir

10
11

Sahat Sinurat
Fredy Umbu B. Guty

Hadir
Hadir

12
13

Jefry Alfendy S. Saragih


Adolfin Deslina Datang

14

Pereddi S.

15

Ayub Pongrekun

Sekretaris Fungsi Organisasi


Sekretaris Fungsi Pendidikan
Kader dan Kerohanian
Sekretaris Fungsi Kewirausahaan
Sekretaris Fungsi Penguatan
Kapasitas Keperempuanan
Sekretaris Fungsi Aksi &
Pelayanan
Sekretaris Fungsi Komunikasi
dan Hubungan Internasional

16
17
18

Supriadi Purba
Frans Simamora
Rizky Sianipar

19

Pahlawarni Girsang

20

Nova Yolanda Sipahutar

21

Herry A. Lamuye

22
23

Yosefus Feo
Armin Limbongan

KOORDINATOR WILAYAH
Koodinator Wilayah I (Sumut)
Koodinator Wilayah II (SumSel)
Koodinator Wilayah III (DIK
Jakarta, Jabar & Banten)
Koodinator Wilayah IV (DIY &
Jateng)
Koodinator Wilayah V (Jatim,
Bali, & NTB)
Koodinator Wilayah VI (Kalteng,
Kalsel, & Kaltim)
Koodinator Wilayah VII (NTT)
Koodinator Wilayah VIII (Sulsel,

Hadir
Hadir

Hadir
Hadir
Hadir
Hadir

Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Tidak hadir
3

24
25
26

Heidy Maeka
Hammy Lasut
Christian Matruti

27

Stevy Stollane Ayorbaba

28

Vernando Siahaan

29

Dunasta

30

Nelman Tahe

No
1.
2.
3.

Nama
-

Sulbar, & Sultra)


Koodinator Wilayah IX (Sulteng)
Koodinator Wilayah X (Sulut)
Koodinator
Wilayah
XI
(Maluku)
Koodinator Wilayah XII (Papua
& Papua Barat)
Koodinator Wilayah XIII (Riau
& Sumba)
Koodinator
Wilayah
XIV
(Kalbar)
Koodinator Wilayah XV (Malut)
Asal Cabang
Teluk Dalam
Gunung Sitoli
Padang

Hadir
Tidak hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Tidak hadir
Tidak hadir
Keterangan
Tidak Hadir
Tidak Hadir
Tidak Hadir

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 02/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
TATA TERTIB SIDANG PLENO I PP GMKI
MASA BAKTI 2010-2012
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

1. Bahwa dalam rangka melaksanakan sidang pleno I perlu terlebih


dahulu menetapkan tata tertib sidang, yang akan mengatur semua
persidangan selama sidang pleno I berlangsung;
2. Bahwa untuk kelancaran dan keteraturan sidang pleno ini diperlukan
aturan yang mengikat seluruh peserta sidang pleno I PP GMKI.

Mengingat

1.
2.
3.
4.

Memperhatikan

Aspirasi, usul, dan saran peserta sidang pleno I PP GMKI

Anggaran Dasar GMKI Pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 4 ayat 7 tentang Pengurus
Pusat;
6. Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 7 tentang Sahnya
Persidangan.

Memutuskan
Menetapkan

1. Tata tertib sidang pleno I PP GMKI sebagaimana terlampir dalam


keputusan ini;
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari keputusan ini;
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan hingga berakhirnya
sidang pleno I PP GMKI.
Ditetapkan di: Cariu, Bogor
Hari
: Jumat
Tanggal
: 16 November 2012
Jam
: 11.16 WIB
PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris

Lampiran Surat Keputusan Nomor : 02/SP-I/PP-GMKI/XI2012 Tentang: Tata Tertib Sidang Pleno I PP GMKI
Masa Bakti 2012-2014

TATA TERTIB SIDANG PLENO I PP GMKI MASA BAKTI 2012-2014


1. PIMPINAN SIDANG
1.1 SIDANG PLENO I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 dipimpin oleh Ketua Umum
bersama para Ketua Bidang dan Sekretaris Umum sebagai sekretaris persidangan.
1.2 Wakil Sekretaris Umum selaku notulensi membantu sekretaris umum.
1.3 Pimpinan komisi / panitia khusus / panitia kerja adalah peserta SP I yang ditentukan
oleh komisi / panitia yang bersangkutan.
2. PESERTA DAN PENINJAU
2.1. PESERTA : PP GMKI Masa Bakti 2012-2014
2.2. PENINJAU : BPK PP GMKI dan Undangan sebagai peninjau.
3. HAK BICARA DAN HAK SUARA
3.1 Selama SP I berlangsung semua peserta mempunyai hak bicara dan hak suara.
3.2. Peninjau yang mempunyai hak bicara apabila diijinkan atau diminta oleh pimpinan
sidang.
3.3. Tiap peserta mempunyai 1 (satu) hak suara, sesuai dengan poin 3.1
4. KEWAJIBAN PESERTA, UNDANGAN DAN PENINJAU
4.1 Semua peserta dan peninjau diwajibkan untuk mengikuti seluruh acara yang telah
ditetapkan.
4.2.Lima menit sebelum acara dimulai peserta dan peninjau harus sudah berada didalam
ruangan persidangan.
4.3 Peserta dan peninjau tidak diperkenankan mininggalkan tempat persidangan tanpa
seijin pimpinan sidang
5. PERSIDANGAN DAN KEPUTUSAN
5.1.Sidang pleno sah untuk mengambil keputusan apabila dihadiri sekurang- kurangnya
setengah ditambah satu dari jumlah peserta.
5.2.Sidang komisi / panitia khusus, dan panitia kerja sah untuk mengambil keputusan
apabila dihadiri sekurang- kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah peserta
komisi/panitia khusus/panitia kerja.
5.3.Semua keputusan selama sidang Pleno I berlangsung diambil secara musyawarah untuk
mufakat dengan hikmat kebijaksanaan dan apabila diperlukan keputusan diambil
berdasarkan pemungutan suara terbanyak (AD GMKI Pasal 8a)
6. PANITIA KHUSUS DAN PANITIA KERJA
6.1 Untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan khusus pada sidang pleno I PP
GMKI maka perlu dipilih 5 orang peserta sebagai panitia khusus guna melakukan
pencarian fakta dan opini terhadap persoalan tersebut.
6.2.Panitia kerja bertujuan untuk menindaklanjuti rekomendasi dan keputusan kongres
terkait dengan penataan institusional GMKI berupa 1. Kelembagaan Korwil 2.
Perkumpulan Senior, 3. Mekanisme Pembentukan Cabang, 4. Mekanisme Distribusi
Kader ke KNPI serta persoalan lainnya yang menjadi rekomendasi Kongres GMKI
XXXIII.
6.3.Pantia Khusus dan Panitia Kerja wajib memberikan laporan secara tertulis kepada
pimpinan sidang Pleno sebelum penutupan sidang pleno I PP GMKI.
7. SIDANG - SIDANG
7.1. SIDANG PLENO
Sebagai lembaga pengambil keputusan yang tertinggi dalam Sidang Pleno I, sidang
pleno bertugas untuk :
6

7.1.1.Mengesahkan Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014


7.1.2.Membahas dan Menetapkan tata tertib dan jadwal acara Sidang Pleno I PP GMKI
Masa Bakti 2012-2014
7.1.3.Menetapkan Arah, strategi, dan Kebijakan Umum Organisasi PP GMKI Masa
Bakti 2012-2014
7.1.4.Menetapkan Mekanisme Kerja Internal (MKI) yang terdiri dari: 1.
Pengorganisasian program, 2. Mekanisme surat menyurat, 3. Mekanisme
Pendelegasian tugas dan wewenang, 4. Mekanisme PAW, 5. Arsip 6. Petunjuk
Teknis (Juknis) LPJ GMKI Masa Bakti 2012-2014.
7.1.5.Menetapkan Strategi dan Kebijakan Keuangan PP GMKI Masa Bakti 2012-2014.
7.1.6.Menetapkan komisi-komisi, panitia khusus, dan panitia kerja, serta menilai,
membahas, menyempurnakan dan menetapkan hasil-hasil komisi menjadi
keputusan Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014.
7.2. SIDANG KOMISI
Sidang komisi bertugas untuk membahas dan merumuskan :
7.2.1. Menetapkan Mekanisme Kerja Internal
7.2.2. Program Kerja PP GMKI Masa Bakti 2012-2014
7.2.3. Stategi Kebijakan dan Keuangan PP GMKI Masa Bakti 2012-2014.
7.3. SIDANG PANITIA KHUSUS
Diadakan menurut kebutuhan Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014.
7.4 SIDANG PANITIA KERJA
Bertugas untuk membahas dan merumuskan tindaklanjut dari rekomendasi dan
keputusan kongres terkait dengan penataan institusional GMKI berupa 1. Kelembagaan
Korwil 2. Perkumpulan Senior, 3. Mekanisme Pembentukan Cabang, 4. Mekanisme
Distribusi Kader ke KNPI serta persoalan lainnya yang menjadi rekomendasi Kongres
GMKI XXXIII.
8. LAIN-LAIN
8.1. Bila dipandang perlu dan disepakati peserta, maka jadual acara dapat berubah sesuai
dengan kebutuhan.
8.2. Hal-hal yang belum diatur dalam tata-tertib ini akan diatur kemudian oleh pimpinan
sidang, setelah mendengarkan usul-usul dan pandangan peserta Sidang Pleno I PP
GMKI Masa Bakti 2012-2014

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 03/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
SUSUNAN ACARA SIDANG PLENO I PP GMKI
MASA BAKTI 2012-2014
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

1. Bahwa perlu adanya susunan acara sidang pleno I PP GMKI Masa


Bakti 2012 - 2014 sebagai pedoman bagi sidang untuk melaksanakan
seluruh persidangan-persidangannya;
2. Bahwa untuk kelancaran dan keteraturan sidang pleno ini diperlukan
aturan yang mengatur seluruh rangkaian kegiatan sidang pleno I PP
GMKI Masa Bakti 2012 2014.

Mengingat

1.
2.
3.
4.

Memperhatikan

Aspirasi, usul, dan saran peserta sidang pleno I PP GMKI Masa Bakti
2012-2014

Anggaran Dasar GMKI Pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal 4 ayat 7 tentang Pengurus
Pusat;
5. Keputusan
Kongres
XXXIII
GMKI
Nomor:
012/KXXXIII/GMKI/X/2012 tentang Struktur Dan Uraian Tugas PP GMKI
Masa Bakti 2012-2014 pada angka romawi lima (V) Tentang
Persidangan-Persidangan PP GMKI.

Memutuskan
Menetapkan

1. Susunan acara sidang pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014


sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keputusan ini;
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan hingga berakhirnya
sidang pleno I PP GMKI.
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam

: Cariu, Bogor
: Jumat
: 16 November 2012
: 11.32 WIB

PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris
8

Lampiran Keputusan Sidang Pleno I PP GMKI Nomor : 03/SP-I/PP-GMKI/XI/2012 Tentang: Susunan Acara
Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014
JADWAL SIDANG PLENO I PP GMKI 2012 2014
Hari: Kamis, 15 November 2012
08.00 WIB 10.00 WIB
10.00 WIB - 14.00 WIB
14.00 WIB 14.30 WIB
14.30 WIB 16.30 WIB
16.30 WIB 17.45 WIB
17.45 WIB 19.30 WIB
19.30 WIB 20.00 WIB
20.00 WIB 22.00 WIB
22.00 WIB 06.00 WIB

Hari: Jumat, 16 November 2012


06.00 WIB 08.00 WIB
08.00 WIB 09.30 WIB
09.30 WIB 10.30 WIB
10.30 WIB 10.42 WIB
10.42 WIB 11.16 WIB
11.16 WIB 11.32 WIB
11.32 WIB 12.14 WIB

: Kumpul di Student Center PP GMKI


:Berangkat hingga tiba di lokasi Kegiatan
: Makan siang
: istirahat
: Pembukaan dan Upacara Oganisasi
: materi I
: makan malam
: materi II
: istirahat

12.14 WIB 13.14 WIB


13.14 WIB 14.15 WIB
14.15 WIB 16.15 WIB
16.15 WIB 16.32 WIB
16.32 WIB 19.26 WIB
19.26 WIB 20.14 WIB
20.14 WIB 20.46 WIB
20.46 WIB - 21.48 WIB
21.48 WIB 22.10. WIB
22.10 WIB 24.00 WIB
24.00 WIB 06.00 WIB

: MCK
: Ibadah Pagi
: Sarapan Pagi
: Pengesahan Sidang Pleno I PP GMKI
: Membahasan dan menetapkan Tata Tertib Sidang Pleno I
: Pembahasan dan menetapkan Jadwal Acara Sidang Pleno I
: Penyampaian, Pembahasan dan menetapkan Konsep Arah Strategi dan
Kebijakan Umum Organisasi oleh Ketum
: Penyampaian Mekanisme Kerja Internal oleh Sekum
: makan siang dan istirahat
: Penyampaian Pokok-Pokok Pikiran oleh para ketua Bidang
: Snack
: Penyampaian laporan/informasi koordinator-koordinator wilayah
: makan malam
: Lanjutan Penyampaian laporan/informasi koordinator-koordinator wilayah
:Penyampaian Strategi dan Kebijakan Umum Keuangan oleh Bendum
: Pembentukan dan pengantar memasuki sidang komisi/panitia kerja
: Sidang Komisi-komisi dan Panitia Kerja
: Istirahat

Hari: Sabtu, 17 November 2012


06.00 WIB 07.00 WIB
07.00 WIB 07.30 WIB
07.30 WIB 13.07 WIB
13.07 WIB 14.30 WIB
14.30 WIB 15.00 WIB
15.00 WIB 19.28 WIB
19.28 WIB 20.41WIB
20.41 WIB 21.40WIB
21.40 WIB 22.00WIB
22.00 WIB 23.59 WIB

: MCK
: Ibadah Pagi
: lanjutan sidang komisi dan panitia kerja
: Sidang pleno
: makan siang
: lanjutan sidang pleno
: makan malam
: pleno strategi Kebijakan dan Keuangan
: Pleno PanjaI Kelembagaan Korwil
: Pleno Panja II tentang Perkumpulan Senior

Hari minggu, 18 November 2012


00.00 WIB 00.12 WIB
00.12 WIB 00.48 WIB
00.48 WIB 01.30 WIB
01.30 WIB 02.37 WIB
02.37WIB - 02.42WIB

: lanjutan Pleno Panja II tentang Perkumpulan Senior


: Pleno Panja III tentang Distribusi Kader di KNPI
: Pleno Panja IV tentang Pembentukan Cabang
: Rekomendasi
: Penutupan

PP GMKI

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 04/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN UMUM PROGRAM GMKI
MASA BAKTI 2012-2014
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

1. Bahwa dalam rangka pelaksanaan visi, misi dan pemahaman akan eksistensi
organisasi serta kompleksitas permasalahan yang dihadapi dalam upaya
penempatan organisasi pada posisi yang tepat maka perlu disusun arah
strategi dan kekebijakan umum organisasi;
2. Bahwa Arah, Strategi dan Kebijakan Umum Organisasi merupakan
landasan konseptual bagi penyusunan dan pelaksanaan program PP GMKI;
3. Bahwa Arah, Strategi dan Kebijakan Umum Organisasi akan memberikan
arahan yang jelas mengenai kondisi yang diinginkan terjadi di PP GMKI
pada satu periodesasi ini;
4. Bahwa Arah, Strategi dan Kebijakan Umum Organisasi adalah alat dan
pedoman organisasi dalam pengevaluasian dan pengendalian Kebijakan
organiasi.

Mengingat

1.
2.
3.
4.
5.

Memperhatikan

Aspirasi, usul, dan saran peserta sidang pleno I PP GMKI Masa Bakti 20122014

Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 4 ayat 7 tentang Pengurus Pusat;
Keputusan Kongres XXXIII GMKI No: 010/K-XXXIII/GMKI/X/2012
tentang Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi Masa
Bakti 2010-2012.

Memutuskan
Menetapkan

1. Arah , strategi dan kebijakan umum organisasi PP GMKI Masa Bakti 20122014 untuk tahun program 2012-2014 sebagai mana terlampir dalam
keputusan ini.
2. Lampiran ini merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini.
3. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini,maka
akan diadakan perbaikan sebagai mana mestinya
4. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam

: Cariu, Bogor
: Jumat
: 15 November 2012
: 12.14 WIB

PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris
10

Lampiran Surat Keputusan Sidang Pleno I PP GMKI Nomor : 04/SP-I/PP GMKI/XI2012 Tentang: Arah Strategi
Dan Kebijakan Umum Organisasi GMKI Masa Bakti 2012-2014

ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN UMUM ORGANSIASI TAHUN 2012-2014


GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDOENESIA
I.

PENDAHULUAN
Arah Strategi dan Kebijakan Umum Organisasi (ASKUO) merupakan kerangka
konseptual yang berusaha menerjemahkan konsepsi keputusan-keputusan Kongres
menjadi kebijakan strategis yang lebih berorientasi pada fokus-fokus kerja organisasi
untuk satu masa bakti. Selanjutnya ASKUO akan menjadi kebijakan strategis Pengurus
Pusat masa bakti 2012-2014 untuk mengarahkan pelayanan organisatoris tidak hanya
pada aras nasional tetapi juga pada level cabang-cabang GMKI. Dalam masa bakti
2012-2014, ASKUO akan menjadi derivasi dan aksentuasi dari keputusan kongres
XXXIII nomor 010/K-XXXIII/GMKI/X/2012 GBPKUO.
Untuk memudahkan kita memahmi alur pikir dari ASKUO ini, maka saya
menguraikannya dalam 3 bagian yakni: Pertama, Pendahuluan yang berisi catatan
pengantar dan penjelasan posisi ASKUO; Kedua, Dasar penyusunan yang berisi
beberapa poin krusial organisatoris baik yang berupa nilai, prinsip maupun pesan tema
sub tema dan GBPKUO hasil keputusan kongres XXXIII di Manado. Dan ketiga,
Rencana Strategis PP GMKI 2012-2014 berisi kerangka konseptual dan pilihan
kebijakan strategis

II.

DASAR PENYUSUNAN
2.1 VISI DAN MISI ORGANISASI
Visi GMKI adalah terwujudnya kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran,
keutuhan ciptaan dan demokrasi di Indonesia berdasarkan kasih
Misi GMKI adalah:
1. Mengajak mahasiswa dan warga perguruan tinggi lainnya kepada pengenalan
akan Yesus Kristus selaku Tuhan dan Penebus, dan memperdalam iman dalam
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
2. Membina kesadaran selaku warga Gereja yang Esa di tengah-tengah mahasiswa
dan perguruan tinggi dalam kesaksian memperbaharui masyarakat, manusia dan
gereja.
3. Mempersiapkan pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggung jawab
dengan menjalankan panggilan di tengah-tengah masyarakat, negara, gereja,
perguruan tinggi dan mahasiswa, dan menjadi sarana bagi terwujudnya
kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenaran, dan cinta kasih di tengahtengah manusia dan alam semesta
2.2 USAHA ORGANISASI
Usaha-usaha organisasi, yang menunjukkan bentuk-bentuk kegiatan dan program
GMKI, sebagaimana tertera dalam pasal 1 ART GMKI adalah sebagai berikut:
1. Mempertumbuhkan dan memperdalam kehidupan beriman dengan doa,
penelaahan Alkitab, ibadat, pembinaan persekutuan dan tanggung jawab bagi
perkembagan dan keesaan Gereja yang am.
2. Membina kemajuan studi dan riset untuk mengikuti dan menguasai ilmu
pengetahuan, mewujudkan panggilan perguruan tinggi mahasiswa dalam
mempersiapkan sarjana dan pemimpin yang ahli dan bertanggung jawab bagi

11

pembangunan dan pembaharuan untuk mencapai kesejahteraan materiil dan


spiritual.
3. Membina pemimpin dan penggerak yang bekerja secara bertanggung jawab
terhadap Allah dan manusia di dalam masyarakat, gereja, perguruan tinggi dan
mahasiswa bagi terwujudnya perdamaian, keadilan, kesejahteraan, kebenaran
dan cinta kasih di tengah-tengah manusia dan alam semesta.
2.3 NILAI DAN PRINSIP PERGERAKAN
Penjelasan AD/ART GMKI mengungkapkan motivasi pokok yang merupakan
kesadaran untuk menghadirkan GMKI di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan
gereja yang berkembang selama perjalanan sejarah dan dinamika organisasi.
Motivasi pokok itu adalah kesadaran terhadap lingkungannya dan panggilan
Tuhannya. Motivasi pokok tersebut menampakkan empat hal yang senantiasa
menjadi ciri GMKI, yaitu sifatnya yang dinamis, sifat ke-mahasiswaan-nya, sifat
ke-Kristenan-nya, dan sifat ke-Indonesiaan-nya. Dalam pemahaman di atas, maka
GMKI selalu `berupaya untuk mewujudkan misi organisasi melalui fungsi dan
perannya yang berbasis pada kemampuan kepemimpinan dan intelektualitas sebagai
warga perguruan tinggi. Selanjutnya akar filosofis dan historis pergerakan GMKI
nampak di dalam perjuangannya untuk mewujudkan visi organisasi, yaitu
menghadirkan syaloom (damai sejahtera) Allah di tengah-tengah kehidupan gereja,
masyarakat, dan perguruan tinggi, dimana di dalam konteks tersebut GMKI selalu
menempatkan dirinya sebagai bagian dari gerakan oikumene dan gerakan
kebangsaan.
Instrument penting organisasi yang menjiwai perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi program GMKI meliputi beberapa hal:
1. Visi empirik dua tahunan yang dilandasi oleh tema: Jadilah Teladan Dalam
Berbuat Baik (Titus 2:7a)
2. Misi empirik yang dilandasi Sub Tema: Menjadikan gerakan yang Oikumenis,
Nasionalis dan bertanggungjawab untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan
dalam melaksanakan tugas dan panggilannya di Indonesia
3. Nilai-nilai GMKI adalah apa yang menjadi pedoman/tingkah laku kader yang
senantiasa harus nampak dalam aktivitas GMKI. Nilai-nilai tersebut meliputi
Panca Kegiatan yaitu berdoa/beribadah, belajar, bersaksi, bersosial,
berkreasi, dan Tri Panji yakni tinggi iman, tinggi ilmu, dan tinggi
pengabdian
4. Prinsip adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir dan bertindak.
Prinsip tersebut adalah gerakan Nasionalisme, gerakan Ekumenisme, gerakan
pemikiran, gerakan pembaharuan, gerakan ekperimentasi, dan konsep amatir
yang menggambarkan pola dan langgam kerja mahasiswa yang senantiasa
loyal, gotong-royong/bermapalus/bermasohi
5. Karakter empirisme yang melandasi segala dasar perjuangan organisasi adalah :
Nasionalisme dan Oikumenisme.
6. GMKI Dibangun atas pemetaan potensi kader yang dimiliki organisasi:
kuantitas dan militansi kader, kapasitas intelektual dan keilmuaan anggota, serta
kepemudaan dan kepelbagaian anggota.
7. Tiga medan pelayanan yang saling melengkapi dan menjadi input inspirasi bagi
setiap kader dan secara institusi.
8. Tujuan Pendidikan Kader yang melahirkan profil kader yang mempunyai
spiritualitas, integritas dan profesionalitas tinggi.

12

2.3.1 ANALISA KECENDERUNGAN ORGANISASI BERDASARKAN


KEPEPUTUSAN KONGRES NOMOR 010/K-XXXIII/GMKI/X/2012
GBPKUO
Konteks Keberadaan dengan bertambahnya 11 cabang baru dalam wilayah
pelayanan GMKI pada Masa masa bakti 2010-2012 ini paling tidak semakin
menambah beban organisasi serta pergumulan penatalayanannya di masa
mendatang. Hal ini menjadi terpenting dan harus dilakukan startegi serta
dimiliki organisasi GMKI dalam melihat peluang dan ancaman organisasi
dalam pencapaian tujuannya, adalah bagaimana GMKI dapat
memberdayakan seluruh potensi organisasi yang dimiliki meliputi penataan
organisasi, pembinaan anggota, pemetaan terhadap realitas yang terjadi pada
saat ini, dan kajian-kajian akan kondisi yang mungkin terjadi di masa yang
akan datang.
Bila dicermati lebih lanjut, perubahan pada gereja, perguruan tinggi dan
masyarakat sebagai medan gumul GMKI berlangsung seiring dengan
perubahan sosial secara luas. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari
perubahan cara berpikir (paradigma) dan cara perilaku (habits) yang mau
tidak mau harus diakui sangat dipengaruhi oleh budaya globalisasi.
Melihat realitas ini, kiranya dapat menjadi kajian serius dalam rangka
mengantisipasi segala perubahan yang tidak menguntungkan GMKI secara
umum.
2.3.2 KECENDERUNGAN LINGKUNGAN EKSTERNAL ORGANISASI
2.3.2.1 Gereja
a. Perlu adanya komunikasi yang baik antara GMKI dan Gereja ;
b. Gereja tumbuh dengan pesat secara kuantitas; apakah sebuh
kemajuan atau disebabkan adanya perpecahan dalam gereja itu
sendiri.?
c. Di beberapa wilayah gereja terlibat secara langsung dalam politik
praktis, kepentingan para elit politik lebih kental diperjuangkan
jika dibandingkan dengan nasib jemaat-jemaat yang hidup di
pedesaan/pelosok-pelosok. Misalkan ada adigium jemaat mata
air dan jemaat air mata.
d. Gereja tidak bisa bersatu untuk menghadapi tekanan yang
dialami oleh gereja-gereja lain; masih sangat ekslusif karakter
serta peran gereja, pada hal gereja harusnya keluar dari
universalnya sebagai keutuhan ciptaan.
a. Fungsi penginjilan kurang nampak, kebanyakan berali orentasi
pelayanan dari mengasishi dan sebaliknya dikasihi
2.3.2.2 Perguruan Tinggi
a. Biaya pendidikan makin mahal; rakyat kecil sulit menempuh
pendidikan tinggi.
b. Kualitas pendidikan mengalami stagnasi dalam pengembangan
ilmu terutama ilmu-ilmu social perlu pemerataan pendidikan di
setiap daerah;
c. Rekrutmen pendidik buruk, GMKI harus mampu berperan dalam
menjadikan kader GMKI;
d. Minimnya riset terutama untuk fundamental research;
e. Mahasiswa mengalami tekanan yang tinggi untuk menyelesaikan
pendidikan secepat mungkin tanpa kualitas yang terkontrol.
13

2.3.2.3 Masyarakat
a. Kelas menengah tumbuh dengan pesat tetapi tidak diiringi
dengan modal sosial yang cukup;
b. Pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi lebih didorong oleh tingkat
konsumsi yang tinggi di masyarakat;
c. Masyarakat Indonesia belum mengarah menjadi masyarakat yang
sekuler (masih tercampurnya urusan keagamaan sebagai urusan
privat ke dalam kehidupan bernegara);
d. Kesadaran politik masyarakat mengalami penurunan akibat
kekecewaan terhadap partai politik;
e. Monopoli putra daerah menghambat proses penyatuan
masyarakat Indonesia yang bhineka;
f. Pengelolaan sumber daya alam di daerah-daerah kaya sumber
daya alam belum mampu mensejahterakan;
g. Eskalasi konflik agraria semakin tinggi akibat pemerintah masih
belum melaksanakan landreform;
h. GMKI harus mendorong pemerintah agar konsen terhadap
wilayah perbatasan;
i. GMKI harus mendorong pemerintah melakukan fungsi control
untuk mengawasi dana yag diberikan pemerintah kepada
masyarakat .
j. Perlu adanya perlindungan social terhadap masyarakat;
k. Kebijakan konkrit Pengurus Pusat GMKI untuk mengawasi
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah
2.3.3 KECENDERUNGAN LINGKUNGAN INTERNAL ORGANISASI
a. Format dan Mekanisme Operasional Internal Organisasi
a) Persekutuan sebagai wujud ideal organisasi tidak mampu
dioperasionalisasi hingga pada tataran praktis dan organisasi
kemudian terjebak pada praktek yang hirarkis dan birokratis.
Perubahan kultur organisasi melalui upaya-upaya internalisasi nilainilai GMKI yang lebih sistemik dengan mendorong terbangunnya
kekuatan gerakan pemikiran di internal organisasi merupakan agenda
yang urgens dilakukan.
b) Perubahan peta permasalahan dalam lingkungan bersaing termasuk
peta sosiologis pelayanan perlu menjadi dorongan perubahan peta
kebutuhan stakeholder organisasi. Perubahan yang cepat dan modern
menyebabkan organisasi ini mengalami kesulitan untuk mengambil
langkah-langkah adaptasi. Ini disebabkan oleh terbatasnya sumber
daya organisasi, lemahnya kinerja struktur, iklim organisasi yang
cenderung kaku dan lamban dengan perubahan lingkungannya.
c) Perubahan tantangan dan konteks pergumulan organisasi harus
secara cermat diikuti oleh upaya perubahan gagasan dan desain
organisasi yang meliputi: strategi, struktur, sistem, proses, perilaku
(kultur kepengurusan), dan aspek-aspek lain, yang tentunya
berpedoman pada fondasi filosofis, visi eskatologis, dan misi
organisasi.
d) Database organisasi dan peta sosiologis organisasi merupakan input
utama untuk mendesain kemandirian kerja struktur, pengelolaan
sumber daya organisasi, dan kemandirian dana organisasi.
14

e) Perumusan program kerja 2 (dua) tahun kedepan menjawab student


need dan student interest;
f) Perlu dikembangkan bentuk struktur, strategi, dan sistem organisasi
yang mampu beradaptasi dengan perubahan. Relevan dengan itu,
maka penataan dan penyelenggaraan sistem administrasi organisasi
dan manajemen komunikasi berbasis teknologi merupakan
kebutuhan prioritas pengembangan organisasi untuk lebih mandiri.
g) Mekanisme kerja organisasi belum mampu mengontrol dan
memberikan policy bagi kinerja aparat organisasi.
b. Penatalayanan Program Organisasi
a) Perencanaan dan pengelolaan program organisasi harus berbasis
kebutuhan organisasi dan kebutuhan stakeholder.
b) Perencanaan
dan
pengelolaan
program
harus
mampu
mengintegrasikan seluruh potensi strategis organisasi secara optimal.
Dengan demikian, dibutuhkan database organisasi untuk
merencanakkkan keterlibatan potensi organisasi dalam setiap
program-program strategis organisasi.
c) Dalam rangka penguatan hubungan kerja dan aliansi strategis dengan
lembaga-lembaga lain, maka strategi perencanaan program harus
strategis, artinya berdasarkan kebutuhan kerjasama dan taktis,
artinya terukur dalam implementasi untuk lebih menguatkan
bangunan kerjasama yang strategis.
d) Dalam setiap kegiatan organisasi seringkali output kegiatan tidak
terukur secara obyektif. Ini dikarenakan perencanaan program,
perumusan visi dan sasaran implementasi program sangat abstrak
dan sulit diukur, selain itu aspek monitoring dan pengendalian
program tidak dilakukan secara baik, serta belum dikembangkannya
perangkat evaluasi yang memadai dan relevan.
e) Menguatnya stigmatisasi GMKI sebagai organisasi politik sangat
melemahkan posisi kemitraan GMKI terhadap gereja.
f) Kendala yang dirasakan menghambat optimalisasi pencapaian tujuan
organisasi adalah rendahnya tingkat partisipasi anggota dalam
kegiatan organisasi.
c. Penatalayanan Sumber-Sumber Keuangan
a) Sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan terjaga
akuntabilitasnya harus menjadi acuan pengelolaan keuangan
organisasi. Pendekatan pengelolaan dengan sistem dinamis
berimbang harus ditinggalkan dalam rangka menjaga transparansi
pengelolaan dana organisasi.
b) Sistem pengelolaan keuangan dengan pendekatan budgeting by
program atau based on program harus dikembangkan untuk menjaga
kesesuaian penggunaan dana organisasi dengan kebutuhan belanja
organisasi terkhusus belanja program.
c) Untuk menjaga kemandirian organisasi terhadap tantangan
lingkungan pelayanannya dan menjaga keberlanjutan hidup
organisasi, maka diperlukan sistem pencarian dan pengelolaan dana
yang mampu menghidupi kebutuhan organisasi secara berkala.
d) Dalam hal akuntabilitas pengelolaan sumberdaya keuangan
organisasi, maka penguatan kapasitas pengelola keuangan organisasi
harus dilakukan pada semua aras organisasi.
15

e)

Sistem kerja organisasi tidak didesain dan dirancang untuk


mengelola aset dan inventaris organisasi secara mandiri membuat
setiap kepengurusan mengalami masalah-masalah yang tidak
strategis tetapi berdampak pada pengembangan dan kemajuan
organisasi.
d. Penatalayanan Komunikasi dan Hubungan Kerja
a) Untuk menguatkan posisi tawar organisasi di aras regional maupun
internasional, maka bentuk kerjasama internasional dengan WSCF
dan easy net serta jaringan yang lain terus dikembangkan.
b) Aliansi strategis antar OKP dalam kelompok Cipayung, FKPI, dan
aliansi yang ada perlu dievaluasi secara lebih serius agar posisi
pemuda dan mahasiswa dapat diperbaiki dimasa mendatang dalam
mengarahkan transisi demokrasi Indonesia.
c) Upaya menghadirkan lembaga-lembaga pengembangan sumberdaya
manusia, seperti Yayasan Bina Darma, di berbagai daerah yang
potensial harus dibicarakan lebih serius. BPC-BPC GMKI harus
melakukan komunikasi dan menguatkan jaringan kerja dengan PT
Kristen yang potensial.
d) Perlu dilakukan evaluasi terhadap posisi dan kehadiran lembagalembaga bentukan dalam membantu tugas-tugas organisasi pada
semua bidang. Khususnya format dan mekanisme kerja BKS PGI
GMKI, Yayasan Bina Darma dan perkumpulan senior dalam
kepentingan pengembangan GMKI di masa mendatang.
e) Dalam kepentingan penatalayanan komunikasi organisasi yang
berkaitan dengan kerja-kerja dan pikiran-pikiran organisasi, maka
penataan media komunikasi dan informasi mutlak dilakukan oleh
lembaga yang profesional. Pengelolaan yang efektif dan ketersediaan
sumber pendanaan akan sangat membantu distribusi informasi dan
membaiknya komunikasi organisasi pada berbagai aras organisasi.
f) Pada berbagai momentum reflektif organisasi, disadari GMKI
cenderung mengalami penurunan kualitas dan kuantitas kader.
Khusus penurunan kualitas dan kuantitas kader, hal ini antara lain
diakibatkan oleh problem masa studi yang sangat singkat di PT dan
menurunnya animo mahasiswa untuk masuk GMKI. Sebagai salah
satu tindakan strategis untuk menjembatani hal ini adalah GMKI
diharapkan memiliki struktur yang berperan melakukan kajian
pengembangan keanggotaan.
g) Perlu dilakukan evaluasi terhadap posisi dan kehadiran lembagalembaga bentukan dalam membantu tugas-tugas format dan
mekanisme kerja BKS PGI-GMKI dan Yayasan Bina Dharma serta
perkumpulan senior.
2.4 TUJUAN PROGRAM
Setelah melakukan pemetaan kecenderungan kondisi internal dan eksternal
organisasi dengan nuansa teologis tema dan sub tema, maka seluruh langgam kerja
organisasi masa bakti 2012-2014 diarahkan pada tujuan program: Penguatan
konsolidasi organisasi, tetap saja sebagai nadi dalam memperkokoh komitmen
pelayanan dengan penguatan spiritualitas, implementasi kualitas pendidikan kader
dan penguatan aksi partisipasi, serta membangun keteladan kasih.

16

III.

RENCANA STRATEGIS PP GMKI 2012 2014


3.1 ARAH ORGANISASI 2012-2014
Beberapa catatan pengantar:
a. Dalam upaya menjawab pergumulan organisasi, maka perlu bagi kita untuk
mengelaborasi poin penting yang disampaikan oleh GBPKUO. Tentunya tema
dan sub tema sebagai visi empiric harus menjadi jiwa terhadap pelaksanaan
program. Pesan tema untuk menjadi teladan yang bermakna imperatif
mengindikasikan kuat bahwa seluruh potensi sumber daya manusia organisasi
harus mengkonsolidasi diri secara internal untuk bisa menjadi teladan. Pesan ini
berlaku tidak hanya untuk anggota biasa GMKI yang masih aktif tetapi juga
bagi anggota luar biasa yang sudah berkiprah dalam tiga medan layan.
b. Pesan konsolidatif yang disampaikan oleh tema/sub tema pelayanan serta
GBPKUO juga menyiratkan pentingnya aksi pelayanan yang menjadi titik
tumpu. Artinya konsolidasi organisasi dapat berjalan efektif jika aktivitas aksi
pelayanan dikerjakan secara maksimal. Oleh karena itu, kita perlu menjalankan
aktivitas ini secara paralel
c. Kondisi lingkungan eksternal organisasi yang berubah dengan cepat
membutuhkan adaptasi yang cerdas dari organisasi dengan tidak meninggalkan
nilai-nilai dasarnya. Banyaknya pilihan pilihan aktivitas mahasiswa di kampus
haruslah dipandang sebagai potensi dan peluang organisasi untuk semakin
berkembang. Kondisi tersebut membuat kampus sebagai basis perjuangan
semakin kompetitif. Dalam keadaan tersebut, keteladanan kasih dari aparatus
organisasi menjadi titik krusial. Di sisi lain, meski organisasi mampu
menampung aspirasi mahasiswa dengan tawaran aktivitas beragam tersebut,
namun nilai dasar serta prinsip pergerakan tetaplah harus menjadi pemandu etik
dan moral.
d. Minimnya aktivitas aktivitas organisasi yang bersifat heroik serta kiprah
anggota luar biasa (senior members/friends) belakangan ini yang tidak tercover
secara maksimal lewat media harus jujur diakui memberi pengaruh psikologis
bagi kader dan calon anggota GMKI. Untuk itu perlu dibangkitkan kecintaan
dan kebanggaan serta rasa memiliki yang tinggi dari anggota. Untuk menjawab
masalah tersebut, maka menjadi teladan baik perorangan maupun intitusi adalah
keniscayaan.
e. Spiritualitas dan implementasi pendidikan kader menjadi nafas utama program
untuk mendorong konsolidasi organisasi.
f. Pembentukan lembaga aksi dan kelompok pelayanan yang berbasis keilmuan
menjadi keharusan di tengah tuntutan profesionalisme dunia kerja.
g. Memaksimalkan jaringan internasional dalam berbagai pendekatan diantaranya,
media promosi kader, akses advokasi serta menggalang bantuan pembiayaan.
Merujuk pada pesan eskatologis Tema dan sub Tema Pelayanan Organisasi masa
bakti 2012-2014 serta tujuan program yang termaktub dalam GBPKUO, maka
kebijakan Pengurus Pusat 2012-2014 diarahkan pada penguatan konsolidasi
organisasi yang memungkinkan seluruh kader GMKI memberi keteladanan kasih
dalam langgam kerja pelayanannya. Dengan demikian seluruh potensi organisasi
akan dikerahkan untuk menunjang pemenuhan pesan tema pelayanan sebagai visi
empirik dan periodic dua tahun ke depan. Menumbuhkan kebanggaan terhadap
organisasi adalah manifestasi dari pemenuhan panggilan tersebut. Seluruh anggota
GMKI baik aggota biasa, apalagi yang duduk pada struktur kepengurusan pada
semua level harus merasa bangga mengambil bagian dalam pelayanan GMKI.
17

Postingan ini sangat relevan di tengah realitas internal dan eksternal organisasi yang
sedang berada pada titik melemahnya elan vital gerakan mahasiswa.
3.2 STRATEGI
Strategi implementasi kebijakan organisasi Pengurus Pusat dilakukan dengan
pendekatan berjenjang dan mampu memberdayakan seluruh potensi organisasi.
Aktivitas organisasi perlu Menghindari birokrasi yang mekanistik, namun pada sisi
lain tetap harus memperhatikan kaidah serta nilai nilai organisasi. Pengurus Pusat
bekerja pada tataran filosofis organisatoris serta mendorong dan memotivasi,
sementara cabang bekerja pada tataran implementatif. Meski demikian, Pengurus
Pusat masih dimungkinkan untuk melaksanakan program dengan fungsi-fungsi
koordinasi dan control dalam hal ini, Pengurus Pusat memfasilitasi kebutuhankebutuhan makro organisasi.
3.3 PILIHAN KEBIJAKAN STRATEGIS ORGANISASI
3.3.1 Organisasi
3.3.1.1 Pemetaan dan sistem data base organisasi menjadi sangat sentral.
Dengan pemetaan posisi dan system informasi keanggotaan yang
rapi, kita bisa dengan percaya diri mengungkapkan potensi sumber
daya manusia yang kita miliki.
3.3.1.2 Terbangunnya kultur organisasi yang adaptif namun tetap taat asas.
Menerapkan sistem manajemen yang modern yang mendukung
pencapaian visi organisasi. Konsolidasi organisasi yang sistematis
perlu dilakukan mulai dari tingkatan komisariat hingga pengurus
pusat
3.3.1.3 Banyaknya cabang baru di GMKI dalam sepuluh tahun terakhir perlu
mendapat perhatian serius dari Pengurus Pusat sebagai pemandu
moral dan penjaga konstitusi. Pembinaan dan pendampingan yang
rutin menjadi keharusan sehingga terbangun kultur organisasi di
cabang baru/atau baru diaktifkan kembali yang benar-benar
bercirikan GMKI.
3.3.1.4 Studi mendalaman terhadap rencana amandemen konstitusi perlu
dilakukan secara lebih serius. Diskursus bottom up yang sebenarnya
sudah dimulai periode lalu dapat dilanjutkan dengan lebih mudah.
3.3.2 Pendidikan kader dan Kerohanian
3.3.2.1 Terciptanya kader yang berkarakter kristiani adalah keharusan. Oleh
karena itu, pengembangan materi-materi penelaahaan alkitab harus
di dorong dari tingkat pusat. Bahan penelahaan alkitab yang rutin
akan mendorong aktivitas anggota hingga di tingkatan cabang dan
komisariat
3.3.2.2 Implementasi PDSPK 2006 perlu dituntaskan untuk mendapatkan
feedback tentang konten PDSPK itu sendiri. Mendorong
implementasi pendidikan kader melalui jalur formal, informal dan
non formal agar lebih efektif dan efisien.
3.3.2.3 Penguatan kader lewat aktifitas aktifitas alternatif melalui jalur
formal, informal dan non formal misalnya persekutuan doa,
penelahaan alkitab, kelompok studi, kepanitian, pengutusan dan
sebagainya harus terus dilakukan secara konsisten

18

3.3.2.4 Tantangan kompetisi dunia kerja yang makin kompetitif


membutuhkan soft skil yang matang. Oleh karena itu, penguatan
jiwa kewirausahaan dalam diri kader GMKI menjadi kebutuhan.
3.3.2.5 Mendorong keteladanan senior members/friends dan aparat
organisasi seperti personal Pengurus Pusat, BPC, Pengurus
Komisariat agar bisa menginspirasi anggota biasa untuk bertindak,
bersikap layaknya kader GMKI yang sejati yakni tinggi iman, tinggi
ilmu dan tinggi pengabdian.
3.3.2.6 Keseragaman Materi Maper
3.3.3 Aksi Pelayanan
3.3.3.1 Pentingnya divisi kajian-kajian ilmiah berbasis keilmuan untuk
memperkokoh posisi GMKI sebagai gerakan intelektual/gerakan
pemikiran yang disajikan dalam karya ilmiah. Forum forum
diskusi yang secara sadar dikondisikan oleh lembaga, selain sebagai
media impressi konteks pergumulan lingkungannya, juga sebagai
media promosi kader.
3.3.3.2 Kehadiran GMKI di tiga medan layanan harus dirasakan secara
langsung oleh masyarakat hingga pada tingkatan terendah. Perlu
diformulasikan sebuah aktivitas aksi pelayanan yang tidak hanya
mengadvokasi kebijakan-kebijakan makro pemerintah, tetapi juga
hadir dan merasakan langsung kehidupan masyarakat terpinggirkan.
Kehadiran ini harus pula memaksimalkan potensi perempuan yang
dimiliki GMKI sebagai salah satu soft power
3.3.3.3 Perlu didorong sebuah sistem aksi dan advokasi yang terfokus serta
terkoordinasi secara internal dan bersifat nasional. Dengan demikian
agenda organisasi tetap berjalan meski secara kelembagaan GMKI
membangun aliansi strategis dengan berbagai macam kelompok
masyarakat sipil. Dalam rangka mengejawantahkan gerakan
nasionalis
yang
bertanggungjawab
perwujudan
keadilan,
kesejahteraan dalam melaksanakan tugas dan panggilannya di
Indonesia, GMKI perlu secara sadar terlibat dalam proses
demokratisasi, reformasi agraria dan upaya distribusi sumber daya
alam yang berkeadilan.
(Penjelasan : ditingkatan cabang berbeda namun satu isu
3.3.3.4 Memaksimalkan jejaring dengan kelompok cipayung dan lintas iman
untuk melaksanakan aktivitas yang mendorong tercapainya cita-cita
kebangsaan yang plural. Partisipasi ini harus pula memaksimalkan
potensi perempuan yang dimiliki GMKI sebagai salah satu soft
power.
3.3.3.5 Memaksimalkan potensi perempuan GMKI dalam setiap aktivitas
aksi dan advokasi yang dilakukan oleh GMKI untuk isu isu
strategis yang dialami oleh perempuan di Indonesia. Untuk
menunjang hal tersebut, dan peemteaan potensi perempunan yang
dimiliki perlu dilakukan.
3.3.4 Komunikasi dan Hubungan Internasional
3.3.4.1 Lingkungan global yang berubah dengan cepat membuat dunia
seakan tanpa batas. Hubungan luar negeri yang dulunya masih
didominasi oleh pemerintah melalui G to G kini lebih berbasis orang
per orang. Keadaan yang dikenal sebagai borderless world menuntut
kita untuk lebih kompetitif dan mampu menembus batas-batas
19

IV.

komunitas global yang memang semakin terbuka. Kita perlu


memandang kondisi ini sebagai peluang untuk menggalang jaringan
internasional bagi maksimalnya peran-peran profetis GMKI di
Indonesia.
3.3.4.2 Kemitraan khusus bilateral dengan Student Christian Movement
(SCM) di seluruh dunia kita menjadi kebutuhan di era komunikasi
dan informasi yang terbuka tanpa batas ini. Selain itu,
mengefektifkan kerja jaringan dengan World Student Christian
Federation (WSCF) tetap harus dijaga dan ditingkatkan
3.3.4.3 Pendokumentasian serta distribusi informasi setiap kegiatan menjadi
keharusan. Selain sebagai bukti sejarah, aktivitas ini juga akan
menjadi media promosi organisasi baik di dalam maupun di luar
negeri.
3.3.4.4 Promosi dan diseminasi pemikiran kader GMKI dengan
memfasilitasi penerbitan literatur.
3.3.5 Umum
3.3.5.1 Kalender periodesasi lembaga bentukan perlu menjadi perhatian
serius dari aparat organisasi. Dengan masa periodisasi yang
konsisten, akan selalu memberi semangat baru bagi lembaga tersebut
untuk secara kreatif menjalankan fungsi-fungsinya. Saat ini, lembaga
bentukan bersama dengan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia
telah lewat masa tugasnya dan harus digantikan dengan pengurus
yang baru
3.3.5.2 Polemik keputusan kongres XXXIII tentang perkumpulan senior
harus disikapi secara bijak sehingga energy organisasi tidak terbuang
untuk hal-hal yang tidak seharusnya membebani organisasi.
3.3.5.3 GMKI akan aktif mengambil inisiatif untuk mendorong
Pembangunan Gedung Oikumene di Jalan Salemba Raya 10 yang
transparan dan akuntabel. Jauh lebih substantive dari hal tersebut
ialah status keberadaan GMKI di Salemba Raya 10 perlu dijamin
secara hukum. Disamping itu, semangat untuk tetap menghidupkan
kembali Himpunan Sekolah Kristen (HSK) sebagai wadah
berhimpunnya akan tetap hidup dan diupayakan.
3.3.5.4 Mencari format ideal sistem penggalangan dana yang sustainable
dan berkelanjutan adalah sebuah tuntutan yang tidak bisa ditawar
lagi. Harus dimulai dari masa bakti 2012-2014.
PENUTUP
Demikianlah arah strategi dan kebijakan umum organsiasi disampaikan, kiranya
menjadi arahan strategis dalam merumuskan program-program organsiasi di semua aras
pelayanan, dalam harapan bersama yakni GMKI menjadi institusi yang mempunyai
kapasitas dan partisipatif. Dengan demikian problematika keadilan, persatuan,
kesejahteraan, Keutuhan citpaan dan demokrasi di Indonesia secara terus menerus di
respon dengan kritis dan konstruktif.
Cariu, 15 November 2012
Supriadi Narno
Ketua Umum PP GMKI Masa Bakti 2012-2014
20

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 05/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
PEMBENTUKAN KOMISI DAN PANITIA KERJA
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

1. Bahwa untuk memperoleh hasil yang maksimal dan efektif, bagi


pembahasan masing-masing bagian dalam gumulan Sidang Pleno,
dipandang perlu untuk membentuk Komisi dan Panitia Kerja, guna
membahas masing-masing konsep dalam Sidang Pleno I PP GMKI;
2. Bahwa diperlukan kehadiran seluruh unsur PP GMKI dalam pengambilan
keputusan pada sidang pleno I PP GMKI.

Mengingat

1.
2.
3.
4.
5.

Memperhatikan

Usul dan saran peserta Sidang Pleno I Pengurus Pusat GMKI

Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 4 ayat 7 tentang Pengurus Pusat;
Keputusan Kongres XXXIII GMKI No: 010/K-XXXIII/GMKI/X/2012
tentang Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi Masa
Bakti 2012-2014,

Memutuskan
Menetapkan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Komisi A bertugas untuk membahas dan merumuskan program kerja PP


GMKI Masa Bakti 2012-2014. Dengan anggota:
Sahat Sinurat
Fredy Umbu B Guty
Deslina Datang
Pereddi Sihombing
Ayub Pongrekun
Komisi B Bertugas untuk membahas Mekanisme Kerja Internal dengan
anggota :
Stepanus Wiwin
Tigor Gemdita Hutapea
Komisi C bertugas untuk membahas dan merumuskan Strategi Kebijakan
dan Keuangan PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 dengan anggota:
Lisbeth Simanjuntak
Jesicha Helena Pesik
Panitia Kerja I membahas tentang Kelembagaan Koordinator Wilayah
dengan anggota :
Kristison Towimba
Nova Yolanda Sipahutar
Stevy Stollane Ayorbaba
Panitia Kerja II membahas tentang Perkumpulan Senior dengan anggota

Laikmen Sipayung

Heidy Maeka

Vernando Siahaan
Panitia Kerja III membahas tentang Mekanisme Pembentukan Cabang,
21

dengan anggota :

Paulus Lubis

Supriadi Purba

Yosepus Theo

Pahlawarni Girsang
7. Panitia Kerja IV membahas tentang mekanisme Distribusi Kader-kader ke
KNPI, dengan anggota :

Supriadi Narno

Christian Matruti

Herry A Lamuye
8. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keputusan ini
9. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir setelah
selesainya persidangan ini
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam

: Cariu, Bogor
: Jumat
: 16 November 2012
: 22.10 WIB

PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris

22

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 06/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
MEKANISME KERJA INTERNAL PP GMKI
MASA BAKTI 2012-2014
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

1. Bahwa dalam rangka mewujudkan kerja-kerja PP GMKI Masa Bakti


2012-2014 secara berdaya dan berhasil guna diperlukan suatu
mekanisme kerja yang menampung seluruh aktifitas dan dinamika
Pengurus Pusat GMKI;
2. Bahwa untuk itu perlu di susun mekanisme kerja internal.

Mengingat

1.
2.
3.
4.

Memperhatikan

Aspirasi, usul, dan saran peserta sidang pleno I PP GMKI Masa Bakti
2012-2014

Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 4 ayat 7 tentang Pengurus
Pusat;
5. Keputusan
Kongres
XXXIII
GMKI
No:
010/KXXXIII/GMKI/X/2012 tentang Garis-Garis Besar Program dan
Kebijakan Umum Organisasi Masa Bakti 2010-2012.

Memutuskan
Menetapkan

1. Menerima konsep Mekanisme Kerja Intern PP GMKI Masa Bakti


2012-2014, setelah mengalami perbaikan dan penyempurnaan seperti
yang terlampir dalam surat keputusan ini;
2. Lampiran Surat Keputusan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan ini dan apabila terjadi kekeliruan pada
surat keputusan ini, maka akan diperbaiki di kemudian hari;
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam

: Cariu, Bogor
: Sabtu
: 17 November 2012
: 14.30 Wib

PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris

23

MEKANISME KERJA INTERN PENGURUS PUSAT


GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
MASA BAKTI 2012-2014

I.

PENGANTAR
Istilah organisasi berasal dari kata organon, dalam bahasa Yunani yang berarti alat.
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. adalah
suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Organisasi pada
dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli, terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut : (1). Stoner;
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama; (2). James D.
Mooney; mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama; (3). Chester I. Bernard; berpendapat bahwa organisasi
adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih; (4). Stephen P. Robbins; menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Pengertian organisasi pada dasarnya tidak ada
perbedaan yang prinsip, sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan sarana
untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama,
dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
Menurut J.L. Gibson, Dkk dalam bukunya Organizations Behavior, Structure, Processes
bahwa An Organization is a coordinated unit consisting of at least two people who
function to achieve a common goals. Organisasi adalah suatu unit kerjasama sekurangkurangnya terdiri dari dua orang menjalankan fungsi untuk mencapai tujuan. Lebih jauh
pengertian organisasi dalam buku ini melihat lebih dalam tentang organisasi itu sendiri
tentang bagaimana orang-rang melakukan tugas, proses dan struktur membantu
mengamati untuk mencapai tujuan. Untuk melakukan tugas, proses dan struktur untuk
mencapai tujuan di perlukan suatu mekanisme kerja organisasi.
Mekanisme kerja dalam suatu organisasi, adalah perwujudan atau penjabaran dari tugas,
proses dan struktur organisasi yang telah ditentukan. Jelas di sini terdapat kaitan yang
sangat erat antara tugas, proses dan struktur organisasi dengan mekanisrne kerja.
Mekanisme kerja, bagaimanapun memang perlu ditetapkan, agar arus lalu lintas informasi
maupun pendelegasian tugas dapat berjalan pada alur yang tepat. Bila mekanisme kerja
yang telah disepekati dilanggar, akan dapat mengakibatkan hubungan yang kurang baik di
antara para fungsionaris atau antara penanggungjawab dan pelaksana tugas.
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia merupakan organisasi yang menekankan
persekutuan kepada tiap-tiap fungsionarisnya dalam menjalankan tugas-tugas pelayanan.
Setiap fungsionaris dibagi dalam suatu unit struktur. Struktur organisasi berfungsi sebagai
pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam menjalankan program yang disusun
secara bersama-sama. Pembagian wewenang dan tanggung jawab tidak menghilangkan
proses dalam organisasi, setiap fungsionaris mendapatkan proses yang sama dalam
menentukan setiap kebijakan dan tanggung jawab keseluruhan dalam organisasi. Inilah
yang disebut dengan prinsip kolektif kolegial.
24

Setiap organisasi memiliki Visi dan Misi nya sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kedirian
dan sejarah organisasi. Nilai-nilai dan sejarah akan melahirkan budaya organisasi yang
menentukan berjalannya struktur, proses dan tanggung jawab. GMKI memiliki budaya
organisasi yang tersumber dari Alkitab yang diimplementasikan dalam kehidupan
organisasi. Mekanisme kerja tidak dapat dilepaskan dari budaya tersebut, keduanya saling
beriringan dalam satu jalan mengatur seluruh struktur, proses dan tanggung jawab untuk
mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu maka Mekanisme Kerja Internal Pengurus
Pusat Masa Bakti 2012-2014 didasarkan atas pertimbangan :
1. Mekanisme kerja PP GMKI merupakan resultan dari setiap mekanisme kerja dari

setiap unsur/elemen PP GMKI


2. Mekanisme kerja berpola pada stuktur, proses dan tanggung jawab dalam mencapai

tujuan organisasi.
3. Fungsi dan kedudukan dari setiap unit dalam pengurus pusat merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kerja-kerja organisasi.


4. Mekanisme kerja harus berpola, artinya menjumpai pola dan dasar yang dapat

berjalan secara tepat dalam satu masa bakti dan selalu terbuka kepada kemungkinan
terbaru.
5. Proses dan tanggung jawab dalam mekanisme kerja mengedepankan pada nilai
budaya organisasi.
6. Segala sesuatu yang terdapat dalam keseluruhan mekanisme kerja harus dinilai
penting.
Prisnisip dalam menjalankan mekanisme kerja
Pola pendelegasian wewenang.
Keseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab
Kesatuan perintah dan arahan
Ketertiban
pelaporan yang berkala dan continu dalm setiap pelaksanan program maupun dalam
pendelegasian wewenang dalam menjalan tugas-tugas organisasi.
Fungsionalisasi dalam tugas dan kegiatan
Pembagian tugas yang jelas
Kebersamaan
Keteladan
aksesbilitas
Adanya prinsip menetukan bahwa setiap struktur memiliki peran yang dalam mencapai
tujuan. karena berhasil tidaknya atau mundur majunya organisasi ini sangat tergantung
kepada segenap anggota atau kader yang bersangkutan.
II. MEKANISME KERJA INTERN
Mekanisme Kerja Intern dibagi menjadi 6 (enam) bagian yaitu :
1. Pengorganisasian Program
2. Mekanisme Surat Menyurat
3. Mekanisme Pendelegasian Tugas dan Wewenang
4. Mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW) fungsionaris PP
5. Mekanisme pengarsipan
6. Laporan Pertanggungjawaban
2.1 PENGORGANISASIAN PROGRAM
25

Pengorganisasian pelaksanaan program Pengurus Pusat GMKI dilaksanakan


dengan cara sebagai berikut:
a. Program Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2012-2014 dirumuskan dalam Sidang
Pleno I PP GMKI berdasarkan Keputusan-keputusan Kongres XXXIII GMKI di
Manado 2012 dan dijabarkan menjadi program yang konkrit;
b. Penanggungjawab pelaksanaan program secara keseluruhan adalah Sekretaris
Umum PP GMKI;
c. Pelaksanaan program dilakukan oleh sekretaris fungsi dalam bidang-bidang yang
selalu berkoordinasi dengan Sekretaris Umum;
d. Dalam rencana pelaksanaan program, setiap fungsionaris yang bertanggungjawab
terhadap bidang dan pokok program tersebut (sesuai uraian tugas) harus
mengajukan kerangka acuan dan desain operasional kepada Penanggungjawab
program C.q. Sekretaris Umum;
e. Kerangka acuan dan desain operasional disertakan biaya pelaksanaan program;
f. Tim Kerja Keuangan melaksanakan rapat untuk membahas program dan biaya
pelaksanaan program;
g. Untuk memudahkan pelaksanaan program maka ketua bidang yang membawahi
sekretaris fungsional dimana program tersebut dijalankan dapat melakukan rapat
koordinasi untuk menentukan langkah operasional dan langkah kerja dan
disampaikan kepada sekretaris umum selaku penaggung jawab program;
h. Sekretaris fungsional yang melaksanakan program tersebut dapat menjadi panitia
pengarah bersama kabid, dan fungsionaris lain (bila diperlukan) dari kepanitiaan
yang dibentuk pada tingkatan cabang dan bertanggung jawab bersama dengan
panitia pelaksana yang diberi mandate oleh PP GMKI melalui Surat Keputusa;
i. Untuk mendapatkan personil kepanitiaan menjadi pelaksana program, maka
sekretaris fungsional dapat mempersiapkan personil ditingkatan cabang, dan
meminta kepada sekretaris umum mengeluarkan mandat untuk melaksanakan
program dan masa berlakunya surat mandat ditentukan oleh PP GMKI sesuai
dengan kebutuhan panitia dan interval waktu pelaksanaan program;
j. Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan program, dilaporkan secara secara
tertulis oleh panitia pelaksana program selambat-lambatnya satu (1) bulan setelah
selesainya pelaksanaan;
k. Jika laporan pertanggung-jawaban tidak disampaikan kepada PP GMKI sampai
mandatnya berakhir maka panitia pelaksana kegiatan akan dimintai pertanggungjawabannya oleh PP GMKI serta PP GMKI dapat memberikan sanksi moral kepada
panitia pelaksana program tersebut;
l. Penanggungjawab teknis adalah setiap fungsionaris Pengurus Pusat GMKI,
Lembaga-lembaga, Cabang-cabang yang ditunjuk oleh PP GMKI untuk
melaksanakan program, kemudian memberi pertanggungjawaban tertulis kepada
Sekretaris Umum;
m. Pelaksanaan
program
(setiap
fungsionaris
atau
lembaga/cabang),
mempertanggungjawabkan seluruh pembiayaan program dengan bukti-bukti
pengeluaran dan pemasukan yang sah;
n. Untuk program bersama, Pengurus Pusat GMKI dan lembaga atau Badan lain
dibiayai bersama oleh kedua belah pihak.
o. Untuk program Pengurus Pusat GMKI yang dilaksanakan di cabang-cabang
dibiayai dalam persentase tertentu oleh Pengurus Pusat GMKI, berdasarkan
keputusan Rapat Harian dengan mempertimbangkan keadaan cabang tersebut;

26

p. Kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas non programatis diatur oleh Pengurus Pusat


Harian, dengan koordinasi serta pertanggungjawaban yang diatur sama seperti
kegiatan programatis.
q. Seluruh pelaksanaan program (Hasil Sidang Pleno I), mengacu kepada Garis
Kebijakan Organisasi yang telah ditentukan oleh Kongres XXXIII GMKI dan
Sidang Pleno I Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2012-2014.
r. Program-program yang sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari GMKI
seperti (natal, paskah dan dies natalis) tidak dimasukan dalam kalender program PP
GMKI;
s. Hal-hal pokok yang menyangkut pengorganisasian telah tertampung pada uraian
tugas Pengurus Pusat GMKI.
2.2 MEKANISME SURAT MENYURAT
Pada prinsipnya Pengurus Pusat GMKI menggunakan mekanisme surat-menyurat yang
tersentralistik. Dengan demikian, semua surat yang keluar dari Pengurus Pusat harus
melalui Sekretaris Umum, begitu juga dengan surat masuk semua terlebih dahulu
melalui sekretris umum yang kemudian didistribusikan kebidang-bidang melalui
sekretaris Fungsional. Sekretaris Fungsional Bidang, dapat membuat dan
menandatangani surat-surat keluar dalam hal melaksanakan program-program dan
surat tersebut diketahui dan atas nama Sekretaris Umum. Untuk Koordinatorkoordinator Wilayah (Korwil) karena pertimbangan letak geografis maka setiap
Koordinator Wilayah dapat membuat dan menandatangai surat-surat dengan
tembusannya diberikan kepada Sekretaris Umum. Berikut mekanisme surat menyurat
PP GMKI :
i.
Surat keluarmasuk Pengurus Pusat GMKI semuanya melalui Sekretaris Umum.
ii. Surat-surat keluar Sekretaris Fungsional Bidang ditandatangani oleh Sekretaris
Fungsional Bidang yang bersangkutan atas sepengetahuan dan atas nama
Sekretaris Umum.
iii. Surat-surat dari PP GMKI yang ditujukan kepada cabang harus diberi tembusan
kepada Koordinator Wilayah.
iv. Surat Koordinator Wilayah harus diberi tembusan kepada Pengurus Pusat (harian)
GMKI, c.q. Sekretaris Umum.
v. Surat menyurat yang menyangkut Keputusan ataupun sikap organisasi dan surat
keluar ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum.
vi. Surat-surat yang sifatnya informatif tentang berbagai keputusan dan kebijakan
organisasi, yang sifatnya intern cukup ditandatangani oleh Sekretaris Umum atau
Wakil Sekretaris Umum.
vii. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas distribusi surat-menyurat, dipandang perlu
untuk mengoptimalkan penggunaan perangkat teknologi yang ada. (fasilitas
Internet & faksimili).
1. Model/ Bentuk Penulisan
Model atau bentuk penulisan Surat seperti berikut :
Surat Biasa
1.1
Pengurus Pusat (untuk Jenis Surat Biasa)
Nomor

:..

Lampiran : 3 exp

(1

Jakarta,..

(2
27

Perihal

: Informasi(3

Kepada Yth
.
Di
.

*
**

Salam Sejahtera,

***

****
UT OMNES UNUM SINT*****
PP GMKI ******
ttd

ttd

*******

********
Keterangan :
Jakarta
: Menunjuk Kota Dimana surat dibuat
: Menunjuk tanggal, bulan dan tahun
: Di tulis diatas nomor surat
Nomor
: nomor surat disini sesuai dengan urutan nomor
surat.
Lampiran
: berkas surat yang menjadi bagian dari surat.
3
: Bilangan untuk banyaknya berkas lampiran surat yang
disertakan dengan tulisan dengan angka biasa dalam hal ini 3.
Exp
: Akronim dari exemplar maksudnya adalah berkas surat yang
dilampirkan
Perihal
: Perihal surat, berupa informasi, undangan, permohonan dll
*
: Nama orang/lembaga tujuan Surat
**
: Alamat Surat
***
: Salam pembuka
****
: Isi surat
*****
: Salam penutup
******
: Lembaga Pembuat Surat
*******
: Tanda Tangan
********
: Penjelas terhadap pengarsipan surat, bisa berupa adanya
tembusan surat atau jika tidak ada, maka cukup hanya ditulis
Cf. Pertinggal (surat internal/eksternal)

(2 dan (3 ditulis sejajar (1


*,**,****,****,****** dan ******* ditulis sejajar
*** ditulis italic *****

28

(3 ditulis Bold
*,***,*****,****** ditulis Bold
Khusus cf.surint atau surext ditulis Italic
1.2 Surat Keputusan
S U R A T K E P U T U S A N (1
Nomor: 320002/SU/INT/K/I/2011(2
T E N T A N G: (3
*
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA
KRISTEN INDONESIA (3
M E N I M B A N G : (4
**
M E N G I N G A T : (5
***
M E M P E R H A T I K A N : (6
****
M E M U T U S K A N (7
M E N E T A P K A N :(8
*****
PP GMKI (9 ******
ttd
ttd

*******

******** (hal Lampiran)


Keterangan :
*
: Menunjuk Pada Keputusan
**
: Menunjuk Pada Pertimbangan SK
***
: Menunjuk pada aturan organisasi
****
: Menunjuk pada hal-hal yang mendukung pengeluaran SK
*****
: Isi Keputusan
******
: Lembaga Pembuat SK
*******
: Tanda Tangan
********
: Lampiran SK memuat Struktur dan Fungsionaris
(1,(2,(3,(4,(5,(6,(7,(8,(9,*
: Ditulis Bold
1.3 Surat Mandat/Tugas
S U R A T M A N D A T (1
Nomor: (2
Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa
Kristen Indonesia dengan ini memberikan
mandat kepada:
29

Nama
Jabatan
Alamat

: *
: **
: ***

Untuk:
****
Ut Omnes Unum Sint*****
Jakarta, ******
PP GMKI*******
Ttd ********
*********
**********
Keterangan :
*
**
***
****
*****
******
*******
********
*********
**********

: Nama penerima mandate/tugas


: Jabatan penerima mandate/tugas
: Alamat pnerima mandate/tugas
: Isi
: Salam penutup
: tanggal, bulan dan tahun
: Lembaga pembuat surat
: Tanda Tangan
: Menunjuk kepada siapa surat disampaikan
: tembusan

*****,*******,******** : Ditulis Bold


(1,(2 dan Pengurus PGMKI : Ditulis Bold
1.4 BPC dan Lembaga Intern Lain
Untuk BPC dan Lembaga intern lain penulisannya relatif sama dengan model di
atas, hanya pembuatan surat dilakukan di kota dimana Cabang tersebut berada.
2. Kode Penomoran Surat
Surat dibedakan dalam dua bagian, yaitu :
Surat Dalam lingkup GMKI (Intern)
Surat diluar lingkup GMKI (Extern)
2.1 Pengurus Pusat (PP)
Untuk keseragaman, Kode Nomor Surat dari Pengurus Harian, dibedakan dalam dua
bagian, yaitu: INTEREN dan EXTERN.
Contoh:
330001/SU/INT/B/I/2012 untuk INTERN; dan 330001/SU/EXT/B/I/2012 untuk
EXTERN.
Keterangan:

30

Angka 33
SU......
INT ....
EXT .
B ........

I..........
2012...

: Menunjukkan Kongres XXXIII GMKI


: Menunjukan kode Sekretaris Umum
: Menunjukan jenis surat Intern.
: Menunjukan jenis surat Ektern
: Menunjukan sifat surat Biasa.
Bilamana Surat Keputusan digunakan kode K. Bilamana Surat
Tugas digunakan Kode T
: Menunjukan bulan pembuatan surat.
: Menunjukkan tahun 2012.

(Nomor urut surat ditunjukkan pada empat digit setelah 33)


Untuk Koordinator Wilayah digunakan kode sebagai berikut:
330001/KW-V/INT/B/I/2012, digunakan untuk surat Intern,
320001/KW-V/EXT/B/I/2012, digunakan untuk surat Extern.
(Setiap Koordinator Wilayah berwenang mengeluarkan surat-menyurat
menggunakan stempel)
Keterangan:
Angka 33
: Menunjukkan Kongres XXXIII GMKI
KW
: Menunjukan kode Koordinator Wilayah
V
: Menunjukan angka Wilayah
INT
: Menunjukan jenis surat Intern.
EXT
: Menunjukan jenis surat Extern
B
: Menunjukan sifat surat Biasa. Bilamana Surat
Tugas digunakan Kode T
I
..
: Menunjukan bulan pembuatan surat.
2012...
: Menunjukkan tahun 2012.

dan

2.2.Badan Pengurus Cabang (BPC)


Untuk BPC penulisannya relatif sama dengan model Pengurus PUsat, hanya
pembuatan surat dilakukan oleh sekretaris cabang dan kota dimana Cabang tersebut
berada.
Contoh :
120007/SC/INT/B/DPS/I/2012
120007/SC/EXT/B/DPS/I/2012
Keterangan :
Angka 12 .
0007
.
SC
INT
EXT
DPS

.
.
.
.

I
2012

.
.

untuk interen
untuk exteren

: Menunjukan Angka Konfercab


: Nomor surat mempergunakan 4 angka
dalam hal ini nomor 0007.
: Sekretaris Cabang
: Menunjukan jenis surat intern
: Menunjukan jenis surat extern
: Akronim nama cabang dengan penulisan
huruf kapital sebanyak 3 huruf, dalam hal
cabang Denpasar.
: Menunjukan bulan pembuatan surat
: Menunjukan tahun pembuatan surat
31

2.3. Lembaga Intern Bentukan PP


Untuk Lembaga intern lain penulisannya relatif sama dengan model di atas,
hanya pembuatan surat dilakukan oleh sekretris intern bentukan.
Contoh :
01/S/INT/PKP/B/I/2012 untuk interen
01/S/EXT/PKP/B/I/2012 untuk exteren
Keterangan :
01
S
INT
EXT
TPP

.
.
.
.
.

B
I
2012

.
.
.

Nomor Surat
Sekretaris
Idem
Idem
Akronim dari lembaga ditulis
sebanyak-banyaknya 5 huruf,
dan sekurang-kurangnya 3 huruf
dengan penulisan huruf kapital
dalam hal ini Tim Pokja Pers
Idem
idem
idem

3. Jenis Surat
Jenis surat dimaksud terdiri dari :
a. B . Surat Biasa
Surat jenis ini antara lain berupa surat
keterangan, surat rekomendasi, surat mandat
dan lain-lainnya.
b. T . Surat Tugas
Surat jenis ini adalah surat yang berupa
penugasan organisasi atau lembaga.
c. K . Surat Keputusan
Surat ini berupa surat keputusan organisasi atau
lembaga.
4. Akronim nama-nama Cabang
Akronim dari nama-nama cabang ditulis dengan huruf kapital sebanyak 3 huruf sebagai
berikut :
MDN
Medan
PST
Pematang Siantar
TRT
Tarutung
PSP
Padang Sidempuan
GST
Gunung Sitoli
KJH
Kaban Jahe
TDL
Teluk Dalam
SBG
Sibolga
BDL

Bandar Lampung
32

PLB
BKL
JMB

Palembang
Bengkulu
Jambi

JKT
BGR
BDG
SMD
DPK
BKS
JBR

Jakarta
Bogor
Bandung
Sumedang
Depok
Bekasi
Jakarta Barat

YKT
PWT
SMR
SLT
SKT

Yogyakarta
Purwokerto
Semarang
Salatiga
Surakarta

MLG
SBY
DPS
MTR

Malang
Surabaya
Denpasar
Mataram

PRY
BJM
BJB
SRD
BPP

Palangka Raya
Banjarmasin
Banjar Baru
Samarinda
Balikpapan

KPG
WGP
END
KLB
BAA
TBK
KFM

Kupang
Waingapu
Ende
Kalabahi
Baa
Tambolaka
Kefamenanu

MKS
KDI
TTR
MMS
MMJ
PLP
PMD

Makassar
Kendari
Tana Toraja
Mamasa
Mamuju
Palopo
Polewali Mandar

PAL

Palu
33

POS
TTN
LWK

Poso
Tentena
Luwuk

TMH
BTG
MND
AMD
TND
KMB

Tomohon
Bitung
Manado
Airmadidi
Tondano
Kotamabagu

AMB
MSH
TUL
SML

Ambon
Masohi
Tual
Saumlaki

JPR
SRG
MNW
MRK
WMN
BIK
SRI
NBR
FFK
SNT
KMN

Jayapura
Sorong
Manokwari
Marauke
Wamena
Biak
Serui
Nabire
Fak-fak
Sentani
Kaimana

PKU
PDG
DMI
BTM

Pekanbaru
Padang
Dumai
Batam

PTK
STG
BKY

Pontianak
Sintang
Bengkayang

TTE
TBL
JLL
BCN

Ternate
Tobelo
Jailolo
Bacan

5. Penulisan Atau Pembuatan Surat


Penulisan atau pembuatan surat
a. Pada kertas kepala surat yang asli bukan foto copy
b. Surat yang berupa tembusan atau pertinggal dibuat sebagaimana surat tersebut tidak
boleh merupakan foto copy surat.
6. Kertas Kepala Surat dan Amplop
1. Kertas Kepala Surat
34

a. Warna tinta pada kepala kertas kepala surat adalah warna biru organisasi
b. Ukuran huruf-huruf diatur dengan memperhatikan unsur-unsur keindahan,
kerapian, perbandingan ukuran kertas dan lain-lainnya.
c. Khusus untuk PP GMKI dan BPC maka ukuran kertas kepala surat yang
dipergunakan adalah ukuran kertas Quarto, sedangkan untuk lembaga-lembaga
intern lainnya dapat ditentukan oleh lembaga yang membentuknya.
d. Jenis kertas untuk kepala surat PP GMKI dan BPC dapat dipilih berdasarkan
kebutuhan termasuk dalam hal ini adalah sama atau tidaknya jenis kertas untuk
surat tembusan atau pertinggal, demikian pula adanya dengan lembaga interen
yang dibentuk.
e. Format tulisan kertas kepala surat:
e.1. PP GMKI dan BPC
bagian atas
i. Logo GMKI sebelah kiri
ii. Nama lembaga
iii. Tulisan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
iv. Penulisan ii dan iii dalam bahasa Inggris (jika dicantumkan terletak
di sebelah kanan bawah ii dan iii)
v. Alamat sekretariat dan nomor telepon jika memiliki telepon.
ii, iii, iv dan v terletak disebelah kanan i
Bagian bawah
i. hanya diisi dengan tulisan tema dan sub tema GMKI yang berlaku.
e.2. Lembaga intern lainnya dapat menentukan variasi tambahan lainnya jika
dipandang perlu.
2. Amplop
a. Warna tinta pada amplop sama dengan kertas kepala surat
b. Ukuran amplop yang dipergunakan adalah berbentuk panjang putih, dan jika
dibutuhkan maka dapat disesuaikan
c. Format tulisan bagian luar sama dengan format pada kertas kepala surat bagian
atas

2.3 MEKANISME PENDELEGASIAN TUGAS DAN WEWENANG


a. Pendelegasian wewenang fungsionaris pengurus pusat dilakukan sebagai
berikut:
1. Bilamana Ketua Umum berhalangan, maka Ketua Umum memandatkan secara
tertulis fungsi kewenangannya selaku Pejabat sementara (Pjs) Ketua Umum
kepada Ketua Bidang tanpa disertai hak substitusi.
2. Bilamana Sekretaris Umum berhalangan, maka mandat secara tertulis untuk
menjalankan fungsi Pejabat sementara (Pjs) Sekretaris Umum dijalankan oleh
Wakil Sekretaris Umum. Bilamana Wakil Sekretaris Umum berhalangan, maka
fungsi Pjs. Sekretaris Umum dimandatkan kepada salah satu Sekretaris Fungsi
Bidang tanpa disertai hak substitusi.
3. Pendelegasian wewenang
a. Pendelegawsian wewenang oleh masing-masing fungsionaris harus melalui
Ketua Umum dan Sekretaris Umum selaku penanggungjawab organisasi.
a. Pendelegasian wewenang oleh fungsionaris pengurus pusat dilakukan
berdasarkan alasan yang jelas dan ditentukan menurut batasan waktu yang
jelas sebagaimana kebutuhan tugas-tugas organisasi.
35

b. Pendelegasian PP GMKI untuk mengikuti kegiatan di tingkat cabang,


regional, nasional dan internasional ditentukan oleh rapat harian PP GMKI
dan dalam keadaan darurat dapat ditunjuk oleh ketua dan sekretaris.
c. Pendelegasian fungsionaris Pengurus Pusat GMKI dilengkapi dengan surat
tugas yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh Sekretaris Umum.
d. Hasil pendelegasian dilaporkan kepada PP GMKI C.q sekretaris Umum
selambat - lambatnya satu (1) minggu setelah kegiatan tersebut berakhir
beserta lampiran-lampirannya.
e. Untuk alasan diluar kepentingan organisasi maka pendelegasian dilakukan
paling lambat 2 (dua) minggu disertai dengan alasan tertulis kepada
penangungjawab pengurus pusat.
f. Koordinator wilayah berwenang dalam hal pembinaan dan pembentukan
cabang diwilayah masing-masing dibawah koordinasi Sekretaris Umum serta
berwenang menangani seluruh masalah yang terjadi di wilayah masingmasing.
g. Dalam rangka membantu pengoptimalan fungsi-fungsi Koordinator Wilayah
maka Koordinator Wilayah wajib mengangkat staf berdasarkan kebutuhan
wilayah dengan jumlah staf diserahkan kepada Koordinator Wilayah dengan
memperhatikan kebutuhan pelayanan di wilayah yang proses legalisasinya
melalui Surat Keputusan PP GMKI.
h. Koordinator Wilayah dapat melakukan pergantian Staff dengan memberikan
laporan kepada PP GMKI Cq Sekretaris Umum.
i. Fungsi dan wewenang staf Koordinator Wilayah diatur sebagai berikut:
1. Mempersiapkan agenda Koordinator Wilayah menyusun notulensi dalam
setiap koordinasi Koordinator Wilayah dengan cabang-cabang di wilayah.
2. Melakukan koordinasi ke cabang-cabang berdasarkan arahan dari
coordinator wilayah;
3. Memberikan informasi yang kontiniu kepada Koordinator wilayah
terhadap situasi dan kondisi cabang-cabang di wilayah;
4. Staff korwil Tidak memiliki hak substitusi.
j. Dalam menjalankan fungsi dan wewenangnya staff Koordinator Wilayah di
lengkapi dengan surat mandat atau tugas dengan waktu tertentu.
k. Kriteria Staff Koordinator Wilayah :
Tidak menjabat sebagai Badan Pengurus Cabang;
Anggota GMKI yang dinilai mampu untuk menjadi staff Koordinator
wilayah. Diprioritaskan :
Pernah menjabat badan pengurus cabang
Pernah menjabat Pengurus
Anggota Biasa :
Memiliki domisili yang tetap di wilayah atau cabang;
Tidak terlibat partai politik atau ormas orderbow partai politik;
l. Koordinator wilayah diwajibkan menyampaikan laporan secara tertulis
perihal kondisi rill wilayah setiap 6 (enam) bulan sesuai dengan pedoman
pelaporan. Koordinator Wilayah yang tidak menyampaikan laporannya
dalam 2 (dua) kali berturut-turut maka PP GMKI akan menyampaikan surat
penggembalaan.
m. Koordinator diwajibkan untuk berkomunikasi dengan sekertaris umum
sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 bulan.
n. Khusus tentang pengutusan fungsionaris Pengurus Pusat GMKI dan atau
kader GMKI ke luar negeri diatur dengan tata cara sebagai berikut:
36

1. Pengurus Pusat GMKI akan mendistribusikan informasi secara merata


kepada seluruh fungsionaris atau cabang-cabang GMKI (berdasarkan
syarat-syarat peserta kegiatan) dengan harapan mendapat respon balik
dari seluruh fungsionaris atau cabang-cabang GMKI.
2. Pengurus Pusat GMKI menampung seluruh usulan nama-nama calon
utusan dan melakukan penggodokan dan penilaian calon perutusan
tersebut pada rapat harian Pengurus Pusat GMKI.
3. Dalam melakukan penggodokan dan penilaian usulan nama-nama
dimaksud, akan memperhatikan keseimbangan kesempatan terhadap
seluruh fungsionaris atau cabang-cabang GMKI untuk menghadiri
kegiatan dimaksud.
4. Apabila Pengurus Pusat GMKI belum menerima usulan nama-nama calon
utusan sampai batas waktu yang telah ditentukan, maka Pengurus Pusat
GMKI mengambil kebijakan untuk memutuskan utusan/delegasi tersebut
dengan tetap memperhatikan ketentuan yang ada.
o. Fungsionaris Pengurus Pusat GMKI yang ditugaskan berkewajiban
menyampaikan laporan kepada Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.
p. Penugasan Fungsionaris Pengurus Pusat GMKI sedapat-dapatnya
mempertimbangkan efektifitas dan urgensitas permasalahan.
2.4 MEKANISME PERGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW) FUNGSIONARIS
PENGURUS PUSAT
a. PAW fungsionaris Pengurus Pusat GMKI dilakukan karena:
1. Berhalangan tetap (meninggal dunia);
2. Mengundurkan diri;
3. Melanggar konstitusi organisasi.
b. PAW fungsionaris PP GMKI yang disebabkan oleh karena berhalangan tetap atau
meninggal dunia dan mengundurkan diri, dilakukan dengan mekanisme sebagai
berikut:
1. Pengurus Pusat mengeluarkan pernyataan sekaligus menginformasikan bahwa
jabatan fungsional tersebut kosong, disampaikan kepada cabang-cabang
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sejak yang bersangkutan dinyatakan
berhalangan tetap dan/atau mengundurkan diri.
2. Berdasarkan pernyataan Pengurus Pusat sebagaimana tercatat dalam point b.1.
maka cabang-cabang dapat menyampaikan rekomendasi nama-nama anggota
sesuai aturan kriteria organisasi tentang Pengurus Pusat GMKI yang ditetapkan
oleh Kongres XXXIII.
3. Keputusan PAW tersebut ditetapkan dalam Rapat Harian PP GMKI serta
disampaikan kepada cabang-cabang selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
diputuskan.
c. PAW Fungsionaris PP GMKI yang disebabkan tidak menjalankan tugas-tugas
fungisonalnya (ketiadakaktifan) dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Fungsionaris PP GMKI yang tidak menjalankan tugas-tugas fungsional selama 1
(satu) bulan, atau berhalangan selama 1 (satu) bulan tanpa ada berita, maka
Pengurus Pusat GMKI menyampaikan surat penggembalaan pertama kepada
yang bersangkutan.

37

2. 1 (satu) minggu setelah surat penggembalaan pertama disampaikan tetap tidak


ada respons, atau dengan kata lain yang bersangkutan tetap tidak lagi
menjalankan tugas-tugas fungsionalnya, maka diajukan surat penggembalaan
kedua. Surat penggembalaan diajukan berdasarkan pertimbangan efektifitas
maupun intensitas kerja yang dilakukan oleh yang bersangkutan.
3. Apabila yang bersangkutan tetap tidak menjalankan tugas-tugas fungsionalnya
dalam kurun waktu 2 (dua) minggu setelah disampaikan surat penggembalaan
kedua, maka PP GMKI dapat melakukan PAW terhadap fungsionaris tersebut.
4. Keputusan PAW tersebut ditetapkan dalam Rapat Harian PP GMKI dan
disampaikan kepada cabang-cabang selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
diputuskan.
d. Bahwa untuk menjaga independensi organisasi, maka seluruh fungsionaris PP
GMKI dilarang terlibat dalam kepengurusan partai politik beserta ormas underbownya. Proses PAW bagi fungsionaris PP GMKI yang terlibat dalam kepengurusan
partai politik beserta ormas underbow-nya diatur sebagai berikut.
1. Bahwa Pengurus Harian memberi surat teguran kepada fungsionaris yang
bersangkutan untuk mempertanyakan apakah memilih sebagai fungsionaris PP
GMKI atau Pengurus Partai Politik/ormas underbow dari partai politik.
2. Bahwa surat pengunduran diri fungsionaris PP GMKI dari kepengurusan partai
politik/ormas underbow dimaksud dengan menembuskannya kepada Pengurus
Pusat GMKI.
3. 2 (dua) minggu setelah surat teguran disampaikan tetap tidak ada respon
(pilihan) dari fungsionaris tersebut atau memilih sebagai pengurus partai
politik/ormas underbow maka Pengurus Pusat GMKI dapat melakukan PAW
terhadap fungsionaris tersebut.
4. Keputusan PAW tersebut ditetapkan dalam Rapat Harian PP GMKI dan
disampaikan kepada cabang-cabang selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
diputuskan.
2.5 MEKANISME PENGARSIPAN
Surat Keluar :
1. Surat yang merupakan pertinggal merupakan surat sebagaimana surat yang
ditandatangani.
2. Surat pertinggal dibuat 2 rangkap:
2.1 Surat berwarna putih merupakan surat pertinggal sebagaimana surat dibuat yang
diarsipkan oleh Sekretaris Umum atau wakil sekretaris umum.
2.2 Surat berwarna kuning merupakan surat pertinggal yang yang diarsipkan
terpisah dari surat berwarna putih oleh sekretaris umum atau wakil sekretaris
umum untuk kegunaan organsasi.
3. Surat pertinggal merupakan dokumentasi organisasi yang tidak dapat diberikan
kepada pihak lain.
Surat Masuk :
1. Surat masuk terbagi atas :
1.1
Surat masuk intern
1.2
Surat masuk extern
2. Setiap surat masuk intern dilakukan pencatatan oleh sekretaris umum atau wakil
sekretaris umum yang kemudian didistribusikan kebidang-bidang untuk segera
ditindaklajuti.

38

3. Surat masuk intern yang telah ditindaklajuti dikembalikan kepada sekretaris umum
atau wakil sekretaris umum untuk segera diarsipkan.
4. Setiap surat masuk extern dilakukan pencatatan oleh sekretaris umum atau wakil
sekretaris umum yang kemudian didistribusikan ke bidang-bidang atau fungsionris
untuk segera ditindaklajuti,
5. Surat masuk extern yang telah ditindaklajuti dikembalikan kepada sekretaris umum
atau wakil sekretaris umum untuk segera diarsipkan.
6. Terhadap surat masuk intern atau extern yang telah diarsipkan, pada akhir
kepengurusan dapat musnahkan berdasarkan kepentingan organisasi.
Perlu dilakukan pengarsipan digital terhadap surat masuk dan keluar.
2.6 Laporan Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban menjadi salah satu bagian terpenting dalam roda
organisasi. Laporan pertanggungjawaban berfungsi sebagai penilaian kerja organisasi,
dan informasi kerja organisasi untuk kedepannya. Adapun sistematika laporan
pertanggungjawab Pengurus Pusat :
2.6.1 Laporan Pertanggungjawaban Kongres
Bab I
PENDAHULUAN
Bab II
GAMBARAN UMUM PERJALANAN ORGANISASI
(Menjelasakan Secara umum Implementasi Arah dan Strategi Kebijakan
Umum Oraganisasi)
BAB III
LAPORAN IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA PP GMKI
A. Bidang Organisasi
a. dasar pemikiran
b. tujuan
c. jenis kegiatan
d. pelaksanaan : realisasi/tidak terrealisasi
e. waktu pelaksanaan
f. indicator keberhasilan
g. pembiayaan
h. evaluasi pelaksanaan
B. dst
BAB IV
LAPORAN KEUANGAN PP GMKI
BAB V
PENUTUP
2.6.2 Laporan Pertanggungjawaban Program
Bab I
Pendahuluan
BAB II
Laporan Implementasi Program
a. Jenis kegiatan
b. Tujuan
c. Waktu Pelaksanaan
d. Indikator Capaian
e. Partisipan Kegiatan
f. Pengorganisasian
g. Evalusi kegiatan
BAB III
Laporan Keuangan
BAB IV
Penutup

39

2.6.3 Laporan Kordinator Wilayah


BAB I
Pendahuluan
BAB II
Laporan Konsolidasi Wilayah
BAB II
Perkembangan Cabang-cabang
Dinamika Anggota
Dinamika Program
Implementasi PDSPK
BAB III
Solusi Pemecahan Masalah
BAB IV
Rekomendasi
BAB V
Penutup
2.6.4 Laporan Pertanggungjawaban Badan Pengurus Cabang
Bab I
PENDAHULUAN
Bab II
GAMBARAN UMUM PERJALANAN ORGANISASI
(Menjelasakan Secara umum Implementasi Arah dan Strategi Kebijakan
Umum Cabang)
BAB III
LAPORAN IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA BPC
1. Bidang Organisasi
i. dasar pemikiran
j. tujuan
k. jenis kegiatan
l. pelaksanaan : realisasi/tidak terrealisasi
m.waktu pelaksanaan
n. indicator keberhasilan
o. pembiayaan
p. evaluasi pelaksanaan
2. dst
BAB IV
LAPORAN KEUANGAN BPC
BAB V
PENUTUP

40

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 07/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
PROGRAM KERJA PENGURUS PUSAT GMKI
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

1. Bahwa perlu disusun Program Kerja berdasarkan Garis-Garis Besar


Program dan Kebijakan Umum Organisasi yang ditetapkan oleh Keputusan
KONGRES XXXIII GMKI
2. Bahwa untuk itu, diperlukan suatu program yang tersusun secara sistemik
dan gradual serta terarah dan terencana sebagai landasan kerja PP GMKI
Masa Bakti 2012-2014.

Mengingat

1.
2.
3.
4.
5.

Memperhatikan

1. Arah strategi kebijakan umum organisasi;


2. Pokok pikiran ketua-ketua bidang;
3. Laporan-laporan Koordinator Wilayah yang disampaikan dalam Sidang
Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014,
4. Tanggapan, pembahasan serta usul saran dari peserta sidang Pleno I PP
GMKI Masa Bakti 2012-2014.

Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 4 ayat 7 tentang Pengurus Pusat;
Keputusan Kongres XXXIII GMKI No: 010/K-XXXIII/GMKI/X/2012
tentang Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi Masa
Bakti 2012-2014,

Memutuskan
Menetapkan

1. Program Kerja Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2012-2014,


a. Program Bidang Organisasi
b. Program Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian.
c. Program Bidang Aksi dan Pelayanan.
d. Program Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional.
Sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini;
2. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan, dari
keputusan ini,
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir setelah
selesainya persidangan ini
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam

:Cariu, Bogor
:Sabtu
:17 November 2012
:19.28 Wib

PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris
41

Lampiran: Pokok Pikiran dan Program PP GMKI Masa Bakti 2012-2014


POKOK-POKOK PIKIRAN BIDANG ORGANISASI
Ketua Bidang Organisasi : Laikmen Sipayung
I. PENDAHULUAN
Selaku mandataris Kongres, tugas Pengurus Pusat GMKI yang paling substansial adalah
artikulasi dan penerjemahan keputusan-keputusan Kongres kedalam bentuk Arah, Strategi,
dan Kebijakan Umum Organisasi (ASKUO), namun tetap selalu taat asas terhadap terhadap
keputusan Kongres maupun tatanan organisasi yang ada. Penerjemahan keputusankeputusan Kongres kedalam ASKUO mengandung makna operasionalisasi konkrit empirik
yang berorientasi pada kebutuhan organisasi dan medan pelayanan GMKI, baik gereja,
perguruan tinggi, dan masyarakat.
GMKI sebagai bagian yang tidak terpisahkan daripada perjalanan seluruh aspek kehidupan
manusia didunia ini secara khusus di Indonesia dalam mewujudkan terciptanya kebenaran,
keadilan, kesejahteraan, keutuhan ciptaan, dan demokrasi di Indonesia yang berdasarkan
kasih merupakan sebuah entitas besar yang perlu untuk selalu membangun dan
memperbaharui diri ke arah yang lebih baik sehingga selalu mampu menjawab setiap
persoalan ditengah-tengah medan gumulnya. Sejak awal berdirinya gerakan ini diawali dari
gerakan kesadaran atas panggilan pelayanan kita kepada Tuhan Sang Pencipta yang melalui
anak-Nya Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan telah lahir kebumi dan rela mati dikayu salib
demi agenda penyelamatan bagi seluruh umat manusia yang penuh dosa. Allah lahir ke
dunia dan menjadi sama dengan manusia tanpa meninggalkan ke Tuhanan-Nya sehingga
nyatalah janji Tuhan Immanuel. Maka semangat itu pun harus selalu tetap dibina dan
gerakan dibangun tetap dinamis dan optimis akan setiap hal yang ingin dicapai.
Gerakan ini lahir dalam semangat panggilan untuk menjadi garam dan terang dunia melalui
karya nyata yang diperbuat organisasi ini melalui spirit yang selalu menyertai yaitu Doa
Agung Tuhan Yesus; Agar Semua Satu Adanya (Ut Omnes Unum Sint). GMKI hadir
dengan memberikan warna pada tiga medan layannya dengan mengedepankan nilai-nilai
kemahasiswaan, kekristenan, dan keIndonesiaan dalam gerak refleksi dan aksi melalui
Panca Kegiatan GMKI yaitu Berdoa/Beribadah, Belajar, Bersaksi, Bersosial, dan Berkreasi.
Dengan demikian, GMKI selalu hadir sebagai pelopor perubahan kehidupan manusia yang
telah diciptakan Allah sebagai ciptaan paling mulia dan bermartabat, dan GMKI lahir untuk
segala umat. Maka menjadi penting pemahaman bahwa GMKI adalah untuk semua orang
sebagai alat yang dipakai Tuhan melalui kader-kadernya untuk berbuat menuju oikoumene
gereja dan kehidupan bersama yang berkeadilan serta benar sehingga semua umat manusia
mengaku akan kebesaran dan kemuliaan Tuhan.
Dengan demikian, arah umum organisasi untuk perjalanan dua tahun ke depan telah
diputuskan dalam forum Kongres XXXIII GMKI di Manado beberapa waktu yang lalu
dalam bentuk Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum (GBPKUO). Dapat pula
dipastikan bahwa keputusan-keputusan yang di telah tetapkan pada Kongres tersebut masih
bersifat umum dan perlu diartikulasi dalam bentuk program yang kemudian dapat
merangsang titik-titik perubahan pada segmen kelembagaan organisasi, langgang kerja
organisasi maupun dalam kerangka menjaga stabilitas kepekaan dan komunikasi serta
kemampuan berjejaring. Momentum Sidang Pleno I Pengurus Pusat GMKI merupakan
wadah implementasi GBPKUO kedalam bentuk program-program nyata untuk mewujudkan
eksistensi GMKI dalam proporsi dinamika yang bersifat praktis dan pragmatis dengan
42

dijiwai oleh idealisme kehidupan organisasi. Sidang Pleno I ini juga bertujuan untuk
mengejewantahkan akumulasi kebutuhan organisasi pada tataran konkrit serta landasan
konsepsional bagi implementasi program yang akan diarahkan pada penguatan konsolidasi
organisasi dalam memperkokoh komitmen pelayanan dengan penguatan spiritualitas,
implementasi kualitas pendidikan kader dan penguatan aksi partisipasi, serta membangun
keteladan kasih, dibawah terang Tema : Jadilah Teladan Dalam Berbuat Baik (Titus 2 :
7a) dan Sub Tema : Menjadi Gerakan Oikumenis, Nasionalis, Dan Bertanggungjawab
Untuk Mewujudkan Keadilan Dan Kesejahteraan Dalam Melaksanakan Tugas Dan
Panggilannya Di Indonesia.
II. GAMBARAN KONDISI ORGANISASI
A. KONDISI INTERNAL
Persekutuan sebagai wujud ideal organisasi belum mampu dioperasionalisasikan hingga
pada tataran praktis dan organisasi kemudian terjebak pada praktek yang hirarkis dan
birokratis. Dengan demikian perlu adanya perubahan kultur organisasi melalui upayaupaya internalisasi nilai-nilai GMKI yang lebih sistemik dengan mendorong
terbangunnya kekuatan gerakan pemikiran di internal organisasi, hal ini merupakan
agenda yang urgens dilakukan. Disamping itu, perubahan peta permasalahan dalam
lingkungan bersaing dan peta sosiologis pelayanan juga semestinya harus mampu
menjadi dorongan perubahan peta kebutuhan stakeholder organisasi, sebab perubahan
yang cepat dan modern telah menyebabkan organisasi ini mengalami kesulitan untuk
mengambil langkah-langkah adaptasi. Ini juga disebabkan oleh terbatasnya sumber
daya organisasi, lemahnya kinerja struktur, iklim organisasi yang cenderung kaku dan
lamban dengan perubahan lingkungannya. Perubahan tantangan dan konteks
pergumulan organisasi harus secara cermat diikuti oleh upaya perubahan gagasan dan
desain organisasi yang meliputi: sistem, strategi, struktur, proses, perilaku, dan aspekaspek lainnya, yang tentunya berpedoman pada fondasi filosofis, visi eskatologis, dan
misi organisasi.
Database organisasi dan peta sosiologis organisasi yang hingga kini belum dimiliki
secara lengkap dan komprehensif, merupakan input utama untuk mendesain
kemandirian kerja struktur, pengelolaan sumber daya organisasi, dan kemandirian dana
organisasi. Oleh karenanya sangat perlu dijawab pergumulan organisasi dengan
berdasar pada student need dan student interest. Relevan dengan itu, maka penataan
dan penyelenggaraan sistem administrasi organisasi dan manajemen komunikasi
berbasis teknologi merupakan kebutuhan prioritas pengembangan organisasi untuk
lebih mandiri.
B. KONDISI EKSTERNAL
1. MEDAN LAYAN GEREJA
Hingga kini masih terdapat gereja yang sulit mengakui GMKI sebagai anak
kandungnya, pada hal dalam tugas dan panggilan pelayanan GMKI dan gereja
memiliki kesamaan visi yakni bersaksi, bersekutu, dan melayani. Hal ini secara tidak
lansung membentuk pola pikir sebagian masyarakat dan jemaat gereja bahwa seolaholah GMKI adalah organisasi yang terpisah dan jauh dari kepentingan umat, bahkan
hingga ada yang berfikir GMKI adalah organisasi politik yang akan hadir jika ada
momentum politik, padahal jauh sebelum itu GMKI telah hadir dengan kekhasannya
43

sebagai gereja untuk melayani warga perguruan tinggi sebagai basis pemuda dan
mahasiswa.
Namun demikian, tidak jarang pula kita menemukan adanya keterlibatan tokoh
panutan dalam lingkup gereja semisal pendeta ataupun penatua dalam politik praktis
dengan alasan sebagai perwakilan gereja dalam menyuarakan suara kenabian di
tengah kehidupan sosial politik, namun ketika berada di medan pelayanan tersebut
bukannya memperkuat peran gereja dalam memperjuangkan hak-hak jemaat dan
masyarakat melainkan menjadikan jemaat dan gereja sebagi basis kekuatan untuk
mendapat kekuasan dan jabatan, sementara jemaat dan masyarakat tetap hidup dalam
keterpurukan yang berkepajangan. Oleh karena itu sebagai organisasi kader, GMKI
harus terus memantapkan konsilidasi anggota di cabang-cabang agar turut
mengambil bagian dalam melakukan fungsi dan peran profertis bagi warga gereja
secara menyeluruh.
Ketiadaan usaha dalam penataan format pembinaan dan pelayanan terhadap jemaat
secara umum dan pemuda pada khususnya mengakibatkan ketimpangan dalam aspek
pemberdayaan jemaat sehingga jemaat (pemuda) cenderung berada pada posisi tidak
kreatif baik untuk kemampuan manajerial dan kepemimpinan maupun pemenuhan
kebutuhan ekonomi.
2. MEDAN LAYAN PERGURUAN TINGGI
Pada medan layan perguruan tinggi, harus diakui bahwa kampus merupakan dapur
intelektualitas yang senantiasa menghadirkan figur-figur yang tidak diragukan
intelektualitasnya, namun kini fenomena menjadi terbalik dimana lembaga
perguruan tinggi sering kali menerapkan kebijakan yang justru melemahkan posisi
tawar mahasiswa sebagai akibat dari tidak kebijakan kampus yang tidak berpihak,
demikian juga penerapan pendidikan serta sarana dan prasarana yang tidak adaptif
dengan perkembangan zaman. Dalam proses akademik, mahasiswa juga seringkali
diperhadapkan dengan persoalan seperti profesionalitas dosen yang cenderung
project oriented. Staf pengajar dengan kualifikasi tertentu yang diharapkan dapat
melakukan pembimbingan dan tatap muka dengan mahasiswa pada proses-proses
akademik cenderung mengejar dan menempati jabatan-jabatan struktural pada
lembaga didalam kampus maupun diluar kampus yang pada akhirnya lebih
berkonsentrasi pada tugas-tugas jabatan atau tugas-tugas lain di luar tugas utamanya
membimbing mahasiswa dalam belajar dan mengembangkan diri, belum lagi disusul
dengan subjektifitas dosen dan metode perkuliahan yang kadang monoton, kalender
akademik yang tidak jelas dan kadang tidak ditemukan transparansi penilain dosen
terhadap mahasiswa.
Lembaga-lembaga kemahasiswaan yang diharapkan mampu mendorong kreatifitas
dan kemandirian belajar mahasiswa pada perkembangannya semakin dikerdilkan
dengan cara mempersempit ruang geraknya, intervensi yang berlebihan dari pihak
kampus, pada akhirnya mampu membuat lembaga-lembaga tersebut jauh dari
kebebebasan berekspresi dan berkreasi. Semua dimensi ini secara tidak lansung
membunuh dinamikia organisasi ekstra kampus termasuk GMKI yang merupakan
compelementary school bagi kader-kedernya. Disinilah GMKI dituntut untuk terus
kreatif dan konsisten dalam membina kader-kadernya. Mungkin kita berpikir ini
44

merupakan hal yang biasa tetapi secara organisasi sesungguhnya dinamika tersebut
merupakan suatu titik persoalan dalam pemetaan dan konsilidasi organisasi.
3. MEDAN LAYAN MASYARAKAT
Secara nasional kondisi kekinian bangsa Indonesia senantiasa diperhadapkan dengan
banyaknya masalah sosial kemasyarakatan yang sulit dihindari. Hari-hari kita selalu
dipenuhi dengan pemberitaan media massa akan berita-berita buruk tentang
pelanggaran HAM, korupsi, pembunuhan, pemerkosaan, tawuran dan pertikaian
antar kelompok masyarakat, perusakan dan penutupan tempat-tempat ibadah yang
kadang membuat kita resah dan merasa tidak nyaman bahkan seolah kehilangan
harapan akan adanya kedamaian, ketentraman, kesejahteraan dan keadilan ditengahtengah kehidupan bermasyarakat di republik ini. Kebohongan dan janji-janji palsu
pemerintahan terhadap rakyat, ketidakadilan, lemanya supremasi hukum, masalah
traffiking dan lain sebagainya adalah konsumsi masyarakat kita setiap hari.
Pertanyaan yang semestinya muncul untuk digumuli sekaligus memberi solusi
adalah di mana GMKI sebagai organisasi civil sosciety yang berpihak pada
kepentingan rakyat, kepentingan orang-orang lemah dan teraniaya, di mana peran
dan fungsi social control terhadap kehidupan kebangsaan kita yang nyaris
meninggalkan spirit awal kita membangun bangsa ini?. Realitas ini memberi
cerminan bahwa diperlukan adanya konsilidasi organisasi secara simultan dan
menyeluruh dalam memberi sikap moral terhadap persoalan-persoalan bangsa yang
semakin menghawatirkan di masa kini.
III. POKOK-POKOK PIKIRAN
GMKI sebagai organisasi kader yang bercirikan kemahasiswaan, kekristenan, dan
keindonesiaan harus senantiasa terpanggil untuk melakukan pembaharuan pada setiap
medan gumulnya, menjadi agent of change. Maka dalam rangka menjadi gerakan
pembaharu, pelopor perubahan, dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang tepat
terhadap situasi dan posisi organisasi serta segala hal berkenaan dengan desain dan
sumber daya organisasi, sehingga dalam rangka melaksanakan pembaharuan tersebut
dilakukan kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara sistemik, terpadu dan
berkesinambungan.
Dalam kenyataannya eksekusi program-program GMKI seringkali terkendala akibat
minimnya sumber daya organisasi secara material, informasi, finansial, dan bahkan
sumber daya manusia ataupun akibat ketidak tepatan desain organisasi dalam menjawab
problmatika aktual yang dihadapi organisasi, maka untuk itu perlu sekali dilaksanakan
pemetaan kondisi riil terhadap desain dan sumber daya organisasi. Dengan adanya
gambaran tentang desain dan kondisi sumber daya organisasi tersebut, GMKI akan
mampu mengetahui secara akurat ketersediaan sumber daya dan kemampuan alokasinya,
bahkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengoperasionalisasikan aktivitas organisasi
dan ketepatan dari struktur, sistem, proses, perilaku dan berbagai aspek dalam mendukung
segala upaya yang dilakukan organisasi dalam menjawab tuntutan medan gumulnya.
Perubahan yang terjadi secara dinamis pada lingkungan eksternal organisasi, pada
lingkungan medan layannya, sesungguhnya dapat menciptakan peluang maupun
ancaman terhadap langgam kerja hingga eksistensi organisasi. Maka untuk itu sangat
45

dibutuhkan respon yang tepat dari GMKI untuk memanfaatkan peluang dan menyiasati
segala ancaman yang mungkin terjadi, sehingga juga sangat diperlukan adanya kajian
mendalam terkait kecenderungan yang terjadi pada medan layan gereja, perguruan tinggi,
dan masyarakat agar organisasi dapat melakukan respon terhadap perubahan yang terjadi
dan mungkin masih akan terjadi berdasarkan kecenderungan yang ditemui. Dengan
demikian kehadiran GMKI harus selalu terus mau dan mampu menata diri dan
pelayanannya sehingga mampu memperkuat dan terus-menerus meningkatkan posisi
bersaing yang unggul dalam konteks pergerakan mahasiswa.
Saat ini kita juga telah diperhadapkan pada realitas dinamika organisasi pada aras cabang
maupun wilayah yang tidak merata dan bahkan ada kecenderungan mengalami
penurunan kualitas dinamika sehingga tidak begitu menguntungkan bagi kemajuan
organisasi. Disamping mungkin juga terpengaruh atas melemahnya animo keinginan
berorganisasi mahasiswa, juga iklim pergerakan mahasiswa yang semakin terlihat
sporadis dan temporer, maka perlu dilakukan rangsangan terhadap setiap potensi
organisasi ditingkatan cabang/wilayah tertentu untuk bisa sampai pada dinamika yang
stabil dan mantap. Perkembangan organisasi yang baik dan mantap merupakan syarat
mutlak dalam setiap aktivitas organisasi pada medan layannya. Namun demikian, selain
ppenguatan bagi proses mobilisasi pergerakan organisasi, juga dipandang perlu adanya
perluasan jejaring GMKI pada kota-kota perguruan tinggi yang memungkinkan hadirnya
organisasi ini.
Sebagai sebuah respons atas tuntutan perubahan yang terjadi dalam organisasi dan
kebutuhan pelayanannya, maka pada Kongres XXXIII GMKI di Manado, Oktober 2012
yang lalu, dipandang perlu untuk melakukan study dan kajian terhadap konstitusi
organisasi, karena dirasa kurang memberi ruang yang cukup guna mengakomodir
kreatifitas dan inisiatif pergerakan organisasi dengan melihat pegumulan dan optimalisasi
pelayanan baik ditingkat pusat maupun cabang-cabang, maka Kongres XXXIII GMKI
merekomendasikan untuk membentuk Komisi Konstitusi yang akan bekerja dalam masa
bakti kepengurusan ini dan hasil kerjanya akan dilaporkan oleh Pengurus Pusat pada
GMKI Masa Bakti 2012-2014 pada Kongres XXXIV. Maka hal ini pun akan menjadi
perhatian penting bagi PP GMKI masa bakti ini sebagai mandataris Kongres.
IV. PENUTUP
Demikian pokok-pokok pikiran tersebut diatas disampaikan dalam kesempatan Sidang
Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 ini dengan maksud menyegarkan dan
mengingatkan kembali pikiran kita untuk memahami persoalan yang ada ditengah-tengah
organisasi dan medan gumulnya dengan wacana, gagasan, dan ide-ide sebagai tawaran
solusi untuk setiap persoalan yang ada. Dengan demikian, program dan aktivitas
oeganisasi yang dirancang dalam Sidang Pleno I ini dapat menjadi jawaban atas setiap
pergumulan organisasi. Selamat berproses didalam Sidang Pleno I ini, kiranya apapun
yang diputuskan adalah yang terbaik untuk organisasi yang kita cintai ini sehingga nama
Tuhan kita, Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan pun akan semakin dipermuliakan.
Terimakasih, Tuhan Memberkati.
Ut Omnes Unum Sint

46

PROGRAM KERJA BIDANG ORGANISASI


Sekretaris Fungsi Bidang Organisasi : Sahat M P Sinutar
A. Program Penataan Organisasi
Pemetaan dan sistem data base organisasi menjadi sangat sentral. Dengan pemetaan
posisi dan system informasi keanggotaan yang rapi, kita bisa dengan percaya diri
mengungkapkan potensi sumber daya manusia yang kita miliki.
Terbangunnya kultur organisasi yang adaptif namun tetap taat asas. Menerapkan sistem
manajemen yang modern yang mendukung pencapaian visi organisasi.
Studi mendalam terhadap rencana amandemen konstitusi perlu dilakukan secara lebih
serius. Diskursus bottom up yang sebenarnya sudah dimulai periode lalu dapat
dilanjutkan dengan lebih mudah.
1. Pemetaan Sumber Daya Organisasi
1.1.Dasar Pemikiran :
GMKI tersebar di puluhan kota dan ratusan perguruan tinggi. Tentunya hal ini
adalah potensi besar karena setiap kota dan perguruan tinggi memiliki ciri khasnya
masing-masing. Secara teori, GMKI memiliki potensi sumber daya kader yang
besar. Sayangnya, potensi sumber daya tersebut tidak terpetakan/tergambar dengan
jelas. Proses pendataan potensi-potensi ini tidak dilakukan dengan baik di cabangcabang. Kader-kader berkualitas GMKI masuk-keluar tanpa ada upaya untuk
mengarahkan potensi ini untuk menghasilkan karya yang besar di tiga medan
pergumulan.
Melihat kondisi ini, Pengurus Pusat GMKI harus melakukan upaya-upaya untuk
membuat suatu sistem basis data sehingga sumber daya organisasi dapat dipetakan
dan digambarkan dengan jelas. Hal ini sebenarnya bisa dilakukan didukung dengan
berbagai teknologi yang sudah tersedia saat ini. Oleh karena itu, dibutuhkan
keseriusan dan komitmen dari Pengurus Pusat GMKI agar program yang sudah
dicanangkan sejak belasan tahun yang lalu ini dapat terealisasi di kepengurusan ini.
Apabila program ini terlaksana, ke depannya kita dapat memetakan secara jelas
potensi-potensi yang ada di cabang-cabang. Kita dapat melihat persebaran anggota
dan senior, perguruan tinggi, potensi lokal daerah, potensi keilmuan dari cabangcabang, dan lainnya. Ini akan sangat mendukung keberjalanan program dari GMKI
untuk mencapai visi dan misinya.
1.2.Tujuan
:
Melakukan pemetaan potensi sumber daya di cabang-cabang, baik potensi
internal maupun eksternal
Melakukan analisa potensi di cabang-cabang yang disesuaikan antara potensi
internal dan potensi eksternal
1.3.Jenis Kegiatan
:
Membentuk tim untuk mengumpulkan, mengolah, dan menghasilkan, dan
menyajikan data
Menyebar kuisoner ke cabang-cabang
Melakukan studi literatur untuk mengumpulkan data-data pendukung/tambahan
Melakukan koordinasi dengan bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional
dalam hal penyajian data di situs GMKI
Mengupayakan penyajian data dan proses update data yang dilakukan secara
berkala
Melakukan sosialisasi ke cabang-cabang yang disesuaikan dengan kegiatan
cabang, wilayah atau nasional
1.4.Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI
47

1.5.Partisipan

: Pengurus Pusat GMKI


BPC GMKI se-tanah air
Senior Member/Friend

1.6.Indikator capaian :
Terbentuk Tim Pemetaan Sumber Daya Organisasi
Minimal terkumpul data sumber daya organisasi dari 50% cabang GMKI dari 15
wilayah GMKI
1.7.Lokasi
: Jakarta
1.8.Waktu
: Desember 2012 Juni 2013
1.9.Skala Prioritas
: Primer
1.10. Anggaran
: Pengadaan server Rp. 10.000.000,Pengumpulan data Rp. 5.000.000,2. Studi Analisa Konstitusi, Sistem, Struktur, Manajemen, Dan Budaya Organisasi
2.1.Dasar Pemikiran :
GMKI berdiri pada tahun 1950 dan saat ini sudah berumur 62 tahun. Bisa dibilang,
GMKI adalah salah satu organisasi kemahasiswaan tertua di Indonesia. GMKI patut
bangga dalam hal ini karena walaupun sudah berumur 62 tahun, GMKI masih tetap
eksis dan hadir di tengah pergumulan bangsa.
Namun, di tengah kebanggaan tersebut, ada tantangan yang harus diselesaikan oleh
GMKI yakni bagaimana organisasi yang sudah berumur 62 tahun ini dapat
menyesuaikan diri dengan dinamika kehidupan mahasiswa dan masyarakat di tahun
2012 ke depan. GMKI yang walaupun sudah berumur tua harus tetap dikemas
sehingga selalu kelihatan muda. Muda disini bukan berarti GMKI menurunkan
standarnya, namun GMKI haruslah dinamis dan terus berupaya menyesuaikan diri
dengan zaman, sehingga GMKI tidak disebut sebagai organisasi yang kaku dan
konvensional.
Oleh karena itu, Pengurus Pusat GMKI harus melakukan studi dan kajian terkait
sistem, struktur, manajemen, dan budaya organisasi untuk menyesuaikan dirinya
dengan zaman sekarang. Sehingga walaupun GMKI sudah berumur tua (62 tahun),
GMKI akan selalu muda dan awet di setiap zaman yang dihadapinya.
2.2.Tujuan :
Melakukan studi analisa terhadap kondisi internal dan eksternal GMKI
Membumikan GMKI pada konteks pelayanan dan tantangan zaman sekarang
2.3.Jenis Kegiatan:
Membentuk tim/komisi untuk melakukan studi analisa terhadap konstitusi,
sistem, struktur, manajemen, dan budaya organisasi
Menyebar kuisoner ke cabang-cabang untuk menarik aspirasi dan data terkait
kondisi di cabang-cabang
Melakukan penarikan data secara langsung ke cabang-cabang yang disesuaikan
dengan kegiatan cabang/wilayah (disesuaikan dengan kunjungan rutin, konsultasi
wilayah, dan aktivitas lainnya)
Melakukan sosialisasi kepada cabang-cabang terkait hasil-hasil studi dari
tim/komisi yang sudah dibentuk
Melakukan perubahan terhadap konstitusi apabila diperlukan dari rekomendasi
tim/komisi
2.4.Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI
2.5.Partisipan : Pengurus Pusat GMKI
BPC GMKI se-tanah air
Senior Member/Friend
48

2.6.Indikator Capaian :
Terbentuk tim/komisi untuk studi analisa
Kuisoner disebar ke semua cabang dan minimal terkumpul data kuisoner dari
50% cabang GMKI dari 15 wilayah GMKI
Minimal 50% cabang GMKI mendapatkan hasil studi analisa
2.7.Lokasi
: GMKI se-tanah air
2.8.Waktu
: Desember 2012 Juni 2013
2.9.Skala Prioritas
: Primer
2.10. Anggaran
: Pembentukan komisi dan studi analisa Rp. 3.000.000,Pembuatan dan penyebaran kuisoner Rp. 1.000.000,3. Pemerataan Pemahaman Tentang Organisasi Dan Konstitusi
3.1.Dasar Pemikiran :
Pemahaman tentang organisasi dan konstitusi belum merata di cabang-cabang. Hal
ini dikarenakan adanya cabang baru, cabang vakum, ataupun kebiasaan/kultur di
cabang-cabang mapan yang justru bertentangan dengan nilai-nilai dasar organisasi
dan konstitusi GMKI. Pengurus Pusat GMKI harus melakukan upaya pemerataan
sehingga setiap kader di setiap cabang di seluruh Indonesia akan memiliki mindset
yang sama terhadap nilai-nilai organisasi dan konstitusi GMKI
3.2.Tujuan :
Melakukan usaha pemerataan tentang nilai-nilai organisasi dan konstitusi sehingga
GMKI dapat bergerak sesuai dengan visi dan misinya
3.3.Jenis Kegiatan :
Melakukan pembekalan tentang organisasi dan konstitusi yang disesuaikan
dengan aktivitas cabang
Menyebar buku konstitusi ke cabang-cabang dan mendorong cabang untuk
memberikan pemahaman organisasi dan konstitusi kepada anggota-anggota baru
GMKI
Mendorong cabang-cabang untuk melakukan kegiatan bersama seperti debat
konstitusi, cerdas cermat konstitusi, dan lainnya yang dikoordinasi oleh korwil
Melakukan pemerataan pemahaman terkait materi maper dan pelaksanaan
konfercab.
Memberikan apresiasi di kegiatan-kegiatan Nasional kepada cabang-cabang yang
menjalankan kepengurusan sesuai dengan nilai-nilai organisasi dan konstitusi
sehingga dapat memberi motivasi kepada cabang se-tanah air
3.4.Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI
3.5.Partisipan : Pengurus Pusat GMKI
BPC dan Anggota GMKI se-tanah air
Senior Member/Friend
3.6.Indikator capaian :
Dicetak buku konstitusi dan semua cabang mendapatkan buku tersebut
Minimal 5 wilayah mengadakan kegiatan bersama terkait pemahaman konstitusi
dan nilai-nilai organisasi
Minimal 30 cabang mendapatkan pembekalan langsung dari Pengurus Pusat
terkait pemerataan pemahaman tentang konstitusi dan nilai-nilai organisasi
3.7.Lokasi
: GMKI se-tanah air
3.8.Waktu
: Juli 2013 Desember 2013
3.9.Skala Prioritas
: Primer
3.10. Anggaran
: Pengadaan buku konstitusi Rp. 5.000.000,-

49

B. Program Pembinaan Dan Konsolidasi Organisasi


Banyaknya cabang baru di GMKI dalam sepuluh tahun terakhir perlu mendapat
perhatian serius dari Pengurus Pusat sebagai pemandu moral dan penjaga konstitusi.
Pembinaan dan pendampingan yang rutin menjadi keharusan sehingga terbangun kultur
organisasi di cabang baru/atau baru diaktifkan kembali yang benar-benar bercirikan
GMKI.
Konsolidasi organisasi yang sistematis perlu dilakukan mulai dari tingkatan komisariat
hingga pengurus pusat.
1. Kunjungan Rutin Ke Cabang-Cabang

1.1. Dasar Pemikiran :


Dalam keberjalanan tugasnya, masih ada BPC di cabang-cabang yang belum
memahami dengan baik peran tanggung jawabnya, khususnya untuk cabang baru
ataupun yang sudah lama vakum. Selain itu, BPC dan anggota di cabang-cabang
masih belum memahami organisasi dan konstitusi GMKI secara utuh.
Oleh karena itu, Pengurus Pusat GMKI harus secara rutin dan intens mendorong
BPC GMKI se-tanah air untuk aktif menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. PP
GMKI juga harus melakukan program pembimbingan dan pembinaan agar cabangcabang dapat memahami nilai-nilai organisasi GMKI sehingga pelayanan GMKI di
tiga matra akan lebih aktif lagi. PP GMKI juga harus menjalin komunikasi yang
baik dengan BPC di cabang-cabang sehingga terjalin hubungan yang erat yang akan
mendukung keberjalanan program-program GMKI baik di tingkat nasional,
wilayah, maupun cabang
1.2. Tujuan :
Melakukan pembimbingan dan pembinaan kepada cabang-cabang
Mencaritahu permasalahan dan tantangan yang dihadapi cabang dan
memberikan solusi-solusi untuk mengatasinya
Menjalin komunikasi untuk memperkuat hubungan emosional antara PP GMKI
dan BPC GMKI se-tanah air
Mendorong dan memotivasi BPC GMKI se-tanah air agar berperan aktif dalam
menjalankan tugas tanggungjawabnya.
1.3. Jenis Kegiatan :
Kunjungan rutin ke cabang-cabang dan menjalin komunikasi dengan BPC dan
anggota GMKI
Mencari solusi penyelesaian atas tantangan yang dihadapi di cabang-cabang
Menawarkan/mengusulkan program-program kegiatan yang dapat dikerjakan
oleh cabang-cabang sebagai langkah untuk menarik anggota dan juga
memperkenalkan GMKI ke tengah masyarakat, gereja, dan perguruan tinggi.
1.4. Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI melalui Korwil
1.5. Partisipan
: Pengurus Pusat GMKI
BPC dan Anggota GMKI se-tanah air
1.6. Indikator capaian :
Minimal 75% cabang mendapatkan kunjungan dari Pengurus Pusat GMKI
1.7. Lokasi
: GMKI se-tanah air
1.8. Waktu
: Sepanjang kepengurusan
1.9. Skala Prioritas
: Primer
1.10. Anggaran
: Biaya transportasi Rp. 30.000.000,- (Disesuaikan dengan
50

kegiatan cabang)
2. Pengesahan Cabang Baru Dan Pembentukan Calon Cabang

2.1. Dasar Pemikiran :


GMKI terus berupaya untuk memperkenalkan dirinya ke tengah gereja, perguruan
tinggi, dan masyarakat. Ini adalah tugas tanggung jawab GMKI untuk
menghadirkan Syalom Allah di tengah dunia. Oleh karena itu, merupakan
kewajiban juga bagi GMKI untuk mendirikan cabang-cabang baru dan calon
cabang agar upaya ini dapat dilakukan lebih efektif, rutin, dan intens di kota-kota
perguruan tinggi. Dengan semakin banyaknya kota perguruan tinggi di Indonesia,
merupakan tugas tanggung jawab GMKI untuk menjangkau kota-kota tersebut dan
melakukan pembinaan terhadap mahasiswa-mahasiswi di sana dengan mendirikan
GMKI.
2.2. Tujuan :
Melakukan pengesahan kepada cabang-cabang yang sudah siap melakukan
tugas panggilannya
Membentuk calon cabang di kota-kota perguruan tinggi
2.3. Jenis Kegiatan
:
Meninjau kesiapan kelayakan mendirikan cabang-cabang baru baik dari sisi
internal maupun eksternal organisasi
Mengesahkan cabang baru
Melakukan studi dan kajian di kota-kota perguruan tinggi untuk membentuk
calon cabang berkoordinasi dengan Korwil dan BPC dari cabang terdekat
2.4. Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI
2.5. Partisipan : Pengurus Pusat GMKI
BPC GMKI dari cabang terdekat
Mahasiswa Kristen dari kota bersangkutan
Gereja dan lembaga pelayanan Kristen, dan lembaga mitra
2.6. Indikator Capaian :
Minimal berdiri 7 cabang baru
Minimal terbentuk 7 calon cabang
2.7. Lokasi
: Kota Perguruan Tinggi
2.8. Waktu
: Sepanjang kepengurusan
2.9. Skala Prioritas
: Primer
2.10. Anggaran : Biaya transportasi Rp. 30.000.000,3. Pembinaan Dan Pengaktifan Cabang

3.1. Dasar Pemikiran :


GMKI saat ini sudah memiliki 80an cabang yang tersebar dari Pulau Sumatra
hingga Papua. Namun, kondisi cabang-cabang ini tidaklah sama. Banyak tantangan
yang dihadapi oleh cabang-cabang seperti pemahaman konstitusi, implementasi
PDSPK, dan hal-hal lainnya. Akibatnya proses keberjalanan kepengurusan di
cabang-cabang baik itu proses kaderisasi, regenerasi, dan keberjalanan program
menjadi tersendat. Merupakan tugas dan tanggung jawab Pengurus Pusat GMKI
untuk melakukan pembinaan dan pengaktifan cabang-cabang ini sehingga cabangcabang tersebut dapat bangkit dan menjalani tanggung jawabnya dengan maksimal.
3.2. Tujuan :
Melakukan pembinaan dan pengaktifan cabang-cabang yang vakum dan mengalami
banyak permasalahan
3.3. Jenis Kegiatan
:
51

Melakukan kunjungan dan menjalin komunikasi dengan BPC dan anggota


GMKI yang masih aktif
Memberikan pemahaman konstitusi dan nilai-nilai organisasi sebagai pondasi
dasar BPC dan anggota GMKI di cabang tersebut untuk bergerak
Membantu BPC dan anggota GMKI di cabang tersebut untuk menjalin
komunikasi dan kerjasama dengan potensi-potensi yang ada di kota tersebut
seperti senior, gereja, pemerintah, OKP, lembaga mitra, dan lainnya
Menawarkan program-program kegiatan yang sesuai dengan potensi cabang
sebagai langkah pengaktifan kembali cabang dan menarik minat anggota yang
sudah tidak aktif ataupun mahasiswa-mahasiswi Kristen di kota tersebut
3.4. Pengorganisasian: Pengurus Pusat GMKI melalui Korwil
3.5. Partisipan : Pengurus Pusat GMKI
BPC GMKI dari cabang terdekat
BPC dan anggota GMKI dari cabang bersangkutan
3.6. Indikator Capaian:
Minimal 50% cabang vakum menjadi aktif kembali
Minimal 10 cabang baru ataupun baru aktif kembali mendapatkan pembinaan
3.7. Lokasi
: Cabang baru dan vakum
3.8. Waktu
: Sepanjang Kepengurusan
3.9. Skala Prioritas
: Primer
3.10. Anggaran : - (Disesuaikan dengan kunjungan rutin ke cabang-cabang)
4. Pertemuan Wilayah BPC-BPC 1

4.1. Dasar Pemikiran :


Pengurus Pusat GMKI juga harus mendata setiap permasalahan yang ada dan
mencari penyelesaiannya di tingkat Nasional sehingga setiap permasalahan di
wilayah-wilayah dapat diselesaikan secara merata dan menyeluruh. Pengurus Pusat
juga harus menyampaikan hasil-hasil Kongres, Sidang Pleno 1, dan keputusankeputusan lain dari Pengurus Pusat.
4.2. Tujuan :
Penyampaian hasil Kongres dan Sidang Pleno 1 Pengurus Pusat GMKI
Penyampaian pedoman, juklak dan keputusan-keputusan lain dari PP GMKI
Audit organisatoris dan pengumpulan data dalam rangka pemantapan basis data
dan pemetaan organisasi
4.3. Jenis Kegiatan :
Pertemuan wilayah dengan tuan rumah dari cabang yang bersedia
4.4. Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI melalui Korwil
4.5. Partisipan : Pengurus Pusat GMKI
BPC GMKI se-tanah air
4.6. Indikator capaian :
Pertemuan Wilayah terlaksana di setiap wilayah GMKI
4.7. Lokasi
: Wilayah se-tanah air
4.8. Waktu
: Februari 2013- April 2013
4.9. Skala Prioritas
: Primer
4.10. Anggaran
: (ditentukan oleh tuan rumah)
5. Pertemuan Wilayah BPC-BPC 2

5.1. Dasar Pemikiran :


Pengurus Pusat GMKI sebagai pimpinan organisasi di tingkat nasional perlu
melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pimpinan GMKI di cabang-cabang.
52

Komunikasi perlu dilakukan untuk membahas permasalahan yang ada di cabang,


wilayah, maupun di tingkatan nasional. Pengurus Pusat GMKI juga membutuhkan
wadah untuk menyampaikan hasil-hasil studi yang sudah dilakukan selama
beberapa bulan sebelumnya sehingga GMKI secara menyeluruh dapat memahami
dan kemudian mengimplementasikannya di cabang-cabang.
5.2. Tujuan
:
Menyampaikan hasil analisa kondisi internal dan eksternal organisasi dan tawaran
solusi
5.3. Jenis Kegiatan
:Melakukan pertemuan BPC di wilayah-wilayah
5.4. Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI melalui Korwil
5.5. Partisipan
: Pengurus Pusat GMKI
BPC GMKI se-tanah air
5.6. Indikator Capaian :
Pertemuan Wilayah terlaksana di semua wilayah GMKI
5.7. Lokasi
: Kondisional
5.8. Waktu
: Agustus 2013 September 2013
5.9. Skala Prioritas
: Primer
5.10. Anggaran
: - (ditentukan oleh tuan rumah)
6. Konsultasi Wilayah

6.1. Dasar Pemikiran :


Banyak tantangan yang dihadapi oleh GMKI dalam menjalankan perannya di
tengah bangsa. Setiap cabang mengalami permasalahan-permasalahan yang
terkadang memiliki kesamaan dengan cabang-cabang lain di wilayahnya. Untuk itu
perlu dilakukan pertemuan di antara cabang-cabang di wilayah untuk berdiskusi dan
mencari solusi terkait permasalahan yang ada.
6.2. Tujuan
:
Membahas setiap tantangan dan permasalahan yang dihadapi cabang-cabang
Mencari solusi pemecahan atas setiap permasalahan dan tantangan tersebut
Membawa hasil-hasil Konsultasi Wilayah ke Konsultasi Nasional
6.3. Jenis Kegiatan
:
Membentuk panitia dari cabang yang bersedia menjadi tuan rumah dengan
koordinasi korwil
6.4. Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI melalui Korwil
6.5. Partisipan
: Pengurus Pusat GMKI
BPC GMKI se-tanah air
Gereja, OKP, pemerintah, dan lembaga mitra
6.6. Indikator capaian :
Konsultasi Wilayah terlaksana di setiap wilayah GMKI
6.7. Lokasi
: Wilayah se-tanah air
6.8. Waktu
: Februari 2014-Maret 2014
6.9. Skala Prioritas
: Primer
6.10. Anggaran : - (ditentukan oleh panitia yang dibentuk)
7. Konsultasi Nasional

7.1. Dasar Pemikiran :


GMKI
perlu melakukan pertemuan tingkat nasional untuk membahas
permasalahan-permasalahan yang mendasar terkait organisasi maupun isu-isu sosial
yang sedang digeluti oleh bangsa Indonesia.
7.2. Tujuan
:
53

Membahas permasalahan-permasalahan yang substansif dan mendasar yang


berkaitan erat dengan pergumulan GMKI di tiga medan pelayanan
Mencari solusi-solusi yang akan direkomendasikan untuk dibawa ke Kongres
GMKI tahun 2014
7.3. Jenis Kegiatan
:
Membentuk panitia dari cabang yang bersedia menjadi tuan rumah
7.4. Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI dan Panitia Konsultasi Nasional
7.5. Partisipan
: Pengurus Pusat GMKI
BPC GMKI se-tanah air
Senior Member/Friend
Gereja, Pemerintah, OKP, dan Lembaga Mitra
7.6. Indikator Capaian :
Konsultasi Nasional terlaksana
Minimal 50% cabang menghadiri Konsultasi Nasional
7.7. Lokasi
:7.8. Waktu
: Mei 2014 Juni 2014
7.9. Skala Prioritas
: Primer
7.10. Anggaran : - (ditentukan oleh panitia yang dibentuk)
C. Program Pengembangan Organisasi
Kalender periodesasi lembaga bentukan perlu menjadi perhatian serius dari aparat
organisasi. Dengan masa periodisasi yang konsisten, akan selalu memberi semangat
baru bagi lembaga tersebut untuk secara kreatif menjalankan fungsi-fungsinya. Saat ini,
lembaga bentukan bersama dengan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia telah lewat
masa tugasnya dan harus digantikan dengan pengurus yang baru.
Polemik keputusan kongres XXXIII tentang perkumpulan senior harus disikapi secara
bijak sehingga energi organisasi tidak terbuang untuk hal-hal yang tidak seharusnya
membebani organisasi.
1. Pembenahan Lembaga-Lembaga Bentukan GMKI
1.1.Dasar Pemikiran :
Dalam proses mencapai visi dan misinya, GMKI mengalami berbagai tantangan di
medan gumulnya. Oleh karena itu, untuk membantu pelayanannya, GMKI
membentuk berbagai lembaga bentukan seperti BKS PGI-GMKI dan Perkumpulan
Senior GMKI. Lembaga-lembaga bentukan ini diharapkan dapat membantu GMKI
dalam menjalani pergumulannya di tiga medan pelayanan.
Namun di tengah keberjalanannya, banyak tantangan yang justru didapat dari
lembaga-lembaga bentukan tersebut. BKS PGI-GMKI yang diharapkan dapat
membantu GMKI dalam penyediaan sekretariat, beasiswa, dan pendeta mahasiswa
di cabang-cabang justru tidak produktif dan belum berganti kepengurusan sampai
saat ini. Begitu juga dengan Perkumpulan Senior GMKI yang dibentuk di Kongres
Makassar namun pada Kongres Manado diputuskan untuk tidak dilembagakan, perlu
dilakukan kajian-kajian untuk menerjemahkan hasil dari kongres tersebut.
Pembenahan dari lembaga-lembaga bentukan ini harus segera dilakukan di
kepengurusan ini sehingga kepengurusan-kepengurusan mendatang, GMKI tidak
perlu lagi terjerumus dalam permasalahan ini dan lembaga-lembaga bentukan ini
dapat berperan aktif dalam membantu GMKI mencapai visi dan misinya.
1.2.Tujuan :
Melakukan pembenahan pada lembaga-lembaga bentukan GMKI agar dapat
menjalankan tugas tanggung jawabnya dengan maksimal
1.3.Jenis Kegiatan :
54

Melakukan komunikasi dengan pengurus BKS PGI-GMKI untuk membahas


pengaktifan kembali BKS PGI-GMKI
Melakukan kajian dan study meeting yang mengundang pengurus BKS PGIGMKI, Senior Member/Friend, dan Gereja untuk membahas langkah-langkah
strategis
Melakukan restrukturisasi BKS PGI-GMKI dengan memilih pengurus yang
bertanggungjawab untuk menjalankan program-program kerja BKS-PGI
Menerjemahkan hasil kongres GMKI di Manado tentang Perkumpulan Senior
GMKI
Menjalin komunikasi dan rekonsiliasi dengan Perkumpulan Senior GMKI
1.4.Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI
1.5.Partisipan
: Pengurus Pusat GMKI
BPC GMKI se-tanah air
BKS PGI-GMKI
Perkumpulan Senior GMKI
Senior Member/Friend
1.6.Indikator capaian :
Terbentuk pengurus baru BKS PGI-GMKI
Terjalin MoU kesepahaman antara GMKI dengan PS GMKI
1.7.Lokasi
: Kondisional
1.8.Waktu
: Desember 2012 Juni 2013
1.9.Skala Prioritas
: Primer
1.10. Anggaran
: Restrukturisasi BKS PGI-GMKI Rp. 4.000.000,Rekonsiliasi GMKI dan PS GMKI Rp. 2.000.000,2. PEMBERIAN BEASISWA
2.1.Dasar Pemikiran :
GMKI adalah organisasi kader dimana salah satunya misinya adalah mempersiapkan
pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggung jawab. Pemimpin yang ahli
disini tidak hanya sebatas ahli dalam memimpin, berbicara di depan publik,
berkomunikasi, dan softskill lainnya, namun juga ahli dalam keprofesian dengan
ilmu-ilmu yang lebih spesifik. Hal ini sangat penting karena dunia saat ini sudah
memasuki persaingan global, dimana Indonesia ke depan tidak lagi terlalu
membutuhkan kaum muda yang ahli berpolitik dan sejenisnya, namun semakin
membutuhkan kaum muda yang berpotensi dan berkualitas di bidang-bidang
keprofesian dan keilmuan tertentu. Ini disebabkan Indonesia harus terus
meningkatkan kualitas kompetensi sumber daya manusianya untuk dapat bersaing
dengan negara-negara maju maupun berkembang.
GMKI sebagai organisasi kader yang memiliki misi di atas harus menjadi lumbung
kader berkualitas yang dapat mendistribusikan kader-kader terbaiknya ke berbagai
bidang profesi di Indonesia.
2.2.Tujuan :
Meningkatkan kualitas kompetensi dari kader-kader GMKI sehingga dapat
bersaing dan mengisi berbagai profesi strategis di masyarakat
Mendorong kader-kader GMKI untuk memiliki keinginan melanjutkan studi ke
tingkat lanjut sehingga tepatlah misi GMKI yang ketiga yakni mempersiapkan
pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggung jawab yang siap melayani di
berbagai medan gumul di Indonesia
Menaikkan nilai tawar GMKI sebagai organisasi mahasiswa yang konsen
terhadap pendidikan sehingga akan diminati oleh mahasiswa-mahasiswa baru
55

2.3.Jenis Kegiatan
:
Melakukan komunikasi dan kerjasama dengan BKS PGI-GMKI dalam
mengupayakan penyediaan beasiswa di cabang-cabang
Melakukan komunikasi dan menarik dukungan dari Senior Member/Friend yang
konsen dalam bidang pendidikan dan peningkatan kualitas kader
Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga mitra dan kedutaan-kedutaan besar
Membentuk tim beasiswa yang terdiri dari unsur Pengurus Pusat dan Senior M/F
yang bertugas untuk menyeleksi calon-calon penerima program beasiswa
Melakukan motivasi dan pemantauan terhadap kader-kader yang mendapatkan
program beasiswa agar dapat menyelesaikan studinya dan siap diutus di berbagai
bidang profesi di Indonesia
2.4.Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI dan Tim Beasiswa GMKI
2.5.Partisipan
: Pengurus Pusat GMKI
BPC dan Anggota GMKI se-tanah air
BKS PGI-GMKI
Senior Member/Friend
Lembaga Mitra
Tim Beasiswa GMKI
2.6.Indikator capaian :
Minimal 3 kader GMKI mendapatkan beasiswa pendidikan S2
2.7.Lokasi
:2.8.Waktu
: Sepanjang kepengurusan
2.9.Skala Prioritas
: Sekunder
2.10. Anggaran : - (sesuai penawaran kerjasama)

56

POKOK-POKOK PIKIRAN BIDANG PKK


Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian :
Arianto Mapada
A. Pendahuluan
Ungkapan syukur yang tak terhingga kepada Kristus Sang kepala Gerakan, karena atas
AnugerahNya kita dapat dipertemukan dalam momentum sidang Pleno I GMKI pada masa
pelayanan 2012-2014.
Dalam semangat thema jadilah teladan dalam berbuat baik, menuntut kita Civitas GMKI
untuk melakukan outokritik dan berrefleksi terhadap setiap ide dan tindakan yang telah kita
lakukan selama ini.
B. Gambaran Umum Pendidikan Kader dan Kerohanian GMKI
Sebagai Organisasi Kader, GMKI dituntut untuk melakukan sejumlah rekayasa sistematis
terhadap seluruh anggotanya agar menjadi kader yang paripurna. Dalam pandangan GMKI
Kader adalah inti/utama dari setiap tindakan pelayanan GMKI terhadap Medan Layannya.
(gereja, perguruan tinggi dan masyarakat,)
Karena itu, proses prndidikan kader dapat dijadikan sebagai titik pijak untuk
pengembangan organisasi pada segala level dan dimensi pelayanan GMKI.
Secara historis pendidikan Kader menjadi agenda yang diseriusi GMKI pada kongres
GMKI 1976 di Kota palembang sumatera selatan, yang kemudian berkembang hingga saat
ini GMKI menjadi organisasi Kader. terhitung sejak kongres Palembang hingga Kongres
Kupang, telah terjadi tiga kali perubahan kurikulum pendidikan kader. Yakni, Pola Dasar
Sistem Pendidikan Kader GMKI 1981-1991, 1992-2002 dan PDSPK 2006.
Dengan perubahan kurikulum pendidikan kader GMKI, belum ditunjang dengan komitmen
dan konsistensi untuk melakukan implementasi terhadap kurikulum tersebut. Sehingga
upaya sistematis pembentukan kader belum dapat berjalan sesuai yang diharapakan.
Dengan demikian maka proses perbaikan dan evaluasi terhadap mandeknya implementasi
harus dilakukan sembari mendorong seluruh cabang untuk implementasi pada kurun waktu
tertentu secara serentak .
C. Arah Strategi Kebijakan Umum Organisasi (Pendidikan Kader dan Kerohanian)
Implementasi PDSPK tahun 2006 yang berbasis pada cabang sampai kini belum
teroptimalisasi dengan baik, pendampingan, kontrol, dan evaluasi yang efektif dan
terencana harus ketat
PP GMKI bersama YBD menyusun silabus dan RPP Kurikulum PDSPK GMKI tahun 2006
sebagai contoh untuk nantinya dikembangkan sesuai kebutuhan cabang.
Perlu dicari format baru model pelatihan yang lebih efektif untuk meningkatkan
kemampuan kader.
Penerbitan buku panduan penelaahan alkitab yang menjadi acuan pelaksanaan PA cabangcabang GMKI terus dikembangkan.
ToT PDSPK yang dinilai sangat tidak membantu membentuk peserta menjadi seorang
trainer namun seolah sebagai seorang planner.
PP GMKI mendorong cabang-cabang yang belum melaksanakan TOT untuk segera
melaksanakan TOT;
a. Bidang Kewirausahan
Pelatihan serta pembekalan bagi kader-kader GMKI terus dilakukan dalam menciptakan
serta menyiapakan kader kader ke dunia usaha.
57

Semangat dan jiwa wirausaha yang sudah ada di cabang-cabang perlu mendapat
perhatian dari stakeholder GMKI.
Memberdayakan asset-aset organisasi
b. Pokok-Pokok Program Pendidikan Kader dan Kerohanian
Berdasarkan gamabaran diatas, maka pokok-pokok pendidikan kader dan kerohanian
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan evalusasi terhadap implementasi PDSPK, TOT dan mendorong
implementasi PDSPK di cabang-cabang
2. membangun kemitaraan strategis bersama Gereja dan Perguruan Tinggi Kristen
untuk membangun lembaga pendidikan kader bagi GMKI dan pemuda Kristen di
seluruh Indonesia
3. mendorong GMKI diseluruh Tanah air untuk menjadikan GMKI sebagai sekolah
latihan dan gereja fungsional di perguruan tinggi melalui pendekatan penelaahan
alkitab kontekstual dan kelompok studi interdisipliner
4. mendorong spirit pengembangan kewirausahan yang menghidupkan dan
berkelanjutan
D. Penutup
Demikianlah pokok-pokok pikiran ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Teriring salam dan doa Agung Tuhan Yesus Kristus. Ut Omnes Unum Sint

58

PROGRAM BIDANG PENDIDIKAN KADER DAN KEROHANIAN


Sekretaris Fungsi Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian :
Fredy Umbu Bewa Guty

1.

Pendahuluan
Sejak Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menentukan jati dirinya sebagai
organisasi kader, dengan tuntutan mendasar bagi para anggotanya yaitu perlu adanya
konsistensi pembinaan untuk menjadi kader-kader1 yang sejalan dengan maksud dan tujuan
GMKI2. Dalam sejarah GMKI, format organisasi kader kemudian ditempatkan secara
terencana, tersistematis, terukur, dan integralistik (ini terpisah dari program konsolidasi
organisasi). Berdasarkan pada kerangka pikir tersebut, GMKI mengarahkan diri sebagai
organisasi yang menyediakan sebuah sistem pendidikan kader, yang selain ingin mencapai
maksud dan tujuan organisasi, wadah (sistem) itu juga mampu menjadi pembelajaran
alternatif bagi para anggotanya.
Pada aspek spiritualitas organisasi, Penelaahan Alkitab (PA) telah menjadi roh pergerakan
GMKI. Ini telah dilakukan bahkan sejak baru menjadi cikal bakal yakni CSV op Java dan
sampai pada pembentukan dan masa-masa perkembangan GMKI. PA ini dimulai melalui
kelompok-kelompok kecil yang membicarakan peranan pemuda Kristen secara imaniah
maupun kontekstual, serta ditata secara tematis. Namun, baru setelah GMKI menentukan
jati dirinya sebagai organisasi kader, secara struktural bidang spiritualitas organisasi
diarahkan pada bentuk pembinaan, sehingga tidak dapat dipisahkan dari pendidikan kader.
Terakhir pada 2011, secara nasional (meninjau pada pelaksanaan program Pengurus Pusat
GMKI Masa Bakti 2010-2012) dilakukanlah pendistribusian bahan PA kepada seluruh
cabang GMKI di tanah air, ini dilakukan dalam rangka penataan spiritualitas GMKI yang
integralistik.

2.

Tantangan dan Gumulan Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian


Pasca diberlakukannya Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader (PDSPK) GMKI 2006 di
Kongres GMKI ke XXX di Kupang, PP GMKI telah melakukan beberapa sosialisasi
melalui kegiatan-kegiatan nasional maupun wilayah. Sejak 2006 s/d 2012, PP GMKI
berkerjasama dengan Yayasan Bina Darma (Salatiga), menetapkan kegiatan Training of
Trainer (TOT) PDSPK GMKI 2006 sebagai wadah sosialisasi dan internalisasi PDSPK
GMKI 2006. Luaran dari TOT PDSPK 2006 bukan saja diharapkan pada melatih para
pelatih-pelatih, namun terdapat 4 (empat) hal yang ingin dicapai terhadap luaran kegiatan
(trainer/lulusan TOT) tersebut. Pertama, Lulusan TOT diharapkan mampu
mensosialisasikan PDPSK GMKI 2006 di tingkat cabang masing-masing. Kedua, Lulusan
TOT diharapkan dapat mengimplemetasikan PDSPK 2006 di tingkat cabang masingmasing. Ketiga, Lulusan TOT diharapkan mampu menyusun Silabus serta Rencana
Pelaksanaan Pelatihan (RPP), yang diperuntukkan bagi implementasi PDSPK GMKI 2006
di tingkat cabang masing-masing. Keempat, Lulusan TOT diharapkan mampu
mengorganisir kegiatan implementasi PDSPK GMKI 2006 di tingkat cabang masingmasing. Namun demikian, sampai 2012 baru terdapat 10 cabang GMKI (pada
kepengurusan PP GMKI Masa Bakti 2010-2012) yang telah melakukan implementasi

Kader dapat diartikan sebagai tenaga-tenaga inti dalam suatu kelompok yang selalu siap dalam kondisi apapun
untuk menjalankan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. (Hasil Rumusan Seminar dan Lokakarya
Pendidikan Kader GMKI di Salatiga. Maret, 1981)
2
Lihat AD GMKI Pasal 3 Tentang Visi dan Misi; AD Pasal 4 jo ART Pasal 1 Tentang Usaha

59

PDSPK GMKI 2006 di tingkat cabang. Ini berimplikasi pada pelaksanaan evaluasi
terhadap PDSPK GMKI 2006 yang masih mengalami kemandegan.
2.1. Evaluasi Terhadap Program Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian
di Kongres XXXI Surabaya, Kongres XXXII di Makassar dan Kongres XXXIII
di Manado
Pada kepengurusan PP GMKI Masa Bakti 2006-2008, TOT PDSPK GMKI 2006
dilakukan sebanyak 4 (empat) kali. Dari evaluasi Kongres XXXI di Surabaya terhadap
kegiatan TOT yang dilakukan PP GMKI, ternyata implementasi PDSPK GMKI belum
dilakukan di cabang-cabang GMKI. Pemahaman Lulusan TOT yang terukur dengan
baik ternyata belum (atau bahkan tidak) dapat diterapkan di cabang masing-masing.
Berikut rekomendasi yang muncul dari evalusi Kongres XXXI di Surabaya :
a. Pelaksanaan TOT PDSPK GMKI harus dilakukan lagi dengan pendekatan metode
pelaksanaan yang leih praktis (uji coba pembuatan silabus).
b. Sebelum pelaksanaan TOT, harus dilaksanakan studi tentang PDSPK.
c. Pelaksanaan TOT sebaiknya dilaksanakan pada skala yang lebih kecil, seperti
pelaksanaan dalam satu wilayah.
d. Perlu adanya evaluasi kepada seluruh peserta TOT setelah pelaksanaan.
e. Cabang-cabang harus selektif dalam mengirimkan delegasi, untuk dapat menjadi
fasilatator yang tepat pada saat kembali ke cabang.
f. Kepada PP GMKI yang baru agar melakukan kajian kembali tentang petunjuk
pelaksanaan PDSPK GMKI 2006 yang hanya mengarahkan untuk
dilaksanakan/diimplementasikan bertingkat/sekulen (level I, level II dan level III),
agar ditambah dengan pengimplementasian secara lateral/setara (non-level) dengan
tetap memperhatikan cakupan dan muatan kompetansi yang harus dipenuhi oleh
peserta sesuai dengan kebutuhan cabang.
g. Demi proses pelaksanaan pengkaderan secara komperhensif di GMKI maka
diharapakan agar PDSPK GMKI 2006 harus dipahami secara menyeluruh oleh
seluruh fungsionaris BPC (tanpa membedakan fungsi struktur), dimana dalam
pengalaman konsep PDSPK GMKI 2006 hanya dikuasai oleh Bidang Pendidikan
Kader.
h. Harus dilaksanakan try-out PDSPK GMKI 2006 di cabang-cabang dengan
penyebaran klasifikasi dan berdasarkan sampel yang ditentukan oleh PP GMKI
Masa Bakti 2008-2010.
i. Perlu adanya evaluasi yang jelas tentang implementasi PDSPK GMKI 2006,
dengan mempertimbangkan evaluasi yang lebih tepat mengingat adanya pola
berjenjang yang tercantum dalam PDSPK 2006.
Berdasarkan keputusan Kongres XXXI di Surabaya tersebut, maka PP GMKI Masa
Bakti 2008-2010 kembali menyusun dan menetapkan Garis Besar Program Bidang
Pendidikan Kader dan Kerohanian, dan hasilnya dilaksanakanlah 5 (lima) kali TOT
PDSPK GMKI 2006. Ini dilaksanakan di Bengkulu (untuk cabang GMKI di daerah
Sumatera), Palu (untuk cabang GMKI di daerah Sulawesi), Jayapura (untuk cabang
GMKI di daerah Papua, Maluku, dan Maluku Utara), Malang (untuk cabang GMKI di
daerah NTT, Bali, Kalimantan, dan Jawa Timur), Salatiga (untuk cabang GMKI di
daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa tengah). Kegiatan ini diikuti oleh 44
cabang GMKI dan 117 Peserta. Evaluasi terhadap pelaksanaan program tersebut
dilakukanlah dalam Konsulasi Nasional GMKI di Jayapura 2010 dan pada Kongres
GMKI XXXII di Makassar yang muatan evaluasinya hampir serupa dengan evaluasi
yang terjadi di Kongres GMKI XXXI di Surabaya. Catatan penting, pada KONAS
60

GMKI di Jayapura 2010 terdapat masalah yang ditengarai sangat urgen berpengaruh
terhadap pelaksanaan PDSPK GMKI 2006. Pertama, hampir 90% cabang-cabang
GMKI belum memahami PDSPK GMKI 2006, baik dari segi pemahaman filosofis
PDSPK, maupun pemahaman akan manajemen implementasipengorganisasian
implementasi PDSPK, penyusunan Silabus dan RPP di tingkat cabang(bahkan
evaluasi) terhadap PDSPK GMKI 2006. Kedua, persoalan penataan dan konsolidasi
organisasi di tingkat cabang juga mempengaruhi kemandegan implementasi PDSPK
GMKI 2006.
Berikut Garis-Garis Besar Program Tahun 2010-2012 mengenai Bidang Pendidikan
Kader Dan Kerohanian yang ditetapkan dalam Kongres GMKI XXXII di Makassar:
a. Implementasi PDSPK 2006 GMKI yang berbasis cabang yang disertai
pendampingan, kontrol, dan evaluasi yang efektif dan terencana.
b. PP GMKI bersama Yayasan Bina Dharma menyusun silabus dan RPP kurikulum
PDSPK 2006 GMKI sebagai contoh untuk nantinya dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan cabang.
c. Perlu di cari format baru model pelatihan yang lebih efektif untuk meningkatkan
kemampuan kader.
d. Penerbitan kembali buku paduan penelahaan Alkitab yang menjadi acuan
pelaksanaan PA di cabang-cabang GMKI
Dari keputusan tersebut, pelaksanaan program PP GMKI Masa Bakti 2010-2012 yang
terkait implementasi PDSPK GMKI 2006, ternyata belum berjalan secara maksimal
pada cabang-cabang GMKI di tanah air. Hal ini terlihat dari 10 cabang GMKI yang
melakukan implementasi, dan hanya 2 cabang GMKI (Balikpapan dan Ambon) yang
telah menyampaikan laporan hasil implementasi PDSPK GMKI 2006.
Di sisi lain, yang mengalami pencapaian cukup signifikan terkait dengan pelaksanaan
sosialisasi dan internalisasi PDSPK GMKI 2006 melalui kegiatan TOT adalah dengan
terlaksananya TOT PDSPK GMKI 2006 di 8 tempat yang berbeda, dengan
merangkum 13 wilayah (terdiri dari 46 cabang GMKI dan 219 peserta). Dan hanya
terdapat 2 wilayah pelayanan yang belum dilaksanakan TOT PDSPK yakni di
Wilayah XI dan XII. Ini membuktikan bahwa kerja keras Bidang Pendidikan Kader
dan Kerohanian telah sampai pada sosialisasi dan internalisasi menyeluruh PDSPK
GMKI 2006.
Rincian pelaksanaan TOT PDSPK GMKI 2006 pada Masa Bakti 2010-2012 adalah
sebagai berikut; Wilayah I dan XIII dilaksanakan di Dumai, dengan jumlah peserta 28
Orang (Medan, Pemantang Siantar, Tarutung, Padang Sidempuan, Gunung Sitoli,
Dumai, Padang, Pekan Baru, Batam); Wilayah II dilaksanakan di Palembang, dengan
jumlah peserta 20 Orang (Palembang, Bandar Lampung, Jambi, Bengkulu); Wilayah
III dan IV dilaksanakan di Salatiga, dengan jumlah peserta 21 orang (Jakarta, Bogor,
Bandung, Salatiga, Semarang, Purwokero, Yogyakarta); Wilayah VI dilaksanakan di
Banjarmasin, dengan jumlah peserta 30 Orang (Palangkaraya, Banjarmasin,
Banjarbaru, Samarinda, Balikpapan); Wilayah V dan VII dilaksanakan di Denpasar,
dengan jumlah peserta 21 Orang (Kupang, Kalabahi, Malang, Denpasar); Wilayah
VIII dan IX dilaksanakan di Palopo, dengan jumlah peserta 41 Orang (Makassar,
Toraja, Mamasa, Kendari, Polewali, Palopo, Palu, Luwuk); Wilayah X dan XIV
dilaksanakan di Jailolo, jumlah perserta 38 Orang (Ternate, Bacan, Tobelo, Jailolo,
Tondano, Bitung); dan di Wilayah XIV dilaksanakan di Sintang, jumlah peserta 20
orang (Pontianak, Sintang, Bengkayang).

61

Pada pengawasan dan evaluasi implementasi PDSPK GMKI 2006, juga belum
berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dari belum adanya pembentukan tim
pengawas dan evaluasi PDSPK GMKI 2006 yang dikoordinir oleh PP GMKI. Oleh
karena itu rekomendasi yang disampaikan oleh PP GMKI Masa Bakti 2010-2012
adalah sebagai berikut; Pertama, PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 perlu
melaksanakan TOT di Wilayah XI dan XII yang tidak sempat terlaksana. Kedua,
bahwa program PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 tidak lagi memfokuskan pada TOT
PDSPK GMKI Tahun 2006, namun lebih pada implementasi PDSPK dengan
memaksimalkan Lulusan TOT PDSPK GMKI 2006, pada wilayah implementasi ini
juga perlu bekerja sama dengan Yayasan Bina Darma. Ketiga, PP GMKI perlu
mengadakan evaluasi terhadap Lulusan TOT PDSPK GMKI Tahun 2006 untuk
memetakan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab PP GMKI.
Melalui tiga poin tersebut catatan rekomendatif yang sampaikan oleh Kongres XXXII
di Manado adalah sebagai berikut :
a. Pengurus Pusat Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian Periode 2012-2014
memfokuskan koordinasi pada Implementasi PDSPK GMKI Tahun 2006 dengan
memaksimaakan Fasilitator yang telah mengikuti TOT PDSPK.
b. Pengurus Pusat melakukan evaluasi terhadap peserta TOT PDSPK GMKI.
c. Pengurus Pusat bersama-sama dengan Yayasan Bina Dharma mengadakan
Implementasi PDSPK GMKI Tahun 2006 di beberapa wilayah berdasarkan pada
kebutuhan wilayah tersebut akan Implementasi PDSPK GMKI Tahun 2006.
d. BPC membentuk lembaga bentukan jika dianggap perlu dalam melakukan
implementasi PDSPK GMKI Tahun 2006.
e. Pengurus Pusat wajib melakukan sosialisasi (TOT) pendampingan implementasi
dan pengawasan, evaluasi PDSPK GMKI tahun 2006 ditiap-tiap cabang.
f. Pengurus Pusat dan Yayasan Bina Dharma menyiapkan fasilitator/pemateri untuk
menunjang Implementasi PDSPK GMKI di tingkatan cabang.
Pada aspek penataan spiritualitas organisasi secara nasional, pada 2011 telah
dilakukanlah pendistribusian bahan PA kepada seluruh cabang GMKI di tanah air. Hal
ini dilakukan dalam rangka penataan spiritualitas GMKI yang integralistik.
3.

Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi Bidang Pendidikan Kader
dan Kerohanian Tahun 2012-2014
Berikut GBP Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian 2012-2012 berdasarkan arahan
keputusan Kongres XXXIII di Manado.
a. Implementasi PDSPK tahun 2006 yang berbasis pada karakter cabang perlu
dioptimalisasi dengan baik, begitu pula pendampingan, kontrol, dan evaluasi yang
efektif dan terencana terhadap implementasi tersebut yang harus ketat.
b. PP GMKI bersama YBD menyusun silabus dan RPP Kurikulum PDSPK GMKI tahun
2006 sebagai contoh untuk nantinya dikembangkan sesuai kebutuhan cabang.
c. Perlu dicari format baru model pelatihan yang lebih efektif untuk meningkatkan
kemampuan kader.
d. Penerbitan buku panduan penelaahan alkitab yang menjadi acuan pelaksanaan PA
cabang-cabang GMKI terus dikembangkan.
e. ToT PDSPK yang dinilai sangat tidak membantu membentuk peserta menjadi seorang
trainer namun seolah sebagai seorang planner.
f. PP GMKI mendorong cabang-cabang yang belum melaksanakan TOT untuk segera
melaksanakan TOT;

62

Di sisi lain, GBP tersebut kemudian dijabarkan dalam pilihan-pilihan strategis organisasi
yang termaktub dalam Arahan Strategis dan Kebijakan Umum Organisasi, yaitu :
1. Terciptanya kader yang berkarakter kristiani adalah keharusan. Oleh karena itu,
pengembangan materi-materi penelaahaan alkitab harus di dorong dari tingkat pusat.
Bahan penelahaan alkitab yang rutin akan mendorong aktivitas anggota hingga di
tingkatan cabang dan komisariat.
2. Implementasi PDSPK 2006 perlu dituntaskan untuk mendapatkan feedback tentang
konten PDSPK itu sendiri. Mendorong implementasi pendidikan kader melalui jalur
formal, informal dan non formal agar lebih efektif dan efisien.
3. Penguatan kader lewat aktifitas aktifitas alternatif melalui jalur formal, informal dan
non formal misalnya persekutuan doa, penelahaan alkitab, kelompok studi, kepanitian,
pengutusan dan sebagainya harus terus dilakukan secara konsisten
4. Tantangan kompetisi dunia kerja yang makin kompetitif membutuhkan soft skil yang
matang. Oleh karena itu, penguatan jiwa kewirausahaan dalam diri kader GMKI
menjadi kebutuhan.
5. Mendorong keteladanan senior members/friends dan aparat organisasi seperti personal
Pengurus Pusat, BPC, Pengurus Komisariat agar bisa menginspirasi anggota biasa
untuk bertindak, bersikap layaknya kader GMKI yang sejati yakni tinggi iman, tinggi
ilmu dan tinggi pengabdian.
6. Menata keseragaman materi Masa Perkenalan GMKI, sebagai acuan awal dalam
penataan doktrin organisasi
Berdasarkan pada GBP beserta strategi organisasi di atas, maka program utama Bidang
Pendidikan Kader dan Kerohanian Masa Bakti 2012-2014 adalah sebagai berikut.
1. Mendorong implementasi PDSPK GMKI 2006 melalui pendidikan kader formal,
informal dan nonformal.
2. Melakukan evaluasi terhadap PDSPK GMKI 2006.
3. Membangun kemitraan strategis untuk mendorong implementasi PDSPK GMKI 2006
secara berkelanjutan.
4. Menata keseragaman materi Masa Perkenalan GMKI, sebagai acuan awal dalam
penataan doktrin organisasi.
5. Mendorong aktivitas anggota di tingkat cabang dan komisariat melalui pengembangan
materi-materi Penelaahaan Alkitab dari tingkat pusat.
4.

Program Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian (Lihat Lampiran)

5.

Penutup
Demikian program Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian PP GMKI Masa Bakti 20122014. Catatan penting bagi seluruh elemen organisasi adalah bahwa komitmen
implementasi kurikulum PDSPK GMKI 2006 perlu dimanifestasikan secara praktis dalam
tiga hal yakni aksi (bergerak, bertindak melaksanakan), konsistensi (ketetapan dan
kemantapan dalam bertindak, ketaatasasan), persistensi (kegigihan, keras kepala, tapi
maksudnya positif, tidak mudah menyerah waktu menghadapi kesulitan). Dalam
penerapan implementasi juga diperlukan penekanan fleksibilitas. Disamping itu, penataan
spiritulitas GMKI akan terus dilaksanakan apabila seluruh elemen juga mampu turut ambil
bagian dalam melaksanakan roh pergerakan organisasi, yakni menumbuh-kembangkan
basis-basis kelompok PA GMKI. Kristus Sang Kepala Gerakan Menyertai Kita Sekalian.
Ut Omnes Unum Sint

63

MATRIX PROGRAM BIDANG PENDIDIKAN KADER DAN KEROHANIAN


Program
Utama
Mendorong
implementasi
PDSPK GMKI
2006 melalui
pendidikan
kader formal,
informal dan
nonformal

Program

Kegiatan

Sosialisasi dan
Internalisasi
PDSPK GMKI
2006

TOT PDSPK
GMKI 2006 di
Wilayah XI dan
XII

Tujuan
Peserta memahami
filosofi PDSPK
GMKI 2006
Peserta memahami
dan mampu
mempraktekkan
menajemen
implementasi
(menyusun Silabus
dan RPP) untuk
implementasi
PDSPK GMKI di
tingkat cabang
masing-masing.

Sasaran/Indikator
Keberhasilan
Peserta Luaran TOT
mampu
mensosialisasikan
PDPSK GMKI 2006
di tingkat cabang
masing-masing.
Peserta Luaran TOT
dapat
mengimplemetasikan
PDSPK 2006 di
tingkat cabang
masing-masing.
Target; 4 cabang
GMKI di Wilayah XI
dan XII
melaksanakan
Implementasi PDSPK
GMKI 2006.
Peserta Luaran TOT
mampu menyusun
Silabus serta rencana
pelaksanaan pelatihan
(RPP), yang
diperuntukkan bagi
implementasi PDSPK
GMKI 2006 di
tingkat cabang
masing-masing.
Peserta Luaran TOT
diharapkan mampu
mengorganisir
kegiatan
implementasi PDSPK
GMKI 2006 di

Peserta/
Partisipan
Anggota
Badan
Pengurus
Cabang GMKI
di Wilayah XI
dan XII
Yayasan Bina
Darma
Pengurus
Pusat GMKI

Waktu dan
Tempat
Waktu :
21-24
Maret 2013
Tempat :
Sorong
atau
Jayapura
(atau
Wilayah
Papua)

Aliansi
Strategis
Yayasan
Bina Darma

Pelaksana
PP
GMKI
cq.
Sekfung
PKK
BPC
GMKI

Pembiayaan
Rp. 20.000.000,(Primer)

64

Pendidikan
Kader GMKI
Tingkat
Nasional
(Implementasi
PDSPK GMKI
2006 Level III)

Koordinasi
Implementasi
PDSPK GMKI
2006

Semiloka
PDSPK GMKI
2006 Tingkat
Wilayah
(Dibicarakan
kembali
pembuatan
mekanisme
semiloka nya)

Peserta Memahami
dan Menerapkan
Ketrampilan
Manajerial.
Peserta Memahami
dan
Mendemonstrasika
n Kehidupan
Persekutuan
Kristen dalam
Konteks Indonesia
dan Global

Peserta memahami
filosofi PDSPK
GMKI 2006
Peserta memahami
menajemen
implementasi
PDSPK GMKI di
tingkat cabang
masing-masing.
Tersusunnya
Instrumen
Implementasi
PDSPK GMKI
2006 (Kebutuhan
Anggota untuk
Implementasi
PDSPK GMKI,
Silabus PDSPK
Berbasis Cabang
GMKI, PokokPokok Materi

tingkat cabang
masing-masing.
Minimal, peserta
terdiri dari 30 Orang
untusan cabangcabang GMKI
Lulusan Memperoleh
Sertifikasi Nasional
Kader GMKI
Lulusan berkomitmen
mengorganisir
kegiatan implementasi
PDSPK GMKI 2006
di tingkat cabang
masing-masing.
Target; 30 cabang
Implementasi PDSPK
GMKI 2006
Minimal terlaksana di
3 (tiga) wilayah
pelayanan GMKI
Peserta berkomitmen
mengorganisir
kegiatan
implementasi PDSPK
GMKI 2006 di
tingkat cabang
masing-masing.
Target; 20 cabang
Melaksanakan
Pendidikan Kader
GMKI 2006

Anggota
Badan
Pengurus
Cabang
GMKI
Yayasan Bina
Darma
Pengurus
Pusat GMKI

Lulusan TOT
PDSPK
GMKI pada
Masa Bakti
2010-2012
Badan
Pengurus
Cabang
GMKI
Yayasan Bina
Darma
Pengurus
Pusat GMKI

Waktu :
18-21 Juli
2013
Tempat :
Yayasan
Bina
Darma
Salatiga

WIL I Juni
2013
WIL II Agust
2013
WIL III Mei
2013
WIL IV Feb
2013
WIL V Juni
2013
WIL VI Juli
2013
WIL VII Sept
2013
WIL VIII Juli
2013
WIL IX Sept
2013
WIL X Agust
2013
WIL XI Mar
2013
WIL XII Mar

Yayasan
Bina Darma

PP
GMKI
cq.
Sekfung
PKK
BPC
GMKI

Rp. 30.000.000,(Sekunder)
(Primer)

Yayasan
Bina Darma

PP
GMKI
cq.
Sekfung
PKK
BPC
GMKI

Rp.
120.000.000,(Primer)

65

Penyusunan
Contoh Silabus,
RPP dan
Instrumen
Evaluasi

Melakukan
evaluasi
terhadap
PDSPK GMKI
2006

Sertifikasi,
Pengawasan
dan Evaluasi
PDSPK GMKI
2006

Pembentukan
Tim Sertifikasi,
Pengawasan
dan Evaluasi
PDSPK GMKI
2006

Membangun
kemitraan
strategis untuk

Kemitraan
Strategis Yang
Mendorong

Pembentukan
Lembaga
Pendidikan

Pendidikan Kader,
Ketersediaan
Fasilitator,
Instrumen
Evaluasi
Implementasi
PDSPK GMKI di
tingkat Cabang)
Tersusunnya
Contoh Silabus dan
RPP
Tersusunnya
Contoh Instrumen
Evaluasi

Mengawasi
Implementasi
PDSPK GMKI
Secara Nasional
Melakukan
Evaluasi Terhadap
PDSPK GMKI
2006
Melakukan
Sertifikasi
Terhadap Lulusan
dari Implementasi
PDSPK GMKI
2006
Menginventarisir
dan membangun
kemitraan-

2013
WIL XIII Feb
2013
WIL XIV Juni
2013
WIL XV Juli
2013

Tersusunnya Contoh
Silabus, RPP dan
Instrumen Evaluasi
PDSPK GMKI (Level
I, Level II, Level III)
Terdistribusinya
Contoh Silabus RPP
dan Instrumen
Evaluasi PDSPK
GMKI (Level I, Level
II, Level III) ke
cabang-cabang
GMKI.
Evaluasi secara
Konseptual,
Metodologi, Praktis
terhadap PDSPK
GMKI 2006

Minimal, terbentuknya
1 (satu) Lembaga
Pendidikan Kader

Lulusan TOT
PDSPK
GMKI pada
Masa Bakti
2010-2012
Yayasan Bina
Darma
Pengurus
Pusat GMKI

Waktu : 16
26 Mei
2013
Tempat :
Yayasan
Bina Darma

Yayasan
Bina Darma

PP
GMKI
cq.
Sekfung
PKK

Rp. 6.000.000,(Sekunder)

Lulusan TOT
PDSPK
GMKI pada
Masa Bakti
2010-2012
Pengurus
Pusat GMKI

Sepanjang
Kepengurusan

PP
GMKI
cq.
Sekfung
PKK

Rp. 6.000.000,(Primer)

Lulusan TOT
PDSPK
GMKI 2006

Sepanjang
Kepengurusan

PT
Negeri
dan

PP
GMKI
cq.

Rp. 10.000.000,(Primer)

66

mendorong
implementasi
PDSPK GMKI
2006 secara
berkelanjutan

Implementasi
PDSPK GMKI
2006

Kader GMKI

Menata
keseragaman
materi Masa
Perkenalan
GMKI,
sebagai acuan
awal dalam
penataan
doktrin
organisasi
Mendorong
aktivitas

Menata
Materi-Materi
Masa
Perkenalan
GMKI

Penerbitan dan
Pendistribusian
Buku/Materi
Masa
Perkenalan
GMKI

Penerbitan dan
Pendistribusian

Penerbitan dan
Distribusi

kemitraan strategis
(dengan Perguruan
Tinggi Negeri
maupun SwastaKristen atau
Sinode-Sinode
Gereja) untuk
mendorong
implementasi
PDSPK GMKI
2006
Menjadi wadah
supporting system
dalam pelaksanaan
implementasi dan
evaluasi PDSPK
GMKI 2006 di
wilayah-wilayah
pelayananan
GMKI
Menjadi wadah
pendorong
pelaksanaan
implementasi
PDSPK GMKI
2006 secara
berkesinambungan
Tersedianya
buku/materi Masa
Perkenalan GMKI
yang akan
dilakukan di
cabang-cabang
GMKI.

Tersedianya
Bahan-Bahan PA

GMKI
Implementasi PDSPK
GMKI 2006 di
wilayah-wilayah
pelayanan GMKI yang
terdekat dengan
Lembaga Pendidikan
Kader tersebut.

Minimal 1 (satu) kali


didistribusikannya
Buku/Materi Masa
Perkenalan GMKI di
cabang-cabang GMKI.
Secara Nasional,
kegiatan Masa
Perkenalan GMKI
dapat terintegrasi
dengan baik.
Diterbitkan dan
didistribusikannya

Badan
Pengurus
Cabang GMKI
Pengurus
Pusat GMKI
PT Negeri
maupun
SwastaKristen atau
Sinode-Sinode
Gereja

SwastaKristen
Sinode
Gereja

Anggota
GMKI
Pengurus
Pusat GMKI

2 (dua) kali
yaitu, April
2013 dan
April 2014

Anggota
GMKI

2 (dua) kali
yaitu, Februari

Sekfung
PKK

PP GMKI
cq. Sekfung
PKK

Rp. 18.000.000,(Primer)

PP
GMKI

Rp. 18.000.000,(Primer)

67

anggota di
Bahan PA
demi terlaksana
Renungan
tingkat cabang
PA-PA Tematis
Spiritualitas
dan komisariat
GMKI
dan Kontekstul di
melalui
cabang-cabang
pengembangan
GMKI
materi-materi
Penelaahaan
Alkitab dari
tingkat pusat
Total Budjet Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian

Renungan Spiritulitas
GMKI di cabangcabang GMKI.

Pengurus
Pusat GMKI
Umum

2013 dan
Februari 2014

cq.
Sekfung
PKK

Rp.228.000.000,-

Program Rutin Bidang


1. Peningkatan Spiritualitas PP GMKI
Kegiatan
: PA Bulanan PP GMKI
Pembiayaan
: Rp. 1.000.000,2. Penalaran Keilmuan Secara In(ter)displiner
Kegiatan
: Diskusi Tematis PP GMKI
Pembiayaan
: Rp. 3.000.000,-

68

PROGRAM KERJA BIDANG KEWIRAUSAHAAN


Sekretaris Fungsi Kewirausahaan : Jefry A Sutrisno Saragih
A. PENDAHULUAN
Keberadaan wirausaha sangatlah berperan penting dalam perekonomian indonesia agar
tetap tumbuh dan stabil, terbukti pada tahun 2008 pada saat perekonomian dunia
mengalami krisis . Tapi pada kenyataan perekonomian indonesia masih bisa tumbuh, hal
ini bisa terjadi dikarenakan kekuatan dari ekonomi domestik ( wirausaha lokal ) yang
dapat menopang ekonomi indonesia. Ini membuktikan bahwa perekonomian nasional
sangatlah tergantung dari perekonomian domestik. Oleh karena itu jumlah wirausahawan
di indonesia harus terus ditingkatkan guna terciptnya perekonomian indonesia yang cerah.
Tetapi dalam kenyataannya jumlah wirausahan masih lah kecil yakni 1.56 % dari jumlah
penduduk indonesia padahal idealnya indonesia haruslah menciptakan wirausahawan
sejumlah 2 % dari jumlah penduduk indonesia atau sekitar 4 juta penduduk indonesia.
Gmki sebagai organisasi pengkaderan yang mempunyai 83 cabang yang tersebar dari
sabang sampai merauke dan mempunyai sekitar 50 ribu anggota sangatlah mempunyai
potensi yang sangat besar dalam menciptakan jiwa wirausaha bagi anggotanya. Ini sangat
penting karena sebagai organisasi pengkaderan Gmki harus mampu menciptakan
kemandirian organisasi dan Anggota Gmki haruslah mampu menciptakan dunia kerja
bukan pencari kerja yang aktif dengan cara mendidik anggota-anggota GMKI menjadi
seseorang yang mempunyai jiwa kewirausahaan. Hasil Keputusan Kongres ke XXXIII di
Manado juga menetapkan tentang garis-garis program 2012-2014 dibidang
kewirausahaan sebagai berikut
a. Pelatihan serta pembekalan bagi kader-kader GMKI terus dilakukan dalam
menciptakan serta menyiapakan kader kader ke dunia usaha.
b. Semangat dan jiwa wirausaha yang sudah ada di cabang-cabang perlu mendapat
perhatian dari stakeholder GMKI.
c. Memberdayakan aset-aset organisasi
Sehubungan dengan itu maka Gmki haruslah mampu setidaknya menciptkan pengusaha
muda yang kreatif dan inovatif sebanyak 20 pengusaha muda yang tersebar di 83 cabang
GMKI oleh karena itu untuk mewujudkannya maka yang harus dilakukan adalah 3P (
pelatihan kewirausahaan , pemberian modal usaha dan pendampingan/Evaluasi )
Atas dasar keputusan kongres GMKI ke XXXIII di Manado dan peluang atas potensi
wirausaha inilah digunakan dalam penyusunan program kerja dalam bidang
kewirausahaan.
Program Utama : Penguatan jiwa kewirausahaan dalam diri kader GMKI
1. Nama Program : Pelatihan
Proyek : Pelatihan kewirausahaan yang kreatif dan inovatif
Pengorganisasian :
Pengurus Pusat GMKI
Badan Pengurus Cabang GMKI
Mitra kerja :
Yayasan Bina Dharma
Kementrian yang terkait
Senior-senior GMKI
CIPUTRA
Perusahaan-perusahaan dengan memanfaatkan CSR
Organisasi organisasi yang berkaitan dengan pelatihan-pelatihan kewirausahaan
69

Tujuan
Merubah cara pandang seseorang mengenai wirausaha
Meningkatkan kemauan anggota-anggota GMKI dalam berwirausaha
Melatih anggota-anggota GMKI dalam penyusunan Bisnis plan, Perencanaan
keuangan usaha.
Indikator
Meningkatnya jiwa kewirausahaan anggota-anggota GMKI
Mampu merancang sebuah usaha yanga akan dijalankan oleh anggota-anggota
GMKI
Mampu membuat bisnis plan dan perencanaan keuangan usaha
Skala
: Prioritas
Waktu
: Januari Desember 2013
Tempat
: Pulau Sumatera
: Mei
Pulau Jawa, Bali, NT
: Maret
Pulau kalimantan
: Juli
Pulau sulawesi, maluku
: September
Pulau Papua
: November
Pembiayaan : Rp. 80.000.000
2. Nama program : Pemberian Modal Usaha
Proyek : Pemberian Modal Usaha bagi anggota GMKI
Tujuan
Merangsang anggota GMKI untuk berwirausaha
Memberikan modal awal untuk memulai usaha baru
Menciptakan para wirausaha baru yang kreatif dan inovatif
Pengorganisasian
PP GMKI
BPC GMKI
Mitra Kerja
CIPUTRA
Kementrian yang terkait
Perusahaan-perusahaan swasta dengan memanfaatkan CSR
BUMN
Senior-senior GMKI
Indikator
Berjalannya usaha yang dilakukan oleh anggota GMKI
Adanya produk yang dihasilkan dari usaha baru Anggota GMKI
Skala
:Prioritas
Waktu
:Januari- Juni 2014
Tempat
: Jakarta
Pembiayaan : Rp. 50.000.000
3. Nama Program: Pendampingan dan evaluasi usaha
Proyek
: Pendampingan dan Evaluasi Usaha Anggota GMKI
Tujuan
:
Mendampingi wirausaha baru dalam menjalankan usahanya
Sebagai wadah bertukar pikiran dalam memecahkan hambatan-hambatan dan
memulai usaha baru
Untuk lebih Memperkokoh usaha dan pengembangan usaha
Pengorganisasian
70

PP GMKI
BPC GMKI
Mitra Kerja
Yayasan Bina Dharma
Senior-senior GMKI
Indikator
Wirausahawan baru harus melaporkan kondisi usahanya per 2 bulan
Adanya pendampingan yang dilakukan tim pendamping yang ditunjuk oleh PP
GMKI
Skala
: Prioritas
Waktu
: Juli- Desember 2014
Pembiayaan : -

71

POKOK PIKIRAN BIDANG AKSI DAN PELAYANAN


Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan : Kristison Towimba
A. Pendahuluan.
Terpujilah Sang Kepala Gerakan yang memberikan kekuatan dan kemampuan kepada
kita sekalian sehingga kiata boleh dimampukan mengemban tugas dan tanggung jawab
yang dipercayakan kepada kita masing-masing. Amin
Aksi dan Pelayanan sangatlah penting untuk dilaksanakan dalam rangkah sebagai salah
satu bentuk usaha Organisasi untuk hadir secara kongkrit dalam upaya pengembangan
pembaruan menuju keindonesia yang utuh adil dan demokratis,yang dimana GMKI
dituntut untuk hadir dan dapat memberdayakan seluruh potensi Organisasi yang meliputi
penataan Organisasi,Pembinaan anggota,pemetaan terhadap realita yang terjadi pada saat
ini dan analisa kedepannya.Garis-garis besar program dan kebijakan umum organisasi
merupakan sebuah gambaran umum permasalahan internal,eksternal,dan situasi kondisi
bangsa dan negara meliputi kehidupan manusia sehingga nilai-nilai Nasionalisme dan
Universal sering kali dipolitisir menjadi alat kekuasaan bagi segelintir orang yang
memilliki kepentingan. Kekuasaan tersebut melahirkan adanya pemahaman Mayoritas
ataupun Minoritas, dengan adananya stigmanisasi tersebut sering menimbulkan tindakantindakan diskriminatif yang sering kali mengunakan/mengatasnamakan Agama tertentu
guna mendapatkan identitas baru dalam melgalkan kekuasaan. Agama tidak lagi menjadi
pembentukan moral dan akhlak dari individu-individu setiap manusia , tetapi Agama telah
dijadikan oleh sekelompok orang-orang untuk mendapatkan kekuasaan dan pembunuhan
karakter manusia. Dalam realitas kehidupan pelayanan GMKI yaitu Gereja,Perguruan
Tinggi,dan Masyarakat realita ini sangat terasa akibat dampak dari perkembangan sosial
yang sangat pesat,realita ini merupakan konsekuensi dari perkembangan zaman dan
perubahan cara berpikir serta pola kehidupan manusia yang sangat dipengaruhi oleh
derasnya arus globalisasi saat ini. Dalam realitas ini, GMKI kiranya dapat menjadikannya
perhatian yang sangat serius dalam rangka mengantisipasi segala perubahan yang dapat
menimbulkan efek negatif dan dapat merugikan GMKI secara umum.
Dalam hal ini untuk penguatan konsolidasi organisasi dan memperkokoh komitmen
pelayanan,penguatan spiritualitas,dan implementasi kualitas kader sekaligus penguatan
aksi partisipasi,dalam rangka untuk menjadi gerakan yang oikumenis,nasionalis dan
bertanggung jawab untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan dalam melaksanakan
tugas dan panggilannya di-indonesia.
1. Bidang Gereja.
Dalam situasi dan kondisi Negara saat ini pengerusakan gedung Gereja yang terjadi di
beberapa tempat direpublik tercinta ini,mengambarkan situasi bangsa dan negara ini
belum dapat menjaga dan mengatur hubungan Negara dan Agama dengan baik.
Struktur sosial kemasyarakatan yang dimana Agama dapat didefinisikan sebagai alat
untuk mengontrol etika dan moral umatnya telah direduksi oleh regulasi pemerintah
yang seakan menutup mata terhadap realitas kemajemukan di Negara ini. Globalisasi
telah menempatkan Negara dan Gereja pada posisi yang sangat dilematis terhadap
perkembangan lingkungan pelayanannya masing-masing.
Perkembangan global telah menempatkan posisi gereja menjadi dilematis terhadap
perkembangan lingkungan pelayanannya. Pada satu sisi, gereja berhadapan dengan
tantangan penguatan spiritual umum yang apabila ditafsir ulang telah mengalami
degradasi yang serius karena spiritualitas gereja kemudian terpasung dalam tatanan
dogma dan tradisi gereja, padahal spiritualitas harus bertitik tumpu dan berkembang
pada nilai-nilai kemanusiaan yang universal antara lain keadilan, perdamaian, dan
keutuhan ciptaan. Pada sisi ini gereja terjebak dengan pendekatan-pendekatan
72

spiritual yang pragmatis tanpa melakukan promosi dan pemaknaan ulang spiritualitas
sebagai pendekatan yang lebih strategis dalam penyelesaian persoalan-persoalan
yang lebih strategis dalam penyelesaian-penyelesaian persoalan yang terjadi.
Sedangkan pada sisi lain, gereja berhadapan dengan fakta globalisasi yang
menyebabkan musnahnya lingkungan hidup; rusaknya tatanan dan proses-proses
politik dan perubahan yang begitu cepat serta tidak memberikan kesempatan untuk
melakukan penyesuaian. Globalisasi juga telah meyebabkan lahirnya
fundamentalisme agama dan fundamentaisme pasar disamping meningkatnya angka
kemiskinan, tingkat pengangguran, dan rusaknya pola pendekatan pembangunan.
Fakta-fakta ini telah menempatkan gereja dalam posisi dilematis.
Pada posisi lain, persoalan pluralitas menciptakan demarkasi teologi, misiologi, dan
ekklesiologi antar gereja. Usaha sistematis untuk memperpendek perbedaanperbedaan antar gereja hanya bersifat sporadik dan spontanitas, tidak melalui rencana
strategis dan berdimensi jangka panjang. Gereja-gereja sering memperdebatkan
persalan-persoalan yang tidak substansial. Kondisi ini seharusnya segera disadari
oleh gereja-gereja dan tentunya juga GMKI. Perlu adanya semacam kesepakatan agar
gereja-gereja keluar dari ketidakbersatuan untuk menuju persatuan, dari saling
menyalahkan ke dialog, dari saling mengasingkan ke bekerja sama bukan hanya
untuk kepentingannya sendiri tetapi juga untuk kepentingan warga lain di luar gereja.
Terkait dengan pelayanan gereja ke luar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain: pertama: gereja perlu sadar bahwa kehadiran kekristenan di Palu adalah
kehadiran dan keterlibatan yang kritis. Karena itu mau tidak mau pergumulan akan
konteks penting untuk dihadirkan. Kedua: perlu memetakan potensi gereja. Meskipun
lahir dari kandungan kolonial, gereja perlu menemukan cara pandang baru untuk
memaksimalkan potensi demi konstribusi yang signifikan, Ketiga: gereja perlu
merumuskan perspektif Theologi baru yang tidak bebas konteks dan berada dalam
lingkungan konteks dan berada dalam lingkaran dialog antara teks biblical dan teks
sosial. Kondisi-kondisi ini perlu diberikan tempat istimewa dalam pergumulan gereja
dan kekristenan diBangsa dan Negara agar pelayanan gereja menjadi kontekstual
bagi dunia di mana ia melayani.
2. Bidang Perguruan Tinggi
Kondisi yang dihadapi organisasi pada saat ini: perkembangan globalisasi telah
menyebabkan perubahan yang signifikan dalam pengelolaan dunia perguruan tinggi
(PT). Secara dinamis aktivitas PT bergerak ke arah-arah industri kapital yang
dikelola oleh globalisasi. Konteks ini telah menyebabkan pendidikan kemudian
dipandang sebagai bisnis yang menjanjikan d masa mendatang, suatu gambaran yang
menegasikan hakekat pendidikan itu sendiri. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan di
masa mendatang, sebab kepentingan global akan memaksa pendidikan termasuk PT
menciptakan sebuah penjajahan baru bagi manusia dan kemanusiaan itu sendiri. Di
mana PT akan semakin birokrati dan meningalkan etika ilmu dan etika profesi karena
terkooptasi kekuasaan, sehingga PT akan laksana menara gading yang menjauhi
realitas fungsi kehadirannya dan kesejarahannya. PT menjadi semakin birokratis,
membelenggu kebebasan mimbar Akademik yang berorientasi Rakyat dan kreatifitas
yang semakin terkungkung dan biaya pendidikan semakin tinggi. Pendidikan Kristen
perlu dibangun dengan mengembangkan : lingkungan kampus yang aman dan tertib,
ada visi target mutu yang ingin dicapai , ada kepemimpinan yang kuat, adanya
komitmen dari dosen dan para mahasiswa untuk beprestasi, adanya pengembangan
staf pengajar yang terus menerus sesuai dengan tuntutan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek
Akademik dan Administrative dan pemanfaatan hasilnya untuk penyempurnaan/
73

perbaikan mutu dan adanya komunilasi dan dukungan intensif dari orang tua
mahasiswa.
3. Bidang masyarakat.
Persoalan kemasyarakatan terutama yang berkaitan dengan aspek ekonomi, politik,
demokrasi, budaya, lingkungan hidup, hukum serta HAM, analisa yang mampu
menginteraksikan pembenturn dua sudut pandang, yakni subjektif dan objektif.. sudut
objektif adalah sikap, pandangan, kehendak dan kapasitas/kemampuan daripada
pemerintah dan masyarakat. Sedangkan sudut subjektif menyangkut perubahan
struktural dari formasi sosial masyarakat. Perubahan-perubahan ini merupakan
dinamika sosial yang tidak bisa dipungkiri. Hal ini memaksa masyarakat dan
pemerintah untuk dapat melihat perubahan-perubahan itu secara libh mendalam dan
spesifik dengan maksud untuk mengetahui cara, proses, pola pikir, penyelesaian,
dalam menangkap kondisi sosial yang terjadi. LSM juga perlu membangun dengan
melihat pada kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Berkaitan dengan itu
maka persoalan sosial dinilai sebagai penyimpangan dari nilai dan norma bersama,
karenanya persoalan sosial juga dianggap membahayakan stabilitas sosial. Upaya
penyelesaian masalah sosial selalu diniscayai di dalam kerangka tata sosial yang
sudah baku dan tidak perlu mempersoalkan struktur sosial. Sesungguhnya konsensus
melatarbelakangi dua idiologi, yakni konservatif dan liberal. Masing-masing idiologi
memiliki cara pandang tertentu dalam memahami dan menganalisis persoalan sosial.
Pada wilayah perkembangan demokrasi, kita melihat bahwa sejauh ini perkembangan
demikrasi pasca reformasi belum dinikati oleh seluruh masyarakat. Masih terdapat
sejumlah masalah terkait perkembangan demokrasi yang berdampak pada
perkembangan dan pertumbuhan masyarakat. Perubahan sistem politik secara
diametral berdampak pada sistem demokrasi. Partai politik gagal melakukan
pendidikan politik kepada masyarakat, gagal melakukan rekruitmen politik dalam
memenuhi kuota parlemen, para legislator kita tidak lebih dari sekelompok orang
hanya mengejar keuntungan pribadi untuk menumpuk kekayaan.
Upaya pembangunan demokrasi setali tigaa uang dengan penegakan hukum . muncul
banyak gerakan atas nama demokrasi untuk melakukan penegakan hukum.
Memandang sisi positif gerakan ini adalah upaya untuk menyadarkan pemerintah
akan lemahnya penegakan hukum, namun yang dalam perkembangannya asa
sejumlah gerakan yang akhirnya inkonstitusional dan semakin kuat terorganisir dan
akhirnya mengancam eksistensi hukum sendiri. Lemahnya aparat penegak hukum
dalam menyikapi dan menyelesaikan beberapa persoalan menjadi bumerang bagi
kredibilitas lembaga-lembaga penegak hukum. Pelayanan terhadap kebutuhan dasar
seperti kesehatan, pendidikan, pelayanan administrasi pemerintahan tidak berjalan
selayaknya. Kesenjangan pembangunan ekonomi akhirnya menghasilkan disparitas
distribusi hasil pembangunan yang luas. Ada daerah-daerah tertentu yang sangat
diperhatikan namun yang lain ditinggalkan.

74

PROGRAM KERJA BIDANG AKSI DAN PELAYANAN


Sekretaris Fungsional Bidang Aksi dan Pelayanan :
Pereddi Sihombing

A. Latar Belakang Program


Dalam penyusunan program yang akan kami sampaikan tentu kiranya mengacu pada Garis
Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organsisasi GMKI Masa Bakti 2012 2014,
dengan mempertimbangkan tiga medan pelayanan GMKI yakni Gereja, Perguruan Tinggi,
dan Masyarakat dengan analisis dan pertimbangan untuk menjawab permasalahan dalam
tiga medan pelayanan tersebut, maka orientasi program bidang aksi dan pelayanan
diharapkan hadir untuk menjawab permasalahan diatas. Dalam latar belakang ini kami
mencoba untuk memetakan di tiga permasalah diatas yang pertama adalah dalam bidang
Gereja, kehadiran gereja di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara
seyokgianya dalam konteks permasalahan kehidupan bisa menjadi penengah dan bahkan
menjadi terang dan garam di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara masa kini.
Analisis terhadap fakta yang tak bisa di pungkiri adalah bahwa kehadiran gereja terkadang
menimbulkan permasalahan di tengah kehidupan bermasyarakat. Kehadiran gereja dalam
masyarakat tidak bisa menyelesaikan permasalaha minimal dalam lingkungan gereja
sehinggga tidak heran kehadiran gereja banyak di tolak oleh masyarakat. Persoalan yang
lebih kompleks adalah munculnya Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri. Selain kekacauan jenis produk yang tidak dikenal dalam Tata Urutan Peraturan
yang lebih parah lagi adalah substansi yang diatur Peraturan Bersama tersebut mampu
menggeser bahkan meniadakan hak warga negara yang secara jelas dan tegas telah diatur
dalam UUD 1945. Pasal 29 UUD 1945 menyatakan dengan jelas: Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayannya itu. Makna teks pasal 29 itu
jelas bahwa yang dijamin negara adalah kemerdekaan bukan kebebasan. Secara substantif
kemerdekaan menunjuk kepada prinsip hak asasi manusia. Kemerdekaan lebih dalam dan
lebih luas dari sekadar kebebasan. Artinya konstitusi kita secara sadar telah memilih
bahwa masalah agama, keyakinan dan peribadatannya adalah kemerdekaan yang bukan
pemberian negara melainkan pemberian yang Maha Kuasa yang tidak dapat dikurangi,
diambil alih oleh siapapun termasuk negara.
Yang dijamin kemerdekaannya adalah tiap-tiap penduduk. Hal ini lebih luas sebab
konsepsi penduduk lebih luas dari warga negara jadi kemerdekaan yang dijamin negara
Indonesia meliputi juga kemerdekaan warga negara asing yang untuk sementara waktu
bisa saja berdiam menjadi penduduk di Indonesia. Kata tiap-tiap, agamanya dan
kepercayaannya itu secara tegas dan eksplisit memberi makna bahwa soal agama dan
peribadatan adalah bersifat individual bukan hak kelompok atau hak bersama. Logika
seperti ini kelihatannya dianulir bahkan secara sadar tidak dipakai dalam substansi
Peraturan Bersama karena dalam peraturan tersebut terdapat ketentuan mengenai jumlah
tertentu yang dapat membangun sarana peribadatan. Sehingga kata tiap-tiap, agamanya
dan kepercayaannya itu bukan lagi dipandang sebagai hak individual melainkan telah
diganti menjadi kolektif berdasarkan jumlah. Bahkan dalam bidang perguruan tinggi
permasalahan tidak kalah hebatnya, dimana untuk mengenyam pendidikan di perguruan
tinggi harus mengeluarkan uang yang berjuta-juta, bahkan puluhan juta rupiah hal ini
menunjukkan bahwa peran pemerintah tidak berjalan untuk memberikan pendidikan yang
layak terhadap warganegaranya sebagaimana yang di amanatkan dalam naskah teks UUD
75

1945. Hal ini tentu berdampak terhadap pelayanan GMKI dimana minat mahasiswa untuk
melayani di GMKI semakin menurun mengingat terlalu mahalnya biaya yang di keluarkan
untuk masuk dalam perguruan tinggi, sehingga paradigma dan konstruksi berpikir
mahasiswa masa kini hanya bagaimana menyelesaikan kuliah secepat mungkin tanpa di
bebani oleh organisasi seperti GMKI. Belum lagi permasalahan yang muncul dikarenakan
adanya peraturan perundang-undangan yang melarang organisasi eksternal untuk masuk
andil bagian dalam dunia kampus.
Persoalan selanjutnya adalah yang berkembang dalam masyarakat hampir memiliki
keterkaitan karena probelmatika kehidupan yang ada di dalam masyarakat merupakan
penyebab dari lemahnya peran atau optimalisasi gerakan pada salah satu medan
pelayanan, bahkan sebaliknya. Sehingga program yang akan di lakukan pada bidang aksi
dan pelayanan di harapkan dapat memberikan cerminan akan keberadaan organisasi ini
dengan sifatnya ke-Mahasiswaan, ke- Kekristenannya, dan ke- Indoneiaannya bagi seluruh
insan di bumi pertiwi. Sehubungan dengan itu maka program-program kerja yang akan
dilakukan sebagai aksi nyata dari keberadaan GMKI, namun program program yang
akan dilakukan pun, di sesuaikan dengan isu dan persoalan hukum, sosial, politik,
ekonomi, budaya, agama dan lingkungan. Namun tidak semua isu dan persoalan harus di
lakukan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi pada level lokal,
nasional dan dunia. Target dari program-program ini diharapkan dapat mengangkat posisi
tawar GMKI di tingkat lokal, nasional bahkan di tingkat dunia. Program program ini
tidak akan di pusatkan ataupun semata-mata menjadi program Pengurus Pusat GMKI
tetapi mengharapkan peran serta seluruh Korwil dan Cabang di seluruh tanah air. Dimana
program-program ini akan lebih banyak di lakukan di tingkatan lokal, dan kegiatan
kegiatan yang bersifat insidentil dan merupakan isu nasional dan bersifat temporal yang
dilakukan dipusat atau ibu kota negara. Dan yang terakhir adalah Menjalankan fungsi
bidang aksi dan pelayanan sebagai kontrol terhadap kebijakan pemerintah pusat maupun
daerah yang bersinggungan dalam tiga medan pelayanan diatas. Maka untuk menjawab
realitas diatas tentu kiranya perlu penataan atau menjalin komunikasi hubungan antar
lembaga-lembaga kekristenan maupun di luar lembaga-lembaga lainnya. Sebagai wujud
keseriusan kita bahwa ada permasalah bersama yang harus di tuntaskan secara bersamasama.
B. Program Rutin
1. Program Utama
Kajian-kajian ilmiah berbasis keilmuan untuk memperkokoh posisi GMKI sebagai
gerakan intelektual/gerakan pemikiran yang disajikan dalam karya ilmiah. Forum
forum diskusi yang secara sadar dikondisikan oleh lembaga, selain sebagai media
impressi konteks pergumulan lingkungannya, juga sebagai media promosi kader.
Kehadiran GMKI di tiga medan layanan harus dirasakan secara langsung oleh
masyarakat hingga pada tingkatan terendah. Perlu diformulasikan sebuah aktivitas
aksi pelayanan yang tidak hanya mengadvokasi kebijakan-kebijakan makro
pemerintah, tetapi juga hadir dan merasakan langsung kehidupan masyarakat
terpinggirkan
a. Program : Pengkajian isu-isu strategis
b. Kegiatan :
Seminar tematis
Berkoordinasi dengan sekfung KHI dalam menyajikan bahan kajian
c. Tujuan :
Meningkatkan peran serta GMKI dalam menganalisa permasalahan dalam:
76

d.

e.

f.
g.

h.

Pendidikan
Agama
Hukum
Politik
Sosial
Lingkungan Hidup/Agraria
bersama dengan lembaga-lembaga lainnya
Sebagai media interaksi dengan kelompok organisasi lainnya
Sasaran/indikator keberhasilan
Tolak ukur keberhasilan Program ini adalah mampu mengajak masyarakat berupa
LSM, ORMAS, dan Pemuda Gereja dll. untuk bersama dan memahami
permasalahan di Gereja, masyarakat, perguruan tinggi, dan permasalahan
lainnya serta menemukan solusi atas permasalahan yang terjadi di tiga medan
pelayanan tersebut
Peserta
Anggota GMKI
LSM
Organisasi Pemuda Gereja
Kelompok Cipayung
Waktu dan Tempat
Dilaksanakan 4 bulan sekali dan tempat menyesuaikan
Aliansi Strategis
Masyarakat
Lembaga Masyarakat
Pemuda Gereja
Kelompok Cipayung
Pelaksana

2. Program Non- Rutin


1.Program Eksidentil
Nama Kegiatan
: Aksi dan Pernyataan Sikap Terhadap Isu-Isu Tertentu.
Dasar Pemikiran
: Kegiatan ini bersifat insidentil atau sewaktu-waktu sesuai isu
hangat nasional yang sedang berkembang. Dimana isu tersebut
merupakan pengingkaran terhadap amanat konstitusi yang
tidak di jalankan oleh pemerintahan baik pihak eksekutif,
legislatif, dan yudikatif yang menciderai nilai-nilai seperti
hukum, demokrasi, budaya, agama, sosial dll, baik di tingkat
pusat maupun di daerah.
Tujuan
: Hal ini dilakukan sebagai bentuk nyata perjuangan mahasiswa
sebagai kontrol pengawasan terhadap kebijakan dalam proses
berdemokrasi, kegiatan ini juga dilakukan berdasarkan kondisi
atau kebijakan itu agar tidak di wujudkan atau merubah
klausulklausul yang merugikan atau tidak berpihak pada
gereja, perguruan tinggi, dan masyarakat dan dalam hal ini
GMKI di harapkan berani menyatakan sikap dengan tegas
dalam segala kebijakan untuk mengadvokasi dan
memperjuangkan kebenaran.
Bentuk Program
: Aksi damai dan Advokasi
Pelaksana
: PP GMKI/Bidang AKSPEL
Sasaran Peserta
: 1. PP GMKI
77

2. Cabang-Cabang
3. Lembaga Masyarakat
4. Bersama dengan cipayung
Waktu Pelaksanaan : Menyesuaikan Kondisi Isu-isu nasional dan lokal
Tempat
: Tentatif
Parameter Keberhasilan : Tolak ukur dari keberhasilan program ini yaitu diikuti oleh
LSM, Masyarakat, cabang-cabang, dan kelompok cipayung
C. Penutup
Program-program tersebut di atas dibuat berdasarkan GBPKUO. Oleh karena itu
terlaksananya tidaknya program-program tersebut masih perlu dipertimbangkan secara
bersama. Demikian program dari Bidang Aksi dan Pelayanan PP GMKI Masa Bhakti
2012-2014. Semoga Tuhan Sang Gerakan memberikan kekuatan kepada kami agar kami
mampu meiaksanakan program tersebut. Syalom "UT OMNES UNUM SINT'
Merdeka......!

78

PROGRAM BIDANG AKSI DAN PELAYANAN


Sekretaris Fungsi Penguatan Kapasitas Perempuan :
Deslina Datang
A. Program Utama
Melalui Thema jadilah teladan dalam berbuat baik (Titus 2 : 7a) yanghadir dan
ditetapkan untuk mewarnai dan menuntun serta menjadi sebuah landasan pijak dalam
perjalanan dan penatalayanan GMKI, demi untuk mewujudkan syalom Allah melalui
kesaksian iman dan pelayanannya di tiga medan gumul yakni gereja, perguruan tinggi dan
masyarakat selama dua tahun masa bakti ke depan.
Sebagaimana arah, strategi dan kebijakan umum organisasi garis-garis besar program dan
kebijakan umum organisasi (GBPKUO) yang dibahas dalam KONGRES XXXIII tentang
program dan aspek-aspek strategis organisasi yang didasarkan pada pemetaan
kecenderungan lingkungan organisasi baik secara internal maupun eksternal.
Garis besar program masa bakti 2012-2014 bidang aksi dan pelayanan diarahkan untuk
dapat mengkoordinasi dan menata jaringan aksi pelayanan secara nasional, baik secara
internal antara PP GMKI dengan BPC-BPC GMKI maupun dengan lembaga-lembaga dan
jaringan kerja pelayanan kristen, serta membuat program aksi yang menjawab persoalan
pada tingkat nasional maupun cabang melalui advokasi, seminar dan program aksi
strategis lainnya ,memaksimalkan jejaring dengan kelompok cipayung dan lintas iman
untuk melaksanakan aktivitas yang mendorong tercapainya cita-cita kebangsaan yang
plural. Partisipasi ini harus pula memaksimalkan potensi perempuan yang GMKI sebagai
salah satu soft power, memaksimalkan potensi perempuan GMKI dalam setiap aktivitas
aksi dan akdvokasi yang dilakukan oleh GMKI untuk isu-isu strategi yang dialami oleh
perempuan di Indonesia. Untuk nenunjang hal tersebut,pemetaan potensi perempuan yang
dimiliki harus dilakukan.
1. Program : Pemetaan Potensi Perempuan GMKI dan Isu-Isu Strategis
Kegiatan : Pembuatan dan penyebaran kuesioner ke cabang-cabang gmki
Tujuan : Mendapatkan data dan informasi potensi perempuan sesuai dengan
isu-isu strategis di wilayah dan cabang masing-masing untuk dilakukan
pemetaan dan kajian isu berdasarkan kebutuhan.
Sasaran : Tersedianya data dan informasi
Partisipan :
Korwil GMKI
BPC GMKI
Anggota GMKI
Waktu dan Tempat :
Waktu : Februari 2013 ( Pembuatan dan penyebaran ) Disesuaikan
Tempat : Cabang- cabang GMKI
Pelaksana : Bidang PKP berkordinasi dengan Bidang Or
Pembiayaan : Rp. 5.000.0000 ( Pembuatan dan penyebaran kuesioner )
2. Program : Pelatihan Advokasi Perempuan GMKI
Kegiatan : Melakukan pelatihan advokasi terhadap kader perempuan GMKI
Tujuan
: - Meningkatkan kepekaan dan peran perempuan GMKI untuk melihat
berperan aktif dalam menyikapi isu-isu srtategis terkait dengan
persoalan perempuan.

79

- Mendorong kader perempuan GMKI untuk menjadi agen dalam


Mnenyikapi isu-isu strategis tersebut.
Sasaran : peka dan berperan aktif dalam menyikapi setiap isu-isu strategis di setiap
wilayah pelayanan GMKI.
Peserta/partisipan
: Anggota GMKI, pemuda gereja dan masyarakat
Waktu dan Tempat : September 2013 Maret 2014 di sesuaikan dengan wilayah
yang telah dipetakan potensi dan isu- isu strategis nya.
Pelaksana
: PP GMKI Sekfung PKP, Lembaga- lembaga mitra
Pembiayaan : Rp. 50.000.000,- ( untuk setiap tempat pelatihan )

80

POKOK PIKIRAN BIDANG KOMUNIKASI & HUBUNGAN INTERNASIONAL


Ketua Bidang KHI : Paulus Lubis

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) harus senantiasa melakukan transformasi dari
waktu ke waktu, demikian halnya dengan proses organisasi selama tahun 2012-2014 yang
telah digambaran secara umum melalui kongres XXXIII di Manado. Perubahan yang telah
disusun melalui kongres merupakan janji yang harus dibayar lunas oleh PP GMKI sebagai
perencana di tataran nasional secara khusus dan seluruh cabang serta civitas GMKI secara
umumnya.
Mewujudkan Efektivitas Organisasi Melalui Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi merupakan elemen penting dalam organisasi dan manajemennya. Keberhasilan
personal dan program kerap kali tergantung pada efektif atau tidaknya komunikasi yang
dibangun. Atas dasar ini organisasi harus mampu mewujudkan terciptanya komunikasi yang
baik antar instrument di dalamnya.
Jika dikaitkan dengan kondisi saat ini maka tak ada satu orangpun yang dapat menyangkal
bahwa saat ini teknologi sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat. Hal tersebut yang
harus juga diadaptasi oleh GMKI sebagai salah satu bagian dari lingkup masyarakat. GMKI
harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada dalam mewujudkan komunikasi
yang efektif untuk efektivitas organisasi.
Peran PP GMKI
Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional (KHI) akan berperan aktif dengan
mengambil peran dalam usaha pengembangan media komunikasi, dalam membantu bidang
lain melakukan sosialisasi program ke cabang-cabang setanah air demikian halnya dengan
informasi yang diperoleh dari cabang-cabang serta seluruh jejaring yang terkait dengan
pergerakan organisasi di tiga matra pelayanan (Perguruan tinggi, gereja, dan masyarakat)
baik tataran lokal, nasional, dan internasional.
Sesuai dengan pembahasan yang telah dilakukan di kongres dalam pembicaraan tentang
kondisi internal terkait dengan komunikasi dengan jejaring dan rekan sekerja, maka bidang
KHI juga akan berperan dalam membangun komunikasi dengan World Student Christian
Federation (WSCF), SCM-SCM yang tergabung dalam WSCF khususnya yang berada di
regional Asia Pasifik berikut juga mengembangkan jaringan (networking) dengan gerejagereja dan lembaga-lembaga internasional yang memiliki kesamaan visi dan misi.
Realitas di GMKI
Ada beberapa poin utama dari kondisi GMKI saat ini, terkhusus mengenai bidang KHI :
1. GMKI masih ketinggalan beberapa langkah dari organisasi lain dalam hal pemanfaatan
media komunikasi dan informasi. Dengan demikian PP GMKI diharapkan sebagai pihak
yang dapat menstimulus pemanfaatkan media komunikasi dan informasi secara positif;
2. Penerbitan buletin dan media yang dapat mengakomodir pemikiran-pemikiran civitas
terbilang minim;
3. GMKI tidak berpartisipasi dalam General Assembly baru-baru ini di India. Hal ini
membuat kita perlu melakukan kerja ekstra dalam mengejar ketinggalan informasi,
pemahaman serta pendalaman terhadap isu global yang tengah menjadi fokus utama
WSCF.;dan
4. Hubungan GMKI dengan SCM-SCM serta WSCF yang sudah terjalin baik tentunya terus
dikembangkan melalui kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan dan efektif.
Selama ini PP GMKI masih belum memiliki jaringan yang kuat dengan lembaga-lembaga
dan organisasi internasional selain WSCF, maka merupakan tuntutan apabila GMKI
81

memperluas jaringan lebih lebar lagi baik dengan Gereja-gereja sedunia serta lembaga
pendanaan internasional.
Garis Besar Program Komunikasi Dan Hubungan Internasional
Secara umum program yang akan disusun oleh Bidang Komunikasi dan Hubungan
Internasional diarahkan kepada penguatan komunikasi baik internal maupun eksternal
organiasi sehingga terwujud sistem komunikasi yang efektif.Secara global GMKI harus
memberikan warna atas kondisi kekinian, tentunya dengan bangunan jejaring internasional
yang kuat serta hubungan interpersonal dengan WSCF,SCM-SCM serta Organisasi dunia
Pelaksanaan program yang akan dijalankan oleh Bidang Komunikasi dan Internasional, tidak
terlepas dari peran dan kerjasama seluruh bidang serta pelaksana fungsi organisasi agar dapat
menjalankan fungsi secara efisien dan efektif. Semoga kreatifitas yang boleh kita lakukan dan
kembangkan bersama, dapat menjawab kebutuhan organisasi.

82

PROGRAM BIDANG KOMUNIKASI DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL


Sekretaris Fungsi KHI : Ayub Pongrekun
I. PENDAHULUAN
Implementasi dan tindak lanjut dari Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum
Organisasi Masa Bakti 2012-2014 telah tertuang dalam keputusan Kongres XXXIII di
Manado, dengan mengandung Tujuan, Sasaran, Strategi yang selanjutnya harus
diaktualisasikan dalam bentuk pelaksanaan program. Dalam rangka mencapai harapan
dan cita-cita organisasi, maka diperlukan adanya penataan yang tersistematis, terukur dan
terlaksana, sehingga menjadi langkah dalam mewujudkan visi organisasi. Dalam
pemaknaan ini, Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional (KHI) melalui Pokokpokok pikiran bidang dan Arah strategi Kebijakan Umum Organisasi (ASKUO),
selanjutnya mesti menjewatahkannya dalam bentuk penyusunan program bidang.
Hubungan dan Komunikasi adalah dua hal yang berbeda, dalam pemaknaan. Namun,
dalam konteks korelasinya, dua hal ini merupakan hal yang tidak terpisahkan. Sebab
Komunikasi akan membangun hubungan, dan hubungan membutuhkan komunikasi.
Beranjak dari pemahaman ini, dan dengan orientasi pemenuhan kebutuhan organisasi,
maka program perlu ditata secara teknis dan diarahkan pada communication quality dan
good relationship, yang kemudian akan menyangkut pada penguatan posisi tawar
organisasi di tingkatan Nasional dan Internasional.
II. RANCANG PROGRAM
Dengan mengacu pada pemahaman diatas, maka disusulah program-program yang
bertujuan untuk menjawab kebutuhan hari ini dan masa depan serta perwujudan visi
oraganisasi. Pola pengambangan program bidang dilakukan dengan prinsip keterpaduan,
sinergitas dan saling menopang antara unsur yang ada. Serta dengan memperhatikan
proses kontrol, evaluasi dan memfokuskan pada output dari pelaksanaan program. Maka
rancangan program bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional diuraikan sebagai
berikut.
A. Program Utama
Penggalangan dan Pembangunan jaringan internasional
A.1

Program
- Bilateral Kedutaan Besar

A.1.1 Kegiatan
- Melakukan perkunjungan ke Kedutaan Besar di Indonesia;
- Pengkomunikasian pokok-pokok pikiran ke Duta Besar di Indonesia.
A.1.2

Tujuan
- Meningkatkan hubungan yang baik dengan Kedutaan Besar Negara lain di
Indonesia;
- Memberikan sumbangsih ide dan pemikiran yang menyangkut ketahan
Nasional dan persoalan-persoalan Global.

83

A.1.3

Sasaran dan Indikator Keberhasilan


- Melakukan perkunjungan ke Kedutaan Besar Negara lain di Indonesia
disertai dengan pemaparan kajian isu yang berkembang.

A.1.4

Partisipan
- Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2012-2014
- Duta Besar Negara lain di Indonesia

A.1.5

Waktu dan Tempat


- Waktu
: Sepanjang Masa Bakti 2012-2014
- Tempat
: Kedutaan besar Negara lain di Indonesia

A.1.6

Aliasi dan Strategis


- Tidak ada

A.1.7

Pelaksana
- Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional

A.1.8

Pembiayaan
- Transportasi : Rp. 400.000,- x 10 Kali kunjungan
: Rp. 4.000.000,- Cendra Mata : Rp. 100.000,- x 10 Duta Besar
: Rp. 1.000.000,- Paper Pokok Pikiran : Rp. 50.000,- x 10 Kedutaan x 2 exp v: Rp.
1.000.000,-

B. Program Utama
Kemitraan World Student Chistian Federation (WSCF)
B.1
Program
- Partisipasi kegiatan dan peningkatan komunikasi WSCF
B.1.1 Kegiatan
- Ikut serta dalam kegiatan yang diadakan WSCF;
- Joint program dengan Student Christian Movement(SCM) dan atau WSCF;
- Membangun Website GMKI dengan fasilitas bahasa Internasional.
B.1.2 Tujuan
- Mewujudkan peran dan pasrtisipasi GMKI dalam kerangka kerja parsitifatif
dengan WSCF;
- Menjadikan GMKI sebagai representasi mahasiswa Kristen di Indonesia
pada tataran Internasional;
- Menguatkan sinergitas Hubungan dengan WSCF, MSC, Gereja-gereja Dunia
dan Lembaga-lembaga internasional yang se-visi.
B.1.3 Sasaran dan Indikator Keberhasilan
- Adanya komunikasi yang rutin dan periodik dengan WSCF,MSC, Gerejagereja Dunia dan Lembaga-lembaga internasional yang se-visi dalam bentuk
surat, e-mail dan media komunikasi lain;
- Adanya pastisipasi dalam kegiatan atau program WSCF,MSC, Gereja-gereja
Dunia dan Lembaga-lembaga internasional yang se-visi;
- Adanya website dengan menggunakan bahasa Internasional.
84

B.1.4 Partisipan
- Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2012-2014;
- WSCF;
- SCM;
- Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Internasional yang se-visi.
B.1.5 Waktu dan Tempat
- Waktu
: Sepanjang Masa Bakti 2012-2014
- Tempat
: Dikondisikan
B.1.6 Aliansi Strategis
- WSCF;
- SCM;
- Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Internasional yang se-visi.
B.1.7 Pelaksana
- Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional
B.1.8 Pembiayaan
- Transportasi : Rp. 15.000.000,- x 5 kali kegiatan : Rp.75.000.000,- Akomodasi : Rp. 500.000,- x 5 Kali kagiatan
: Rp. 2.500.000,C. Program Utama
Pendokumentasian dan distribusi informasi kegiatan
C.1

Program
- Pengembangan dan pengelolaan Media online

C.1.1 Kegiatan
- Pengelolaan dan pengembangan website GMKI (www.gmki.co.id) secara
professional;
- Pengelolaan akun jejaring sosial GMKI (Facebook,Twitter dan Yahoo
Groups);
- Sosialisasi mengenai sistem informasi dan pemamfaatan website GMKI;
- Bekerjasama dengan bidang lain untuk pengumpulan informasi dan berita;
- Pembagunan sistem SMS central yang disinergikan dengan website.
C.1.2 Tujuan
- Menciptakan kualitas komunikasi yang terbuka, cepat dan mudah secara
online;
- Mendistribusikan informasi dengan baik untuk peningkatan pertukaran
informasi secara online;
- Menciptakan sarana guna menunjang aktifitas pemberitaan oraganisasi
secara online;
- Mendorong partisipasi anggota dalam pemberitaan menyangkul tiga
medan layan secara online;
- Meningkatkan kualitas komunikasi dan kerjasama melalui media, baik
Nasional maupun Internasional;

85

- Memfasilitasi data base online untuk kemudahaan pendataan potensi


organisasi;dan
- Melahirkan sistem SMS central sebagai salah satu alat komunikasi
organisasi.
C.1.3 Sasaran dan Indikator Keberhasilan
- Terciptanya sistem informasi GMKI secara online;
- Terjadinya publikasi pemberitaan GMKI secara online;
- Peningkatan partisipasi anggota dalam pemberitaan pada tiga medan layan
GMKI;
- Tersebarnya informasi melelui sistem SMS central;
C.1.4 Partisipan
- Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2012-2014;
- Cabang-cabang GMKI.
C.1.5 Waktu dan Tempat
- Waktu
: Sepanjang Masa Bakti 2012-2014
- Tempat
: Di Jakarta
C.1.6 Aliasi dan Strategis
- Lembaga dan atau personal Profesional
C.1.7 Pelaksana
- Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional
C.1.8 Pembiayaan
- Biaya Konsultan
- Biaya Perawatan
- Aplikasi/Software
- Penambahan perangkat
C.2
Program
Penerbitan Buletin GMKI

: Rp. 5.000.000,- x 2 thn


: Rp. 500.000,- x 24 bln
: Rp. 2.000.000,- x 2 soft
: Rp. 1.000.000,- x 2 prkt

:
:
:
:

Rp. 10.000.000,Rp. 12.000.000,Rp. 4.000.000,Rp. 2.000.000,-

C.2.1 Kegiatan
- Penerbitan buletin GMKI yang diberinama Gemeinscheft secara online;
- Pembentukan wadah kelompok kerja untuk pengimplementasian buletin.
C.2.2 Tujuan
- Adanya pemberitaan yang lebih spesifik secara periodik menyangkut dengan
Interen dan Eksteren Organisasi, baik skala Nasional maupun Internasional;
- Penggalian potensi dari seluruh anggota, dapat disalurkan melalui wadahwadah yang memadai.
C.2.3 Sasaran dan Indikator Keberhasilan
- Adanya penerbitan buletin Gemeinscheft rutin secara bulanan;
- Adanya pasrtisipasi anggota dalam sumbangsi pemikiran, dan kontribusi
informasi untuk bahan buletin;dan
- Terbentuknya kelompok kerja yang akan fokus mengelola dan
mengembangkan buletin
86

C.2.4 Partisipan
- Pengurus Pusat Masa Bakti 2012-2014
- Kelompok Kerja (Pokja) Pers
- Anggota GMKI
C.2.5 Waktu dan Tempat
- Waktu
: Sebulan sekali selama Masa Bakti 2012-2014
- Tempat
: Di Jakarta
C.2.6 Aliansi Strategis
- Tidak Ada
C.2.7 Pelaksana
- Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional
- Pokja Pers
C.2.8 Pembiayaan
- Layout desain
: Rp. 200.000,- x 24 edisi
- Transportasi & akomodasi : Rp.1.000.000,- x 24 edisi

: Rp. 4.800.000,: Rp. 24.000.000,-

D. Program Utama
Penerbitan Literatur.
D.1 Program
- GMKI Publishing
D.1.1
-

Kegiatan
Pengumpulan tulisan-tulisan anggota GMKI untuk diperbanyak;
Bekerjasama dengan lembaga percetakan untuk proses pencetakan;
Mendistribusikan tulisan-tulisan anggota GMKI yang dikemas dalam bentuk
buku.

D.1.2 Tujuan
- Menjaring potensi-potensi anggota GMKI dalam hal karya tulis dengan
bermacam-macam latar belakang Pengalaman, Pendidikan dan Profesi;
- Memfasilitasi distribusi tulisan anggota GMKI;
- Mendorong dan Memotifasi anggota-anggota untuk menulis dengan tujuan
peningkatan kapasitas;
- Meningkatkan posisi tawar organisasi di lingkup internal dan eksternal.
D.1.3
-

Sasaran dan Indikator Keberhasilan


Anggota-anggota GMKI menulis dengan pendekatan kualitas;
Terbitnya buku-buku hasil karya anggota yang di fasilitasi oleh GMKI;
Buku hasil karya anggota GMKI di publikasikan di kalangan umum.

D.1.4 Partisipan
- Pengurus Pusat Masa Bakti 2012-2014
- Anggota GMKI
D.1.5 Waktu dan Tempat
- Waktu
: Selama Masa Bakti 2012-2014
87

- Tempat : Di Jakarta
D.1.6 Aliansi dan Strategi
- Percetakan dan atau penerbit.
D.1.7 Pelaksana
- Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional;
- Komisi Literatur GMKI
D.1.8 Pembiayaan
- Percetakan
- Operasional Komisi
Transportasi
- Akomodasi

: Rp. 20.000.,- x 1000 exp x 5 buku: Rp. 100.000.000,:


: Rp. 500.000,- x 5 buku: Rp. 2.500.000,: Rp. 500.000,- x 5 buku : Rp. 2.500.000,-

III. PENUTUP
Program yang telah direncanakan ini, kemudian akan direalisasikan dalam bentuk
pelaksanaan program, sehingga dapat menjadi salah satu langkah dalam pemenuhan
dari Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi Masa Bakti 20122014 yang menjadi harapan dari Kongres XXXIII, dan menjadi support system untuk
memantapkan peran GMKI di Indonesia dan dunia Internasional dalam upaya
mewujudkan visi organisasi. Amin.

88

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 08/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN PP GMKI
MASA BAKTI 2012-2014
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

1. Bahwa dalam rangka kelacaran kerja organisasi, maka perlu disusun strategi
dan kebijakan keuangan;
2. Bahwa strategi dan kebijakan keungan merupakan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan operasional PP GMKI yang berkaitan dengan keluar
masuknya uang organisasi.

Mengingat

1.
2.
3.
4.
5.

Memperhatikan

Aspirasi, usul, dan saran peserta sidang pleno I PP GMKI Masa Bakti 20122014

Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 4 ayat 7 tentang Pengurus Pusat;
Keputusan Kongres XXXIII GMKI No: 010/K-XXXIII/GMKI/X/2012
tentang Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi Masa
Bakti 2012-2014;
6. Keputusan Kongres XXXIII GMKI No: 011/K-XXXIII/GMKI/X/2012
kebijakan umum keuangan dan anggaran pendapatan dan belanja Organisasi
masa bakti 2012-2014

Memutuskan
Menetapkan

1. Arah Strategi dan Kebijakan Keuangan PP GMKI Masa Bakti 2012-2014,


setelah mengalami perbaikan dan penyempurnaan seperti yang terlampir
dalam surat keputusan ini;
2. Lampiran Surat Keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Keputusan ini dan apabila terjadi kekeliruan pada surat keputusan ini,
maka akan diperbaiki di kemudian hari;
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam

:Cariu, Bogor
:Sabtu
:17 November 2012
:21.37 Wib

PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris

89

ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN


PENGURUS PUSAT GMKI MASA BAKTI 2012 - 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Sistem administrasi yang ada dalam suatu organisasi dan kondisi keuangan yang baik
juga adalah merupakan bagian dari organisasi yang modern. Organisasi Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia merupakan organisasi yang dalam upaya mewujudkan visi
dan misinya memerlukan elemen pendukung, diantaranya keuangan dan sistem
administrasi. Keuangan menjadi salah satu elemen yang tidak dapat dipisahkan dan
penting dalam suatu organisasi untuk melaksanakan pembiayaan yang ada dalam
organisasi tersebut.
Dalam mekanisme pengelolaan dan pengaturan keuangan sangat mendukung dalam
perjalanan organisasi demi terciptanya kematangan organisasi sehingga memperlancar
kinerja organisasi yang diimplementaskan dalam pelaksanaan program kerja. Dalam hal
ini sesuai konstitusi yang ada dalam organisasi GMKI, ada sumber-sumber dana yang
diharapkan dapat digunakan sebagai dana untuk aktifitas organisasi. Baik iuran anggota,
donasi Senior Members/Friends maupun usaha-usaha keuangan lainnya yang tidak
bertentangan dengan tujuan organisasi ini. Dalam hal ini, setiap formasi kepengurusan
dalam sistem penggalangan, alokasi dan penatausahaan dana tersebut harus saling
sinkron satu dengan yang lain. Sehingga kerancuan dalam hasil akhir pelaporan
keuangan dapat lebih baik.
B. KEBIJAKAN ADMINISTRASI KEUANGAN
Dana yang berada dalam organisasi GMKI dapat dialokasikan dengan pengkajian secara
kompleks kebutuhan dalam organisasi GMKI, baik dari prioritas program juga menjadi
bagian dari kajian pengalokasian dana tersebut. Kemudian dalam rangka pengalokasian
dana yang ada dalam organisasi GMKI untuk kelangsungan program kerja, maka
administrasi keuangan diperlukan. Baik dalam proses tata usaha yang dimulai dari
penghimpunan, pencatatan, pengelolaan, penggandaan, pendistribusian dan
penyimpanan bukti-bukti sebagai keterangan dana, rancangan anggaran pendapatan
belanja organisasi menjadi kebijakan Pengurus Pusat GMKI Masa bakti 2012-2014
dalam hal administrasi keuangan yang i maksud serta menjadi bagian dari pengawasan
dan rekomendasi penilaian yang dilaksanakan oleh BPK PP GMKI masa bakti 20122014.
C. PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
Penyusunan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengurus Pusat Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia adalah merupakan kelanjutan dari tugas Kongres GMKI,
seperti yang tertuang dalam Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 5 ayat 5.c tentang
Kebijaksanaan Umum dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi. Maka orientasi
RAPB PP GMKI adalah program yang direncanakan berdasarkan standar dan realista
perhitungan.
Panitia Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengurus Pusat bertugas :
1. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengurus Pusat GMKI Masa
Bakti 2012 2014
2. Menentukan Pedoman Kerja Sistem Administrasi Keuangan
3. Pentahapan Realisasi Keuangan

90

4. Penentuan pedoman/pola administrasi keuangan dan pola penyajian laporan


pertanggungjawaban.
Pelaksanaan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengurus Pusat GMKI
Masa Bakti 2012 - 2014 berpedoman pada :
1. Kebijakan Umum Keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi yang
telah disepakati dalam kongres XXXIII di Manado.
2. Indikator Ekonomi seperti indeks harga, tingkat inflasi, tingkat biaya hidup, dan
lainlainnya.

BAB II
SISTEM ADMINISTRASI KEUANGAN PENGURUS PUSAT

A. ADMINISTRASI KEUANGAN
Sistem penataan keuangan Pengurus Pusat GMKI dimaksudkan sebagai sarana alat kontrol
internal (internal control) dalam rangka usaha menciptakan Mekanisme Kerja
Administrasi Keuangan secara tertib dan teratur. Sistem yang dimaksud adalah, bagaimana
pengaturan Administrasi Keuangan terhadap:
1. Arus Uang Masuk Pengurus Pusat GMKI
1.1 Pengaturan Uang Pengurus Pusat GMKI berupa Iuran Cabang, Bantuan Rutin,
Bantuan
Program, Sumbangan-sumbangan, Usaha Keuangan dan lain-lain,
seluruhnya harus melalui Bendahara Umum.
1.2 Seluruh Penerimaan Uang harus disetor melalui Rekening Pengurus Pusat GMKI di
Bank, kecuali karena pertimbangan efektifitas dan efisiensi dapat disetor pada Kas
Pengurus Pusat GMKI untuk menambah Cash in Hand
1.3 Pada saat penerimaan Uang/surat-surat berharga (cek dan giro), Pengurus Pusat
GMKI membuat Tanda Terima yang ditandatangani oleh Ketua Umum/Sekretaris
Umum dan Bendahara Umum/Bendahara Pengurus Pusat GMKI, dibuat 2 (dua)
rangkap, masing-masing 1 (satu) untuk pemberi uang/pengirim dan 1 (satu) untuk
Bendahara Umum Pengurus Pusat GMKI, sebagai bukti kas disertai tanda bukti
transfer
1.4 Dalam hal penerimaan Uang/surat berharga diterima oleh fungsionaris PP GMKI
yang lain atau diberi mandat, harus melaporkan kepada Tim Kerja Keuangan beserta
lampiran berupa tanda terima yang diberikan kepada bendahara umum/bendahara
Pengurus Pusat GMKI
1.5 Pembukuan penerimaan uang/surat berharga dibukukan pada waktunya dan sesuai
dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam butir 1.1, 1.2, 1.3, dan 1.4
1.6 PP GMKI berkoordinasi dengan Forum Senior untuk menggalang dana di cabang atau
wilayah masing masing
2. Arus Uang Keluar Pengurus Pusat GMKI
2.1 Biaya Rutin
Pengeluaran Rutin yang bersifat tetap dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada.
2.2 Biaya Program
Seluruh pengeluaran untuk kebutuhan program dilaksanakan sesuai dengan prosedur
sebagai berikut :

91

2.2.1 Pelaksanaan Program mengajukan Project Proposal lengkap beserta Anggarannya


kepada Penanggungjawab Program (Sekretaris Umum), untuk selanjutnya diajukan
kepada Rapat Harian Pengurus Pusat GMKI untuk dibahas dan disahkan
2.2.2 Setelah disetujui/disahkan oleh Rapat Harian, maka Tim Kerja Keuangan
menetapkan Pentahapan Pengalokasian Keuangan untuk dilaksanakan oleh
Bendahara Umum/Bendahara
2.2.3 Setiap pengalokasian keuangan dibuatkan tanda terima/bukti pengiriman dengan
legalisasi persetujuan Penanggungjawab Program (Sekretaris Umum) atau
Bendahara umum
2.2.4 Setelah pelaksanaan Program, pertanggungjawaban keuangan untuk Program
diselesaikan paling lambat 2 (dua) minggu oleh Pelaksana Program
Biaya Non Program
Realisasi Anggaran untuk Biaya Non Program dapat berpedoman pada point 2.1 dan 2.2
Diatas
B. PENTAHAPAN REALISASI ANGGARAN PENGURUS PUSAT GMKI
Tahapan Realisasi Anggaran Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2012 - 2014 adalah
sebagai berikut:
1. Tahap pengajuan Project Proposal oleh pelaksana Program/Non Program
2. Tahap penilaian Anggaran yang diajukan, apakah sesuai dengan APB Pengurus Pusat
GMKI, dan apakah sesuai dengan Kemampuan Keuangan Pengurus Pusat GMKI pada
saat itu
3. Tahap persetujuan Pelaksanaan Anggaran oleh Rapat Tim Kerja Keuangan Pengurus
Pusat GMKI
4. Tahap pengalokasian anggaran, serta pembayaran anggaran kepada Pelaksana
Anggaran Program/Non Program
5. Tahap Pertanggungjawaban Keuangan berupa Laporan Keuangan oleh Pelaksana
Anggaran Program/Non Program, beserta bukti-bukti pengeluarannya
6. Realisasi Anggaran Biaya Rutin tidak perlu melalui Pentahapan Realisasi Biaya
Program/Non Program, tetapi tetap melakukan tahap pertanggungjawaban seperti pada
point 5.
C. FUNGSI BENDAHARA UMUM DALAM HAL KEBIJAKSANAAN KEUANGAN
1. Bendahara Umum melalui Tim Kerja Keuangan turut menentukan Kebijaksanaan
Keuangan Pengurus Pusat GMKI
2. Kebijaksanaan Pengeluaran Keuangan yang tidak sesuai dengan ketentuan serta
prosedur keuangan Pengurus Pusat, dapat ditolak oleh Bendahara Umum
3. Bendahara Umum melalui Tim Kerja Keuangan turut dapat mengambil
Kebijaksanaan/keputusan terakhir dalam hal pembayaran/pengeluaran uang, setelah
mempertimbangkan situasi kondisi Keuangan Pengurus Pusat GMKI
4. Bendahara Umum dalam bidang tugasnya sehari-hari, sesuai dengan job description
adalah menitik-beratkan kepada Kebijaksanaan Keuangan, dan koordinasi kerja
keuangan, sedangkan Wakil Bendahara umum dalam hal-hal teknis termasuk
Pelaksanaan Administrasi Keungan Pengurus Pusat GMKI
5. Ketua Umum dan Sekretaris Umum membuka rekening atas nama Pengurus Pusat
GMKI Masa Bakti 2012 - 2014. Dengan ketentuan buku tabungan di pegang Wakil
Bendahara Umum dan ATM dipegang Bendahara Umum
6. Wakil Bendahara Umum berfungsi sebagai Pemegang Uang Kas Kecil, dan didalam
hal diperlukan pengeluaran uang kas Harian maksimal jumlah Rp. 2.000.000 (satu
92

7.

juta rupiah) pertransaksi harus disetujui oleh Bendahara Umum ----- dari 1 jt menjadi
2jt maksimal
Wakil Bendahara umum bertugas untuk mengkoodinir penerimaan iuran cabang.

D. PENATAAN ADMINISTRASI KEUANGAN PENGURUS PUSAT GMKI


Kegiatan kerja dalam rangka penataan Administrasi Keuangan Pengurus Pusat GMKI
adalah:
1. Pengalokasian Keuangan dengan didasari Keputusan Tim Kerja Keuangan, kecuali
untuk pengeluaran yang bersifat rutin
2. Meminta Pertanggungjawaban Keuangan kepada Pelaksana/penerima uang, selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan Program/Non Program
3. Memeriksa setiap Pertanggungjawaban Keuangan, dengan melihat :
a. Kebijaksanaan Anggaran
b. Bukti-bukti
c. Kewajaran
d. Penjumlahan/Angka-angka
e. Efektifitas dan Efisiensi
f. Dan lain-lain
4. Membukukan Pertanggungjawaban Keuangan, dengan nomor-nomor bukti kas, serta
tanggalnya. Untuk penyusunan kwitansi, berikut ini mekanisme penomorannya
dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu Masuk dan Keluar.
Contoh :
001/M/I/2012 untuk uang masuk, dan
001/K/I/2012 untuk uang keluar
Keterangan:
Angka 001 menunjukkan nomor urutan kwitansi (ditulis dengan angka biasa)
Huruf M atau K menunjukkan sifat uang (penerimaan atau pengeluaran)
Huruf I menunjukkan bulan pembuatan kwitansi (ditulis dengan angka romawi)
Angka 2012 menunjukkan tahun pembuatan kwitansi (ditulis dengan angka biasa)
5. Mengklasifikasikan biaya ke dalam pos-pos yang telah ditentukan
6. Membuat Laporan Keuangan Pengurus Pusat GMKI 1 (satu) bulan sekali kepada
Rapat Harian Pengurus Pusat GMKI, Senior-senior, dan NGO secara lengkap
7. Membuat Laporan Keuangan Tahunan Pengurus Pusat GMKI pada akhir periode,
untuk dilaporkan kepada Kongres Nasional GMKI, BPK, dan Lembaga Internasional
sebagai pertanggungjawaban di bidang keuangan.

93

BAB III
KETENTUAN UMUM
A. Sumber-Sumber Pendanaan
Penggalangan dana merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dilakukan untuk
dapat mencukupi segala kebutuhan/belanja organisasi. Dalam melakukan penggalangan
dana maka sangat perlu diperhatikan sumber daya dan stakeholder yang dimiliki oleh
organisasi, dengan harapan dana yang diperoleh juga akan dimanfaatkan untuk masa
depan organisasi dimasa yang akan datang. Usaha-usaha penggalangan dana yang akan
dilakukan untuk mencukupi belanja organisasi adalah:
1. Iuran Cabang
Iuran cabang merupakan salah satu wujud tanggungjawab terhadap organisasi sesuai
dengan pasal 9 AD GMKI dan pasal 9 ART GMKI. Pengurus pusat GMKI
mengharuskan Badan Pengurus Cabang untuk membayar iuran cabang kepada pengurus
pusat dalam hal ini yang di kelola langsung oleh wakil bendahara umum. Adapun
penarikan iuran tersebut dilakukan dengan metode sebagai berikut:
a. Sekurang-kurangnya empat bulan sekali cabang menyetor iuran cabang
b. jumlah iuran yang disetor kepada PP GMKI adalah Rp. 10.000,- per bulan
2. Sumbangan/ Bantuan Dana
Pengurus pusat GMKI berkewajiban mencari sumber dana yang bersifat rutin tetapi
tidak mengikat, diantaranya pendanaan yang tetap berasal dari senior members/friends
GMKI secara pribadi atau organisasi lembaga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
organisasi.
3.Bantuan Program/ Kerjasama Program
Dalam rangaka pelaksanaan program pengurus pusat GMKI di mungkinkan untuk
mencari sumber sumber pendanaan berupa bantuan progam atau kerjasama program.
Dalam hal ini yang memungkinkan bagi pengurus pusat GMKI memungkinkan
mengajukan sumber pedanaan program atau kerjasama program adalah sebagai berikut:
a. Gereja
Gerakan mahasiswa Kristen Indonesia adalah salah satu organisasi yang berbasiskan
kekristenan yang melingkupi seluruh mahasiswa kristen di seluruh Indonesia oleh
sebab itu pengurus pusat di diharapkan dapat menjalin kerjasam dengan setiap
sinode gereja yang ada di Indonesia.
b. Pemerintah
Gerakan mahasiswa Kristen Indonesia organisasi ektra kampus yang sejak
berdirinya sampai saat ini tetap eksis dalam pengkaderan mahasiswa untuk
mempersiapkan diri menjadi pemimpin pemimpin masa depan di tengah tengah
bangsa dan negara ini. Oleh karena itu pengrus pusat GMKI dapat bekerjasama
dengan kementrian atau departemen pemerintah untuk kerjasama program maupun
progeam pengurus pusat.
c. Pihak Swasta
Kerjasama dengan pihak swasta merupakan bentuk penggalian dana yang sangat
potensial untuk mencukupi kebutuhan dana kegiatan-kegiatan berskala nasional dan
wilayah. Bantuan dana yang sangat mungkin dilakukan adalah dengan menjadi
sponsor kegiatan, untuk itu upaya-upaya membangun jaringan dengan perusahaanperusahaan, NGO-NGO lokal, Perguruan Tinggi, dan Lembaga-lembaga gerejawi
yang potensial menjadi sponsor sangat perlu dilakukan.
d. Bantuan Luar Negeri
GMKI sebagai salah satu organisasi pelayanan yang bergerak di tiga medan
layanan, danberada satu dalam WSCF maka pengurus pusat dapat mengupayakan
94

bantuan luar negeri baik dari WSCF sendiri maupun lembaga NGO NGO luar
negeri maupun gereja gereja yang ada di luar negeri.
e. Usaha Keuangan
Pengurus pusat GMKI perlu mengembangkan usaha usaha keuangan dalam
rangka penggalangan dana.
1. Penggalangan dana abadi
Artinya adalah ada dana tetap yang tidak akan diganggu gugat oleh pengurus atau
anggota kecuali sudah sangat terdesak.
Caranya : dibentuk sebuah team dari anggota biasa dan anggota luar biasa untuk
menghimpun/menggalang dana yang akan disimpan oleh team tersebut dan
disimpan dalam suatu badan usaha/perbankan untuk dibuat menjadi
tabungan/deposito dan pengurus GMKI akan mengambil bunga dari tabungan
tersebut untuk dana operasional organisasi.
Contoh : Saat dana abadi yang dimaksud sudah terkumpul Rp. 100.000.000,Rp. 100.000.000,- x 5% (triwulan)
= Rp. 5.000.000,Maka dana untuk perbulannya yang didapat dari penggalangan dana abadi
tersebut adalah Rp. 1.666.666,Dana abadi tersebut dapat dihimpun dari anggota GMKI yang diarahkan kepada
pembentukan team penghimpun dana abadi dan kepada korwil-korwil untuk
memberitahukan diwilayahnya tentang program penggalangan dana abadi
tersebut.
2. Pembentukan usaha-usaha mikro di cabang-cabang
Cara kerjanya adalah bidang kebendaharaan dan kewirausahaan PP GMKI
dengan meminta BPC mengumpulkan 3-5 orang anggota yang kreatif yang dapat
membuat bisnis plan dan GMKI memberikan bantuan modal usaha baik dalam
bentuk investasi, frenchise atau dengan modal yang dititipkan anggota untuk
dikelola dalam usaha mikro tersebut.
3. Kreatif kebendaharaan
a. NSP Mars GMKI
Prosesnya adalah pengajuan kepada provider operator untuk menjadikan
mars GMKI sebagai nada sambung pribadi.
b. Penjualan Merchandise GMKI
Modal : @ Rp. 25.000,Harga jual : Rp. 50.000,Total baju : 1.000 buah
Maka modal : Rp. 25.000.000,Keuntungan : Rp. 25.000.000,f. Lain lain
Semua sumbangan dan pendapatan lain yang tidak termasuk di atas dapat diterima
sejauh tidakmengikat dan bertentangan dengan tujuan dan usaha organisasi.
B. Alokasi Pengeluaran
Pengalokasian pos pengeluaran dana sangat penting untuk memperhatikan kebutuhan
organisasi dan menyusunnya dalam skala prioritas. Hal ini diperlukan untuk melakukan
efisiensi dan efektifitas dari pengeluaran yang akan dilakukan, sehingga alokasi belanja
dapat lebih realistis. Alokasi pengeluaran dana harus disertai dengan rencana biaya secara
detail. Alokasi pengeluaran dana secara garis besar terdiri dari:
95

1. Pengeluaran Program
Pengeluaran program adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk pelaksanaan
program, baik program rutin maupun program bidang
2. Pengeluaran Rutin
Pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan kerumahtanggaan PP GMKI, yang meliputi administrasi/kesekretariatan,
operasional staff GMKI, serta akomodasi dan operasional PP GMKI
3. Pengeluaran Non Program
Pengeluaran non program adalah pengeluaran yang digunakan untuk kegiatankegiatan diluar dari pengeluaran rutin dan pengeluaran program.
Ketentuan Umum Alokasi pengeluaran secara garis besar ditetapkan sebagai berikut:
1. Tunjangan Pengurus Pusat GMKI Per-bulan ditetapkan :
Seluruh Pengurus Harian : @Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) untuk 15 orang
2. Seluruh transport antar kota di Pulau Jawa, termasuk Lampung dan Bali, hanya boleh
menggunakan fasilitas transport Kereta Api dan Bus antar kota maksimal kelas bisnis
3. Bagi Pengurus Pusat GMKI untuk transport keluar pulau kecuali Lampung dan Bali,
hanya boleh menggunakan Pesawat Lion, Batavia, Sriwijaya, Air Asia, Merpati,
Wings, Kapal Laut, dan menggunakan Pesawat Garuda, bila dikota tujuan yang
bersangkutan tidak dapat dijangkau pesawat non-garuda
4. Transportasi pengurus pusat dalam menghadiri kegiatan lokal (dalam kota) adalah
Rp50. 000,- per orang
5. Sehubungan dengan pelaksanaan program (penugasan) untuk fungsionaris Pengurus
Pusat GMKI, dialokasikan biaya perorangan per-harinya sebagai berikut :
a. Biaya Akomodasi = Rp. 100.000,b. Biaya Konsumsi = Rp. 50.000,c. Biaya Harian = Rp. 50.000,6. Pemberlakuan biaya-biaya tersebut diatas tergantung pada fasilitas yang tersedia
dalam pelaksanaan program yang bersangkutan, kecuali pada kota/cabang tujuan,
dimana terdapat student centre yang dapat digunakan untuk penginapan dan atau
mendapat fasilitas dari pengundang, maka tidak diberikan biaya akomodasi dan
konsumsi.
7. Gaji/Uang makan/Tunjangan Kesehatan karyawan Pengurus Pusat GMKI per-bulan :
Rp. 1.650.000 ,- (satu juta rupiah). Untuk Tunjangan Hari Raya diberikan tambahan 1
bulan gaji dan asuransi Rp. 1.650.000,- / tahun (satu juta rupiah per tahun). Mengenai
tugas dan tanggung jawab staff pengurus pusat GMKI perlu di sosialisaikan dan di
bahas di sidang pleno.
8. Jumlah uang tunai yang diijinkan dipegang Wakil Bendahara Umum atas nama
Bendahara Umum maksimum : Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)
9. Untuk setiap Program Pengurus Pusat yang dilaksanakan di daerah, dimana
pelaksanaannya dilakukan oleh Panitia Lokal/Cabang, maka bantuan pembiayaan
program ditetapkan oleh PP GMKI melalui Rapat Tim Kerja Keuangan
10. Setiap pengajuan anggaran Program Pengurus Pusat GMKI di tingkat cabang dan
wilayah, diwajibkan ditandatangani oleh penanggung jawab Pengurus Pusat GMKI di
tingkat wilayah masing-masing
11. Pengurus pusat GMKI dalam rangka urusan pribadi atau keluarga pengurus pusat
tidak berhak menggunakan uang organisasi terkecuali dalam hal berita duka cita,
sakit, dan hal yang sangat genting menyangkut study.

96

12. Pembiayaan rutin Kordinator Wilayah di upayakan oleh Koordinator wilayah


bersangkutan dengan berkoordinasi dengan Badan Pengurus Cabang di wilayah
setempat.

97

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN


GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA MASA BAKTI 2012-2014
I. Anggaran Pendapatan
No
Sumber pendanaan
1
Iuran Cabang

Keterangan
83 cabang x 24 bulan x Rp.
10.000,500 orang x 24 bulan x Rp.
100.000,-

Donasi Tetap

3
4
5
6
7
8

Donasi Temporer
Bantuan Instansi Pemerintah 5 instansi x Rp. 100.000.000,Bantuan Pihak Swasta
5 instansi x Rp. 100.000.000,Bantuan Luar Negeri
2 instansi x Rp. 250.000.000,Usaha Keuangan
Lain-lain
TOTAL

II. ANGGARAN BELANJA


No
Bidang
1
PENGELUARAN RUTIN

Biaya Bidang Keseketariatan


Operasional staff PP GMKI
Operasional PP GMKI
Kebendaharaan
PENGELUARAN PROGRAM
Biaya Bidang Organisasi
Biaya Bidang Kewirausahaan
Biaya Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian
Biaya Bidang Aksi dan Pelayanan
Biaya Bidang Pengauatn Kapasitas Perempuan
Biaya Bidang Komunikasi dan Hubungan
Internasional
Biaya Bidang Umum
Koordinator Wilayah
NON PROGRAM
Rapat Organisasi
Sub Total
Biaya Lain-Lain (10% x Rp 3.117.378.000,- )
TOTAL

Rupiah
19.920.000,1.200.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,190.000.000,46.695.800,3.456.615.800

Rupiah
90.298.000,56.580.000,239.600.000,125.000.000,120.000.000,130.000.000,228.000.000,125.000.000,55.000.000,245.300.000,1.338.000.000,382.400.000
7.200.000,3.142.378.000
314.237.800
3.456.615.800

98

Keterangan Tabel Pengeluaran rutin


1. Anggaran Belanja Kesekretariatan
No Kebutuhan
Volume

Frekuensi

Kertas ber kop

Rim

Kali

Amplop ber kop

Box

Kali

25.000

1.200.000

Kertas HVS A4

Rim

Kali

35.000

840.000

4
5
6
7
8

Kertas HVS F4
Tinta hitam printer
Tinta warna printer
Pengadaaan ATK
Pengiriman Surat via post

Rim
botol
Botol

2
12
12
6
24

Kali
Kali
Kali
Kali
Kali

37.000
35.000
36.000
300.000
15.000

220.000
420.000
1.296.000
1.800.000
10.800.000

Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali

210.000
150.000
250.000
6.000.000
5.000.000
1.500.000
50.000

1.512.000
3.600.000
6.000.000
12.000.000
20.000.000
3.000.000
2.000.000

Kali

200.000

800.000

Kali

10.000.000

10.000.000
90.298.000

1
2
2
4
1
2
3
1
3

3 Surat
0
9
Biaya langganan koran
3 Jenis
24
10 Pembayaran telpon dan faximile 1 Buah
24
11 Pembayaran Wifi
1 Buah
24
12 Pengadaan laptop
2 Unit
1
13 Pengadaaan Komputer
2 Unit
2
14 Pembelian Printer
1 Unit
2
15 Maintenance Komputer dan 5 Unit
8
Printer
16 Maintenance Wifi, telepon dan 1 Unit
4
Faximili
17 Pengadaaan LCD Proyektor
1 Unit
1
SUB TOTAL
2. Anggaran Belanja Operasional staff GMKI
No Kebutuhan
Volume
Frekuensi
1
2
3
4

Gaji staff GMKI


Tunjangan Hari Raya
Staff GMKI
Asuransi staff GMKI
Tunjangan Trasnportasi

Harga
Jumlah
satuan
(Rp)
50.000
1.200.000

1
1

Orang
Orang

24
2

Kali
Kali

Harga
satuan
1.650.000
1.650.000

1
2
3

Orang
Hari

2
24

Kali
Kali

1.500.000
15.000

Jumlah
(Rp)
39.600.000
3.300.000
3.000.000
8.280.000

4
Transport distribusi surat
24 Kali 100.000
Sub Total
3. Anggaran Belanja Akomodasi dan operasional PP GMKI
No

Kebutuhan

Volume

Frekuensi

Tempat tinggal PP
GMKI
Biaya listrik
Biaya air bersih
Kebutuhan
dapur
umum sekretariat

Rumah

Kali

1
1
1

Rumah
Rumah
bulan

24
24
24

Kali
Kali
Kali

2
3
4

2.400.000
56.580.000

Harga
Jumlah (Rp)
satuan
15.000.000
30.000.000
200.000
200.000
2.000.000

4.800.000
4.800.000
48.000.000

99

5
6
7

No
1
2
3

4
5

6
7
8
9

10

Transportasi kegiatan 20 Kegiata


PPH di Jakarta
n
Uang saku PH GMKI
15 orang
Asuransi PPH
Sub Total
4. Anggaran Program Umum
Kebutuhan
Volume
Dies Natalis GMKI
Konas GMKI
Penggandaan
dan 120
pengiriman
Hasil
Konas GMKI
Kongres GMKI
Penggandaan
dan 120
pengiriman
Hasil
Kongres GMKI
Pleno GMKI
Penggandaan
Hasil 120
Pleno
Menghadiri Kegiatan
Konswil
a. Menghadiri
kegiatan internal
b. Konsolidasi Cabang
c. Menghadiri
kegiatan eksternal
Insidentil

Eksle
mpar

Eksle
mpar

Eksle
mpar

24

Kali

50.000

24.000.000

24
2

Kali
Kali

300.000
10.000.000

108.000.000
20.000.000
239.600.000

Frekuensi Harga
Jumlah (Rp)
satuan
2 kali
10.000.000
20.000.000
1 Kali
200.000.000
200.000.000
1 Kali
100.000
12.000.000

1
1

Kali
Kali

500.000.000
100.000

500.000.000
12.000.000

3
2

Kali
Kali

30.000.000
100.000

90.000.000
24.000.000

1
5
9
2
2
0
2
0
2
4

Kali

4.000.000

60.000.000

Kali

3.000.000

276.000.000

Kali

3.000.000

60.000.000

Kali

3.000.000

60.000.000

Kali

1.000.000

24.000.000

Sub Total
5. Anggaran Program Bidang & Koordinator Wilayah
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Biaya Bidang Organisasi


Pemetaan Sumber Daya Organisasi
Studi Analisa Konstitusi, Sistem, Struktur,
Manajemen, Dan Budaya Organisasi
Pemerataan
Pemahaman
Tentang
Organisasi Dan Konstitusi
Kunjungan Rutin Ke Cabang-Cabang
Pengesahan
Cabang
Baru
Dan
Pembentukan Calon Cabang
Pembinaan Dan Pengaktifan Cabang
Konsultasi Wilayah
Pertemuan Ketua-Ketua Cabang
Konsultasi Nasional
Pembenahan
Lembaga-Lembaga

1.338.000.000

Rp15,000,000
Rp4,000,000
Rp5,000,000
Rp30,000,000
Rp30,000,000
Rp0
Rp0
Rp30,000,000
Rp0
Rp6,000,000
100

Bentukan GMKI
11 Pemberian Beasiswa

Rp0
Rp120,000,000

B
1

2
3
4
5
6
7

Biaya Bidang Pendidikan Kader dan


Kerohanian
Sosialisasi dan Internalisasi PDSPK
GMKI 2006
Pendidikan Kader GMKI Tingkat
Nasional (Implementasi PDSPK GMKI
2006 Level III)
Semiloka PDSPK GMKI 2006 Tingkat
Wilayah
Penyusunan Contoh Silabus, RPP dan
Instrumen Evaluasi
Pembentukan Tim Sertifikasi, Pengawasan
dan Evaluasi PDSPK GMKI 2006
Pembentukan Lembaga Pendidikan Kader
GMKI

Penerbitan
dan
Pendistribusian
8 Buku/Materi Masa Perkenalan GMKI
Penerbitan dan Distribusi Renungan
9 Spiritualitas GMKI

Rp20,000,000

Rp30,000,000
Rp120,000,000
Rp6,000,000
Rp6,000,000
Rp10,000,000

Rp18,000,000
Rp18,000,000
Rp228,000,000

C
1
2
3
4
5

Biaya Bidang Kewirausahaan


Penguatan jiwa kewirausahaan dalam diri
kader GMKI
Pulau Sumatera
Pulau Jawa, Bali, NT
Pulau kalimantan

Rp80,000,000

Pulau sulawesi, maluku

6 Pulau Papua
7 Pemberian Modal Usaha

Rp50,000,000

Biaya Bidang Aksi dan Pelayanan


1 Diskusi & Pelatihan
2 Aksi Damai & Advokasi

Rp75,000,000
Rp50,000,000
Rp125,000,000

Biaya Bidang Penguatan Kapasitas


Perempuan
Pemetaan dan kajian Potensi Perempuan
1 GMKI dan Isu-isu Srtategis
2 Pelatihan advokasi Perempuan GMKI

Rp5,000,000
Rp50,000,000
Rp55,000,000

Biaya Bidang Komunikasi dan Hubungan


Internasional
101

Penggalangan dan Pembangunan jaringan


1 internasional
2
3
4
5

Kemitraan
World Student Chistian
Federation (WSCF)
Pendokumentasian
dan
distribusi
informasi kegiatan
Penerbitan Buletin GMKI
Penerbitan Literatur

Rp6,000,000
Rp77,500,000
Rp28,000,000
Rp28,800,000
Rp105,000,000
Rp245,300,000

G
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Koordinator Wilayah
Koordinator Wilayah 1
Koordinator Wilayah 2
Koordinator Wilayah 3
Koordinator Wilayah 4
Koordinator Wilayah 5
Koordinator Wilayah 6
Koordinator Wilayah 7
Koordinator Wilayah 8
Koordinator Wilayah 9
Koordinator Wilayah 10
Koordinator Wilayah 11
Koordinator Wilayah 12
Koordinator Wilayah 13
Koordinator Wilayah 14
Koordinator Wilayah 15

Rp100,000,000
Rp10,300,000
Rp15,000,000
Rp28,000,000
Rp1,500,000
Rp16,500,000
Rp30,000,000
Rp15,000,000
Rp16,500,000
Rp15,000,000
Rp15,000,000
Rp74,600,000
Rp15,000,000
Rp15,000,000
Rp15,000,000
Rp382,400,000

102

NERACA PENGURUS PUSAT GMKI


MASA BAKTI 2012-2014
NO

NO

REK

BIDANG

1.1
1.2

Saldo Awal
Kas
Piutang

1.3
1.4
1.5

Penerimaan
Iuran Cabang
Donasi Tetap
Donasi Temporer

1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16

JUMLAH

REK

BIDANG

JUMLAH

2.1
2.2
2.3
2.4

PENGELUARAN RUTIN
Biaya Bidang Keseketariatan
Operasional staff PP GMKI
Operasional PP GMKI
Kebendaharaan

Rp90,298,000
Rp56,580,000
Rp239,600,000
Rp125,000,000

Rp19,920,000
Rp1,200,000,000
Rp500,000,000

3.1
3.2

PENGELUARAN PROGRAM
Biaya Bidang Organisasi
Biaya Bidang Kewirausahaan

Rp120,000,000
Rp130,000,000

Bantuan Instansi Pemerintah


Bantuan Pihak Swasta
Bantuan Luar Negeri

Rp500,000,000
Rp500,000,000
Rp500,000,000

3.3
3.4
3.5

Usaha Keuangan
Bidang Organisasi
Bidang Pendidikan Kader dan
Kerohanian
Bidang Aksi dan Pelayanan
Bidang Komunikasi dan Hubungan
Internasional
Bidang Umum
Koordinator Wilayah
Lain-lain

Rp190,000,000
Rp0

3.6
3.7

Biaya Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian


Biaya Bidang Aksi dan Pelayanan
Biaya Bidang Penguatan Kapasitas Perempuan
Biaya Bidang Komunikasi dan Hubungan
Internasional
Biaya Bidang Umum

Rp0
Rp0

3.8

Koordinator Wilayah

Rp382,400,000

4.1
4.2

NON PROGRAM
Rapat Organisasi
Biaya Lain-Lain

Rp7,200,000
Rp314,237,800

TOTAL PENERIMAAN

Rp0
Rp0

Rp0
Rp0
Rp0
Rp46,695,800
Rp3,456,615,800

TOTAL PENGELUARAN

Rp228,000,000
Rp125,000,000
Rp55,000,000
Rp245,300,000
Rp1,338,000,000

Rp3,456,615,800

103

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 09/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
KELEMBAGAAN KOORDINATOR WILAYAH
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

Bahwa untuk menindaklanjuti hasil kongres XXXIIi maka perlu dibentuk


Panitia Kerja Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 untuk
membahas kelembagaan Koordinator Wilayah

Mengingat

1.
2.
3.
4.

Memperhatikan

Tanggapan, usul, dan saran dari peserta sidang pleno I PP GMKI

Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;
Keputusan Kongres XXXIII GMKI : 019/K-XXXIII/GMKI/X/2012
tentang Kelembagaan Koordinator Wilayah;
5. Keputusan Sidang Pleno I PP GMKI No :03/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
tentang Susunan Acara Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 20122014;;

Memutuskan
Menetapkan

1. Menerima Hasil pembahasan Panitia Kerja Kelembagaan Korwil


sebgai masukan kepada Panitia Khusus Amandemen Konstitusi;
2. Lampiran Surat Keputusan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan ini dan apabila terjadi kekeliruan pada
surat keputusan ini, maka akan diperbaiki di kemudian hari;
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam

:Cariu, Bogor
:Sabtu
:17 November 2012
: 21.57 Wib

PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris

104

PP GMKI MASA BAKTI 2012 2014


PANITIA KERJA
KELEMBAGAAN KOORDINATOR WILAYAH

A. Kerangka Pikir
Mengacu pada Keputusan Kongres XXXIII GMKI Nomor : 019/K-XXXII/GMKI/2012, tentang
Kelembagaan Koordinator Wilayah, maka BPC dan anggota GMKI harus mampu memahami
Konstitusi yang merupakan hukum. Hal ini berarti mengikat, anggota maupun lembaga sebagai
aparat organisasi di segala tingkatan. Konstitusi berarti hukum dasar yang berarti sebagai hukum
yang tertinggi dimana semua hukum dan peraturan di dalam organisasi lahir dari padanya.
Karena konstitusi merupakan hukum yang tertinggi dalam suatu organisasi, maka konsitusi
hendaknya telah dapat mengatur hal-hal pokok bagi kehidupan organisasi. Hal-hal pokok itu
mengatur kelembagaan organisasi dan yang mengatur keanggotaan serta hubungan antara
kelembagaan dan anggota.
Merujuk dari pernyataan tersebut diatas, maka dalam AD Pasal 7 ayat (1) poin (b), menyatakan
sangat jelas, tentang Alat Kelengkapan Organisasi. Kelembagaaan Koordinator Wilayah dalam
pendekatan konstitusi organisasi, menjadi keputusan pengurus pusat yang dalam
menterjemahkan Keputusan Kongres XXXIII, yang di jabarkan dalam Sidang Pleno I PP GMKI
Masa Bakti 2012-2014.
AD merupakan aturan pokoknya dan ART adalah kelengkapan dari aturan proses tersebut.
Sehingga dalam penataan pelayanan organisasi ditingkat wilayah I sampai dengan wilayah XV,
menjadi tugas dan tanggung jawab Koordinator Wilayah sebagai aparatur Pengurus Pusat GMKI.
Namun perlu dipahami, bahwa menjadi kader GMKI yang paripurna, tidaklah hanya menjadi
anggota GMKI semata. Dalam tingkatan menyiapkan kader, Bidang Organisasi/Sekfung cq.
Koordinator Wilayah juga melaksanakan kegiatan, yaitu Konsultasi Study Wilayah, yang
dikemas oleh masing-masing Koordinator Wilayah. Pelaksanaan Konsultasi Study Wilayah, juga
merupakan satu jenjang keparipurnaan setiap kader GMKI.
AD/ART GMKI mengatur hal-hal pokok dan mendasar dalam kehidupan organisasi, baik itu
tentang kelembagaan organisasi dan keanggotaan, maupun hubungan antara kelembagaan
anggota. Namun dalam praktek kegiatan organisasi sering terjadi berbagai masalah yang tidak
semua pemecahannya dapat diselesaikan hanya berdasarkan AD/ART GMKI saja. Kondisi yang
demikian dapat mengakibatkan kesenjangan pemahaman pelaksanaan program dalam rangka
usaha-usaha organisasi untuk mencapai visi dan misinya.
B.

Penataan Kelembagaan
Adapun penataan kelembagaan koorwil yang dapat di kaji sebagai berikut :

1. AD GMKI Pasal 7 poin (b) jo ART Pasal 11 poin (d);


2. Keputusan Kongres XXXIII Pendelegasian : Koordinator wilayah berwenang dalam hal
pembinaan dan pembentukan cabang diwilayah masing-masing dibawah koordinasi Sekretaris
Umum serta berwenang menangani seluruh masalah yang terjadi di wilayah masing-masing;

3. PO Pasal 10 ayat (2);


4. Keputusan Pengurus Pusat GMKI.
Merujuk dari 4 (empat) poin diatas, maka pendekatan yang dipakai adalah analisis swot.
105

Strenghts/Kekuatan
adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
Dari sisi kuantitatif, PP GMKI memiliki legalitas dang dukungan dari peserta kongres XXXIII
(AD Pasal 7 jo ART Pasal 11 ayat (1) AD Pasal 3). Dari sisi pelakasanaan kegiatan internalisasi
GMKI, tentunya terproses pada hirarkih keputusan yang mampu dilaksanakan dengan baik, serta
mempertimbangkan alat kelengkapan organisasi dan tingkat keputusan organisasi.
Tidak semua pemecahannya dapat diselesaikan hanya berdasarkan AD/ART GMKI saja. Kondisi
yang demikian dapat mengakibatkan kesenjangan pemahaman pelaksanaan program dalam
rangka usaha-usaha organisasi untuk mencapai visi dan misinya.
Weaknesses/Kelemahan
Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang
dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.
Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal
yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak
dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.
Pemahaman terhadap konstitusi organisasi pada tingkatan PP dan BPC, belum mampu
menterjemahkan keputusan kongres XXXIII. Pada tingkatan yang lain spefikasi keputusan
kongres XXXIII tidak tegas membentuk Tim/Komisi (nama lainnya) yang mampu membahas
konstitusi organisasi dalam pendekatan kelembagaan koordinator wilayah.
Opportunity/kesempatan
Adalah faktor positif yang muncul dari keputusan kongres XXXIII yang memberikan
kesempatan bagi setiap anggota dan atau peserta kongres untuk mendiskusikan kelembagaan
koodinator wilayah pada panitia khusus.
Kesempatan tidak hanya berupa kebijakan organisasi, akan tetapi bisa juga berupa respon dari
PP GMKI terhadap hasil keputusan sidang Pleno I yang dapat memutuskan keputusan dimaksud
denga arif dan bijaksana.
PP GMKI, juga harus mampu memainkan perannya terkait dengan isu strategis, dengan
semangat beda atau amandemen konstitusi organisasi. Hal lain juga yang dapat memberikan
kekuatan kesempatan untuk membentuk tim kajian konstitusi.
Threat/ancaman
Adalah factor negative dari organisasi yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau
berjalannya sebuah organisasi dan program kerja PP GMKI.
PP GMKI, dalam menyikapi keputusan kongres XXXIII, dispesifikasi lewat sidang pleno I untuk
dapat membentu tim hukum (dengan sebutan lain) yang mengkaji konstitusi organisasi secara
konperhensif, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang ganda terhadap status koordinator
wilayah.
C. Alternatif Solusi

106

Dengan merujuk pada Lampiran Keputusan Kongres XXXIII GMKI Nomor : 019/KXXXII/GMKI/2012, tentang Kelembagaan Koordinator Wilayah yang direduksi dalam
rekomendasi-rekomendasi :
1. Memisahkan Koordinator Wilayah dari Pengurus Pusat dengan cara mengkaji pembentukan
Badan Koordinator Wilayah lebih mendalam mengenai rencana perubahan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga terkait Pasal 7 tentang Alat Kelengkapan Organisasi;
2. Koordinator Wilayah diwajibkan mengangkat Staff atas legitimasi Pengurus Pusat guna
mengefektifkan dan membantu Tugas Koordinator Wilayah di Wilayah koordinasi masingmasing wilayah seluruh Indonesia.
Jawaban terhadap rekomendasi poin 1 :
Apapun bentuknya, terhadap penamaan Koordinator Wilayah yang akan di konvert ke
Badan Koordinator Wilayah dengan pendekatan kelembagaan. Hal ini menunjukan,
bahwa (AD Pasal 7 jo ART Pasal 11 ayat (1) AD Pasal 3), mengisyaratkan bahwa
konsekuensi dari pembentukan kelembagaan koordinator wilayah, sudah barang tentu
diamandemen konstitusi organisasi secara menyeluruh lewat tim yang dibentuk (sebutan
nama lain) untuk mengkaji dan merumuskan hasil kerja dimaksud, dan 6 (enam) bulan
sebelum pelaksanaan kongres XXXIV, maka hasil kajiaan sudah didistribusikan kepada
teman-teman BPC se-Tanah Air.
Jawaban terhadap rekomendasi poin 2 :
Dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi dengan letak geografis yang cukup luas, maka
staff-staff koordinator wilayah sangat dibutuhkan legitimasi PP GMKI untuk membantu
tugas-tugas koordinator wilayah.
D. Penutup
Demikian penyampaian hasil kerja panitia kerja kelembagaan koordinator wilayah.
Meski aku bekerja, tahan sampai berlelah, tidak cukup kuatku, hanya oleh sayang-Mu, oleh
darah-Mu kudus, dapat aku ditebus (Ny. Rohani 157 : 2)
Ut Omnes Unum Sint
Tuhan Yesus Memberkati
Cariu-Bogor, 17 November 2012

107

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 10/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
PERKUMPULAN SENIOR
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

Bahwa untuk menindaklanjuti hasil kongres XXXIII maka perlu dibentuk


Panitia Kerja Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 untuk membahas
Perkumpulan Senior

Mengingat

1.
2.
3.
4.

Memperhatikan

Tanggapan, usul, dan saran dari peserta sidang pleno I PP GMKI

Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;
Keputusan Kongres XXXIII GMKI : 020/K-XXXIII/GMKI/X/2012
tentang Perkumpulan Senior;
5. Keputusan Sidang Pleno I PP GMKI No :03/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
tentang Susunan Acara Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014;

Memutuskan
Menetapkan

1. Menerima Hasil pembahasan Panitia Kerja Perkumpulan Senior;


2. Lampiran Surat Keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Keputusan ini dan apabila terjadi kekeliruan pada surat keputusan ini,
maka akan diperbaiki di kemudian hari;
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam

:Cariu, Bogor
:Sabtu
:17 November 2012
:00.12 Wib

PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris

108

Lampiran Keputusan Sidang Pleno I PP GMKI Nomor : 10/SP-I/PP-GMKI/XI/2012 Tentang


Perkumpulan Senior
Menindaklanjuti Keputusan Kongres GMKI XXXIII di Manado tentang Perkumpulan Senior,
maka Sidang Pleno I Pengurus Pusat GMKI memutuskan :
a. Seluruh Anggota GMKI harus tunduk kepada fatsum dan aturan-aturan organisasi;
b. Keputusan Kongres Manado sebagai keputusan tertinggi organisasi wajib dijalankan
seluruh aparatur GMKI bahwa Perkumpulan Senior GMKI tidak boleh berbadan hukum
dan terlembaga secara struktural dan meningkatkan kegiatan-kegiatan yang mendukung
kerja-kerja pelayanan GMKI;
c. Apabila tidak memenuhi point 2 maka haruslah mengganti nama tanpa menggunakan
nama GMKI dan menjadi lembaga yang terpisah dari GMKI;
d. Seluruh elemen yang tergabung dalam GMKI tetap bertanggungjawab dalam menyokong
berjalannya Tugas-tugas pelayanan GMKI.

109

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 11/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
MEKANISME DISTRIBUSI KADER-KADER KE KNPI
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

Bahwa untuk menindaklanjuti hasil kongres XXXIII maka perlu dibentuk


Panitia Kerja Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 untuk membahas
Mekanisme Distribusi Kader-kader Ke KNPI

Mengingat

1. Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Visi dan Misi;


2. Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
3. Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;Keputusan

4.
Memperhatikan

Kongres
XXXIII
GMKI
:
017/KXXXIII/GMKI/X/2012Tentang:Hubungan Gerakan Mahasiswa Kristen
Indonesia Dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
Keputusan Sidang Pleno I PP GMKI No :03/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
tentang Susunan Acara Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014;

Tanggapan, usul, dan saran dari peserta sidang pleno I PP GMKI

Memutuskan
Menetapkan

1. Menerima Hasil pembahasan Panitia Kerja Mekanisme Distribusi Kader ke


KNPI;
2. Lampiran Surat Keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Keputusan ini dan apabila terjadi kekeliruan pada surat keputusan ini,
maka akan diperbaiki di kemudian hari;
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam

:Cariu, Bogor
:Minggu
:18 November 2012
:00.04 Wib

PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris

110

PETUNJUK TEKNIS
KEIKUTSERTAAN DAN MEKANISME DISTRIBUSI KADER DI KNPI
PASAL 1
1. Keikutsertaan di KNPI adalah mendukung program dan aktifitas serta menghadiri
KONGRES, musyawarah provinsi dan musyawarah kabupaten KNPI diseluruh wilayah
NKRI dimana terdapat cabang GMKI
2. Keikutsertaan tersebut dijiwai semangat kepeloporan, kepanduan dan memberi kontribusi
yang lebih besar bagi kemajuan bangsa dan negara
PASAL 2
1. Pengurus Pusat ditingkat nasional menghadiri dan menjadi peseta KONGRES KNPI

1.
2.

3.

4.

PASAL 3
Pengurus Pusat di wilayah/ Korwil memiliki kewenagan untuk menghadiri dan menjadi
peserta Musyawarah DPD KNPI di tingkat Propinsi.
Dalam hal korwil tidak dapat menghadiri dan menjadi peserta Musyawarah DPD KNPI di
tingkat propinsi, maka korwil berhak melimpahkan kewenangannya kepada BPC-BPC
yang ada di propinsi tersebut untuk menghadiri dan menjadi peserta kegiatan tersebut.
Terkait kebijakan organisasi dalam Musyawarah DPD KNPI di tingkat propinsi tersebut
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dimusyawarahkan oleh BPC-BPC yang hadir dan
tetap berkoordinasi dengan Kordinator wilayah.
Apabila tidak ditemukan keseragaman pendapat dintara BPC-BPC sebagaimana
dimaksud pada ayat 3, Maka Korwil mengambil alih permasalahan tersebut. ( PO Pasal
10 )

PASAL 4
1. BPC menghadiri dan menjadi peserta MUSKAB di tingkat kabupaten atau kota dimana
BPC tersebut berada
2. Setiap BPC hanya diperkenankan menghadiri dan menjadi peserta di 1 (satu) kabupaten
atau kota dimana kota perguruan tinggi cabang tersebut berada
2. GMKI tidak menghadiri MUSKAB di kabupaten dimana tidak terdapat cabang GMKI

1.
2.

3.
4.

PASAL 5
Pengurus Pusat berhak merekomendasikan kader GMKI untuk duduk dalam struktur DPP
KNPI
Pengurus Pusat yang berada di wilayah atau Korwil atas nama Sekum berhak
merekomendasikan kader GMKI sebagai pengurus DPD KNPI Propinsi dengan
memperhatikan pertimbangan yang disampaikan oleh BPC-BPC yang ada di wilayah.
BPC berhak merekomendasikan kader-kader GMKI untuk duduk dalam strukturn DPD
KNPI di tingkat kabupaten atau kota.
Syarat untuk direkemendasikan sebagai DPD KNPI Propinsi :
- Pernah duduk sebagai Pengurus Pusat GMKI
- Mempunyai loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap GMKI

111

Wajib menyempikan laporan keaktifan dan kinerja sekurang-kurangnya sekali dalam


4 bulan kepada PP GMKI melalui Kordinator wilayah.
5. Syarat untuk direkemendasikan sebagai DPD KNPI Propinsi atau kota :
- Pernah duduk sebagai Badan Pengurus Cabang
- Mempunyai loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap GMKI
- Wajib menyempikan laporan keaktifan dan kinerja sekurang-kurangnya sekali dalam
4 bulan kepada Badan Pengurus Cabang untuk tingkat kabupaten/kota dan kepada PP
melalui kordinator wilayah.

112

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 12/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
MEKANISME PEMBENTUKAN CABANG
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

Bahwa perlu untuk ada pembahasan berkenaan dengan mekanisme


Pembentukan Cabang untuk menyeragamkan proses pembentukan
cabang GMKI.

Mengingat

1.
2.
3.
4.

Memperhatikan

Tanggapan, usul, dan saran dari peserta sidang pleno I PP GMKI

Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah tangga Pasal GMKI pasal 1 tentang Usaha:
Keputusan Sidang Pleno I PP GMKI No :02/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
tentang Tata Tertib Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014;

Memutuskan
Menetapkan

1. Menerima Hasil pembahasan Panitia Kerja Mekanisme Pembentukan


Cabang;
2. Lampiran Surat Keputusan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan ini dan apabila terjadi kekeliruan pada
surat keputusan ini, maka akan diperbaiki di kemudian hari;
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam

:Cariu, Bogor
:Minggu
:18 November 2012
:01.55 Wib

PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris

113

Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan Pembentukan Cabang GMKI


1. Pendahuluan
Perkembangan Pendidikan Tinggi di Indonesia saat ini terus meningkat. Hal tidak dapat dilepaskan
dari tingginya kebutuhan dunia sosial dan ekonomi akan sumber daya manusia yang mumpuni.
Untuk memajukan masyarakatnya Pemerintah di daerah-daerah mengembangkan pendidikan
sampai pada tingkat tinggi dengan membuka berbagai Universitas, Sekolah tinggi dan akademi.
Antusiame yang ada menjadi peluang bagi GMKI untuk mewujudkan Panggilan Visi dan Misi
pelayanan di Kota Perguruan Tinggi tersebut. Perwujudan panggilan itu dilakukan dengan
berusaha membentuk cabang-cabang baru dikota-kota perguruan tinggi. Untuk itu perlu
mendeskripsikan langkah-langkah pemetaan calon cabang dan kondisi sosiologis masyarakat
maupun lembaga-lembaga terkait yang berada di kota perguruan tinggi serta pandangan awal
terkait dengan pembentukan cabang tersebut agar pembentukan cabang dapat menjawab panggilan
Visi dan Misi Organsiasi.
2. Dasar Pelaksanaan
2.1.
AD GMKI pasal 3 tentang Visi dan Misi Organisasi
2.2.
AD GMKI pasal 4 jo. ART pasal 1 tentang Usaha
2.3.
AD GMKI pasal 6 jo. ART pasal 2 tentang Keanggotaan
2.4.
ART GMKI pasal 8 jo. PO GMKI pasal 6 tentang pembentukan dan pembubaran
cabang
2.5.
Keputusan Kongres XXXIII GMKI Nomor 006/K-XXXIII/GMKI/XI/2012 tentang
Laporan Umum dan Laporan Keuangan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 20102012.
2.5
Keputusan Kongres XXXIII GMKI Nomor: 010/K-XXXIII/GMKI/XI/2012 tentang
Garis-garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi GMKI Masa Bakti
2012-2014;
3. Petunjuk Pelaksanaan
Dalam melakukan penjajakan pembentukan cabang baru dilakukan dengan menempuh langkahlangkah sebagai berikut:
3.1. PP GMKI meminta data dari korwil tentang keberadaan perguruan tinggi, Gereja dan kondisi
masyarakat pada kota bakal calon cabang yang diusulkan Kongres, Sidang Pleno PP GMKI,
Senior dan masyarakat. Data-data tersebut menyangkut :
3.1.1. Data Perguruan Tinggi (PTN/PTS)
Jumlah
No
Bakal Calon Cabang
Tinggi

Perguruaan
Nama PTN/PTS
1
2
3
4
5

3.1.2. Data Jumlah Warga Kota/Kabupaten Yang Beragama Kristen


No Bakal Calon Cabang
Warga Kristen

114

1
2
3
4
5
3.1.3 Data Jumlah Mahasiswa Kristen
No

Bakal Calon Cabang

Perguruan
Tinggi

Mahasiswa
Kristen
L
P

Jumlah

1
2
3
4
5
3.1.4 Data Lembaga Gereja dan Lembaga Keumatan Kristen lainnya yang ada
No
Bakal Calon Cabang
Lembaga Gereja
Lembaga Keumatan
1
2
3
4
5
3.1.5 Data Senior Members/Friends
Bakal
Calon
No Cabang
Nama Senior

Tahun Maper
Asal Cabang

1
2
3
4
5

3.1.6. Data Potensi Lain Yang Dianggap Perlu Untuk Rencana Pembentukan Cabang
Bakal
Calon
Transportasi
SDA
No
Cabang
Pendidikan
Komunikasi
1.
2
3
4
115

5
3.2. Berdasarkan data-data tersebut diatas, yang diberikan oleh korwil, maka PPH GMKI
kemudian membentuk tim studi yang terdiri Korwil dan satu atau dua cabang yang masih
dalam satu wilayah untuk melakukan studi kelayakan pembentukan cabang GMKI. Studi
kelayakan yang dilakukan meliputi:
3.2.1. Studi terhadap perhatian aktif dan dukungan gereja terhadap kehadiran Bakal calon
cabang di kota perguruan tinggi dibuktikan dengan rekomendasi/bukti tertulis.
3.2.2. Studi terhadap kondisi
3.2.2.1.Aspek Agama: (menggambarakan kehidupan keagamaan yang berada dimana
akan dilakukan pemekaran cabang)
3.2.2.2.Aspek Sosial (menggambarkan kehidupan sosial masyarakat dalam kehidupan
sehari-harinya
3.2.2.3.Aspek Budaya ( menggambarkan kehidupan budaya masyarakat yang ada
pada kota calon cabang tersebut
3.2.2.4.Aspek Ekonomi (menggambarkan pertumbuhan perekonomian masyarakat
maupun provinsi atau kab/kota dimana calon cabang tersebut akan dibentuk
3.2.2.5.Aspek Politik (menggambarkan dinamika perpolitikan yang sedang
berlangsung dan terjadi di kota calon cabang tersebut
3.2.2.6.Aspek Lingkungan (menggambarkan demografi kehidupan masyarakat dan
aspek lingkungan yang mampu membentuk dan merubah behavioralisme
kelompok atau komunitas yang ada pada kota calon cabang tesebut.
3.2.3. Studi terhadap senior members / friends yang mendukung dengan kehadiran GMKI
di kota perguruan tinggi tersebut.
3.2.4. Studi khusus lainnya, yang disesuaikan dengan kondisi obyektif di kota bakal calon
cabang GMKI tersebut dan merupakan potensi organisasi dalam mengarahkan,
mendorong dan membina bakal calon cabang tersebut.
3.3. Hasil studi tersebut disampaikan oleh korwil kepada PPH GMKI, PPH GMKI melakukan
penilaian terhadap laporan tersebut atas dasar kelayakan, PPH GMKI mengeluarkan SK
pembentukan calon cabang GMKI pada kota tersebut. Dalam SK tersebut diberikan tugas
pula kepada tim pembina yang terdiri dari Korwil dan satu atau 2 cabang terdekat untuk
menjadi cabang pembina.
3.4. Pembinaan terhadap calon cabang dilakukan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan (ART GMKI
pasal 8.c) selama masa pembinaan tersebut, korwil dan cabang pembina dapat melakukan
beberapa hal:
3.4.1. Masa Perkenalan (Penerimaan Anggota) pada calon cabang yang di koordinir oleh
masing-masing cabang pembina terdekat. Anggota yang diterima melalui masa
perkenalan tersebut, kemudian terdaftar sebagai anggota cabang pembina yang
menyelenggarakan masa perkenalan tersebut.
3.4.2. Pembentukan pengurus calon cabang GMKI diarahkan dan dipimpin oleh masingmasing cabang pembina, pengurus calon cabang tersebut sekurang-kurangnya terdiri
dari 3 (tiga) orang yaitu: Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Untuk kepengurusan
sementara tersebut, minimal ketiga anggota ini adalah senior GMKI. Pengurus Calon
Cabang bertugas untuk berkoordinasi kepada korwil dan cabang pembina dalam
melakukan pembinaan.
3.4.3. Cabang pembina senantiasa melibatkan calon cabang GMKI Dalam programprogram cabang atau wilayah, khususnya yang berhubungan dengan pembinaan
anggota.
3.4.4. Melakukan pendampingan komunikasi yang intensif dan kontinu kepada pemerintah
daerah, gereja dan lembaga keumatan kristen, serta senior members/friends yang
berdomisili di calon cabang tersebut.

116

3.4.5.

Memberikan materi-materi pembinaan dan informasi keberadaan GMKI yang intens


untuk memperkaya pemahaman tentang eksistensi GMKI.

3.5. Pembinaan yang dilakukan tersebut dilaporkan secara kontinu oleh korwil dan cabangcabang pembina yang berisi laporan pembinaan yang telah dilakukan tiap bulan..
4. Evaluasi
4.1. Evaluasi tahapan pertama
PP GMKI melakukan evaluasi terhadap pertama seluruh kesiapan pembentukan calon
cabang 6 (enam) bulan setelah SK calon cabang dikeluarkan. Evaluasi tahap pertama yang
dilakukan oleh PP GMKI ini dapat ditempuh melalui beberapa alternatif kebijakan, antara
lain:
4.1.1. Alternatif pertama
Apabila dievaluasi bahwa semua usaha pendekatan dan pembinaan telah dilakukan
secara optimal oleh masing-masing cabang pembina dibawah koordinasi korwil. Dan
menunjukkan hasil memuaskan, dalam arti kehidupan calon cabang GMKI berjalan
dinamis dan mampu menata konsolidasinya sendiri, maka akan dikelurkan SK
pembentukan cabang yang definitif.
4.1.2. Alternatif kedua
Apabila dievaluasi bahwa semua usaha pendekatan telah dilakukan secara optimal
oleh cabang pembina melalui koordinasi korwil dan menunjukkan hasil yang tidak
memuaskan, dalam arti kehidupan calon cabang GMKI statis dan menghadapi
kendala konsolidasi maka akan diberikan kesempatan kepada korwil dan cabangcabang pembina untuk melanjutkan pembinaan selama 6 (enam) bulan lagi.
4.1.3. Alternatif ketiga
Apabila dievaluasi bahwa cabang-cabang pembina melaluikoordinasi korwil tidak
melakukan usaha pendekatan dan pembinaan maka SK akan ditinjau kembali, dengan
suatu kemungkinan membatalkan SK tersebut, kecuali ada keseriusan dari bakal
calon cabang GMKI untuk menghidupkan terus menerus aktivitas GMKI di kota
masing-masing. Dalam kasus ini maka akan ditempuh kebijakan tertentu oleh PP
GMKI.
4.2.Evaluasi tahap kedua
Evaluasi tahap ledua oleh PP GMKI adalah evaluasi tahap tindak lanjut dari alternatif
kebijakan kedua dan ketika pada evaluasi tahap pertama diatas. Apabila pembinaan yang
dilakukan oleh masing-masing cabang pembina di bawah koordinasi korwil telah
menunjukkan kondisi calon cabang GMKI yang dinamis dan dapat menjalankan
konsolidasinya sendiri, maka akan diturunkan SK pembentukan cabang yang definitif.
5. Panitia Persiapan Konfercab
1. Terhadap Calon cabang yang telah mendapatkan Surat Keputusan Definitif sebagai
cabang,membentuk Panitia Persiapan Konferensi Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari
Ketua, Sekretaris, dan Bendahara minimal senior untuk mempersiapkan pelaksanakan
Konferensi Cabang Pertama sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan.
2. Panitia Wajib memberikan laporan kepada Pengurus Pusat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam satu bulan sejak Surat Keputusan Definitif sebagai cabang dikeluarkan
3. Apabila dalam waktu 6 (enam) bulan konfercab tidak terlaksana PP GMKI dapat meninjau
ulang Surat Keputusan Definitif terhadap cabang tersebut.
6. Pengambilan Data
Data-data yang dibutuhkan oleh PP GMKI sebagai dasar penjajakan pembentukan cabang GMKI
Diambil dan diolah oleh korwil dan/atau pemegang mandat berdasarkan surat tugas dari PP
GMKI. Untuk mempermudah dan memperlancar proses pengambilan dan pengilahan data, maka
korwil atau pemegang mandat PP GMKI dapat dibantu oleh fungsionaris cabang pembina

117

terdekat dan/atau senior members/friends yang berdomisili di wilayah kota calon cabang
tersebut.
7. Penutup
Demikian petunjuk teknis pelaksanaan pembentukan cabang GMKI ini dibuat sebagai panduan
mekanisme formal organisasi untuk melakukan penjajakan proses pembentukan calon cabang
menurut keputusan PP GMKI.

118

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 13/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
REKOMENDASI SIDANG PLENO I PP GMKI
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

Bahwa untuk menindaklanjuti hasil dinamika Sidang Pleno I PP GMKI


Masa Bakti 2012-2014 perlu angkat satu surat keputusan guna dasar
dalam melakukan kerja-kerja hasil dinamika sidang pleno I PP GMKI.

Mengingat

1.
2.
3.
4.

Memperhatikan

Dinamika Sidang Pleno I PP GMKI

Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;
Keputusan Sidang Pleno I PP GMKI No :03/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
tentang Susunan Acara Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 20122014;

Memutuskan
Menetapkan

1. Rekomendasi Sidang Pleno I PP GMKI;


2. Lampiran Surat Keputusan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan ini dan apabila terjadi kekeliruan pada
surat keputusan ini, maka akan diperbaiki di kemudian hari;
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam

:Cariu, Bogor
:Minggu
:18 November 2012
:02.37 Wib

PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris

119

Rekomendasi Sidang Pleno I PP GMKI


1. Pengurus Pusat harian membuat Pedoman baku mekanisme surat yang seragam dari
tingkatan Pusat sampai ke Cabang;
2. Pengurus Pusat GMKI masa Bakti 2012-2014 menindaklajuti Program PP GMKI Masa
Bakti 2010-2012 tentang pelatihan kebendaharaan cabang-cabang;
3. Untuk tuan rumah kongres dan konas akan di tentukan dalam Rapat Pengurus Pusat
Harian sebelum Pleno II berlangsung;
4. Menindaklajuti hasil kongres GMKI tentang lembaga advokasi, Pengurus Pusat melalui
bidang aksipelayanan membentuk lembaga advokasi dalam waktu 2,5 bulan sejak
ditutupnya sidang pleno I GMKI;
5. Pengurus Pusat harian merancang sistem pelaporan Laporan pertanggungjawaban
Kolektif PP GMKI, BPC dan Komisariat, yang dilaporkan di pleno II PP GMKI.

120

KEPUTUSAN SIDANG PLENO I PP GMKI


Nomor : 14/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
Tentang:
PENUTUPAN SIDANG PLENO I PP GMKI
MASA BAKTI 2012-2014
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Menimbang

Bahwa Sidang pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2004, telah


melaksanakan tugasnya.

Mengingat

1.
2.
3.
4.

Memperhatikan

Hasil-hasil yang sudah dicapai Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti


2012-2014.

Anggaran Dasar GMKI pasal 3 tentang Visi dan Misi;


Anggaran Dasar GMKI pasal 4 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 1 tentang Usaha;
Anggaran Rumah Tangga GMKI pasal 4 ayat 7 tentang Pengurus
Pusat;
5. Keputusan Sidang Pleno I PP GMKI No :03/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
tentang Susunan Acara Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 20122014;

Memutuskan
Menetapkan

Menutup Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 yang


dilaksanakan dari tanggal, 15 18 November 2012.
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam

:Cariu, Bogor
:Minggu
:18 November 2012
: 02.39 Wib

PIMPINAN SIDANG

Supriadi Narno
Ketua

Tigor Gemdita Hutapea


Sekretaris

121

Anda mungkin juga menyukai