BIDANG ORGANISASI
BADAN PENGURUS CABANG – GMKI AMBON
Masa Bakti 2020 – 2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
ANGGARAN DASAR
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
PEMBUKAAN
Sesungguhnya Yesus Kristus, Anak Allah dan Juruselamat, ialah Tuhan manusia dan alam
semesta. Kehadiran-Nya dalam sejarah ialah perbuatan Allah untuk menebus dan menyelamatkan
manusia melalui kematian dan kebangkitan-Nya yang menjadikan semuanya baru dan sempurna.
Anugerah-Nya yang dinyatakan dalam karya-Nya memanggil manusia untuk percaya dan
mengucap syukur dalam penatalayanan alam semesta, mewujudkan iman, pengharapan dan cinta
kasih dalam kehidupan sehari-hari.
Roh Kudus menghidupkan persekutuan orang beriman selaku Gereja yang esa, am dan rasuli,
yang diutus untuk menyampaikan kabar keselamatan dan pembebasan bagi pembaruan manusia
dan alam semesta.
Maka menjadi panggilan dan pengutusan setiap warga gereja yang ditempatkan Tuhan di
dalam perjalanan sejarah bangsa dan negara Indonesia, untuk menyatakan kehadiran-Nya dalam
pemberitaan-Nya dan kehidupan yang bertanggungjawab bersumber pada Alkitab yang
menyaksikan Yesus Kristus ialah Tuhan dan Juruselamat di dalam keesaan Allah Bapa, Anak dan
Roh Kudus yang mengerjakan keselamatan manusia untuk mewujudkan kesejahteraan,
perdamaian, keadilan dan kebenaran di tengah-tengah Masyarakat, Bangsa dan Negara.
Untuk mewujudkan panggilan dan pengutusan dalam kehidupan dan perkembangan
perguruan tinggi dan mahasiswa, maka pada tanggal 9 Februari 1950 Mahasiswa Kristen
Indonesia yang melanjutkan usaha Christelijke Studenteen Vereeniging op Java, yang berdiri pada
tanggal 28 Desember 1932 di Kaliurang untuk mengikutsertakan Gereja dalam pergerakan
oikoumene dan perjuangan Bangsa yang dalam revolusi kemerdekaan Indonesia menjelma
menjadi Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia bersama-sama dengan Christelijke
Studenteen Vereeniging pada waktu itu timbul sebagai persekutuan yang baru bersama-sama
berjuang menegakkan dan mempertahankan Republik Indonesia, Negara Proklamasi 17 Agustus
1945, kemudian meleburkan diri dan berhimpun dalam satu bentuk persekutuan dengan nama
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia yang bergabung dalam World Student Christian
Federation.
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Pasal 1
NAMA, TEMPAT DAN WAKTU
Pasal 2
ASAS
Pasal 3
Pasal 4
USAHA
Organisasi ini berusaha mencapai visi dan misinya sejalan dengan asas organisasi
Pasal 5
STATUS DAN BENTUK ORGANISASI
1. Status : Organisasi ini adalah organisasi yang bersifat gerejawi dan tidak merupakan bagian
dari organisasi politik.
2. Bentuk : Organisasi ini berbentuk kesatuan yang mempunyai cabang-cabang di kota-kota
perguruan tinggi di Indonesia
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Pasal 6
KEANGGOTAAN
1. Yang diterima menjadi anggota ialah mereka yang menerima visi dan misi serta bersedia
menjalankan usaha organisasi
2. Anggota terdiri dari :
a. Anggota biasa
b. Anggota luar biasa
c. Anggota kehormatan
d. Anggota penyokong
3. Hak Anggota :
a. Anggota biasa mempunyai hak suara, hak memilih dan hak dipilih.
b. Anggota luar biasa mempunyai hak dipilih dan hak usul.
c. Anggota kehormatan dan anggota penyokong mempunyai hak usul.
4. Kewajiban Anggota :
a. Bertanggung jawab mewujudkan visi, misi dan usaha berdasarkan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga organisasi.
b. Bertanggung jawab mewujudkan dan membina persekutuan dalam kehidupan
organisasi.
Pasal 7
ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 8
KEPUTUSAN PERSIDANGAN
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Pasal 9
PERBENDAHARAAN
Perbendaharaan organisasi ini diperoleh dari iuran anggota, sumbangan danpendapatan lain yang
sesuai dengan asas, visi dan misi organisasi.
Pasal 10
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
1. Perubahan Anggaran Dasar organisasi ini berlaku berdasarkan keputusan Kongres dengan
persetujuan sekurang-kurangnya tiga per empat jumlah suara utusan yang hadir.
a. Usul Perubahan Anggaran Dasar dari Cabang sudah disampaikan kepada
Pengurus Pusat selambat-lambatnya empat bulan sebelum Kongres.
b. Selanjutnya Pengurus Pusat sudah menyampaikan kepada
cabang- cabang selambat-lambatnya dua bulan sebelum Kongres.
Pasal 11
PEMBUBARAN
1. Organisasi ini dibubarkan berdasarkan keputusan Kongres yang khusus berlangsung untuk
maksud tersebut yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya tiga per empat jumlah cabang, serta
memperoleh persetujuan sekurang-kurangnya tiga per empat dari jumlah utusan yang hadir.
2.
a. Pengurus Pusat memberitahukan kepada cabang-cabang selambat- lambatnya dua bulan
sebelum Kongres Khusus tersebut.
b. Kongres Khusus memutuskan mengenai hak milik organisasi.
Pasal 12
ATURAN TAMBAHAN
Hal-hal yang belum tercakup dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
PEMBUKAAN
Pembukaan mengandung lima alinea. Alinea pertama sampai ketiga merupakan landasan
kepercayaan GMKI. Kepercayaan yang dianut tersebut terpusat kepada Yesus Kristus
(Christocentris) karena hanya melalui Yesus Kristus sajalah manusia dapat mengenal Allah yang
benar.
Alinea keempat menunjukkan kesadaran GMKI terhadap apa yang dipercaya dan
sekaligus melihat arti panggilannya konteks kepercayaannya terhadap lingkungan di mana ia
hidup, yakni “sejarah bangsa dan negara Indonesia”. Dalam alinea ini pula ditekankan tentang
ketritunggalan Allah yang merupakan bagian dari kepercayaan Kristen yang Am. Hal ini
dimaksudkan agar GMKI dapat terhindar dari ajaran-ajaran sektaris yang tidak mengakui
kepercayaan tersebut.
Alinea kelima menggambarkan tentang aspek kesejarahan dari kehidupan GMKI. GMKI
berawal di saat dimulainya Perguruan Tinggi di Indonesia. Pergerakan Mahsiswa Kristen
mengikuti irama kehidupan Perguruan Tinggi dan Masyarakat. Mahasiswa Kristen Indonesia yang
tergabung dalam PMKI bersama-sama dengan CSV yang pada waktu itu timbul sebagai
persekutuan yang baru, ikut pula berada di arena perjuangan bangsa untuk mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia, Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 yang pada waktu itu
berada dalam ancaman.
Pasal 1
NAMA, TEMPAT DAN WAKTU
1. Telah jelas.
2. Bahwa Pengurus Pusat sebagai pengelola organisasi berkedudukan di tempat di mana PP
sedang dalam melaksanakan tugasnya secara keseluruhan.
3. “berdiri” – juncto Pembukaan AD alinea 5 “waktu yang ditentukan” – juncto AD pasal 11 ayat
1.
Pasal 2
ASAS
Pasal 3
VISI DAN MISI
1. Telah jelas
2. Rumusan misi GMKI mengandung tiga hal yang penting, yakni:
a. Aspek marturia yakni kesaksian atau mission dari GMKI dan untuk mempertahankan
masalah spiritual dalam pelayanannya.
b. Aspek koinonia yakni persekutuan di mana GMKI akan melaksanakan kegiatan yang
mempersatukan dan membaharui kehidupan Gereja, masyarakat dan manusia.
c. Aspek diakonia yakni pelayanan. Di sini GMKI menempatkan diri selaku organisasi
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
kader yang mempersiapkan pemimpin masa datang. Selain itu pula GMKI
menempatkan dirinya selaku sarana perjuangan untuk menciptakan kesejahteraan,
perdamaian, keadilan, kebenaran dan cinta kasih di tengah-tengah manusia dan alam
semesta.
Rumusan visi dan misi GMKI merupakan bagian dari perjuangan GMKI dalam mencapai tujuan
nasional sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Pasal 4
USAHA
Pasal 5
STATUS DAN BENTUK ORGANISASI
1. Status GMKI menurut ayat ini berarti bahwa GMKI adalah organisasi mahasiswa yang bersifat
gerejani. Ia berafiliasi dan seaspirasi dengan Gereja karena dari sana ia lahir. GMKI adalah
bagian dari gereja itu sendiri yang berada di tengah-tengah Perguruan Tinggi untuk
melaksanakan tugas-tugas gereja.
2. Bentuk organisasi ini adalah kesatuan. Ini berarti bukan bentuk federasi. Sebagai akibat dari
benruk kesatuan tersebut maka harus ada pimpinan tertinggi dan dalam hal ini adalah
Pengurus Pusat (juncto AD pasal 7 ayat 3 dan pasal 1 ayat 2). Karena itu Pengurus Pusat
selaku pimpinan organisasi adalah pelaksana kebijakan organisasi setelah Kongres. Cabang-
cabang adalah pelaksana kebijakan organisasi yang telah ditentukan Pengurus Pusat. Oleh
karena itu susunan Badan Pengurus Cabang dilantik dan disahkan oleh Pengurus Pusat
(juncto ART pasal 6 ayat 3.b.) dan Badan Pengurus Cabang bertanggung jawab kepada
Pengurus Pusat (juncto ART pasal 6 ayat 4.a.). Wewenang pimpinan organisasi ini juga
tampak dalam pembentukan dan pembubaran cabang (juncto ART pasal 8).
Pasal 6
KEANGGOTAAN
1. Menerima visi dan misi tidak berarti telah menjadi Kristen, artinya yang diterima menjadi
anggota GMKI bukan hanya mahasiswa Kristen, dan bersedia menjalankan usaha organisasi
yang bersumber pada Alkitab. Dengan demikian GMKI membuka/memberi kesempatan
kepada mahasiswa lainnya di luar Iman Kristen untuk menjadi anggota GMKI (juncto AD pasal
3 ayat 1).
2. Juncto ART pasal 2ayat 1.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
Pasal 7
ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI
1. Telah jelas
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Pasal 8
KEPUTUSAN PERSIDANGAN
1. Keputusan persidangan ini berlaku untuk semua persidangan dalam organisasi kecuali
persidangan yang menyangkut perubahan AD (AD pasal 10 ayat 1 ) dan pembubaran
organisasi (AD pasal 11 ayat 1 ).
2. Juncto AD pasal 8 ayat 1.
Pasal 9
PERBENDAHARAAN
Telah Jelas
Pasal 10
1. Juncto AD pasal 8.
2. Telah jelas.
Pasal 11
1. Juncto AD pasal 8.
2. Telah jelas.
Pasal 12
Telah Jelas
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Pasal 1
USAHA
Pasal 2
KEANGGOTAAN
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Pasal 4
PENGURUS PUSAT
1. Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari lima orang, yaitu Ketua Umum,
Sekretaris Umum dan Bendahra Umum, dan dua orang anggota.
2. Anggota Pengurus Pusat adalah warga negara Indonesia dan beragama Kristen.
3. A. Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres dan sistem pemiliham langsung dan/atau
pemilihan Pemiliahan Formatur.
B. Susunan Pengurus pusat yang dibentuk oleh formatur harus sudah dikirimkan kepada
Cabang-cabang selambat-lambatnya dua bulan sesudah Kongres.
C. Selama Pengurus Pusat yang baru belum terbentuk, maka Pengurus Pusat yang lama
tetap Bertanggung jawab.
4. A. Pengurus Pusat bertanggungjawab kepada Kongres.
B. Pengurus Pusat mempersiapkan Kongres.
5. Ketua Umum dan Sekretarus Umum Pengurus Pusat mewakili organisasi kedalam dan
keluar.
6. A. Pengurus Pusat dapat membentuk dan membubarkan badan pembantu yang berupa
komisi, panitia khusus bagi kelancaran pekerjaannya.
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
B. Pengurus Pusat dapat mengangkat dan membebaskan anggota dan staf yang
ditempatkan dalam badan pembantu tersebut.
7. Pengurus Pusat bersidang seekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun.
8. Pergantian Pengurus Pusat harus disertai dengan Serah Terima yang selengkap-
lengkapnya
Pasal 5
KONFERENSI CABANG
1. Konferensi Cabang dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari anggota-anggota yang dipilih
oleh Konferensi Cabang.
2. Konferensi Cabang Bertugas :
a. Menilai laporan Badan Pengurus Cabang dalam melaksanakan Keputusan Kongres,
Keputusan Pengurus Pusat dan Keputusan Konferensi Cabang.
b. Menyusun Program Kerja. Menetapkan struktur, kebijaksanaan dan anggran pendaptan
dan belanja cabang.
c. Menetapkan masa kerja kepengurusan dan memilih Badan Pengurus Cabang.
3. Konferenai Cabang bertanggungjawab kepada Pengurus Pusat, melalui Badan Pengurus
Cabang.
Pasal 6
BADAN PENGURUS CABANG
1. Badan Pengurus Cabang, sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang yaitu Ketua, Sekretaris
dan Bendahara.
2. Anggota Badan Pengurus Cabang adalah warga negara Indonesia dan beragama Kristen
3. A. Badan Pengurus Cabang dipilh oleh Konferesni Cabang dengan sitem Pemilihan langsung
dan/atau formatur.
B. Susunan Badan Pengurus Cabang yang telah terbentuk dilantik dan disahkan oleh
Pengurus Pusat dan harus dikirimkan kepada anggota-anggota selambat-lambatnya dua
bulan setelah pemilihan berlangsung.
4. A. Badan Pengurus Cabang bertanggungjawab kepada Konferensi Cabang dan Pengurus
Pusat.
B. Badan Pengurus Cabang mempersiapkan Konferensi Cabang.
5. Badan Pengurus Cabang bersidang sekurang-kurangnya satu kali dalam dua bulan
6. Penggantian Badan Pengurus Cabang harus disertai dengan serah terima selengkap-
lengkapnya.
Pasal 7
SAHNYA PERSIDANGAN
Persidangan sah untuk mengambil keputusan apabila jumlah yang hadir sekurang-kuragnya
setengah ditambah satu orang dari seluruh anggota persidangan.
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Pasal 8
PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN CABANG
Pasal 9
PERBENDAHARAAN
1. Anggota diwajibkan membayar iuran atau donasi menurut jumlah yang ditetapkan Kongres.
2. Cabang diwajibkan sekurang-kurangnya satu kali dalam empat bulam menyerahkan sebagian
dari iuran atau donasi dan pendapatan lainnya kepada Pengurus Pusat menurut jumlah yang
ditetapkan oleh Kongres.
3. A. Kongres membentuk Badan Pemeriksa Keuangan yang anggotanya terdiri dari wakil
cabang-cabang untuk memeriksa keuangan Pengurus Pusat dan hasil emeriksaan tersebut
dilaporkan kepada Kongres.
B. Badan Pemeriksa Keuangan bekerja secara berkala selama masa kerja Pengurus Pusat
Diantar dua kongres.
C. Kongres menetapkan edoman kerja Badan Pemerika Keuangan.
Pasal 10
LAMBANG DAN MARS
1. Organisasi ini mempunyai lambang dan mars.
2. Lambang organisasi terdiri dari :
a. Bendera
b. Panji
c. Topi
d. Lencana
e. Pita Kepengurusan.
3. Benderan Organisasi.
a. Dibuat dari kain berwarna biru laut.
b.
(1) Berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan tiga berbanding dua.
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
(2) Di tengah-tengah terdapat gambar GMKI berwarna putih yang terlihat jelas pada kedua
sisinya (dengan tulisan terbalik pada satu sisi.
(3) Perbandingan tinggi lambang dan lebar bendera adalah satu banding dua.
c. Dipergunakan dalam upacara resmi baik yang bersifat umum, maupun yang bersifat
khusus organisasi bersama-sama dengan bendera Merah Putih.
(1) Dalam upacata tingkat nasional atau daerah (regional) dipergunakan bendera umum
Organisasi (bendera GMKI) yang berukuran 270 x 180 cm.
(2) Dalam upacara tingkat lokal (Cabang) dipergunakan bendera cabang yang berukuran
135 x 90 cm.
(3) Bendera Merah Putih yang dipergunakan bersama-sama dengan Bendera organisasi
harus mempunyai ukuran yang sama.
4. Panji Organisasi
a. Dibuat dari kain dengan warna dasar abu-abu dan biru tua kehitam-hitaman.
b. Tali pinggir (tepi) panji dibuat dari kain berwarna putih.
c. Rumbai-rumbai bawah berwarna putih.
d. Lebar panji 50cm dengan perincian 15cm abu-abu, 20cm biru tua dan 15cm abu-abu.
e. Tinggi panji dari puncak sampai keujung sudut ditengah 80cm, tinggi kedua tepi 60cm.
f. Tanda salib dan tulisan dibuat dengan warna putih.
(1) Panji umum bertuliskan GMKI berwarna putih dibawah tanda salib.
(2) Panji cabang bertukiskan huruf GMKI diatas salib dan nama cabang dibawah
tanda salib.
5. Topi Organisasi
a. Berbentuk bundar (baret) dengan warna dasar biru tua kehitam-hitaman
b. Memanjang dari muka ke belakang, di tengah-tengah topi diletakkan kain warna abu-abu
dengan lebar bagian muka 8 cm dan lebar bagian belakang 6 cm.
c. Pada topi organisasi hanya dapat dikenakan lencana organisasi yang berbentuk
lambang GMKI yang berwarna putih logam, biru tua dan abu-abu, berukuran (tinggi) 4
cm, pada bagian muka yang berwarna abu-abu.
d. Dipergunakan dalam setiap kegiatan organisasi baik yang bersifat umum, maupun yang
bersifat khusus organisasi.
6. Lencana Organisasi
a. Berbentuk perisai (segi lima) dan dibuat dari logam
b. Di tengah-tengah terletak tanda salib berwarna putih logam di atas dasar cat biru tua.
c. Tepinya berwarna abu-abu dengan :
(1) Tulisan GMKI pada bagian atasnya;
(2) Tiga buah garis-garis vertikal pada setiap sayap, dikanan dan kiri, dan garis
yang terletak di tengah adalah yang terpanjang;
(3) Tulisan “ Ut Omnes Unum Sint” melingkar dari kiri ke kanan, yang masing-
masing berwarna putih logam.
d. Terdiri dari tiga jenis, yaitu :
(1) Lencana dada, dengan tinggi 2,5 cm
(2) Lencana topi, dengan tinggi 4 cm
(3) Lencana pita kepengurusan, dengan tinggi 8 cm.
e. Dipergunakan dengan ketentuan sebagai berikut ;
(1) Lencana dada dikenakan pada dada sebelah kiri.
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Pasal 11
TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI
1. Organisasi ini mempunyai tingkat keputusan dengan urut-urutan dari yang tertinggi samapi
terendah sebagai berikut :
a. Anggaran Dasar
b. Anggaran RumahTangga
c. Keputusan Kongres
d. Keputusan Pengurus Pusat
e. Keputusan Konperensi cabang
f. Keputusan Badan Pengurus Cabang
2. Keputusan yang lebih rendah tunduk kepada keputusan yang lebih tinggi sesuai dengan
tingkatan keputusan organisasi.
Pasal 12
PENUTUP
Hal-hal yang belum tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur oleh Keputusan Kongres,
Keputusan Pengurus Pusat, Keputusan Konperensi Cabang, Keputusan Badan Pengurus
Cabang. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GMKI ini tetapkan oleh Kongres nasional
XXIX GMKI pada tanggal 14 Desember 2004 di Pematang Siantar, Sumatera Utara.
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Pasal 1
USAHA
Usaha organisasi adalah bentuk umum program GMKI yang senantiasa harus diperhatikan oleh
aparat Organisasi. Usaha Organiasi adalah penjabran dari Pembukaan/Sumber, Visi dan Misi.
Dengan melaksanakan usaha ini dicanangkan organisasi akan mencapai visi dan misinya atau
setidak- tidaknya mendekatkan dirinya kepada Visi dan Misi
Pasal 2
KEANGGOTAAN
1.
a. “Sesudah tidak menjadi mahasiswa lagi” berarti bai yang telah menyelesaikan studinya
atau yang meninggalkan bangku kuliahnya belum menyelesaikan studinya baik semasa
CSV op Java, PMKI dan CVV yang baru hingga sekarang.
b.
(1) Ini acap disebut sebagai “senior member”.
(2) “Bekas mahasiswa” berarti mahasiswa seperti tersebut dalam titik A tetapi tidak
Pernah mendaftarkan diri sebagai anggota “mahasisa yang tidak termasuk dalam
Titik A berarti mahasiswa yang bukan warga negara Indonesia tetapi kuliah di
Indonesia dan/atau mahasiswa berwarga negara Indonesia yang tidak mengikuti
Kuliah di Indonesia dan ia berdomisili di Indonesia, Mereka ini acap disebut “Senior
Friends”, juga mereka yang tergolong dalam titik d.
c. Juncto titik B ; perlu peraturan organisasi
d. Juncto titik B ; perlu peraturan organisasi
2. Telas jelas
B. Telah Jelas
C. Telah Jelas
D. Telah Jelas.
3. Telah Jelas
4. Telah Jelas
Pasal 3
KONGRES
1. Ini menunjukan kongres sah berlangsung bila dua syarat dipenuhi sekaligus. “Jumlah
Cabang” – seluruh cabang yang sah menurut ketentuan terakhir Pengurus Pusat. “Jumlah
seluruh utusan” – Juncto ART pasal 2 ayat 2.
2. Telah Jelas
3. Perhitungan di mulai dari 25 ke atas karena jumlah mahasiswa yang merupakan syarat
minimal dapat dibentuknya cabang adalah 25 orang (juncto ART pasal 8 ayat 2.b.).
4. Telah Jelas
5. Terdapat 4 pokok yang harus dilaksanakan Kongres. Sebelum kongres berlangsung,
Pengurus Pusat menyampaikan kepada cabang- cabang, tugas mana saja yang akan
dilaksanakan Kongres untuk dipertimbangkan Kongres. Tugas Kongres dalam menilai
laporan Pengurus Pusat adalah memberikan penilaian kualitatif untuk dijadikan dokumentasi
bagi kehidupan organisasi dan/atau menjadi bahan di dalam Kongres itu sendiri.
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Pasal 4
PENGURUS PUSAT
1. Telah Jelas
2. Telah Jelas
3. A. Berarti terdapat tiga cara yakni (pertama), memilih keseluruhan fungsionaris ; (kedua)
Memilih beberapa orang fungsionaris dan ditambah beberapa orang anggota menjadi
Formatur; dan (ketiga) memilih beberapa orang menjadi formatur tanpa memilih terlebih
Dahulu fungsionaris. Formatur adalah mandataris Kongres untuk melaksanakan tugas
Tersebut.
B. Bilamana pemilihan Pengurus Pusat memakai sistem pemilihan langsung maka butir
b ini Tidak berlaku.
C. Bilamana pemilohan Pengurus Pusat memakai sistem pemilihan langsung maka butir
c ini Tidak berlaku.
4. A. Juncto ART pasal 3 ayat 5 b
B. Juncto ART pasal 3 ayat 5
5. Pada dasarnya kepemimpinan organisasi adalah kolektif dimana pengaturannya diatur
dalam P.O (Job Discriptio) ; namun dalam hal-hal terntentu membutuhkan penampilan
organisasi yang bersangkut paut dengan hukum atau yang berkaitan dengan hukum
maka yang mewakili organisasi adalah Ketua Umum dan Sekretaris Umum.
6. A. Masa kerja dari Badan Pembantu atau Komisi selama-lamnya sama dengan masa
kerja Pengurus Pusat yang membentuknya.
B. Juncto ART Pasal 4 ayat 6 a.
7. Telah jelas
8. Telah jelas.
9. Telah Jelas
10. Telah Jelas
11. A. Berarti terdapat tiga cara yakni (pertama), memilih keseluruhan fungsionaris ; (kedua)
Memilih beberapa orang fungsionaris dan ditambah beberapa orang anggota menjadi
Formatur; dan (ketiga) memilih beberapa orang menjadi formatur tanpa memilih terlebih
Dahulu fungsionaris. Formatur adalah mandataris Kongres untuk melaksanakan tugas
Tersebut.
B. Bilamana pemilihan Pengurus Pusat memakai sistem pemilihan langsung maka butir
b ini Tidak berlaku.
C. Bilamana pemilohan Pengurus Pusat memakai sistem pemilihan langsung maka butir
c ini Tidak berlaku.
12. Juncto ART pasal 3 ayat 5 b
13. B. Juncto ART pasal 3 ayat 5
14. Pada dasarnya kepemimpinan organisasi adalah kolektif dimana pengaturannya diatur
dalam P.O (Job Discriptio) ; namun dalam hal-hal terntentu membutuhkan penampilan
organisasi yang bersangkut paut dengan hukum atau yang berkaitan dengan hukum
maka yang mewakili organisasi adalah Ketua Umum dan Sekretaris Umum.
15. A. Masa kerja dari Badan Pembantu atau Komisi selama-lamnya sama dengan masa
kerja Pengurus Pusat yang membentuknya.
B. Juncto ART Pasal 4 ayat 6 a.
16. Telah jelas
17. Telah jelas.
Pasal 5
KONFERENSI CABANG
1. Telah jelas.
2. Terdapat tiga tugas yang harus dilaksanakan Konperensi Cabang. Sebelum Konperensi
Cabang dimulai, BPC harus menyampaikan kepada para anggota tugas mana saja yang
akan dilaksanakan. Konperensi Cabang dalam “menilai laporan” adalah memberikan
penilaian kualitatif untuk dijadikan dokumentasi bagi kehidupan organisasi (cabang)
dan/atau menjadi bahan di dalam Konperensi Cabang itu sendiri. Dalam menetapkan
masa kerja kepengurusan, Konperensi Cabang wajib terlebih dahulu melakukan studi
yang mendalam dengan mempertimbangkan kondisi obyektif cabang.
3. Konperensi Cabang bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat melalui Badan
Pengurus Cabang karena konperensi Cabang temporer sifatnya dan ini badan
konsultatif, sedang pelaksana Konperensi Cabang adalah Badan Pengurus Cabang.
Yang mempertanggungjawabkan kepada Pengurus Pusat mengenai hasil-hasil
Konperensi Cabang adalah Badan Pengurus Cabang yang mempersiapkan Konperensi
Cabang tersebut.
Pasal 6
BADAN PENGURUS CABANG
1. Telah Jelas
2. Telah Jelas
3. A. Juncto ART pasal 4 ayat 3 a. Formatur adalah mandataris Konferensi Cabang dalam
Melaksanakan tugas tersebut.
B. Telah jelas.
4. A. Dalam rangka melaksanakan pertanggungjawaban Badan Pengurus Cabang
khususnya di Dalam Konferensu Cabang maka Pertama ; Laporan BPC haruslah
merupakan laporan Kepada Konferensi Cabang dan Pengurus Pusat, Kedua ; bilamana
Konferensi Cabang Tersebut dihadiri oleh Pengurus Pusat maka PP berkewajiban
menilai laporan tersebut.
B. Juncto ART asal 5 ayat 2
5. Telah jelas
6. Telah Jelas
Pasal 7
SAHNYA PERSIDANGAN
Pasal 8
PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN CABANG
Yang disebut dengan “Perguruan Tinggi” adalah pendidikan sesudah Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas yang dikategorikan sederajat dengan Perguruan Tinggi. Ini berarti pula bila
di satu kota terdapat satu cabang dari Perguruan Tinggi yang melaksanakan fungsi
pendidikan tinggi. Yang disebut dengan “dua cabang yang berdekatan” adalah cabang yang
dapat melaksanakan tugas lebih efektif dalam menjalankan fungsi ini baik dari segi geografi
maupun komunikasi.
Pasal 9
PERBENDAHARAAN
1. Telah Jelas
2. Kongres menetapkan sejumlah uang yang harus diserahkan oleh cabang kepada
Pengurus Pusat jumlah mana diambil dari pendapatan Badan Pengurus Cabang yaitu
iuran, donasi dan pendapatan lainnya di cabang tersebut.
3. Telah jelas.
Pasal 10
LAMBANG DAN MARS
Penjelasan tentang warna dan bentuk lambang lihat pada bagian terlampir.
Pasal 11
TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Telah Jelas
PERATURAN ORGANISASI
Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1. Pengertian tentang Peraturan Organisasi GMKI adalah suatu peraturan yang mengatur
serta mengikat semua anggota dan alat perlengkapan organisasi termasuk mekanisme
kerjanya yang belum diatur dalam Anggaran Dasar/ AnggaranRumah Tangga GMKI dan
Keputusan Kongres.
2. Fungsi Peraturan Organisasi GMKI adalah untuk memberikan keseragaman interpretasi
terhadap konstitusi organisasi. Sehingga terwujud pemerataan tindak kerja seluruh
aparat organisasi. Sesuai dengan aturan-aturan dalam konstitusi organisasi.
3. Peraturan Organisasi ini adalah keputusan Pengurus Pusat.
Pasal 2
KEANGGOTAAN
1. Anggota Biasa :
a. Anggota Biasa diterima oleh Badan Pengurus Cabang melalui Masa Perkenanalan
b. Anggota Biasa yang diterima ialah mereka yang mengikuti acara MasaPerkenalan
yang kriterianya diatur oleh Badan Pengurus Cabang.
c. Anggota Biasa yang diterima diwajibkan menandatangani formulir kesediaan
menjadi anggota GMKI dengan menerima Visi dan Misi serta bersedia
menjalankan Usaha Organisasi.
d. Pengurus Pusat menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan Masa Perkenalan sebagai
edoman penerimaan anggota biasa
e. Pada kondisi cabang yang tidak memungknkan melaksanakan MasaPerkenalan,
Pengurus Pusat dapat mengambil peran dalam proses penerimaan anggota biasa.
f. Anggota biasa dapat pindah dan diterima di Cabang GMKI lain denganmenunjukan
surat keterangan pindah dari cabang asal.
2. Anggota Luar Biasa :
a. Bekas Anggota biasa otomatis menjadi anggota luar biasa.
b. Bekas mahasiswa dan mahasiwa yang tidak memenuhi syarat anggota biasadapat
mengajukan permohonan tertulis untuk menjadi anggota Luar Biasa GMKI kepada
Badan Pengurus Cabang, dan penerimaannya diputuskan olehBadan Pengurus
Cabang.
c. Anggota luar biasa yang pindah dapat menghubungi atau memberitahukankepada
Badan Pengurus Cabang terdekat.
3. Anggota Kehormatan :
a. Ketentuan untuk menjadi Anggota Kehormatan GMKI adalah Warga Negara
Indonesia. Tokoh Nasional dan/atau tokoh Gerejawi serta mempunyai andil yang
besar dalam perjuangan untuk menegakkan Visi, Misi dan Eksistensi GMKI.
b. Pengusulan Anggota Kehormatan diusulkan oleh Badan Pengurus Cabang secara
tertulis kepada Pengurus Pusat untuk dipelajari dan dibahas dalam persidangan
Pengurus Pusat dan kemudian dilaporkan kepada Kongres.
4. Anggota Penyokong :
a. Anggota Penyokong GMKI tidak pernah menjadi anggota biasa GMKI.
b. Anggota Penyokong dalam memberikan bantuan sifatnya tidak mengikat organisasi.
c. Apabila dalam tiga kali jadwal yang sudah ditentukan. Anggota Penyokong tidak
memberikan bantuannya kepada organisasi tanpa alasan yang jelas maka Badan
Pengurus Cabang dapat membebaskan status keanggotaannya.
5. Daftar Anggota :
a. Daftar Anggota yang wajib diserahkan Badan Pengurus Cabang kepada Pengurus
Pusat adalah Daftar Anggota, yang sekurang-kurangnya menjelaskan tentang nama
anggota, status kemahasiswaan (asal perguruan tinggi, jurusan/ departemen dan
fakultas) dan tahun penerimaannya sebagai anggota GMKI.
b. Apabila dalam waktu tiga bulan sebelum Kongres, Badan Pengurus Cabang tidak
menyerahkan daftar anggotanya, maka Pengurus Pusat dapat memutuskan jumlah
utusan Cabang untuk menghadiri Kongres.
Pasal 3
PENGURUS PUSAT
Pasal 4
KONFERENSI CABANG
Pasal 5
BADAN PENGURUS CABANG
b. Naskah serah terima ditulis diatas kertas bermeterai dan ditandatangani olehBadan
Pengurus Cabang Demisioner. Badan Pengurus Cabang terpilih,dan Pengurus Pusat
sebagai saksi
c. Badan Pengurus Demisioner tetap bertanggung jawab sampai dilakukan serah
terima.
3. Pergantian antar waktu Fungsionaris Badang Pengurus Cabang :
a. Pergantian antar waktu fungsionaris Badan Pengurus Cabang termasuk penanggung
jawab Badan Pengurus Cabang dapat dilakukan apabila yang bersangkutan
meninggal dunia atau berhalangan tetap, mengundurkan diri, kurang aktif atau
melanggar aturan organisasi dan disampaikan kepada Pengurus Pusat.
b. Pergantian antar waktu Fungsionaris Badan Pengurus Cabang harus atas
persetujuan Pengurus Pusat.
c. Calon pengganti fungsionaris Badan Pengurus Cabang diusulkan oleh Badan
Pengurus Cabang kepada Pengurus Pusat untuk dipelajari, dipertimbangkan dan
diputuskan.
d. Usulan pergantian antar waktu harus disertai dengan data-data/kronologis yang
terjadi sehingga Badan Pengurus Cabang perlu untuk mengusulkan pergantian antar
waktu.
e. Apabila Pengurus Pusat memutuskan untuk tidak menerima pergantian
fungsionaris Badan Pengurus Cabang tersebut, maka fungsionaris tersebut masih
sah sebagai Badan Pengurus Cabang.
4. Rangkap Jabatan :
a. Seluruh Fungsionaris Badan Pengurus Cabang tidak diperkenankan rangkap jabatan
didalam organisasi.
b. Penanggung jawab Cabang tidak diperkenankan rangkap jabatan diluar organisasi.
5. Masa Kerja Badan Pengurus Cabang terhitung mulai tanggal berakhirnya pelaksanaan
Konferensi Cabang.
6. Pengurus Pusat dapat menunjuk “CareTaker” Badan Pengurus Cabang apabila :
a. Kalender Konstitusi telah berakhir sedang Konferensi Cabang belu dilaksanakan
b. Badan Pengurus Cabang menyimpang dari asas, visi dan misi organisasi, dari
Keputusan Kongres, Keputusan Pengurus Pusat, dan Keputusan Konferensi Cabang.
7. Badan Pengurus Cabang hanya diperkenankan mengeluarkan sikap dan pernyataan
keluar meliputi ruang lingkup lokal Medan Pelayanannya yang tidak bertetantangan
dengan kebijakan organisasi dan harus dilaporkan kepada Pengurus Pusat.
8. Sistematika Laporan Umum Pertanggungjawaban Badan Pengurus Cabang harus
mengikuti Mekanisme Kerja Internal yang ditetapkan oeh Pengurus Pusat GMKI.
Laporan Hasil Konferensi Cabang dan Keputusan tentang Personalia Badan Pengurus
Cabang berdasarkan hasil Konferensi Cabang/Formatur harus dikirimkan kepada
Pengurus Pusat GMKI selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal
berakhirnya Konferensi Cabang.
Pasal 6
PEMBENTUKAN, PENAMAAN DAN PEMBUBARAN
GMKI tetapi sulit didirikan cabang GMKI, maka mahasiswa tersebut dapat diterima
menjadi anggota GMKI dari Cabang terdekat dan menjadi bagian dari Cabang yang
menerimanya.
3. Pembentukan dan Pembubaran Cabang diberitahukan kepada pihak Gereja dan
Pemerintah daerah setempat.
4. Penamaan cabang dapat berdasarkan; pertama, nama kota; kedua, nama kabupaten;
ketiga, nama ibu kota kabupaten; keempat, nama strktur administrasi pemerintahan
lainnya; atau kelima. Kombinasi dari dua nama diatas; dan ditetapkan melalui Keputusan
Pengurus Pusat.
Pasal 7
KOMISARIAT
Pasal 8
LAMBANG DAN MARS
1. Lambang yang dapat digunakan sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal10
baik dalam jenis, bentuk, ukuran, gambar, bahan dan warna.
2. Lambang organisasi digunakan dalam upacara resmi yang bersifat umum, terdiri dari:
a. Upacara resmi bersifat umum intern organisasi, yaitu upacara peringatan hari
Proklamasi dan hari-hari nasional lainnya.
b. Upacara resmi bersifat umum ekstern organisasi, yaitu upacara diluar organisasi
yang dihadiri oleh GMKI
3. Lambang Organisasi digunakan dalam upacara resmi yang bersifat khusus organisasi,
yaiut :
a. Upacara Dies Natalis
b. Upacara Pembukan dan/atau Penutupan Program GMKI.
c. Upacara Pelantikan atau Serah Terima
4. Kedudukan lambang organisasi GMKI dalam upacara resmi bersifat umum ekstern
organisasi harus setara dengan kedudukan lambang organisasi lain yang sederajat.
5. Bendera Organisasi ditempatkan disebelah kiri bendera nasional
6. Panji organisasi ditempatkan didepan mimbar diantara bendera GMKI dan bendera
nasional
Pasal 9
MEKANISME PROTEKOLER
Pasal 10
HAL MEWAKILI ORGANISASI
Pasal 11
PENUTUP
Hal – Hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini, akan diatur dalam keputusan-
keputusan Pengurus Pusat yang lain, Keputusan Konperensi Cabang dan Keputusan Badan
Pengurus Cabang, yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Dan Peraturan Organisasi
I. UMUM
Bahwa Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga GMKI sebagai ketentuan
hukum dan tingkat keputusan organisasi tertinggi mendasari seluruh cara kerja anggota
maupun alat-alat perlengkapan organisasi dan seluruh tingkat keputusan organsiasi dari
keputusan kongres, keputusan Pengurus Pusat, keputusan Konperensi Cabang sampai
pada keputusan Badan Pengurus Cabang.
Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga GMKI mengatur hal-hal pokok dan
mendasar dalam kehidupan organisasi, baik itu tentang Kelembagaan organisasi dan
Keanggotaan maupun hubungan antara kelembagaan dengan anggota. Namun dalam
praktek kegiatan organisasi sering terjadi berbagai masalah yang tidak semua
pemecahannya dapat diselesaikan hanya berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga GMKI saja. Kondisi yang demikian dapat mengakibatkan kesenjangan pemahaman
pelaksanaan program dalam rangka usaha-usaha organisasi untuk mencapai visi dan
misinya.
Pada dasarnya kemungkinan terjadinya masalah-masalah tersebut sudah
diantisipasi oleh Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga GMKI yang membuka peluang
bagi penyusunan peraturan yang lebih terperinci. Bagian akhir Anggaran Rumah Tangga
GMKI (Pasal 12) memberikan kemungkinan bagi tingkat krputusan yang lebih rendah (Pasar
11) untuk mengatur hal-hal yang belum tercantum dalam konstitusi tersebut. Selanjutnya
beberapa bagian penjelasan Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga GMKI
menghendaki adanya suatu Peraturan Organisasi yang mengatur hal-hal yang belum jelas
tercantum dalam AD/ART GMKI
Peraturan Organisasi (PO) GMKI ini mengatur berbagai hal yang belum diatur
dalam AD/ART GMKI tetapi sering terjadi dalam praktek kehidupan organisasi. Berdasarkan
amandemen AD/ART GMKI pada Kongres XXIX di Pematang Siantar, sehingga perlu
dilakukan beberapa perubahan terhadap Peraturan Organisasi.
Sistematika Peraturan Organisasi terdiri dari pasal-pasal yang terdiri dari penjelasan
umum dan penjelasan pasal demi pasal. Penjelasan ini adalah bagian integral dari Peraturan
Organisasi. Judul pasal-pasal dalam Peraturan Organsiasi ini diambil dari beberapa judul
pasal yang terdapat dalam AD/ART GMKI yang memerlukan pengaturan lebih lanjut dan
ditambah dengan beberapa pasal lain yang perlu. Yaitu :
1. Ketentuan Umum (Pasal 1)
2. Komisariat (Pasal 7)
3. Mekanisme Protokoler (Pasal 9)
4. Hal Mewakili Organisasi (Pasal 10)
Fungsi dan tujuan Peraturan Organisasi adalah mewujudkan keseragaman
pemahaman terhadap konstitusi dan mewujudkan pemerataan tindak kerja seluruh aparat
organisasi. Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan tersebut perlu adanya partisipasi dan usaha
dari seluruh aparat organisasi. Sejalan dengan itu perlu suatu kemauan dan tekad seluruh
fungsionaris dan anggota untuk memahami dan melaksanakan konstitusi dengan sebaik-
baiknya guna mempertahankan eksistensi GMKI dalam rangka menegakkan missi yang
diemban organisasi ditengah-tengah medan pelayanan Gereja, Perguruan Tinggi dan
Masyarakat.
Pasal 1
UMUM
Pasal 2
KEANGGOTAAN
1.
a. Juncto ART Pasal 2 ayat 2.a
b. “Kriteria” ditentukan oleh Badan Pengurus Cabang.
c. Kalimat “menerima visi dan misi serta bersedia menjalankan usaha
organisasi”(juncto AD Pasal 6 ayat 1) harus tercantum jelas dalam formulir kesediaan
menjadi anggota biasa GMKI.
d. Untuk menyeragamkan Masa Perkenalan disemua cabang maka Pengurus Pusat
menerbitkan petunjuk pelaksanaan Masa Perkenalan.
e. Ada dua jenis kondisi yang dimaksud yaitu : Pertama pada saat pembentukan
Cabang baru. Kedua pada sat pengaktifan Cabang yang sudah non aktif tanpa
kepengurusan yang jelas. Teknis penerimaan anggota oleh Pengurus Pusat diatur
melalui surat Keputusan Pengurus Pusat dengan membentuk pantia penerimaan
anggota biasa dan atau memberikan tugas dan mandat untuk menerima anggota
biasa kepada cabang terdekat.
f. Jika syarat ini dipenuhi baru anggota GMKI yang pindah tersebut tidak perlu lagi
mengikuti masa perkenalan.
2.
a. Juncto ART Pasal 2 Ayat 1.b (1) kecuali diberlakukan ART Pasal 2 ayat 3. Otomatis
berarti tanpa melalui peromohonan atau prosedur apapun.
b. Juncto ART Pasal 2 ayat 1.b (2) dan ayat 2.b yang dimaksud syarat anggota Biasa “-
dalam ART Pasal 2 ayat 1.a
c. Telah jelas.
3.
a. Latar belakang yang dikehendaki untuk menjadi anggota kehormatan adalah Warga
negara Indonesia yang dikenal sebagai tokoh nasional (sebagai pejabat Negara,
politisi, cendikiawan dll) ada/tokoh Gereja. Kalau sebagai tokoh Gereja, minimal
punya peran dalam pergerakan oikumenis Gereja-Gereja di Indonesia atau bahkan
Internasional. Dipilih orang yang tidak pernah menjadi anggota biasa GMKI. Karena
disitulah justru penilaian terhadap organisasi (juncto ART Pasal 2 ayat 1.c). Sebab
bagi mereka yang pernah menjadi anggota GMKI adalah wajar dan seharusnya
menyatakan loyalitas dan dedikasi (memberikan jasanya) terhadap perjuangan
gerakan ini agar visi dan misi yang diembannya dan eksistensi GMKI tetap tegak
ditengah-tengah medan pelayanannya.
b. Pengusulan secara tertulis dimaksudkan untuk memberikan alasan-alasan
pengajuan pengangkatan. Usulan dari Badan Pengurus Cabang akan dipelajari oleh
Pengurus Pusat dengan kriteria yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat. Laporan
tentang hal ini merupakan laporan Pengurus Pusat ke Kongres.
4.
a. Juncto ART Pasal 2 Ayat 1.d dan ayat 2.d
b. Bantuan dari Angota Penyokong dapat berupa dan atau materi lain yang Diperlukan
organisasi.
c. Jadwal pemberian bantuan ditentukan dan diatur atas kesepakatan bersama Antara
Badan Pengurus Cabang dengan Anggota Penyokong tersebut.
5.
a. Juncto ART Pasal 2 ayat 4
b. Juncto ART Pasal 3 ayat 3
Pasal 3
PENGURUS PUSAT
1.
a. Cabang yang telah dipilih menjadi tempat pelaksanaan Kongres melalui Badan
Pengurus Cabangnya mengusulkan komposisi Panitia Nasional yang terdiri dari
Unsur anggota biasa, anggota luar biasa (senior members/friends), perguruan
Tinggi, dan Gereja. Usulan terebut menajdi salah satu pertimbangan Pengurus Pusat
dalam menetapkan komposisi Panitia Nasional untuk kemudian dilantik Dan
disahkan melalui Surat Keputusannya.
b. Rencana waktu pelaksanaan Kongres harus mempertimbangkan waktu Selambat-
lambatnya (juncto AD GMKI Pasal 7 ayat 2.b).
c. Juncto ART GMKI Pasal 3 ayat 3
d. Memanggil sekaligus menentukan jumlah utusan Cabang yang diundang untuk
Menghadiri Kongres berdasarkan jumlah anggota diCabang. Waktu dua bulan
Berarti sudah melewati batas waktu penyerahan daftar angota dan Pengurus Pusat
sudah menentukan utusan tiap cabang.
e. Telah Jelas.
f. Telah Jelas
g. Telah Jelas.
h. Juncto ART GMKI Pasal 3 ayat 4 dan Keputusan Kongres XXIX GMKI Nomor : 009/
K-XXIX/GMKI/XII/2004 tentang Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga GMKI.
2. Telah Jelas.
3. Juncto ART GMKI Pasal 4 ayat 8.
Pasal 4
KONFERENSI CABANG
Pasal 5
BADAN PENGURUS CABANG
1. “Tugas-tugas Konferensi Cabang” (juncto ART GMKI Pasal 5 ayat 2 dan Pasal 6 ayat
4.b), artinya rancangan materi yang akan dibahas dalam Konferensi Cabang yang harus
dipersiapkan oleh Badan Pengurus Cabang. Atas dasar Garis Besar Kebijakan
Organisasi secara Nasional dengan memperhatikan keberadaan Cabang yang
bersangkutan.
2. Juncto ART GMKI Pasal 6 ayat 3.b
a. Jika Pengurus Pusat tidak dapat hadir, maka pengurus Pusat dapat memberikan
mandat kepada salah seorang Senior Members/Friend atau Pimpinan Gereja/
Pendeta untuk melantik Badan Pengurus Cabang tersebut berdasarkan Surat
Keputusan Pelantikan yang sudah dieluarkan oleh Pengurus Pusat beserta dengan
surat penunjuk mandatnya.
b. Apabila Pengurusn Pusat tidak hadir, maka saksi dapat diambil dari Senior
members/friends. Pimpinan Gereja/Pendeta atau Pemerintah Daerah setempat.
Mandataris Pengurus Pusat yang melantik dapat merangkap saksi. Jika ada
Fungsionaris Badan Pengurus Cabang yang menandatangi unsur demisioner dan
terpilih sekaligus, maka fungsionaris tersebut hanya diprioritaskan menandatangani
unsur pilihan. Sedangkan bagiannya untuk unsur demisioner diwakii oleh
fungsionaris lain sesuai dengan pembagian tugasnya. Misalnya Sekretaris
demisioner juga adalah ketua terpilih, maka ia hanya menandatangi bagian untuk
Ketua terpilih. Sedangkan bagian Sekretaris demisoner diwakiliki fungsionaris lain
yang ditunjuk.
c. “Serah terima” dilakukan dengan naskah tertulis yang menjelaskan panggilan
Kewenagan perdata dan kekayaan oganisasi.
3.
a. Telah jelas B Telah jelas
b. Telah jelas
c. “Data-data” mencakup alasan-alasan pengunduran diri, pendekatan –
pendekatan/surat peringatan yang diberikan Badan Pengurus Cabang kepada
Fungsionaris yang dianggap kurang aktif atau melakukan pelanggaran terhadap
Aturaran-aturan organisasi.
d. Telah Jelas
4.
a. Yang dimaksud jabatan “didalam organisasi” adalah jabatan dalam organisasi
Kecuali badan pembantu yang dibentuk Badan Pengurus Cabang atau Pengurus
Pusat dan karena jabatannya sebagai Ex Offico.
b. Yang dimaksud “diluar organisasi” adalah seluruh organisasi kecuali jabatan
Fungsional gerejawi dan jabatan yang sama di organisasi intra universiter.
5. Masa kerja ini tetap berlaku walaupun terjadi pergantian antar waktu penaggung Jawab
Badan Pengurus Cabang (Juncto AD GMKI Pasal 7 ayat 5.b dan PO Pasal 5 ayat 3.a)
6. Disebut Care Taker Badan Pengurus Cabang karena bukan dipilih Konferensi Cabang,
tetapi ditunjuk oleh Pengurus Pusat untuk melaksanakan dan memegang fungsi Badan
Pengurus Cabang penunjukan Care Taker bertujuan untuk meluruskan fungsi Badan
Pengurus Cabang yang sebenarnya. Dalam surat Keputusan Penunjukan Care Taker
Pengurus Pusat menentukan masa kerja (batas waktu tugas) dan tugas-tugas Badan
Pengurus Cabang.
a.
(1) Satu bulan sebelum berakhirnya masa kerja Bandan Pengurus Cabang,
Pengurus Pusat memberikan surat peringatan kepada Badan Pengurus
Cabang agar Konferensi Cabang segera dilaksanakan.
(2) Apabila satuminggu setelah habisnya masa kerja Badan Pengurus Cabang,
Dan tidak mengajukan permohonan perpanjangan masa kerja untuk bertujuan
mepersiapkan Konferensi Cabang, maka Pengurus Pusat mengeluarkan
Surat Penggembalaan.
(3) Apabila satu minggu setelah keluarnya surat penggembalaan oleh Pengurus
Pusat, Badan Pengurus Cabang tidak memberikan tanggapan, maka
Pengurus Pusat memberikan surat penggembalaan kedua.
(4) Apabila satu minggu setelah Surat Penggembalaan kedua oleh Pengurus
Pusat, Badan Pengurus Cabang tidak juga memberikan tanggapan, maka
Badan Pengurus Cabang dapat di care-taker oleh Pengurus Pusat. Selama
belum terbentuknya caretaker Badan Pengurus Cabang, seluruh tugas dan
fungsi Badan Pengurus Cabang diambil alih oleh Pengurus Pusat.
(5) Perpanjangan masa kerja Badan Pengurus Cabang harus disertai dengan
alasan dan bukti-bukti yang kuat, harus ada kronolgis mengenai alasan
penundaan Konferensi Cabang. Jika tidak ada alasan kronologis serta bukti-
bukti yang mendukung maka pengurus pusat tidak memberikan perpanjangan
masa kerja Badan Pengurus Cabang.
(6) Perpanjangan masa kerja Badan Pengurus Cabang paling lama 45 hari untuk
melaksanakan Konferensi cabang, jika selama 45 haru Badan Pengurus
Cabang tidak melaksanakan Konferensi Cabang maka Badan Pengurus
Cabang dan dicaretaker.
(7) Caretaker Badan Pengurus Cabang dapat dilakukan oleh fungsionaris
Pengurus Pusat sebagai ex-officio
b. Telah Jelas
7. Laporan Kepada Pengurus Pusat harus lengkap termasuk mengenai isi siap/ernyataan
dan kepada siapa disampaikan. Runag lingkup pelayanan tidak boleh lebih dari daerah
propinsi (jncto PO Pasal 10). Karena GMKI adalah organisasi kesatuan maka sikap
Badan Pengurus Cabang harus dilaporkan kepada Pengurus Pusat sebelum sikap
tersebut dikeluarkan kepada khayalak ramai, untuk dioreksi agar sikap tersebut sejalan
dengan prinsip, kebijakan, dan konstitusi organisasi. Apabila sikap Badan Pengurus
Cabang bertentangan dengan konstitusi dan kebijakan/eputusan organisasi dan/atau
tidak dilaporkan kepada Pengurus Pusat sebelum sikap Badan Pengurus Cabang
tersebut dikeluarkan, maka Badan Pengurus Cabang tersebut dapat diberikan surat
penggembalaan.
8. Pelantikan Badan Pengurus Cabang dapat dilaksanakan setelah Pengurus Pusat
menerima Laporan Hasil Konferensi Cabang dan Susunan Personalia Badan Pengurus
Cabang.
Pasal 6
PEMBENTUKAN, PENAMAAN DAN PEMBUBARAN
Pasal 7
KOMISARIAT
1. Dalam AD/ART GMKI alat perlengkapan organisasi yang paling rendah adalah Badan
Pengurus Cabang. Tetapi apabila kondisi penyebaran tempat kuliah anggotanya sulit
dilakukan oleh Badan Pengurus Cabang, maka cabang dapat mengambil kebijaksanaan
untuk membentuk Komisariat.
2. Cabang yang membentuk komisariat bisa mengelompokkan komisariat dengan empat
cara. Pertama Komisariat berdasarkan “tempat kuliah”. Kedua Komisariat berdasarkan
“Wilayah” dimana terdapat satu atau lebih tempat kuliah. Ketiga Komisariat yang
merupakan kombinasi antara keduanya. Keempat berdasarkan tempat tinggal anggota
(juncto ART GMKI Pasal 8 ayat 2.a)
3. Telah Jelas
4. Pemilihan Pengurus Komisariat dapat dilaksanakan dengan cara musyawarah anggota
komisariat atau penunjukan oleh Badan Pengurus Cabang.
5. Telah jelas.
6. Komisariat dapat menjadi pelaksana Masa Perkenalan tetapi yang bertanggung jawab
terhadap proses penerimaan anggota tetap Badan Pengurus Cabang (juncto ART GMKI
Pasal 2 ayat 1).
7. Telah jelas.
8. Telah Jelas.
Pasal 8
LAMBANG DAN MARS
1. Telah Jelas
2.
a. Telah Jelas.
b. Lambang digunakan dengan atau tanpa bendera
3.
a. Telah jelas
b. Telah jelas.
c. Berupa pelantikan anggota. Serah terima pengurus usat. Pelantikan dan serah
terima Badan Pengurus Cabang, Pengurus Komisariat. Pelantikan Kepanitiaan dan
komisi-komisi atau Badan Pembantu lainnya.
4. “setara” artinya dalam kedudukan yang sama. “organisasi lain yang sederajat”,
maksudnya Pengurus Pusat GMKI dengan organisasi lain yang bersifat/setingkat
Nasional dan Badan Pengurus Cabang Dengan Orgaisasi lain yang bersifat dan
setingkat daerah.
5. Dilihat dari pimpinan Upacara
6. Telah jelas
7. Telah Jelas
8. Telah Jelas
Pasal 9
MEKANISME PROTEKOLER
(1) Upacara tingkat Nasional/wilayah dipimpin oleh Pengurus Pusat dan bila hadir
dapat diikuti oleh Pendeta dan/atau Pejabat pemerintah.
(2) Upacara tingkat lokal, dipimpin oleh Badan Pengurus Cabang dan bila hadir
dapat diikuti oleh Pendeta dan/atau pejabat Pemerintah Daerah Pengurus
Pusat memimpin acara roses bila hadir.
b. Telah Jelas
c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dimaksud adalah 3 (tiga) stanza sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No 44 Tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya
d. Telah Jelas
e. Juncto PO Pasal 8 ayat 3
f. “Pidato” dalam upacara resmi bersifat khusus organisasi (juncto PO Pasal 8 ayat 3)
hanya disampaikan oleh Ketua Umu di tingkat Pengurus Pusat dan Ketua Cabang
ditingkat Badan Pengurus Cabang untuk acara pembukaan Kongres/Konfercab.
Acara serah terima kepengurusan dan acara Dies Natalis. Untuk acara lainnya dapat
bersifat “Sambutan” yang disampaikan oeh Pengurus Pusat/Badan Pengurus
Cabang atau yang mewakilinya.
g. Telah Jelas
h. Telah Jelas
3. Prosesi diikuti oleh :
a. Upacara tingkat Nasional/wilayah dipimpin oleh Pengurus Pusat dan bila hadir dapat
diikutioeh Pendetadan/atau Pejabat Pemerintah.
b. Upacara tingkat lokal, dipimpin oleh Badan Pengurus Cabang dan bila hadir dapat
diiuti oleh Pendeta dan/atau Pejabat Pemerintah Daerah Pengurus Pusat memimpin
acara proses bila hadir.
Pasal 10
HAL MEWAKILI ORGANISASI
1. Telah Jelas
2. Harus dibawah koordinasi Kordinator Wilayah karena wilayah pelayanan Badan
Pengurus Cabang terbatas pada kota perguuran tinggi (bukan setingkat provinsi)
3. Telah Jelas
Pasal 11
PENUTUP
Telah jelas
STATUTA CABANG
STATUTA
GMKI CABANG AMBON
PENDAHULUAN
Menyadari akan panggilan tugas dan panggilan GMKI dalam dimensi pelayanan Gereja, Perguruan
Tinggi dan Masyarakat untuk menumbuhkan dan memperdalam kehidupan beriman, membina
pemimpin dan penggerak yang bergerak secar bertangung jawab yang meluas kepada seluruh civitas
gerakan.
Dalam kesadaran panggilan tugas dan terkristalisasi dalam Panca kegiatan dan tearah pada tujuan
organisasi, maka suatu mekanisme kerja yang terpala secara baik sangatlah esensial demi menjawab
keharmonisan system dalam setiap aras organisasi. Sejauh pengamatan dan pengalaman yang
berlansung, maka dituntut suatu pola kerja sistem pada aras cabang demi menjaga keberlangsungan
aktivitas yang harmonis, etis dan sistematis. Sebagai suatu keharusan sesuai amanat koperensi
Cabang XIII GMKI Ambon Hatiwe Besar, maka pola dimaksud adalah Statuta Cabang yang berimplikasi
pada mekanisme kerja organisasi yang lebih serasi.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Statuta Cabang adalah merupakan pedoman umum aktivitas organisasi ditingkat cabang dalam
Rangka menjaga langgam kerja organisasi pada atau antar aras cabang dan komisariat demi
terciptanya suatu mekanisme kerja interen yang serasi.
2. Organisasi yang dimaksud adalah GMKI.
3. Cabang yang dimaksud adalah Badan Pengurus Cabang (Ambon) sebagimana tercantum dalam
anggaran dasar pasal 7 Jo. Anggaran rumah tangga pasal 6, meliputi seluruh aparatpengurus
cabang.
4. Komisariat yang dimaksud adalah komisariat dalam wilayah kerja GMKI Cabang Ambon yang
Dibentuk sesuai dengan peraturan organisasi pasal 7 ayat 1, meliputi seluruh aparat pengurus
komisariat dan anggota GMKI Cabang Ambon yang terakomodir dalam suatu komisariat.
BAB II
DASAR DAN TUJUAN
Pasal 2
1. Anggaran Rumah Tangga pasal 12 tentang hal yang belum diatur dalam konstitusi organisasi
akan diatur oleh keputusan kongres, keputusan pengurus pusat, keputusan Konperensi Cabang
dan keputusan Badan Pengurus Cabang.
2. Keputusan Konperensi Cabang XIII GMKI Ambon Nomor. 08/K-XIII/GMKI-AMB/1992 Tentang
Garis-garis Besar Program dan kebijakan Umum GMKI Cabang Ambon Masa Bakti 1992- 1994.
Pasal 3
1. Tujuan Pembuatan Statuta Cabang adalah mengatur kedudukan, fungsi dan mekanisme dalam
dalam tingkat cabang.
2. Menjaga keharmonisan mekanisme berorganisasi kearah optimalisasi pencapaian tujuan
organisasi.
3. Mengikat semua potensi organisasi dalam beraktifitas sesuai dalam frame konstitusional secara
disiplin demi efisiansi dan efektivitas operasional organisasi.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 4
1. Anggota GMKI Cabang Ambon adalah seluruh anggota yang telah diterima dan di sahkan Oleh
BPC GMKI Ambon dalam masa perkenalan Anggota yang direkomendir oleh komisariat
2. Mekanisme Penerimaan Anggota:
a. Badan pengurus Cabang mmpersiapkan acara masa Perkenalan
b. Badan Pengurus Cabang secara selektif menerima anggota sesuai criteria yang ditetapkan,
setelah terlebih dahulu dipertimbangkan oleh majelis pertimbangan penerimaan anggota
(MPPA)
c. Majelis Pertimbangan Penerimaan Anggota terdiri dari 3 (tiga) orang unsur BPC dan Ketua-
Ketua Komisariat.
d. Anggota baru yang diterima dalam masa perkenalan diwajibkan membuat surat pernyataan
di hadapan BPC.
3. Seorang yang telah menjadi anggota GMKI cabang Ambon berhak mengikuti seluruh aktivitas
ditingkat Cabang, sesuai dengan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
dalam organisasi.
4. Seorang yang telah menjadi anggota tunduk pada semua ketentuan yang berlaku.
BAB IV
ALAT KELENGKAPAN CABANG
Pasal 5
KOFERENSI CABANG
unsure badan Pengurus dan 2 (dua) unsur Peserta yang dipilih dalam Konferensi Cabang.
Pasal 6
BADAN PENGURUS CABANG
Pasal 7
MUSYAWARAH KOMISARIAT
Pasal 8
PENGURUS KOMISARIAT
7.
a. Pergantian Pengurus Komisariat harus disertai dengan serah terima yang selengkap-
lengkapnya dan disaksikan oleh BPC.
b. Naska serah terima ditulis diatas kertas bermeterai dan ditanda tangani oleh Pengurus
Komisariat Domisioner, Pengurus Komisariat terpilih dan oleh Badan Pengurus Cabangserta
seorang senior Members sebagai saksi.
8. Pergantian antar waktu fungsionaris Pengurus Komisariat:
a. Terjadi bila yang bersangkutan berhalangan tetap atau mengundurkan diri disertai dengan
surat permohonan atau atas resufle Pengurus Komisariat terhadap ketidak aktifan
fungsionaris.
b. Pergantian antar waktu fungsionaris pengurus Komisariat harus atas persetujuan Badan
Pengurus Cabang.
c. Calon pengganti fungsionaris pengurus Komisariat diusulkan oleh Pengurus Komisariat
kepada Badan Pengurus Cabang untuk dipelajari, ipertimbangkan dan diputuskan.
d. Apabila Badan Pengurus Cabang memutuskan untuk tidak menerima pergantian anatar
waktu fungsionaris pengurus komisariat, maka fungsionaris tersebut masih sah sebagai
pengurus komisariat.
e. Fungsionaris penanggung jawabpengurus komisariat yang karena sesuatu dan lain-lainhal
tidak dapat melaksanakan tugas kepengurusan dapat diganti oleh fungsionaris lain atas
persetujuan Badan Pengurus Cabang, apabila yang bersangkutan belum memungkinkan
untuk segera melaksanakan Musyawara Komisariat.
9. Badan Pegurus Cabang dapat menunjuk Care Taker Pengurus komisariat apabila:
a. Waktu kepengurusan telah berakhir sedang Musyawara Komisariat belum dilaksanakan.
b. Pengurus Komisariat menyimpang dari azas dan tujuan organisasi, keputusan konggres,
keputusan Pengurus Pusat, keputusan Konperensi Cabang, dan keputusan Badan Pengurus
Cabang.
10. Pengurus Komisariat tidak diperkenankan mengeluarkan sikap dan pernyataan keluar
Organisasi.
11. Pengurus Komisariat dalam melaksanakan penggalangan dana harus atas sepengetahuanBadan
Pengurus Cabang.
BAB V
PLENO-PLENO
Pasal 9
PLENO BADAN PENGURUS CABANG
1. Pleno Badan Pengurus Cabang di pimpin oleh Ketua dan staf Ketua Cabang.
2. Pleno Badan Pengurus Cabang bertugas menetapkan kebijakan dan program kerja Cabang.
3. Pleno Badan Pengurus Cabang berlangsung sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua)
tahun.
4. Pleno Badan Pengurus Cabang dihadiri oleh:
a. Badan Pengurus Cabang sebagai peserta
Pasal 10
PLENO PENGURUS KOMISARIAT
1. Pleno Pengurus Komisariat di pimpin oleh Ketua dan staf Ketua Komisariat
2. Pleno Pengurus Komisariat bertugas menetapkan kebijakan dan program kerja sebatas
kewenangan komisariat.
3. Pleno pengurus komisariat dihadiri oleh:
a. Badan Pengurus Cabang sebagi konsultan
b. Pengurus Komisariat sebagai peserta
c. Anggota sebagai peninjau
BAB VI
RAPAT-RAPAT
Pasal 11
RAPAT BADAN PENGURUS CABANG
1. Rapat Badan Pengurus Cabang adalah dalam rangka koordinasi bidang, mempersiapkan
rancangan pengimplementasian program kerja serta membuat keputusan-keputusan lain.
2. Rapat Badan Pengurus Cabang di pimpin oleh Ketua dan atau staf ketua secara kolektif Serta
sekretaris cabang.
3. Rapat Badan Pengurus Cabang dihadiri oleh seluruh fungsionaris pengurus Cabang.
4. Rapat Badan Pengurus Cabang diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua)Bulan.
Pasal 12
RAPAT PENGURUS HARIAN CABANG
1. Rapat pengurusharian cabang adalah dalam rangka mempersiapkan kerangka dasar untuk
dibahas dalam Rapat Badan Pengurus Cabang.
2. Rapat pengurus harian dipimpin oleh ketua dan sekretaris cabang
3. Rapat pengurus harian dihadiri oleh unsur pengurus harian cabang
4. Rapat pengurus harian cabang berlangsung sekurang-kurangnya 1 ( satu) kali dalam 2 (dua)
Bulan.
Pasal 13
RAPAT KOORDINASI
Pasal 14
RAPAT PENGURUS KOMISARIAT
1. Rapat Pengurus Komisariat adalah untuk menetapkan kegiatan komisariat, membuat kebijakan
Dalam rangka kegiatan ditingkat komisariat dan konsolidasi dalam tubuh komisariat.
2. Rapat pengurus komisariat dipimpin oleh Ketua dan atau staf ketua komisariat serta sekretaris
komisariat.
3. Rapat pengurus komisariat dihadiri oleh unsur pengurus komisariat.
4. Rapat pengurus komisariat diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dlam 2 (dua) bulan.
BAB VII
PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN KOMISARIAT
Pasal 15
Sementara status keanggotaan dan yang bersangkutan berhak membela diri dalam
konperensi cabang dan atau dipecat dengan konperensi cabang dan yang bersangkutan
berhak membela diri dalam kongres.
b. Bagi pelanggar yang melakukan pelanggaran yang bersifat menengah akan dikenakansanksi
dengan diberikan surat teguran.
Bagi pelanggar yang melakukan pelanggaran yang bersifat ringan akan dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 16 ayat
BAB VIII
Pasal 16
SANKSI-SANKSI
1. Demi menjaga langgam kerja, maka anggota yang melakukan pelanggaran atau tidak taat atas
semua ketentuan dalam peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi baik disengaja
ataupun tidak disengaja dikenakan sanksi secara berjenjang sebagai berikut:
a. Untuk pelanggaran yang terjadi secara pribadi maupun kelompok untuk pertama kali di
buatsurat teguran oleh Badan Pengurus Cabang.
b. Untuk pelanggarn berikut yang terjadi baik terhadap subtansi personal yang sama maupun
yang baru, diberikan surat teguran kepada pribadi atau kelompok pelanggaran dan
selanjutnya dibuat pernyataan bahwa tidak akan membuat pelanggaran yang sama.
c. Untuk pelanggaran ketiga yang terjadi, maka Badan Pengurus Cabang menggunakan
haknya untuk membebaskan sementara status keanggotaan dan yang bersangkutan berhak
membela diripada konperensi cabang dan atau dipecat dengan keputusan konperensi
cabangdan yang bersangkutan berhak membela diri dalam Kongres.
2.
a. Bagi pelanggar yang melakukan pelanggaran yang bersifat berat akan dikenakan
dibebaskan Sementara status keanggotaan dan yang bersangkutan berhak membela diri
dalam konperensi cabang dan atau dipecat dengan konperensi cabang dan yang
bersangkutan berhak membela diri dalam kongres.
b. Bagi pelanggar yang melakukan pelanggaran yang bersifat menengah akan dikenakansanksi
dengan diberikan surat teguran.
c. Bagi pelanggar yang melakukan pelanggaran yang bersifat ringan akan dikenakan sanksi
sesuai dengan pasal 16 ayat
BAB IX
PERUBAHAN STATUTA
Pasal 17
Perubahan Statuta Cabang ini berlaku berdasarkan keputusan Konperensi Cabang dengan
persetujuan sekurang-kurangnya ½ + 1 (setengah ditambah satu) jumlah suara utusan yang hadir.
a. Usulan perubahan statuta cabang dapat disampaikan oleh Badan Pengurus Cabang dan
ataupengurus Komisariat
b. Usulan statuta cabang oleh Badan Pengurus Cabang sudah harus disampaikan kepada
komisariat selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum Konperensi Cabang.
c. Usulan perubahan Statuta Cabang oleh Komisariat sudah harus disampaikan kepada Badan
Pengurus Cabang selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum konperensi Cabang dab
Badan Pengurus Cabang sudah harus menyampaikan usulan tersebut kepada Komisariat-
Komisariatselambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum Konperensi Cabang.
BAB X
PENUTUP
Pasal 18
Hal-hal yang belum diatur dalam Statuta ini akan diatur dengan Surat Keputusan Badan
PengurusCabang berupa Petunjuk Pelaksanaan dan atau petunjuk Teknis.
I. UMUM
Bahwa Angaran Dasar/Angaran Rumah Tangga GMKI sebnagai ketentuan hukum
dan tingkat keputusan tingkat keputusan tertinggi telah mendasari seluruh tingkatan
keputusan organisasi dan kepitusan koggres, keputusan Badan Pengurus Pusat, Keputusan
Konfensi Cabang hingga keputusan Badan Pengursu Cabang untuk mengefektifkan dan
mengefesiensi pengaturan organisasi dengan didasarkan pada ART Pasal 12 yang
memberikan kemungkinan bagi tingkatan keputusan yang lebih rendah bagi keputusan yang
belum diatur/tercantum dalam konstitusi tersebut, maka dihardirkan Peraturan Organisasi
GMKI yang merupan Keputusan Pengusrus Pusat.
Peraturan Organisasi mengatur hal-hal yang penting guna mewujudkan
keseragaman dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi namun dalam praktek organisasi
yang terjadi bahwa aturan yang ada terutama dalam menyelesaikan teknis organisasi.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka konfensi Cabang XVII GMKI Ambon telah
menyususn dan merevisi Statuta GMKI Cabang Ambon yang akan mengatur beberapa hal
yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi GMKI. Penetapan Satuta GMKI Cabang
Ambon ini memeliki beberapa landasan Yuridis :
1. Pasal 11 ART GMKI
2. Pasal 12 ART GMKI
3. Pasal 11 PO GMKI
Sistematika Statuta GMKI Cabang Ambon terdiri dari pasal-pasal yaitu penjelasan
umum dan penjelasan pasal demi pasal dimana penjelasan ini adalah bagian dari Statuta
GMKI Cabang Ambon. Judul pasal-pasal dalam Statuta ini diambil dari beberapa judul
yang terdapat dalam Peraturan Organisasi yang memrlukan peraturan yang lebih lanjut
dan ditambah dengan beberapa pasal lain yang perlu yaitu :
1. Pendahuluan 2 alinea
2. Ketntuan Umum (pasal 1-3)
3. Musyawara Komisariat (pasal 7)
4. Pengurus Komisariat (pasal 8)
5. Pertemuan-perteuan organisasi (pasal 9-14)
6. Pembentukan dan Pembubaran Komisariat (pasal 15)
7. Sanksi (pasal 16)
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Telah jelas.
2. Telah jelas
3. Telah jelas
BAB II
DASAR DAN TUJUAN
Pasal 2
1. Telah jelas
2. Telah jelas
Pasal 3
1. Telah jelas
2. Telah jelas
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 4
BAB IV
ALAT KELENGKAPAN CABANG
Pasal 5
KOFERENSI CABANG
1. Telah jelas
2. Telah jelas
3. Telah jelas
4. Telah jelas
Pasal 6
BADAN PENGURUS CABANG
Pasal 7
MUSYAWARAH KOMISARIAT
Pasal 8
PENGURUS KOMISARIAT
BAB V
PLENO-PLENO
Pasal 9
PLENO BADAN PENGURUS CABANG
1. Pleno Badan Pengurus Cabang di pimpin oleh Ketua dan staf Ketua Cabang.
2. Pleno Badan Pengurus Cabang bertugas menetapkan kebijakan dan program kerja
Cabang.
3. Pleno Badan Pengurus Cabang berlangsung sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2
(dua) tahun.
4. Pleno Badan Pengurus Cabang dihadiri oleh:
a. Badan Pengurus Cabang sebagai peserta
b. Pengurus Komisariat sebagai peninjau
Pasal 10
PLENO PENGURUS KOMISARIAT
1. Pleno Pengurus Komisariat di pimpin oleh Ketua dan staf Ketua Komisariat
2. Pleno Pengurus Komisariat bertugas menetapkan kebijakan dan program kerja sebatas
kewenangan komisariat.
3. Pleno pengurus komisariat dihadiri oleh:
a. Badan Pengurus Cabang sebagi konsultan
b. Pengurus Komisariat sebagai peserta
c. Anggota sebagai peninjau
BAB VI
RAPAT-RAPAT
Pasal 11
RAPAT BADAN PENGURUS CABANG
2. Rapat Badan Pengurus Cabang di pimpin oleh Ketua dan atau staf ketua secara kolektif
Serta sekretaris cabang.
3. Rapat Badan Pengurus Cabang dihadiri oleh seluruh fungsionaris pengurus Cabang.
4. Rapat Badan Pengurus Cabang diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2
(dua) Bulan.
Pasal 12
RAPAT PENGURUS HARIAN CABANG
Pasal 13
RAPAT KOORDINASI
Pasal 14
RAPAT PENGURUS KOMISARIAT
BAB VII
PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN KOMISARIAT
Pasal 15
BAB VIII
Pasal 16
SANKSI-SANKSI
1. Demi menjaga langgam kerja, maka anggota yang melakukan pelanggaran atau tidak
taat atas semua ketentuan dalam peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi
baik disengaja ataupun tidak disengaja dikenakan sanksi secara berjenjang sebagai
berikut:
a. Untuk pelanggaran yang terjadi secara pribadi maupun kelompok untuk pertama kali
di buat surat teguran oleh Badan Pengurus Cabang.
b. Untuk pelanggarn berikut yang terjadi baik terhadap subtansi personal yang sama
maupun yang baru, diberikan surat teguran kepada pribadi atau kelompok
pelanggaran dan selanjutnya dibuat pernyataan bahwa tidak akan membuat
pelanggaran yang sama.
c. Untuk pelanggaran ketiga yang terjadi, maka Badan Pengurus Cabang
menggunakan haknya untuk membebaskan sementara status keanggotaan dan
yang bersangkutan berhak membela diripada konperensi cabang dan atau dipecat
dengan keputusan konperensi cabang dan yang bersangkutan berhak membela diri
dalam Kongres.
2.
a. Bagi pelanggar yang melakukan pelanggaran yang bersifat berat akan dikenakan
dibebaskan Sementara status keanggotaan dan yang bersangkutan berhak
membela diri dalam konperensi cabang dan atau dipecat dengan konperensi
cabang dan yang bersangkutan berhak membela diri dalam kongres.
b. Bagi pelanggar yang melakukan pelanggaran yang bersifat menengah akan
dikenakan sanksi dengan diberikan surat teguran.
c. Bagi pelanggar yang melakukan pelanggaran yang bersifat ringan akan dikenakan
sanksi sesuai dengan pasal 16 ayat
BAB IX
PERUBAHAN STATUTA
Pasal 17
a. Telah jelas
b. Telah jelas
c. Telah jelas
BAB X
PENUTUP
Pasal 18
Telah Jelas
I. Pendahuluan
Dalam kesadaran selaku organisasi kader maka GMKI dengan format pelayanannya
yang terfokus kepada pembinaan kader mesti dilangsungkan seefektif dan semaksimal
mungkin dengan tetap dilandasi pada prinsip-prinsip organisasi yang berlaku. Sungguh
sangat disadari dalam realitas pengoperasiannya seringkali dihadapkan pada kurangnya
pemahaman organisasi serta kendala struktural dan fungsional sehingga penataan ruang
gerak organisasi melalui perangkat sistem harus benar-bernar di dorong untuk mampu
memfasilitasi potensi kader sebagai bagian dari pembinaan kader itu sendiri yang
proporsional dengan mempertimbangkan karakteristik dan kompetensi serta eksistensi
komisariat sebagai alat pembinaan, pelayanan, konsolidasi dan koordinasi yang turut
membantu Badan Pengurus Cabang GMKI (PO Pasal 7 ayat 1). Sejalan dengan apa yang
dikemukakan diatas, maka BPC GMKI Ambon memandang perlu untuk menyusun Petunjuk
Pelaksanaan Aktifitas Tingkat Komisariat dalam lingup GMKI Cabang Ambon guna membantu
pengurus komisariat dalam mengatur gerak organisasi, yang berdasarkan pada AD/ART
GMKI, Peraturan Organisasi dan Statuta GMKI Cabang Ambon.
Adapun petunjuk pelaksanaan ini secara etis strategis disusun dengan pertimbangan sebagai
berikut :
1. Bahwa sebagai kader, kesadaran tentang seluruh muatan program ditingkat
komisariat sehingga tetap eksis dibawah koordinasi Badan Pengurus Cabang sebagai
penanggung jawab seluruh aktifitas GMKI di tingkat Komisariat ke dalam maupun
keluar organisasi.
2. Menyadari eksistensi komisariat (PO Pasal 7 ayat 1), maka seluruh kegiatan
komisariat perlu mendukung program Pengurus Cabang GMKI Ambon dengan
kegiatannya yang diarahkan pada pola pembinaan mental, moral dan spiritual, serta
kepemimpinan juga diarahkan pada kompetensi keilmuan kader yang dilandasai
dengan iman yang sungguh kepada Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan.
3. Bahwa petunjuk pelaksanaan aktifitas organisasi yang sebelumnya berlaku sebagai
dasar pelaksanaan aktifitas organisasi di tingkat komisariat sudah tidak mampu
menjawab kebutuhan komisariat maka kami sebagai Badan Pengurus Cabang GMKI
Ambon harus mampu mewadahi segala kebutuhan komisariat dalam suatu petunjuk
pelaksanaan aktifitas Organisasi yang baru.
4. Bahwa sebagai organisasi yang dinamis dan terus bergerak, tentunya dianggap perlu
bagi GMKI Cabang Ambon untuk dapat membuat suatu Penyesuaian bagi
pelaksanaan aktifitas komisariat di abang Ambon agar dapat sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan organisasi saat ini.
II. HIRARKI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI TINGKAT KOMISARIAT.
A. MUSYAWARAH KOMISARIAT
1. Musyawarah komisariat berlangsung sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam
dua (2) tahun dan apabila ada hal-hal yang sangat mendesak, musyawarah
komisariat dapat dilangsungkan lebih dari satu (1) kali dengan persetujuan
BPC.
2. Musyawarah komisariat bertanggung jawab kepada BPC GMKI Ambon Melalui
Pengurus Komisariat
3. Musyawarah Komisariat bertugas untuk :
a. Menilai laporan pertanggung jawaban pengurus komisariat
b. Menetapkan garis-garis program komisariat
c. Memilih pimpinan komisariat.
9. Khusus untuk kriteria, prosedur, serta tata cara pemilihan di dalam MUSKOM
dapat ditambah dengan mempertimbangkan usul dan saran dari peserta
MUSKOM berdasarkan kebutuhan.
B. SIDANG PLENO
Rapat pengurus komisariat dilaksanakan berdasarkan Statuta GMKI Cabang Ambon pasal 10
tentang pleno pengurus komisariat
1. RAPAT INTERNAL PENGURUS KOMISARIAT
a. Rapat Internal Pengurus Komisariat adalah dalam rangka koordinasi bidang,
mempersiapkan rancangan pengimplementasian program kerja serta membuat
keputusan-keputusan lain.
b. Rapat Internal Pengurus Komisariat dipimpin oleh Ketua dan/atau staf ketua
secara kolektif serta sekretaris Komisariat.
Jika tepat waktunya untuk Rapat Internal PK dimulai, namun Ketua
Komisariat belum hadir maka dapat dipimpin sementara oleh ketua bidang
berdasarkan kesepakatan yang telah hadir.
Jika tepat waktunya untuk Rapat Internal PK dimulai, namun Sekretaris
Komisariat belum hadir maka dapat dipimpin sementara oleh wakil
sekretaris atau sekretaris fungsi berdasarkan mandat atau kesepakatan
yang telah hadir.
c. Rapat Internal Pengurus Komisariat dihadiri oleh seluruh fungsionaris pengurus
Komisariat.
d. Rapat Internal Pengurus Komisariat berlangsung sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) bulan.
e. Rapat Internal PK jika belum memenuhi Quorum (1/2 ditambah 1) maka akan
ditunda selama 2 kali 15 menit. Jika sesudah waktu itu belum juga memenuhi
quorum maka Rapat Internal PK dapat dilanjutkan untuk mengambil keputusan.
f. Undangan beserta agenda Rapat Internal Pk sudah harus disampaikan kepada
fungsionaris PK minimal 3 hari sebelum pelaksanaannya.
g. Jika sesuatu hal yang dianggap penting dan mendesak, Rapat Internal PK dapat
dilakukan berdasarkan panggilan penanggung jawab organisasi secara lisan
ataupun lewat tulisan paling lambat 3 jam sebelum rapat berlangsung.
h. Setiap Rapat Internal PK mempunyai daftar hadir yang ditandatangi oleh mereka
yang mengikutinya.
i. Setiap Rapat Internal PK mempunyai Resume (hasil) rapat yang harus
disampaikan kepada seluruh fungsionaris PK paling lambat 3 hari sesudah
pelaksanaannya.
2. RAPAT PENGURUS HARIAN KOMISARIAT
a. Rapat Pengurus Harian Komisariat adalah dalam rangka mempersiapkan
kerangka dasar untuk dibahas dalam Rapat Internal Pengurus Komisariat.
b. Rapat Pengurus Harian dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris Komisariat.
c. Rapat Pengurus Harian dihadiri oleh unsur pengurus harian Komisariat yakni
Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Ketua-Ketua Bidang.
Untuk merealisasikan perjalanan pengurus komisariat, dalam rangka itu maka BPC
GMKI Ambon, menyusun Struktur pengurus komisariat dengan jumlah sebanyak 17 orang
yang terdiri dari :
1. Satu (1) orang ketua komisariat
2. Enam (6) orang ketua bidang
Ketua Bidang Organisasi
Ketua Bidang Aksi Dan Pelayanan
Ketua Bidang Pendidikan Kader
Ketua Bidang Pengkajian dan Penalaran
Ketua Bidang Kerohanian dan Diakonal
Ketua Bidang Media Dan Komunikasi
Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan (Fleksibel)
Ketua Bidang Ekonomi Kreatif (Fleksibel)
3. Satu (1) orang Sekretaris Komisariat
4. Satu (1) orang Wakil Sekretaris
5. Enam (6) orang sekretaris fungsi bidang
Sekretaris Fungsi Bidang Organisasi
Sekretaris Fungsi Bidang Aksi Dan Pelyanan
Sekretaris Fungsi Bidang Pendidikan Kader
Sekretaris Fungsi Bidang Pengkajian dan Penalaran
Sekretaris Fungsi Bidang Kerohanian dan Diakonal
IV. PENUTUP
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2018-2020
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
III. TUJUAN
1. Mengatur sistem dan pola kerja aktifitas komisariat dalam Lingkup GMKI Cabang
Ambon
2. Memberikan pemahaman mekanisme kerja yang efisien dan efektif demi terciptanya
tujuan organisasi
3. Membangun penyeragaman sistem kerja dalam aktifitas komisariat dalam Lingkup
GMKI Cabang Ambon
4. Membina kualitas manajemen organisasi dalam pencapaian kualitas kader
1. Pengorganisasian Program
Pengorganisasian pelaksanaan program Pengurus Komisariat dilaksanakan dengan
cara sebagai berikut:
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Kepada Yth
……. *
Di
………. **
Salam Sejahtera,***
****
“UT OMNES UNUM SINT” *****
GMKI ******
CABANG AMBON
PK
ttd t t d*******
********
Keterangan :
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
B. Surat Keputusan
S U R A T K E P U T U S A N (1
Nomor: 100002/SK/INT/K/I/2015(2
T E N T A N G: (3
M E N I M B A N G : (4
**
M E N G I N G A T : (5
***
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
M E M P E R H A T I K A N : (6
****
M E M U T U S K A N (7
M E N E T A P K A N :(8
*****
GMKI (9 ******
CABANG AMBON
PK
ttd t t d*******
Keterangan :
* : Menunjuk Pada Keputusan
** : Menunjuk Pada Pertimbangan SK
*** : Menunjuk pada aturan organisasi
**** : Menunjuk pada hal-hal yang mendukung pengeluaran SK
***** : Isi Keputusan
****** : Lembaga Pembuat SK
******* : Tanda Tangan
******** : Lampiran SK memuat Struktur dan Fungsionaris
(1,(2,(3,(4,(5,(6,(7,(8,(9,* : Ditulis Bold
C. Surat Mandat/Tugas
S U R A T M A N D A T (1
Nomor: (2
Pengurus Komisariat Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia Cabang
Ambon dengan ini memberikan
mandat kepada:
Nama : *
Jabatan : **
Alamat : ***
Untuk: ****
Ambon, ******
GMKI
Cabang Ambon
PK*******
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Ttd ********
*********
**********
Keterangan :
* : Nama penerima mandat/tugas
** : Jabatan penerima mandat/tugas
*** : Alamat pnerima mandat/tugas
**** : Isi
***** : Salam penutup
****** : tanggal, bulan dan tahun
******* : Lembaga pembuat surat
******** : Tanda Tangan
********* : Menunjuk kepada siapa surat disampaikan
********** : tembusan
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Untuk Komisariat dan Lembaga bentukan Lain dalam rangka keseragaman, Kode
Penomoran Surat juga relatif sam.
Keterangan :
Angka 10 : Menunjukkan Muskom Ke 10
SK : Menunjukkan kode Sekretaris Komisariat
INT : Menunjukkan jenis surat Intern
EXT : Menunjukkan jenis surat Extern
B : Menunjukkan sifat surat Biasa
Bilamana Surat Keputusan digunakan Kode K
Bilamana Surat Tugas digunakan Kode T
HKM : Menunjukkan Akronim dari Komisariat/lembaga dengan
penulisan huruf
kapital dalam hal ini misalnya Komisariat Hukum
I : Menunjukkan bulan pembuatan surat
2015 : Menunjukkan tahun pembuatan surat
(Nomor urut surat ditunjukkan pada tiga digit setelah angka
10)
a. B…….Surat Biasa
Surat jenis ini antara lain berupa surat keterangan, surat rekomendasi,
surat mandat dan lain-lainnya.
b. T…….Surat Tugas
Surat jenis ini adalah surat yang berupa penugasan organisasi atau
lembaga.
c. K…….Surat Keputusan
Surat ini berupa surat keputusan organisasi atau lembaga.
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
Surat Keluar :
1. Surat yang merupakan pertinggal merupakan surat sebagaimana surat yang
ditandatangani.
2. Surat pertinggal dibuat 2 rangkap:
2.1 Surat berwarna putih merupakan surat pertinggal sebagaimana surat
dibuat yang diarsipkan oleh Sekretaris Komisariat atau wakil sekretaris
Komisariat.
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
2.2 Surat berwarna kuning merupakan surat pertinggal yang yang diarsipkan
terpisah dari surat berwarna putih oleh sekretaris Komisariat atau wakil
sekretaris Komisariat untuk kegunaan organsiasi.
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
7. Laporan Pertanggungjawaban
I PENDAHULUAN
II GAMBARAN UMUM PERJALANAN ORGANISASI (Menjelasakan Secara umum
Implementasi Arah dan Strategi Kebijakan Umum Komisariat)
III LAPORAN IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA Komisariat
1. Bidang Organisasi
a. dasar pemikiran
b. tujuan
c. jenis kegiatan
d. pelaksanaan : realisasi/tidak terrealisasi
e. waktu pelaksanaan
f. indicator keberhasilan
g. pembiayaan
i. evaluasi pelaksanaan
2. Bidang lain dst
IV LAPORAN KEUANGAN Komisariat
V PENUTUP
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022
ATURAN ORGANISASI GMKI
DIBUAT OLEH BPC GMKI AMBON
MASA BAKTI 2020-2022
III. PENUTUP
BIDANG ORGANISASI
BPC GMKI – AMBON MASA BAKTI 2020-2022