Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil.

1. Hasil penelitian berisi tentang artikel yang telah direview dan disajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini:

Tabel 4.1 hasil review artikel

Teknik
Desain Jumlah Metode
No Judul/Peneliti Tahun Lokasi Tujuan Analisa Intervensi Hasil
Penelitian Responden Pengukuran
Data
1 Hubungan pola 2016 Taman Untuk Cross sectional 35 Chi square - Hasil uji statistik dengan
asuh ibu dengan kanak-kanak mengetahui responden kuesioner menggunakan chi square
perilaku sulit desa Palelon pola asuh di dapatkan nilai p value
makan pada Kec. =0,000 <(≤0,05),
ibu dengan
anak usia Modoinding sehingga dapat
prasekolah (3-5 Minahasa perilaku disimpulkan bahwa Ho
tahun) di taman Selatan. sulit makan ditolak. Ini menunjukkan
kanak-kanak pada anak bahwa terdapat
desa Palelon prasekolah hubungan yang
Kec. singnifikan antara pola
Modoinding asuh ibu dengan perilaku
Minahasa sulit makan pada anak
Selatan. usia prasekolah (3-5
(Karlie Bellafilly tahun) di Taman Kanak-
Karaki, Kanak
Rina Kundre, Desa Palelon Kec.
dan Modoinding,
Michael Minahasa Selatan
Karundeng)
2 Hubungan pola 2019 Paud Untuk Cross-sectional 36 Chi-square - Hasil uji statistik
asuh ibu dengan Pancaran mengetahui responden Kuesioner dengan
perilaku sulit Berkat hubungan menggunakan uji Chi-
makan Desa pola asuh ibu Square memperoleh nilai
Pada anak usia Ranoketang dengan P=value 0.000 atau ≤
pra sekolah di atas perilaku sulit nilai α 0.05
Paud Pancaran Kecamatan makan pada dengan demikian dapat
Berkat Tombatu anak disimpulkan bahwa
Desa Kabupaten prasekolah terdapat hubungan antara
Ranoketang atas Minahasa pola asu ibu
Kecamatan Tenggara dengan perilaku sulit
Tombatu makan pada anak usia
Kabupaten pra sekolah di Paud
Minahasa Pancaran Berkat Desa
Tenggara Ranoketang Atas
(Cicilia Lariwu,
Julia Rottie, dan
Priskila Ketsia
Corneles)
3 Hubungan Pola 2016 Taman Untuk Cross-sectional 121 Chi-square - Hasil analisis hubungan
Asuh Ibu dengan Kanak- mengetahui responden Kuesioner pola asuh ibu dengan
Perilaku Sulit Kanak Al- hubungan pola perilaku makan anak
Makan Pada asuh ibu usia
Ikhwah
Anak Usia dengan prasekolah di TK Al-
Prasekolah di Pontianak perilaku sulit Ikhwah Pontianak
Taman Kanak- makan pada didapat nilai p=0,000
Kanak Al- anak usia (p<0,05), yang berarti
Ikhwah prasekolah di terdapat hubungan antara
Pontianak TK Al-Ikhwah pola
(Ainun Najib Pontianak. asuh ibu dengan perilaku
Febrya Rahman) sulit makan anak usia
prasekolah di TK Al-
Ikhwah Pontianak.
4 Faktor-faktor 2015 PAUD Untuk Cross sectional 79 Chi square - Hasil uji chi
yang Terpadu mengetahui responden Kuesioner square menunjukkan
berhubungan Pertiwi faktor-faktor adanya hubungan
dengan perilaku DWP yang bermakna antara
kesulitan makan Setda kota berhubungan perilaku makan
anak pra sekolah Pekanbaru dengan orangtua
(Nova yelinda, perilaku dengan kesulitan makan
Febriana kesulitan karena p value < a (a:
Sabrian) makan pada 0,05). Secara statistik
anak dapat dianalisis bahwa
prasekolah orangtua yang tidak baik
perilaku makannya
berpeluang 10,105 kali
untuk memiliki anak
yang mengalami
kesulitan makan
dibandingkan
dengan orangtua yang
melakukan perilaku
makan yang baik.
5 Hubungan antara 2020 Taman Untuk Cross sectional 70 Sperman - Hasil uji statistic
jenis makanan Kanak- mengetahui responden Kuesioner Rho menggunakan
dengan kesulitan kanak hubungan Spearman’s Rho
makan pada Panggang antara jenis diperoleh nilai p = 0,02
anak usia Jepara makanan <a
prasekolah di dengan 0,05 dan memiliki nilai r
Taman Kanak- kesulitan (Continuity
kanak Panggang makan pada Correlation) sebesar -0,
Jepara anak usia 698 yang berada diantara
(Edi Wibowo prasekolah rentang r = 0.60 – 0.799
dan Indanah) maka dapat disimpulkan
taman kanak-
bahwa
kanak ada hubungan jenis
Panggang makanan dengan
Jepara kesulitan makan pada
anak usia prasekolah di
taman kanak-kanak
Panggang Jepara.
6 Hubungan Pola 2018 TK Mengetahui Cross sectional 32 Sperman - Hasil analisis Pola
Pemberian Arrahmatul hubungan pola responden Kuesioner rank pemberian makan baik
Makan Dengan Abadiyyah pemberian yaitu ibu yang sangat
Perilaku Sulit Kelurahan makan dengan baik dalam mengatur
Makan Pada Alalak perilaku sulit frekuensi makan anak
Anak Usia Selatan makan pada dengan presentase 62,5%
Prasekolah (3-6 anak usia dan anak yang tidak
Banjarmasin
Tahun) prasekolah (3- dipaksa
(Loka, Lola 6 tahun) di TK untuk makan tidak
Vita, Martini, Arrahmatul mengalami sulit makan
Margaretha, Abadiyyah dengan presentase
Kelurahan 59,4%.
Alalak Selatan Koefisien korelasi
Banjarmasin spearman rank
menunjukan 0,674
signifikansi 0,000 (P = <
0,05). Artinya teradapat
hubungan antara pola
pemberian makan
dengan perilaku sulit
makan pada anak usia
prasekolah (3-6 tahun) di
TK Arrahmatul
Abdiyyah Kelurahan
Alalak Selatan
Banjarmasin.
7 Faktor-Faktor 2018 Di Tk At Untuk Cross sectional 70 Sperman”s - Hasil uji statistic
Yang Nurus menganalisis responden Kuesioner Rho menggunakan
Berhubungan Sholihah faktor-faktor Spearman’s Rho
Dengan Sulit Kebagusan yang diperoleh nilai p = 0,01
Makan Pada Pasar berhubungan < a 0,05 dan memiliki
Anak Usia Pra Minggu dengan sulit nilai r (Continuity
Sekolah Di Tk Jakarta makan pada Correlation) sebesar
At Nurus Selatan anak usia pra -0,687 yang berada
Sholihah sekolah diantara rentang r = 0.60
Kebagusan – 0.799. maka dapat
Pasar Minggu disimpulkan bahwa ada
Jakarta Selatan hubungan lingkungan
dengan kesulitan
(Lia Fitriyanti makan pada anak Usia
dan Imam Pra Sekolah Di Tk At
Sutiejo) Nurus Sholihah
Kebagusan
Pasar Minggu Jakarta
Selatan
Hasil penelitian dari (Karlie Bellafilly Karaki, Rina Kundre, dan

Michael Karundeng, 2016) dalam artikelnya yang berjudul hubungan pola

asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia pra sekolah (3-5

tahun) di taman kanak-kanak desa Palelon Kecamatan Modoinding

Minahasa Selatan. Dengan desain penelitian cross sectional terhadap 35

responden dengan metode pengukuran kuesioner serta menggunakan

teknik analisa data uji chi square. Tujuan dari penelitin ini adalah untuk

mengetahui hubungan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada

anak usia prasekolah (3-5 tahun) ditaman kanak-kanak desa Palelon

Kecamatan Modoinding Minahasa Selatan. Hasil penelitian Hasil uji

statistik dengan menggunakan chi square di dapatkan nilai p value =0,000

<(≤0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Ini menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang singnifikan antara pola asuh ibu dengan

perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Taman

Kanak-Kanak Desa Palelon Kec. Modoinding, Minahasa Selatan.

Hasil penelitian dari (Cicilia Lariwu, Julia Rottie, dan Priskila

Ketsia Corneles, 2019) dalam artikelnya yang berjudul Hubungan pola

asuh ibu dengan perilaku sulit makan Pada anak usia pra sekolah di Paud

Pancaran Berkat Desa Ranoketang atas Kecamatan Tombatu Kabupaten

Minahasa Tenggara. Desain penelitian cross sectional dengan jumlah

responden 36 responden dengan metode pengukuran kuesioner serta

menggunakan teknik analisa data uji Chi Square. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu dengan perilaku sulit
makan pada anak usia prasekolah. Hasil uji statistik dengan

menggunakan uji Chi-Square memperoleh nilai P=value 0.000 atau ≤ nilai

α 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara pola asu ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia pra sekolah

di Paud Pancaran Berkat Desa Ranoketang Atas.

Hasil penelitian (Ainun Najib Febrya Rahman, 2016) dengan

artikel yang berjudul hubungan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan

pada anak usia prasekolah di taman kanak-kanak Al-Ikhwah Pontianak

yang dilakukan terhadap 121 responden. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan

pada anak usia prasekolah di taman kanak-kanak Al-Ikhwah Pontianak,

dengan metode pengukuran kuesioner serta menggunakan teknik analisa

data uji Chi squre. Hasil analisis hubungan pola asuh ibu dengan perilaku

makan anak usia prasekolah di TK Al-Ikhwah Pontianak didapat nilai

p=0,000 (p<0,05), yang berarti terdapat hubungan antara pola asuh ibu

dengan perilaku sulit makan anak usia prasekolah di TK Al-Ikhwah

Pontianak.

Hasil penelitian (Nova yelinda, Febriana Sabrian, 2015) dengan

judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kesulitan makan

anak prasekolah di PAUD Terpadu Pertiwi DWP Setda kota Pekanbaru,

dengan desain penelitian corss sectional terhdapa 79 responden dengan

metode pengukuran kuesioner serta menggunakan teknik analisa data uji

chi square. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan perilaku makan pada anak prasekolah di

PAUD Terpadu Pertiwi DWP Setda kota Pekanbaru. Hasil uji chi square

menunjukkan adanya hubungan bermakna antara perilaku makan orangtua

dengan kesulitan makan karena p value < a (a: 0,05). Secara statistik dapat

dianalisis bahwa orangtua yang tidak baik perilaku makannya berpeluang

10,105 kali untuk memiliki anak yang mengalami kesulitan makan

dibandingkan dengan orangtua yang melakukan perilaku makan yang baik.

Hasil penelitian (Edi Wibowo dan Indanah, 2020) dengan judul

artikel hubungan antara jenis makanan dengan kesulitan makan pada anak

usia prasekolah di taman kanak-kanak Panggang Jepara, dengan desain

penelitian cros sectional terhadap 70 responden dengan metode

pengukuran kuesioner, serta menggunakan teknik analisa data Sperman’s

Rho. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara jenis

makanan dengan kesulitan makan pada anak usia prasekolah di taman

kanak-kanak Panggang Jepara. Hasil uji statistic menggunakan

Spearman’s Rho diperoleh nilai p = 0,02 < a 0,05 dan memiliki nilai r

(Continuity Correlation) sebesar -0, 698 yang berada diantara rentang r =

0.60 – 0.799 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan jenis makanan

dengan kesulitan makan pada anak usia prasekolah di taman kanak-kanak

Panggang Jepara.

Hasil peneltian (Loka, Lola Vita, Martini, Margaretha, 2018)

tentang hubungan pemberian pola makan dengan perilaku sulit makan

pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) di TK Arrahmatul Abadiyyah


Kelurahan Alalak Selatan Banjarmasin terhadap 32 responden dengan

metode pengukuran kuesioner, serta menggunakan teknik analisa data

Sperman rank. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan

pola pemberian makan dengan perilaku sulit makan pada anak usia

prasekolah (3-6 tahun) di TK Arrahmatul Abadiyyah Kelurahan Alalak

Selatan Banjarmasin. Hasil analisis Pola pemberian makan baik yaitu ibu

yang sangat baik dalam mengatur frekuensi makan anak dengan presentase

62,5% dan anak yang tidak dipaksa untuk makan tidak mengalami sulit

makan dengan presentase 59,4%. Koefisien korelasi spearman rank

menunjukan 0,674 signifikansi 0,000 (P = < 0,05). Artinya teradapat

hubungan antara pola pemberian makan dengan perilaku sulit makan pada

anak usia prasekolah (3-6 tahun) di TK Arrahmatul Abdiyyah Kelurahan

Alalak Selatan Banjarmasin.

Hasil penelitian dari (Lia Fitriyanti dan Imam Sutiejo, 2018)

dengan judul artikel faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku sulit

makan pada anak usia prasekolah di TK At Nurus Sholiha Kebagusan

Pasar Minggu Jakarta Selatan terhadap 70 responden dengan metode

pengukuran kuesioner serta menggunakan teknik analisa data uji

Sperman’s Rho. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahu faktor-

faktor yang berhubungan dengan perilaku kesulitan makan pada anak

prasekolah di TK At Nurus Sholiha Kebagusan Pasar Minggu Jakarta

Selatan. Hasil uji statistic menggunakan Spearman’s Rho diperoleh nilai p

= 0,01 < a 0,05 dan memiliki nilai r (Continuity Correlation) sebesar


-0,687 yang berada diantara rentang r = 0.60 – 0.799. maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan lingkungan dengan kesulitan makan

pada siswa SDN 1 Panggang Jepara.

Hasil penelitian (Lia Fitriyanti dan Imam Sutiejo, 2018) tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan sulit makan pada anak usia

prasekolah di Tk At Nurus Sholihah Kebagusan Pasar Minggu Jakarta

Selatan terhadap 70 responden dengan metode pengukuran kuesioner serta

menggunakan teknik analisa data Sperman”s Rho. Tujuan penelitian ini

adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan sulit

makan anak usia prasekolah di Tk At Nurus Sholihah Kebagusan Pasar

Minggu Jakarta Selatan. Hasil uji statistic menggunakan Spearman’s Rho

diperoleh nilai p = 0,01 < a 0,05 dan memiliki nilai r (Continuity

Correlation) sebesar -0,687 yang berada diantara rentang r = 0.60 – 0.799.

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan lingkungan dengan

kesulitan makan pada anak Usia Pra Sekolah Di Tk At Nurus Sholihah

Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan

B. Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari artikel-artikel yang diambil

dari situs resmi Google Scholar terkait dengan faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku kesulitan makan pada anak usia prasekolah

yang selanjutnya akan diruraikan sebagai berikut:


1. Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Perilaku Kesulitan Makan

Pada Anak Usia Prasekolah

Hasil penelitian (Karlie Bellafilly dkk, 2016) Berdasarkan hasil

analisis, terdapat hubungan hubungan pola asuh ibu dengan perilaku

sulit makan pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Taman

KanakKanak Desa Palelon Kec. Modoinding, Minahasa Selatan. Hasil

uji statistik dengan menggunakan chi square ( )didapatkan nilai p-

value = 0,000 < a (= 0,05), dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Hal

ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Handayani (2010)

dimana terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh dengan

perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah di RW 013 kelurahan

bencongan Tangerang, ini menunjukkan bahwa pola asuh ibu yang

diterapkan pada anak berpengaruh terhadap perubahan pola makan

anak seperti terjadinya perilaku sulit makan.

Pola asuh adalah salah satu faktor dalam pembentukan karakter

anak, hal ini didasari bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan

pendidikan utama dan pertama bagi anak. Pola asuh dibagi ke dalam 3

kategori yaitu pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif (Wibowo,

2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nafratilawati (2014) dari

hasil uji statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara pola

asuh orang tua dengan kesulitan makan pada anak prasekolah (3-5

tahun) di TK Leyangan Kabupaten Semarang. Dilihat dari hasil

penelitian dan analisis menunjukkan adanya hubungan yang berarti


antara pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia

prasekolah, ini berarti bahwa pola asuh ibu sangat penting terhadap

pembentukan perilaku dan karakter anak, karena anak seringkali

meniru kebiasaan dan perilaku dari orang tua baik ibu atau ayahnya

termasuk menirukan kebiasaan makan ibu atau ayahnya. Oleh sebab

itu, pola asuh sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak terlebih

kebiasaan makan sehingga pola asuh yang kurang baik dapat

menyebabkan anak mengalami perilaku sulit makan.

2. Hubungan Pola Perilaku Makan Orang Tua Dengan Perilaku

Kesulitan Makan Pada Anak Usia Prasekolah

Hasil penelitian (Nova yelinda dkk, 2015) Hasil analisis

univariat bahwa orangtua menunjukkan perilaku makan orangtua yang

baik pada anaknya (45,6%) dan yang tidak baik (54,4%). Hasil uji

statistik menunjukkan adanya hubungan antara perilaku makan

orangtua dengan perilaku kesulitan makan anak prasekolah. Menurut

penelitian Grodner, Long dan Walkingshaw 2007), yang menyatakan

bahwa perilaku anak dipengaruhi oleh contoh perilaku orang dewasa

di sekitarnya. Peran orangtua untuk selalu memberikan contoh yang

baik bagi anak sangat diperlukan untuk membentuk perilaku anak,

termasuk perilaku makan.

Orangtua yang tidak pernah mengkonsumsi makanan sehat

dihadapan anak-anaknya adalah orangtua yang tidak mengajarkan

anak untuk memiliki kebiasaan makan makanan sehat. Menurut


penelitian yang dilakukan oleh Mascola, Bryson dan Agres (2010)

bahwa anak meniru perilaku orangtua yang sering memilih-milih

makanan berdasarkan selera atau kesukaan. Sebaliknya jika orangtua

mengkonsumsi banyak sayur dan buah dan menhindari konsumsi

makanan tidak sehat dihadapan anak-anaknya maka akan mengurangi

resiko anak dalam konsumsi makanan yang tidak sehat (Kroller dan

Warchburger, 2009).

Usia prasekolah merupakan masa-masa penting dalam

membentuk kebiasaan makan sehat pada anak (Wardlaw dan Hampl,

2004). Tahapan ini, anak mulai belajar untuk bisa makan sendiri,

sehingga diperlukan contoh yang dapat menunjukan dan mengarahkan

perilaku makan yang baik bagi anak. Sebagai bagian dari

perkembangan kehidupan sosial, anak mempelajari sesuatu dengan

meniru perilaku orang-orang disekitarnya termasuk perilaku makan

(Brown, 2011).

3. Hubungan Jenis Makanan Dengan Perilaku Kesulitan Makan

Pada Anak Usia Prasekolah

Hasil penelitian (Edi Wibowo dkk, 2020) Hasil uji statistic

menggunakan Spearman’s Rho diperoleh nilai p = 0,02 < a 0,05 dan

memiliki nilai r (Continuity Correlation) sebesar -0,698, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara jenis makanan

dengan kesulitan makan pada siswa SDN 1 Panggang Jepara.


Penelitian ini sejalan dengan yang penelitiannya Rahmawati

(2011), yang menyatakan bahwa didapatkan adanya hubungan antara

jenis makanan denga kesulitan makan pada anak. Hal ini dibuktikan

dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 30 responden

mayoritas responden yaitu 16 responden memiliki jenis makanan

kurang baik, terdapat 14 responden yang anaknya mengalami sulit

makan sedangkan hanya 2 responden yang tidak sulit makan.

Menurut asumsi peneliti bahwa jenis makanan yang sehat dan

anaknya tidak sulit makan sebanyak 6 siswa (8,57%), karena mungkin

pengetahuan orang tua tentang variasi makanan sangatlah di

perhatikan dalam keluarga sehinga anak tersebut merasa senang ketika

makanan yang diberikan itu bervariasi pada saat makan sedangkan

jenis makanan yang kurang sehat dan anaknya tidak sulit makan, tidak

ada responden kemungkinan anak tersebut terbiasa jajan di sekoah

sehingga hanya menyukai jenis makanan tertentu jadi kalau orang

tuanya memberikan variasi makanan anak tidak terlalu menyukainya

kalau bukan jajanan yang ada di sekolah sedangkan jenis makanan

yang kurang sehat dan anaknya sulit makan tingkat sedang sampai

berat sebanyak 35 responden (50%) kemungkinan anak tersebut harus

menjadi perhatian orang bahwa jenis makanan kurang baik maka mana

nafsu makan anak akan terganggu maka pada saat mau memberikan

makan pada anak orang harus memberikan variasi makanan yang

semenarik mungkin untuk menarik perhatian anak untuk makan.


4. Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Perilaku Kesulitan

Makan Pada Anak Usia Prasekolah

Penelitian (Loka Lola Vita dkk, 2018) Analisis statistik

hubungan pola pemberian makan dengan perilaku sulit makan pada

anak usia prasekolah (3-6 tahun) di TK Arrahmatul Abadiyyah

Kelurahan Alalak Selatan Banjarmasin tahun 2018 dengan

menggunakan uji korelasi spearman rank, diperoleh nilai p value =

0,000 dengan signifikansi 5% maka p value < 0,05 artinya Ha diterima

dan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola

pemberian makan dengan perilaku sulit makan.

Nilai korelasi koefisien antara pola pemberian makan dengan

perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) di TK

Arrahmatul Abadiyyah Kelurahan Alalak Selatan Banjarmasin, dapat

dilihat dari nilai coefficien corelation menunjukan nilai sebesar 0,674

sehingga dapa diinterpretasikan bahwa kedu variable terdapat

hubungan yan kuat kuat atau tinggi dengan ara korelasi positif yang

artinya semakin baik pola pemberian maka maka tidak terjadi perilaku

sulit makan pada anak.

Pola pemberian makan yang diberikan kepada anak akan sangat

mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak karena

dalam asupan nutrisi tersebut mengandung zat gizi yang sangat

penting untuk pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, dan ceredasan


anak. Sejalan dengan teori Sulistyoningsih, H. (2011) yang

menyatakan bahwa pola pemberian makan yang sehat akan berdampak

baik pada kesehatan di masa yang akan datang. Dalam pemenuhan

nutrisi sang anak pola pemberian sangat erat hubungan dengan

perilaku makan anak agar lebih baik dan menyenangkan.

Didukung oleh penelitian Nurhasanah dkk (2016), menyatakan

bahwa ada hubungan antara praktik pemberian makan dengan status

gizi anak dengan nilai P=0,000 < 0,05. Anak yang kurang optimal

dalam pemberian makan mempunyai peluang 8 kali untuk mempunyai

status gizi kurus dibandingkan orang tua yang optimal dalam

pemberian makan. Status gizi sangat erat hubungaya pertumbuhan dan

perkembangan agar dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan

usia dan kebutuhan anak.

5. Hubungan Lingkungan Dengan Perilaku Kesulitan Makan Pada

Anak Usia Prasekolah

Penelitian (Lia Fitriyanti dan Imam Sutiejo, 2018) Hasil uji

statistic menggunakan Spearman’s Rho diperoleh nilai p = 0,01 < a

0,05 dan memiliki nilai r (Continuity Correlation) sebesar -0,687,

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara

lingkungan dengan kesulitan makan pada anak usia prasekolah Di Tk

At Nurus Sholihah Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Menurut Herawati (2014), lingkungan merupakan faktor yang

sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.Lingkungan


yang cukup baik dan mendukung akan memungkinkan tercapainya

potensi bawaan dan sebaliknya lngkungan yang kurang baik dan tidak

mendukung akan menghambat potensianya. Lingkungan inimerupakan

lingkungan biofisika-psiko-sosial yang memengaruhi individu setiap

hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Segala sesuatu yang

ada di sekitar anak baik di keluarga maupun tempat bermain yang

dapat mempengaruhi perilaku makan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilalukan Fitriani

(2014), bahwa lingkungan anak dapat berpengaruh pada tingkat pola

makan anak yang dilakukan sehingga setiap orang tua harus

mengusahankan agar faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan

dapat diusahakan sedemikian rupa sehingga nantinya mempunyai

pengaruh positif terhadap pola makan.

Penelitian ini berasumsi bahwa lingkungan yang mendukung baik dan

anaknya tidak sulit makan sebanyak 6 siswa (8,57%) karena

kemungkinan anak tersebut bergantung kepada lingkungan apabila

lingkungan baik maka anak pun nyaman begitu pula sebaliknya

sebagaimana dalam teorinya Nurfadillah (2012) bahwa lingkungan

anak dapat berpengaruh pada tingkat pola makan. Sedangkan

lingkungan yang baik dan anaknya sulit makan tingkat sedang

sebanyak 8 siswa (11,4%) kemungkinan anak tersebut tidak

bergantung kepada lingkungan karena mungkin orang lebih

memperhatikan masalah variasi makanan yang telah diberikan kepada


anak sehingga anak tersebut terbiasa dengan kondisi tersebut.

Kemudian lingkungan yang kurang baik/ kurang mendukung dan

anaknya tidak sulit makan, tidak ditemukan siswa, kemungkinan anak

tersebut sudah terbiasa dengan lingkungan tersebut dalam keluarganya

sejak kecil sehingga persoalan lingkungan tidak terlalu di perhatikan

dalam keluarganya sedangkan lingkungan kurang baik dan anaknya

sulit makan sebanyak 31 siswa (44,2%) karena anak tersebut tidak

merasa nyaman pada saat makan dalam lingkungan yang kurang baik

sehinga hal itu membuat anak lama kelamaan berpengaruh pada

sulitan makan selanjutnya pada saatdiberikan makan karena kondisi

lingkungan yang kurang baik. Maka lingkungan yang baik juga

berpengaruh besar terhadap kesulitan makan pada anak.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan jurnal-jurnal penelitian sebelumnya mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan perilaku kesulitan makan pada anak usia

prasekolah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh ibu dengan

perilaku kesulitan makan pada anak usia prasekolah.

2. Terdapat hubungan yang bermakna antara perlaku makan orang tua

dengan perilaku kesulitan makan pada anak usia prasekolah.

3. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis makanan dengan

perilaku kesulitan makan pada anak usia prasekolah.

4. Terdapat hubungan yang bermakna antara pola pemberian makan

dengan perilaku kesulitan makan pada anak usia prasekolah.

5. Terdapat hubungan yang bermakna antara lingkungan dengan perilaku

kesulitan makan pada anak usia prasekolah.

B. Saran

1. Bagi Perkembangan Ilmu Pendidikan

Disarankan untuk mengembangkan teori-teori Kesehatan dan

ilmu keperawatan anak guna mengidentifikasi perilaku kesulitan

makan pada anak usia prasekolah.


2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan untuk menggunakan studi literature ini sebagai

referensi serta menjadi bahan acuan untuk mengembangkan studi

literature serupa mengenai factor-kator yang berhubungan dengan

perilaku kesulitan makan pada anak usia prasekolah.

Anda mungkin juga menyukai