OLEH
KELOMPOK II
FAKULTAS KESEHATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama dalam
menyelesaikan laporan kami yang berjudul “Syok Sepsis” laporan ini merupakan salah satu
tugas mata kuliah “keperawatan gawat darurat”.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kelompok II
DAFTAR ISI
a. Kesimpulan ............................................................................................................ 14
b. Saran ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sepsis merupakan suatu kondisi kerusakan sistim imun akibat infeksi.Hal ini
merupakan masalah kesehatan dunia karena patogenesisnya yang sangat kompleks dan
pengobatannya yang sulit serta angka mortalitasnya yang tinggi meskipun selalu terjadi
perkembangan antibiotic yang baru.Sepsis terjadi di beberapa Negara dengan angka
kejadian yang tinggi, dan kejadiannnya yang terus meningkat.Berdasarkan data
Epidemiologi di Amerika Utara bahwa sepsis terjadi pada 3 kasus dari 1000 populasi yang
diartikan 75.000 penderita per tahun.(Guntur A H,2007)
Angka mortalitas sepsis mencapai 30% dan bertambah pada usia tua 40% dan
penderita syok sepsis mencapai 50 %.Meskipun selalu terjadi perkembangan antibiotic dan
terapi perawatan intensif,sepsis menimbulkan angka kematian yang tinggi dihampir semua
ICU.Sindrom sepsis mulai dari Sistemic Inflammatory Respond Syndrome (SIRS) sampai
sepsis yang berat (Disfungsi organ yang akut) dan syok sepsis (Sepsis yang berat ditambah
dengan hipotensi yang tak membaik dengan resusitasi cairan).(Kasper,2005)
Terapi utama meliputi resusitasi cauran untuk mengembalikan tekan sirkulasi
darah, terapi antibiotic, mengatasi sumber infeksi, pemberian vasopresor untuk mencegah
syok dan pengendalian kadar gula dalam darah.Sepsis akan menyebabkan terjadinya syok,
sehinggga berdampak pada kerusakan organ.Respon sepsis dapat dipicu oleh trauma
jaringan, ischemia-reperfusion injury, endokrin dan eksokrin.(Guntur A H,2007)
Bakteri gram negative terdpat endotoksin yang disebut lipopolisakarida (LPS) yang
terletak pada lapisan terluar.Lapisan luar membrane bakteri gram negative tersusun atas
lipid bilayer, yaitu membrane sitoplasmic dalam dan luar yang dipisahkan peptidoglikan.
.(Guntur A H,2007)
Sepsis terdapat produksi mediator-mediator inflamasi atau sitokin.Makrofag
merupakan salah satu mediator seluler, makrofag memegang peranan penting dalam
pathogenesis syok sepsis.Penelitian terakhir menunjukkan bahwa LPS dapat menurunkan
kemampuan IFN-gamma atau LPS untuk memacu Inducible nitric oxide synthase (Inos)
pada kultur makrofag sehingga NO mengalami penurunan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka dikemukakan rumusan
masalah sebagai berikut :
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui definisi dari Syok Septik
2. Mengetahui etiologi dari Syok Septik
3. Mengetahui patogenesis dari Syok Septik
4. Mengetahui manifestasi klinis dari Syok Septik
5. Mengetahui patofisiologi dari Syok Septik
6. Mengetahui Penatalaksanaan dari Syok Septik
BAB II
PEMBAHASAN
Syok adalah kondisi kritis akibat penurunan mendadak dalam aliran darah yang melalui
tubuh.(Kamus Keperawatan).
Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler (jantung dan
pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang
memadai. Syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah rendah dan kematian sel
maupun jaringan.(Nasroedin,2007)
Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah,
termasuk kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume darah
yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah
(misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).
2. Anatomi fisiologi
Defenisi Imunologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antigen, antibodi, dan
fungsi pertahanan tubuh penjamu yang diperantarai oleh sel, terutama berhubungan
imunitas terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan.
Sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari
makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan
parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan
molekul lain seperti yg terjadi pada autoimunitas dan melawan sel yang teraberasi menjadi
tumor.
Fungsinya :
a. Sumsum Tulang Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam
sumsum tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih,
(termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh juga
terdapat di tempat lain.
b. Thymus Glandula thymus memproduksi dan mematurasi/mematangkan T limfosit yang
kemudian bergerak ke jaringan limfatik yang lain,dimana T limfosit dapat berespon
terhadap benda asing. Thymus mensekresi 2 hormon thymopoetin dan thymosin yang
menstimulasi perkembangan dan aktivitas T limfosit.
i. Limfosit T sitotoksik limfosit yang berperan dan imunitas yang diperantarai sel. Sel T
sitotoksik memonitor sel di dalam tubuh dan menjadi aktif bila menjumpai sel dengan
antigen permukaan yang abnormal. Bila telah aktif sel T sitotoksik menghancurkan sel
abnormal.
ii. Limfosit T helper Limfosit yang dapat meningkatkan respon sistem imun normal.
Ketika distimulasi oleh antigen presenting sel sepeti makrofag, T helper melepas faktor
yang yang menstimulasi proliferasi sel B limfosit.
iii. Limfosit B Tipe sel darah putih ,atau leukosit penting untuk imunitas yang diperantarai
antibodi/humoral. Ketika di stimulasi oleh antigen spesifik limfosit B akan berubah
menjadi sel memori dan sel plasma yang memproduksi antibodi.
iv. Sel plasma Klon limfosit dari sel B yang terstimulasi. Plasma sel berbeda dari limfosit
lain ,memiliki retikulum endoplamik kasar dalam jumlah yang banyak ,aktif
memproduksi antibodi
c. Getah Bening Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang
perjalanan limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae, selangkangan,
dan paraaorta daerah.
d. Nodus limfatikus Nodus limfatikus (limfonodi) terletak sepanjang sistem limfatik. Nodus
limfatikus mengandung limfosit dalam jumlah banyak dan makrofag yang berperan
melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Limfe bergerak melalui sinus,sel
fagosit menghilangkan benda asing. Pusat germinal merupakan produksi limfosit.
e. Tonsil Tonsil adalah sekumpulan besar limfonodi terletak pada rongga mulut dan
nasofaring. Tiga kelompok tonsil adalah tonsil palatine, tonsil lingual dan tonsil
pharyngeal.
f. Limpa Limpa mendeteksi dan merespon terhadap benda asing dalam darah ,merusak
eritrosit tua dan sebagai penyimpan darah. Parenkim limpa terdiri dari 2 tipe jaringan: pulpa
merah dan pulpa putih 1) Pulpa merah terdiri dari sinus dan di dalamnya terisi eritrosit 2)
Pulpa putih terdiri limfosit dan makrofag Benda asing di dalam darah yang melalui pulpa
putih dapat menstimulasi limfosit .
3. Etilogi
Syok septic diakibatkan oleh serangkaian peristiwa hemodinamik dan metabolic
yang dicetuskan oleh serangan mikroba, serta yang penting adalah oleh system pertahanan
tubuh. Sepsis dan syok septic dapat disebabkan oleh gejala serangan mikroorganisme yang
berkaitan dengan infeksi bakteri aerobic dan an aerobic terutama disebabkan oleh :
a. Bakteri gram negative seperti Escheria coli, Klebsiella sp, pseudomonas sp,
Bacteroides sp, dan proteus sp, Bakteri gram negative mengandung
lipopolisakarida pada dinding selnya yang disebut endotoksin. Apabila dilepas dan
masuk kedalam aliran darah, endotoksin menghasilkan beragam perubahan-
perubahan biokimia yang merugikan dan mengaktivasi imun dan mediator biologis
lainnya yang menunjukan syok septic.
b. Organisme gram positif seperti : Stafilokokus, Streptokokus, dan Pneumokokus
juga terlibat dalam timbulnya sepsis
c. Organisme gram positif melepaskan eksotoksin yang berkemampuan untuk
mengerahkan mediator imun dengan cara yang sama dengan endotoksin
d. Selain itu infeksi viral, fungal, dan riketsia dapat mengarah kepada timbulnya syok
sepsis dan syok septik
4. Patofisiologi
Kemungkinan infeksi tempat pembedahan secara langsung dikaitkan dengan
kemungkinan infeksi dan banyaknya bakteri yang masuk kedalam insisi, dimanifestasikan
sebagai serangkaian peristiwa yang mengarah dari sepsis sampai syok septic, dicetuskan
oleh hormonal kompleks serta bahan-bahan kimia yang dihasilkan baik langsung maupun
tidak langsung oleh system petahanan tubuh sebagai respon efek yang merugikan yang
disebabkan oleh toksin bakteri. Aktivasi selular, humoral dan system pertahanan kekebalan
oleh toksin secara umum mengakibatkan respon peradangan yang menghasilkan mediator
kimiawi, yang bertanggung jawab terhadap kekacauan pada banyak system yang berkaitan
dengan syok septic
6. Penatalaksanaan
1) Medis
Pengobatan terbaru syok septic mencakup mengidentifikasi dan mengeliminasi
penyebab infeksi. Pengumpulan specimen urin, darah, sputum dan drainase luka
dilakukan dengan teknik aseptic. Antibioktik spectrum luas diberikan sebelum
menerima laporan sensitifitas dan kultur untuk meningkatkan ketahanan hidup pasien
(Roach, 1990).
Preparat sefalosporin ditambah amino glikosida diresepkan pada awalnya.
Kombinasi ini akan memberikan cangkupan antibiotic sebagaian organism gram
negative dan beberapa gram positif. Saat laporan sensitifitas dan kultur tiba, antibiotik
diganti dengan antibiotic yang secra lebih spesifik ditargetkan pada organisme
penginfeksi dan kurang toksin untuk pasien. Setiap rute infeksi yang potensial harus di
singkirkan seperti : jalur intravena dan kateter urin. Setiap abses harus di alirkan dan
area nekrotik dilakukan debidemen. Dukungan nutrisi sangat diperlukan dalam semua
klasifikasi syok. Oleh karena itu suplemen nutrisi menjadi penting dalam
penatalaksanaan syok septic. Suplemen tinggi protein harus diberikan 4 hari dari awitan
syok. Pemberian makan entral lebih dipilih daripada parenteral kecuali terjadi
penurunan perfusi kesaluran gastrointestinal.
2) Keperawatan
a) Perawat harus sangat mengingat resiko sepsis dan tingginya mortalitas yang
berkaitan dengan syok septic.
b) Semua prosedur infasive harus dilakukan dengan teknik aseptic yang tepat,
c) Selain itu jalur intravena, insisi bedah, luka trauma, kateter urin dan luka
dekubitus dipantau terhadap tanda-tanda infeksi.
d) Perawat berkolaborasi dengan anggota tim perawat lain.
e) Perawat memantau pasien dengan ketat terhadap reaksi menggigil yang lebih
lanjut.
f) Perawat memberikan cairan intravena dan obat-obatan yang diresepkan
termasuk antibiotic untuk memulihkan volume vascular.
7. Komplikasi
a. Meningitis
b. Hipoglikemi
c. Aasidosis
d. Gagal ginjal
e. Disfungsi miokard
f. Perdarahan intra cranial
g. Icterus
h. Gagal hati
i. Disfungsi system saraf pusat
j. Kematian
k. Sindrom distress pernapasan dewasa (ARDS)
8. Landasan teori keperawatan
a. Wawancara / pengkajian
da banyak teori dari beberapa ahli keperawatan tentang pengkajian keperawatan,
Berikut beberapa definisi caring dari beberapa ahli keperawatan.
1. Potter dan Perry (1997) dalam buku Konsep dasar keperawatan dengan pemetaan
konsep halaman 19 mengemukakan bahwa pengkajian adalah proses sistematis
berupa pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien.
2. Carpenito dan Moyet ( 2007 ) dalam buku Konsep dasar keperawatan dengan
pemetaan konsep halaman 19 mengemukakan bahwa pengkajian adalah tahap yang
sistematis dalam pengumpulan data tentang individu, keluarga, dan kelompok.
5. Jadi, dapat di simpulkan bahwa pengkajian adalah salah satu proses keperawatan
yang sistematis dan berkesinambungan berupa pengumpulan, verifikasi, dan
komunikasi data tentang individu, keluarga, dan kelompok untuk menggali
permasalahan klien.
b. Pemeriksaan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sindrom kardiorenal terjadi pada pasien yang mengalamai sepsis berat dan syok
septik. Patogenesis terjadinya CRS dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi
baik fungsi jantung dan atau ginjal, termasuk keadaan syok yang dihubungkan dengan
hipoperfusi ginjal, vasodilatasi pembuluh darah sistemik maupun intrarenal, reaksi
inflamasi jaringan, disfungsi endotel dan terjadinya gangguan permeabilitas vaskular.
Pada kasus sepsis berat dan syok sepsis keberhasilan terapi terletak pada
penatalaksanaan yang adekwat dan implementasi dari 3 pilar sepsis yakni resusitasi cairan
sedini mungkin dapat mencapai target hemodinamik, pemberian antibiotik yang tepat dan
adekwat serta source control yang baik.
B. SARAN
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Kedokteran UI.
https://id.scribd.com/doc/276697501/Lp-Syok-Sepsis
https://id.scribd.com/doc/268384268/Lp-Syok-Septik