Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PERTOLONGAN PERTAMA PADA PASIEN SYOK


Diajukan untuk memenuhi Tugas Mandiri

Disusun:
YUNI WAHYUNI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta


anugerah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan baik dan dalam bentuk yang sederhana. Semoga Makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
mengenai pengetahuan dasar  mengenai kesehatan.
            Harapan kami semoga makalah ini menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, walaupun kami akui masih banyak kekurangan
dalam penyajian makalah ini karena ilmu  yang kami miliki masih sangat kurang.
            Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini, dari awal sampai akhir hingga
menjadi sebuah makalah. kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk pembuatan makalah berikutnya, terimakasih.

Pandeglang, September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
i
DAFTAR ISI...................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................
1
B. Tujuan......................................................................................
2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengertian Syok.......................................................................
3
B. Stadium Syock.........................................................................
4
C. Tanda Dan Gejala....................................................................
5
D. Manifestasi Klinis....................................................................
5
E. Jenis Syok................................................................................
6
F. Penatalaksanaan Syock............................................................
12

BAB III KONSEP KEPERAWATAN DENGAN


PERDARAHAN DAN SYOK HYPOVOLEMIK
A. Anamnesa.................................................................................
15
B. Pemeriksaan Umum..................................................................
19
C. Pemeriksaan Genetalia..............................................................
20
D. Pemeriksaan Penunjang............................................................
21

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................
23
B. Saran........................................................................................
23

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Syok merujuk kepada suatu keadaan di mana terjadi kehilangan cairan
tubuh dengan cepat sehingga terjadinya multiple organ failure akibat perfusi
yang tidak adekuat. Syok paling sering timbul setelah terjadi perdarahan hebat
(syok hemoragik). Perdarahan eksternal akut akibat trauma tembus dan
perdarahan hebat akibat kelianan gastrointestinal merupakan 2 penyebab syok
hemoragik yang paling sering ditemukan. Syok hemoragik juga bisa terjadi
akibat perdarahan internal akut ke dalam rongga toraks dan rongga abdomen.
Penyebab utama perdarahan internal adalah terjadinya trauma pada organ dan
ruptur pada aneurysme aortic abdomen. Syok bisa merupakan akibat dari
kehilangan cairan tubuh lain selain dari darah dalam jumlah yang banyak.
Contoh syok hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan cairan lain ini adalah
gastroenteritis refraktrer dan luka bakar hebat. Objektif dari keseluruhan jurnal
ini adalah terfokus kepada syok hipovolemik yang terjadi akibat perdarahan
dan pelbagai kontroversi yang timbul seputar cara penanganannya.
Kebanyakan trauma merbahaya ketika terjadinya perang sekitar tahun
1900an telah memberi kesan yang angat signifikan pada perkembangan
prinsip penanganan resusitasi syok hemoragik. Ketika Perang Dunia I, W.B.
Cannon merekomendasikan untuk memperlambat pemberian resusitasi cairan
sehingga penyebab utama terjadinya syok diatasi secara pembedahan.
Pemberian kristalloid dan darah digunakan secara ekstensif ketika Perang
Dunia II untuk menangani pasien dengan keadaan yang tidak stabil.
Pengalaman yang di dapat semasa perang melawan Korea dan Vietnam
memperlihatkan bahawa resusitasi cairan dan intervensi pembedahan awal
merupakan langkah terpenting untuk menyelamatkan pasien dengan trauma
yang menimbulkan syok hemoragik. Ini dan beberapa prisip lain membantu
dalam perkembangan garis panduan untuk penanganan syok hemoragik kaibat
trauma. Akan tetapi, peneliti-peneliti terbaru telah mempersoalkan

1
2

panduan ini, dan hari ini telah timbul pelbagai kontroversi tentang cara
penanganan syok hemoragik yang paling optimal.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui Pertolongan Pertama pada pasien syock
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui : pengertian syock, penyebab terjadinya
syok, patofisiologi terjadinya syock, tanda dan gejala syock , manifestasi
kllinis syock, jenis-jenis syock, penatalaksanaan syock
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Syok
Suatu keadaan/ syndrome gangguan perfusi jaringan yang menyeluruh
sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan metabolisme jaringan. (Rupii, 2005)
Keadaan kritis akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam mencukupi nutrien
dan oksigen baik dari segi pasokan & pemakaian untuk metabolisme selular
jaringan tubuh sehingga terjadi defisiensi akut oksigen akut di tingkat sekuler.
(Tash Ervien S, 2005)
Suatu bentuk sindroma dinamik yang akibat akhirnya berupa kerusakan
jaringan sebab substrat yang diperlukan untuk metabolisme aerob pada
tingkat mikroseluler dilepas dalam kecepatan yang tidak adekuatoleh aliran
darah yang sangat sedikit atau aliran maldistribusi (Candido, 1996)
Bentuk berat dari kekurangan pasokan oksigen dibanding kebutuhan.
Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya oksigenasi jaringan atau perubahan
dalam sirkulasi kapiler. Kekurangan oksigen akan berhubungan dengan
ASIDOSIS LACTATE, dimana kadar lactat tubuh merupakan indikator dari
tingkat berat- ringannya syock
Syok yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer yang
menyebabkan perfusi jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan
zat makanan dan membuang sisa metabolisme ( Theodore, 93 ), atau suatu
perfusi jaringan yang kurang sempurna.
Langkah pertama untuk bisa menanggulangi syok adalah harus bisa
mengenal gejala syok. Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa
syok dengan segera. Diagnosa dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak
adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan.
Langkah kedua dalam menanggulangi syok adalah berusaha
mengetahui kemungkinan penyebab syok. Pada pasien trauma, pengenalan
syok berhubungan langsung dengan mekanisme terjadinya trauma. Semua
jenis syok dapat terjadi pada pasien trauma dan yang tersering adalah syok

3
4

hipovolemik karena perdarahan. Syok kardiogenik juga bisa terjadi pada


pasien-pasien yang mengalami trauma di atas diafragma dan syok neurogenik
dapat disebabkan oleh trauma pada sistem saraf pusat serta medula spinalis.
Syok septik juga harus dipertimbangkan pada pasien-pasien trauma yang
datang terlambat untuk mendapatkan pertolongan.

B. Stadium Syock
1. Kompensasi
Pada stadium ini efek dari kehilangan cairan pada fungsi organ
vital dipertahankan melalui mekanisme kompensasi fisiologis tubuh
dengan cara meningkatkan reflek simpatis,yang menyebabkan
terjadinyapeninf=gkatan resistensi vaskuler sistemik dan meningkatkan
cardiac ouutput dan meningkatkan sekresi vasopresin renin RAAS
diginjal sebagai mekanisme pertahanan pada organ yang pertamam
terdamapak pada keadaan hypovolemi dengan cara menahan air dan
sodium didalam sirkulasi.
Gejala stadium ini takikardi,gelisah kulit pucat dan dingindan
tekanan darah bisa dalam keadaan normal.

2. Dekompensasi
Mekanisme komposisi mulai gagal, cadiac sulfat made kuat perfusi
jaringan memburuk, terjadilah metabolisme anaerob. karena asam laktat
menumpuk terjadilah asidisif yang bertambah berat dengan terbentuknya
asan karbonat intrasel. Hal ini menghambat kontraklilitas jantung yang
terlanjur pada mekanisme energi pompo Na+K di tingkat sel. Pada syock
juga terjadi pelepasan histamin akibat adanya smesvar namun bila syock
berlanjut akan memperburuk keadaan, dimana terjadi vasodilatasi disfori
& peningkatan permeabilitas kapiler sehingga volumevenous retwn
berkurang yang terjadi timbulnya depresi muocard. Maniftrasi klinis : TD
menurun, takikardi,asidosis ,oliguria Kesadaran menurun
5

3.Irreversibel
Gagal kompensasi terlanjut dengan kematian sel dan disfungsi
sistem multiorgan, cadangan ATP di keper dan jantung habis (sintesa baru
2 jam). terakhir kematian walau sirkulasi dapat pulih manifestasi klinis :
TD taktenkur, nadi tak teraba, kesadaran (koma), anuria.
C. Tanda Dan Gejala
1. Sistem Kardiovaskuler
- Gangguan sirkulasi perifer-pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya
pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan
tekanan darah.
- Nadi cepat dan halus.
- Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan, karena
adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari
volume sirkulasi darah.
- Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling
baik.
- CVP rendah.
2. Sistem Respirasi
Pernapasan cepat dan dangkal.
3. Sistem saraf pusat
Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah
rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah
sampai tidak sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan sampai
yakin bahwa gelisahnya pasien memang karena kesakitan.
4. Sistem Saluran Cerna
Bisa terjadi mual dan muntah.
5. Sistem Saluran Kencing
Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien dewasa
adalah 60 ml/jam (1/5–1 ml/kg/jam).
6

D. Manifestasi Klinis
Secara umum manifestasi klinis syock yang muncul antara lain :
pucat, bingung, coma tachicardy, Sianosis, Arithnia gagal jantung kongestif,
Berkeringat, takipneu, Perubahan suhu, Oedem paru, Gelisah, Disorientasi.
Sedang manifestasi klinis lain yang dapat muncul
1. Menurunnya filtrasi glomerulus
2. menurunnya urin out put
3. meningkatnya keeping darah
4. asidosis metabolic
5. hyperglikemi

E. Jenis Syok
1. Syok Hypovolemik
Syok hipovolemik merujuk keada suatu keadaan di mana terjadi
kehilangan cairan tubuh dengan cepat sehingga terjadinya multiple organ
failure akibat perfusi yang tidak adekuat. Syok hipovolemik ini paling
sering timbul setelah terjadi perdarahan hebat (syok hemoragik).
a. Faktor Penyebab
Pada umumnya syok hipovolemik disebabkan karena
perdarahan, sedang penyebab lain yang ekstrem adalah keluarnya
garam (NaCL). Syok misalnya terjadi pada : patah tulang panjang,
rupture spleen, hematothorak, diseksi arteri, pangkreatitis berat.
Sedang syok hipovolemik yang terjadi karena berkumpulnya cairan di
ruang interstisiil disebabkan karena: meningkatnya permeabilitas
kapiler akibat cedera panas, reaksi alergi, toksin bekteri.
Penyebab utama perdarahan internal adalah terjadinya trauma
pada organ dan ruptur pada aneurysme aortic abdomen. Syok
hipovolemik bisa merupakan akibat dari kehilangan cairan tubuh lain
selain dari darah dalam jumlah yang banyak. Contoh syok
hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan cairan lain ini adalah
gastroenteritis refraktrer dan luka bakar hebat.
7

b. Patofisiologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan
cara mengaktifkan 4 sistem major fisiologi tubuh: sistem hematologi,
sistem kardiovaskular, sistem renal dan sistem neuroendokrin.system
hematologi berespon kepada perdarahan hebat yag terjadi secara akut
dengan mengaktifkan cascade pembekuan darah dan
mengkonstriksikan pembuluh darah (dengan melepaskan thromboxane
A2 lokal) dan membentuk sumbatan immatur pada sumber
perdarahan. Pembuluh darah yang rusak akan mendedahkan lapisan
kolagennya, yang secara subsekuen akan menyebabkan deposisi fibrin
dan stabilisasi dari subatan yang dibentuk. Kurang lebih 24 jam
diperlukan untuk pembentukan sumbatan fibrin yang sempurna dan
formasi matur.
c. Tahap Syok Hipovolemik
1) Tahap I :
- terjadi bila kehilangan darah 0-10% (kira-kira 500ml)
- terjadi kompensasi dimana biasanya Cardiak output dan
tekanan darah masih dapat dipertahankan
2) Tahap II :
- terjadi apabila kehilanagan darah 15-20%
- tekanan darah turun, PO2 turun, takikardi, takipneu,
diaforetik, gelisah, pucat.
3) Tahap III
- bila terjadi kehilengan darah lebih dari 25%
- terjadi penurunan : tekanan darah, Cardiak output,PO2,
perfusi jaringan secara cepat
- terjadi iskemik pada organ
- terjadi ekstravasasi cairan
8

2. Syok Kardiogenik
a. Definisi
Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung
yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti
sama sekali.
Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-tanda
hipoperfusi jaringan yang diakibatkan oleh gagal jantung rendah
preload dikoreksi. Tidak ada definisi yang jelas dari parameter
hemodinamik, akan tetapi syok kardiogenik biasanya ditandai dengan
penurunan tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmhg
(www.fkuii.org)
Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan karena fungsi
jantung yang tidak adekua, seperti pada infark miokard atau obstruksi
mekanik jantung; manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi,
kulit dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan kegelisahan.
(Kamus Kedokteran Dorland, 1998)

b. Etiologi
Penyebab syok kardiogenik mempunyai etiologi koroner dan
non koroner. Koroner, disebabkan oleh infark miokardium,
Sedangkan Non-koroner disebabkan oleh kardiomiopati, kerusakan
katup, tamponade jantung, dan disritmia.

c. Manifestasi Klinis
Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri
yang mengakibatkan gangguan mengakibatkan gangguan fungsi
ventrikel kiri. Gmbaran klinis gagal jantung kiri :
- Sesak napas dyspnea on effert, paroxymal nocturnal dyspnea
- Pernapasan cheyne stokes
- Batuk-batuk
- Sianosis
9

- Suara serak
- Ronchi basah, halus tidak nyaring di daerah basal paru hydrothorax
- Kelainan jantung seperti pembesaran jantung, irama gallop,
tachycardia
- BMR mungkin naik
- Kelainan pada foto rontgen
d. Patofisiologi
Tanda dan gejala syok kardiogenik mencerminkan sifat
sirkulasi patofisiologi gagal jantung. Kerusakan jantung
mengakibatkan penurunan curah jantung, yang pada gilirannya
menurunkan tekanan darah arteria ke organ-organ vital. Aliran darah
ke arteri koroner berkurang, sehingga asupan oksigen ke jantung
menurun, yang pada gilirannya meningkatkan iskemia dan penurunan
lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa, akhirnya terjadilah
lingkaran setan. Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah
rendah, nadi cepat dan lemah, hipoksia otak yang termanifestasi
dengan adanya konfusi dan agitasi, penurunan haluaran urin, serta
kulit yang dingin dan lembab.
e. Pemeriksaan Diagnostik
Faktor-faktor pencetus test diagnostik antara lain :
- Electrocardiogram (ECG)
- Sonogram
- Scan jantung
- Kateterisasi jantung
- Roentgen dada
- Enzim hepar
- Elektrolit oksimetri nadi
- AGD
- Kreatinin
- Albumin / transforin serum
- HSD
10

3. Syock Distributif
a. Pengertian
Syok distributif atau vasogenik terjadi ketika volume darah
secara abnormal berpindah tempat dalam vaskulatur seperti ketika
darah berkumpul dalam pembuluh darah perifer.
b. Etiologi
Syok distributif dapat disebabkan baik oleh kehilangan
tonus simpatis atau oleh pelepasan mediator kimia ke dari sel-sel.
Berbagai mekanisme yang mengarah pada vasodiltasi
awal dalam syok distributif lebih jauh membagi klasifikasi syok
ini kedalam 3 tipe :
1) Syock Neurogenik
a) Pengertian
Syok neurogenik disebut juga syok spinal merupakan
bentuk dari syok distributif, Syok neurogenik terjadi akibat
kegagalan pusat vasomotor karena hilangnya tonus pembuluh
darah secara mendadak di seluruh tubuh.sehingga terjadi
hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung
(capacitance vessels). Hasil dari perubahan resistensi
pembuluh darah sistemik ini diakibatkan oleh cidera pada
sistem saraf (seperti: trauma kepala, cidera spinal, atau
anestesi umum yang dalam).
Syok neurogenik juga disebut sinkop. Syok
neurogenik terjadi karena reaksi vasovagal berlebihan yang
mengakibatkan terjadinya vasodilatasi menyeluruh di daerah
splangnikus sehingga aliran darah ke otak berkurang. Reaksi
vasovagal umumnya disebabkan oleh suhu lingkungan yang
panas, terkejut, takut, atau nyeri hebat. Pasien merasa pusing
dan biasanya jatuh pingsan. Setelah pasien dibaringkan,
umumnya keadaan berubah menjadi baik kembali secara
spontan. Gambaran klasik dari syok neurogenik adalah
11

hipotensi tanpa takikardi atau vasokonstriksi perifer.


b) Etiologi
- Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau
paraplegia (syok spinal).
- Rangsangan hebat yang kurang menyenangkan seperti
rasa nyeri hebat pada fraktur tulang.
- Rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan
obat anestesi spinal/lumbal.
- Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom).
- Suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut.
c) Manifestasi Klinis
Hampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada
syok neurogenik terdapat tanda tekanan darah turun, nadi
tidak bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat
(bradikardi) kadang disertai dengan adanya defisit neurologis
berupa quadriplegia atau paraplegia . Sedangkan pada
keadaan lanjut, sesudah pasien menjadi tidak sadar, barulah
nadi bertambah cepat. Karena terjadinya pengumpulan darah
di dalam arteriol, kapiler dan vena, maka kulit terasa agak
hangat dan cepat berwarna kemerahan.
2) Syock anafilaktik
Syok anafilaktik (shock anafilactic) adalah reaksi anafilaksis
yang disertai hipotensi dengan atau tanpa penurunan
kesadaran. Reaksi Anafilaktoid adalah suatu reaksi
anafilaksis yang terjadi tanpa melibatkan antigen-antibodi
kompleks. Karena kemiripan gejala dan tanda biasanya
diterapi sebagai anafilaksis.
Syock anafilaktik disebabkan oleh reaksi alergi ketika pasien
yang sebelumnya sudah membentuk anti bodi terhadap benda
asing (anti gen) mengalami reaksi anti gen- anti bodi sistemik
12

3) Syok Septik
a) Pengertian
Syok septik adalah bentuk paling umum syok
distributuf dan disebabkan oleh infeksi yang menyebar
luas. Insiden syok septik dapat dikurangi dengan
melakukan praktik pengendalian infeksi, melakukan
teknik aseptik yang cermat, melakukan debriden luka
ntuk membuang jarinan nekrotik, pemeliharaan dan
pembersihan peralatan secara tepat dan mencuci tangan
secara menyeluruh
b) Etiologi
Mikroorganisme penyebab syok septik adalah
bakteri gram negatif. Ketika mikroorganisme menyerang
jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu respon
imun. Respon imun ini membangkitkan aktivasi berbagai
mediator kimiawi yang mempunyai berbagai efek yang
mengarah pada syok.
c) Tanda dan Gejala
Sepsis merupakan respon sistemik terhadap
bakteriemia. Pada saat bakteriemia menyebabkan
perubahan dalam sirkulasi menimbulkan penurunan
perfusi jaringan dan terjadi shock sepsis. Pada orang
dewasa infeksi saluran kencing merupakan sumber
utama terjadinya infeksi. Di rumah sakit kemungkinan
sumber infeksi adalah luka dan kateter atau kateter
intravena. Organisme yang paling sering menyebabkan
sepsis adalah staphylococcus aureus dan pseudomonas sp

F. Penatalaksanaan Syock
Langkah-langkah pertama menangani syok Langkah pertolongan
pertama dalam menangani syok menurut Alexander R H, Proctor H J.
13

Shock., (1993 ; 75 – 94)


1. Posisi Tubuh
Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. Secara
umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan
meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital.
a. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita
jangan digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali
untuk menghindari terjadinya luka yang lebih parah atau untuk
memberikan pertolongan pertama seperti pertolongan untuk
membebaskan jalan napas.
b. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka,
atau penderita tidak sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi
tubuh (berbaring miring) untuk memudahkan cairan keluar dari
rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan nafas oleh
muntah atau darah. Penanganan yang sangat penting adalah
meyakinkan bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk menghindari
terjadinya asfiksia
c. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang
datar atau kepala agak ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala
lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.
d. Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya
penderita dibaringkan dengan posisi telentang
e. Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita
telentang dengan kaki ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah
balik ke jantung lebih besar dan tekanan darah menjadi meningkat.
Tetapi bila penderita menjadi lebih sukar bernafas atau penderita
menjadi kesakitan segera turunkan kakinya kembali.
2. Pertahankan Respirasi
a. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau
muntah.
b. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan
14

nafas (Gudel/oropharingeal airway).


c. Berikan oksigen 6 liter/menit d. Bila pernapasan/ventilasi tidak
adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup (Ambu bag) atau
ETT.
d. Pertahankan Sirkulasi Segera pasang infus intravena. Bisa lebih
dari satu infus. Pantau nadi, tekanan darah, warna kulit, isi vena,
produksi urin, dan (CVP).
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU POST PARTUM
DENGAN PERDARAHAN DAN SYOK HYPOVOLEMIK

Tanggal Masuk : 2-10-2020/Jum’at Jam 03.00 wib


Tanggal partus: 2-10-2020/Jumat Jam :08.00 WIB
Tanggal Pengkajian :2-10-2020 Jam :09.00 WIB

Langkah 1 Identifikasi data dasar


I. PENGUMPULAN DATA
A. Anamnesa
1. Biodata

Nama : Ny I Nama : Tn M
Umur : 40 Tahun Umur : 45Tahun
Suku : Sunda Suku : Sunda
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Bangunan
Alamat Rumah :Kp.Cigeger Rt 01 rw 02 Alamat Rumah : Kp.Cigeger RT 01 Rw 02
Pasanggrahan kec Pasanggrahan Kec Munjul
Munjul
2. KELUHAN-KELUHAN
Ibu Baru Melahirkan satu jam yang lalu keluar darah banyak
Ibu merasa Pusing Lemas
Cemas
3. Riwayat Menstruasi
- Menarche umur : 15 Tahun
- Siklus : 28 – 30 hari
- Teratur/Tidak : Teratur
- Lamanya : 7 hari
- Banyaknya : Normal
- Sifat darah : Encer
- Dismenorrhoe : Tidak ada
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Laktasi yang lalu
Tempat Keadaan
Tanggal Usia Kompli Bayi Nifas
No /penolong sekarang
lahir Kehamilan kasi
persalinan BB/PB Keadaan Keadaan Laktasi
1 2011 9 bulan Puskesmas - 2700 Sehat -Sehat Normal- hidup
2 2013 9 bulan Puskesmas - 3200 Sehat Sehat Normal Hidup
3 2015 9 bulan Puskesmas - 3200 Sehat Sehat Normal Hidup sehat
4 2017 9 bulan Puskesmas - 3600 Sehat Sehat Normal Hidup sehat
5 2019 9 bulan Puskesmas 3700 Sehat Sehat Normal Hidup sehat
6 2-10-20 9 biulan Puskesmas 3800 Sehat

15
16
17

5. Riwayat Kehamilan ini


 HPHT 3-1- 2020
 Riwayat ANC
Trimester I 1 x Saat usia kehamilan 2 bulan
Trimester II 2x usia kehamilan 4 bulan dan 7 bulan
Trimester III 2 x Saat usia Kehamilan 8bulan dan 9 bulan
 Keluhan pada
Trimester I Tidak ada
Trimester II Tidak ada
Trimester III Lemas,Cepat lelah,Tidak nafsu makan, Pegal-
pegal , kram
 Pergerakan anak pertama kali : 5 bulan
 Pergerakan anak dalam 24 jam terakhir : > 10 x
 Personal Hygiene
o Mandi 2 x sehari menggunakan Sabun mandi
o Cuci rambut 2x seminggu menggunakan Shampo
o Gosok gigi 2 x sehari menggunakan Pasta gigi
o Pakaian Ganti pakaian pagi dan sore, jenis pakaian yang
digunakan yang menyerap keringat
 Diet/makan dan minum
o Frekuensi 2x . Pagi jam 10.00 sore jam 16.00
o Nafsu makan Kurang
o Jenis makanan Nasi, tahu, tempe, , sayur-sayuran,ikan dan daging
jarang
o Pantangan tidak ada
dalam makanan
o Minum, ±10 gelas ukuran sedang
banyaknya
o Jenis minuman Air putih, susu tidak pernah
 Aktivitas istirahat tidur
o Tidur Siang tidak pernah
o Malam mulai jam 21.00 – 05.00 lama 8 jam
o Masalah/ gangguan tidur Tidak ada ,
 Pola Eliminasi
o BAB : Lancar 1 x sehari, konsistensi lembek, masalah –
o BAK : Lancar 7 x sehari, warna jernis, masalah –
 Imunisasi TT :TT 5 Saat kehamilan anak terdahulu
 Riwayat Alergi :
6. Riwayat Penyakit Sistemik Yang Pernah Diderita
Jantung :
 Ginjal :
 Asma/TBC :
 Hepatitis : Disangkal
 DM ;
 Hipertensi :
 Epilepsi :
18

 Lain-lain :
7. Riwayat Penyakit Keluarga
 Jantung :
 Hipertensi Disangkal
 DM :
8. RIWAYAT KB
 Jenis kontrasepsi : Suntik
 Alasan :
 Mulai : Setiap habis Nifas
 Lamanya : 3 tahun
 Tempat pelayanan : Puskesmas
 Kapan dilepas : 2006
 Keluhan : tidak ada
9. Riwayat Psikologi, Sosial, Spiritual Dan Ekonomi
 Status perkawinan Kawin
: 1 kali lamanya 28 tahun
 Jumlah anggota keluarga 6 Orang
:
 Hubungan dengan Keluarga Baik:
 Rencana Persalinan Di Puskesmas
:
 Respon ibu, keluarga terhadap kehamilan Senang
: dengan kehamilan ini
 Pembuat keputusan Suami
:
 Penghasilan Rp 300.000/bulan
:
 Kebiasaan berdoa Menunaikan
: ibadah sholat 5 waktu

10. Perilaku/Kebiasaan Kesehatan


 Merokok :
 Minuman keras : Disangkal
 Obat-obatan yang dikonsumsi :
 Jamu yang dikonsumsi :
11. Riwayat Persalinan ini
 Kala 1
Ibu merasakan mules sejak tgl 1-10-2020 jam 21.00WIB
Pergi ke Puskesmas Jam 03.00
Hasil Pemeriksaan di Puskesmas :
Vulva Vagina tidak ada kelainan Portio lunak tipis pembukaan 5cm
ketuban utuh Presentasi Kepala Penurunan kepala hodge
II,Molage tidak ada,Pelepasan lendir darah
Jam 07.00
Vulva vagina tidak ada kelainan portio Tipis lunak pembukaan 9 cm
Ketuban utuh,,Presentasi UUK Kiri depan,Penurunan Hodge III-
IV,Molase 0
Jam 07.45
Vulva vagina tidak ada kelainan portio tidak teraba pembukaan lengkap
Ketuban jernih pecah spontan,Presenatsi kepala Penurunan
Kepala Hodge IV Molase 0
Lamam kala I:10 jam
19

 Kala II
Melahirkan jam 08.00
Jenis Persalinan Normal Presentasi belakang kepala spontan BBL
3100gram Panjang badan 49cm Apgar score 8/10
Lama kala II 15 MENIT
 Kala III
Plasenta lahir lengkap jam 08.10WIB
Kontraksi uterus lembek tidak teraba
 Kala IV
Jam 08.25 WIB Td 100/70mmhg n 84x/mnit S 37 TFU Sepusat
Kontraksi lembek kandung kemih kosong perdarahan 200cc
Jam 08.40 WIB Td 90/70mmhg N 88x/mnt TFU Sepusat Kontraksi
lembek Kandung kemih kosong Perdarahan 200cc
Jam 08.55 WIB td 80/60 N 80X/mnit TFU Sepusat Kontraksi baik
Kandung Kemih Kosong Perdarahan 100cc
Jam 09.05wib td 80/60 mmhg 88x/mnit TFU 1 jari dibawah p Pusat
Kontraksi baik Kandung kemih kosong
Jam 09.35 WIB Td 110/70 mmhg N 80X/Mmnit Tfu Satu jari dibawah
Pusat Kontraksi uterus baik kandung kemih kososng Perdarahan
50 cc
Jam 10.10 WIB Td 1100/70 Nadi 80x/mnit TFU satunjari dibawah
pusat Kontraksi uterus baik kandung kemih kosong Perdarahan
30cc
 Jam 11.00 Ibu mengatakan keluar darah banyak pusing

B. Pemeriksaan Umum
a. keadaan umum : Cemas
b. BB/TB : 59 kg /153 cm
c. Tanda vital
 Tekanan darah : 80/60 mm Hg
 Denyut nadi : 96 x /mt
 Pernafasan : 22 x/mt
 Suhu tubuh : 37,4o C

5. Pemeriksaan fisik

1) Kepala
Bentuk : Oval, tidak ada benjolan
Rambut : Bersih, tidak rontok

2) Muka
Oedem : (-)
Konjungtiva : Pucat ,Anemis
Sklera mata : Tidak ikterik
Hidung : Tidak ada kelainan,tidak ada
20

pernafasan
cuping hidung
Lidah dan mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, caries gigi
(-)

4) Dada
Bunyi jantung : Dalam batas normal
Bunyi paru-paru : Tidak terdengar bunyi ronche dan
wheezing pada paru-paru, pergerakan
nafas teratur
Mamae
Kesimetrisan : Bentuk simetris
Benjolan : Tidak ada
Strie : (+)
Areola : hiperpigmentasi
Puting susu : Menonjol, bersih. Colostrum (+) / (+)
Abdomen :tidak ada bekas luka oprasi
Palapasi :tidak ada nyeri tekan ,Kontraksim
uterus kurang baik,Uterus tidak teraba
bulat tfu 1 jari diatas pusat kandung
kemih kosong.
:T
Bawah
Oedem tibia kaki : Tidak ada
Betis kemerahan : Tidak ada
Varices tungkai : Tidak ada
Reflex patela kanan dan : +/+
kiri

C. Pemeriksaan Genetalia
1) Inspeksi
Vulva dan vagina Tampak
: Darah segar Keluar abnormal
Varices Tidak
: ada
Luka Tidak
: ada luka laserasi
Kemerahan Tidak
: ada
Perineum Tidak
: ada oedema dan tak ada laserasi
Bekas luka parut Tidak
: ada

2) Palpasi
Benjolan daerah Bartolini, : Tidak ada
vulva
Nyeri tekan : Tidak ada
Extermitas Tidak ada oedema
21

D PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
HB : 9,5 gr %
Hematokrit : Tidak dilakukan
Golongan darah : O
Reduksi : (-)
Albumin : (-)
Rapid test : Non Reaktif
Golongan Darah : 0

Masalah : - Kehamilan Terlalu sering


- Jarak kehamilan terlalu dekat
- Perdarahan Post Partum

Dasar - Ibu melahirkan anak ke lima


- Jarak persalinan kurang dari 2 Tahun
- Jumlah darah kelur lebih dari 500cc

Kebutuhan -

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Diagnosa :ibu P5 inpartu kala IV dengan perdarahan
DS Ibu lemas pusing ngantuk keluar darah banyak dari jalan lahir
DO Ku Ibu lemah TTV Td 80/60 Nadi 96x/menit Suhu 37,5 c respirasi 21x
/mnit
Potensial terjadinya Hypovolemik syok
DS lemas pusing ngantuk
DO ku Ibu lemah Conjunctiva Pucat td 80/60mmhg Nadi 96x /menit
Potensial terjadinya anemia
DO Ibu lemas pusing
DS Keluar darah merah segar abnormal

IV. Tindakan Segera/Kolaborasi


Kolaborasi dengan dokter untuk segera dilakukan Penanganan Perdarahan

V. Rencana Tindakan
- Informed consent
- Beritahu Ibu hasil pemeriksaan
- Berikan penjelasan tentang Penanganan Perdarahan Post Partum
22

- Melakukan Masase Fundus Uteri


- Mengeluarkan stosel dari Cavum Uteri
- Memberikan cairan Rl dan Oksitosin 2 ampul 40tpm
- Memeriksa Robekan jalan lahir
- Memasang ower cathether untuk memantau input dan output cairan
- Memberikan support kepada ibu untuk mengurangi rasa cemas
- Memeriksa darah Rutin lengkap
- jelaskan tentang gizi seimbang
- Jelaskan tentang tanda bahaya Nifas
- Jelaskan tentang persiapan persalinan
- Berikan obat tablet fe 2 x 60 mg sehari, Kalsium3 x 500 mg sehari,
Vitamin C 2 x 50 mg sehari
- Anjurkan ibu untuk control 3 hari kemudian atau bila ada keluhan.

VI. Pelaksanaan
- Melakukan informed consent
- Beritahu Ibu hasil pemeriksaan
- Berikan penjelasan tentang Penanganan Perdarahan Post Partum
- Melakukan Masase Fundus Uteri
- Mengeluarkan stosel dari Cavum Uteri
- Memberikan cairan Rl dan Oksitosin 2 ampul 40tpm
- Memeriksa Robekan jalan lahir
- Memasang ower cathether untuk memantau input dan output cairan
- Memberikan support kepada ibu untuk mengurangi rasa cemas
- Memeriksa darah lengkap
- jelaskan tentang gizi seimbang
- Jelaskan tentang tanda bahaya Nifas
- Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital setiap 4 jam Rasional:
Observasi tanda-tanda vital untuk memantau keadaan ibu dan
mempermudah melakukan tindakan.
- 3. Observasi tetesan infus setiap 2 jam .
- 4. Observasi jumlah perdarahan dan kontraksi uterus setiap 30 menit a
banding dan menentukan jumlah penggantian.
- 5. Ajarkan pada ibu untuk melakukan masase fundus uteri
- 6. Beri penjelasan tentang keadaan yang dialaminya
- Berikan obat tablet fe 2 x 60 mg sehari, moksilin 500 mg 3x, Vitamin C 2
x 50 mg sehari
- Anjurkan ibu untuk control 3 hari kemudian atau bila ada keluhan

VII. Evaluasi
- Kontraksi Uterus Baik
- Tfu 2jari dibawah pusat
- Perdarahan Sedikit ,Pengeluaran darah abnormal berhenti
- Hb 9.6 gr %
- Ku ibu membaik TD 100/70 mmhg Nadi 84 x /memit Respirasi 18x./menit
- Pengeluaran air kencing 450 ml
23

- Ibu bias mengatasi kecemasannya dengan memperlihatkan senang dengan


kelahiran bayinya dan bias berkomunikasi gdengan petugas
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan
mengenal gejala-gejala syok, mengetahui, dan mengantisipasi penyebab
syok serta efektivitas dan efisiensi kerja kita pada saat-saat/menit-menit
pertama pasien mengalami syok.Therafie Cairan Pada shock bertujuan
untuk memperbaiki aliran mikrovaskuler meningkatkan curah jantung
dan merupakan bagian esensial dari therafie semua jenis shock.
2. Syok adalah gangguan sistem sirkulasi dimana sistem kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke
seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai yang menyebabkan tidak
adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Syok terjadi akibat berbagai
keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk
kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume
darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau
perubahan pada pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau
infeksi)

B. Saran
Dengan mempelajari materi ini Tenaga Kesehatan menjadi seorang
professional agar dapat lebih peka terhadap tanda dan gejala ketika
menemukan pasien yang mengalami syock sehingga dapat melakukan
pertolongan segera.
Bidan dapat melakukan tindakan-tindakan emergency untuk
melakukan pertolongan segera kepada pasien yang mengalami syock.

24
DAFTAR PUSTAKA

Alexander R H, Proctor H J. Shock. Dalam buku: Advanced Trauma Life Support


Course for Physicians. USA, 1993 ; 75 – 94

Atkinson R S, Hamblin J J, Wright J E C. Shock. Dalam buku: Hand book of


Intensive Care. London: Chapman and Hall, 1981; 18-29.

Bartholomeusz L, Shock, dalam buku: Safe Anaesthesia, 1996; 408-413

Franklin C M, Darovic G O, Dan B B. Monitoring the Patient in Shock. Dalam


buku: Darovic G O, ed, Hemodynamic Monitoring: Invasive and
Noninvasive Clinical Application. USA : EB. Saunders Co. 1995 ; 441 -
499.

Haupt M T, Carlson R W. Anaphylactic and Anaphylactoid Reactions. Dalam buku:


Shoemaker W C, Ayres S, Grenvik A eds, Texbook of Critical Care. Philadelphia,
1989 ; 993 - 1002.

Thijs L G. The Heart in Shock (With Emphasis on Septic Shock). Dalam


kumpulan makalah: Indonesian Symposium On Shock & Critical Care.
Jakarta-Indonesia, August 30 - September 1, 1996 ; 1 - 4.

Wilson R F, ed. Shock. Dalam buku: Critical Care Manual. 1981; c:1-42.

Zimmerman J L, Taylor R W, Dellinger R P, Farmer J C, Diagnosis and


Management of Shock, dalam buku: Fundamental Critical Support. Society
of Critical Care Medicine, 1997.

Anda mungkin juga menyukai