Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK A

PENYAKIT SHOCK

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisiologi

Dosen Pengampu
Indri Wijayanti., S. Kep., Ns., M. Kep

JUDUL HALAMAN
Disusun Oleh:
Hilda Nesa Dwiningrum 210106075
Indriani 210106078
Ita Oktaviana 210106083
Jihan Ade Purwanti 210106086

Kelas 3B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM


SARJANA TERAPAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2022 – 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadiraat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini sebagai tugas
dari mata kuliah Patofisiologi dapat terselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa
kita panjatkan kepada habbibana wanabiana Muhammad SAW.

Makalah ini selesai dengan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman serta dosen pengampu yang telah
memerikan banyak masukan dan saran yang berguna bagi kami.

Dengan segala kerendahan hati, kami menerima saran dan kritikan dari semua
pihak yang sifanya membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua. Aamiin

Purwokerto, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Makalah............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Definisi..........................................................................................................2
B. Etiologi..........................................................................................................2
C. Gejala Dan Penyebab....................................................................................3
D. Patofisiologi..................................................................................................4
E. Pemeriksaan Penunjang................................................................................5
F. Penatalaksanaan............................................................................................6
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Syok merupakan gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai kondisi
tidak adekuatnya transport oksigen ke jaringan atau perfusi yang
diakibatkan oleh gangguan hemodinamik. Gangguan hemodinamik
tersebut dapat berupa penurunan tahanan vaskuler sitemik terutama di
arteri, berkurangnya darah balik vena, penurunan pengisian ventrikel dan
sangat kecilnya curah jantung. Berdasarkan bermacam-macam sebab dan
kesamaan mekanisme terjadinya, syok dapat dikelompokkan beberapa
macam yaitu syok hipovolemik, syok kardiogenik, syok anafilaktik dan
syok neurogenik.

Keadaan syok hipovolemik sering terjadi pada pasien yang


mengalami perdarahan akibat kehilangan banyak darah. Keadaan syok
anafilaktik dan sepsis sering terjadi pada kondisi penurunan kesadaran.

Sedangkan syok kardiogenik sering terjadi pada pasien emboli


paru, tension pnemothorax dan tamponade jantung. Sedangkan keadaan
kardiogenik sering terjadi pada kondisi gagal jantung kongestif dan infark
miokardium.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Syok?
2. Bagaimana etiologi Syok?
3. Bagaimana gejala dan penyebab dari Syok?
4. Bagaimana patofisiologi Syok?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang Syok?
6. Bagaimana penatalaksanaan Syok?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Syok.
2. Untuk mengetahui etiologi Syok.
3. Untuk mengetahui gejala dan penyebab dari Syok.
4. Untuk mengetahui patofisiologi Syok.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Syok.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan Syok.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Syok didefinisikan sebagai sindrom gangguan patofisiologi berat
yang ketika berlanjut menyebabkan perfusi jaringan yang buruk, hal ini
dapat dikaitkan dengan metabolisme sel yang tidak normal. Selain itu,
syok merupakan kegagalan sirkulasi perifer yang menyeluruh sehingga
perfusi jaringan menjadi tidak adekuat

Syok adalah kondisi kritis yang disebabkan oleh penurunan tiba-


tiba aliran darah ke seluruh tubuh. Syok dapat terjadi akibat trauma,
sengatan panas, kehilangan darah, reaksi alergi, infeksi parah, keracunan,
luka bakar parah, atau penyebab lainnya. Ketika seseorang syok, organnya
tidak mendapatkan cukup darah atau oksigen.

Syok medis berbeda dari syok emosional atau psikologis yang


dapat terjadi setelah peristiwa emosional yang traumatis atau menakutkan.

B. Etiologi dan Klasifikasi Penyakit Syok


Berdasarkan bermacam-macam sebab dan kesamaan mekanisme
terjadinya, syok dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu :
1. Syok Hipovolemik, diinduksi oleh penurunan volume darah, yang
terjadi secara langsung karena perdarahan hebat atau tidak langsung
karena hilangnya cairan yang berasal dari plasma (misalnya diare
berat, pengeluaran urin berlebihan atau keringat berlebihan).
2. Syok Kardiogenik, disebabkan oleh kegagalan jantung yang melemah
untuk memompa darah secara adekuat.
3. Syok Distributif, disebabkan oleh vasodilatasi luas yang dicetuskan
oleh adanya zat-zat vasodilator. Terdapat tiga jenis syok vasogenik:
Syok septik dan Syok Anafilaktik yang dapat menyertai infeksi luas,
ditimbulkan oleh zat-zat vasodilator yang dikeluarkan oleh penyebab
infeksi. Demikian juga pengeluaran histhistamineg berlebihan pada
reaksi alergi hebat dapat menyebabkan vasodilatasi luas (syok
anafilaktik) dan syok neurogenik, vasodilatasi terjadi sebagai akibat
kehilangan tonus simpatis.
4. Syok Obstruktif, syok yang diakibatkan adanya gangguan pada
distribusi volume sirkulasi baik pada perubahan resistensi pembuluh
darah ataupun akibat permeabilitasnya.

2
C. Gejala Dan Penyebab
1. Gejala
Gejala dan tanda yang ditimbulkan berbeda-beda tergantung pada
kondisinya. Berikut gejala-gejala syok yang umumnya terjadi: Kulit
terasa dingin dan berkeringat, perubahan kulit menjadi pucat, denyut
nadi cepat, tapi terasa lemah, bernapas dengan cepat, lelah dan lemah,
pingsan atau penurunan kesadaran, tekanan darah yang sangat rendah,
dan gejala lainnya dapat muncul sesuai dengan jenis syok yang
dialami, seperti berupa sakit kepala, nyeri dada, bibir tampak kebiruan,
dan tampak cemas atau linglung.
2. Penyebab
Penyebab utama syok adalah: Serangan jantung, mengalami
cedera yang mengakibatkan perdarahan atau pecahnya pembuluh
darah, kurangnya cairan dalam tubuh, misalnya dehidrasi akibat diare
berat atau muntah yang berulang, reaksi alergi berat, cedera tulang
belakang, luka bakar, dan keracunan. Ada berbagai macam penyakit
atau kondisi yang dapat menyebabkan hal-hal di atas dan memicu
terjadinya syok.
Berikut ini adalah penyebab syok berdasarkan jenisnya:
a. Syok kardiogenik, disebabkan oleh gangguan pada jantung, seperti
serangan jantung atau gagal jantung.
b. Syok neurogenik, disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf.
Kondisi ini biasanya terjadi karena cedera saraf tulang belakang
akibat kecelakaan saat berkendara atau beraktivitas.
c. Syok anafilaktik, disebabkan oleh alergi akibat gigitan serangga,
obat-obatan, atau makanan dan minuman.
d. Syok sepsis, disebabkan oleh infeksi yang masuk ke aliran darah
(sepsis) dan memicu peradangan atau inflamasi.
e. Syok hipovolemik, disebabkan oleh hilangnya cairan atau darah
dalam jumlah banyak, misalnya akibat diare, perdarahan pada
kecelakaan, atau muntah darah.

3
Faktor risiko syok
Syok dapat dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor
risiko yang dapat meningkatkan terjadinya syok, yaitu:
1. Syok kardiogenik lebih berisiko terjadi pada lansia (lanjut usia),
penderita riwayat serangan jantung, penderita penyakit jantung
koroner, serta penderita diabetes atau hipertensi.
2. Syok neurogenik lebih mungkin terjadi pada seseorang yang pernah
mengalami cedera tulang belakang atau mengonsumsi obat-obatan
yang memengaruhi sistem saraf.
3. Syok anafilaktik lebih rentan terjadi pada seseorang yang pernah
mengalami syok anafilaktik sebelumnya, menderita asma atau alergi
tertentu, atau memiliki riwayat syok anafilaktik dalam keluarga.
4. Syok sepsis lebih sering terjadi pada seseorang yang pernah menjalani
operasi atau menjalani perawatan di rumah sakit dalam waktu yang
lama, menderita diabetes, pernah menggunakan kateter atau alat bantu
pernapasan, atau mengalami malnutrisi.
5. Syok hipovolemik lebih mungkin terjadi pada lansia (lanjut usia) serta
penderita penyakit yang dapat mengakibatkan perdarahan.
D. Patofisiologi
Peristiwa patofisiologi dan respons kompensatoriknya sesuai
dengan gagal jantung, tetapi telah berkembang ke bentuk yang lebih berat.
Penurunan kontraktilitas jantung mengurangi curah jantung dan
meningkatkan volume dan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri sehingga
menyebabkan kongesti paru dan edema. Dengan menurunnya tekanan
arteri sistemik, maka perangsangan baroreseptor pada aorta dan sinus
karotikus. Perangsangan simpatoadrenal menimbulkan reflex
vasokonstriksi, takikardi dan peningkatan kontraktilitas untuk menambah
curah jantung dan menstabilkan tekanan darah.
Kontraktilitas akan terus meningkat sesuai dengan hukum starling
melalui retensi natrium dan air. Dengan bertambah buruknya kinerja
ventrikel kiri, syok menjadi makin berkembang hingga akhirnya terjadi
gangguan sirkulasi hebat yang mengenai setiap organ penting. Pengaruh
sistemik dari syok akhirnya akan membuat syok menjadi ireversibel.

4
Beberapa organ terserang lebih nyata dan cepat daripada yang lain. Seperti
miokardium akan menderita kerusakan yang paling dini pada keadaan
syok. selain bertambahnya kerja miokardium dan kebutuhan terhadap
oksigen, terjadi beberapa perubahan lain. Metabolism anaerob diinduksi
oleh syok sehingga miokardium tidak dapat mempertahankan cadangan
fosfat berenergi tinggi dalam kadar normal, dan kontraktilitas ventrikel
makin terganggu. Hipoksia dan asidosis menghambat pembentukan energi
dan mendorong berlanjutnya kerusakan sel-sel miokardium. Kedua faktor
ini juga menggeser kurva fungsi ventrikel kebawah dan ke kanan yang
akan semakin menekan kontraktilitas.

E. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
Saat pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa beberapa hal :
 Tekanan darah rendah
 Denyut nadi lemah
 Jantung yang berdetak terlalu cepat
Kondisi ini adalah kondisi gawat darurat yang memerlukan
penanganan medis segera. Setelah syok teratasi dan kondisi pasien
stabil, dokter baru dapat mencari penyebab syok melalui pemeriksaan.

b. Tes pencitraan
Pemeriksaan ini berfungsi untuk mendeteksi cedera atau kerusakan
pada jaringan atau organ dalam, seperti:
 Patah tulang
 Ruptur (robek) organ dalam, seperti hati, limpa, dan lain-lain
 Otot atau tendon robek
 Tumor

Beberapa pemeriksaan radiologis yang dapat direkomendasikan, yaitu:


 USG (ultrasonografi)
 X-ray
 CT scan
 MRI

c. Pemeriksaan darah
Tes darah berfungsi melihat tanda dan gejala yang meliputi:
 Kehilangan darah yang signifikan
 Ada tidaknya infeksi dalam darah

5
 Reaksi obat

F. Penatalaksanaan
Syok dapat mengakibatkan pingsan, masalah pernapasan, henti
jantung secara mendadak, hingga kematian.
1. Tahap- tahap penanganan segera pasien syok :
a. Melakukan survey primer ABCDE yang terdiri dari Airway
(menilai jalan nafas), Breathing( menilai pernafasan cukup atau
adanya obstruksi jalan nafas), circulation (menilai sirkulasi
peredaran darah), disability (menilai kesadran dengan cepat),
exposure (menilai adanya cedera leher atau tulang belakang).
b. Fase resusitasi, kelanjutan upaya intervensi dan pemantauan yang
di mulai dari survei primer. (memasang pulse oxymetri).
c. Pemantauan Lanjutan dari pemantauan tekanan vena sentral,
pemantauan kateter pulmonal, pemantauan kateter intra-arteria,
pemantauan non-invasif, penempatan kateter urin dan nasogastrik
d. Fase perawatan definitif
e. Persiapan untuk pemindahan pasien, pemindahan pada kamar
operasi atau unit perawatan intensif khusus
f. Penanganan syok harus bertujuan untuk memperbaiki

2. Hal yang dapat lakukan selama menunggu pertolongan adalah:


 Untuk keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri, coba untuk
memeriksa detak jantung dan pernapasannya
 Tidak menggerakkan atau memindahkan posisi orang yang diduga
mengalami syok, jika orang tersebut mengalami cedera
 Tidak memberikan minum atau makan
 Apabila terdapat perdarahan, tekan area yang berdarah dengan kain
untuk menghentikan perdarahan

Apabila terjadi cedera pada bagian kepala, leher, atau punggung,


maka jangan memindahkan orang tersebut. Jika syok terjadi karena
reaksi alergi, tanyakan pada kerabat penderita apakah ia membawa
auto-injector epinefrin, alat pertolongan pertama yang biasa dibawa
untuk menangani reaksi alergi berat.

Alat ini berupa jarum suntik berisikan obat epinefrin, yang


berfungsi untuk mengobati reaksi anafilaksis (alergi berat). Apabila
orang tersebut telah sadar dan mengalami muntah, bantu dia untuk

6
tidak tersedak dengan memiringkan tubuhnya, kecuali jika dicurigai
adanya cedera.

3. Pengobatan medis
Cara mengobati syok umumnya akan tergantung dari tingkat
keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami
kondisi tersebut.

Pilihan obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi syok adalah:


 Obat epinefrin yang untuk mengatasi syok anafilaktik
 Transfusi darah atau pemberian cairan untuk mengatasi syok
hipovolemik
 Obat-obatan, pembedahan jantung, atau intervensi untuk mengatasi
syok kardiogenik,
 Antibiotik untuk mengatasi syok septik.

4. Konsumsi banyak cairan


Pasien syok septik biasanya sering mengalami dehidrasi dan
membutuhkan sejumlah besar cairan untuk meningkatkan dan
mempertahankan tekanan darah.

5. Monitoring
Pemantauan tekanan darah, denyut jantung, irama jantung, serta
frekuensi dan kedalaman pernapasan. Perubahan tekanan arteri
mencerminkan perubahan isi sekuncup jantung sehingga merupakan
indikator aliran darah yang lebih baik dari pada tekanan sistolik. Bila
kulit penderita dingin dan basah, umumnya dapat dianggap bahwa
curah jantungnya rendah dan tahanan vaskular perifernya tinggi.
Penurunan kesadaran merupakan bukti dari perfusi jaringan jelek.
Dasar pemantauan ini adalah adanya lembar catatan dengan petunjuk
yang tepat bagi semua tanda-tanda vital dan terapi.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syok merupakan gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai kondisi
tidak adekuatnya transport oksigen ke jaringan atau perfusi yang
diakibatkan oleh gangguan hemodinamik.
Berdasarkan bermacam-macam sebab dan kesamaan mekanisme
terjadinya, syok dapat dikelompokkan beberapa macam yaitu syok
hipovolemik, syok kardiogenik, syok anafilaktik dan syok neurogenik.

Gejala dan tanda yang ditimbulkan berbeda-beda tergantung pada


kondisinya. Berikut gejala-gejala syok yang umumnya terjadi: Kulit terasa
dingin dan berkeringat, perubahan kulit menjadi pucat, denyut nadi cepat,
tapi terasa lemah, bernapas dengan cepat, lelah dan lemah, pingsan atau
penurunan kesadaran, tekanan darah yang sangat rendah, dan gejala
lainnya dapat muncul sesuai dengan jenis syok yang dialami, seperti
berupa sakit kepala, nyeri dada, bibir tampak kebiruan, dan tampak cemas
atau linglung.

Penyebab utama syok adalah: Serangan jantung, mengalami cedera


yang mengakibatkan perdarahan atau pecahnya pembuluh darah,
kurangnya cairan dalam tubuh, misalnya dehidrasi akibat diare berat atau
muntah yang berulang, reaksi alergi berat, cedera tulang belakang, luka
bakar, dan keracunan.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat memberikan pengetahuan
mengenai penyakit Syok.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hulu, J. P. (2020). Gambaran hasil nilai dari saturasi oksigen dengan pulse
oxymetri pada pasien syok di RSUD Dr. Pirngadi Medan dan Rumah Sakit
Murni Teguh. Retrieved Oktober 23, 2022, from
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/3987/Jovita
%20Putri%20Kartika%20Hulu.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Putri, P. H. (2019, Mei 7). Syok. Retrieved Oktober 22, 2022, from
https://www.sehatq.com/penyakit/syok

Syok. (2021, September 24). Meva Nareza. Retrieved Oktober 23, 2022, from
https://www.alodokter.com/syok

Anda mungkin juga menyukai