Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
KELAS 4B
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata EBP tepat
waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tophan
Heri Wibowo, S.Kep., Ns., MAN selaku dosen pengampu mata kuliah EBP yang
sudah membimbing dan memberi ilmu yang bermanfaat sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan makalah yang berjudul “Conducting” dapat diselesaikan karena
bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah kami dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak demi tercapainya makalah yang sempurna.
Penyusun
2
PENYUSUN
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
pada bukti-bukti yang ada dan telah melalui proses seleksi dan penilaian. Jika
telah didapatkan bukti yang kuat dan pertimbangan keahlian dari perawat, maka
sesuai dengan prinsip patient-centered care, implementasi asuhan keperawatan
juga perlu mempertimbangkan kesesuaiannya dengan nilai-nilai dari pasien.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi EBP telah diperluas dalam ruang lingkup dan disebut sebagai pendekatan
pemecahan masalah seumur hidup untuk praktik klinis yang mengintegrasikan:
1. Pencarian sistematis serta penilaian kritis dan sintesis yang paling relevan dan
terbaik penelitian traitu, bukti eksternal) untuk menjawab pertanvaan klinis.
2. Keahlian klinis sescorang, yang mencakup bukti internal yang dibasilkan dari
hasil provek manajemen atau peningkatan kualitas, penilaian pasien
menveluruh, dan evaluasi dan penggunaan sumber daya yang tersedia yang
dipertakan untuk mencapai hasil pasien yang dinginkan.
Selain itu Evidence-based practice EBP adalah sebuah proses yang akan
membantu tenaga kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu
memperoleh informasi terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat
keputusan klinis yang efektif dan efisien sehingga dapat memberikan perawatan
terbaik kepada pasien. Evidenced based practice adalah strategi untuk
memperoleh pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang
positif sehingga bisa menerapkan EBP dalam praktik. Dari kedua pengertian EBP
tersebut dapat dipahami bahwa evidence-based practice merupakan suatu strategi
untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru berdasarkan evidence
7
atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat keputusan klinis yang efektif
dan meningkatkan skill dalam praktik klinis guna meningkatkan kualitas
kesehatan pasien. (Bostwick, 2013)
8
2.2 Kunci Pelaksana Evidence Based Practice
Kesenjangan yang terjadi antara penerbitan bukti penelitian dengan
penjelasannya ke dalam praktik untuk memperbaiki perawatan yang diberikan
kepada pasien seringkali membutuhkan waktu yang lama. Waktu yang lama ini
menjadi suatu perhatian tersendiri bagi peneliti.
9
4. Selanjutnya prakarsa kunci kedua dalam EBP yaitu dengan membentuk
Gugus Tugas Layanan Pencegahan Amerika Serikat, yang merupakan panel
ahli independen dalam perawatan primer dan pencegahan yang secara
sistematis meniniau bukti efektivitas dan mengembangkan rekomendasi untuk
layanan pencegahan klinis, termasuk skrining, konseling, dan pengobatan
pencegahan. Penekanan ditempatkan di mana layanan pencegahan harus
dimasukkan oleh penyedia layanan kesehatan dalam perawatan primer.
Ciri khas dari model ini adalah adanya konsep "triggers" dalam
pelaksanaan EBP. Triggers adalah masalah klinis ataupun informasi yang berasal
dari luar organisasi. Ada 3 kunci dalam membuat keputusan yaitu adanya
10
penyebab mendasar timbulnya masala atau pengetahuan terkait dengan kebijakan
institusi atau organisasi, penelitian yang cukup kuat, dan pertimbangan mengenai
kemungkinan diterapkannya perubahan kedalam praktek sehingga dalam model
tidak semua jenis masalah dapat diangkat dan menjadi topik prioritas organisasi
(Melnyk & Fineout, 2011). Sedangkan john hopkin's model mempunyai 3
domain prioritas masalah yaitu praktek keperawatan, penelitian, dan pendidikan.
Dalam pelaksanaannya model in terdapat beberapa tahapan yaitu menyusun
practice question yang menggunakan PICO approach, menentukan evidence
dengan penjelasan mengenai tiap level 30 yang jelas dan translation yang lebih
sistematis dengan model lainnya serta memiliki lingkup yang lebih luas.
11
1. Menumbuhkan semangat penyelidikan (inquiry)
12
Setiap jenis pertanyaan mempunyai hierarchy of evidence
yang berbeda
Database:
o Pubmed
o CINAHL
o Ovid-medline
o National Guideline Clearing house
o Chochrane Databases
5. Mengintegrasikan Bukti-bukti
13
antibiotik tidak effective. Artikel terbaru menyatakan
Antibiotik A mempunyai manfaat yang lebih baik dari pada
Antibiotik B sebagai second-line antibiotik pada anak-anak.
Pasien
Jika kualitas evidence bagus dan intervensi sangat memberikan manfaat, akan
tetapi jika hasil diskusi dengan pasien menghasilkan suatu alasan yang
membuat pasien menolak treatment, maka intervensi tersebut tidak bisa
diaplikasikan.
6. Mengevaluasi Outcame
14
Melalui community meetings
Melalui hospital/organization-based & professional committee
meetings.
Melalui journal clubs
Melalui publishing
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evidence-based practice EBP adalah sebuah proses yang akan membantu
tenaga kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh
informasi terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis
yang efektif dan efisien sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada
pasien.
Kunci Pelaksana Evidence Based Practice yaitu Kesenjangan yang terjadi
antara penerbitan bukti penelitian dengan penjelasannya ke dalam praktik untuk
memperbaiki perawatan yang diberikan kepada pasien seringkali membutuhkan
waktu yang lama. Waktu yang lama ini menjadi suatu perhatian tersendiri bagi
peneliti.Untuk mengatasi penelitian - penelitian praktik yang berkaitan dengan
kesenjangan waktu perlu adanya suatu inisiatif besar dari peneliti. Inisiatif besar
yang dimaksudkan adalah berupa pendanaan pemerintah pusat yang melakukan
penelitian EBP dan pembentukan formal satuan tugas yang secara kritis menilai
bukti dalam mengembangkan penapisan dan panduan praktik klinis manajemen
yang telah ditetapkan.
Model-Model Evidence Based Practice Dalam memindahkan evidence ke
dalam praktek guna meningkatkan kualitas kesehatan dan keselamatan (patient
safety) dibutuhkan langkah langkah yang sistematis dan berbagai model EBP
dapat membantu perawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam mengembangkan
konsep melalui pendekatan yang sistematis dan jelas, alokasi waktu dan sumber
yang jelas, sumber daya yang terlibat, serta mencegan implementas yang tidak
runtut dan lengkap dalam sebuah organisasi.
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di
atas masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna, adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
dari para pembaca
16
DAFTAR PUSTAKA
Azmoude. E., Farkhondeh, F., Ahour, M., & Kabirian, M. (2017). Knowledge,
Practice, and Self-Efficacy in Evidence-based practice Among Midwives
In East Iran. Sultan Qaboos University Medical Journal, 17 (1).
AbuRuz, M. E., Hayeah, H. A., Al-Dweik, G., & Al-Akash, H. Y. (2017).
Knowledge, Attitudes, and Practice about Evidence-based practice: A
Jordanian Study. Health Science Journal.
Aliviameita, A., & Puspitasari. (2020). Buku Ajar Mata Kuliah.
17