Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP) KEBIDANAN

KONSEP DAN MODEL EBP

Kelompok 3 :

 Agustina Widi Hardiani  Yuni Ruditasari


 Devi Herian Agustin  Wita Apria Wardani
 Syarifa Zubaedah  Desi Marga Dewi
 Jinan Amani  Dini Mawarni
 Sari Aida Fitri

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR LOMBOK TIMUR
PRODI S1 PENDIDIKAN KEBIDANAN
TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan izin dan kuasa-Nya
kami masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah
Evidence Based Dalam Praktik Kebidanan ini yang berjudul“Konsep dan Model EBP”. Pada
kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak terutama kepada yang terhormat Dosen Pengampu : Ibu Nurannisa Fitria
Aprianti, S.Tr.Keb, M.K.M yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita khususnya mengenai evidence based practice kebidanan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh
dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat
bagi siapapun yang membacanya.

Lombok Timur, 12 Maret 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................6
A. Konsep EBP.........................................................................................................6
B. Model EBP.........................................................................................................12
BAB III Penutup........................................................................................................15
A. Kesimpulan........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evidence Based Practice adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan kualitas
praktik kebidanan dengan mengumpulkan bukti terbaik, Almaskari (2017). Evidence adalah
kumpulan fakta yang diyakini kebenarannya. Ada dua bukti yang dihasilkan oleh evidence
yaitu bukti eksternal dan internal.
Kebidanan merupakan profesi dinamis yang sangat responsive terhadap perubahan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Dengan
mengutamakan ketrampilan professional dengan menggunakan praktik berbasis bukti,
dalam bentuk evidence based midwifery agar hasil evaluasi terhadap penelitian pada
pelayanan kebidanan sehingga dapat digunakan dalam proses preventif dan promotif dan
sebagai bagian dari pengambilan keputusan keluarga sesuai dengan kebutuhan ruang
lingkup wanita. Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan evidence
based midwifery baik yang dilaksanakan di Indonesia maupun diadaptasi dari luar negeri
tersebut sebagai media dalam mengurangi resiko resiko yang dialami ibu dan anak sehingga
mengurangi angka kematian ibu dan anak.
Pemerintah di berbagai negara telah mendukung pembangunan sistem pelayanan
kesehatan berdasarkan hasil penelitian dimana keputusan yang dibuat oleh pelaksana
pelayanan kesehatan, manajer, pembuat keputusan dan pasien berdasarkan pada ilmu
pengetahuan yang berkualitas tinggi. Bidan sebagai salah satu komponen utama pemberi
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki pern penting karena tekait langsung
dengn pemberi asuhan kepada pasien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Bidan
sebagai ujung tombak dalam memberi asuhan pada ibu dan bayi baru lahir. World Health
Organization (WHO) merekomendasikan agar asuhan kebidanan yang aman bisa diberikan
pada pasien, maka upaya penelitian dan penerapan hasil penelitian perlu dilakukan. Upaya
penerapan hasil /penelitian yang dilakukan oleh bidan ini dikenal dengan asuhan kebidanan
berbasis Evidence Based Practic. Tujuan dari penerapan EBP adalah mengidentifikasi dari
pemecahan masalah berdasarkan bukti ilmiah agar dapat memberikan perawatan secara
efektif dengan menggunakan hasil penelitian yang terbaik,dan jaminan standar kualitas.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan :
1. Bagaimana konsep Evidence Based Practice ?
2. Bagaimana Model Evidence Based Practice?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui tetntang konsep EBP
2. Untuk mengetahui model – model EBP

5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Konsep Evidence Based Practice


1. Pengertian EBP
Pengertian evidence based jika ditinjau dari pemenggalan kata (bahasa inggris)
maka evidence based dapat diartikan sebaai berikut evidence (bukti, fakta) dan base
(dasar). Jadi evidence based adalah ptaktik berdasarkan bukti.
Pengertian evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan
membantu tenaga kesehatan agar mampu memperoleh informasi terbaru yang dapat
menjadi bahan untuk membuat keputusan klinikbyang efektif dan efisien sehimgga
dapat memberikan perawatan tebaik kepada pasien (Macnee, 2011).
EBP merupakan salah satu  perkembangan yang penting pada dekade ini untuk
membantu sebuah profesi, termasuk kedokteran, keperawatan, sosial, psikologi,
public health, konseling dan profesi kesehatan dan sosial lainnya (Briggs &
Rzepnicki, 2004; Brownson et al., 2002; Sackett et al., 2000).
Menurut (Goode & Piedalue, 1999): Praktik klinis berdasarkan bukti melibatkan
temuan pengetahuan dari penelitian, review atau tinjauan kritis. EBP didefinisikan
sebagai intervensi dalam perawatan kesehatan yang berdasarkan pada fakta terbaik
yang didapatkan. EBP merupakan proses yang panjang, adanya fakta dan produk
hasil yang membutuhkan evaluasi berdasarkan hasil penerapan pada praktek
lapangan.
EBP merupakan suatu pendekatan pemecahan masalah untuk pengambilan
keputusan dalam organisasi pelayanan kesehatan yang terintegrasi di dalamnya
adalah ilmu pengetahuan atau teori yang ada dengan pengalaman dan bukti-bukti
nyata yang baik (pasien dan praktisi). EBP dapat dipengaruh oleh faktor internal dan
external serta memaksa untuk berpikir kritis dalam penerapan pelayanan secara
bijaksana terhadadap pelayanan pasien individu, kelompok atau system (newhouse,
dearholt, poe, pough, & white, 2005).
Clinical Based Evidence atau Evidence Based Practice (EBP) adalah tindakan
yang teliti dan bertanggung jawab dengan menggunakan bukti (berbasis bukti) yang
berhubungan dengan keahlian klinis dan nilai-nilai pasien untuk menuntun
pengambilan keputusan dalam proses perawatan (Titler, 2008). EBP merupakan salah
6
satu  perkembangan yang penting pada dekade ini untuk membantu sebuah profesi,
termasuk kedokteran, keperawatan, sosial, psikologi, public health, konseling dan
profesi kesehatan dan sosial lainnya (Briggs & Rzepnicki, 2004; Brownson et al.,
2002; Sackett et al., 2000).
EBP menyebabkan terjadinya perubahan besar pada literatur, merupakan proses
yang panjang dan merupakan aplikasi berdasarkan fakta terbaik untuk pengembangan
dan peningkatan pada praktek lapangan. Pencetus dalam penggunaan fakta menjadi
pedoman pelaksanaan praktek dalam memutuskan untuk mengintegrasikan keahlian
klinikal individu dengan fakta yang terbaik berdasarkan penelitian sistematik.
Beberapa ahli telah mendefinisikan EBP dalam keperawatan sebagai :
a. Penggabungan bukti yang diperoleh dari hasil penelitian dan praktek klinis
ditambah dengan pilihan dari pasien ke dalam keputusan klinis (Mulhall, 1998).
b. Penggunaan teori dan informasi yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian
secara teliti, jelas dan bijaksana dalam pembuatan keputusan tentang pemberian
asuhan keperawatan pada individu atau sekelompok pasien dan dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari pasien tersebut (Ingersoll G,
2000).
2. Tujuan EBP
Tujuan EBP adalah memberikan data berdasarkan bukti ilmiah agar dapat
memebeikan perawatan secara efektif dengan menggunakan hasil penelitian yang
terbaik, menyeesaikan masalah yang ada ditempat pemberian pelayanan terhadap
pasien, mencapai kesempurnaan dalam pemberian asuhan keperawatan dan jaminan
standar kualitas dan memicu inovasi.
3. Manfaat EBP
Mamfaat yang dapat diperoleh dari pemamfaatan evidence based :
a. Kemanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarakan bukti
ilmiah.
b. Meningkatkan kompetensi (kognitif).
c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebaai professional dalam memberikan
asuhan yang bermutu.
d. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan pasien
mengharapakan asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu penegetahuan dan teknologi.
7
4. Komponen EBP
Evidence atau bukti adalah kumpulan fakta yang dinyakini kebenarannya.
Evidence atau bukti dibagi menjadi 2 yaitu eksternal evidence dan internal evidence.
Bukti eksternal didapatkan dari penelitian yang sangat ketat dan dengan proses atau
metode penelitian ilmiah. Berbeda dengan bukti eksternal bukti internal merupakan
hasil dari insiatif praktek seperti manajemen hasil dan proyek perbaikan kualitas
(Melnyk & Fineout, 2011). Dalam (Grove et al., 2012) EBP dijelaskan bahwa clinical
expertise yang merupakan komponen dari bukti internal adalah merupakan
pengetahuan dan skill tenaga kesehatan yang profesional dan ahli dalam memberikan
pelayanan.
Pengambilan keputusan untuk melakukan perubahan berdasarkan bukti-bukti
nyata atau EBP di pengaruhi oleh tiga factor yaitu, hasil penelitian atau riset
termasuk teori-teori pendukung, pengalaman yang bersifat klinis, serta feedback atau
sumber-sumber dari pengalaman yang dialami oleh pasien.
5. Tingkatan dan Hierarki dalam penerapan EBP
Tingkatan evidence disebut juga dengan hierarchy evidence yang digunakan
untuk mengukur kekuatan suatu evidence dari rentang bukti terbaik sampaidengan
bukti yang  paling rendah.Tingkatan evidence ini digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam EBP. Hirarki untuk tingkatan evidence yang ditetapkan oleh
Badan Kesehatan Penelitian dan Kualitas (AHRQ), sering digunakan dalam
keperawatan (Titler, 2010). Adapun level of evidence tersebut adalah sebagai berikut:

Hierarki dalam penelitian ilmiah terdapat hieraraki dari tingkat


kepercayaannya yang paling rendah hingga yang paling tingi. Dibawah ini mulai dari
yang paling rendah hingga yang paling tinggi :
8
- Laporan fenomena atau kejadian-kejadian yang kita temuai sehari-hari
- Studi kasus
- Studi lapangan atau laporan deskriptif
- Studi percobaan tanpa penggunaan tekhnik pengambilan sampel secara acak
(random)
- Studi percobaan yang menggunakan setidaknya ada satu kelompok pembanding,
dan menggunakan sampel secara acak
- Systemic reviews untuk kelompok bijak bestari atau meta-analisa yaitu pengkajian
berbagai penelitian yang ada dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.

Hierarki dalam penerapan Evidence Based Practice

6. Langkah – Langkah EBP


Langkah-langkah dalam proses evidance based practice adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkan semangat penyelidikan (inquiry)
Inquiry adalah semangat untuk melakukan penyelidikan yaitu sikap kritis
untuk selalu bertanya terhadap fenomena-fenomena serta kejadian-kejadian yang
terjadi saat praktek dilakukan oleh seorang klinisi atau petugas kesehatan dalam
melakukan perawatan kepada pasien.
b. Mengajukan pertanyaan PICO(T) question
(Bostwick et al., 2013) menyatakan bahwa pada langkah selanjutnya membuat
pertanyaan klinis dengan menggunakan format PICOT yaitu P(Patient atau

9
populasi), I(Intervention atau tindakan atau pokok persoalan yang menarik),
C(Comparison intervention atau intervensi yang dibandidngkan),
O(Outcomeatau hasil) serta T(Time frame atau kerangka waktu).
c. Mencari bukti-bukti terbaik
Tingkatan penelitian yang bisa dijadikan evidence atau bukti terbaik adalah
meta-analysis dan systematic riview.
Ada 5 tingkatan yang bisa dijadikan bukti atau evidence (Guyatt&Rennie, 2002)
yaitu:
1) Bukti yang berasal dari meta-analysis ataukah systematic riview.
2) Bukti yang berasal dari disain RCT.
3) Bukti yang berasal dari kontrol trial tanpa randomisasi.
4) Bukti yang berasal dari kasus kontrol dan studi kohort.
5) Bukti dari systematic riview yang berasal dari penelitian kualitatif dan
diskriptif.
6) Bukti yang berasal dari single-diskriptif atau kualitatif study
7) Bukti yang berasal dari opini dan komite ahli.
d. Melakukan penilaian (appraisal) terhadap bukti-bukti yang ditemukan
Untuk melakukan penilaian ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
diantaranya adalah (Polit & Beck, 2013):
1) Evidence quality adalah bagaimana kualitas bukti jurnal tersebut? (apakah
tepat atau rigorous dan reliable atau handal)
2) What is magnitude of effect? (seberapa penting dampaknya?)
3) How pricise the estimate of effect? Seberapa tepat perkiraan efeknya?
4) Apakah evidence memiliki efek samping ataukah keuntungan?
5) Seberapa banyak biaya yang perlu disiapkan untuk mengaplikasikan bukti?
6) Apakah bukti tersebut sesuai untuk situasi atau fakta
Sedangkan kriteria penilaian evidence menurut (Bernadette & Ellen, 2011)
yaitu:
1) Validity
2) Reliability
3) Applicability
Jika dijabarkan, ada 2 tahap dalam melakukan critical apraisal yaitu:

10
1) Tahap pertama adalah mengidentidikasi langkah-langkah dalam proses
penelitian
2) Menetukan tingkat kekuatan dan kelemahan penelitian (Strength and weakness
of study)
e. Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan pasien untuk
membuat keputusan klinis terbaik
f. Evaluasi hasil dari perubahan praktek setelah penerapan EBP
Evaluasi terhadap pelaksanaan evidence based sangat perlu dilakukan
untuk mengetahui seberapa efektif evidence yang telah diterapkan, apakah
perubahan yang terjadi sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan dan apakah
evidence tersebut berdampak pada peningkatan kualitas kesehatan pasien
g. Menyebarluaskan hasil (disseminate outcome).
7. Prinsip EBP
Prinsip evidence based adalah bahwa setiap perilaku atau tindakan medis
harus dilandasi suatu bukti ilmiah yang telah diuji kebenaran dan tingkat
kemamfaatan untuk pasien .
Terdapat beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki tenaga kesehatan
professional untuk dapat menerapkan praktek klinis berbasis bukti, yaitu :
a. Mengindentifikasi gap/kesenjangan antara teori dan praktek
b. Memformulasikan pertanyaan klinis yang relevan,
c. Melakukan pencarian literature yang efisien,
d. Mengaplikasikan peran dari bukti, termasuk tingkatan/hierarki dari bukti
tersebut untuk menentukan tingkat validitasnya
e. Mengaplikasikan temuan literature pada masalah pasien, dan
f. Mengerti dan memahami keterkaitan antara nilai dan budaya pasien dapat
mempengaruhi keseimbangan antara potensial keuntungan dan kerugian dari
pilihan manajemen/terapi (Jette et al., 2003)
Prinsipnya asuhan kehamilan merujuk pada filosofi bidan, meliputi :
a. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses
patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis
b. Setiap perempuan berkepribadian unik, dimana terdiri atas biopsikososial yang
berbeda, sehingga dalam memperlakukan klien satu dengan yang lainnya juga
berbeda dan tidak boleh disamakan
11
c. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini dapat dilakukan
dengan berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui peyuluhan atau konseling,
maupun dengan upaya promotif misalnya pemberian imunisasi TT ibu hamil dan
tablet tambah darah
d. Perempuan mempunyai hak memilih dan memutuskan tentang kesehatan, siapa
dan dimana mendapatkan pelayanan kesehatan
e. Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif (pencegahan)
dan promotif (peningkatan kesehatan)
f. Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intevensi dan penggunaan teknologi
dilakukan hanya atas indikasi. Membangun kemitraan dengn profesi lain untuk
memeberdayakan perempuan
Lingkup asuhan kehamilan dalam memberikan asuhan kehamilan kepada ibu
hamil, bidan harus memeberikan pelayanan secara komprehensif dan menyeluruh.
Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi :
a. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap
kunjungan/pemeriksaan ibu hamil
b. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap
c. Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul
d. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin
e. Menghitung usia kehamilan dan HPL
f. Mengkaji status nutrisi dan hubungannya dengan pertumbuhan janin
g. Mengkaji kenaikan berat badan dan hubungannya dengan komplikasi
h. Memberi penyuluhan tanda tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan
i. Melakukan penatalaksaan kehamilan dengan anemia ringan , hyperemesis,abortus
dan preeklamsia
B. Model Evidence Based Practice
Beberapa model yang sering digunakan dalam mengimplementasikan evidence
based practice adalah Iowa model (2001), stetler model (2001), ACE STAR model
(2004), john hopkinsevidence-based practice model(2007), rosswurm dan larrabee’s
model, serta evidence based practice model for stuff nurse (2008).
Penjabaran Model Implmentasi Evidence Based Practice, yaitu :
1) Model Settler

12
Merupakan seperangkat perlengkapan/media penelitian untuk meningkatkan
penerapan Evidence based. 5 langkah dalam Model Settler:
Fase 1 : Persiapan
Fase 2 : Validasi
Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan
Fase 4 : Translasi dan aplikasi
Fase 5 : Evaluasi
2) Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care
Model EBP IOWA dikembangkan oleh Marita G. Titler, PhD, RN, FAAN,
Model IOWA diawali dari pemicu/masalah. Pemicu/masalah ini sebagai focus
ataupun focus masalah. Jika masalah mengenai prioritas dari suatu organisasi, tim
segera dibentuk. Tim terdiri dari stakeholders, klinisian, staf perawat, dan tenaga
kesehatan lain yang dirasakan penting untuk dilibatkan dalam EBP. Langkah
selanjutkan adalah mensistesis EBP. Perubahan terjadi dan dilakukan jika terdapat
cukup bukti yang mendukung untuk terjadinya perubahan . kemudian dilakukan
evaluasi dan diikuti dengan diseminasi (Jones & Bartlett, 2004; Bernadette Mazurek
Melnyk, 2011). Beberapa karakteristik tiap-tiap model yang dapat dijadikan
landasan dalam menerapkan EBP yang sering digunakan yaitu IOWA model dalam
EBP digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, digunakan dalam
berbagai akademik dan setting klinis. dari model ini adalah adanya konsep “triggers”
dalam pelaksanaan EBP.
Trigers adalah masalah klinis ataupun informasi yang berasal dari luar organisasi.
Sedangkan john hopkin’s model mempunyai 3 domain prioritas masalah yaitu
praktek keperawatan, penelitian, dan pendidikan. Dalam pelaksanaannya model ini
terdapat beberapa tahapan yaitu menyusun practice question yang menggunakan
pico approach, menentukan evidence dengan penjelasan mengenai tiap level yang
jelas dan translation yang lebih sistematis dengan model lainnya serta memiliki
lingkup yang lebih luas. Sedangkan ACE star model merupakan model transformasi
pengetahuan berdasarkan research. Evidence non research tidak digunakan dalam
model ini. Untuk stetler’s model merupakan model yang tidak berorientasi pada
perubahan formal tetapi pada perubahan oleh individu. Model ini menyusun masalah
berdasarkan data internal (quality improvement dan operasional) dan data eksternal
yang berasal dari penelitian.
13
3) Model konseptual Rosswurm & Larrabee
Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice Change yang
terdiri dari 6 langkah yaitu :
Tahap 1 :mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis
Tahap 2 : tentukkan evidence terbaik
Tahap 3 : kritikal analisis evidence
Tahap 4 : design perubahan dalam praktek
Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perunbahan
Tahap 6 : integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek
4) Ace Star Model (2004)
ACE star model merupakan model transformasi pengetahuan berdasarkan research.
Evidence non research tidak digunakan dalam model ini
5) John Hopkins Evidence-Based Practice Model (2007)
John Hopkin’s model mempunyai 3 domain prioritas masalah yaitu praktek
keperawatan, penelitian, dan pendidikan. Dalam pelaksanaannya model ini terdapat
beberapa tahapan yaitu menyusun practice question yang menggunakan pico
approach, menentukan evidence dengan penjelasan mengenai tiap level yang
Model ini menjelaskan bahwa penerapan Evidence Based paktek harus
memperhatikan latar belakang teori yang ada, kevalidan dan kereliabilitasan metode
yang digunakan, serta penggunaan nomenklatur yang standar.

Hambatan Pelaksanaan EBP


1) Berkaitan dengan penggunaan waktu.
2) Akses terhadap jurnal dan artikel.
3) Keterampilan untuk mencari.
4) Keterampilan dalam melakukan kritik riset.
5) Kurang paham atau kurang mengerti.
6) Kurangnya kemampuan penguasaan bahasa untuk penggunaan hasil-hasil riset.
7) Salah pengertian tentang proses.
8) Kualitas dari fakta yang ditemukan.
9) Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk menggunakan literatur
hasil penemuan untuk intervensi praktek yang terbaik untuk diterapkan pada klien.

14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kebidanan merupakan profesi dinamis yang sangat responsive terhadap
perubahan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi.
Dengan mengutamakan ketrampilan professional dengan menggunakan praktik
berbasis bukti, dalam bentuk evidence based midwifery agar hasil evaluasi terhadap
penelitian pada pelayanan kebidanan sehingga dapat digunakan dalam proses
preventif dan promotif dan sebagai bagian dari pengambilan keputusan keluarga
sesuai dengan kebutuhan ruang lingkup wanita. Dengan pelaksanaan praktik asuhan
kebidanan yang berdasarkan evidence based midwifery baik yang dilaksanakan di
Indonesia maupun diadaptasi dari luar negeri tersebut sebagai media dalam
mengurangi resiko resiko yang dialami ibu dan anak sehingga mengurangi angka
kematian ibu dan anak.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran untuk
perbaikan dari makalah diatas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Oncology Nursing Society. “Evidence-Based Practice Resource Area”.


https://onsopcontent.ons.org/toolkish/evidence/Definition/index.shtml

Potter,Perry. 2010. Fundamental of Nursing. Singapore:Elsevier Pte Ltd

Siska, dkk. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat dengan Kompetensi Aplikasi
Evidence Based Practice vol 1 no 1. Tangerang:Fakultas Keperawatan Universitas
Pelita Harapan. Jurnal Skolastik Keperawatan;

Ligita Titan. 2012. Pengetahuan, Sikap dan Kesiapan Perawat Klinisi Dalam Implementasi
Evidence-Base Practice vol 8 no1. Tanjungpura:Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura. Ners Jurnal Keperawatan;

Jeremy Steglitz, dkk. 2015. Evidence-Based Practice.Chicago USA Northwestern


University:Elseiver Ltd;

Stevens, K., (May 31, 2013) "The Impact of Evidence-Based Practice in Nursing and the
Next Big Ideas" OJIN: The Online Journal of Issues in Nursing Vol. 18, No. 2,
Manuscript 4.

Setyawati,Anita,dkk, 2017. Peningkatan Pengetahuan Perawat dan Bidan Tentang


Evidence- Based Practice Melalui Pelatihan Penerapan Evidence-Based Practice.
Bandung. : Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol. 6, No. 1, Maret 2017: 53
– 56.

Chiwaula, C.H., dkk. 2018. Evidence Based Practice: A Concept Analysis. Zimbabwe,
Malawi.Imedpub journal. Vol. 5 No. 5:73.

Evidence Based Midwifery di Royal College Midwives Inggris:


http:www.rem.org.uk/ebm/volume-11-2013/volume-11-issue-1/the-pysical-effect-
of-exersice-in-pregnancy-on-pre-eclampsia-gestasional-diabetes-birtweight-and-
type-of-delivery-a-struct/ (Diakses 12 Maret 2023)

Comfort in Labor: http/Childbirthconnection.org (Diakses 12 Maret 2023)

Holleman G, Eliens A, van Vliet M, Achterberg T.  Promotion of evidence-based practice


by professional nursing association: literature review.  Journal of Advance Nursing
53(6), 702-709.

Ingersoll G. Evidence-based nursing: what it is and isn’t. Nurs Outlook 2000;48:151-2.

16
Lavin MA, Krieger MM, Meyer GA, et al.  Development and evaluation of evidence-
based nursing (EBN) filters and related databases.  J Med Libr Assoc 93(1) January
2005.

llen Fineout-Overholt RN, PhD and Linda Johnston RN, PhD. 2011. Teaching EBP:
Implementation of Evidence: Moving from Evidence to Action

17

Anda mungkin juga menyukai