Kelompok 3 :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan izin dan kuasa-Nya
kami masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah
Evidence Based Dalam Praktik Kebidanan ini yang berjudul“Konsep dan Model EBP”. Pada
kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak terutama kepada yang terhormat Dosen Pengampu : Ibu Nurannisa Fitria
Aprianti, S.Tr.Keb, M.K.M yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita khususnya mengenai evidence based practice kebidanan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh
dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat
bagi siapapun yang membacanya.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................6
A. Konsep EBP.........................................................................................................6
B. Model EBP.........................................................................................................12
BAB III Penutup........................................................................................................15
A. Kesimpulan........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evidence Based Practice adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan kualitas
praktik kebidanan dengan mengumpulkan bukti terbaik, Almaskari (2017). Evidence adalah
kumpulan fakta yang diyakini kebenarannya. Ada dua bukti yang dihasilkan oleh evidence
yaitu bukti eksternal dan internal.
Kebidanan merupakan profesi dinamis yang sangat responsive terhadap perubahan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Dengan
mengutamakan ketrampilan professional dengan menggunakan praktik berbasis bukti,
dalam bentuk evidence based midwifery agar hasil evaluasi terhadap penelitian pada
pelayanan kebidanan sehingga dapat digunakan dalam proses preventif dan promotif dan
sebagai bagian dari pengambilan keputusan keluarga sesuai dengan kebutuhan ruang
lingkup wanita. Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan evidence
based midwifery baik yang dilaksanakan di Indonesia maupun diadaptasi dari luar negeri
tersebut sebagai media dalam mengurangi resiko resiko yang dialami ibu dan anak sehingga
mengurangi angka kematian ibu dan anak.
Pemerintah di berbagai negara telah mendukung pembangunan sistem pelayanan
kesehatan berdasarkan hasil penelitian dimana keputusan yang dibuat oleh pelaksana
pelayanan kesehatan, manajer, pembuat keputusan dan pasien berdasarkan pada ilmu
pengetahuan yang berkualitas tinggi. Bidan sebagai salah satu komponen utama pemberi
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki pern penting karena tekait langsung
dengn pemberi asuhan kepada pasien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Bidan
sebagai ujung tombak dalam memberi asuhan pada ibu dan bayi baru lahir. World Health
Organization (WHO) merekomendasikan agar asuhan kebidanan yang aman bisa diberikan
pada pasien, maka upaya penelitian dan penerapan hasil penelitian perlu dilakukan. Upaya
penerapan hasil /penelitian yang dilakukan oleh bidan ini dikenal dengan asuhan kebidanan
berbasis Evidence Based Practic. Tujuan dari penerapan EBP adalah mengidentifikasi dari
pemecahan masalah berdasarkan bukti ilmiah agar dapat memberikan perawatan secara
efektif dengan menggunakan hasil penelitian yang terbaik,dan jaminan standar kualitas.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan :
1. Bagaimana konsep Evidence Based Practice ?
2. Bagaimana Model Evidence Based Practice?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui tetntang konsep EBP
2. Untuk mengetahui model – model EBP
5
BAB II
KAJIAN TEORI
9
populasi), I(Intervention atau tindakan atau pokok persoalan yang menarik),
C(Comparison intervention atau intervensi yang dibandidngkan),
O(Outcomeatau hasil) serta T(Time frame atau kerangka waktu).
c. Mencari bukti-bukti terbaik
Tingkatan penelitian yang bisa dijadikan evidence atau bukti terbaik adalah
meta-analysis dan systematic riview.
Ada 5 tingkatan yang bisa dijadikan bukti atau evidence (Guyatt&Rennie, 2002)
yaitu:
1) Bukti yang berasal dari meta-analysis ataukah systematic riview.
2) Bukti yang berasal dari disain RCT.
3) Bukti yang berasal dari kontrol trial tanpa randomisasi.
4) Bukti yang berasal dari kasus kontrol dan studi kohort.
5) Bukti dari systematic riview yang berasal dari penelitian kualitatif dan
diskriptif.
6) Bukti yang berasal dari single-diskriptif atau kualitatif study
7) Bukti yang berasal dari opini dan komite ahli.
d. Melakukan penilaian (appraisal) terhadap bukti-bukti yang ditemukan
Untuk melakukan penilaian ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
diantaranya adalah (Polit & Beck, 2013):
1) Evidence quality adalah bagaimana kualitas bukti jurnal tersebut? (apakah
tepat atau rigorous dan reliable atau handal)
2) What is magnitude of effect? (seberapa penting dampaknya?)
3) How pricise the estimate of effect? Seberapa tepat perkiraan efeknya?
4) Apakah evidence memiliki efek samping ataukah keuntungan?
5) Seberapa banyak biaya yang perlu disiapkan untuk mengaplikasikan bukti?
6) Apakah bukti tersebut sesuai untuk situasi atau fakta
Sedangkan kriteria penilaian evidence menurut (Bernadette & Ellen, 2011)
yaitu:
1) Validity
2) Reliability
3) Applicability
Jika dijabarkan, ada 2 tahap dalam melakukan critical apraisal yaitu:
10
1) Tahap pertama adalah mengidentidikasi langkah-langkah dalam proses
penelitian
2) Menetukan tingkat kekuatan dan kelemahan penelitian (Strength and weakness
of study)
e. Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan pasien untuk
membuat keputusan klinis terbaik
f. Evaluasi hasil dari perubahan praktek setelah penerapan EBP
Evaluasi terhadap pelaksanaan evidence based sangat perlu dilakukan
untuk mengetahui seberapa efektif evidence yang telah diterapkan, apakah
perubahan yang terjadi sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan dan apakah
evidence tersebut berdampak pada peningkatan kualitas kesehatan pasien
g. Menyebarluaskan hasil (disseminate outcome).
7. Prinsip EBP
Prinsip evidence based adalah bahwa setiap perilaku atau tindakan medis
harus dilandasi suatu bukti ilmiah yang telah diuji kebenaran dan tingkat
kemamfaatan untuk pasien .
Terdapat beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki tenaga kesehatan
professional untuk dapat menerapkan praktek klinis berbasis bukti, yaitu :
a. Mengindentifikasi gap/kesenjangan antara teori dan praktek
b. Memformulasikan pertanyaan klinis yang relevan,
c. Melakukan pencarian literature yang efisien,
d. Mengaplikasikan peran dari bukti, termasuk tingkatan/hierarki dari bukti
tersebut untuk menentukan tingkat validitasnya
e. Mengaplikasikan temuan literature pada masalah pasien, dan
f. Mengerti dan memahami keterkaitan antara nilai dan budaya pasien dapat
mempengaruhi keseimbangan antara potensial keuntungan dan kerugian dari
pilihan manajemen/terapi (Jette et al., 2003)
Prinsipnya asuhan kehamilan merujuk pada filosofi bidan, meliputi :
a. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses
patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis
b. Setiap perempuan berkepribadian unik, dimana terdiri atas biopsikososial yang
berbeda, sehingga dalam memperlakukan klien satu dengan yang lainnya juga
berbeda dan tidak boleh disamakan
11
c. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini dapat dilakukan
dengan berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui peyuluhan atau konseling,
maupun dengan upaya promotif misalnya pemberian imunisasi TT ibu hamil dan
tablet tambah darah
d. Perempuan mempunyai hak memilih dan memutuskan tentang kesehatan, siapa
dan dimana mendapatkan pelayanan kesehatan
e. Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif (pencegahan)
dan promotif (peningkatan kesehatan)
f. Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intevensi dan penggunaan teknologi
dilakukan hanya atas indikasi. Membangun kemitraan dengn profesi lain untuk
memeberdayakan perempuan
Lingkup asuhan kehamilan dalam memberikan asuhan kehamilan kepada ibu
hamil, bidan harus memeberikan pelayanan secara komprehensif dan menyeluruh.
Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi :
a. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap
kunjungan/pemeriksaan ibu hamil
b. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap
c. Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul
d. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin
e. Menghitung usia kehamilan dan HPL
f. Mengkaji status nutrisi dan hubungannya dengan pertumbuhan janin
g. Mengkaji kenaikan berat badan dan hubungannya dengan komplikasi
h. Memberi penyuluhan tanda tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan
i. Melakukan penatalaksaan kehamilan dengan anemia ringan , hyperemesis,abortus
dan preeklamsia
B. Model Evidence Based Practice
Beberapa model yang sering digunakan dalam mengimplementasikan evidence
based practice adalah Iowa model (2001), stetler model (2001), ACE STAR model
(2004), john hopkinsevidence-based practice model(2007), rosswurm dan larrabee’s
model, serta evidence based practice model for stuff nurse (2008).
Penjabaran Model Implmentasi Evidence Based Practice, yaitu :
1) Model Settler
12
Merupakan seperangkat perlengkapan/media penelitian untuk meningkatkan
penerapan Evidence based. 5 langkah dalam Model Settler:
Fase 1 : Persiapan
Fase 2 : Validasi
Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan
Fase 4 : Translasi dan aplikasi
Fase 5 : Evaluasi
2) Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care
Model EBP IOWA dikembangkan oleh Marita G. Titler, PhD, RN, FAAN,
Model IOWA diawali dari pemicu/masalah. Pemicu/masalah ini sebagai focus
ataupun focus masalah. Jika masalah mengenai prioritas dari suatu organisasi, tim
segera dibentuk. Tim terdiri dari stakeholders, klinisian, staf perawat, dan tenaga
kesehatan lain yang dirasakan penting untuk dilibatkan dalam EBP. Langkah
selanjutkan adalah mensistesis EBP. Perubahan terjadi dan dilakukan jika terdapat
cukup bukti yang mendukung untuk terjadinya perubahan . kemudian dilakukan
evaluasi dan diikuti dengan diseminasi (Jones & Bartlett, 2004; Bernadette Mazurek
Melnyk, 2011). Beberapa karakteristik tiap-tiap model yang dapat dijadikan
landasan dalam menerapkan EBP yang sering digunakan yaitu IOWA model dalam
EBP digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, digunakan dalam
berbagai akademik dan setting klinis. dari model ini adalah adanya konsep “triggers”
dalam pelaksanaan EBP.
Trigers adalah masalah klinis ataupun informasi yang berasal dari luar organisasi.
Sedangkan john hopkin’s model mempunyai 3 domain prioritas masalah yaitu
praktek keperawatan, penelitian, dan pendidikan. Dalam pelaksanaannya model ini
terdapat beberapa tahapan yaitu menyusun practice question yang menggunakan
pico approach, menentukan evidence dengan penjelasan mengenai tiap level yang
jelas dan translation yang lebih sistematis dengan model lainnya serta memiliki
lingkup yang lebih luas. Sedangkan ACE star model merupakan model transformasi
pengetahuan berdasarkan research. Evidence non research tidak digunakan dalam
model ini. Untuk stetler’s model merupakan model yang tidak berorientasi pada
perubahan formal tetapi pada perubahan oleh individu. Model ini menyusun masalah
berdasarkan data internal (quality improvement dan operasional) dan data eksternal
yang berasal dari penelitian.
13
3) Model konseptual Rosswurm & Larrabee
Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice Change yang
terdiri dari 6 langkah yaitu :
Tahap 1 :mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis
Tahap 2 : tentukkan evidence terbaik
Tahap 3 : kritikal analisis evidence
Tahap 4 : design perubahan dalam praktek
Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perunbahan
Tahap 6 : integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek
4) Ace Star Model (2004)
ACE star model merupakan model transformasi pengetahuan berdasarkan research.
Evidence non research tidak digunakan dalam model ini
5) John Hopkins Evidence-Based Practice Model (2007)
John Hopkin’s model mempunyai 3 domain prioritas masalah yaitu praktek
keperawatan, penelitian, dan pendidikan. Dalam pelaksanaannya model ini terdapat
beberapa tahapan yaitu menyusun practice question yang menggunakan pico
approach, menentukan evidence dengan penjelasan mengenai tiap level yang
Model ini menjelaskan bahwa penerapan Evidence Based paktek harus
memperhatikan latar belakang teori yang ada, kevalidan dan kereliabilitasan metode
yang digunakan, serta penggunaan nomenklatur yang standar.
14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kebidanan merupakan profesi dinamis yang sangat responsive terhadap
perubahan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi.
Dengan mengutamakan ketrampilan professional dengan menggunakan praktik
berbasis bukti, dalam bentuk evidence based midwifery agar hasil evaluasi terhadap
penelitian pada pelayanan kebidanan sehingga dapat digunakan dalam proses
preventif dan promotif dan sebagai bagian dari pengambilan keputusan keluarga
sesuai dengan kebutuhan ruang lingkup wanita. Dengan pelaksanaan praktik asuhan
kebidanan yang berdasarkan evidence based midwifery baik yang dilaksanakan di
Indonesia maupun diadaptasi dari luar negeri tersebut sebagai media dalam
mengurangi resiko resiko yang dialami ibu dan anak sehingga mengurangi angka
kematian ibu dan anak.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran untuk
perbaikan dari makalah diatas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Siska, dkk. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat dengan Kompetensi Aplikasi
Evidence Based Practice vol 1 no 1. Tangerang:Fakultas Keperawatan Universitas
Pelita Harapan. Jurnal Skolastik Keperawatan;
Ligita Titan. 2012. Pengetahuan, Sikap dan Kesiapan Perawat Klinisi Dalam Implementasi
Evidence-Base Practice vol 8 no1. Tanjungpura:Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura. Ners Jurnal Keperawatan;
Stevens, K., (May 31, 2013) "The Impact of Evidence-Based Practice in Nursing and the
Next Big Ideas" OJIN: The Online Journal of Issues in Nursing Vol. 18, No. 2,
Manuscript 4.
Chiwaula, C.H., dkk. 2018. Evidence Based Practice: A Concept Analysis. Zimbabwe,
Malawi.Imedpub journal. Vol. 5 No. 5:73.
16
Lavin MA, Krieger MM, Meyer GA, et al. Development and evaluation of evidence-
based nursing (EBN) filters and related databases. J Med Libr Assoc 93(1) January
2005.
llen Fineout-Overholt RN, PhD and Linda Johnston RN, PhD. 2011. Teaching EBP:
Implementation of Evidence: Moving from Evidence to Action
17