Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS II

Evidence Based Practice Dalam Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh :

KELOMPOK I

DISHA AMANDA 1914201108

ELMALIA SAPUTRI 1914201105

FITRI ZHELLA DESTIANA 1914201116

GUSTI MEGA PUTRI 1814201108

NELVHIA MAISYAH FADILLA 1914201111

NINDY AULIA 1914201102

NURAINI 1914201124

NURHANA TASYA 1914201101

DOSEN PENGAMPU : MARINI ARIESTA, STr.Keb, M.KM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita, sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul “Evidence Based
Pratice dalam Keperawatan Maternitas”.

Terima kasih kami sampaikan kepada dosen bidang studi yang telah memberikan
kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas makalah ini, sehingga kami menjadi
lebih mengerti dan memahami tentang materi bagaimana Evidence Based Practice dalam
Keperawatan Maternitas.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.

Bangkinang, 25 April 2021

Kelompok I

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................................3
BAB II.................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................5
A. Konsep Evidence Based Practice (EBP).....................................................................5
B. Tujuan Dan Manfaat Evidance Based Practiced (EBP)...............................................6
C. Persyaratan dalam Penerapan EBP..............................................................................6
D. Model Implmentasi Evidence Based Practice.............................................................7
E. Langkah – Langkah Dalam EBP..................................................................................8
F. Penerapan EBN dalam Proses Keperawatan................................................................9
G. Tahap Penegakkan Diagnosis Keperawatan..............................................................10
H. Hambatan Untuk Menggunakan EBP........................................................................10
I. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan EBP.............................................11
BAB III..............................................................................................................................13
PENUTUP.........................................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep Evidence Based Practiced (EBP) pada awalnya berasal dari ilmu
kedokteran yang selanjutnya di adopsi dan disesuaikan dengan ilmu keperawatan.
Penggunaan EBP menjadi sangat penting akhir-akhir ini karena isu patient
centered care yang semakin banyak digaungkan di dunia kesehatan dan
keperawatan. Proses keperawatan yang dimiliki oleh perawat dan juga petugas
kesehatan lainnya berfokus hanya pada pasien dan semua keputusan yang
berhubungan dengan kesehatan dan perawatan pasien hanya diletakkan di tangan
pasien. Artinya, pasien memiliki hak penuh untuk menentukan pelayanan
kesehatannya yang berdasarkan hasil diskusi dengan tenaga kesehatan yang
profesional.
Tujuan dari EBP adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,
yang selalu mendahulukan keselamatan pasien dan pada akhirnya membantu
untuk menurunkan hospital costs. EBP bukan merupakan satu-satunya langkah
atau metode untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan berkualitas. Tapi,
EBP merupakan salah satu langkah yang dapat menjamin pelayanan keperawatan
yang diberikan oleh perawat adalah berkualitas, tepat sasaran dan memang
didasarkan oleh studi yang kredibel dan dapat dipercaya.
Berdasarkan hal tersebut kami menyusun sebuah makalah menganai Evidence
Based Practiced dengan tujuan agar makalah ini dapat menambah ilmu dan
wawasan pembaca. Dalam mekalah ini kami membahas konsep dari Evidence
Based Practiced sampai penerapannya dalam proses keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Evidence Based Practiced (EBP)?
2. Apa tujuan dan manfaat dari Evidence Based Practice (EBP)?
3. Bagaimana persyaratan dan penerapan Evidence Based Practice (EBP)?
4. Bagaimana model implementasi dari Evidence Bsed Practice (EBP)?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan Evidence Based Practice
(EBP)?
6. Bagaimana penerapan Evidence Based Practice (EBP) dalam proses
keperawatan?
7. Bagaimana hambatan dalam menggunakan Evidence Based Practiced (EBP)?
8. Bagaimana usaha dalam meningkatkan Evidence Based Practice (EBP)?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari EBP
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat EBP

3
3. Untuk mengetahui persyaratan, penerapan dan model implementasi dari EBP
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menerapkan EBP
5. Untuk mengetahui penerapan EBP dalam proses keperawatan
6. Untuk mengetahui hambatan dalam menggunakan EBP
7. Untuk mengetahui usaha dalam meningkatkan EBP

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Evidence Based Practice (EBP)


Evidence Based Practice (EBP) merupakan upaya untuk mengambil
keputusan klinis berdasarkan sumber yang paling relevan dan valid. Dengan kata
lain, EBP merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam
praktek keperawatan sehingga perawat dapat meningkatkan rasa pedulinya
terhadap pasien. EBP merupakan suatu pendekatan memecahkan masalah untuk
mengambilan keputusan dalam organisasi pelayanan kesehatan yang terintegrasi
di dalamnya adalah ilmu pengetahuan atau teori yang ada dengan pengalaman dan
bukti - bukti nyata yang baik (pasien dan praktisi). Evidence Based Practice (EBP)
adalah Penggunaan bukti terbaik saat ini secara sadar dan bijaksana dalam
hubungannya dengan keahlian klinis, nilai pasien, dan keadaan untuk memandu
keputusan perawatan kesehatan. EBP merupakan pendekatan yang dapat
digunakan dalam praktik keperawatan kesehatan, yang berdasarkan hasil
penelitian atau fakta dan bukan hanya asumsi untuk menuntun pengambilan
keputusan dalam proses perawatan.
Menurut (Ingersoll G, 2000), EBP adalah penggunaan teori dan informasi
yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian secara teliti, jelas dan bijaksana dalam
pembuatan keputusan tentang pemberian asuhan keperawatan pada individu atau
sekelompok pasien dan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari
pasien tersebut. Sedangkan menurut (Mullhal 1998), EBP merupakan
penggabungan bukti yang diperoleh dari hasil penelitian dan praktek klinis
ditambah dengan pilihan dari pasien ke dalam keputusan klinis.
Haynes et al (1996) membuat suatu model keputusan klinis berdasarkan bukti
ilmiah.
1. Keahlian Klinis
Keahlian klinis merupakan elemen penting dalam mengaplikasikan aturan-aturan
dan panduan yang ada dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Bukti/Hasil Penelitian
Kunci penggunaan bukti/hasil penelitian adalah dengan memastikan bahwa
desain penelitian yang tepat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Masing-masing desain penelitian mempunyai tujuan, kekuatan dan kelemahan.
Penelitian kuantitatif (randomized trials dan review sistematik) merupakan desain
penelitian yang terbaik untuk mengevaluasi intervensi keperawatan. Di lain pihak,
penelitian kualitatif merupakan desain terbaik yang dapat digunakan untuk
memahami pengalaman, tingkah laku dan kepercayaan pasien.
3. Pilihan Pasien
Pilihan pasien terhadap asuhan perawatan dapat meliputi proses memilih
perawatan alternatif dan mencari second opinions. Dewasa ini pasien telah
mempunyai akses yang luas terhadap informasi klinis dan menjadi lebih sadar

5
tehadap kondisi kesehatannya. Pada beberapa hal, pilihan pasien merupakan aspek
penting dalam proses pengambilan keputusan klinis.
4. Sumber – Sumber
Yang dimaksud dengan sumber-sumber di sini adalah sumber-sumber terhadap
perawatan kesehatan. Hampir seluruh keputusan dalam perawatan kesehatan
mempunyai implikasi terhadap sumber-sumber, misalnya pada saat suatu intervensi
mempunyai potensi yang menguntungkan bagi pasien, namun tidak dapat segera
dilaksanakan karena keterbatasan biaya.

B. Tujuan Dan Manfaat Evidance Based Practiced (EBP)


Tujuan EBP :
1. Tujuan EBP yaitu memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti
ilmiah agar dapat memberikan perawatan secara efektif dengan menggunakan
hasil penelitian yang terbaik, menyelesaikan masalah yang ada di tempat
pemberian pelayanan terhadap pasien, mencapai kesempurnaan dalam
pemberian asuhan keperawatan dan jaminan standar kualitas dan untuk
memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani & Bajnok, 200l / 2002).
2. Menurut Stout & Hayes (2005), EBP bertujuan untuk memberi alat,
berdasarkan bukti-bukti terbaik, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
gangguan kesehatan artinya dalam memilih suatu pendekatan pengobatan kita
hendaknya secara empiris melihat kajian penelitian yang menunjukkan
keefektifan suatu pendekatan terapi tertentu pada diri individu tertentu.

Manfaat EBP:

1. Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik keperawatan.

2. Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk

3. Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian.

4. Mengeliminasi budaya layanan kesehatan dimana praktik yang tidak berbasis


bukti.

5. Meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan

6. Integrasi EBP dan praktik asuhan keperawatan sangat penting untuk


meningkatkan kualitas perawatan pada pasien.

C. Persyaratan dalam Penerapan EBP


Dalam menerapkan EBP, perawat harus memahami konsep penelitian dan tahu
bagaimana secara akurat mengevaluasi hasil penelitian. Konsep penelitian meliputi
antara lain proses/langkah-langkah dalam penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif, etika penelitian, desain penelitian, dan sebagainya. Keakuratan dalam
mengevaluasi hasil penelitian antara lain dapat ditingkatkan dengan menggunakan
6
panduan yang sesuai dengan desain dan jenis penelitian yang dilakukan.
Tingkatan hirarki digunakan untuk mengukur kekuatan suatu evidence dari
rentang tingkatan rendah menuju ke tingkatan tinggi :
 Laporan fenomena atau kejadian - kejadian yang kita temuai sehari – hari
 Studi kasus
 Studi lapangan atau laporan deskriptif
 Studi percobaan tanpa penggunaan teknik pengambilan sampel secara acak
(random)
 Studi percobaan yang menggunakan setidaknya ada satu kelompok pembanding
dan menggunakan sampel secara acak
 Systemic reviews untuk kelompok bijak bestari atau metaanalisa yaitu pengkajian
berbagai penelitian yang ada dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.

D. Model Implmentasi Evidence Based Practice


1. Model Settler
Merupakan seperangkat perlengkapan atau media penelitian untuk
meningkatkan penerapan Evidence Based. 5 langkah dalam Model settler:
a. Fase 1 : Persiapan.
b. Fase 2 : Validasi.
c. Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan.
d. Fase 4 : Translasi dan aplikasi.
e. Fase 5 : Evaluasi.
2. Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care
Model EBP IOWA dikembangkan oleh Marita G. Titler, PhD, RN,
FAAN, Model IOWA diawali dari pemicu atau masalah. Pemicu / masalah ini sebagai
focus masalah. Jika masalah mengenai prioritas dari suatu organisasi tim segera
dibentuk. Tim terdiri dari stakeholders, klinisian, staf perawat dan tenaga kesehatan lain
yang dirasakan penting untuk diliatkan dalam EBP. Langkah selanjutnya adalah
mensistesis EBP. Perubahan terjadi dan dilakukan jika terdadat cukup bukti yang
mendukung untuk terjadinya perubahan. kemudian dilakukan evaluasi dan diikuti
dengan diseminasi (Jones dan Bartlett, 2004 : Bernadette Mazurek Melnyk, 2011).
3. Model konseptual Rosswurm dan Larrabee
Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice Change
yang terdiri dari 6 langkah yaitu :
1. Tahap 1 : mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis
2. Tahap 2 : tentukkan evidence terbaik
3. Tahap 3 : kritikal analisis evidence
4. Tahap 4 : design perubahan dalam praktek

7
5. Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perubahan
6. Tahap 6 : integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek

Model ini menjelaskan bahwa penerapan Evidence Based ke lahan praktek


harus memperhatikan latar belakang teori yang ada, kevalidan dan
kereliabilitasan metode yang digunakan serta penggunaan nomenklatur yang
standar.

E. Langkah – Langkah Dalam EBP

1. Langkah 1: Kembangkan semangat penelitian


Sebelum memulai dalam tahapan yang sebenarnya didalam EBP, harus
ditumbuhkan semangat dalam penelitian sehingga klinikan akan lebih nyaman
dan tertarik mengenai pertanyaan - pertanyaan berkaitan dengan perawatan
pasien.
2. Langkah 2: Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT
Pertanyaan klinis dalam format PICOT untuk menghasilkan evidence
yang lebih baik dan relevan.
a. Populasi pasien (P) : Siapa yang menjadi populasi yang menderita masalah ?
b. Intervensi (I) : Intervensi keperawatan seperti apa yang kira - kira
menyebabkan masalah bagi pasien, bagi organisasi, bagi perawat?
c. Perbandingan intervensi / Comparison intervensi (C) : intervensi standar
atau intervensi yang biasa dilakukan.
d. Hasil yang diharapkan / Outcome (O) : berupa pengetahuan, praktik / proses
dan pasien.
e. Batas waktu / Time (T) : berapa waktu yang diperlukan ?
f. Langkah 3 : Cari bukti terbaik
Mencari bukti untuk menginformasikan praktek klinis adalah sangat efisien
ketika pertanyaan diminta dalam format PICOT jika perawat dalam skenario respon
cepat itu hanya mengetik ‘’ apa dampak dari memiliki time respon cepat? ke dalam
kolom pencarian dari data base hasilnya akan menjadi ratusan abstrak sebagian
besar dari mereka tidak relevan. Menggunakan format PICOT membantu untuk
mengidentifikasi kata kunci atau frase yang ketika masuk berturut - turut dan
kemudian digabungkan, memperlancar lokasi artikel yang relevan dalam data base
penelitian besar.
3. Langkah 4: Kritis menilai bukti
Setelah artikel yang dipilih untuk direview mereka harus cepat dinilai untuk
menentukan yang paling relevan, valid, terpercaya, dan berlaku untuk pertanyaan
klinis. Studi - studi ini adalah studi kiper. Salah satu alasan perawat khawatir
bahwa mereka tidak punya waktu untuk menerapkan EBP adalah banyak telah
diajarkan proses mengkritisi melelahkan, termasuk penggunaan berbagai
8
pertanyaan yang dirancang untuk mengungkapkan setiap elemen dari sebuah
penelitian. Contoh pertanyaannya :
a. Apakah hasil penelitian valid ?
b. Apakah hasilnya dapat dikonfirmasi ?
c. Akankah hasil dapat membantu saya merawat pasien saya ?
4. Langkah 5 : Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi
pasien dan nilai – nilai.
Bukti penelitian saja tidak cukup untuk membenarkan perubahan dalam praktek.
Keahlian klinis berdasarkan penilaian pasien, data laboratorium, dan data dari
program manajemen hasil, serta referensi dan nilai - nilai pasien adalah komponen
penting dari EBP. Tidak ada formula ajaib untuk bagaimana untuk menimbang
masing - masing elemen pelaksanaan EBP sangat dipengaruhi oleh variabel
kelembagaan dan klinis. Jika kualitas evidence bagus dan intervensi sangat
memberikan manfaat, akan tetapi jika hasil diskusi dengan pasien menghasilkan
suatu alasan yang membuat pasien menolak treatment, maka intervensi tersebut
tidak bisa diaplikasikan.
5. Langkah 6 : Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti
setelah menerapkan EBP.
Penting untuk memantau dan mengevaluasi setiap perubahan hasil
sehingga efek positif dapat didukung dan yang negatif diperbaiki. Hanya karena
intervensi efektif dalam uji ketat dikendalikan tidak berarti ia akan bekerja
dengan cara yang sama dalam pengaturan klinis. Pemantauan efek perubahan
EBP pada kualitas perawatan kesehatan dan hasil dapat membantu dokter
melihat kekurangan dalam pelaksanaan dan mengidentifikasi lebih tepat pasien
mana yang paling mungkin untuk mendapatkan keuntungan. Ketika hasil beda
dari yang dilaporkan dalam literatur penelitian, pemantauan dapat membantu
menentukan hal yang akan dilakukan..
6. Langkah 7 : Menyebarluaskan hasil EBP
Perawat dapat mencapai hasil yang sesuai bagi pasien mereka melalui EBP,
tetapi mereka sering gagal untuk berbagi pengalaman dengan rekan - rekan dan
organisasi perawatan kesehatan mereka sendiri atau lainnya. Hal ini menjelaskan
perlu duplikasi usaha, dan melakukan pendekatan klinis yang tidak berdasarkan
bukti – bukti. Di antara cara untuk menyebarkan inisiatif sukses adalah putaran EBP
di institusi, presentasi di konferensi lokal, regional, dan nasional, dan laporan dalam
jurnal peer review, news letter profesional, publikasi untuk khalayak umum.

F. Penerapan EBN dalam Proses Keperawatan


Proses keperawatan merupakan cara berpikir perawat tentang bagaimana
mengorganisir perawatan terhadap individu, keluarga dan komunitas. Banyak
manfaat yang dapat diperoleh dalam proses ini, antara lain membantu meningkatkan
kolaborasi dengan tim kesehatan, menurunkan biaya perawatan, membantu orang
9
lain untuk mengerti apa yang dilakukan oleh perawat, diperlukan untuk standar
praktek profesional, meningkatkan partisipasi klien dalam perawatan, meningkatkan
otonomi pasien, meningkatkan perawatan yang spesifik untuk masing-masing
individu, meningkatkan efisiensi, menjaga keberlangsungan dan koordinasi
perawatan, dan meningkatkan kepuasan kerja (Wilkinson, 2007).
Dalam proses keperawatan, terdapat banyak aktivitas pengambilan keputusan
dari saat tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada
setiap fase proses keperawatan tersebut, hasil-hasil penelitian dapat membantu
perawat dalam membuat keputusan dan melakukan tindakan yang mempunyai
dasar/rasional hasil penelitian yang kuat.
a. Tahap pengkajian
Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi untuk mengkaji
kebutuhan pasien dari berbagai sumber. Informasi dapat diperoleh melalui
wawancara dengan pasien, anggota keluarga, perawat yang lain, atau tenaga
kesehatan yang lain dan juga dapat melalui rekam medis, dan observasi.
Masing- masing sumber tersebut berkontribusi secara unik terhadap hasil
pengkajian secara keseluruhan. Hasil penelitian yang dapat digunakan dapat
berupa hal yang terkait dengan cara terbaik untuk mengumpulkan informasi,
tipe informasi ap ayang perlu diperoleh, bagaimana menggabungkan seluruh
bagian data pengkajian, dan bagaimana meningkatkan akurasi pengumpulan
informasi. Hasil penelitian juga dapat membantu perawat dalam memilih
alternative metode atau bentuk untuk tipe pasien, situasi maupun pada tempat
pelayanan tertentu.

G. Tahap Penegakkan Diagnosis Keperawatan


Hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain adalah hal yang terkait
membuat diagnosis keperawatan secara lebih akurat dan frekuensi terjadinya
masing-masing batasan karaktersitik yang terkait dengan suatu diagnosis
keperawatan.
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain hasil
penelitian yang mengindikasikan intervensi keperawatan tertentu yang
efektif untuk diaplikasikan pada suatu budaya tertentu, tipe dan masalah
tertentu, dan pada pasien tertentu.
b. Tahap intervensi / implementasi
Idealnya, perawat yang bertanggung jawab akan melakukan intervensi
keperawatan yang sebanyak mungkin didasarkan pada hasil-hasil
penelitian.
c. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah intervensi yang
10
dilakukan berdasarkan perencanaan sudah berhasil dan apakah efektif dari
segi biaya. Hasil penelitian yang dapat digunakan pada tahap ini adalah hal
yang terkait keberhasilan ataupun kegagalan dalam suatu pemberian asuhan
keperawatan.

H. Hambatan Untuk Menggunakan EBP

Hambatan dari perawat untuk menggunakan EBP penelitian dalam praktik


sehari-hari sebagai berikut dikutip dalam berbagai penelitian, diantaranya
(Clifford &Murray, 2001) antara lain :

1. Kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek


2. Kesulitand alam mengubah praktek
3. Kurangnya dukungan administratif
4. Kurangnya mentor berpengetahuan
5. Kurangnya waktu untuk melakukan penelitian
6. Kurangnya pendidikan tentang proses penelitian
7. Kurangnya kesadaran tentang praktek penelitian atau berbasis bukti
8. Laporan Penelitian/artikel tidak tersedia
9. Kesulitan mengakses laporan penelitian dan artikel
10. Tidak ada waktu dalam bekerja untuk membaca penelitian
11. Kompleksitas laporan penelitian
12. Kurangnya pengetahuan tentang EBP dan kritik dari artikel
13. Merasa kewalahan
14. Lingkungan kerja tidak mendukung dalam usaha mencari informasi hasil
penelitian

I. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan EBP


Secara umum, usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan EBP adalah:
1. Meningkatkan akses terhadap hasil-hasil penelitian
2. Mengajarkan ketrampilan untuk mengkritisi hasil penelitian
3. Mengadakan konferensi terkait penggunaan hasil-hasil penelitian
4. Membuat jurnal yang memuat hasil penelitian

11
Menurut Polit & Hungler (1999) membagi usaha yang dapat dilakukan tersebut
berdasarkan latar belakang perawatnya:
 Oleh perawat peneliti:
a) Melakukan penelitian yang berkualitas tinggi
b) Melakukan penelitian yang hasilnya relevan dengan kondisi di tempat
pemberian asuhan keperawatan
c) Mengulang penelitian
d) Melakukan kolaborasi dengan perawat praktisi
e) Mendesiminasikan hasil penelitian secara luas dan proaktif
f) Melakukan komunikasi dengan jelas
g) Penelitian yang dilakukan mempunyai implikasi klinis
 Oleh Perawat pendidik :
a) Menerapkan hasil penelitian ke dalam kurikulum pengajaran
b) Mendorong digunakannya hasil-hasil penelitian
c) Memberikan masukan pada peneliti
 Oleh perawat praktisi dan mahasiswa keperawatan :
a) Banyak membaca hasil penelitian dan mengkritisinya
b) Menghadiri konferensi/seminar/workshop
c) Belajar untuk mencari bukti ilmiah bahwa suatu prosedur efektif
digunakan
d) Mencari lingkungan yang mendukung penggunaan hasil-hasil
penelitian
e) Terlibat dalam klub-klub penelitian
f) Berkolaborasi dengan perawat peneliti
g) Mencari dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian dan
penggunaan hasil-hasil penelitian.
 Oleh perawat pengelola :
a) Membangun iklim ‘ keingintahuan intelektual’
b) Memberikan dukungan secara emosional atau moral
c) Memberikan dukungan keuangan atau sumber-sumber yang dibutuhkan
dalam penggunaan hasil penelitian
d) Memberikan penghargaan terhadap usaha menggunakan hasil-hasil
penelitian

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
EBP merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam
praktek keperawatan sehingga perawat dapat meningkatkan rasa pedulinya terhadap
pasien.
Tujuan EBP yaitu memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti
ilmiah agar dapat memberikan perawatan secara efektif dengan menggunakan hasil
penelitian yang terbaik, menyelesaikan masalah yang ada di tempat pemberian
pelayanan terhadap pasien, mencapai kesempurnaan dalam pemberian asuhan
keperawatan dan jaminan standar kualitas dan untuk memicu adanya inovasi
(Grinspun, Virani & Bajnok, 200l / 2002).
Manfaat EBP, yaitu: menjadi jembatan antara penelitian dan praktik
keperawatan, mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk ,
encegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian,
mengeliminasi budaya layanan kesehatan dimana praktik yang tidak berbasis bukti,
eningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan, integrasi EBP dan praktik
asuhan keperawatan sangat penting untuk meningkatkan kualitas perawatan pada
pasien.
Dalam menerapkan EBP, perawat harus memahami konsep penelitian dan tahu
bagaimana secara akurat mengevaluasi hasil penelitian.
Model Implmentasi Evidence Based Practice, yaitu model Settler, model
IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care, dan model
konseptual Rosswurm dan Larrabee.
Langkah – Langkah Dalam EBP ada 7, yaitu: kembangkan semangat
penelitian, ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT, cari bukti terbaik, kritis
menilai bukti, mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi
pasien dan nilai – nilai, evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan
bukti setelah menerapkan EBP, menyebarluaskan hasil EBP.
Dalam proses keperawatan, terdapat banyak aktivitas pengambilan keputusan
dari saat tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada
setiap fase proses keperawatan tersebut, hasil-hasil penelitian dapat membantu
perawat dalam membuat keputusan dan melakukan tindakan yang mempunyai
dasar/rasional hasil penelitian yang kuat.
Hambatan dari perawat untuk menggunakan EBP penelitian dalam praktik
sehari-hari sebagai berikut: kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek,
kesulitand alam mengubah praktek, kurangnya dukungan administratif, kurangnya
mentor berpengetahuan, dan lain-lain.
Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan EBP adalah: meningkatkan
akses terhadap hasil-hasil penelitian, mengajarkan ketrampilan untuk mengkritisi hasil
penelitian, mengadakan konferensi terkait penggunaan hasil-hasil penelitian, dan
membuat jurnal yang memuat hasil penelitian.

13
B. Saran
Sebagai seorang perawat pemahaman mengenai konsep Evidence Based
Practiced harus harus lebih ditingkatkan. Hal ini dikarenakan EBP merupakan salah
satu langkah atau metode untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan
berkualitas. EBP juga merupakan salah satu langkah yang dapat menjamin
pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat adalah berkualitas, tepat sasaran
dan memang didasarkan oleh studi yang kredibel dan dapat dipercaya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lobiondo Wood, Geri. Evidence Based Practice : for Nursing and Health Care
Quality Improvement. China: Elsevier

Elysabeth, Dame & Gita Libranty, Siska Natalia. 2014. Hubungan Tingkat
Pendidikan Perawat Dengan Kompetensi Perawat Dengan Kompetensi Perawat
Melakukan Evidance Based Practice. Jurnal Keperawatan Aisyiyah Bandung.
Volume 1, Nomor 2.

Holleman G, Eliens A, van Vliet M, Achterberg T. Promotion of evidence-based


practice by professional nursing association: literature review. Jurnal Advance
Nursing 53 (6), 702-709.

Dwi Hapsari, Elsi S.Kp, M.S., D.S. Pengantar Evidance Based Nursing. Jurnal Blok
1.1

15

Anda mungkin juga menyukai