Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EVIDENCE BASED PEMANFAATAN YOGA PADA MASA


NIFAS UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI ASI

Dosen Fasilitator :

Erniyati, S.Kp., MNS.

Disusun Oleh :
Putri Febi Yanti 221101068

Agnes Tresia Purba 221101134

Nisrina Athirah M.Hasibuan 221101206

Richa Monika Lingga 221101214

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa atas berkat dan
rahmat-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Evidence Based
Pemanfaatan Yoga Pada Masa Nifas Untuk Peningkatan Produksi ASI ” ini tanpa
halangan yang berarti. Penyusunan makalah ini didasarkan atas pemenuhan tugas
kelompok untuk mata kuliah keperawatan maternitas. Makalah ini terinterpretasikan
oleh usaha dan kontribusi para anggota kelompok 21, serta bantuan, arahan, dorongan
semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah berperan dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan juga kritik. Kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Erniyati. S.Kp.,MNS., sebagai dosen
pembimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta
bagi perkembangan dunia pendidikan dan dapat meningkatkan kesadaran akan
pentingnya perhatian terhadap ibu nifas.

Medan, 28 Oktober 2023

Kelompok 21

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................. i

Daftar Isi ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ iii

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

2.1 Definisi Evidence Based Practise .......................................................... 3


2.2 Definisi Yoga Pada Postnatal (Nifas) ..................................................... 4
2.3 Faktor Resiko ......................................................................................... 6
2.4 Evidence Based Yang Diterapkan .......................................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 10


3.2 Saran ..................................................................................................... 10

Daftar Pustaka ............................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai
pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya masa nifas
ini yaitu kira-kira 6-8 minggu. Tahap-tahap masa nifas meliputi : puerperium dini,
puerperium intermedial, remot puerperium.
Tidak dapat dipungkiri bahwa periode nifas adalah masa yang beresiko
terhadap ibu dan bayi baru lahir, namun mendapat perhatian yang sangat sedikit
oleh petugas kesehatan, tidak sebesar pada masa hamil dan melahirkan. Hal yang
sama juga terjadi di Indonesia, dimana cakupan kunjungan nifas hanya mencapai
86,64%, sementara cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 90,88%.
Karena permasalahan tersebut, pelayanan kesehatan harus lebih ditingkatkan
menjadi lebih baik. Cara yang dilakukan salah satunya dengan menerapkan
evidence based practice, dimana semua tindakan didasarkan pada bukti penelitian
yang telah dilakukan. Tujuan dari evidence based pada masa nifas yaitu untuk
mengetahui kesejahteraan ibu dan bayi, baik dari kesehatan, kebersihan, nutrisi,
pemberian ASI, tanda bahaya masa nifas dan perdarahan. Pada evidence based
practice ini kami mengambil permasalahan ibu nifas dengan metode penerapan
yoga Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dan ibu
nifas.
Evidence based practice (EBP) adalah penggunaan bukti terbaik dan terkini
secara teliti, eksplisit dan bijaksana untuk pengambilan keputusan saat memberikan
asuhan pada pasien. Praktik evidence based medicine merupakan integrasi keahlian
klinis individu dengan bukti klinis eksternal yang ada, berdasarkan hasil penelitian
yang sistematis (Sackett et al., 1996).
Keahlian klinis individu yang dimaksud adalah kemampuan yang cakap
seorang klinisi untuk melakukan penilaian, yang mana hal tersebut didapatkan
melalui pengalaman dan praktik klinik yang telah dilakukannya (Sackett et al.,
1996).

1
Kehamilan seseorang mencerminkan banyak hal, terutama tentang efektivitas
dan efisiensi proses diagnosa dan identifikasi yang matang, serta penggunaan hak,
preferensi dan kondisi sulit pasien untuk pengambilan keputusan tentang
perawatannya (Sackett et al., 1996).
Tanpa keahlian klinis praktik yang dilakukan menjadi hal yang berisiko,
begitu pula bukti eksternal tidak akan bisa diimplementasikan pada pasien,
sehingga tanpa bukti terkini penatalaksanaan praktik menjadi hal yang usang dan
menyebabkan resiko pada pasien (Sackett et al., 1996).
Dalam proses pengembangannya, EBP mengintegrasikan 4 aspek yaitu: nilai
diri dan lingkungan pasien, keahlian klinis, informasi dari konteks praktis, bukti-
bukti hasil penelitian terbaik (Guyatt et al., 2000; Sackett et al., 1996).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Evidence Based Practice?
2. Apa yang dimaksud dengan pemanfaatan Yoga pada ibu Postnatal?
3. Apa pengaruh pemanfaatan Yoga terhadap stimulasi ASI pada ibu Postnatal?
4. Apa faktor resiko yang terjadi dari EBP yang diterapkan?
5. Bagamaina cara penerapan Evidence Based Practice?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Melaksanakan penerapan pada klien ibu nifas dengan evidence based practice
pemanfaatan yoga.
2. Mengetahui EBP serta faktor resiko yang terjadi pada saat menerapkan Evidence
Based Practice.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui jenjang pendidikan dan
merupakan bekal bagi mahasisiwi agar berhasil dalam menerapkan Evidence Based
Practice pada ibu nifas (postnatal).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Evidence Based Practice


Evidence-based practice ialah suatu strategi dalam memperoleh
pengetahuan dan keterampilan untuk dapat meningkatkan tingkah laku yang positif
dengan menggabungkan bukti penelitian terbaik sehingga evidence based practice
dapat diterapkan ke dalam praktik keperawatan dan membuat suatu keputusan
perawatan kesehatan yang lebih baik. Evidence based practice (EBP) merupakan
metode pendekatan perawatan profesional untuk meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan. Sebagian besar perawat meyakini EBP berdampak positif pada
kualitas perawatan dan kepuasan kerja (Bjuresäter, Sebastian, Kulkarni, & Athlin,
2018).
Evidence-based practice ialah kerangka kerja untuk menguji, mengevaluasi
dan menerapkan temuan penelitian dengan tujuan meningkatkan pelayanan
keperawatan yang akan diberikan kepada pasien. Pelayanan kesehatan yang bersifat
evidence-based practice secara internasional telah diakui sebagai pendekatan yang
bersifat dapat menyelesaikan permasalahan serta menekankan pada penerapan
penelitian yang terbaik untuk membantu perawat profesional dan calon perawat
profesional mendapatkan ilmu yang terbaru.
Evidence-based practice adalah proses yang digunakan untuk meninjau,
menganalisis, dan menerjemahkan bukti ilmiah terbaru. Tujuannya adalah untuk
dengan cepat menggabungkan penelitian terbaik yang tersedia, bersama dengan
pengalaman klinis dan preferensi pasien, ke dalam praktik klinis, sehingga perawat
dapat membuat keputusan perawatan pasien (Dang et al., 2022). Evidence-based
practice adalah landasan praktik klinis.
Evidence-based practice menerapkan atau menerjemahkan temuan
penelitian dalam praktik perawatan pasien sehari-hari dan pengambilan keputusan
klinis. Evidence- based practice juga melibatkan pengintegrasian bukti terbaik yang
tersedia dengan pengetahuan dan keahlian klinis, sambil mempertimbangkan

3
kebutuhan unik dan preferensi pribadi pasien. Jika digunakan secara konsisten,
hasil pasien yang optimal lebih mungkin tercapai.
Menggunakan Evidence-based practice berarti meninggalkan praktik
pemberian perawatan yang sudah ketinggalan zaman dan memilih metode yang
efektif dan tervalidasi secara ilmiah untuk memenuhi kebutuhan masing- masing
pasien. Penyedia layanan kesehatan yang menggunakan Evidence-based practice
harus terampil membedakan nilai penelitian untuk populasi pasien tertentu.
Tujuan evidence-based practice ialah memberikan data pada perawat
praktisi berdasarkan bukti ilmiah agar dapat memberikan perawatan secara efektif
dengan menggunakan hasil penelitian yang terbaik, menyelesaikan masalah yang
ada pada pemberian pelayanan kepada pasien, mencapai kesempurnaan dalam
pemberian asuhan keperawatan, jaminan standar kualitas dan memicu inovasi.
Evidence-based practice bertujuan untuk mencapai suatu peningkatan pada
perawatan pasien, konsistensi perawatan pasien, hasil perawatan pasien dan
pengendalian biaya. Penerapan evidence-based practice sangat penting bagi
perawat dalam berkomunikasi secara efektif dengan pasien dan tim kesehatan
dalam pengambilan keputusan dan rencana perawatan yang akan diberikan,
menerapkan evidence-based practice dipelayanan kesehatan dapat menurunkan
angka kematian, angka kesakitan dan kesalahan medis.

2.2 Definisi Yoga Pada Postnatal (Nifas)


Yoga merupakan salah satu bentuk latihan (exercise) fisik yang dilakukan
dengan cara peregangan (stretching) yang berfungsi untuk melenturkan tubuh.
Yoga berasal dari India yang dirancang untuk mendapatkan keseimbangan,
kesehatan fisik, mental, emosional dan spiritual. Yoga terdiri dari 8 aspek meliputi:
yama (etika universal), niyama (etika individu), asana (postur tubuh), pranayama
(kontrol nafas), prataya-hra (kontrol indra), dhahara (konsentrasi), dyana (mediasi),
dan samdhi (kebahagian) (Bresnan PS, 2021). Menurut pendapat (Jyoti S, Yamini
S, 2020), (Restu Pertiwi M, Sari Rumakey R, Sholihah A, Arfan Adinata A, 2018),
aspek-aspek yoga tersebut bekerjasama untuk memperkuat tubuh, memperbaiki
aliran sinergi melalui tubuh dan memungkinkan peserta yoga menjadi selaras

4
dengan tubuhnya. Teknik yoga tertentu dapat memperbaiki fisik dan kesehatan
mental melalui down regulasi hipotalamus pituitary adrenal (HPA) dan saraf
simpatis system (SNS) yang data mengurangi resiko penyakit obesitas, diabetes,
gangguan auto imun, depresi, penyalahgunaan cat dan penyakit kardiovaskuler.
Salah satu manfaat umum berlatih yoga dapat mengurangi ketidaknyaman fisik,
mental, emosi, sehingga mencapai keseimbangan tubuh dan jiwa serta selaras
dengan alam semesta termasuk pada ibu hamil maupun ibu postpartum (Olga Viliar
Alises, Patricia Martinez Miranda, 2023) (Dewi RS, Erialdy E, 2018) menyatakan
bahwa konsep prenatal yoga sama dengan jenis yoga yang lainnya yang termasuk
latihan postpartum yoga. Hal ini sesuai konsep dari yoga yang memiliki keselarasan
dengan filosofi asuhan ibu hamil berkelanjutan (continuity of care) dan berlaku
sepanjang siklus kehidupan wanita. Keunggulan latihan yoga dibandingkan dengan
senam adalah yoga memiliki prinsip penyatuan tubuh, pikiran dan jiwa dengan
adanya sesi relaksasi dan meditasi.
Pada masa nifas, latihan yoga dapat membantu proses pemulihan organ-
organ reproduksi. Selain itu yoga pada masa nifas dapat mengurangi kecemasan,
ketegangan dan ketidaknyaman fisik dan psikologis. Pelaksanaan yoga pada masa
nifas dapat dilakukan dengan syarat ibu postpartum dalam kondisi baik tanpa
komplikasi pascapersalinan. Yoga masa nifas juga bermanfaat untuk
mengembalikan bentuk tubuh ibu seperti sebelum hamil. Postpartum yoga memiliki
kesamaan dengan prenatal yoga dimana kedua latihan tersebut memiliki teknis
pernafasan yang berupaya untuk menjernihkan pikiran, mengatasi kelelahan,
membantu payudara ibu berproduksi ASI secara maksimal. peran bidan sangat
diperlukan patnership atau rekan pendampimg sehingga dapat melewati proses
masa-masa kehamilan, persalinan, dan nifas yang aman serta nyaman (Hu S, Xu T,
2021).
Berdasarkan pada beberapa teori diatas, dapat ditarik benang merah bahwa
yoga pada masa nifas dan menyusi merupakan program khusus yang diberikan pada
ibu postpartum dengan teknik dan intensitas yang sudah disesuaikan dengan
keadaan serta kebutuhan fisik, psikis ibu selama 42 hari. Program tersebut

5
menekankan pada relaksasi dan pernafasan, penguatan otot dasar panggul dan
memperlancar produksi ASI.

2.3 Faktor Resiko


Faktor Risiko Yoga pada Masa Nifas, Meskipun yoga umumnya aman
dilakukan selama masa nifas, ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan
oleh ibu menyusui sebelum memulai praktik yoga:
1. Kondisi Medis Tertentu
Ibu dengan kondisi medis tertentu, seperti hipertensi, preeklamsia, atau
diabetes, harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum
memulai yoga. Kondisi ini memerlukan modifikasi tertentu dalam pose
yoga dan pemantauan yang lebih ketat selama sesi yoga.
2. Jahitan Perineal atau Episiotomi
Ibu yang memiliki jahitan di area perineal atau episiotomi harus berhati-hati
saat melakukan pose-pose yoga yang melibatkan gerakan pinggul atau
panggul. Gerakan-gerakan tersebut dapat memberikan tekanan pada jahitan
dan memperlambat proses penyembuhan.
3. Perdarahan Postpartum Berat
Ibu yang mengalami perdarahan post partum yang berat harus menghindari
pose-pose yoga yang melibatkan tekanan pada perut. Pose-pose ini dapat
meningkatkan aliran darah ke area rahim dan memperburuk perdarahan.
4. Kelemahan Otot Perut
Ibu yang mengalami kelemahan otot perut akibat kehamilan dan persalinan
harus berhati-hati saat melakukan pose-pose yoga yang melibatkan
peregangan otot perut. Peregangan yang berlebihan dapat menyebabkan
cedera pada otot perut.
5. Nyeri Punggung
Ibu yang mengalami nyeri punggung harus berhati-hati saat melakukan
pose-pose yoga yang melibatkan gerakan memutar atau membungkuk.
Gerakan-gerakan tersebut dapat memperburuk nyeri punggung.

6
6. Pusing atau Lemah
Ibu yang sering mengalami pusing atau lemah harus menghindari pose-pose
yoga yang melibatkan perubahan posisi secara tiba-tiba atau berdiri lama.
Pose-pose ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan
meningkatkan risiko pingsan
7. Kelelahan Umum
Ibu yang mengalami kelelahan umum harus menyesuaikan intensitas dan
durasi sesi yoga sesuai dengan kemampuannya. Berlebihan dalam
melakukan yoga dapat memperburuk kelelahan.

2.4 Evidence Based Yang Diterapkan


Yoga postpartum yaitu kombinasi relaksasi fisik dengan pernafasan
terkontrol, penguatan otot punggung, dada, lengan atas dan relaksasi auto sugesti
membantu dalam proses pengembalian tubuh dari ketegangan otot yang dirasakan
selama kehamilan, persalinan hingga nifas. (Bane SM, 2005), Gerakan yoga dapat
meningkatkan fungsi kelenjar endokrin di tubuh serta melancarkan peredaran darah
ke seluruh tubuh dan otak. Latihan otot di sekitar payudara memiliki manfaat dalam
meningkatkan sirkulasi darah di sekitar payudara, memperkuat otot-otot pendukung
payudara, menguatkan otototot pernafasan dan membuka rongga dada ke segala
arah.
Sementara itu, postur yoga (asana) membantu meregangkan dan membetuk
otot serta memperkuat tulang dan mengendurkan persendian sehingga
menghilangkan ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi darah yang
menyebabkan kebugaran ibu baik dan ibu mampu melakukan semua kegiatan
dengan baik. (McRoy J, 2020) Asana merangsang sekresi hormon endorfin yaitu
hormon perasaan baik yang menciptakan perasaan nyaman ke tubuh, selanjutnya
pernafasan dengan teknik pernafasan yoga dapat meningkatkan kapasitas paru-paru
agar proses pernafasan menjadi lebih optimal.
Teknik pernafasan dalam gerakan (pranayama) juga membantu
memperkuat organ dalam tubuh, meningkatkan kontrol emosi dan memberikan
sensasi relaksasi yang mendalam. Selain asana, pranayama ada relaksasi dimana

7
tubuh beristirahat dalam posisi (savana/postur tubuh) setelah melakukan asana yang
akan meningkatkan rasa nyaman dan relaksasi pada tubuh, melancarkan perendaran
darah dan memulihkan tubuh dalam kondisi stabil. Latihan asana disertai dengan
pranayama dan meditasi akan menghilangkan pikiran dan emosi negatif serta
meningkatkan rasa percaya diri.
Meditasi akan membimbing pikiran untuk lebih mendalam masuk ke dalam
realisasi diri. Kondisi ibu yang nyaman dapat merangsang saraf pusat di
hipotalamus di otak dan menyebabkan sel-sel hipofisis anterior melepaskan hormon
prolaktin, hormon ini merangsang sel-sel alveolus yang berfungsi untuk membuat
susu. Seiring dengan pembentukan hormon prolaktin oleh adeno hipofise (hipofise
anterior), stimulasi dilanjutkan ke neurohipofise (hipofisis posterior) yang
kemudian melepaskan oksitosin. Oksitosin adalah disekresikan oleh badan sel
neuron di nukleus paraventrikular dan supraoptik hipotalamus. Oksitosin mengalir
melalui serabut saraf ke hipofisis posterior dan dilepaskan ke dalam aliran darah
ketika saraf dirangsang. Melalui aliran darah, hormon ini diangkut ke alveolus dan
akan mempengaruhi miopitelium sel untuk berkontraksi. (Sullivan MB, Erb M,
Schmalzl L, Moonaz S, Taylor JN, 2018).
Kontraksi sel akan memeras ASI yang telah dibuat dari alveolus dan masuk
ke dalam sistem duktulus yang selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus ke
dalam mulut bayi. Jika dibandingkan, keadaan ibu-ibu saat ini sebelum melakukan
yoga, ibu-ibu belum menerima stimulasi untuk menciptakan rasa tenang dan
nyaman pada diri sendiri, yang merupakan penentu laktasi (Dal N, Gumussoy S,
Saridogan E, 2021), (Bailowitz Z, Gram R, Teeple D, 2017)

Macam-macam yoga postpartum yang dapat diterapkan dirumah untuk ibu


nifas diantaranya adalah :

1. Pranayama
Pranayama merupakan gerakan yoga pengendalian napas yang dapat
membantu meredakan stres dan menenangkan pikiran. Teknik ini pun bisa
membuat ibu lebih rileks.

8
Cara melakukan:
Duduklah dengan nyaman dalam posisi kaki bersila dan tutup mata Bunda.
Tarik napas dalam-dalam melalui hidung, kemudian keluarkan perlahan
lewat mulut.
Pada intinya, menyusui memang menyenangkan namun sering kali dapat
terasa melelahkan baik secara fisik maupun mental. Ini terutama pada hari-
hari awal di mana bayi cenderung menyusu sepanjang waktu, sehingga
Bunda sering kelelahan. Jika Bunda juga demikian, yuk mulai rutin
melakukan gerakan yoga agar tubuh lebih bugar dan rileks.

2. Downward Facing Dog (Adho Mukha Svanasana)


Gerakan yoga downward facing dog dapat memberikan peregangan yang
baik bagi tubuh. Pose ini membantu meringankan kekakuan di bagian
belakang kaki, serta meregangkan punggung dan bahu secara efektif.
Gerakan ini juga membantu melancarkan sirkulasi darah.
Cara melakukan:
Tempatkan kedua telapak tangan dan telapak kaki di lantai, angkat bokong
ke atas sehingga tubuh Bunda membentuk seperti huruf V terbalik. Jaga
agar lutut tetap stabil saat Bunda meluruskan lengan ke depan guna
memanjangkan tubuh.

3. Bridge Pose
Bridge pose adalah gerakan yoga dengan postur restoratif yang membantu
dalam penyelarasan korektif tubuh. Ini juga membantu meregangkan dada,
tulang belakang dan leher dengan benar, sekaligus dapat memperkuat kaki.
Cara melakukan:
Berbaringlah di lantai dan tekuk lutut Bunda. Pijakkan kaki dengan kuat di
lantai dan buang napas. Angkat tubuh bagian bawah ke atas dengan
menekan kaki dan tangan ke lantai. Setelah itu, angkat bokong ke atas, jaga
agar paha dan kaki tetap sejajar membentuk seperti jembatan.

9
Hasil penelitian (Wildan M, 2017) menunjukkan bahwa sebelum diberikan
intervensi yoga, produksi ASI ibu menyusui dalam keadaan normal. Namun, setelah
di intervensi yoga terjadi peningkatan produksi ASI, rata-rata peningkatan produksi
ASI sebelum dan sesudah yoga adalah 110,97 gram.
Produksi ASI diperoleh setelah menyusui, ibu melakukan yoga selama 6
hari berturut-turut, dimana saat melakukan yoga, ibu dapat merasakan ketenangan
batin dan memberi relaksasi pada tubuh dan pikiran ibu. Latihan yoga yang
dilakukan oleh ibu menyusui terdiri dari otot, latihan di sekitar payudara, yoga
postpartum, yang terdiri dari asana dan pranayama, yoga pernafasan, relaksasi dan
meditasi. Hal tersebut menunjukkkan bahwa produksi ASI dapat meningkat optimal
setelah melakukan yoga.
Pentingnya memperhatikan kondisi ibu menyusui, selain mempengaruhi
kelancaran ASI juga dapat mempengaruhi bayi: ketika ibu dalam kondisi damai,
bayi akan menjadi tenang sehingga bayi dapat disusui dengan nyaman dan
mendapat cukup ASI dari ibunya, konsekuensinya akan mempengaruhi kembali ke
ibu. Ibu akan merasa lebih baik jika ibu santai, kondisinya kembali ke bayi yang
juga akan merasa baik dan seterusnya. Dimana itu akan menjadi lingkaran yang
tidak terputus. Jika ibu menyusui melakukan yoga akan terjadi peningkatan
produksi ASI dan sekaligus membantu ibu untuk menyusui berhasil dan
meningkatkan kesempatan pemberian ASI eksklusif bagi bayi.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evidence-based practice ialah suatu strategi dalam memperoleh
pengetahuan dan keterampilan untuk dapat meningkatkan tingkah laku yang positif
dengan menggabungkan bukti penelitian terbaik sehingga evidence based practice
dapat diterapkan ke dalam praktik keperawatan dan membuat suatu keputusan
perawatan kesehatan yang lebih baik.
Evidence-based practice bertujuan untuk mencapai suatu peningkatan pada
perawatan pasien, konsistensi perawatan pasien, hasil perawatan pasien dan
pengendalian biaya. Yoga merupakan salah satu bentuk evidence based practice
terhadap ibu nifas. Yoga postpartum yaitu kombinasi relaksasi fisik dengan
pernafasan terkontrol, penguatan otot punggung, dada, lengan atas dan relaksasi
auto sugesti membantu dalam proses pengembalian tubuh dari ketegangan otot
yang dirasakan selama kehamilan, persalinan hingga nifas. (Bane SM, 2005),
Gerakan yoga dapat meningkatkan fungsi kelenjar endokrin di tubuh serta
melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan otak.
Latihan yoga yang dilakukan oleh ibu menyusui terdiri dari otot, latihan di
sekitar payudara, yoga postpartum, yang terdiri dari asana dan pranayama, yoga
pernafasan, relaksasi dan meditasi. Hal tersebut menunjukkkan bahwa produksi
ASI dapat meningkat optimal setelah melakukan yoga.

3.2 Saran
1. Bagi Ibu Nifas : Ibu nifas dapat meningkatkan pengetahuannya tentang ilmu
kesehatan khususnya senam yoga karena senam yoga dapat memberikan banyak
manfaat baik bagi ibu maupun bayinya pada masa nifas.
2. Bagi Perawat : Perawat dapat mengajarkan yoga untuk melengkapi asuhan
keperawatan pada ibu nifas dalam peningkatan produksi ASI yang meningkatkan
kualitas hidup dan menurunkan nilai skala depresi pospartum pada kondisi
psikologis ibu nifas.

11
Daftar Pustaka

Bailowitz Z, Gram R, Teeple D, H.-B. T. (2017). ExerciseAssociated Hyponatremia


in a Lactating Female. Clinical Journal Sport Medical.

Bane SM. (2005). Postpartum Exercise and Lactation.

Bjuresäter, K., Sebastian, S. T., Kulkarni, B., & Athlin, E. (2018). Indian nurses ’
view on a collaborative model of best practices: Evidence-based practice,
job satisfaction, learning environment, and nursing quality. Journal of
Nursing Education and Practice, 8(9), 87–95.

Bresnan PS. (2021). Awakening: An Introduction to History of Eastren Thought


7th Edition (7th ed.).

Dagne, A. H., Beshah, M. H., Kassa, B. G., & Dagnaw, E. H. 2021.Implementation


of evidence-based practice and associated factors among nurses and
midwives working in Amhara Region government hospitals: a cross-
sectional study. Reproductive Health, 18(1).

Dal N, Gumussoy S, Saridogan E, O. C. (2021). The Effect of Pregnancy Yoga on


Breasfeeding Self-Efficacy and Prenatal Attachment: A Semi-Experimental
Study. International Medical.

Dewi RS, Erialdy E, N. A. (2018). Studi Komparatif Prenatal Yoga dan Senam
Hamil terhadap Kesiapan Fisik. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Guyatt, G. H., Haynes, R. B., Jaeschke, R. Z., Cook, D. J., Green, L., Naylor, C. D.,
Wilson, M. C., & Richardson, W. S. (2000). Users’ guides to the medical
literature: XXV. Evidence-based medicine: Principles for applying the
users’ guides to patient care. JAMA, 284(10), 1290–1296.

Hu S, Xu T, W. X. (2021). Yoga as an exercise prescription for the pregnancy or


postpartum periode: Recent Advance and Perspetive. Yangize Medical.

Jyoti S, Yamini S, M. Y. (2020). Recent Advances in Yoga For Antenatal and Post
Natal Care. SSRN Journal.

12
Kim, H. S., Kim, H. J., Park, H. J., & Kim, M. J. The Effect of Yoga on
Breastfeeding Outcomes in Postpartum Women. Journal Of Perinatology.

McRoy J. (2020). The Effects of Exercise on Breastmilk Composition and Supply:


A Critical Literature Review. JMU Scholarly.

Olga Viliar Alises, Patricia Martinez Miranda, J. M. C. (2023). Prenatal Yoga-


Based Interventions May Improve Mental Health during Pregnancy: An
Overview of Systematic Reviews with Meta-Analysis. Res. Public Health.

Restu Pertiwi M, Sari Rumakey R, Sholihah A, Arfan Adinata A, Y. A. (2018). The


Effect of Prenatal Yoga on Mental Health In Pregnant Women: A
Systematic Review. 9th International Nurse Conference 2018.

Sackett, D. L., Rosenberg, W. M. C., Gray, J. A. M., Haynes, R. B., & Richardson,
W. S. (1996). Evidence based medicine: what it is and what it isn’t. British
Medical Journal, 312, 72.

Sullivan MB, Erb M, Schmalzl L, Moonaz S, Taylor JN, P. S. (2018). Yoga Therapy
and Polyvagal Theory: The Convergence of Traditional Wisdom and
Contemporary Neuroscience for self regulation and resilience. Front
Humanity Neurosci.

Wildan M, P. F. (2017). Benefits of Yoga in Increacing Lactating Mother’s Breast


Milk Production. Journal Holistic Nurse.

13

Anda mungkin juga menyukai