Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

EVIDENCE BASED PRACTICE NURSING

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7

Dhimas Okthavian Arisandhi (1914301054)


Amri Wijaya Rahman (19143010 )
Veronica Anggraini (1914301091)
Sinta Rizqiani (19143010 )
Devi Fitriyani (19143010 )
Alfiaturrohmi (19143010 )

STR Tingkat 2 Reguler 2

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Jurusan Keperawatan Tanjung Karang

Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Tanjung Karang

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.
Puji syukur Kami panjatkan atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan nikmat
iman, islam, dan ihsan. Sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “evidence
based practice nursing”.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih banyak atas bantuan dari pihak yang
telah ikut serta berkontribusi dengan memberikan masukan berupa saran, materi,
maupun gagasan lainnya.

 Karena minimnya pengetahuan dan juga pengalaman kami, dengan ini kami sadar
bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.Demi kesempurnaan, kami
sangat berharap saran dan kritik yang dapat mengevaluasi dan meningkatakan
kualitas dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Bandar Lampung,16 februari 2021

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….
A. Latar Belakang...............................................................................................
.................................................................Error: Reference source not found
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
C. Tujuan............................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..
2.1 Konsep EBP……………………………………..…………………………….2
2.2  Pengertian EBP…………………………………..…………………………...2
2.2  Filosofi EBP………………………………………………………………......2
2.3  Model EBP………………………………….…………………………….......3
2.4 Tujuan EBP…..……………………………………………………………….6
2.5  Manfaat EBP………………………………………………………………….6
2.6  Langkah-langkah EBP……………………………. …………………………6
2.7 Perbedaan Antara Metode Konvensional dengan EBP………………………..9
2.8 Kekekuatan dan Kelemahan EBP……………………………………………..9
2.9 EBP dalam Proses Keperawatan……………………………………...……...10
2.10 Hambatan Penggunaan EBP………………………………..………............11
2.11 Usaha Yang Dapat Dilakukan Untuk Meningkatkan EBP…..……………..12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………….…………………………….....13
3.2 Saran……….……………………………….……………………………......13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

Studi penelitian menunjukkan bahwa praktik berbasis bukti (eviedence


based practice) mengarahkan ke kualitas perawatan yang lebih tinggi, hasil
pengobatan pasien yang lebih baik, mengurangi biaya, dan kepuasan perawat yang
lebih besar dibandingkan dengan metode tradisional. Banyak perawat tetap
konsisten dalam eviedence based practice.
Beberapa tahun terakhir ini istilah evidence-based practice (EBP),
evidence-based medicine (EBM), dan evidence-based nursing (EBN) telah banyak
didengar. EBP mengkombinasikan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian
yang didesain dengan baik, keahlian klinis, perhatian pasien, dan pilihan pasien
(Hollomean G, et al, 2006).
Evidece Based Nursing sudah diperkenalkan dan diterapkan dalam
sistem pendidikan keperawatan maupun dalam praktek pemberian asuhan
keperawatan pada pasien. Pada tahun 1987, Leininger menjelaskan bahwa
tantangan yang dihadapi oleh perawat dewasa ini adalah tentang bagaimana
menggunakan metode penelitian yang dapat menerangkan secara jelas tentang
sifat penting, makna dan komponen keperawatan sehingga perawat dapat
menggunakan pengetahuan ini dengan cara yang bermakna.
Diketahui bahwa pasien yang menerima asuhan keperawatan yang
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan
pasien yang menerima asuhan keperawatan berdasarkan tradisi atau konvensional.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah Konsep Evidence Based Practice (EBP)
Keperawatan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi evidence based practice (EBP)?
2. Bagaimana tingkatan dan hierarki dalam penerapan EBP?
3. Apa hubungan antara evidence based practice (EBP) dengan decision
making?
4. Bagaimana model implementasi evidence based practice (EBP)?
5. Bagaimana cara pengkajian dan alat dalam evidence based practice
(EBP)?
6. Bagaimana langkah-langkah dalam evidence based practice (EBP)?
7. Bagaimana pelaksanaan evidence based practice (EBP) pada
keperawatan?
8. Apa saja hambatan pelaksanaan evidence based practice (EBP)pada
keperawatan?

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk menjelaskan dan menelaah
situasi tentang evidence based practice (EBP) di tatanan klinis keperawatan.
BAB II
KONSEP EVIDENCE BASED PRACTICE

A. Konsep Evidence Based Practice


Seperti diketahui evidence based practice merupakan penggabungan
bukti yang diperoleh dari hasil penelitian dan praktek klinis ditambah dengan
pilihan dari pasien ke dalam keputusan klinis dalam pemberian perawatan
yang lebih baik kepada pasien. Penggunaan secara sungguh-sungguh dari
evidence terbaik dengan menggabungkan keahlian klinik dan nilai/lingk
untuk perawatan dapat membantu praktisi untuk memberikan kualitas
pelayanan yang tinggi dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien serta
meningkatkan kualitas intervensi keperawatan dari yang berbasis tradisi atau
kebiasaan menjadi intervensi berbasis fakta dan hasil riset.
Pada model evidence decision based practice yang dikembangkan
oleh Haynes (1996) menjelaskan bahwasanya keahlian klinis merupakan
elemen penting dalam mengaplikasikan aturan-aturan dan panduan yang ada
dalam memberikan asuhan keperawatan yang kemudian diperkuat dengan
hasil penelitian terutama penelitian kuantitatif (randomized trials dan review
sistematik) yang merupakan penelitian terbaik untuk mengevaluasi intervensi
keperawatan serta memahami pola perilaku dan kepercayaan pasien.
Kemudian dengan mempertimbangkan pilihan pasien dalam perawatan
merupakan aspek penting dalam proses pengambilan keputusan klinis yang
diperkuat oleh sumber-sumber pendukung dalam menunjang perawatan klien.
Secara garis besar evidence based practice bertujuan melakukan
tindakan dan terapi keperawatan terbaru yang berdasarkan penelitian. Karena
selama ini dipelayanan rumah sakit masih banyak perawat yang hanyan
melakukan tindakan berupa tindakan konvensional yang berdasarkan intuisi,
pengalaman klinis, dan rasional patofisiologis. Dengan adanya evidence
based practice ini diharapkan perawat dapat memutakhirkan peningkatan
kualitas pelayanan karena evidence based practice merupakan kombinasi
keahlian klinis yang terintegrasi pada evidence terbaik dan keputusan klien.
B. Pengertian Evidence based practice
Berikut ini adalah beberapa pengertian evidence based practice oleh
beberapa ahli yaitu :
1. Evidence based practice adalah penggunaan teori dan informasi yang
diperoleh berdasarkan hasil penelitian secara teliti, jelas dan bijaksana
dalam pembuatan keputusan tentang pemberian asuhan keperawatan pada
individu atau sekelompok pasien dan dengan mempertimbangkan
kebutuhan dan pilihan dari pasien tersebut (Ingersoll G, 2000).
2. Evidence-based practice adalah penggunaan bukti untuk mendukung
pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan” Greenberg & Pyle (2006)
dalam Keele (2011)).
3. Evidence-based practice in nursing adalah penggunaan bukti ekternal,
bukti internal (clinical expertise), serta manfaat dan keinginan pasien
untuk mendukung pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan
(Melnyk & Fineout-Overholt, 2011).
C. Filosofi Evidence Based Practice

Gambar 1. Filosofi Evidence Based Practice (Cluett, 2006)


Gabby dan le Mei (2004) dalam Cluett (2006) menjelaskan bahwa
bagaimana seorang profesional menggunakan formal evidence seperti
penelitian, dan menjelaskan piramida dengan empat tingkat evidence
based practice. Lapisan dasar menggambarkan gerakan sosial, tetapi bisa
dianggap filosofi yang mendasar pada semua yang memiliki dasar.
Lapisan kedua mengacu pada kebijakan dan atau pedoman evidence based
practice nasional dan lokal. Ini adalah proses evidence based practice,
interpretasi praktis dari konsep. Lapisan ketiga merupakan praktisi yang
memanfaatkan konsep-konsep dan proses. Klien yang menerima
perawatan berdasarkan evidence terbaik saat ini. Keempat lapisan tersebut
tidak mempertimbangkan bagaimana filsafat diubah menjadi kebijakan,
atau bagaimana praktisi mengadopsi kebijakan dan membuat informasi
evidence based practice dan perawatan yang tersedia untuk klien.
Para profesional dapat memperdebatkan filosofi evidence based
practice, sementara klien dapat menerima perawatan terbaik, tanpa ada
yang mempertimbangkan evidence based practice. Ada peningkatan
penekanan pada kemitraan, bekerja dengan klien dipenyediaan layanan
yang responsif terhadap kebutuhan mereka, oleh karena itu hubungan
antara lingkaran klien, praktisi dan evidence mungkin menggambarkan
kegunaan dari interaksi secara keseluruhan dalam filosofi evidence based
practice.
Gambar. 2.1. menjelaskan prinsip-prinsip perawatan berkualitas
tinggi yang efektif dan, dimana semua praktisi, berusaha untuk
memberikan perawatan yang terbaik untuk masing-masing individu.
Sebagai Sackett et al (2000) dalam Cluett (2006) menekankan,evidence
based practice lebih dari sekedar evidence terbaik, itu adalah integrase
evidence terbaik dengan keterampilan klinis berkualitas tinggi, seperti
komunikasi dan penilaian, serta penerapan evidence untuk sistem
kepercayaan tertentu, nilai-nilai dan konteks kehidupan klien
D. Model Evidence Decision Based Practice
1. Haynes et al (1996) membuat suatu model keputusan klinis
berdasarkan bukti ilmiah. Pada model tersebut, terdapat 4 komponen
yang dapat mempengaruhi pengelolaan masalah yang dihadapi pasien,
yaitu penguasaan klinis, pilihan pasien terhadap alternatif bentuk
perawatan, hasil penelitian klinis, dan sumber-sumber yang tersedia
(Gambar 1).
Gambar 2.
Model Keputusan Klinis Berdasarkan Bukti Ilmiah (Haynes, 1996).

a. Keahlian klinis
Keahlian klinis merupakan elemen penting dalam mengaplikasikan
aturan-aturan dan panduan yang ada dalam memberikan asuhan
keperawatan.
b. Bukti/hasil penelitian
Kunci penggunaan bukti/hasil penelitian adalah dengan
memastikan bahwa desain penelitian yang tepat digunakan untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Masing-masing desain penelitian
mempunyai tujuan, kekuatan dan kelemahan. Penelitian kuantitatif
(randomized trials dan review sistematik) merupakan desain
penelitian yang terbaik untuk mengevaluasi intervensi
keperawatan. Di lain pihak, penelitian kualitatif merupakan desain
terbaik yang dapat digunakan untuk memahami pengalaman,
tingkah laku dan kepercayaan pasien.
c. Pilihan pasien
Pilihan pasien terhadap asuhan perawatan dapat meliputi proses
memilih perawatan alternatif dan mencari second opinions.
Dewasa ini pasien telah mempunyai akses yang luas terhadap
informasi klinis dan menjadi lebih sadar tehadap kondisi
kesehatannya. Pada beberapa hal, pilihan pasien merupakan aspek
penting dalam proses pengambilan keputusan klinis.
d. Sumber-sumber
Yang dimaksud dengan sumber-sumber di sini adalah sumber-
sumber terhadap perawatan kesehatan. Hampir seluruh keputusan
dalam perawatan kesehatan mempunyai implikasi terhadap sumber-
sumber, misalnya pada saat suatu intervensi mempunyai potensi
yang menguntungkan bagi pasien, namun tidak dapat segera
dilaksanakan karena keterbatasan biaya.
2. Sedangkan Melnyk dan Overholt (2011) membuat suatu model
komponen evidence based berdasarkan pengambilan keputusan klinik
sebagai berikut :

Gambar 3.
Model Keputusan Klinis Berdasarkan Bukti Ilmiah (Melnyk dan
Overholt, 2011)

a. Bukti eksternal yaitu berupa Hasil penelitian, teori-teori yang lahir


dari penelitian, pendapat dari ahli, hasil dari diskusi panel para ahli
b. Bukti internal yaitu penilaian klinis, hasil dari proyek peningkatan
kualitas dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan klinik,
hasil dari pengkajian dan evaluasi pasien, alasan klinis, evaluasi
dan penggunaan sumber daya tenaga kesehatan yang diperlukan
untuk melakukan treatment yang dipilih, dan mencapai hasil yang
diharapkan.
c. Manfaat dan keinginan pasien yaitu memberikan manfaat terbaik
untuk kondisi pasien saat itu dan meminimalkan pembiayaan
E. Tujuan Evidence Based Practice
Tujuan EBN memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti ilmiah
agar dapat memberikan perawatan secara efektif dengan menggunakan hasil
penelitian yang terbaik, menyelesaikan masalah yang ada di tempat
pemberian pelayanan terhadap pasien, mencapai kesempurnaan dalam
pemberian asuhan keperawatan dan jaminan standar kualitas dan untuk
memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani & Bajnok, 2001).
F. Manfaat Evidence Based Practice
Menurut Trinder & Reynolds (2006), manfaat evidence based practice dalam
keperawatan yaitu :
1. Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik
2. Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk
3. Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian
4. Mengeliminasi budaya “practice which is not evidence based”
G. Langkah-Langkah Dalam Evidence Based Practice
Menurut Melnyk dan Overholt (2011), terdapat 7 langkah dalam
Evidence Based Practice yaitu :
1. 0 : Menumbuhkan semangat menyelidiki
2. 1 : Menanyakan pertanyaan klinik dengan menggunakan PICO/PICOT
format
3. 2 : Mencari dan mengumpulkan bukti-bukti (artikel penelititan) yang
paling relevan dengan PICO/PICOT
4. 3 : Melakukan penilaian critis terhadap bukti-bukti (artikel penelititan)
5. 4 : Mengintegrasikan bukti-bukti (artikel penelititan) terbaik dengan salah
satu ahli di klinik serta memperhatikan keinginan dan manfaatnya bagi
pasien dalam membuat keputusan atau perubahan
6. 5 : Mengevaluasi outcome dari perubahan yang telah diputuskan
berdasarkan bukti-bukti.
7. 6 : Menyebarluaskan hasil dari EBP
Sedangkan menurut Cluett (2006) terdapat 5 langkah dalam proses
evidence based practice yaitu :
1. Berefleksi terhadap praktek keperawatan dan mengidentifikasi “area yang
masih tidak pasti”.
2. Menterjemahkan “area yang masih tidak pasti” tersebut menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang fokus dan dapat dicari jawabannya.
3. Mencari literature terkait hasil penelitian yang menggunakan desain
penelitian yang sesuai untuk membantu dalam menjawab pertanyaan pada
langkah 2.
4. Mengkritisi penelitian.
5. Mengubah praktek keperawatan jika hasil penelitian yang dikritisi
menyarankan hal tersebut.

H. Perbedaan Antara Metode Konvensional dengan Evidence Based Practice


Penulis menganalisa beberapa perbedaan antara metode
konvensional dengan Evidence Based Practice pada tabel dibawah ini :
Metode Konvensional Evidence Based Practice
 Menggunakan hasil penelitian  Mempertimbangkan semua riset
 Diambil secara Random  Menggunakan hasil riset
 Mendukung tindakan berdasarkan review yg
keperawatan terintegrasi
 Kurang systematic  Dikaitkan dengan keahlian klinik
dan sistem nilai dari pasien
 Lebih sistematik systematic

Jadi evidence based practice dapat digunakan memecahkan masalah


di klinik dengan memberikan pelayanan yang terbaik serta mengenalkan
inovasi dan mengurangi variasi dalam pelayanan keperawatan. Selain itu
dapat membantu dengan efektif dan efisien kepada pasien dalam membuat
keputusan.
Tenaga profesional bisa memanfaatkan hasil-hasil penelitian dalam
memberikan pelayanan dimana tujuan dari penggunaan tersebut adalah untuk
memberikan pelayanan yang terbaik (effective). Hadirnya EBP secara tidak
langsung menjadi pengingat bagi peneliti yang tidak menggunakan standar
penelitian yang baik. Dengan adanya EBP secara tidak langsung akan
mengarahkan peneliti untuk melakukan penelitian yang berkelanjutan
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. Selain itu tenaga profesional akan
memberikan pelayanan terbaik dengan cara menggunakan intervensi yang
sudah teruji keefektivannya serta intervensi yang tidak menimbulkan
kerugian bagi pasien
I. Kekekuatan dan Kelemahan Evidence Based Practice
Menurut analisa penulis dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan dan
patient safety maka kekuatan dan kelemahan suatu pemutakhiran metode
perlu kita cermati. Adapun menurut penulis kekueatan dan kelemahan dalam
Evidence Based Practice, yaitu sebagai berikut :
1. Kekuatan
a. Memberikan pelayanan yang terbaik
b. Menggunakan sumber daya yang terbaik dan terpercaya
2. Kelemahan
a. Membatasi autonomi professional
J. Evidence Based Practince dalam Proses Keperawatan
Dalam proses keperawatan, terdapat banyak aktivitas pengambilan
keputusan dari saat tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi
dan evaluasi. Pada setiap fase proses keperawatan tersebut, hasil-hasil
penelitian dapat membantu perawat dalam membuat keputusan dan melakukan
tindakan yang mempunyai dasar/rasional hasil penelitian yang kuat.
1. Tahap pengkajian
Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi untuk mengkaji
kebutuhan pasien dari berbagai sumber. Informasi dapat diperoleh melalui
wawancara dengan pasien, anggota keluarga, perawat yang lain, atau
tenaga kesehatan yang lain dan juga dapat melalui rekam medis, dan
observasi. Masing-masing sumber tersebut berkontribusi secara unik
terhadap hasil pengkajian secara keseluruhan. Hasil penelitian yang dapat
digunakan dapat berupa hal yang terkait dengan cara terbaik untuk
mengumpulkan informasi, tipe informasi ap ayang perlu diperoleh,
bagaimana menggabungkan seluruh bagian data pengkajian, dan bagaimana
meningkatkan akurasi pengumpulan informasi. Hasil penelitian juga dapat
membantu perawat dalam memilih alternative metode atau bentuk untuk
tipe pasien, situasi maupun pada tempat pelayanan tertentu.
2. Tahap penegakkan diagnosis keperawatan
Hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain adalah hal yang terkait
membuat diagnosis keperawatan secara lebih akurat dan frekuensi
terjadinya masing-masing batasan karaktersitik yang terkait dengan suatu
diagnosis keperawatan.
3. Tahap perencanaan
Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain hasil
penelitian yang mengindikasikan intervensi keperawatan tertentu yang
efektif untuk diaplikasikan pada suatu budaya tertentu, tipe dan masalah
tertentu, dan pada pasien tertentu.
4. Tahap intervensi/implementasi
Idealnya, perawat yang bertanggung jawab akan melakukan intervensi
keperawatan yang sebanyak mungkin didasarkan pada hasil-hasil
penelitian.
5. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah intervensi yang
dilakukan berdasarkan perencanaan sudah berhasil dan apakah efektif dari
segi biaya. Hasil penelitian yang dapat digunakan pada tahap ini adalah hal
yang terkait keberhasilan ataupun kegagalan dalam suatu pemberian asuhan
keperawatan.
K. Hambatan Penggunaan Evidence Based Practice
Secara umum dari hasil analisa penulis menyimpulkan bahwa terdapat
beberapa hambatan dalam penggunaan evidence based yaitu sebagai berikut :
1. Karakteristik penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh perawat lebih banyak bersifat kualitatif
sehingga penelusuran tentang obyek penelitian tidak begitu mendalam. Hal
ini terkait dengan metode penelitian yang digunakan pada penelitian
kuantitatif. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh perawat kadang tidak
dapat menjamin bahwa hal tersebut dapat diterapkan dalam praktek sehari-
hari.
2. Karakteristik perawat
Masih banyak perawat yang belum mengetahui cara mengakses hasil-hasil
penelitian, mengkritisi hasil penelitian sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. Selain itu, adanya resistensi terhadap perubahan.
3. Karakteristik profesi keperawatan
Masih adanya kesulitan untuk menggabungkan antara perawat klinisi dan
perawat peneliti untuk berinteraksi dan berkolaborasi terkait penelitian.
Selai itu masih adanya ideologi yang menekankan praktek dibandingkan
dengan pengetahuan intelektual antara perawat klinis dengan peneliti.
4. Keterbatasan akses terhadap literature
Lingkungan kerja tidak mendukung dalam usaha mencari informasi hasil
penelitian dan kurangnya pelatihan terkait usaha untuk mencari informasi
dan ketrampilan dalam mengkritisi hasil penelitian
L. Usaha Yang Dapat Dilakukan Untuk Meningkatkan Evidence Based Practice
Polit & Hungler (1999) membagi usaha yang dapat dilakukan
tersebut berdasarkan latar belakang perawatnya :
1. Perawat Peneliti
a. Melakukan penelitian yang berkualitas tinggi
b. Melakukan penelitian yang hasilnya relevan dengan kondisi di
tempat pemberian asuhan keperawatan
c. Mengulang penelitian
d. Melakukan kolaborasi dengan perawat praktisi
e. Mendesiminasikan hasil penelitian secara luas dan proaktif
f. Melakukan komunikasi dengan jleas
g. Penelitian yang dilakukan mempunyai implikasi klinis
2. Perawat pendidik
a. Menerapkan hasil penelitian ke dalam kurikulum pengajaran
b. Mendorong digunakannya hasil-hasil penelitian
c. Memberikan masukan pada peneliti
3. Oleh perawat praktisi dan mahasiswa keperawatan
a. Banyak membaca hasil penelitian dan mengkritisinya
b. Menghadiri konferensi/seminar/workshop
c. Belajar untuk mencari bukti ilmiah bahwa suatu prosedur efektif
digunakan
d. Mencari lingkungan yang mendukung penggunaan hasil-hasil
penelitian
e. Terlibat dalam klub-klub penelitian
f. Berkolaborasi dengan perawat peneliti
g. Mencari dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian dan
penggunaan hasil-hasil penelitian
4. Perawat pengelola
a. Membangun iklim ‘keingintahuan intelektual’
b. Memberikan dukungan secara emosional atau moral
c. Memberikan dukungan keuangan atau sumber-sumber yang
dibutuhkan dalam penggunaan hasil penelitian
d. Memberikan penghargaan terhadap usaha menggunakan hasil-hasil
penelitian
BAB III

PENUTUP

C. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan konsep evidence based practice di atas,
dapat disimpulkan bahwa ada 3 faktor yang seacara garis besar menentukan
tercapainya pelaksanaan praktek keperawatan yang lebih baik yaitu, penelitian
yang dilakukan berdasarkan fenomena yang terjadi di kaitkan dengan teori
yang telah ada, pengalaman klinis terhadap suatu kasus, dan pengalaman
pribadi yang bersumber dari pasien.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka di harapkan
pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan khususnya pemberian asuhan
keperawatan dapat di tingkatkan terutama dalam hal peningkatan pelayanan
kesehatan atau keperawatan, pengurangan biaya (cost effective) dan
peningkatan kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan.
Namun dalam pelaksanaan penerapan evidence based practice ini
sendiri tidaklah mudah, hambatan utama dalam pelaksanaannya yaitu
kurangnya pemahaman dan kurangnya referensi yang dapat digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan penerapan EBP itu sendiri.

D. Saran
Dalam pemberian pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan
yang baik, serta mengambil keputusan yang bersifat klinis hendaknya
mengacu pada SPO yang dibuat berdasarkan teori-teori dan penelitian terkini.
Evidence based practice dapat menjadi panduan dalam menentukan atau
membuat SPO yang memiliki landasan berdasarkan teori, penelitian, serta
pengalaman klinis baik oleh petugas kesehatan maupun pasin.
DAFTAR PUSTAKA

Cluett, E.R., 2006. Evidence-based practice. Principles and Practice of Research in


Midwifery, pp.33–56.

DiCenso A, Cullum N, Ciliska D. Implementing evidence-based nursing: some


misconceptions. Evid Based Nurs 1998 1:38-39.

Grinspun, D., Virani, T., & Bajnok, I. (2001). Nursing best practice guidelines: The
RNAO project. Hospital Quarterly, 4, 54-57

Holleman G, Eliens A, van Vliet M, Achterberg T. Promotion of evidence-based


practice by professional nursing association: literature review. Journal of
Advance Nursing 53(6), 702-709.
Ingersoll G. Evidence-based nursing: what it is and isn’t. Nurs Outlook 2000;48:151-
2.

Melnyk, B.M. & Fineout-Overholt, E., 2011. Evidence-based Practice in Nursing &
Healthcare: A Guide to Best Practice Second Edition, Lippincott Williams
& Wilkins.

Polit DF & Hungler BP. 1999. Nursing Research: Principles and Methods. 6 th
edition. Lippincott.

Sackett, D.L., Rosenberg, W., Gray M., Hayes, R., & Richardson, W. (1996).
Evidence Based medicine: What it is and what it isn't. British Medical
Journal, 213, 71-72

Trinder L. A critical appraisal of evidence-based practice. In: Trinder L, Reynolds S


(eds). Evidence-based Practice: A Critical Appraisal. Oxford: Blackwell
Science, 2006; 212–241.

Anda mungkin juga menyukai