Paper ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar
Keperawatn Anestesiologi 2 yang Diampu Oleh Ibu Wilis Sukmaningtyas,
SST., S.Kep., Ns., M.Kes
Disusun Oleh
INDRIANI
NIM: 210106078
D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI-B
FAKULTAS KESEHATAN
2021/2022
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TUJUAN
Tujuan penulisan paper ini agar kita mengetahui dan memahami dasar
filsafah kesehatan reproduksi, fisiologi persalinan dan menyusui serta
pemeriksaan SADARI.
PEMBAHASAN
a. Ontology
Ontology suatu bidang ilmu adalah hakekat pengetahuan yang
menjadikan asumsi dasar suatu kebenaran bidang ilmu tertentu. Ontology
didefinisikan sebagai studi tentang konsep realitas yang dijelaskan oleh
suatu disiplin ilmu. Ontology kesehatan reproduksi adalah bidang area
yang bergerak untuk memahami, mendalami, dan mengembangkan
pengetahuan tentang kesehatan, reproduksi, termasuk penanganan
berbagai masalah reproduksi manusia. Bukan hanya pada tingkat individu
tetapi juga tingkat masyarakat, dapat dinyatakan bahwa reproduksi
individu atau masyarakat tersebut sehat. Individu atau masyarakat
mempunyai sistem reproduksi yang sehat dan proses reproduksi yang
sehat.
Kesehatan reproduksi akan menatap manusia sebagai objek. Tubuh
manusia yang disebut sebagai ‘geometri tubuh’ mempunyai empat dimensi
meliputi:
1. Dimensi kesinambungan waktu dengan masalah utama reproduksi.
2. Dimensi kesinambungan ruang dengan masalah utama regulasi dan
control populasi yang juga disebut sebagai masalah ‘politik’.
3. Dimensi kemampuan untuk menahan hasrat yang merupakan persoalan
internal.
4. Dimensi kamampuan merepresentasikan tubuh kepasa sesama yang
merupakan persoalan eksternal.
Keempat dimensi tubuh ini terkait erat dengan bidang area
kesehatan reproduksi dan bisang kesehatan yang lain yaitu kesehatan
seksual.
b. Epistemology
c. Aksiology
Persalinan kala IV
1. Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu
2. Paling kritis karena proses pendarahan yang berlangsung
3. Masa 1 jam setelah plasenta lahir
4. Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30
menit pada jam kedua stetlah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil,
perlu dipantau lebih sering
5. Observasi intensif karena pendarahan yang terjadi pada masa ini
6. Observasi yang dilakukan:
a. Tingkat kesadaran penderita
b. Pemeriksa tanda vital
c. Kontraksi uterus
d. Pendarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi
400-500 cc.
b. Serviks
Sebelum onset persalinan serviks berubah menjadi lembut:
Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan kemajuan
pemendekan dan penipisan serviks. Panjang serviks pada akhir
kehamilan normal berubah-ubah (beberapa mm sampai 3 cm). dengan
mulainya persalinan panjangnya serviks berkurang secara teratur
sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang sangat
tipis ini disebut sebagai menipis penuh.
Dilatasi berhubungan dengan pembukaan progresif dan serviks. Untuk
mengukur dilatasi/diameter serviks digunakan ukuran centimeter
dengan menggunakan jari tangan saat pemeriksaan dalam. Serviks
dianggap membuka lengkap setelah mencapai diameter 10 cm.
Blood show (lender show) pada umumnya ibu akan mengeluarkan
darah sedikit atau sedang dari serviks.
2. Fisiologi Kala II
a) His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50-100 detik, datangnya tiap
2-3 menit.
b) Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya cairan
kekuningan dan banyak.
c) Pasien mulai mengejan
d) Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar
panggu, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka.
e) Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang lagi
waktu his berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar. Kejadian ini
disebut “Kepala membuka pintu”.
f) Pada akhirnya lingkran terbesar kepala terpegang oleh vulva sehingga
tidak bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah lahir dan
subocciput ada di bawah symphysis disebut “Kepala keluar pintu”.
g) Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-ubun besar, dahi
dan mulut pada commissura peosterior. Saat ini untuk primipara, perineum
biasanya akan robek pada pinggir depannya karena tidak dapat menahan
renggangan yang kuat tersebut.
h) Setelah kepala lahir dilanjutkan dengan paksi luar, sehingga kepala
melintang, vulva menekan pada leher dan dada tertekan oleh jalan lahir
sehingga dari hidung anak keluar lender dan cairan.
i) Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu depan disusul
seluruh badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan paksi jalan lahir.
j) Setelah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak keluar waktu
ketuban pecah, kadang-kadang bercampur darah.
k) Lama kala II pada primi kurang lebih 50 menit pada multi 20 menit.
4. Fisiologi Kala IV
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah pusat.
Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang ada diantara anyaman-
anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan
setelah plasenta dilahirkan.
B. PERUBAHAN FISIOLOGI PADA IBU BERSALIN
1. Perubahan uterus terjadi karena adanya kontraksi yang terus menerus
dan menyebar dari fundus sampai ke bawag abdomen.
2. Perubahan ligamentum rotundum dengan adanya kontraksi
menyebabkan fundus yang posisinya berdandar pada tulang punggung
berpindah kedepan mendesak dinding perut ke depan.
3. Peubahan serviks: dengan terjadinya pendataran serviks/effacement
menyebabkan pelebaran kanalis servikalis menjadi 1 lubang besar
sehingga dapat dilalui bayi.
4. Perubahan system urinaria: ibu ingin sering kencing karena kandung
kencing tertekan kepala janin, pada saat persalinan terjadi poliuri karena
peningkatan cardiac akibat peningkatan glumerolus dan peningkatan aliran
plasma ginjal.
5. Perubahan pada vagina dan dasar panggu: perubahan ditimbulkan oleh
bagian depan bayi menjadi saluran dengan dinding yang tipis. Saat kepala
sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas. Dari luar
peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan
menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka.
6. Perubahan system kardiovaskuler: Tekanan darag meningkat selama
kontraksi, kenaikan systole 15 (10-20) mmhg, kenaikan diastole 5-10
mmhg.
7. Posisi berbaring miring akan mengurangi terjadinya perubahan tekanan
darah selama proses kontraksi. Rasa sakit/nyeri, takut, cemas juga dapat
meningkatkan tekanan darah.
8. Perubahan system respirasi: pernapasan sedikit meningkat karena
kontraksi uterus dan diafragma tertekan janin.
9. Perubahan gastrointestinal: motilitas lambung dan absorbs makanan
padat berkurang selama proses persalinan dengan berkurangnya getah
lambung menyebabkan aktivitas pencernaan berhenti.
10. Perubahan haemoglobin: haemoglobin meningkat selama persalinan dan
kembali pada hari pertama pasca persalinan. Terjadi peningkatan leukosit
progresif pada awal kala I dan mencapai ukuran jumlah maksimal pada
pembukaan lengap (15.000). (Ari Kurniarum, 2016)
C. FISIOLOGI MENYUSUI
Fisiologi laktasi atau menyususi mempunyai dua pengertian, yaitu
produksi dan pengeluaran ASI.
Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 18-19 minggu, dan baru
selesai ketika mulai menstruasi. Dengan terbentuknya hormone estrogen dan
progresterone yang berfungsi untuk maturase alveoli.
Sedangkat hormone prolactin adalah hormone yang berfungsi untuk
produksi ASI disamping hormone lain seperti insulin, tiroksin dan sebagainya.
Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi, refleks
prolacting dan refleks aliran timbul akibat perangsangan putting susu oleh
hisapan bayi.
a) Refleks Prolaktin
Dalam putting susu terdapat banyak ujung saraf sensorik. Bila dirangsang
timbul impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis
bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormone prolactin.
Hormone inilah yang berperan dalam produksi ASI di tingkat alveoli.
b) Refleks aliran (Let Down Reflex)
Rangsang putting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis
depan, tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang, yang
mengeluarkan hormone oksitosin. Hormone ini berfungsi memacu
kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan di dinding saluran,
sehingga ASI di pompa keluar.
Sumber: (Ratih Suryaman & Elpinaria Girsang, 2020)
PENUTUP
KESIMPULAN
Ari Kurniarum, S. M. (2016). ASUHAN KEBIDANAN DAN BAYI BARU LAHIR. Jakarta
Selatan: PUSDIK SDM Kesehatan.
Nurachma, E., & Hendriani, D. (2019). Pengaruh Motivasi Teman Sebaya Terhadap
Pemeriksaan Payudara Sendiri. Samarinda: Penerbit NEM.
Ratih Suryaman, S. M., & Elpinaria Girsang, S. M. (2020). PROSES LAKTASI DAN
MENYUSUI. Bogor: STIkes Wijaya Husada Bogor.